Anda di halaman 1dari 39

1. Anatomi mata?

Sklera dan episklera


Merupakan lanjutan kornea, membentuk dinding bola mata bagian
belakang.

Berupa jaringan ikat padat, disusun oleh kolagen.


Tempat perlekatan dari khoroid
Normal berwarna putih padat
Peradangan disebut episkleritis dan skleritis
(Buku Oftalmologi Umum, Vaugan)
Kornea
Merupakan lanjutan dari sklera, ikut membentuk bola mata
Merupakan bagian dari media refrakta (diperiksa dgn fundus reflek)
Bersifat transparan dan avaskuler
Cahaya yg masuk dalam kornea akan mengalami pembiasan.
MEDIA OPTIK/MEDIA REFRAKTA dari depan ke belakang adalah :
- Cornea
- Humor Aquaous
- Lensa Crystalina
- Corpus Vitreum

Diinervasi oleh N V (Trigeminus), merupakan organ yang paling banyak


mempunyai serabut syaraf sensibel terutama bagian sentralnya
sehingga sentuhan sedikit pada kornea akan dirasakan sangat sakit.
Kornea memiliki 5 lapisan yaitu :
1. Epitel
2. Membrana Bowman
3. Stroma
4. Membrana Descemeth
5. Endothel
Kekeruhan kornea dapat disebabkan oleh
a. Infiltrat (mis pada keratitis)
b. Sikatrik kornea
c. Nebula, makula, leukoma

Pembuluh darah baru di kornea disebut Pannus. Disebabkan oleh


radang kronis di kornea dimana kornea berusaha menyembuhkan
sendiri dengan membentuk pembuluh darah baru untuk membawa
nutrisi dan bhn pertahanan tubuh.
Selain terdiri dari lima lapisan, juga masih diliputi oleh tear film
Arteri yg memberikan nutrisi pada cornea adalah a. Ciliaris anterior ( tdpt pd limbus
cornea).
Cornea juga mendapat nutrici dari humor aquous pada COA dg jalan difusi melalui lap.
endotel. Lap. Epitel dan endotel cornea berfungsi sbg membran permeabel.
Cornea disarafi oleh N. ciliaris.
SCLERA

Atlas Anatomi Sobbotta, dan Fisiologi kedokteran ganong


Korpus vitreum

Sebagai media refrakta

Bila kekeruhan sedikit akan melihat benda hitam melayang (floaters).


Penyebabnya biasanya uveitis posterior.

Bila keruh sekali penglihatan akan kabur, mis. Karena perdarahan atau
uveitis posterior.

Buku Oftalmologi Umum, Vaugan


Pupil

Fungsi pupil :

Mengatur jumlah sinar yang masuk ke mata

Meningkatkan ketajaman fokus

Mengurangi aberasi sferis dan kromatis

Buku Oftalmologi Umum, Vaugan


Lensa

Sebagai media refrakta (harus jernih)

Bersifat avasculer

Terbungkus capsul elastis

Metabolisme diambil dari humor aquos

Alat

penggantungzonula

zinii,melekat

pada

corpus

ciliare

yg

mengandung otot ciliare untuk akomodasi

Akomodasi: untuk melihat dekat

Otot ciliaris kontraksi, permukaan lensa depan mencembung, kekuatan


optis ,bayangan dekat terfokus

t.a 3 proses
a. Konvergensi
b. Konstriksi pupil
c. Pencembungan lensa

Buku Oftalmologi Umum, Vaugan


Retina

Tempat reseptor cahaya

Reseptor di retina terdiri atas sel conus dan sel bacilus

Sel conus bersifat photopic:

Untuk adaptasi terang, melihat sentral dan warna

Sel bacilus bersifat scotopic:

Untuk adaptasi gelap dan penglihatan samping

Pemeriksaan retina, dengan ophthalmoscop, pupil dilebarkan lebih


dahulu

Cari pembuluh darah, kemudian diurutkan ke papil N.II, kemudian


dicari makula. Dinilai seluruh retina

Buku Oftalmologi Umum, Vaugan


Buku Oftalmologi Umum, Vaugan

Rongga orbita adalah rongga yang berisi bola mata dan terdapat 7 tulang yang
membentuk dinding orbita :
a. Lakrimal

e. Maksila

b. Ethmoid

f. Palatinum

c. Sfenoid

g. Zygomatikum

d. Frontal
Berbentuk piramid, terletak pada kedua sisi rongga hidung. Dinding lateral orbita
membentuk sudut 45o dengan dinding medial
Dinding orbita terdiri atas tulang :
a. Atap atau superior
b. Lateral
c. Inferior
d. Nasal

: os. Frontal

: os. Frontal, os. Zygomatikum, ala magna os. Sfenoid


: os. Zygomatikum, os. Maksila, os. Palatina
: os. Maksila, os. Lakrimal, os ethmoid

Ilmu Penyakit Mata. Prof. dr. H. Sidarta Ilyas, Sp. M. FKUI


Antara atap dan dinding lateral terdapat fissura orbitalis superior ( dibatasi oeh
corpus dan kedua ala ossis sfnoidalis )
Fissura orbitalis superior menghubungkan orbita dengan fossa cranii media.
FISSURA ORBITALIS SUPERIOR dilalui oleh:
-

N.Oculomotorius

N. Trochlearis

N. Abduscens

N. Opthalmius

N. Frontalis

N. Lacrimalis

N. Nasociliaris

Vasa opthalmica, a. Lacrimalis

Arteri meningea media (kadangkadang)

Antara dasar orbita dan dinding lateral terdapat fissura orbitalis inferior.
FISSURA ORBITALIS INFERIOR dilalui oleh:
-

