Anda di halaman 1dari 6

See

discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/266994200

Proceeding: Aktivitas Antioksidan dari


Kombinasi Ekstrak Etanol Kulit Manggis, Daun
Sirsak, dan Daun Sirih Merah
Conference Paper October 2013
CITATIONS

READS

2,703

4 authors, including:
Vienna Saraswaty

Chandra Risdian

Indonesian Institute of Sciences

Indonesian Institute of Sciences

16 PUBLICATIONS 11 CITATIONS

15 PUBLICATIONS 26 CITATIONS

SEE PROFILE

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Vienna Saraswaty on 17 October 2014.

The user has requested enhancement of the downloaded file. All in-text references underlined in blue are added to the original document
and are linked to publications on ResearchGate, letting you access and read them immediately.

Proceeding Seminar Ilmu Pengetahuan Teknik 2013


Teknologi Untuk Mendukung Pembangunan Nasional

Aktivitas Antioksidan dari Kombinasi Ekstrak Etanol


Kulit Manggis, Daun Sirsak, dan Daun Sirih Merah
Vienna Saraswaty, Chandra Risdian, Thelma A. Budiwati, dan Tjandrawati M
Pusat Penelitian Kimia LIPI
Kampus LIPI Gd. 50 Lt. 3Jl. Sangkuriang Bandung INDONESIA
Telp. 022 2503051Email: vsaraswaty@gmail.com, vien002@lipi.go.id
AbstractBerbagai
penyakit
seperti
kanker,
atherosclerosis, neurodegeneratif, dan inflamasi
terjadi karena adanya induksi dari radikal bebas.Oleh
karena itu, peranan agen antioksidan sangatlah
penting
dalam
menangkal
radikal
bebas
tersebut.Berbagai tanaman obat tradisional memiliki
kandungan senyawa fenolik dan flavonoid yang
berperan sebagai antioksidan sehingga berkhasiat
untuk pengobatan berbagai penyakit.Beberapa
tanaman obat seperti manggis (Garcinia mangostana
Linn.), sirsak (Annona muricata Linn.), dan sirih
merah (Piper crocatum Ruiz and Pav) telah lama
digunakan sebagai obat tradisional untuk mengobati
berbagai penyakit termasuk kanker dan infeksi.Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mempelajari aktivitas
antioksidan dari ekstrak etanol kulit manggis, daun
sirsak, dan daun sirih merah.Selain itu, kombinasi
dari ketiga ektrak tersebut juga dipelajari untuk
memperoleh aktivitas antioksidan yang lebih baik.
Aktivitas antioksidan ditentukan dengan metode
DPPH, selain itu kadar total fenol dan flavonoid juga
ditentukan sebagai parameter aktivitas antiokidan.
Pengujian aktivitas antioksidan dengan menggunakan
metode DPPH terhadap masing-masing ekstrak
menunjukkan bahwa ekstrak etanol 70% v/v kulit
manggis (KM), daun sirsak (DS), dan daun sirih
merah (DSM) memiliki nilai IC50 sebesar 11,460,04
g.mL-1;10,620,41 g.mL-1; dan 222,7311,31
g.mL-1 secara berurutan. Analisa kuantitatif untuk
kadar total flavonoid dan fenol menunjukkan bahwa
ekstrak DSM memiliki kadar flavonoid tertinggi yaitu
2,070,09% b/b diikuti dengan ekstrak KM
(1,87%0,14 b/b) dan DS (0,620,1%b/b). Sedangkan
untuk kadar total fenol ekstrak KM memiliki kadar
yang paling tinggi (11,410,06 % b/b) diikuti dengan
daun sirsak (4,381,05 %b/b) dan daun sirih merah
(0,780,81% b/b). Dengan demikian dapat diketahui
bahwa aktivitas antioksidan ekstrak KM yang tinggi
dapat
disebabkan
oleh
tingginya
senyawa
fenol.Pengujian aktivitas antioksidan dengan variasi
kombinasi ekstrak dilakukan dengan menggunakan 3
variasi dosis terhadap ketiga kombinasi ekstrak
dengan penambahan ekstrak keladi tikus. Hasil uji
aktivitas antioksidan menunjukkan bahwa kombinasi
ekstrak dengan variasi dosis LHHL untuk setiap
ekstrak secara berurutan pada perbandingan volume
yang sama (1:1:1:1) memiliki aktivitas tertinggi
dengan kemampuan inhibisi sebesar 93,730,13%.
Kata Kunci: antioksidan, DPPH, manggis, sirsak,
sirih merah

