=:=
;;;:=;;;:;:::1:
::::::::::::::t:
:::::::::.
:=.:.::-=:::=
.::::.=.-:--:
i==3-i: += ::-::::-::::::::=:::::::::::=:
:::::::::::
-:::-
ou-J';,+ -ZVtt }- -
- :{
f'
?, t <
*F\f3\
'9
\-
I AWABAT{PELBAGAIKEMUSYKII.AN
KITAB FATHUL QORIB
c
fl
m
ef-vstadz SafufAnwar
f.s * l:
t-4'
{_
o''
I
'*
.#EbJ\f 3r
'<
.-
\,
I AWABAI{ PELBAGAIKEr}fUSnff/N
KITAB FATTIIIL QORIB
SaifulAnwar
@.Muhamad
Hak cipta dilindungi
undang -undang
M. Sholehuddin shothsan
Tata letak & PenYelarasakhir
Ibnu Shofwan
Ilustrasi Desain
Bisri Musthofa
DesainsamPul
Waluyo
Cetakan I
'
NoPember 2008
Diterbitkan
Darul Hikmah Jombang
Telp-(032117rg1ril72,( 0354)7085270
kedokteran untuk
kesehatanbadan.
Kitab Taqrib, adalah salah satu kitab ilmu fiqh, karya
monumental Syaikh Abu Syuja', yang berisikan faidah-faidah
dan hal-hal yang penting dalam ilmu fiqh, kitab ini sudah
berusia lama , ratusan tahury bahkan konon kitab ini menjadi
menjadi salah satu pedoman para hakim dikerajaan Demak
Bintoro, Pajang dan mataram, dalam memutuskan berbagai
kasusyang terjadi.
Salah satu kitab yar.g mensyarahi ( mengomentaridan
menjelasknn)kitab Taqrib adalah Kitab Fathul Qorib, karya
Syaikh Ibnul qosim Al-Ghozi, kedua kitab ini sangatlahpopuler
dikalangan pesantren, yang selalu dipelajari, dikaji dan
dimuthola'ah oleh para ulama', santri dan para mahasiswa,
baik di Indonesia maupun diluar negeri. Namun didalam
mempelajari dan mengkaji sebuah kitab tentunya menemui
sebuah jalan terjal, kemusykilan-kemusykilan yang menuntut
sebuah jawaban , demi memperoleh pemahaman yang utuh
dan sempurna dalam memahami sebuahkitab.
Agar kedua kitab tersebutdiatasmudah dipahami, serta
membantu para mubtadi' yang mengalami kesulitan dalam
AudloAl-Mawahib
Kitnb Fatfrufq,riA
lnwnhnnPe$ngaiKemusykifan
memahami,
dengan
berbekal
segala kekurangan
dan
pacJa
umunmya
masalalz-masaJalz
<)aJa-rzz
.1<;ta22,fa
fang
semua karena
AudloAl-Mawahib
Kemusykihnxitnb f nrfiufqri6
lnwnbnnPe(6ngni
dan
ilmiyah
yang
Saiful Anwar
AudloAl-Mawahib
JawabanPe$agaiKcmusykiht Kitab fatfiuf qwi6
-r-
Segala puji
bagi Alloh
4u^
ini
bermanfaat dan
membawa barokah, dan kami tunggu selalu karya generasigenerasi salafi, sebagai upaya menghidupkan tradisi tulis
menulis dan nasyrul ilmi.
Wassalam.
Penerbit.
AudloAl-}tlawahib
lawahan Pe$agaiKcmusyftihnKita6 Fatfrufqtn6
DAFTAR ISI
Kata pengantar penulis
Kata pengantar penerbit
( 6-rtelJt
) eK-' ( ?tS )
Devinisi kitab secarabahasa dan istilah
.................1,0
Devinisi bab .......
.....L0
L1,
Pembagian air ........
.................
PEMBAGIAN AIR..
.................
L1
Air suci mensucikan dan tidak dimakruhkan
( Yaitu air mutlak)
.................,,.11
................13
Devinisiairmutlaqdanmuqoyyad.........
Air yang suci mensucikary tetapi makruh digunakan.
( Air yang terkena teik matahari)..........
L4
...........,.......
L5
Imam An-Nawawi tidak memakruhkan...................................
Pengertiankata lkhtaro..............
L5
..............
Syarat ghusalah.
.....L6
Perubahan yang mencegah disebut air mutlak
......T7
Perubahan y ang tampak dan tidak tampak....................:.........
1,8
Perbedaanmuholathoh dan muiawaroh...................................
L9
Perubahan yang tidak bisa dihindari..........
20
................
Batasandua qu11ah...............
Keharaman berwudlu dengan air musabbal.
( Air yang disediakan untuk minum)....
.....................22
.....................22
(J*!)
XhXt : Ct{d! t#" J!r" bJ a.-#Il 0tfil ,y tf
-55 'i
..,...........24
...................25
(.-p)
)-f-VS glgll g,. alt"r:-"r?-rtV Ok ig
Keharaman mengunakEn wadah wadah yang terbuat
dari emas dan perak
...............27
29
Keharamannya untuk makan, minum dan lainny a................
Wadah yang disepuh emas dan perak
.....................29
Pengertian dlobbah ( tambal)
AudloAl-Mawahib
Xitnb f atfiuf @ri6
lnwabnnPe{IngniKemusyftifnn
r
:ltlr
aJT
Jr.rur .9
(,F)
olJ-ft,f1j
AudloAl-Mawahib
lawnbanPe$ngniKemusyftihnrcitnbfathuf qri6
<.1'olI
aqtlt .,,,nti,-.rlrTjr.l*.::-,!l it
Devinisi istinia'....
.....47
Sesuatuyangbisadigunakanistinja'...............
.......47
Disunahkan taslits..
.................48
Syarat istinja' dengan batu
Etika beristinia' ..........
49
Makruh menghadap kiblat atau Baitul Maqdis .....................50
Keharaman melakukan buang haiat di air yang sedikit .......50
Pengertian
lt L$l
istilah
tt
51
(J rj )
l}Jrf
6lc.,,Jl
9lr-14 L;r,r-l
"tJ_ll ,t|li
(J*, )
J,-rJt r,.ay ci
DevinisAl-Ghusla
Sebab-sebabmandi besar
Pertemuandua khitan
..............,....67
.....................6L
.............5L
...........63
(J-e)
( gL&laDBJ.-'lt FttS
Niat dalam mandi.
,64
Niat dibarengkan permulaan anggota yang dibasuh. ............64
Meratakan air pada seluruh tubuh
........65
Kesunahan mandi besar........
...................65
AudloAl-Mawahih
er$ngix'-@Fif,frtob ratfrufqtri6
Inwn\au
7
(,rL.a't)
,3c iro- : fuJ*-ft c,'Xl*iXl:
Mandi setelah memandikan mayit.
Mandi setelah gila atau pingsan...
Mandi karena masuk kota mekah...............
.............58
Mandi ktrena bennalam di Muzdalifah...........
......69
Melempai Jumlah aqobah tidak disunahkan mandi... ...........70
,,*
(} " g )
A 1 s.ya jJt ,3
( J*e )
i
ncJt L'
Syarat-syaratnya tayamum.
Adanya udzur.......
Karena sakit.
Masuknya waktu sholat.
...................,79
...........80
........81
...............
82
Adanya kendala menggunakan air.
.......85
Perbedaan pendapat imam An-nawawi dalam kitabnya. .....86
Debu yang mustakma1.................
.............87
Fardlunya Tayamum
AudloAl-l,lawahib
[awa6an Pe{Iagai KemusgftifanXitab Fathu{ Qdb
(F)
tgrJt.lt-l
st,\aL:Jt dk d
Air kencing bayi yang belum makan makanan
Najis yang dima'fu.
....101
.................102
f .J-rgI
;-rln-,!lj./tlrjtj
,;aJ- t pKzt Oq .l
Pengertianhaid1........
Ciri-ciri darah haidl........
Pengertian nifas.
Pengertian istihadloh
Masa minimal haidl.
Masa maksimal haidl.
Umumnya masa haid1........
Masa minimal nifas...........
Usia termuda wanita mengeluarkan haidl.
Minimal dan maximal masa hamil.
Sujud tilawah.
Syarat-syarat pelaksanaan.
Waktu pelaksanaan.
Tata cara pelaksanaannya.
a. Tidak sedang dalam sholat.......
b. Sedangdalam sholat.......
Bacaannya
Iklan cilik ............
AudloAl-|'|awahib
Kemusyfti{an
Xitn6 nnthufQri6
lnwabnnPeltragni
...............103
....T04
..............104
...............105
.....L06
......107
............
L08
.......109
..................
L10
....L12
,......L13
.....1L3
.........1L3
....................113
...............1L4
..T20
bahasamempunyaiarti kumpulan.
pK-lt U &
p-,1F).h.a11
s,-:l:-leli 4
Sedangkankata
" q \
v
'
i?;
t.
,F r
t
o(
93
l>J
yang
otlt gtjX
PEMBAGIAN AIR
Air suci mensucikan dan tidak dimakruhkan.
( Yaitu air mutlak)
11
=::==:=
===
: -=::
t-
i,{-''
:::.4:.:E:.-:-:::::
=E::*::*::::::
:.=::=:::=-=-=..:=:::::::
===::=:::=::::::::
*:=
:===
:=
o4
tL_
Sawa*ssg
FeEbasaE
KemuryiqeEam
FaiE*Er
:==*=E
-=:==
-- ,
==*:::=..:=.:::::.
:.::::::: ::::
t=::=::=-::=:::=:
=.*:=
===:=:1=::=:::.
.a:::.::.:...:..-a-:::.a::a
==
=::=-i::==:::=.:-:::
::::::::::,
::=:::===
.:::::::
-:a.a-=::a.a,::a..:a::...4.4:
''l:;j:--:,':':,:::':"
:=:::*-=
''"ujuandari belajarilmu fiqh adalah
.::::::::::
menjaga
keabsahandalam menjalankan
:::=::=i
j:::=-=:.:..:'"-'tt:tt::ta
::::::::
:::::::::::::
:::
:::::,:::
(li sihhatiladyaan),dewasa
syariat
agama
::=:=
::::,.,,::::::
ini,
=::==:==:::=:::::::
berbagai
masalah
dan problemayang
';::-;;:;:;;;;;11::::;;l-.,;1;.::;:;a:;,;
:-=:::=
yangmembuterjadi
ditengah
masyarakat
::-:,::.:-::::::::::,-=::::::::::,
==-=:::::,:,::::::,:,,:::,..,...,..
jawaban dari sisi agama (baca
tuhkan
:-=.*
=--===;=..::. ::::..,....,-:,
::::,:::::::.
fiqh)terusterjadiyangseakantiadahenti,
:::==:j
:===::::=:=1--:::::::::::::: :::::,::::::=::
aa--::::::.:a::::.::-:
:::a:
:a:::
::::.:...
yangmanahal itu menuntutparagenerasi
::r=:
==:=:=-=.:::::.'.::::,:::,:,,,,:::::
"''.:::,:....:::,,aa::a:::::aaa::::
fuqoha' untuk menjawabnyademi untuk
:::=:=
,:,:::,::,::::-:
::-;';i;:;1;L=;;;;l:;::::;;,L,;;.;......