N. Maxillaris

N. Zygomaticus

Vasa infra orbitalis

Serabut-serabut ganlion sfenopalatinum

A. Palpebra

Secara anatomis dibagi 4 lapisan :


a. Lapisan epidermal :
b. Lapisan muskular :

m. Levator palpebra

m. Orbikularis okuli

m. Mulleri

m. Riolani

c. Lapisan tarsal : jaringan ikat padat sbg kerangka palpebra. Pada tarsus ada
Gld.Meibom dng produksi sebum. Fungsi :

Memberi bentuk palpebra

Origo & insertio otot

Memberi kekuatan pada palpebra

d. Lapisan konjungtiva
Otot kelopak mata
a) M.orbicularis oculi

i) Inervasi: n.Fasialis
ii) Fungsi: menutup mata
b) M.levator palpebra
i) Inervasi: N.occulomotorius
ii) Fungsi: membuka mata
c) M.tarsalis mulleri
i) Inervasi syaraf simpatis
ii) Fungsi: pertahankan buka palpebra
Adapun fungsi palpebra, yaitu :
-

Melindungi bola mata terhadap trauma dari luar yang bersifat fisik atau
kimiawi

Memberi jalan masuk sinar ke dalam bola mata yang dibutuhkan untuk
penglihatan

Pembasahan dan pelicinan seluruuh permukaan bola amta terjadi karena


pemerataan air mata dan sekresi berbagai kelenjar sebagai akibat gerakan
buka tutup kelopak mata

Kedipan kelopak mata sekaligus menyingkirkan debu yang terdapat pada


permukaan bola mata

Ilmu Penyakir Mata. Perhimpunan dokter spesialis mata indonesia. Edisi 2.


Sagung Seto
B. Konjungtiva
Terdiri dari 3 bagian :
Konjungtiva tarsal : menutupi tarsus
Konjungtiva bulbi : menutupi sklera dan mudah digerakkan dari sklera di
bawahnya
Konjungtiva fornises atau forniks : peralihan dari konjungtiva tarsal dan
bulbi
Ilmu Penyakit Mata. Prof. dr. H. Sidarta Ilyas, Sp. M. FKUI
Mata adalah organ indera yang sangat khusus bagi penglihatan dan fotoresepsi.
Setiap bola mata dikelilingi oleh 3 lap yg berbeda. Lapisan luar adalah sclera, di
bagian dalam sclera terdapat lapisan berpigmen padat yang disebut koroid. Lapisan

paling dalam mata adalah retina. Di atas mata terdapat kelenjar lakrimalis yg sec
tetap menghasilkan air mata. Secret lakrimal mengandung mukosa, garam, dan
enzim anti bakteri lisozim. Fungsinya untuk membasahi, melindungi, melumasi dan
membersihkan permukaan mata.
Humour aquous yg terdapat di dlm COP dan COA membasuh kornea dan lensa yang
avaskuler dan memasok nutrient dan oksigen ke struktur struktur ini. Ruang vitreus
di belakang lensa mengandung masa mirip gelatin yg disebut ruang vitreum.
Retina bersifat fotosensitif dan mengandung 3 neuron : fotoreseptif yaitu sel batang
( sangat sensitive terhadap cahaya, terutama cahaya lemah yaitu pd malam hari) dan
sel kerucut (yg tidak sensitive pd cahaya lemah dan berespon baik pd cahaya terang),
sel ganglion, sel bipolar.
Kelenjar lakrimalis

Kelenjar asini
Bentuk dan ukuran bervariasi, mirip jenis serosa tapi lumennya besar. Ada yang
menampakkan kantung2 tak teratur dengan sel di dalamnya. Sel2 asinar lebih silindris
daripada piramidal mengandung granul sekresi dan tetes lipid besar dan terpulas
lemah.
Duktus eksekretorius intralobular
Saluran yang terletak di dalam sebuah lobus dan diantara kantung2 asini. Duktus
intralobular yang kecil dilapisi epitel selapis kuboid atau silindris. Duktus intralobular
yang lebih besar terdiri dari dua lapis sel silindris rendah atau epitel bertingkat semu.
Duktus interlobular
Saluran yang terletak diantara lobus dan diantara kantung2 asini. Terdiri dari dua lapis
sel silindris rendah atau epitel bertingkat semu.
Sel mioepitel : mengelilingi tiap2 asini
Kornea

Epitel anterior
Epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk dan tanpa papil.
Membran limitans anterior (membran BOWMAN)
Di bawah epitel kornea berasal dari stroma kornea di bawahnya.
Stroma kornea (substansia propria)
Membentuk badan kornea terdiri atas serat kolagen paralel yang membentuk lamela
tipis dan lapisan2 fibroblas gepeng bercabang yaitu keratosit diantara serat kolagen.
Membran limitans posterior (membran DESCEMENT)
Membran basal yang berada di posterior dari stroma kornea.
Endotel
Menutupi permukaan posterior kornea tersusun dari epitel kuboid rendah.
Retina, koroid, dan sklera

Dinding bola mata terdiri atas sclera, koroid, dan retina. Retina mengandung
sel sel reseptor fotosensitif. Di antara berkas kolagen terdapat anyaman serat
elastin halus. Fibroblast gepeng atau memanjang terdapat di seluruh sclera dan
melanosit terdapat di lap paling dalam
Lapisan koroid dan retina
Koroid di bagi atas beberapa lapis : lamina suprakoroid, lap vaskuler, lap koriokapiler
dan membrane limitans transparan atau membran vitrea.
Lamina suprakoroid terdiri atas lamella serat serat kolagen halus, anyaman serat
elastin luas, fibroblast, dan banyak melanosit besar.
Lapisan vaskuler mengandung banyak pembuluh darah berukuran sedang dan
besar.
Lapisan koriokapiler mengandung anyaman kapiler dengan lumen besar di dalam
stroma serat kolagen dan elastin halus.
Membrane vitrea bersebalahan dengan sel sel pigmen.
Di sebelah sel sel pigmen terdapat lap fotosensitif yg terdiri dari sel batang
langsing dan sel kerucut yg lebih tebal. Kedua sel ini terdapat di sebelah membrane
limitan eksterna yg dibentuk oleh cabang cabang sel neuroglia, yaitu sel sel
muller.
Sumber : Atlas Histologi.