1.PENDAHULUAN
Berbagai penyakit degeneratif seperti kanker,
atherosclerosis, neurodegeneratif, dan inflamasi terjadi
akibat induksi dari radikal bebas.Radikal bebeas
tersebut mengakibatkan modifikasi oksidatif pada
DNA, protein dan lipid. Sebagian besar radikal bebas
yang dapat merusak sistem biologis merupakan
radikal oksigen bebas atau yang dikenal dengan nama
Reactive Oxygen Species (ROS). ROS merupakan
produk samping dari aktivitas aerobik sel dan dapat
menginisiasi reaksi autokatalisis pembentukan
molekul radikal yang menyebabkan kerusakan secara
berantai pada tubuh.Sumber ROS dapat berasal dari
faktor endogen ataupun faktor eksogen.Faktor
endogen misalnya dari mitokondria, metabolisme
sitokrom 450, peroksisom, dan aktivasi sel
inflamatori.Sedangkan untuk faktor eksogen yaitu
xenobiotik, senyawa terklorinasi, polusi lingkungan,
logam, ion, dan radiasi [1].
Untuk mengatasi kerusakan akibat radikal bebas,
diperlukan senyawa yang dapat menangkal serangan
dari molekul radikal tersebut sehingga tidak terjadi
kerusakan lebih lanjut. Senyawa tersebut dikenal
dengan nama antioksidan. Beberapa senyawa
antioksidan yang diproduksi oleh tubuh antara lain
adalah golongan enzim yaitu glutathione peroxidase
dan superoxide dismutase, golongan protein yaitu
ferritin
dan
ceruloplasmin,
serta
senyawa
mikromolekul seperti glutathione, vitamin C, dan
vitamin E [2]. Akan tetapi, senyawa antioksidan yang
diproduksi tubuh ini belum cukup untuk menangkal
radikal bebas yang ada.Untuk itu diperlukan sumber
antioksidan dari luar, misalnya dari tanaman obat.
Berbagai tanaman obat tradisional memiliki
kandungan senyawa fenolik dan flavonoid yang
berperan sebagai antioksidan sehingga berkhasiat
untuk pengobatan berbagai penyakit.Penggunakan
tanaman obat tradisional saat ini semakin diminati
oleh masyarakat karena dinilai lebih ekonomis,
efektif, dan efek sampingnya sangat kecil.Beberapa
tanaman obat seperti manggis (Garcinia mangostana
Linn.), sirsak (Annona muricata Linn.), dan sirih
merah (Piper crocatum Ruiz & Pav) telah lama
digunakan sebagai obat tradisional untuk mengobati
berbagai penyakit termasuk kanker dan infeksi [3-5].
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mempelajari aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol
kulit manggis, daun sirsak, dan daun sirih merah serta
aktivitas antioksidannya dari kombinasi dari ketiga
ekstrak tersebut.
196