!E::-=::::=.--::::::::
memberikankepastianhukum dalam
:::::::::::::"
:1::::,=;:;:-;;::j::;:-.::j=j;,,,:
menjalankansyariatagama. Dan untuk
==:::::=:::.:.::-::=.::::
::=:=
-:===
a::-:::::'-:.a:
:==:::::::=::::,:=:::==
=:.:.,.:.:::::::::::.::::==:.=..:: mampu menjawab berbagai masalah,
.....=-. para generasifuqoha' dituntut untuk
:::
::::::::::=:
::::::.
::,:::
:::::::,:::::::::::::::::::.:
mampu menguasaikitab-kitabfiqh baik
.::::
=:===:=
::::,:::,::::secaratekstualataukontekstual.
==
tr&Yffiffie
**ffie*
,.i ::,:::.
-f
:::::i:'.::,::..::.-:===:::::::::::
:=,,::,":'.:;;il=:=:::::::
12).MisteriPahala
13).SyairKlasik
14).Syair-SyairHaqiqot
15).RisalahNafi'ah
16).KerudungJiwa Kaum Hawa
1,7)UlumulHadist & Mustholah Hadist
18)FiqhMawarist
L9) Arus Pemikiran Empat Madzab
2})Zubdah Ushul Fiqh
21) Ilmu Mantiq
22) Ilmu Ushul
23)PengantarMemahami Lubbul Ushul
24)Ternyata...! Aku Orang Nu ...?
25) Ternyata ....! Bukan Syirik & Bid'ah
26)JejakSang Wali (Manakib Syekh Abdul Qodir Al-Jilani )
27) Pengantar Memahami Fathal Qorib
28) Fiqh Tawashul
29) Terjemah Uqudul Lujain
3O)TerjemahQurrotul Uyun
31) Terjemah Sulamut Taufiq
32)TerjemahArbain An-Nawawi
33) Lantunan Bait Sentuhan Ruh
34) Gerbang Pesantren
35) Mutiara Dalil SangDa'i
36) Muiara Hujjah
37) Fiqh Haidl
38)Biografi Ulama PengarangKitab Salaf
39)PengantarMemahami Nadzom Maqsud
40)PengantarMemahami Nadzom Qowaidul I'rob
41)PengantarMemahami Faroidul Bahiyah
42)Tawashul,Syirik Dan Bid'ahKah ...?
43) Sistematika Hukum Islam (Qowa'id Fiqh )
44) Sentuhan Malam Pertama
45 ) Laskar Langit
AudloAl-Mawahib
lawahan Pe$agaixcmrsyftifar Xita6 f athu( qri6
r21
IKLAN CILIK
Buku-buku yang layak anda Belajaridari :
TERBITAN DARUL HIKMAH
SegeraDapatkan Di Toko Buku KesayanganAnda
1. MABADI' ASH-SHORFIYYAH (dua juz)
Sebuahkitab pengantardi dalam memahami kitab "Al-Qowaid
Shorfiyyah" yang merupakan sebuah kitab dasar dalam ilmu
shorof.
2. AR-RISALAH AT-TASHRIFIYYAH
Sebuah karya berbahasa Arab, yang merupakan kumpulan
ibarat dari kitab shorof yang merupakan pengantar di dalam
memahami kitab "Al-Amtsilah At-Tashrifiyyah" karya Syekh
Ma'shum Aly.
3. MABADI' AN-NAHWIYYAH
Sebuahkitab pengantar di dalam memahami secaramendetail
kitab "Al-Ajurumiyyah" karangan Imam Ash-Shonhaji, dengan
dilengkapi referensi dari kitab-kitab Nahwu yang mu'tabar.
4. MAQOSID AN-NAHWIYYAH (lima juz)
Pengantar memahami "Al-Fiyyah Ibnu Malik" yang di
dalamnya memuat dan membahas funtas tentang masalah
kefahaman dari kitab Al-Fiyyah yang sudah diterjemah oleh
penyusun sesuai dengan kitab-kitab besar yang mu'tabar,
dengan mengunakan bahasa yang sederhana agar mudah
difahami oleh pemula maupun yang sudah mahir.
5). Al -Fawaid An- Nahwiyah ( 2l"rj
Pengantar memahami "Nadzom Al-Imrithi " yu.g di dalamnya
memuat dan membahas funtas tentang masalah kefahaman
dari kitab Nadzom Al-Imrithi yang sudah diterjemah oleh
penyusun sesuai dengan kitab-kitab besar yang mu'tabar,
dengan mengunakan bahasa yang sederhana agar mudah
difahami oleh pemula maupun yang sudah mahir
6) Mengenal Istilah Nahwu Shoroi
7) Ikhtisorul Maqhosid
8 ) Misteri Ilmu Nafi'
9) Al-Fawaid Ash -Shorfiyah
10).FiqhKubur
11).Mabadi'ulBalaghoh (3)
120
JawnhanPc$agaiKcmusyftihnXita6 fathu(Qri6
'c)t'rbjy't'.ld; ':):ri-'Jtti
xr
t:t'iL:XS'tS'-,ki F F (6i^'.,A
li
Diterjemahkan: janganlah engkaujadikan tanganmu bergantunganpada
.
leherdan juga jangan engkaupanjangknnsepanjang-paniangnya
maksud yang
Penerjemahan semacam ini jelas bisa merusak
mengapa
bertanya
mungkin
Penerjemah
dipesankan Al-Qur'an
Alloh mencegah kita menggantungkan tangan pada leher atau
memanjangkan sepanjang mungkin ? padahal tidak demikian yang
hanya sebagai
Teks ini dimaksudkan
dimaksud Al-qur'an
metaforsis untuk menjelaskan ekses dari berlebih-lebihan atau
sebaliknya, pelit.
Sedangkan tafsir adalah pengartian sesuai dengan yang
dimaksudkan ayat . Tidak terpaku pada susunan dan bentuk teksnya
tetapi berfokus pada bagaimana Pesan suatu ayat itu bisa dipahami .
( AT-Tibyan Fi Ulumil Qur'an 21,0-2L1)
)tu-{ dJ,e:lt ;.tJt Juit J ,*:
Tamat
Tanggal26 Romadlon / 25 September2008
]am 8.25Wib
Di PonpesDarul-Hikmah
Ilopo TebelBareng]ombang
119
sebuah penulisan yang ditulis di atas alas tulis, maka menjadi tidak
dipertimbangkan. Sementara yang ditulis tidak untuk tujuan sebagai
dirosah berarti sengaja dimaksudkan untuk tidak mendapat apa
yang dimaksudkan dari keberadaan al-qur'an yaitu pembacaannya
tetapi sekedar bertabarruk semisal dengan membawanya.
Argumentasi bisa beralihnya status hukum Al-qur'an sebagaimana
diatas diperkuat dengan tujuan keselain pembacaan Al-qur'an oleh
orang junub . Demikian tujuan mengingatkan bacaan orang yang
sedang sholat ternyata sudah bisa mengeser status ke-Qur'anan ayat
yang dilafaikan .Fuqoha' memperkenankan hal semacam ini bagi
orang junub dan memberikan hukum batal sholat seseorang yang
ditengah pelaksanaannya melafalkan ayat Al-Qur'an dengan tujuan
mengingatkan .( H.Madaniyah 7/ 773 )
Berlanjut kepermasalahan tafsir , boleh membawa
/ memegangnya dalam keadaan mempunyai hadast kecil maupun
hadast besar walapun ditulis dengan tinta yang tidak sama antara
Qur'an dan tafsirnya asalkan hitungan jumlah huruf tafsir dengan
standart penulisan kaidah khotnya itu dipastikan lebih banyak
dibanding dengan jumlah huruf al-qur'an dengan berstandar
penulisan Rosm Utsmany .Dan yang perlu diperhatikan disini adalah
perbandingan hitungan jumlah huruf antara keduanya ketika
memegang dan membawa tidaklah sama . Pada saat memegang yang
menjadi perhitungan adalah jumlah masing -masing huruf yang ada
pada areal yang dipegang , sedangkan pada saat membawa adalah
jumlah keseluruhan yang ada dalam kitab tafsir . Pemilahan hukum
seperti ini juga tidak membedakan antara penulisan tafsir yang
dijadikan satu dengan A1-Qur'annya atau yang disendirikan
letaknya.Misalnya dipinggir atau dibawahnya .
Berbeda dengan tafsir adalah terjemah Al-Quran yang tertulis
dibawah barisan ayat - ayat al-Qur'an Terjemah Al-Qur'an ini
tidaklah mempuyai hukum yang sama dengan tafsir , ia tetap
berstatus mushaf yang haram dijamah dan dibawah bagi mereka
yang berhadast . Menurut sebagian ulama' penerjemahan Al-Qur'an
bahkan haram dilakukakan .(N .Zein33)
Antara tafsir dan terjemah meskipun nampak mempunyai
fungsi yang sama namun diantara keduanya memiliki perbedaan
yang cukup signifikan
Terjemah Al-Qur'an adalah pengartian
secara literal - terpaku pada susunan dan bentuk teks apa adanya kebahasalain. Misalnya ayat:
1 18
Kemusyki[nn
tcitnbrnthuf @ri6
lawnhnnPc{bngni
tetap diakomodir
dalam qoul jadidnya
Sebagian ulama
mutakhirin menambahkan ini adalah pendapat madzab dawud
dan ini cukup kuat sebabtidak ada dalil yang bisa dijadikan hujjah
dalam masalah ini . dengan demikian hukum asal adalah tidak ada
keharaman ( T Mustafidin 29 )
3. Bukan ayat-ayat yang dinasakh bacaannya meskipun hukumnya
tetap ada seperti :
{!i
4t t;'#\'6' $ q a;'*:tt,
(Al-Bajuri 1/1.1.8)
4. Apa yang dibaca sudah bisa dikategorikan Al-Qur'an . kecuali
Sebelumnya.sudahada niatan unfuk membacanya maka walaupun
satu hurufpun sudah diharamkan ( N Zein33)
5. Pembacaannya berhukum sunnah .hal ini untuk mengecualikan
pembacaan yang wajib seperti bacaan fatihah Faqidut -Thohuroini
didalam sholatnya atau satu ayat didalam khutbahnya .
Beralih kepersoalan memegang dan membawa mushaf, yang
dimaksudkan dengan mushaf disini bukanlah yang harus dalam
bentuk devinitifnya yang terungkap dalam ungkapan syarih, tetapi
mencakup apa saja yang diatasnya ditulis ayat Al-Qur'an, seperti
papan/ tiang atau bahkan tembok, untuk tujuan dirosah yakni
pembacaan(Al-Bajuri I hal 732,Syarqowi83)
Keharaman memegangnya ini tidak hanya yang langsung
bersentuhan dengan tulisannya, tetapi mencakup pada semua bagian
dari sisi alat tulis tersebut, asalkan alat tulis ini menurut penilaian urf
memang sudah sepantasnya dan daiam ukuran yang sewajarnya
menjadi media penulisan Al-Qur'an.