Fisiologi aquos humour


Humor akuos berperan sebagai pembawa zat makanan dan oksigen
untuk organ di dalam mata yang tidak berpembuluh darah yaitu lensa
dan kornea, disamping itu juga berguna untuk mengangkut zat buangan
hasil metabolisme pada kedua organ tersebut. Adanya cairan
tersebut akan mempertahankan bentuk mata dan menimbulkan
tekanan dalam bola mata/tekanan intra okuler. tekanan intra
oculi (TIO) normal 15-18mmHg, tekanan normal, tertinggi pada
waktu bangun tidur pagi hari dan terendah malam hari. Tekanan
intraokuler inilah yang berperan dalam terjadinya glaucoma
( Penimbunan humor aquosus) sehingga menimbulkan kerusakan pada
saraf optik.
.
skema pengaliran Humor aquosus
produksi oleh processus ciliares di corpus ciliare hasil produksi yang
berupa cairan dan elektrolit diangkut melalui epitel ke dalam COP
pupil COA trabecular meshwork canalis schlemm melalui
saluran kolektor akan menuju ke v. ciliaris anterior.
Jika aliran cairan ini terganggu (biasanya karena penyumbatan yang
menghalangi keluarnya cairan dari bilik anterior), maka akan terjadi
peningkatan tekanan.
Peningkatan tekanan intraokuler akan mendorong perbatasan antara saraf
optikus dan retina di bagian belakang mata. Akibatnya pasokan darah ke
saraf optikus berkurang sehingga sel-sel sarafnya mati. Karena saraf
optikus mengalami kemunduran, maka akan terbentuk bintik buta pada
lapang pandang mata. Yang pertama terkena adalah lapang pandang tepi,
lalu diikuti oleh lapang pandang sentral. Jika tidak diobati, glaukoma pada
akhirnya bisa menyebabkan kebutaan
Komposisi humor aquos :
Humor aquos adalah suatu cairan jernih yang mengisi bilik mata depan dan bilik mata

belakang. Volumenya adalah sekitar 250 L, dan kecepatan pembentukannya, yang bervariasi
diurnal, adalah 1.5-2 L/ mnt. Komposisi humor aquos serupa dengan plasma kecuali bahwa
cairan ini memiliki konsentrasi askorbat, piruvat, dan laktat yang lebih tinggi dan protein, urea,
dan glukosa yang lebih rendah.
Gerhard KL, Oscar, Gabriele, Doris, Peter. Ophtalmology a short textbook. Second edition.
Thieme Stuttgart : New York. 2007.
2. Bagian - bagian apa saja yg terdapat di sekitar mata
3. Saraf dan otot yg mengatur bola mata?

Mm. Extrinsic
Bulbi
Terdiri dari otot-otot ekstrinsik bola mata yaitu:
-M. Rectus Superior disarafi N.III
-M. Rectus Medialis disarafi N.III
-M. Rectus Inferior disarafi N.III
-M. Rectus Lateral disarafi N .VI
-M. Obliquus Superior disarafi N.IV
-M. Obliquus Inferior disarafi N.III

4. Fisiologi dan histologi mata?

5. Mekanisme melihat

Cahaya kornea COA (Camera Oculi Anterior) pupil COP


lensa corpus vitreum retina (tepatnya di macula luthea,lebih
tepatnya di fovea centralis) N.II otak (lobus ocipitalis)

Jaras penglihatan :
Retinamll nervus opticus,di kiasma optikum semua serabut
dari bagian nasal retina menyeberangi garis tengah,tempat
mereka bergabung dgn serabut2 yang berasal dari bagian
temporal retina mata yang lain shg terbentuk traktus optikus
nucleus genikulatum lateral dorsalis serabut genikulokalkarina
berjalan melalui radiasi optika ( traktus genikulokalkarina)
korteks penglihatan primer yang terletak di area kalkarina lobus
oksipitalis.
Selain itu serabut2 penglihatan melalui tempat2 lain di otak ;
- Dari traktus optikus menuju nucleus suprakiasmatik di
hipotalamus,mungkin untuk pengaturan irama sirkadian.
-

Ke nuclei pretektalis,untuk mendatangkan gerakan reflek


mata agar mata dapat difokuskan kearah objek yang
penting dan untuk mengaktifkan reflex pupil terhadap
cahaya,

Ke kolikulus superior,untuk
cepat kedua mata

Menuju nucleus genikulatum lateral ventralis pada


thalamus
dan
kemudian
ke
daerah
basal
otak
sekitarnya,diduga
untuk
membantu
mengendalikan
beberapa fungsi sikap tubuh.

pengaturan

arah

Sumber : Fisiologi Kedokteran, Guyton N Hall, ed. 11.


Jaras

gerakan

Cahaya yang sampai di retina tersebut akan mengakibatkan hiperpolarisasi


dari

reseptor

pada

retina.

Hiperpolarisasi

ini

akan

mengakibatkan

timbulnya potensial aksi pada sel-sel ganglion, yang aksonnya membentuk


nervus optikus. Kedua nervus optikus akan bertemu pada kiasma optikum,
di mana serat nervus optikus dari separuh bagian nasal retina menyilang
ke sisi yang berlawanan, yang kemudian akan menyatu dengan serat
nervus optikus dari sisi temporal yang berlawanan, membentuk suatu
traktus optikus. Serat dari masing-masing traktus optikus akan bersinaps
pada korpus genikulatum lateralis dari thalamus. Kemudian serat-serat
tersebut akan dilanjutkan sebagai radiasi optikum ke korteks visual primer
pada fisura calcarina pada lobus oksipital medial. Serat-serat tersebut
kemudian juga akan diproyeksikan ke korteks visual sekunder.
Selain ke korteks visual, serat-serat visual tersebut juga ditujukan ke
beberapa area seperti: (1)nukleus suprakiasmatik dari hipotalamus untuk
mengontrol irama sirkadian dan perubahan fisiologis lain yang berkaitan
dengan siang dan malam, (2) ke nukleus pretektal pada otak tengah, untuk
menimbulkan gerakan refleks pada mata untuk fokus terhadap suatu obyek
tertentu dan mengaktivasi refleks cahaya pupil, dan (3) kolikulus superior,
untuk mengontrol gerakan cepat dari kedua mata.
Referensi
Baehr M, Frotscher M. Duus Topical Diagnosis in Neurology. 4th ed. New
York: Thieme; 2005. p. 130-60.
Drake

RL,

Vogl

W,

Mitchell

AWM.