Proceeding Seminar Ilmu Pengetahuan Teknik 2013


Teknologi Untuk Mendukung Pembangunan Nasional

2. BAHAN DAN METODE


Bahan
Simplisia berasal dari PT. Berkah Walatra
(Perkebunan
Puspahyang,
Tasikmalaya).Pelarut
organik yang digunakan untuk ekstraksi adalah
ethanol 95% v/v yang di destillasi sebelum digunakan
dan diencerkan menjadi 70% v/v dengan
menggunakan aquadest, Na2CO3, Follin Ciocalteu,
Metanol p.a, Alumunium Chloride, Asam asetat
anhidrid, dan pyrogallol berasal dari eMerck dengan
kualitas p.a. Sedangkan DPPH dan Vitamin C dari
SIGMA Aldrich.
Metode
Ekstraksi
Simplisia dikeringkan selama 24 jam dalam oven
blower 50 oC, kemudian di hancurkan dan dimaserasi
dengan menggunakan pelarut etanol 70% selama 3-5
hari. Filtrat dipisahkan dan dipekatkan dengan
menggunakan rotary evaporator Heidolph dengan
vakum pada suhu 50 oC.Ekstrak yang telah pekat ini
kemudian digunakan untuk analisa.
Analisa Antioksidan
400 l sampel yang telah ditimbang dan dilarutkan
dalam methanol p.a. direaksikan dengan 1600 l
DPPH (0,077 mM). Kemudian diinkubasikan selama
30 menit pada temperatur ruangan.Setelah 30 menit
absorbansi
diukur
dengan
menggunakan
spektrofotometer Hitachi U-2000 pada panjang
gelombang 517 nm.Aktivitas inhibisi dari sampel
dihitung dengan menggunakan rumus.Sebagai standar
digunakan vitamin C.
Analisa Kadar Total Flavonoid
Analisa kadar total flavonoid dilakukan dengan
menggunakan metode spektrofotometri dengan
menggunakan alumunium klorida.Sebanyak 1 ml
sampel direaksikan dengan 1 mL AlCl3 10% v/v
(dalam asam asetat anhidrid).Absorban diukur dengan
menggunakan spektrofotometer Hitachi U-2000 pada
panjang gelombang 420 nm. Kadar total Flavonoid
diukur berdasarkan kadar equivalen terhadap standar
yaitu senyawa rutin.
Analisa Kadar Total Fenol
Analisa kadar total fenol dalam ekstrak etanol
dilakukan
dengan
menggunakan
metode
spektrophotometri. Sebanyak 300 l sampel
direaksikan dengan 1500 l reagen Folin Ciocalteu
10% v/v dan 1200 l Na2CO3 7,5% b/v. Kemudian
campuran di mixer sampai homogen dan
diinkubasikan pada temperature 50o C selama 15
menit kemudian diukur absorbannya pada panjang
gelombang 760 nm. Kadar total fenol dari sampel
ditentukan berdasarkan persamaan regresi linier yang
diperoleh dari kurva standar pyrogallol dan dinyatakan
sebagai kadar equivalennya.

Uji Aktivitas Antioksidan dari Kombinasi Ekstrak


Uji aktivitas antioksidan dari kombinasi ekstrak
dilakukan dengan menggunakan berbagai variasi dosis
dan dicampurkan dengan perbandingan 1:1:1:1. Setiap
ekstrak etanol 70% dibuat menjadi 3 dosis yaitu dosis
High (H), Medium (M) dan Low (L). Dosis H dihitung
dengan nilai 4 kali angka IC50, dosis M pada angka
IC50 dan dosis L pada angka seperempat kali nilai
IC50.
Tabel 1. Variasi Konsentrasi Dosis Dari Ekstrak Etanol 70%
Ekstrak
IC50(g/mL)
Variasi Konsentrasi yang
dibulatkan (g/mL)
Kulit
11,46
H
60
Manggis
Dibulatkan
M
15
(KM)
menjadi 15
L
3,75
Daun
10,62
H
40
Sirsak
Dibulatkan
M
10
(DS)
menjadi 10
L
2,5
Daun
222,73
H
880
Sirih
Dibulatkan
M
220
Merah
menjadi 220
L
55
(DSM)
Keladi
732,35
H
2920
Tikus
Dibulatkan
M
730
(KT)
menjadi 730
L
182,5

Analisis antioksidan untuk kombinasi ekstrak dengan


variabel kombinasi full permutation sebanyak 81
kombinasi (Lihat Tabel 2) dan dilakukan dengan
metode spektrofotometri. Sebanyak 25 l larutan
sampel kombinasi ekstrak direaksikan dengan 100 l
DPPH.Kemudian diinkubasikan pada suhu kamar
selama
30
menit.Absorban
diukur
dengan
menggunakan Multiscan GO 1.00.40 pada 517 nm.
Aktivitas inhibisi dihitung dengan rumus :
% Inhibisi = [1-(Abssampel/Abscontrol)] x 100 .(1)
Tabel 2. Kombinasi Full Permutation
Kode Sampel dan Kombinasi Dosis
1 (HHHH)
2(HHHM)

28 (MHHH)
29 (MHHM)

55 (LHHH)
56 (LHHM)

3(HHHL)

30 (MHHL)

57 (LHHL)

4(HHMH)
5(HHMM)

31 (MHMH
32 (MHMM)

58 (LHMH)
59 (LHMM)

6(HHML)

33 (MHML)

60 (LHML)

7(HHLH)

34 (MHLH)

61 (LHLH)

8(HHLM)

35 (MHLM)

62 (LHLM)

9(HHLL)

36 (MHLL)