Jika tidak, misalnya ayat Al-Qur'an ditulis ditiang atau
tembok-dalam contoh diatas atau dipapan penulisan yang sangat
besar, misalnya berupa pinfu yang berukuran sangat besar, maka
keharamannya hanya terletak diareal tulis dan sekitar areal
terdekatnya ( baca-harim) ( At-Turmusi I hal 324, H Madaniyah I
HaL772, Syarqowi I ha1.83)
Sementara ketentuan alas tulis sebagaimana diatas,
penulisannyapun harus bertujuan untuk pembacaan ( dirosah) dan
bentuknya masih tampak jelas atau terang, tidak yang sudah dihapus
hingga nampak samar-samar sulit dibaca atau ditulis , tidak untuk
tujuan pembacaan seperti sebagai azimat, dicetak dalam mata uang
atau ditulis di atas pakaian. Karena yang sudah nampak samar dari
bekas tulisan seperti ini dapat diartikan sudah bukan selazimnya
Kemusyfrifnn
xitnb rtfiuf etn6
JawabnnPe[6agni
r t7
31
Bacaannya
Pada saat bersujud disunnahkan membaca tasbih sebagaimana
bacaannya yang ada dalam sholat . yakni :
v 1f;.1,,tr1'';.rtu'.&
Lalu ditambahkan :
i,:):J-bt'^i)t
"y.
r,Ft'rrt
'e
' Frr ,:r,::\,f
*;3X w)
"isE( 4g o; .t
Sujud syukur
Mengenai ketentuan dan bacaannya sujud ini persis dengan sujud
tilawah ( T. Qulub 167 ) dansunnah dikerjakan ketika sesaat setelah
dan tanpa diduga dirinya atau orang lain mendapatkan anugrah
kenikmatan
yang walaupun sebelumnya sudah diharapkan.
Demikian pula ketika terhindar dari bencana .Dengan demikian
sujud ini tidak sunnah dilakukan apabila keberadaan nikmat atau
keterhindaran itu sengaja diupayakan dan secara lazim akan dapat
diraih .Misalrrya laba yang biasa diraih pedagang atau hasil panen
yang sudah biasa diraih petani . kecuali jika apa yang diperolehnya
itu melebihi hasil rata-rata , maka tetap sunnah bersujud syukur.
Sujud ini juga tidak disunnahkan
untuk hal-hal yang sudah
senantiasa ada .Disamping karena hal diatas sujud ini juga sunnah
dilakukan ketika melihat ada orang fasiq yang terang-terangan
menampakkan perilaku kefasikannya . Sujud yang dilakukan ini
sebagai ungkapan rasa syukur atas keterhindarannya berperilaku
114
AudlsAl-Mawahib
lawahan PcltragaiKcmusyfritanKtta6 Fa{ru[ qfi6
Waktu pelaksanaan.
sujud tilawah ini dilaksanakan sesaat setelah pembacaan ayat,
apabila ditunda dalam tempo waktu yang merurut urf dikatakan
lama maka hilanglah kesempatan untuk bisa mengerjakannya. Jika
ketepatan pembaca atau pendengar adalah orang yang hadats laru
segera bersuci, maka dia masih berkesempatan untuk bisa
mengerjakannya, akan tetapi jiku ditunda dilam tempo yang
menurut urf dikatakan lama, maka menurut pendapat yang shohih,
sudah hilanglah kesempatan untuk melakukannya.
Tata cara pelaksanaannya.
a. Tidak sedang dalam sholat.
L. Niat sujud tilawah.
2. Takbirotul ihrom
3. Sujud satu kali
4. salam setelah duduk
Tanwirul Qulub 157)
"(
Dan disunahkan berdiri terlebih dahulu untuk takbirotul
ihrom apabila sebelumnya dia sedang dalam keadaan duduk.
Lalu membaca takbir lagi saat turun untuk sujud ( Tibyan 11g)
b. Sedang dalam sholat.
Apabila sendirian atau menjadi imam, maka dia hanya
berkeharusan melakukan niat saja sebelum bersujud. sedangkan jila
menjadi makmun kewajibannya hanyalah mengikuti imamnya
(T .Qulub 167 ). dengan kata lain jika imamnya bersujud maka'ia
wajib mengikuti dan jiku tidak maka diapun tidak boreh
melakukannya
kecuali
setelah
selesainya
sholat
namun
kesunahannya sudah tidak begitu muakkad. seandainya dia tidak
mengikuti sujud imam atau dia melakukan sendiri sementara
imamnya tidak maka sholatnya menjadi batal . lain halnya jika dia
tidak mengetahui kalau imamnya sedang melakukan sujud tilawah
dan dia baru menyadari setelah imamnya mengangkat kepala dari
sujud tilawahnya maka sholatnya tetap sah .NimrL demikian dia
tidak boleh lalu bersujud ( tilawah ) sendirian
berbeda jika
seandainya dia mengetahui imamnya masih dalam keadaan bersujud
maka dia wajib menyusuhyd , akan tetapi jika ditengah gerak
turunnya ternyata imamnya sudah mengangkat kepala maka dia
tidak boleh meneruskan untuk bersujud tetapi wajib mengikuti
imam ( Tibyan l1a )
AudloAl-||{awahib
anntaog@
Ki,n6r atfru( qorr6
Iawab
113
(-:'#i'84"&-Lsy
Demikian pula dalam surat al-haj ayat 77, Abu Hanifah
menggugurkannya dan menggantikannya dengan ayat yang
ada dalam surat Ash-Shod ayat24,2ssebagaimana dalam kitab
Tibyan 109. menurut Imam Syaf i yairlg ada di surat Ash-Shod
ini adalah sujud syukur , bukan sujud tilawah, dengan
demikian pelaksanaannya harus dengan niat syukur3O tidak
tilawah dan karenanya haram dan membatalkan apabila
dilakukan didalam pelaksanaan sholat ( Al-Qolyubi I hal.
206).
Syarat-syarat pelaksanaan.
Ketentuan pelaksanaan sujud tilawah ini persis seperti sholat sunah,
mulai suci dari hadats, najis, nienutup aurot dan menghadap qiblat,
kecuali dalam bepergian ( baca diatas kendaraan) ( Tibyan fi adabi
hamalatil qir'an L11)
Sujud tilawah ini hukumnya sunah, baik bagi orang yang
membaca, mendengarkan atau tanpa sengaja mendengarkannya
memang
sengaja
yang
walaupun
tidak
sesunah orang
mendengarkannya.
Kesunahan bug
orang yarrg mendengarkannya atau
mendengar ini, baik dari bacaan anak kecil, wanita , orang yang
mempunyai hadats kecil bahkan dari bacaan orang kafir , asalkan
bisa diharapkan masuk islam dan tidak ada pengingkaran
Dan tidak disunahkan apabila bacaan ini keluar dari orang yang
tidur , jtrnub , mabuk atau lalai. Demikian pula dari benda-benda
mati atau hewan, seperti beberapa jenis burung tertentu yang bisa
melakukannya, burung menco misalnya ( H. Madaniyah I hal313).
js-r' ,"'
Sirs
@reu'r;6s.v?i:$:iJ';i6.,!J3di
30 Sunah melakukan sujud syukur ketika membaca ayat ini dengan
atas diterimanya taubatnya nabi Dawud, Menurut
niat menqrukuri
imam Ibnu hajar keberadaan sujud ini sebenarnya semi antara
tilawah dan syukur, oleh sebab itu pelaksanaannya tidak begitu
sebagaimana yang ada dalam sujud syukur,
mempertimbangkan
yang
yakni
datangnya
masih
barusan
disyukuri
nikmat
( H, Madaniyah I hal318)
AudloAl-Mawahib
tt2
lawahan Pe$agai Kemusyftifan Kita| Fafiuf qtri6
t* n ii c|'ifi wns'4|t3i 4;
@ r i-Ua.-f-'J;,ht-'frit'"1
DanayatT7
lrlLj
1;r G6rS-&: ir"J;iS1:3,)r;iS
qi-t
1r-t; 3-,f
@r !ttlr""$
@r Ni;,,ri$:i[.jl.J'xfr
9. Surat sajdah ayat L5
bt*l
*) *1rL'*:5 fi,girf +,\rb\ t41-fit4.=e
@r Sr;,i*-{ i"j
10. Surat fushshilat ayat 38
oIt
$)tt.'b
6 f 1t'"fr5
12. Surat al-Insyiqoq ayat 2L
@f
'ot'le-5.$
ttt;pr #
|sl tiy
@r oF,Shio'^Z+ti J<
Tidak ada perbedaan serius dikalangan ulama' mengenai
keberadaan sujud tilawah terletak diayat-ayat diatas, kecuali
dalam surat fushshilat yang menurut Imam Syafi'i terletak
111
xita6 ratfru[ Qri6
lnwahanPe$agaiKemusyfrifan
oJ*-, UtJ
,{:Jt2 61)fuJl
Demikianpulasujud tilawahdan sujud syukur.2a
Sujud tilawah.
Dalam Qoul jadidnya Imam Syaf i mensinyalir bahwa jumlah sujud
sajdah itu ada 14 di74 ayat73 surat ( al-MahalliI206) yaitu:
1. Surat Ai-A'rof , satu ayat, ahir surat
@ r Sri;i-
@ r JGi'r,jfr=.iuv:6fi6*
ei\rti?"t:ai av '"-.a-fii
110
Kita6 Fnthu[q,rt6
lawnbnnPe$agniKemusyftifan
kemungkinan ada darah susulan yang akan keluar lagi. Sebab yang
jelas darah yang keluar itu telah berhenti dan ini berarti dia telah
memasuki masa suci. Sementara mengenai pertimbangannya akan
darah susulan ifu masih bersifat kemungkinan.Namun apabila
kemungkinan terbukti maka menjadi nyatalah bahwa putus darah
yang barusan dialaminya itu masih dalam rangkaian masa haidnya.
Irri berati aktifitas kewajiban yang telah dikerjakan menjadi tidak
syah karena terbukti terlaksana dalam lintasan masa haid. Sikap
serupa juga harus dilakukan manakala darah yang kedua ini
berhenti. Dan positif syah atau tidaknya ibadah yang kemudian
dikerjakan tergantung ada atau tidaknya darah susulan yang keluar.