Grays

Anatomy

for

Students.

Philadelphia: Elsevier Churchill Livingstone; 2005.


Ganong WF. Review of Medical Physiology. 22nd ed. Singapore: McGrawHill;
2005. p. 148-70.
Putz R, Pabst R. Atlas Anatomi Manusia Sobotta Jilid 1, 22nd ed; alih
bahasa, Y. Joko Suyono; editor edisi bahasa Indonesia, Liliana Sugiharto.
Jakarta: EGC; 2006.

Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula, By Ethel Slonane


http://books.google.co.id/books?
id=F13RgtrhNc8C&pg=PA185&dq=sklera+adalah&hl=en&sa=X&ei=_mGTUcOsFsa
QrQfOqYHADg&redir_esc=y#v=onepage&q=sklera%20adalah&f=false
6. Mekanisme gerak bola mata
a) Korteks yg mengatur bola mata:

Gerakan fiksasi bola mata dikontrol melalui dua mekanisme neuronal.


I.
memungkinkan seseorang untuk untuk memfiksasi obyek yang
ingin dilihatnya secara volunter; yang disebut sebagai mekanisme
fiksasi volunter dikontrol oleh cortical field pada daerah regio
premotor pada lobus frontalis.
II.

merupakan mekanisme involunter yang memfiksasi obyek ketika


ditemukan; yang disebut sebagai mekanisme fiksasi involunter
dikontrol oleh area visual sekunder pada korteks oksipitalis, yang
berada di anterior korteks visual primer. Jadi, bila ada suatu obyek
pada lapang pandang, maka mata akan memfiksasinya secara
involunter untuk mencegah kaburnya bayangan pada retina.

Untuk memindahkan fokus ini, diperlukan sinyal volunter sehingga fokus fiksasi bisa
diubah.
Jawab :

Nama otot
Origo
Otot-otot ekstrinsik bola mata
m. rectus
Annulus
superior
tendineus pada
dinding
posterior orbita
m. rectus
inferior

Annulus
tendineus
communis
pada dinding
posterior orbita

m. rectus

Annulus

Insersio
Permukaan
superior bola
mata tepat
posterior
terhadap taut
corneo-scleral
Permukaan
inferior bola
mata tepat
posterior
terhadap taut
corneo-scleral
Permukaan

Persarafan

Fungsi

n. oculomotoris
(III)

Mengangkat
cornea ke atas
dan medial

n. oculomotoris
(III)

Menurunkan
cornea ke
bawah dan
medial

n. oculomotoris

Memutar bola

medialis

tendineus
communis
pada dinding
posterior orbita

m. rectus
lateralis

Annulus
tendineus
communis
pada dinding
posterior orbita

m. obliqus
superior

Dinding
posterior orbita

m. obliqus
inferior

Dasar orbita

medial bola
mata tepat
posterior
terhadap taut
corneo-scleral
Permukaan
lateral bola
mata tepat
posterior
terhadap taut
corneo-scleral
Melalui trochlea
dan dilekatkan
pada
permukaan
superior bola
mata, dibawah
m. rectus
superior
Permukaan
lateral bola
mata, profunda
terhadap m.
rectus lateralis

Otot-otot intrinsic bola mata


m. sphincter
pupillae
m. dilator
pupillae
m. cilliaris

Otot-otot palpebra
m. orbicularis
oculi
m. levator
Belakang
palpebrae
orbita
superioris

Permukaan
anterior dan
pinggir atas
tarsus superior

(III)

mata sehingga
cornea
menghadap ke
medial

n. abduscens
(VI)

Memutar bola
mata sehingga
cornea
menghadap ke
lateral

n. trochlearis
(IV)

Memutar bola
mata sehingga
cornea
menghadap ke
bawah dan
lateral

n. oculomotoris
(III)

Memutar bola
mata sehingga
cornea
menghadap ke
atas dan lateral

Parasimpatis
melalui n.
oculomotoris
Simpatis

Konstriksi pupil

Parasimpatis
melalui n.
oculomotoris

Mengatus
bentuk lensa;
pada
akomodasi
membuat lensa
lebih bulat

Dilatasi pupil

Otot lurik oleh


Mengangkat
n.
palpebra
oculomotoris,
superior
otot polos oleh
saraf simpatis
Sumber : Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran, Richard S. Snell, ed.6.
7. Bagaimana mekanisme perlindungan terhadap mata