63 (LHLL)

10(HMHH)

37 (MMHH)

64 (LMHH)

11(HMHM)

38 (MMHM)

65 (LMHM)

12(HMHL)
13(HMMH)

39 (MMHL)
40 (MMMH)

66 (LMHL)
67 (LMMH)

14(HMMM)

41 (MMMM)

68 (LMMM)

197

Proceeding Seminar Ilmu Pengetahuan Teknik 2013


Teknologi Untuk Mendukung Pembangunan Nasional

15(HMML)

42 (MMML)

69 (LMML)

16(HMLH)

43 (MMLH)

70 (LMLH)

17(HMLM)

44 (MMLM)

71 (LMLM)

18(HMLL)
19(HLHH)
20(HLHH)
21(HLHH)
22(HLMH)

45 (MMLL)
46 (MLHH)
47 (MLHM)
48 (MLHL)
49 (MLMH)

72 (LMLL)
73 (LLHH)
74 (LLHM)
75 (LLHL)
76 (LLMH)

23(HLMM)
24(HLML)
25(HLLH)

50 (MLMM)
51 (MLML)
52 (MLLH)

77 (LLMM)
78 (LLML)
79 (LLLH)

26(HLLM)

53 (MLLM)

80 (LLLM)

27(HLLL)

54 (MLLL)

81 (LLLL)

Catatan : Urutan sampel : KM, DS, DSM, KT

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil uji aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol
70 %v/v masing-masing ekstrak etanol dapat dilihat
pada tabel 3. Berdasarkan Tabel 3, aktivitas
antioksidan dari ekstrak daun sirsak (DS) memiliki
aktivitas tertinggi diikuti oleh ekstrak kulit manggis
(KM), ekstrak daun sirih merah (DSM) dan ekstrak
keladi Tikus (KT). Akan tetapi nilai IC50 dari ekstrak
DS dan KM tidak berbeda jauh sehingga dapat
dikatakan bahwa kedua ekstrak ini memiliki aktivitas
yang sama baiknya sebagai antioksidan. Sedangkan
ekstrak DSM dan KT tidak aktif sebagai antioksidan.
Tabel 3. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol 70%
Sampel
IC50 (g/mL)
Kulit Manggis (KM)
11,460,04
Daun Sirsak (DS)
10,620,41
Daun
Sirih
Merah 222,7311,31
(DSM)
Keladi Tikus (KT)
732,3513,83
n =3, Inhibisi vitamin C( 0,016% b/v) : 97,63%

Penelitian mengenai senyawa bioaktif sebagai


antioksidan dari ekstrak KM dan DS telah
dilaporkan.Penelitian yang dilakukan oleh Sampath
dan Vijayaraghavan (2007) mengemukakan bahwa
senyawa -mangostin yang terdapat pada ekstrak
KMberperan sebagai antioksidan untuk melindungi
kerusakan otak akibat oksidasi [6] dan juga memiliki
aktivitas sebagai antikanker khususnya terhadap sel
HSC-3 dan K562 serta aktivitas antibakteri terhadap
bakteri patogen gram positif [7]. Sedangkan
ekstrakDS telah dilaporkan memiliki mengandung
senyawa golongan acetogenin yang memiliki aktivitas
antioksidan yang tinggi [8] dan juga bersifat toksik
terhadap sel PACA-2, PC-3, A-549, HepG2 [9].
Untuk ekstrak DSM, berdasarkan pengujian
aktivitas antioksidan dengan menggunakan DPPH,
ekstrak etanol DSM memiliki aktivitas yang rendah
dimana nilai IC50-nya sangat tinggi yaitu lebih dari
200 g/mL demikian pula untuk ekstrak KT.
Penelitian mengenai metabolit sekunder yang

dilakukan terhadap ekstrak DSM menunjukkan bahwa


tanaman ini diketahui mengandung senyawa mayoritas
golongan sesquisabinene yaitu suatu senyawa
terpenoid [10] sedangkan untuk ekstrak KT senyawa
yang telah dilaporkan adalah phytol [11]. Berdasarkan
paparan diatas maka dapat disimpulkan perbedaan
aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol DS, KM,
DSM dan KT dapat dipastikan karena berbedanya
kandungan metabolit sekunder utama yang terdapat
didalam ekstrak-ekstrak tersebut.
Tabel 4. Hasil Analisa Kadar Total Fenol dan Flavonoid
Sampel
Kulit Manggis
Daun Sirsak
Daun Sirih
Merah

% Kadar Total
Flavonoid (b/b)
1,87 0,14
0,62 0,10
2,07 0,09

% Kadar Total
Fenol (b/b)
11,41 0,06
4,38 1,05
0,78 1,05

n=3, kadar total flavonoid equivalent dengan senyawa Rutin.