Demikian seterusnyahingga genap 75hari/ malam yangmerupakan
batas paling lama masa haid. (J ala manhaj 1/235)
Menurut Imam Nawawi tindakan seperti diatas tidak hanya
berlaku bagi wanita yang baru pertama kali mengalami menstruasi
tapi juga bagi mereka yang sudah biasa mengalalaminya. Namun
menurut Imam Rof i bagi mereka yang sudah biasa mengalaminya
putusnya darah tidak langsung mengharuskannya mengambil
sebagaimanadiatas asalkan itu terjadi dibawah kebiasaanlama masa
haid yang dijalani mereka. boleh menunda hingga sampai memsuki
batas kebiasaanlama masa haidnya. (T. 'alalmuhtai 7/657)
Minimal dan maksimal masa hamil.
ur.,11 or5t-9 ) r,uhr3 ( J+l a-,) lr"j ( ,loJ-l ,Jrtl )
5f _l\..rJi .i .t :rlt1 ( J6Jl er; ; tul 1 nJtil iti.r g1l )
Minimal masa hamil itu enam bulan ditambah masa lama melakuknn
persetubuhandan melahirknn. Paling lama empat tahun sementarayang
gholib itu sembilanbulan. Yang dijadikan pedomandalam menentukan
semuaini adnlahrealitastlang teriadi.
Menurut Al-Bulqini perhitungan per bulan didalam enam
bulan maupun sembilan bulan diatas itu menggunakan jumlah
hari.(Al Bajuri 1/777) pernyataan ini kemudian diperjelas oleh
Al Halabi satu bulannya itu tiga puluh hari. (B Khotibl./346).
Dengan demikian minimal masa hamil seorang wanita adalah 180
hari ditambah lama masa melakukan persetubuhan dan
melahirkannya. Itripur yang dimaksudkan adaiah kelahiran bayi
dalam bentuknya yang sempurna. Sebab apabila yang dilahirkan itu
hanya sekedar sudah berbentuk begifu saja maka itu hanya
AudlsAl-Mawahib
Kemusyfrihn
Kitab nathufQtAb
lnwaQnnPe[6agni
109
haid. Menurut satu pendapat masa ini dihukumi sebagai masa nifas
dan menurut yang lain tidak. (R.Tholibin 1/78. B.Khotib I/909)
Setelah positif suatu darah dinyatakan sebagai nifas lalu
ternyata terus keluar hingga melebihi masa 60 hari maka darah nifas
ini telah bercampur darah istihadloh. untuk mengetahui seberapa
lama kemudian masa nifas yang dijalani kiranya perlu mengetahui
terlebih dahulu status wanita yang sedang mengalaminya itu persis
sebagaiaman di dalam haid. Apakah Mubtadi'ah atau Mu'taddah.
Mumayyizah atau Ghoiru Mumayyizah. Namun menurut satu
pendapat nifas wanita ini langsung bisa diputuskan 60 hari dan
selebihnya adalah istihadloh hingga memasuki batas masa suci yang
biasa dialami. (R.Tholibin 7/77)
Usia termuda wanita mengeluarkan haidl.
q-r.sCc1-,
Cr ) it4t
>ti )tl F
J4 ,*:
i/j,JelJ)
Usia termuda wanita mengeluarknndarah haid itu - kurang lebih sembilan tahun hijriyah. Dengan demikian seandainyadia melihat ada
darahyang keluarsebelumgenapusiasembilantahun,yakni kurang sekitar
waktu yang tidak cukup untuk masahaid dan suci (dibataah16 hari) makn
dnrah tersebutdikntegorikansebagaihaid. Dan jikn cukup (16 hari ke atas)
maknbuknn.
Dengan demikian dapat ditarik satu pemahaman darah yang
keluar dari diri seorang anak wanita yang menginjak usia ini bisa
langsung diputuskan sebagai darah haid dengan alasan realitas
usianya yang memang sudah memungkinkan untuk mengalami hal
seperti itu. sebagai konsekswensinya dia terlarang melakukan setiap
hal yang tidak boleh di lakukan oleh wanita yang sedang mengalami
haid hingga darah ynag di keluarkan berhenti. Jika kemudian
darahnya berhenti sebelum mencapai masa minimal haid (2a jam)
barulah darah yang keluar ini bisa dinyatakan sebagai dam fasad.
Dan ini berarti dia berkewajiban mengqodlo sholat atau puasa yartg
ditinggalkan pada saat darahnya keluar.
|ika setelah terhenti
ternyata keluar lagi, maka darah yang telah dinyatakan fasad ini
kembali disebut haid. Demikian seterusnya hingga mencapai masa
yang cukup untuk memnuhi ketentuan dalam haid. Setelah itu
apabila berhenti maka dia dinyatakan suci dan dia berkewajiban
mandi guna mengerjakan kewajiban -kewajiban yang harus
dikerjakan tanpa boleh menunda karena masih mempertimbangkan
10 8
AudloAl-Mawahib
Xita6 fatfruf Qn6
lawnQanPe$ngaiKemusyftifan
t07
mengalaminya
wanita
yang
disebut
Sementara
mustahadloh. ( Al - Bajuri 1/L1,4). Memang darah yang keluar di
atas masa ini positif dinyatakan istihadloh. Namun tidak kemudian
dengan serta merta dapat diputuskan bahwa darah yang masih
dalam lintasan masa 15 hari/malam secara keseluruhan adalah haid,
sebabbisa juga telah terkontaminasi darah istihadloh.
Syekh Abi Ishak Ibrohim bin Ali bin Yusuf Al Fairuz
Muhadzabnya 1/39
Llbaidillah Al Syatozi
di dalam Al
mengemukakan apabila darah yang keluar masih berlanjut setelah
masa 15 hari/malam
berarti menstruasi wanita ini telah
bercampuran dengan istihadloh. Untuk mengetahui seberapa lama
masa mens yang di alaminya di perlukan pemahaman mengenai
statusnya. Ada tujuh kemungkinan status yang disandangnya:
!.. c
A:;Ji ''ii.ti
t
t^ '
- z2 z
6i'r# Y
'^ '
"'
|;P?
i:p,isa;v
i:p p'ase;t
$2 triiiW.lul.ip$
$t rriireio a;-r;t# 'pis,x o
,Ur oii us1'Vt|"'.r,ui:p 'p'as,A1
2.?.' ^.t
:ao' re gclt
oii illi
Yo
d.,
tiri6 Qu{F
.'
?6tt,,"v
25 Mengenai detailnya semua ini simak dalam uyunul masail lin nisa'
karya LBM lirboyo
AudloAl-Mawahib
106
xita6 ratfiuf Qri6
Kemusyfti[an
lawahanPc{6agni
;alt
>
Qst -pS
105
p-urt
1t6.:Jt
Siang ynng sangntpanas
Pengertian nifas.
" .
.
.
.
.
Misalnva:
Keluar dari wanita yang belum berusia 9 tahun.
Keluar kurang dari sehari semalam Qfjarn).
Keluar lebih 15 hari /malam.
Keluar sebelum lewatnya masa minimal suci ( 15 hari/malam)
Keluar pada saat melahirkan yang tidak tersambung dengan
haid sebelumnya ( I Thilibin 7/I74).
104
AudloAl-Mawahib
lawahanPe{IngniKcmuryftihnxitn6 rntfiu{Qtri6
( ,F)
i,.abr:.rllj./ti:Jt3 je+l rtK:t ilt4 ci
Fasal menjelaskan haid, nifas dan istihadloh.
Pengertian haidl.
Fu .lf d SoS
;alt C,- .l <Cttlt ) illl ( g ,,a"J-u;
1 6rl;lt ,l.-' * Cf >alprtJJqelJ ! Eetlaa.altJ".- .5b 6Ut ej U>
Haid adalah:darahyang lceluarpndausianya- sembilantahun keatas- dari
kelamin Oanita melalui prosesreproduksiyang sehnt. Yakni tidak knrena
penyakit tapi semata-mataknrenatabiat kewanitaanyang normal dan juga
tidak sebabmelahirknn.{ Syarwani L/630)
Ciri-ciri darah haidl
Warna hitam yarrg di sebutkan mushonif bukanlah satusatunya wama darah haid. Hanya saja warna hitam adalah yang
terkuat diantara warna-wama darah haid yang jumlahnya ada 5:
1. Hitam
2. Merah
3. Merah kekuning-kuningan
4. Kuning
5. Keruh ( antara hitam dan putih)
Semantara sifat-sifatnya ada 4:
1. Kental
2. Berbaubusuk
3. Kental berbau busuk
4. Cair tidak berbau ( B. Khotib 1/300)
t'r.',ll G- ;uJ,i fJJ:31 ;: p.uzl
al;z'-.r.JlAt
Di dalam knmus shihah arti
"7) 7bl"
kehitam-hitaman.
AudloAl-Mawahib
lawahan Pc{6agaiKemusykhn Kitab FatfrufQtri6
103
( ef': ilJt cr
d/ #.p
-pJr Xrc,'r-r+.:Jr
g:
,-srCr" I )t ( J ) q*
.,la !r )
ini mewujud
(5I9u,s-F !3 lfL
) u,aJt)jt Gt
(F)
tgrltjt: c;t-tp...:Jt.Jk d
Fasal menjelaskan benda - benda najis dan cara
menghilangkannya
menjadi dua.
Pertama, Keharaman mengkonsumsi namun stafus bendanya tetap
suci. seperti, bangkai manusia karena kemuliaannyi,
sperrna, ludah , ingus 17dan lain
lain karena
menjijikkannya. Demikian batu dan tumbuh-tumbuhan
yang membahayakan tubuh maupun akal.
Kedua,
Halal dikonsumsi namun status bendanya tetap najis.
seperti dalam kondisi darurat yang memborehkan
mengkonsumsi barang najis dan bangkai ulat yang
dikonsumsi bersama buahnya karena sulit memilahnya.
Kembali kepersoalan definisi, oleh sebagian ulama'yang lain
najis juga didefinisikan dengan sesuatu yang dianggap menjijikkan men-urut syara' - yang bisa mencegah keabsahan sholat sekiranya
tidak ada sesuatu yang meringankan. Tidak ada pertentangan
diantara dua definisi ini. Meskipun pada definisi di Ltas perkara
yang menjijikkan tetap dalam kategori suci, hanya saja- haram
dikonsumsi, sebab tinJ'auanmenjijikkan yang ada di sana adalah ltrf
sementaradi sini adalah syara'. (Al-Bajuri 1,/703)
r7 Keharaman mengkosumsi dua hal ini
dengan ketentuan : sudah
berada diluar tempatnya , tidak ada niatan tabarmk misalnya dari
seora.ng wali
tidak lenyap dalam air , tidak ada niatan untuk
menikmati misalnya dari istri atau amatnva
100
AudloAl-||{awahib
Yr$ogiVii@ifitn|
lnwnhan
r atfrufqr;b
Al-Mawahib
Audloxitn6 FatfrufQori6
I awnbanPe{tragaiKemusyfti{nn
99
)
wajib mengulang:
1. Pembalut berada dianggota tayamum, sebab ketidak
sempurnaan bersuci terjadi di dua praktek bersuci
yang dia lakukan, (tayamum dan wudlu / mandi)
2. Panjang - lebar pembalut terpasang melebihi batas
cukup pengikatan.
lebar pembalut sesuai batas cukup
3. Panjang
pengikatan akan tetapi terpasang dalam keadaan dia
tidak suci
. tidak wajib mengulang:
1. Tidak berada dianggota tayamum.
2- Terpasang dalam keadaan suci, apabila panjang - lebarnya
melebihi batas areal yang sakit namun masih dalam batasan
yang memang dibutuhkan untuk pengikatan.