Posisi palpebra pada waktu istirahat bergantung pada tonus m. orbicularis oculi
dan m. levator palpebrae serta posisi bola mata. Palpebra menutu oleh kontraksi m.
orbicularis oculi dan relaksasi m. levator palpebrae superioris. Mata dibuka oleh
kontraksi m. levator palpebrae superioris yang mengangkat palpebra superior. Pada
waktu melihat ke atas, m. levator palpebrae superioris berkontraksi, dan palpebra
superior bergerak bersama bola mata. Pada waktu melihat ke bawah, kedua palpebra
bergerak, palpebra superior terus menutup cornea bagian atas, dan palpebrae inferior
agak tertarik ke bawah oleh conjunctiva yang melekat pada sclera dan palpebra
inferior.
Sumber : Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran, Richard S. Snell, ed.6.
Volunter : cortek di otak jaras cortoconuclear nucleus nervi facialis (VII)
merangsang M.orbicularis oculi kontraksi mata menutup
dan membuka
Involunter

reflek cornea
Reflek visual tubuh

Reflek cornea :
rangsangan dr conjungtiva atau cornea
N.trigeminus (sensoric)
nucleus nervi trigeminus
facikulus longitudinal medial
nucleus N.facialis
merangsang M.orbicularis oculi
mata menutup dan membuka
Reflek visual tubuh :
Cahaya
cornea

pupil (di atur iris)


dibiaskan lensa

trbentuk bayangan nyata di retina

sel batang + sel kerucut meneruskan sinyal cahaya melalui


saraf optikus

bersilang di ciasma optikum


(serabut bag. Nasal retina dan serabut bag.temporal retina

Traktus optikus
Bersinaps di nukleus genikulatum lateral dorsalis

Colliculus superior (gerakan cepat kedua mata )

Jaras /tekto bulbaris

N.VII
spinalis

jaras/tekto spinalis

cornue anterior medula

M.orbikularis oculi

gerakan tubuh

Kontraksi
Mata menutup membuka
Mekanisme pertahanan mata (saat ada benda asing)
Beberapa mekanisme membantu melindungi mata dari cedera. Kecuali
bagian anteriornya, bola mata dilindungi oleh kantung tulang tempat mata
berada. Kelopak mata berfungsi sebagai shutter (daun penutup) untuk
melindungi bagian anterior mata dari gangguan luar. Kelopak mata
menutup secara refleks untuk melindungi mata pada saatsaat yang
mengancam, misalnya bendabenda yang datang cepat, cahaya yang
sangat menyilaukan, dan keadaankeadaan sewaktu kornea atau bulu
mata tersentuh. Kedipan kelopak mata secara spontan berulangulang
membantu menyebarkan air mata yang melumasi, membersihkan dan
bersifat bakterisidal. Air mata diproduksi secara terusmenerus oleh
kelenjar lakrimalis di sudut lateral atas dibawah kelopak mata. Cairan
pembersih mata ini mengalir melalui permukaan kornea dan bermuara ke
saluran alus di sudut kedua mata dan akhirnya dikosongkan ke belakang
saluran hidung. Sistem drainase ini tidak dapat menangani produksi air
mata yang berlebihan sewaktu menangis, sehingga air mata membanjir dari
mata. Mata juga dilengkapi dengan bulu mata protektif yang menangkap
bendabenda halus di udara seperti debu sebelum masuk ke mata.
Sumber : www.doctorolgy.net
Adanya sekresi kelenjar lakrimalis karena
mata
mempunyai
palpebra
superior dan
inferior yang dapat menutup dan berfungsi melindungi bola mata
anterior. Berkedip membantu menyebarkan lapis tipis air mata, yg melindungi kornea
dan konjunctiva dari dehidrasi
Sumber : Oftalmologi Umum
8. Apa yang membuat mata menjadi sehat? Nutrisi apa yg dibutuhkan?

9. Bagaimana mekanisme pengeluaran air mata dan komposisinya?


GLANDULA LACRIMALIS
Glandula lacrimalis terletak pada dinding superolateral orbita. Kelenjar ini
menghasilkan lacrima. Menurut letaknya, dibedakan pars orbitalis dan pars palpebralis.
Selain itu dikenal pula gld.lacrimalis accessorius.
Lacrima(air mata) dibentuk supaya melindungi cornea dari kekeringan dan untuk
membersihkan cornea. GL.Lacrimalis ini terletak pada sudut atas lateral cavum orbita.

Pengaliran air mata dari glandula lacrimalis setelah membasahi cornea akan mengalir ke
punctum lacrimalis canaliculi lacrimalis saccus lacrimalis ductus nasolacrimalis
meatus nasi inferior
Mekanisme pengaliran air mata :

Diproduksi gld.lakrimalis dikumpulkan di forniks superior

Diratakan ke bola mata dengan cara berkedip

Kemudian masuk ke pars ekretorius melalui pungtum

Pars ekskretorius

Terdiri atas :

Pungtum lakrimalis

Kanalikuli lakrimalis

Sakus lakrimalis

Duktus lakrimalis

Meatus lakrimalis (ada valvula Hasner)

Mekanisme pengaliran air mata

Gerakan berkedip

Gerakan peristaltik

Gaya berat (gravitasi)

Gaya kapiler

Gaya pompa (dari lig.canthi)

Tersumbat nrocos epifora

LAKRIMA
Adalah organ tubuh yang secara reflektoris memproduksi air mata
Fungsi air mata:

sebagai cairan pelindung terhadap kekeringan dan

sebagai antibakterial karena mengandung enzim lisozim

sebagai pelicin pada waktu berkedip

Air mata terdiri dari 3 lapis :

Mukus : dihasilkan oleh sel goblet konjungtiva

Cair : dihasilkan oleh gld.Lakrima

Berminyak : dihasilkan oleh gld.Meibom

Atlas Anatomi Sobbotta, dan Fisiologi kedokteran ganong


Laju pengeluaran air mata dengan fluorofotometri sekitar 3,4 L/menit
pada orang normal dan 2,8 L/menit pada penderita mata kering (Eter et al, 2002).
Sedangkan menurut Nichols (2004), laju pengeluaran air mata adalah 3,8

L/menit dengan interferometri. Antara dua interval berkedip, terjadi 1-2 %


evaporasi, menyebabkan penipisan 0,1 m PTF dan 20% pertambahan
osmolaritas (On et al, 2006).
Distribusi volume air mata pada permukaan okular umumnya sekitar 6-7
L yang terbagi menjadi tiga bagian, yakni (Sullivan, 2002) :
1. Mengisi sakus konjungtiva sebanyak 3-4 L.
2. Melalui proses berkedip sebanyak 1 L akan membentuk TF dengan tebal
6-10 m dan luas 260 mm.
3. Sisanya sebanyak 2-3 L akan membentuk tear meniscus seluas 29 mm
dengan jari-jari 0,24 mm (Yokoi et al, 2004). Menurut Wang et al (2006),
TF digabungkan dari tear meniscus atas dan bawah saat berkedip.
Menurut teori Doane (1980), setiap berkedip, palpebra
menutup mirip retsleting dan menyebarkan air mata mulai dari lateral. Air mata
yang berlebih memenuhi sakus konjungtiva kemudian bergerak ke medial untuk
memasuki sistem ekskresi (Kanski et al, 2011; Sullivan et al, 2004). Sewaktu
kelopak mata mulai membuka, aparatus ekskretori sudah terisi air mata dari
kedipan mata sebelumnya. Saat kelopak mata atas turun, punkta akan ikut
menyempit dan oklusi punkta akan terjadi setelah kelopak mata atas telah turun
setengah bagian . Kontraksi otot orbikularis okuli untuk menutup sempurna
kelopak mata akan menimbulkan tekanan menekan dan mendorong seluruh air
mata melewati kanalikuli, sakus lakrimalis, duktus nasolakrimalis dan meatus
inferior. Kanalikuli akan memendek dan menyempit serta sakus lakrimalis dan
duktus nasolakrimalis akan tampak seperti memeras. Kemudian setelah dua per
tiga bagian kelopak mata akan berangsur-angsur terbuka, punkta yang teroklusi
akan melebar. Fase pengisian akan berlangsung sampai kelopak mata terbuka
seluruhnya dan siklus terulang kembali (Doane, 1980).

Komposisi air mata :


1. Lapisan lemak (berada diatas)
a. Mencegah penguapan dan jatuhnya air mata
b. Terdiri dari kolesterol ester
2. Lapisan akuos
a. Lapisannya tebal
b. Terdapat kel. Lakrimal asesorius
c. Sebagai nutrisi dan anti bakteri
d. Terdiri dari elektrolit, air, glukosa, albumin, globulin, lisozim
3. Lapisan musin (berada dibawah)

a. Terdapat sel goblet yang bersifat hidrofilik


b. Terdiri dari gllikoprotein
Produksi air mata :
a. Volume produksi air mata = 0,5 1,25 gr/16 jam
b. Saat tidur, air mata tidak diproduksi dan semakin tua usia semakin
menurun prosuksi air mata
c. Ph berkisar 7,3 7,7
d. Mengandung glukosa, natrium, klon albumin, globulin, lisozim
e. Gerakan fiksasi bola mata dikontrol melalui dua mekanisme neuronal.
Yang pertama, memungkinkan seseorang untuk untuk memfiksasi
obyek yang ingin dilihatnya secara volunter; yang disebut seabgai
mekanisme fiksasi volunter. Gerakan fiksasi volunter dikontrol oleh
cortical field pada daerah regio premotor pada lobus frontalis. Yang
kedua, merupakan mekanisme involunter yang memfiksasi obyek
ketika

ditemukan;

yang

disebut

sebagai

mekanisme

fiksasi

involunter. Gerakan fiksasi involunter ini dikontrol oleh area visual


sekunder pada korteks oksipitalis, yang berada di anterior korteks
visual primer. Jadi, bila ada suatu obyek pada lapang pandang, maka
mata

akan

memfiksasinya

secara

involunter

untuk

mencegah

kaburnya bayangan pada retina. Untuk memindahkan fokus ini,


diperlukan sinyal volunter sehingga fokus fiksasi bisa diubah.
f. Gerakan saccadic
g. Gerakan saccadic merupakan lompatan-lompatan dari fokus fiksasi
mata yang terjadi secara cepat, kira-kira dua atau tiga lompatan per
detik. Ini terjadi ketika lapang pandang bergerak secara kontinu di
depan mata. Gerakan saccadic ini terjadi secara sangat cepat,
sehingga lamanya gerakan tidak lebih dari 10% waktu pengamatan.
Pada gerakan saccadic ini, otak mensupresi gambaran visual selama
saccade, sehingga gambaran visual selama perpindahan tidak
disadari.
h. Gerakan Mengejar

i. Mata juga dapat terfiksasi pada obyek yang bergerak; gerakan ini
disebut gerakan mengejar (smoothpursuit movement).
j. Gerakan vestibular
k. Mata meyesuaikan pada stimulus dari kanalis semisirkularis saat
kepala melakukan pergerakan.
l. Gerakan konvergensi
m.Kedua mata mendekat saat objek digerakkan mendekat.
n. Khurna A.K. 2007. Community Ophthalmology in Comprehensive
Ophthalmology,

fourth edition, chapter 20, new delhi, new age

limited publisher : 443-446


10.

Bagaimana pengaturan jarak dan luas pandang?


1.
pemeriksaan Visus satu mata
pemeriksaan tajam penglihatan dilakukan pada mata tanpa atau dengan kaca mata. setiap
mata diperiksa terpisah. biasakan memeriksa tajam penglihatan kanan terlebih dahulu
kemudian kiri lalu mencatatnya
pemeriksaan ini dilakukan pada jarak 5 atau 6 meter, karena pada jarak ini mata akan
melihat benda dalam keadaan beristirahat atau tanpa akomodasi.
- dengan kartu snellen standar ini dapat ditentukan tajam penglihatan 6/6 maka
berarti ia dapat melihat huruf pada jarak 6meter, yang oleh orang normal tersebut
huruf dapat dilihat pada jarak 6 meter
- bila pasien hanya dapat membaca pada huruf baris yang menunjukkan angka 30,
berarti tajam penglihatan pasien adalah 6/30.
- bila pasien hanya dapat membaca huruf pada baris yang menunjukkan angka 50,
berarti tajam penglihatan pasien adalah 6/50.
- bila tajam penglihatan adalah 6/60 berarti ia hanya dapat terlihat pada jarak 6 meter
yang oleh orang normal huruf tersebut dapat dilihat pada jarak 60meter
- bila pasien tidak dapat mengenal huruf terbesar pada kartu snellen maka dilakukan
uji hitung jari. jari dapat dilihat terpisah oleh orang normal pada jarak 60 meter.
- bila pasien hanya dapat melihat atau menentukan jumlah jari yang diperlihatkan
pada jarak 3 meter, maka dinyatakan tajam 3/60. dengan pengujian ini tajam
penglihatan hanya dapat dinilai sampai 1/60, yang berarti hanya dapt menghitung
pada jarak 1 meter
- dengan uji lambaian tangan, maka dapat dinyatakan tajam penglihatan pasien yang
lebih buruk daripada 1/60. orang normal dapat melihat gerakan atau lambaian
tangan pada jarak 300meter. bila mata hanya dapat melihat lambaian tangan pada
jarak 1 meter, berarti tajam penglihatannya 1/300
- kadang mata hanya dapat melihat adanya sinar saja dan tidak dapat melihat
lambaian tangan. keadaan ini disebut tajam penglihatan 1/- orang normal dapat
melihat adanya sinar pada jarak tak terhingga
- bila penglihatan sama sekali tidak mengenal adanya sinar maka dikatakan

penglihatannya adalah 0 (nol) atau buta warna.


1) Lapang Pandang
Tes Konfrontasi
Satu mata ditutup dan pemeriksa duduk diseberangnya,
menutup matanya pada sisi yang sama.

Satu objek kemudian

digerakkan dalam lapang pandang mulai dari perifer menuju ke


pusat. Pasien diminta mengatakan kapan ia pertama kali melihat
objek tersebut.
Perimeter
Lapang pandang kinetic di mana pasien menunjukkan
saat ia pertama kali melihat cahaya dengan ukuran dan tingkat
kecerahan tertentu yang digerakkan dari perifer.
Lapang pandang static di mana pasien menunjukkan
saat ia pertama kali melihat cahaya stasioner pada tingkat
kecerahan yang bertambah.
Sumber : Lecture Note Oftalmologi, Bruce James cs, ed 9
Pemeriksaan
Periksa mata dari bagian yg superfisial ke profunda agar tidak ada
bagian yang terlewatkan :
Visus
Supercilia warna, bersih / tidak, mudah rontok / tidak
Palpebra edem, hematom, benjolan, menutup dengan
rapat / tidak, membuka dengan lebar / tidak
Silia normal, tumbuh ke dalam ( trichiasis ) / keluar
Konjungtiva
Kornea
a. Pemeriksaan visus
Pemeriksaan visus dilakukan dengan membaca kartu Snellen pada
jarak 6 meter. Masing-masing mata diperiksa secara terpisah,
diikuti
dengan
pemeriksaan
menggunakan
pinhole
untuk

menyingkirkan kelainan visus akibat gangguan refraksi. Penilaian


diukur dari barisan terkecil yang masih dapat dibaca oleh pasien
dengan benar, dengan nilai normal visus adalah 6/6. Apabila
pasien hanya bisa membedakan gerakan tangan pemeriksa maka
visusnya adalah 1/300, sedangkan apabila pasien hanya dapat
membedakan kesan gelap terang (cahaya) maka visusnya 1/.

b. Pemeriksaan refleks pupil


Pemeriksaan refleks pupil atau refleks cahaya terdiri dari reaksi
cahaya langsung dan tidak langsung (konsensual).
o Refleks cahya langsung / Reflek pupil direk maksudnya
adalah mengecilnya pupil (miosis) pada mata yang disinari
cahaya.
o Refleks cahaya tidak langsung atau konsensual / Reflek
pupil indirek adalah mengecilnya pupil pada mata yang
tidak disinari cahaya.

c. Pemeriksaan Placido Test / Keratoskop Plasido


Sumber cahaya dari belakang penderita, keratoskop plasido
dihadapkan pada penderita dan pemeriksa mengintip dari lubang
yang ada di tengah keratoskop plasido maka akan tampak gambar
yang hampir sama dengan plasido dipermukaan kornea.
Gambaran konsentris permukaannya normal
Gambaran bergelombang edem kornea
Gambaran terputus putus infiltrat defek kornea, misalnya
ulcuskornea
Gambaran tidak konsentris permukaan kornea tidak rata
Mata kanan pemeriksa harus melihat mata kanan yang diperiksa
karena kalau tidak, hidung keduanya akan bersentuhan.
d. Test Buta Warna
Kartu ishihara adalah adalah kartu dengan titik2 berwarna yg
kecerahannya dan bayangannya membentuk angka, huruf atau yg
lainnya. Kartu ini digunakan untuk menguji daya pisah warna mata
penderita yang diuji atas kemungkinan adanya buta warna. Pada
pemeriksaan pasien diminta melihat dan mengenali tanda gambar
yang diperlihatkan dalam waktu 10 detik.

e. Pemeriksaan lapang pandang


Pemeriksaan lapang pandang bertujuan untuk memeriksa batas
perifer penglihatan, yaitu batas dimana benda dapat dilihat bila
mata difiksasi pada satu titik. Lapang pandang yang normal
mempunyai bentuk tertentu dan tidak sama ke semua jurusan,
misalnya ke lateral kita dapat melihat 90 100o dari titik fiksasi,
ke medial 60o, ke atas 50 60o dan ke bawah 60 75o. Terdapat
dua jenis pemeriksaan lapang pandang yaitu pemeriksaan secara
kasar (tes konfrontasi) dan pemeriksaan yang lebih teliti dengan
menggunakan kampimeter atau perimeter.

Konfrontasi

Apabila tidak ada alat khusus untuk pemeriksaan lapang


pandangan, dilakukan uji konfrontasi untuk mengetahui secara
kasar adanya defek pada lapang pandangan. Pasien duduk
berhadapan dengan pemeriksa, muka menghadap muka pada jarak
60 cm. Pasien diminta menutup mata kirinya dengan telapak
tangan kiri dan melihat dengan mata kanannya ke arah mata kiri

perneriksa. Benda obyek dipegang sejauh mungkin ke samping di


tengah-tengah jarak pasien-pemeriksa dan pelan-pelan digerakkan
ke arah sumbu penglihatan dan penderita diminta untuk
memberitahu apabila mulai melihat benda obyek. Hal ini diulangi
pada interval 30-45 derajat hingga mengelilingi 360 derajat
perifer.
Pemeriksaan Kampimetri

Pemetaan lapang pandangan untuk daerah sentral atau


parasentral dilakukan dengan menggunakan layar hitam yang
disebut tangent screen Bjerrum. Pasien duduk dua meter dari
layar dan satu mata berfiksasi pada titik tengahnya. Obyek digeser
pelan-pelan dari tepi ke arah titik tengah dan penderita diminta
memberitahu pada saat benda mulai terlihat. Prosedur ini diulangi
hingga mengelilingi 360 derajat.
Pemeriksaan Perimetri
Perimeter adalah alat berbentuk setengah bola dengan jari-jari 30
cm. Mata penderita berada pada titik pusat bola clan berfiksasi
pada bagian sentral parabola perimeter. Obyek digeser pelanpelan dari tepi ke arah titik sentral. Dicari batas-batas pada
seluruh lapangan pada saat obyek mulai terlihat. Luas lapang
pandangan yang normal adalah 90 derajat temporal, 70 derajat
inferior, 60 derajat nasal, 50 derajat superior.
f. Pemeriksaan funduskopi
Pemeriksaan funduskopi di bidang neurologi bertujuan untuk
menilai keadaan fundus okuli terutama retina dan papil nervus
optikus. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan alat berupa
oftalmoskop. Papil normal berbentuk lonjong, warna jingga muda,
di bagian temporal sedikit pucat, batas dengan sekitarnya tegas,
hanya di bagian nasal agak kabur. Selain itu juga terdapat lekukan
fisiologis. Pembuluh darah muncul di bagian tengah, bercabang
keatas. Jalannya arteri agak lurus, sedangkan vena berkelok-kelok.
Perbandingan besar vena : arteri adalah 5:4 sampai 3:2.
(Http://yayanakhyar.wordpress.com)

g. Pemeriksaan Tekanan Bola Mata


Pengukuran tekanan bola mata yang paling sederhana adalah
dengan menggunakan dua jari telunjuk yang menekan secara
bergantian bagian atas palpebra superior dan merasakan
tegangan bola mata. Dengan pengalaman seorang dokter dapat
merasakan tekanan bola mata yang biasanya dinyatakan dalam N
(Normal), N+ 1, N+2, N+3 untuk tekanan yang lebih tinggi
dibanding normal serta N-1, N-2, N-3 untuk tekanan bola mata
yang
rendah.
Pengukuran
tekanan
bola
mata
dengan
menggunakan alat dapat dilakukan dengan tonometer.
Tonometer Schiotz:
Dilakukan inclentasi (penekanan) terhadap permukaan kornea.
Dengan beban tertentu akan terjadi kecekungan pada kornea dan
akan terlihat perubahan pada skala Schiotz. Makin rendah tekanan
bola mata maka skala yang terlihat akan lebih besar dan berlaku
sebaliknya. Angka skala yang clitunjuk dilihat nilainya di dalam
tabel untuk konversi nilai tekanan dalam mmHg.
Kelemahan penggunaan Tonometer Schiotz adalah mengabaikan
faktor kekakuan sklera (scleral rigidity). Pemeriksaan dengan
menggunakan alat ini perlu dilakukan dengan hati-hati karena
dapat menyebabkan lecetnya kornea yang mengakibatkan
keratitis.
Tonometer Aplanasi :
Dilakukan dengan menggunakan alat Tonometer yang dikaitkan
dengan Slitlamp. Pengukuran tekanan bola mata di sini tidak
dipengaruhi oleh faktor kekakuan sklera.
Dengan perkembangan teknologi saat ini digunakan Tonometer
non kontak dengan prinsip kerja hembusan udara pada permukaan
kornea yang langsung dapat diketahui hasil pengukuran tekanan
bola mata dalam mmHg.
h. Pemeriksaan Kelenjar Lakrimalis
Uji produksi tes Schirmer
Dng strip kertas saring dipasang pada konjungtiva, normal 5
menit basah semua
Uji saluran :

Tes flourescein
o Mata ditetes flourescein 2%. Normal flourescein
masuk ke hidung

Tes anel
o Pungtum ditusuk jarum tumpul disemprot air, akan
terasa masuk hidung (pada bayi terlihat reflek
menelan)

i. Tindal Efek / Oblique Illumination


Yaitu fenomena dimana terjadi pantulan2 cahaya oleh radang pada
partikel2 COA.
Tindal ( + ) garis yang menghubungkan fokus kornea dan fokus
iris, artinya da kekeruhan di COA
Tindal ( - ) ada fokus sinar pada kornea dan di iris, tanpa ada
gars yang menghubungkannya
j. Fundus Reflek untuk memeriksa keadaan media refrakta

Sumber cahaya dari kanan belakang pendrita, sinar dipenulkan ke


dalam bola mata melelui pupil ( yang sudah di lebarkan ) lalu
pemeriksa mengintip pantulan sinar dari dalam mata melelui
lubang yang ada di tengah cermin.
Funduds reflek normal warnanya merah cemerlang. Kalau terjadi
kekeruhan pada media refrakta ( misal HA ) maka akan tampak
bintik kehtaman / warna hitam dengan latarbelakang merah.
Sumber : Ilmu Penyakit Mata, Seri Catatan Kuliah, FK Undip

Anda mungkin juga menyukai