Kadar Total Fenol equivalent dengan senyawa pyrogallol.

Umumnya senyawa-senyawa yang bertanggung


jawab dalam aktivitas antioksidan adalah senyawa
golongan fenol dan flavonoid. Oleh karena itu penting
untuk menganalisa secara kuantitatif kadar total
flavonoid dan fenol dari masing-masing ekstrak. Hasil
analisa kadar total flavonoid dan fenol dari masingmasing ekstrak dapat dilihat pada tabel 4. Berdasarkan
tabel maka ekstrak DSM memiliki kadar flavonoid
tertinggi yaitu 2,070,09% b/b diikuti dengan ekstrak
KM dan DS. Sedangkan untuk kadar total fenol
ekstrak KM memiliki kadar yang paling tinggi yaitu
11,410,006 % b/b diikuti dengan ekstrak DS dan
DSM. Paparan diatas mengungkapkan bahwa ketiga
ekstrak tersebut memiliki kandungan senyawa
golongan flavonoid yang lebih rendah daripada
senyawa golongan fenol.Sehingga diduga senyawa
yang lebih berperan dalam aktivitas antioksidan
adalah senyawa golongan fenol.
Ekstrak KM telah dilaporkan mengandung
berbagai senyawa derivate fenol salah satunya yaitu
senyawa xanthon [3].Aktivitas antioksidan dari derivat
senyawa ini berbeda-beda.Perbedaan aktivitas
antioksidan dari golongan senyawa ini dipengaruhi
oleh subtituennya. Senyawa yang memiliki jumlah
gugus -OH lebih banyak akan memberikan aktivitas
antioksidan yang baik dibandingkan dengan senyawa
yang memiliki jumlah gugus OH lebih sedikit. Di
samping itu kehadiran gugus metoksi (-OCH3) pada
struktur senyawa golongan ini juga akan memberikan
aktivitas antioksidan yang lebih baik [12].
Untuk ekstrak DS, seperti yang telah disebutkan
diatas, mayoritas senyawa yang telah diketahui adalah
golongan acetogenin [8,9]. Dan hasil perhitungan
kadar senyawa golongan fenol dalam ekstrak etanol
daun sirsak menunjukkan jumlah yang lebih rendah
dibandingkan kadar total fenol dalam ekstrak kulit
manggis, tetapi aktivitas antioksidan dari ekstrak
etanol daun sirsak memiliki nilai IC50 yang lebih
198

Proceeding Seminar Ilmu Pengetahuan Teknik 2013


Teknologi Untuk Mendukung Pembangunan Nasional

rendah dibandingkan dengan ekstrak KM. Hal ini


diduga karena aktivitas antioksidan antara senyawa
golongan fenol dan senyawa golongan acetogenin
yang ada dalam ekstrak DS memiliki aktivitas yang
sinergis.
Ekstrak DSM telah disebutkan memiliki aktivitas
antioksidan yang rendah.Walaupun demikian ekstrak
DSM dilaporkan memiliki aktivitas sebagai antikanker
dengan menghambat proliferasi sel T47D [5].
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tanaman
genusPiperaceae selain memiliki aktivitas antikanker
juga memiliki aktivitas antimikroba [13,14], sehingga
peran ekstrak DSM apabila diberikan dalam
kombinasi formulasi dapat diusulkan sebagai
antimikroba dan juga sebagai antikanker.
Pengujian aktivitas antioksidan dari kombinasi
ke tiga ekstrak etanol yang ditambah dengan ekstrak
KT dapat dilihat pada Gambar 1.Pada konsentrasi H
untuk ketiga ekstrak dengan variasi konsentrasi H, M
dan L dari ekstrak KT hampir tidak memberikan efek
yang berarti karena tetap memberikan kemampuan
inhibisi lebih dari 90%.