3. Tidak disyaratkan dalam keadaan suci, apabila panjang lebarnya tetap sesuai area yang sakit.
J.l,l 6J
air di
Orong yorg - bagiananggotanya- terbalutitu harus mengusapkan
resiko
atas balutannyajika tidak mungkin melepasknrenakhawatir timbul
dari hal - hal yang telahdisebutkandahulu.Dan iuga wajib bertayamumdi
- defiisi tayamum - yang telah
wajah dan keduatangannyasebagaimana
//
" yang merupakanbentukjama' " 01ra'
dikemuknknn.Kata " i*\
ialahpotonganlotonganknyu atau bambuyang dipasangatau diikntknndi
kembali
tah asar bersambung
atas bagian anggota
Setelah menyoal bagian anggota yang tercegah
menggunakan air akan tetapi tidak terbalut, kini beliau beralih
membahas yang terbalut yang tidak mungkin dilepas ketika
bersuci.
hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan
Hal
bersucinya ialah dengan tetap memperhatikan praktek bersuci
seperti yang telah dipaparkan di atas ditambah kewajiban
mengusapkan air diatas pembalut secaramerata apabila panjang
/ Iebar pembalut yang dipasang melebihi batas areal yang sakit
(K.akhyar 7/76) pengusaPan air ini dimaksudkan sebagai ganti
pembasuhan bagian - bagian anggota sehat yang ikut tertutup
mbalut. (Al-Bajuri 100
(\#S
97
4t,Fs
Misalnya dengan meletakkan sepotong kain basah lalu
perlahan - lahan ditekan agar air yang ada didalamnya itu keluar
darr mengalir membasahi bagian anggota yang bisa di basuh. Dia
berkewajiban mengusapkan air ke arear yang sakit tersebut.
ldak
(K.Akhyar 1,/61) menurut al-Halaby jika upaya pembasuhan ini
sudah tidak mengkin lagi bisa dilakukan karena bagaimanapun
caranya, air basuhan tetap saja mengalir mengenai areal yi.g
sakit maka kewajiban pembasuhan ini bisa diganti det,gai
pengusapan air. (J.Alal Majhaj 1,/2A9)
Kembali kepersoalan tayamum, dalam pelaksanaannya bagi
orang yang berwudlu, tayamum ini harus dilakukan tepat pada
giliran waktu pembasuhan anggota itu. Boleh setelah membasuh
bagian - bagian yang sehat baru kemudian bertayamum atau
sebaliknya. Karena di dalam wudlu pembasuhan --pengusapan
antar masing- masing anggota harus dilakukan secara berurutan.
Lain halnya dengan orang yang junub dimana seluruh tubuhnya
bagaikan satu anggota maka tayamum boleh dikerjakan
dipermulaan atau setelah mandi. Dan jika areal yang teecegah air
ini berada di anggota tayamum maka dia - juga wajib
mengusapkan debu ke areal tersebut. (Al - Bajuri 1/100)
Mengenai sholat yang dikerjakan dengan teknis bersuci
kolaborasi antara wudlu dan tayam,r- s"peiti ini tidak wajib di
(qodlo') kembali, sebab jika sholat yang dikerjakan dengan
llang
tayamum karena sakit saja tidak diulang maka lebih l*Iu
lebih disini yang disamping dengan tayamum juga dengan tetap
membasuh anggota - anggota yang sehat (Al-Majmu't/iZS)
Oran
baei
terbalut.
Lijrs t-*t
jl crl-:.rf ip1
F+t C:q 6f.a Ca ( j+t
?V
gWS
,p
-rs
AudloAl-lr|awahib
lattahan PeltragaiKemusykfm Xira6 ratfiuf emi6
Ju
"J"
Ji I i.r13
air di
tercegahmenggunaknn
Apabilamenuruttujuan syara'seseoranS
tidak
tersebut
anggota tubuhnya, maka iikn diatas anggotl tubuh
juga
disampingbertayamum
teititup pembalutmakndia berkewajiban
sehat.
masih
yang
itu
bagiandari anggotatubuh
memba.suhbagian-
95
AudloAl-Mawahib
lnwahan Pc{6agniKcmusyftfnn Kitnb Fnthuf qtri6
df ) # *6y -91
rtlt tsi: i rtlt .r.i,,iJ
F"J,i^e
1..+ &{ 6y.rJlC
Barang siapa yang bertayamumkarenafaktor tidak adanya air kemudian
tahu atau curiga ada air sebelumdia masuk di dalam pelaksannansholat
maknbatallahtauamumnua.
"Tahrt" adanya air ini membatalkan kalau memang posisi
keberadaannya masih dalam batas jarak wajib untuk ditempuh,
misalnya dalam batas "F{ad Al-Qurb" atau sebawahnya. Dan
untuk menuju kesana ada jaminan tidak ada gangguan baik
hartanya
serta
maupun
keselamatan diri
menyangkut
pelaksanaan sholat masih bisa dikerjakan di dalam waktu. |ika
kefardluannya bisa digugurkan dengan tayamum sebagaimana
keterangan yang lalu. Demikian pula dengan hal " ctriga" ada
air, bisa membatalkan jika keberadaannya masih di sekitar jarak
"Had Al-Ghoust" atalr sebawahnya ditambah syarat - syarat
pencarian di sana. (Syarqowi l/105).
u 6)t EJlc",l5.9 tei ,JP, .tl oT.;i.tti
93
tc{rr.-, O-&.5
92
AudlsAl-l,|awahib
Xtta6 fatfrufenb
lawahanPc$agaiKcmusyftifan
j
t
I
meskipun
ae.2tt
( .13ell g. 44t y)
e*; eJult J Ugl ( J )
wajahdankeduntangan
mengusap
Yangkeduadanketigaad^alah
beserta
siku- sikunya.
9l
"+ub+*|4bi
ofj\r,:a
a;,r'i';1'cr-ti
\16)\ijr S,U'
iY"ait'tgi 'i'i
(Ai - Bajuril/95)
Namun yang perlu mendapat perhatian mengenai niat dalam
bab ini ialah bentuk teksnya yang memiliki sejumlah ketentuan
mengikat yang tidak sebebas seperti yang ada di dalam niat
wudlu. Dan
konsekuensi pekerjaan apa saja yang
lalu
diperbolehkan
berkenaan
dengan
teks
niat
yang
diungkapkannya.
Pertama, tidak sah niat tayamum begitu saja10.Kecuali jika
kemudian di tambahkan lagi kalimat lain yang menunjukkan
tujuan dia bertayamum . Misah'rya, 6rrb$
/ untuk sholat.
(ibid)
Kedua, tidak sah menggunakan niat fardlu tayamumll.
Alasannya, tayamum merupakan praktek bersuci
daiam
kondisi - darurat (baca : bersifat alternatif). Sehingga tidak
selayaknya apabila kemudian disebut sebagai suatu yang pokok,
karenanya tidak disunahkan mem-tajdidnya. (ibid) Berbeda
dengan wudlu yang secara prinsip memang menjadi target
ru
,,
,'
. l. *
.t..,..
C4Jl
,f
.:
j
r ...
L.-!
88
Xitn6 fntfruf Qn6
lnwnhnnPe$ngaiKemusykifan
I
I
87
gAtt..,*lt
C;
1 alt"*:-,t1.tr.,; 6tJt 1 J)
Yangkeempat
adalahadanvakendalamenggunakanair.
Syarat ini - sebagaimanu yu
Khotib r/2+g - sebehrlnyasudah termuat daram syarat yang
pertama
yakni:
'ey
AudloAl-Mawahib
rdbngixilifiihidn|
Jnwnhan
rntfiu{qtri6
85
84
AudloAl-||{awahib
KcmusyfrihnXita6 ratfiuferi6
lawabanPelhagai
83
',}b3'd" :'oj,Jat
W1-t:t1,v)-;,f\\t J.'+
ttt VS-it't't*St
Alloh:
gL$iu 6:y &
Dan dia positif dinyatakan tidak menemukan setelah dibuktikan
dengan pencarian. (ibid)
Namun demikian hal ini hanya menjadi keharusan bagi
mereka yang berada di suatu tempat yang masih ada kemungkinan
ditemukan air. Tidak semisal di daerah yang disekitarnya sudah jelas
tidak ada airnya seperti di tengah Sahara. Secara rinci, ada empat
yang bisa dialami oleh mereka yang
situasi dan kondisi
bertayamumnya karena tidak menemukan air atau dalam kategori
tidak menemukannya.
Pertama: yakin tidak ada air sebagaimana di atas.
Kedua: Kemungkinan ada air . di situasi dan kondisi seperti ini
seseorang wajib mencarinya terlebih dahulua sebelum bertayamum
melalui empat tahap pencarian:
1. Meneliti kembali ditempat yang didiami, mungkin masih ada sisa
air yang dia lupa.
2. Bertanya kepada yang lain s mungkin diantara mereka masih ada
yang kelebihan air.
3. Memandang ke setiap penjuru - jiku berada di tempat berdataran
rata - sejauh suara kawanan musafir yang meminta tolong masih
bisa di dengar di tengah kesibukan masing masing (Had-Al+ Disyaratkan setelah masuknya waktu sholat
5 Tidak harus bertanya pada satu persatu , cukup dia berteriak
bisa didengar oleh semuanya
AudloAFI'lawahib
82
lawn\mrr$ogninix@itn|rnthutqni|
sekira
Eli..t*,trfu,J\e,i\
" Apabilaknliansemuamendiriknnsholatmakabasuhlah....."
]ika dicermati dengan seksama, membasuh (baca - bersuci)
didalam ayat di atas diperintahkan ketika seseorang akan
mengerjakan sholatnya. Dan pengerjaannya itu sendiri sudah barang
tentu tidak mungkin terjadi sebelum tiba waktunya. Dengan
demikian, pelaksanaan bersuci - wudlu ataupun tayamum - juga
tidak mungkin terjadi (baca - tidak sah) sebelum waktu sholat sudah
masuk. Namun karena ada dalil, wudlu kemudian menjadi
pengecualian sehingga yang tersisa hanya tayamum. Dalam
hadistnya Rosululloh mensabdakan:
81
r*l'.i
( ;|.ai )
,fr2i'ct 6)!'c;;S
" aku bermaksudatau menuju padn
fulan "
Secara syara'ttya, mulanya tayamum hanya diartikan menuju
ketanah yang berdebu begitu saja. Namtrn pada perkembangannya
pemaknaan ini lalu melebar hingga pengusapan dengan
menggunakan debu. (A1 - Must a'dzab 1,/ 32)
Syarat-syaratnya tayamum
Adanva udzur.
ljrJl rgj
Adn udzur (tidnk menemuknn air) sebabbepergian.
79
Aty.S
C4' o.y-
C .bt eJf
,l
78
AudlsAl-}i{awahib
Kita6 F.$frufqtn6
lawnhanPe{hryaiKemusyftifan
4jJr gc fT
tjJ2 rr:fl
.^.1 *l
or* ,*
ae.-o;..ltrltftr
e'#J
-l
#tv: ,r j Ps *
&.lrt
{"V}
*.rJ
til &l}t
6iitlJ
4 dt-ar-olJ+
.sJt
77
rmulaan hadats.
Bukan dihi
&l}1 el.urlg,cI
(Kembalike persepsisyarih) Dengan demikianpenghitungan- tidak
dimulai sejak dari permulaanhadast.
yang dihitung
| / r32)
76
Kita6 Fntfiufqti6
Kemusyki[an
lawn1nnPe[6ngni
besar ( Sarqowi
( &J4 k
hadats.
Menurut A1 - Bajuri l/89, sebetulnyaur.,gkapanmusonii-"atal) saat hadast, bisa dipersepsikan dalam -dua pengertian,
75
berkekuatan sehari semalam dan jika musafir maka minimal tiga hari
atau malam kalau memang dia (musafir) menginginkan maka
diperbolehkan melakukan pengusapan selama tempo itu. sebab
seandainya kekuatan muzah musafir ifu hanya sehari semalam
diapun masih diperbolehkan melakukan usapan namun hanya
dalam sehari atau semalam saja sesuai kekuatan muzahnya. (B.
Khotib 7/237. J.Alal Manhaj 1/743)
Kedua, keberadaan muzah memungkinkan (baca - mudah) dibuat
berjalan. Bukan sebaliknya, semisal terlalu berat dipakai berjalan
karena terbuat dari logam atau terlalu kecil sehingga susah dibuat
berjalan.(A1- Iqna' 1/63)
Ketiga, ukuran kekuatan distandarkan pada pemakain musafir.
Ketentuan ini disebabkan seorang mukmin terkadang dalam berjalan
aktifitasnya cukup hanya dengan berdiam diri begitu saja. sehingga
seandainya dia memakai muzah yang tidak begitu kuapun sudah
memadai (B. Khotib 1/237)
74
xita6 f ntfrufqr;6
lawnhnnPe$agaiKcmusyfrifan
ot)eg:J;l
FJr 0-,<J"
it X #$t ua;tJt, rrrlrj
t})trt arrX aalt 4rf ,y_tPt U
Yang dimaksud denganpenutup di dalam bab pengusapmuzah ini
ialah yang bisa mencegahatau menghalangiair langsung menyentuh kulit
dalam tempo yang disingknt seandainyaair tersebut diguyurkan. Bukan
mencegah tembus pandang sebagaimanadalam bab sholnt. Dan daya
cegahnyaterhadapair itu meliputi semua bagiannya,kanan, kiri, depan,
belaknng,bawah dan atas selain tempat masuk kiri (baca- kepalamuzah)
meskipun sangat longgar. (Tausyeh29. Al - Bajuri L/87 dan Al - lqna'
1/63)
Muzah bisa digunakan terus untuk berjalan.
JvtS b
>l
IJ
-a
i,r+t;J-l
I,r.-t i 5_'kLJt
Ju"5.r+ l-o.6n*J
o..r
C-{i!
. ; . ' r r i, " f
.'-j.A\.b
v-J
\agli)l
v
ai1
t/t1go
Lct9 PS
or.
trt.
d"-V AlJl
3P t {f)
t.
tt,
$L-,4].)l
..t,
.1.
l .t
/i
d4d,,
o" .t?.
o t
..,
ej49t
ca-.,
- //
(.
i . t .,"i
"i .
dl gr-Pt *Ja"l ,r!
'.dt
AudloAl-Mawahib
Kemusyftifan
Kirn6Fntnu(@rt6
lnwn6nnPe(6ngni
(j-ot )
C 1 *g3lt ,3
ur-l
rb
usapan
nb rntfiuf qtri6
dalam
wudlu
7l
og;tlr',F
,y o:4 qA dJJr-:tu-,e Ft
70
fr\q6.ilrf aj ,p"F"oi
'q:,.,
rb g q y.A."W"pr.;6r ./1,{x
(8. Khotib 7/224) oleh sebab itu kata Al - Mawardi orang yang
keiuar dari tanah Mekah ketempat yang masih berdekatan, misalnya
ke Tan'im, lalu dia niat ihrom umroh namun sebelumnya dia mandi
terlebih dahulu untuk pelaksanaan ihromnya ini maia dia tidak
disunahkan mandi lagr ketika akan menginjak tanah Mekah, sebab
jarak waktu antara kedtianya masih sangat berdekatan. (Al - Bajuri
7/84)
Mandi karena beimalam di Muzdalifah.
,t_-':.rJl1t-t ci 1 &y.iJl Jtc}t dJJ *iJr.;q c...-lJ_l
Yang ketiga belasdan empat belasmandi karenaaknn melakuknn
mabitdi muzdalifahdan aknnmelempartigajumrohl di hari - hari tasyreq2.
6-*cst.eP ( a<"Jp-tl ; pt
1e;
(.,P)
F, ir*, : fuJr-Jt dJlL-rilt1
Fasal Mandi Sunah.
Mandi - mandi yang disunahkan itu ada tuiuh belasl
Mandi setelah memandikan
)Li
( 4l ,f
atau
66
AudloAl-lr{awahib
lauahan Pe{6agaiKemusyftifanKita6 Fatfrutq,ri6
4r"*Jt r!"31ii;
;
J..-Jt dl 14i..:-.'-,
AudloAl-|t,|awahib
Kemusyftifan
xitai f nthu(Qri6
lawnhnnPe[bagai
65
( J".t )
( g!.rl erls$lt
S>
'f\f
-/t J:\UsP
+'Jt irF:
64
i!:Uawstlh
AudlE
Kitnb Fnthu{qori6
Kemusyftifan
lawa\an Pe{trngni
( wilailah)
Ui otit'*Jt.,cJl
_lJ-i.)r'e2'2
'51
* eP *
t'..*t;:K ori:31rLdl u'--b C
Baik keluarmelaluijalan yang semestinya
ataupuntidak.Misalnyaada
punggungnya
lalu keluarspermanqa
seoranglaki-lakitlangretaktulang
Sebetulnya persis seperti yang diungkapkan syarih bahwa dari
manapun sperma itu keluar baik malalui jalan yang semestinya
ataupun tidak semuanya mewajibkan mandi. Hanya saja untuk yang
tidak melalui jalan semestinya seperti yang dicontohkan syarih,
harus dengan beberapa ketentuan.
1. Keluar tidak akibat sebab-sebab tertentu yartg tidak
sewajarnya. Misalnya karena sakit, suhu yang amat dingin
atau retaknya tulang punggung.
2. Keluar melalui tulang punggung untuk laki-laki dan melalui
tulang dada 11bagiwanita.
3. Jalan keluar yang semestinya tidak berfungsi setelah pernah
berfungsi normal.
(,F)
#.rJl i4J"
ii
mandi.
DevinisAl-Ghuslu
Dalam fasal ini lafadz "
diYo."lleJ.,J
4* o$l
CA..J"
Secarasyara' mandil ialah mengguyurknnair keseluruhtubuh denganniat
yang ditentuknn.
byae
6r
.j"Uf
gf
60
lawnban Pc{Engai Kemusykifnn Kitab Ffltfluf q,ri6
S.Sunahmenambahkan"
subuh.
"P ;tbf
if, q
xito6rntfru{qri6
( F.
59
, Xr'*tr
uarlr ej f
) .,aelll rr
(r )
sas
'r'tlt
uo,rr \r lr5:l
adam 8 dengan
Yang ke lima adnlah memegangrcelayt.y
.anak.
kelaminnyasendiriatau
*rrgguikon bagiandalamtelapaklangaT-Bo.!k
masihhidup
anakkecilataudewasa,
ororif trin, ta*i l6ci atauperempuan,
atauyangsudahmeninggal'
Yan g m e mbatalkandarialatvitalla k i_ la k ia d a la h b a t a n g
yang
disekit?\y?'tempat
kemaluanirya saja' Bukan areal yang ada
(buah pelir). sementara dari
ditumbuhi rambut atau kantung t"1*
dalam' bukan bagian
milik Perempuan ad'alah bibir 'vagina bagian
27)'
lrra, yarrg ditumbuhi rambut' (Kasyifatussaia
membatalkan' dan
Menurut Imam Romli, kelentit juga termasuk
menurutlbnuHajartidakmembatalkan.(A1-Bajuril/73)
oy.t ib
42
tingknr dubur anak
(termasuk bagian yang kelima)' Dan memegang
menurut Qoul
tidak
dnn
adam itu mribatalknn menurut Qoul ladid
a;
fi;'oioin
karya
baikdalam.bentuk
fatwamaupun
pendapat
di
sudahmenetap
imamiali'itcetit<nbeliau
,
^:ti' .t:., ,Muzani'
Ro!i', A|Perowi Qoul ini antara lain, Imam Buaithi'
bin
Murodi, Ha.malalr, y"rrttt bin Abdil a'la'-abdulloh
""P?t:t?:
MakkydanMuha*,i''^abin Abdill1l.bT,"*li:
"j:,1*::1t1
nfi ii*"?;il;h-,vusulu*q,lo'-t111,?.:tillli':i:"1**
p{t*s,***lTi1*
il
il;rffi^"i;;;;i;"J tltt
H:T,1H*
it-iu'orisi-dan Abu rsaur' (FiqhulIslami
fr"".u
oti
J;l-;i;;;,
7 /6 4 )
e Sekalipun
baYr Prematur
ditiuPkan
Yang meninggal sesudah
ruh
rbid
g Atau pada saat beliau masih berada di bagtrdad-narnun masih beliau
berada dimesir . ( Qulyubi r /L4)
rcur*""1t
;;ilkalt
Al-lPrnahib
Audlo58
n6r athu(qti6
rrt[ogi@E
I awa|nn
6J#Jrr2 ri!
'rt
ei-P ) seperLi :
]it'r 16 di
* n ,Cg:rs@
dalam ayat:
3. -q$
t0 1
gl6Jl
!/
ot\ , > 1 , q e
(SyarqowiL/33K. AkhYatt/7)
l2
" sebagai'
6J!lt
predikat dari air yang suci mensucikan ini dapat kita lacak melalui
arti harfiah dari kata ".$hll- itu sendiri yang merupakan kebalikan
dari kata "
dl'hlt
t a.-t ?i
J-idl
'J1ii
lt
Artinya dibebaskan
Artinya dibelenggu
: ljI
J.e if
-y {,}fi."11l:ai c #
Jfs
13
@(rr4L',t;}A
u utlii
- Furqon 48)
Dan Aku turunknn air dari langit yangsuci mensuciknn"'(Qs'Al
ulti't
q"r\fra'^'KzG
)+",Y }A U
{+
JUtl
15
I 0l
6 ,r4,i;;tr'-;"!rj- o-;iitt:ri-i'j-"i*'*ttr
-:';
B.Khotib:l/68
t6
S;"d i.,At,;.iu,*';$
Kemusyfti{nn
Kitab Fntku(Qri6
JnwnhnnPe[bngai
Al-Bajuri
Oleh
dinyatakan,
percampuran
menyatu
(Mukholathoh) antara air dan benda suci yang lain hingga
menimbulkan terjadinya perubahan sedemikian ini bisa menjadikan
air itu sudah tidak lagi disebut air oleh siapapun yang melihatnya.
Muncul nama baru yang kemudian menggeser kedudukannya
sebagaiair mutlak (B.khotib 1/75)
Namun yang perlu dicatat suci tidak mensucikannya air
dengan benfuk (baca Mukholathoh)
dan tingkat perubahan bisa
mencapai seperti ini ialah selama perubahannya bersifat
menyeluruh. Belum terjadi proses pengendapan dari benda yang
mencampuri hingga permukaannya nampak jernih dan dapat
dibedakan mana air dan yang mencampurinya. Sebab jika sudah
demikian maka pencampurannya . bukan lagi dalam kategori
menyatu tetapi sekedar berdampingan (bacaMujawaroh), dan status
airnya menjadi mensucikan (T.Mustafqin 14)
Kemusyftifan
Kitnb FntfiufQfi6
lawabanPe[bngai
t7
J-r:-It *tlt3;;tJt
rt 5 ati,,o,3
Chilt r1-5Jt
Dan
khusus
dalam
permasalahan
air
musta'mal,
percampurannya dengan air muthlaq itu bisa mempunyai pengaruh
terhadap status mensucikannya air muthlaq tersebut, jika setelah
terjadi percampuran kadar air yang bercampur tetap kurang dari dua
kolah. Sebab apabila setelah terjadi percampuran kadar air lalu
menjadi dua kolah maka percampuran ini justru tidak mempunyai
pengaruh apa - apa. Dalam arti bisa mensucikan.
Perbedaan mukholathoh dan muj awaroh.
.eqdig dJJJqtrAU'Jr,f Mv
aLJu
A-u1..
)-frs
" (keberadaannya
di dalamair
)JVl
hanya. bersifat bersentuhan),maka keberadaanairnya tetaplah berstatus
mensuciknn.Meskipun perubahanyang teriadi sangatlahbaru1ak.
Memang baik Mujawaroh maupun muholathoh sama - sama
memberikan pengaruh perubahan pada air, akan
tetapi tipe
pencampuran antar keduanya dengan air mempunyai perbedaan.
Muholathoh bersifat menyatu tidak dipisahkan antara air dan yang
mencampurinya dengan kata lain antara keduanya tidak bisa
dibedakan dalam penglihatan mata, sedangkan Mujawaroh adalah
sebaliknya, tidak menyatu. Sifatnya hanya berdampingan sehingga
dapat dipisahkan. Atau dengan kata lain didalam penglihatan mata
keduanya dapat dibedakan. Seperti minyak kayu atau yang lain
bercampur dengan air (A1- Bajuri 1./32,34)
Perubahan yang tidak bisa dihindari.
o:tS o-p Ov2 ,Ja'JDJ *l
ai.er.UldikJ-) -hJt*.q;rlt t.i!,
Demikian pula air yang menjadi berubahsebab benda- benda mukholith
( tipe campurannya menyatu) yang tidak bisa dihindaris. Seperti tanah,
lumut dan sesuatuyang ada didalam tempatatau wadahpenampunganair.
T9
('
20
Al-Mawahib
Audloxitnb nntfiufqab
lnwnbanPe$ngniKemusyfrifnn
Dari sini, seluruh persoalan air yang kejatuhan sesuatu baik suci
maupun najis secara ringkas dapat disimpulkan melalui grafik di
bawah ini
Benda yangjatuh'ke dalam air ada
Suci (2)
Mukholathoh
(carnpurmenyritu(2))
Najis (2)
Mujawaroh
(carnpurberdarnpingan(2)
A..
t\
Menajiskan
Statusair menjadi
mutanajis
Tidak Menajiskan
Seperti bangkai
yang tidak
mempunyai darah
mengalir
* Statusair
mensucikan
/\
Air bisa diharamkan (2)
Menjadikan perubahan
yang banyak
* Mernpengaruhi
status air mutlak
Ada unsuryang
larut
* hukumnya
marjadi
mukholathoh
Morjadikanperubahan
sedikit.
* tidak mernpengaruhi
statusair mutlak
KcmusyftihnXita6 FnthufQtA6
lawabnnPe{6agni
21
O1p2
Dan satu kata baghdnd menurut Imam Nawawi adalah 12g lebih 4/4
dirhnm.
./FU J..-. 1t
Air yang disediakanuntuk diminum tanpapungutan biaya.
22
xcmusyftifan
Xitn6 Fntfiufenb
lnwnhanPc{6agai
<,JtoiI
XhIt : Al.rJt{[p Jb" b1 e'-:;*ll rrlrP)l ,y ct f S A
Fasal menjelaskan bagian - bagian dari anggota tubuh bangkai
yang najis dan yang bisa disucikan melalui penyamakan serta
yang tidak bisa.
Kesucian status hukum
,{siF,qer6t
" yang diharamknndari bangknihanyalahmemakannya"
Sementara dalam Qoul ]adidnya beliau memperbolehkan dengan
alasan kulit tersebut telah suci dan berasal dari hewan yang halal
dimakan dagingnya maka tidak ada perbedaan dengan hewan yang
kematiannya disembelih. Pendapat beliau yang kedua ini
dishohihkan oleh banyak kalangan seperti Imam Qoffal, Al - Fauron
dan Al- Rouyani, mereka berasumsi bahwa keharaman ya g
dimaksudkan oleh hadist di atas ialah mengkonsumsi dagingnya
seperti yang biasa terlihat dari seekor hewan dikonsumsi. Demikian
ini apabila kulit samakan itu berasal dari hewan yang halal. Berbeda
jika kulit tersebut berasal dari hewan yang sejak semula haram
dikonsumsi maka sekalipun sudah disamak tetap saja tidak boleh
dikonsumsi karena walaupun penyamakan itu bisa mensucikan
namun
tetaplah
tidak
sesingkat penyembelihan.
Apabila
penyembelihannya saja tidak bisa menghalalkan maka lebih - lebih
sekedar penyamakan (A1- Majmuk 1/228).
Tata cara melakukan penyamaan.
efrt
stf
24
Xitnb f atfiu{qtri6
lnwnhnnPe{6ayiKemusyftifnn
( ,-t bF:
iitt y'ar: )
"Tulangdanrambutbangkniitu hukumnyanajii"
Tidak hanya tulang dan rambut, kuku, tanduk dan bulu bulunya pun demikian (Al - Bajuri 1/40), semuanya tidak bisa
disucikan dengan disamak, masalahnya adalah tidak adanya
efektifitas perangkat periyamakan pada semua perkara ini. Berbeda
dengan kulit yang meqrang mulai beralih dari watak kedagingannya
menjadi bahan yang siap diproses menjadi pakaian (Sarqowi 1/ 124)
Namun demikian banyak aimmah, seperti Umar bin Abdul
Azis, Hasan Al - Basri, Muhammad bin Sulaimary Abu Hanifah,
Imam Malik Dan Imam Syaf i sendiri yang dipendapatnya yang
menyatakan tidak najisnya rambut maupun bulu karena
kedua
kematian binatangnya. Bahkan menurut riwayat Abi Syuraij dari
Abil Qosim Al Anmathi dari imam Muzani bahwa Imam Syafi'i
menarik kembali fatwa najisnya rambut atau pun bulu ini. Menurut
Abi Hanifah selain dari babi tidak ada bulu binatang yang najis
sebab kematiannya. Para Aimmah ini mendasarkan pendapatnya
pada firman Alloh
Jtctq
6vitu.fb?tt^)ti:tbWb*i ,yt
satuhadist :
t4)ti r? r"jlt
ryF 6155
r:{ 6+r al'url+,*r':
Yang dimaksudkandengan arti "
e$J
AudlsAfMawahib
xitnb ratfiuf qri6
lawahanPe$agaiKemusyftifan
25
tr+ out,h
e:;,J
C.l'"t>
)-# V,l gljXl ,,0 alt rut t-# t, .rk .g
Fasal menjelaskan wadah - wadah yang
dan yang halal di.pergunakan.
-Keharaman mengunakan wadah wadah yang terbuat dari
emas dan perak
1e,a$tj..-"$l Ullt ) Cf tuF4( Jtc':-,t ) 6"!rl Jt hj 6sS-* jt d ( -lF X; >
Tidak diperbolehkandi selain kondisi darurat bagi taki - taki maupun
perempuan menggunaknnwadah - wadah yang terbuat dari emas atau
perak.
'
"A
tf\\ '4:t $fu'.t qY Gfv.'e,;, ttti;'s't3
ao
-'-',
,.,"-
AudloAl-Mawahib
Kemusy(i{an
X;tn6rtfiuf qtri6
lnwnbnnPe[Angni
27
'&'t6:'r
'& ;v
fr C f'r- at,4"
?'iJ'r),-j lH air
16
29
"'-j
Dan haram memakai wadah yang di tambal /di tempeli perak yang
78 Karenn tuiuan sebagai hiasan
berukuran besar menurut LlRF.'
(aksesoris).
Istilah "
2=?
hanya
pada
rB URIr biasa didefinisikan
sebagai sesuatu yang ditawarkan
menerimanya.
mereka
niscaya
yang
berakal
penilaian orang - orang
(Al - Bajuri L/43)
30
(J* t)
rltlt
;JTJt^r:-"t.i
Keharaman bersiwak
berPuasa
31
Kitnb ratfru(@i6
Kemusyftifnn
lawabanPe{6agni
Bukan dari sebab - sebab yang lain seperti tidur, makan (karena
lupa) atau yang lainnya. Dengan demikian apabila terjadinya
perubahan bau mulut setelah zawal itu disinyalir kerena hal - hal di
atas maka tetap sunah dibersihkan dengan bersiwakan. (Jamal alal
manhaj 7/779) dan ditambahkan pula bahwa, kemakruhan
menghilangkan bau mulut ini kalau memang dilakukan dengan cara
bersiwakan, tidak semisal dengan menggunakan cairan kumur atau
dengan jari - jarinya sendiri (Syarwani 7/215. B.Mustarsyidin 19)
aa
JJ
lnwahanPclhagniKemusyfrihnKita6 Fatfru[Qri6
(J* t)
,*-lt cst a
Fasal menjelaskan fardu-fardhu
wudlu.
Devinisi niat
t"f ,f
t#Jr)
1+rJt; ta.t-t
Yang pertama niat dan definisi syara'nyal adalah kemauanatas sesuatudalim' fasal ini berarti menghilangknnhadast - yang langsung dibarengi
dengan pelaksaannya (membasuh anggota). Apabila kemauan tersebut
tertunda dari pelaksannnyamaknitu disebut"Azm".
,/
t?9,42$rl
ol.