MHHL justru memberikan aktivitas antioksidan yang


lebih rendah.Pada kasus ini diduga bahwa efek
sinergis antioksidan dari ekstrak DS dan DSM pada
dosis H tidak dipengaruhi oleh adanya ekstrak KT dan
KM karena keduanya pada dosis L.Dan diduga ada
metabolit yang dapat menurunkan aktivitas
antioksidan pada ekstrak KM. Metabolit yang diduga
dapat menurunkan aktivitas antioksidan yang terdapat
pada ekstrak KM dan KT tidak efektif pada dosis L.

4. KESIMPULAN
Berdasarkan paparan diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa ekstrak KM dan DS memiliki
aktivitas antioksidan yang tinggi.Metabolit sekunder
dari ekstrak DS dan DSM bila dikombinasikan dapat
memberikan efek sinergis.Kombinasi ekstrak dengan
aktivitas antioksidan tertinggi dapat diperoleh dengan
menggunakan variasi dosis LHHL untuk ekstrak KM,
DS, DSM dan KT secara berurutan.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Sdr. Rossy
Choerunissa dan Ibu Ika G. Kartika untuk bantuan
teknisnya dan PT. Berkah Walatrauntuk bantuan
pendanaan penelitian ini.
DAFTAR REFERENSI
[1]

Gambar 1. Grafik aktivitas antioksidan dari kombinasi


Ekstrak etanol

Perubahan dosis DS dan DSM menjadi M dan L


dengan dosis KM tetap H menunjukkan adanya tren
perubahan aktivitas antioksidan yang signifikan.
Berdasarkan data ini, maka dosis dari ekstrak DS, dan
DSM memegang peranan penting dalam perubahan
aktivitas antioksidan. Ekstrak KT akan mempengaruhi
aktivitas antioksidan bila dosis ekstrak DS dan DSM
diturunkan menjadi M dan L.
Walaupun demikian, penurunan dosis dari
ekstrak KM menjadi M dan L hampir tidak
menunjukkan perbedaan yang signifikan bila dosis
ekstrak DS dan DSM tetap pada konsentrasi H.
Demikian pula jika dosis DS diturunkan menjadi M
jika dosis ekstrak DSM tetap pada konsentrasi H,
karena aktivitas inhibisi tetap diatas 90%, sehingga
diduga bahwa metabolit sekunder yang terdapat pada
ekstrak KM, DS dan DSM memberikan efek sinergis.
Hasil analisa antioksidan dari kombinasi ekstrak
menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan tertinggi
diberikan oleh kombinasi no. 57 dengan kombinasi
dosis LHHL untuk ekstrak KM, DS, DSM dan KT
secara berurutan.Sedangkan pada kombinasi dengan
dosis ekstrak KM lebih tinggi yaitu HHHL dan

K. Rahman, Studies on Free Radicals,


Antioxidants, and Co-factors, Clin Interv Aging,
vol. 2, no. 2, 2007, hal. 219-236.
[2] M. Takashima, M. Horie, M. Shichiri, Y.
Hagihara, Y Yoshida, E. Niki, Assessment of
Antioxidant Capacity for Scavenging Free
Radicals In Vitro: a Rational Basis and Practical
Application, Free Radic Biol Med, 2012, vol.
52, no. 7, hal. 1242-1252.
[3] M.A. Shibata, M. Iinuma, J. Morimoto, H.
Kurose, K. Akamatsu, Y. Okuno, Y. Akao, Y.
Otsuki, -Mangostin Extracted from the
Pericarp of the Mangosteen (Garcinia
mangostana Linn) Reduces Tumor Growth and
Lymph Node Metastasis in an Immunocompetent
Xenograft Model of Metastatic Mammary
Cancer Carrying a p53 Mutation, BMC Med,
2011, vol. 9, hal. 69.
[4] S.O. Adewole, J.A.O. Ojewole, Protective Effects
of Annona Muricata Linn. (Annonaceae) Leaf
Aqueous Extract on Serum Lipid Profiles and
Oxidative
Stress
in
Hepatocytes
of
Streptozotocin-Treated Diabetic Rats, Afr J
TraditComplement Altern Med, 2009, vol. 6, no.
1, hal.3041.
[5] B.D. Wicaksono, Y.A. Handoko, E.T. ArungE.T.,
Irawan W.K., Yulia D., PancaputraA.N., and
Sandra F.,Antiproliferative Effect of the
Methanol Extract of Piper crocatum Ruiz & Pav
199