C.J-t
35
6YA;'*'t)t4i
Menurut syakh Ali SYibro Mulisi sudah mencukuPi. Dan
6i'a)) " sejak
seiak semula
ditambahkan ibnu haiar, asalkan kata " 6(jilJ
sudah tidak dimaksudkan sebagai perwujudan dari ta'liq
pelaksanaan wudlunya. Atau seandainya ada rnaksud kesana
maka hal itu terjadi sesudahnya menyebutkan kata" '"P'jt "
wudlu
, sebab sesudahnya menyebutkan kata ini niatan
(dalam
berarti telah sah dan hal-hal yang terjadi setelahnya
" sebagai ta'liq) tidak
hal ini memaksudkan kata"
{4.
mempunyai pengaruh "apa - dPa, dan niat nomor dua inia
dapai diungkapkan dalam bentuk susunan yang mencakup
keieluruhur, p"t"4uan yang pelaksanaannya membutuhkan
wudl us e P e r t i
;rai J;fi
u ' .l q i
,;;.:o:i,
* fqy!:i
pekerjaan tersebut.
- j'#l?|\c.ti
-rAtyq'r,u:i
;*jt
,;"',j'itsic.rV
?ttA,
| 4i
61(ial
misalnya hanya mengucapkan :
5t
38
AudloAl-l{awahib
I awahar PcltragaiKcmusyftihnKita6 Fathut q,ri6
Tidak hanya yang ada di bawah kuku saja tetapi yang ada di
seluruh bagian anggota wudlu yang lain. Semuanya harus bersih
dari hal - hal yang bisa mencegah air menyentuh kulit. Seperti lilin,
minyak beku dan yang sejenisnya dari setiap sesuatu yang masih
mempunyai bentuk kebendaan yang tidak bisa menyerap air. Ciri
sesuatuyang demikian ini ialah apabila digosok bisa rontok. Berbeda
dengan yang berupa semacam warna yang membekas semisal dari
daun pacar, goresan pena atau yang lain maka bukan termasuk
pencegah. (I.Tholibhi n 7/ 35. jamal Alal Manh aj 1/ 113).
Batasan kepala dalam masalah mengusap.
./Ut r- d
,t-b
JVt_J
h*
l*c
cl
39
tidak harus d
.i(- I li.rll
\tr Jt
40
Al-Mawahib
AudlsKitab Fatfiu[Qtnb
Konusyfrifan
lnwnhnnPe{trngai
" *$i
" tertulis
J14., "
Perbedaan teks di dua naskah dalam kitab yang satu ini bisa
terjadi karena mushgrnif dalam mengajarkan kitab yang menjadi
karyanya ini selalu dengan cara mendiktekan kepada siupi saja yang
datangberguru kepadanya. Maka wajar jika kemudian terjadisedikit
perubahan teks yang di dektekan. (ibid)
Permulaan wudlu dalam
d1t1fu.*Jt )
Membacabosmalahpadapermulaanwudlu.
Yang dimaksud'permulaan di sini ialah ketika mutawadli'
membasuh kedua telapak tangannya. Dan peda saat ini juga dia
disunahkan melakukan niat sunah wudlu di d'alam hatinya. Dengan
demikian ada tiga kesunahan yang dikerjakan sekaligus oleh tiga
anggota tubuh yang berbeda. Hatinya melakukan niat (sunnih
membaca basmalah dan kedua tangannya dibasuh.
yldl"'),lisarurya
sebelum basmalah disunahkan membaca ta'awwid,
d,un setelah
basmalah di sunahkan membaca:
t:q$"*
*'-y',y''si -g.a5l,r
ri1
'on"ettJ.
i-t e t\f ir! ti'fi ria;;" & ,gli
t-t
42
lnwnbnn Pe[bngaiKemusyftifnnXita6 f athu{ Qfi6
43
J*ai-J
rl.;l ilt!
aAamnia"nganersinm,*r"g
Kesunahan mubalaghoh
dr.i$!lj
a-;a,ualtJ L.tb
eijllt.l
gyl
qrti.i*,!tj
e.!.;4ll Of g"*tg
AudloAl-li{awahib
KitnbFat(tu{q)rt6
Kcmusyftifan
lnwabanPe$ngni
td" C+q ff
u3*j i,t"e ;r
-i1
,,:b , Lj tt ( ,ls
45
kepala tersebut
3. Tidak ada najis pada apa yang ada-di atas
(Tausyeh18)
walaupun itu aima'fu' Mit"Lyi darah nyamuk'
rr^-^*.,u^-
l - a lu m u tawadli'menempelknnkedua t e la p a k t a n g a n n y a . d a la m
ratanya usapnnpadakedua
keadaansuilnh aiur*ii padnkdua telinga agar
telinga vmakin lebih tarnPak
Mendahulukan
,y ( **Jl FS: )
t"C- ( ,s-At.rlt I +J.r ) a'-J4
Mcniluhuluknnanggotakanan(yakniknkidantangan)atasyangkiri'
ibalik
atau
dilakukan
secara
laian muwalah
46
Al-l'|awahib
AudloI awaian Pr$ogi@
(,F)
e4tlt oatJ eTlrT-gcl+::-,!l d,
Fasal menjelaskan "istinja" dan etika (baca hal-haf yang perlu
diperhatikan mencakup wajib maupun sunnah) orang buang haiat
kecil maupun besar.
Devinisi istinja'
Secara lughot arti istinja ialah mengusap tempat sesuatu yan&
keluar dari perut (tausyeh 19).sementara di al-bajlurril/@ diartikan
upaya memutuskan
kotoran
Secara syara' isti.ja
ialah
menghilangkan (baca membersihkan)sesuatu yang najis yang keluar
dari qubul dan dubur yang melumurinya dengan meggunakan air
ataubafu yang mempunyai kriteria tertentu.
a*rt Jt cs5!l o
0[G a:rLi art is{t c,t|. U
ib4,ja;:-lt
-pt
. Prosespenggunaanknta'istinja- (untuk maknn xbagaimana yang
dimaksudkandidalamfasalini) ialnhknta tersebutdi ambil dnri unglapan:
3Jt o;
" aku memutuskan sesuattt "
denganberistinja' seakan-akan seseorangtelah memutusknnkotoran dnri
dirinya.
47
bf 2
,.:rlt Ctult ,-iajX dl J*-l'u c\+,.::-,!l tlTl
Adapun ketentuan beristinja menggunaknnbatu ialah sebelum
keringnya najis yang keluar.
1/6s)
KanusyhifnnKitn6 Fntfiu(q)ri6
lawabnnPc[bagni
tempat ke dua yang yang itu saja yang wajib menggunakan air.
sementara tempat yang di lalui pertama kali
tetap boleh
menggunakan batu. Atau pada saat keluarnya najis tersebut
Iangsung menjalar kemana-mana meskipun memanjang asalkan
masih dalam batas "hasyafah atau shofhah"(sisi pantat yang tertutup
saat berdiri) maka semuanya boleh menggunakan batu. Namun
apabila sudah melewati kedua batas ini dan dalam keadaan
bersambung maka semuanya harus menggunakan air, dan jika
tgrputus maka yang wajib menggunakan air hanyalah yang ada
di luar hasyafah atau shofhah saia.(Al-baiuri l/61.ta
20).
4:e (9;.71
fI '# +J"rA)"r
"baul
gtl.u glr
ada
qlt ( :r"$j;
fi aautt..'a6
diri dst..'.'.
Secaraetis hendaknyaQodlilhajatmenjauhknn
50
Al-Mawahib
Audlox*nb rntfiuf qtri6
Kemusykifnn
lnwnbnnPe[6agai
rb3 r-*:Jr ef
C U."p( tlbJrI ef
t}1,t*r-
Xj
AudloAl-Mawahib
lnwahan Pc$agaiKmusyftifan Kita6 Fatfiu{q,ri6
5l
<t-l'"'I
&.t}l .frn-! t:4r arJt "S*,lt ,teti i
Fasal menielaskan
perkara - perkara yang membatalkan wudlu yang juga disebut
sebab - sebab hadast.
Sesuatu
I'e) tar'tl
S e b a ga i ma n a ya n g d i ke mu kakansyar ih,sesuatuini
apabila keluar dari diri seseorangyang
dianggap
-"-butulkan
wudlu yang hidup dan berstatuskelamin jelas.Apapun
-"oif".yai
wuluanya baik yang taiim sepertiair seni,tinja, madzi,wadzi, haidh
aan uaji. Atau tidak lazirn seperti darah, batu, cacing atau yang
lainnya. Namun yang perlu dicatat, semua ini harus keluar melalui
Atau dari manapun lubang tubuh jika
jul* yang ,"^"tUtiyi.
'-"o,u,'g
tidak berfungsi sejak
lilan yang slmestinya tersebut sudah
lahir utu.t mularrya berfungsi kemudian tidak, dan alternatif
penggantiberadadisekitarbawah Pusar(N'Zain 25)
.lrF d""J,.t' gt$!
AitnpunofanSyangtidakjelnsstatuslaki_lakidanperempuannya
(baca- kelnmin) baru biJ dipasiikanbatal wudlunya sebabadanyaperkara
a.
yang kelunr melalui keduakelaminnyasecarflkeseluruhan
53
lawahan PclhagaiKmrcyfti[an Kita6 Fartilq,ri6
3.
4.
5.
6.
7.
sedangkan
yang
tidak
perempuan
1d5*tt4 rt&
(r )
elr>uuJr
',b,rt}t
?v'# ytrLsIl.i
terjaganyakeduabola mata itu bagaiknnpengikattidur. Maka barangsiapa
yang bangun dari tidur , berwudlu-lah(AI - Muhadz ab 7/ 23)
Al
Syarqowi di 1/67 mengemukakary makna yang
dimaksudkan hadist ini adalah terjaganya kedua bola mata itu bisa
menjaga keluarnya sesuatu dari lubang dubur. Karenanya kedua
bola mata itu kemudian disebut bagaikan pengikat. Berbeda ketika
ketika sedang tidur - dimana karen-alubang iri sudah tidak tetlaga
terkadang ada sesuatu yang keluar - dan karena dalam keadaan
tidur - tanpa bisa dirasakan. Memang keberadaan adanya sesuatu
yang keluar tersebut masih belum bisa dipastikan. Dalam arti masih
dalam batas kemungkinan akan tetapi karena hal ini terjadi pada
diri seseorang yang fungsi kesadaran akalnya sudah tergeser
sehingga tidak lagi bisa terasakan maka Fuqoha kemudian
u Yang lainnya seperti mabuk , sakit
,ayan , gila atau yang lain justru
merupakan hasil analogi dari tidur ini ( I.Tholibin I /60 )
AudloAl-Mawahib
55
Kemusyfrifnn
Kita6 Fntfiu{@Mb
lawnhnnPe{bngni
'"'
?' "'W_
r\.:rJl dJ-;_
"
&3 ^tt '&,*
, ,
'"'*i, & *
& e3 f
56
AudloA[Mawahib
lnwnhnn Pc{6agni Kcmusyfti{nn Kitn6 Fntftu( qtri6