Proceeding Seminar Ilmu Pengetahuan Teknik 2013


Teknologi Untuk Mendukung Pembangunan Nasional

Leaves on Human Breast (T47D) Cells In-vitro,


Tropical
Journal
of
Pharmaceutical
Research,Vol. 8, No. 4,, 2009, hal. 345-352
[6]P.D.
Sampath,
dan
K.
Vijayaraghavan,
Cardioprotective Effect of Alphamangostin, A
xanthone Derivative from Mangosteen on Tissue
Defense System Against Isoproterenol-Induced
Myocardial Infarction in Rats. J. Biochem.
Mol.Toxicol. vol. 21,2007, hal. 336339.
[7] M. Taher, D. Susanti, M.F. Rezali, F.S.A Zohri,
S.J.A Ichwan, S.I Alkhamaiseh, dan F. Ahmad,
Apoptosis,
Antimicrobial
andAntioxidantActivities of Phytochemicals
from Garcinia malaccensis Hk.f, Asian Pacific
Journal of Tropical Medicine, Vol. 5, No12,
2012, hal. 136-141
[8]L.A.R.S. Lima, L.P.S. Pimenta, M.A.D.
Boaventura,Acetogenins
from
Annona
cornifolia and TheirAntioxidantCapacity, Food
Chemistry,Vol. 22, No.4, 2012,hal.1129-1138
[9] C.Y. Ragasa, G. Soriano, O.B. Torres, M.J. Don,
C.C.
Shen,Acetogenins
from
Annona
muricata, Pharmacognosy Journal,Vol. 4 No.
32, 2012, hal.,32-37
[10] A.Z. Adnan, Z. Noer, dan Zulzannah, Analysis
of Essential Oil from Fresh Leaves of Piper
crocatum Ruiz & Pav.And Curcuma domestica
Val.,Majalah Farmasi dan Farmakologi,
Vol.15, No.1, 2011,hal. 17-22.
[11]S. Mohan, A. Bustamam, S. Ibrahim, A.A.
Zubairi, M. Aspollah, R. Abdullah, M.M.
Elhassan,
In
Vitro
Ultramorphological
Assesment of Apoptosis on CEMss Induced by
Linoleic Acid Rich Fraction From Typhonium
flagelliforme
Tuber,
Evidence
Based
Complementary and Alternative Medicine, Vol
2011, 2011, 12 hal.
[12] M.E. Cuvelier, V. Bondet and C. Berset,

Behavior of phenolic antioxidants in partitioned


medium: Structure-activity relationship, J. Am.
Oil Chem. Soc., Vol. 77, 2000, hal.819-824.
[13] N.N. Abrahim, M.S. Kanthimathi, dan A. AbdulAziz,Piper betleShows Antioxidant Activities,
Inhibits MCF-7 Cell Proliferation and Increases
Activities of Catalase and Superoxide
Dismutase,
BMC
Complementary
and
Alternative Medicine, Vol. 12, 2012, hal.220.
[14] Masuda T, Inazumi A., Yamada Y, Padolina W.
G., Kikuzaki H., dan Nakatani N.,
Antimicrobial Phenylpropanoids from Piper
sarmentosum, Phytochemistry, Vol. 30, No. 10,
1991, hal. 32273228
Tanya Jawab:
Pertanyaan 1: Apakah ada penelitian ( sudah
dilakukan
penelitian)
tentang
pengaruh
pemanasan/ proses lain yang mengganggu
aktivitas antioksidan yang telah didapatkan ?
Apakah dari sereh,daun manggis dalam preparasi
sebelum ekstraksi juga mendapat perlakuan yang
sama? karena yang saya baca antioksidan itu
sangat sensitive terhadap panas (>100o C)
dengan bertransformasi menjadi senyawa lain.
Apakah mungkin perlakuasn yang berbeda
menyebabkan pengaruh terhadap aktivitas
antioksidan yang didapat?
Jawaban :
Belum saya ketahui jurna yang membahas mengenai
pengaruh pemanasan, tetapi pemanasan dapat
menyebaban degradasi senyawa aktif, sehingga
dihindari dalam proses ekstraksi,. Dalam
penelitian ini, suhu perlakuan hanya 50 o C, dan
perlakuan sebelum ekstraksi sama semuanya.
Jadi dalam perlakuan tidak mempengaruhi
aktivitas anti oksidan yang didapat

200

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai