Anda di halaman 1dari 8

SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL

1. PENGERTIAN
Pengertian SJSN sebagaimana ditentukan dalam UNDANG-UNDANG SJSN tersebut
bermakna bahwa jaminan sosial adalah instrumen negara yang dilaksana- kan untuk
mengalihkan risiko individu secara nasional dengan dikelola sesuai asas dan prinsip-prinsip
dalam UNDANG-UNDANG SJSN.
2. ASAS
Sistem Jaminan Sosial Nasional diselenggarakan berdasarkan asas kemanusiaan, asas
manfaat, dan asas keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
3. TUJUAN
Sistem Jaminan Sosial Nasional bertujuan untuk memberikan jaminan terpenuhinya
kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta dan/ atau anggota keluarganya.
4. PRINSIP
Sistem Jaminan Sosial Nasional diselenggarakan berdasarkan pada prinsip :
a. Kegotong-royongan
Kebersamaan antar peserta dalam menanggung beban biaya jaminan sosial, yang
diwujudkan dengan kewajiban setiap peserta membayar iuran sesuai dengan tingkat
gaji, upah, atau penghasilan.
b. Nirlaba:
Pengelolaan usaha yang mengutamakan penggunaan hasil pengembangan dana untuk
memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi seluruh peserta
c. Keterbukaan;
Mempermudah akses informasi yang lengkap, benar, dan jelas bagi setiap peserta.
d. Kehati-hatian;
Pengelolaan dana secara cermat, teliti, aman, dan tertib.
e. Akuntabilitas;
Pelaksanaan program dan pengelolaan keuangan secara akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan.
f. Portabilitas;
Memberikan jaminan secara berkelanjutan meskipun peserta berpindah pekerjaan atau
tempat tinggal dalam wilayah Negara Republik Indonesia.

g. Kepesertaan bersifat wajib;


Mengharuskan seluruh penduduk untuk menjadi peserta jaminan sosial yang
dilaksanakan secara bertahap.
h. Dana amanat; dan
Iuran dan hasil pengembangannya merupakan dana titipan dari peserta untuk
digunakan sebesar-besarnya bagi kepentingan peserta jaminan sosial.
i. Hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosial dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan
program dan untuk sebesar-besar kepentingan peserta.
5. PROGRAM JAMINAN SOSIAL
a. JAMINAN KESEHATAN
Adalah program jaminan sosial yang diselenggarakan secara nasional dengan
tujuan untuk menjamin agar peserta dan anggota keluarganya memperoleh manfaat
pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar
kesehatan.1
b. JAMINAN KECELAKAAN KERJA
Adalah program jaminan sosial yang diselenggarakan secara nasional dengan tujuan
menjamin agar peserta memperoleh manfaat pelayanan kesehatan dan santunan uang
tunai apabila ia mengalami kecelakaan kerja atau menderita penyakit akibat kerja.
c. Jaminan Hari Tua
Adalah program jaminan sosial yang diselenggarakan secara nasional dengan tujuan
untuk menjamin agar peserta menerima uang tunai apabila memasuki masa pensiun,
mengalami cacat total tetap, atau meninggal dunia.
d. Jaminan Pensiun
Adalah program jaminan social yang diselenggarakan secara nasional dengan tujuan
untuk mempertahankan derajat kehidupan yang layak pada saat peserta mengalami
kehilangan atau berkurang penghasilannya karena memasuki usia pensiun atau
mengalami cacat tetap total
e. Jaminan Kematian

Adalah program jaminan social yang diselenggarakan secara nasional dengan tujuan
untuk memberikan santunan kematian yang dibayarkan kepada ahli waris peserta yang
meninggal dunia.
ORGAN SJSN
Untuk penyelenggaraan SJSN dibentuk dua organ SJSN, yaitu Dewan Jaminan Sosial
Nasional (DJSN) dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
1. DEWAN JAMINAN SOSIAL NASIONAL (DJSN)
Adalah dewan yang dibentuk dengan UNDANG-UNDANG SJSN untuk perumusan
kebijakan umum dan sinkronisasi penyelenggaraan SJSN. DJSN bertanggung jawab kepada
Presiden.
Keanggotaan DJSN sebanyak 15 (lima belas) orang terdiri dari empat unsur, yaitu:
(1) Pemerintah (5 orang),
(2) Organisasi pemberi kerja (2 orang),
(3) Organisasi pekerja (2 orang), dan
(4) Tokoh/ahli yang memahami bidang jaminan sosial (6 orang).
Dalam melaksanakan tugasnya, DJSN dibantu oleh Sekretariat Dewan yang dipimpin oleh
seorang Sekretaris yang diangkat dan diberhentikan oleh Ketua DJSN.
TUGAS DJSN
Dalam rangka melaksanakan fungsinya sebagai perumusan kebijakan umum dan
sinkronisasi penyelenggaraan SJSN, DJSN bertugas:
(1) Melakukan kajian dan penelitian yang berkaitan dengan penyelenggaraan jaminan sosial
(2) Mengusulkan kebijakan investasi dana jaminan sosial nasional
(3) Mengusulkan anggaran jaminan sosial bagi penerima bantuan iuran dan tersedianya
anggaran operasional kepada pemerintah
(4) Memberikan konsultasi kepada bpjs tentang bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban
pengelolaan program
(5) Menerima tembusan laporan pengelolaan tahunan dan laporan keuangan tahunan yang
telah diaudit oleh akuntan publik untuk penyampaian pertanggungjawaban tahunan bpjs

kepada presiden
(6) Mengajukan kepada presiden usulan anggota pengganti antarwaktu dewan pengawas
dan/atau anggota direksi bpjs
WEWENANG DJSN
Untuk menjamin terselenggaranya program jaminan sosial dan kesehatan keuangan
BPJS,

DJSN

berwewenang

melakukan

pengawasan,

monitoring

dan

evaluasi

penyelenggaraan program jaminan sosial.


2. BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS)
Adalah badan hukum yang dibentuk dengan UNDANG-UNDANG BPJS untuk
menyelenggarakan program jaminan sosial.
UNDANG-UNDANG No. 24 Tahun 2011 membentuk dua BPJS, yaitu:
(1) BPJS Kesehatan, berfungsi menyelenggarakan program jaminan kesehatan.
(2) BPJS Ketenagakerjaan, berfungsi menyelenggarakan program jaminan kecelakaan
kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua, dan jaminan pensiun.

BPJS bertanggungjawab kepada Presiden. Organ BPJS terdiri dari Dewan Pengawas dan
Direksi. Anggota Direksi BPJS diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. Presiden
menetapkan Direktur Utama. BPJS diawasi oleh pengawas internal dan pengawas eksternal.
Pengawasan internal dilaksanakan oleh organ BPJS, yaitu Dewan Pengawas dan sebuah unit
kerja di bawah Direksi yang bernama Satuan Pengawas Internal. Pengawasan eksternal
dilaksanakan oleh badan-badan di luar BPJS, yaitu DJSN, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

TUGAS BPJS
Dalam rangka melaksanakan fungsi sebagai penyelenggara program jaminan kesehatan
sosial bagi seluruh penduduk Indonesia, BPJS Kesehatan bertugas:
1. Menerima pendaftaran Peserta JKN;
2. Memungut dan mengumpulkan iuran JKN dari Peserta, Pemberi Kerja, dan
Pemerintah;

3. Menerima bantuan iuran dari Pemerintah;


4. Mengelola dana jaminan sosial untuk kepentingan Peserta;
5. Mengumpulkan dan mengelola data Peserta JKN;
6. Membayarkan manfaat, dan/membiayai pelayanan kesehatan sesuai dengan
ketentuan program jaminan sosial;
7. Memberikan informasi mengenai penyelenggaraan program jaminan sosial kepada
Peserta dan masyarakat.
WEWENANG BPJS (UNDANG-UNDANG No. 24 Tahun 2011 Pasal 11)
Untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut, BPJS Kesehatan berwewenang untuk:
1. Menagih pembayaran iuran;
2. Menempatkan dana jaminan sosial untuk investasi jangka pendek dan jangka panjang
dengan mempertimbangkan aspek likuiditas, solvabilitas , kehati-hatian, keamanan, dana,
dan hasil yang memadai
3. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan peserta dan pemberi kerja dalam
memenuhi kewajibannya;
4. Membuat kesepakatan dengan fasilitas kesehatan mengenai besar pembayaran fasilitas
kesehatan yang mengacu pada standar tarif yang ditetapkan oleh pemerintah;
5. Membuat atau menghentikan kontrak kerja dengan fasilitas kesehatan;
6. Mengenakan sanksi administratif kepada peserta atau pemberi kerja yang tidak memenuhi
kewajibannya;
7. Melaporkan pemberi kerja kepada instansi yang berwenang menangani ketidakpatuhannya
dalam membayar iuran atau dalam memenuhi kewajiban lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
8. Melakukan kerja sama dengan pihak lain dalam rangka penyelenggaraan program jaminan
sosial.

HAK BPJS (UNDANG-UNDANG No. 24 Tahun 2011 Pasal 12)


Dalam melaksanakan kewenangannya, BPJS berhak untuk:
(1) Memperoleh dana operasional untuk penyelenggaraan program yang bersumber dari
dana jaminan sosial dan/atau sumber lainnya;
(2) Memperoleh hasil monitoring dan evaluasi penyelenggaraan program jaminan sosial

dan djsn setiap 6 (enam) bulan.


KEWAJIBAN BPJS (UNDANG-UNDANG No. 24 Tahun 2011 pasal 13)
Dalam melaksanakan tugasnya, BPJS berkewajiban untuk:
1. Memberikan nomor identitas tunggal kepada Peserta;
2. Mengembangkan aset dana jaminan sosial dan aset BPJS untuk memberikan nomor
identitas tunggal kepada Peserta;
3. Mengembangkan aset dana jaminan sosial dan aset BPJS untuk sebesar-besarnya
kepentingan Peserta; memberikan informasi melalui media massa cetak dan
elektronik mengenai kinerja, kondisi keuangan, serta kekayaan dan hasil
pengembangannya;
4. Memberikan manfaat kepada seluruh Peserta sesuai dengan UNDANG-UNDANG
SJSN;
5. Memberikan informasi kepada Peserta mengenai hak dan kewajiban untuk
mengikuti ketentuan yang berlaku;
6. Memberikan informasi kepada Peserta mengenai prosedur untuk mendapatkan hak
dan memenuhi kewajibannya;
7. Memberikan informasi kepada Peserta mengenai saldo jaminan hari tua dan
pengembangannya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun;
8. Memberikan informasi kepada Peserta mengenai hak pensiun 1 (satu) kali dalam 1
(satu) tahun;
9. Membentuk cadangan teknis sesuai dengan standar praktikum aktuaria yang lazim
dan berlaku umum;
10. Melakukan pembukuan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku dalam
penyelenggaraan jaminan sosial;
11. Melaporkan pelaksanaan setiap program, termasuk kondisi keuangan, secara berkala
6 (enam) bulan sekali kepada Presiden dengan tembusan kepada DJSN

ORGAN SJSN
DJSN(Dewan Jaminan Sosial Nasional) Dibentuk dengan UNDANG-UNDANG
SJSN
Berfungsi untuk merumuskan kebijakan umum dan sinkronisasi penyelenggaraan SJSN,
Bertanggung jawab kepada Presiden. Organ DJSN terdiri dari 15 orang Anggota, dan
dibantu oleh Sekretariat Dewan yang dipimpin oleh seorang Sekretaris
BPJS (Badan Penyelenggaran jaminan Sosial) dibentuk dengan UNDANG-UNDANG
SJSN dan UNDANG-UNDANG BPJS

Berfungsi untuk menyelenggarakan program

jaminan sosial nasional Bertanggung jawab kepada Presiden Organ BPJS terdiri atas
Dewan Pengawas dan Direksi. BPJS KESEHATAN, menyelenggarakan Program Jaminan
Kesehatan Nasional BPJS KETENAGAKERJAAN, menyelenggarakan Program Jaminan
Kecelakaan Kerja, Program Jaminan Hari Tua, Program Jaminan Pensiun, Program Jaminan
Kematian

DAFTAR PUSTAKA
Putri, Asih E. 2014. Paham SJSN Sistem Jaminan Sosial Nasional. Indonesia :FriedrichEbert-Stiftung
UNDANG-UNDANG No. 24 Tahun 2011 Pasal 37 ayat (3)
UNDANG-UNDANG No. 24 Tahun 2011 Pasal 37 ayat (1)
UNDANG-UNDANG No. 24 Tahun 2011 Pasal 36 ayat (3)
UNDANG-UNDANG No. 40 Tahun 2004 Pasal 7 ayat (4)
UNDANG-UNDANG No. 24 Tahun 2011 Pasal 39 ayat (3a)
UNDANG-UNDANG No. 24 Tahun 2011 Pasal 10
UNDANG-UNDANG No. 24 Tahun 2011 Pasal 11
UNDANG-UNDANG No. 24 Tahun 2011Pasal12
UNDANG-UNDANG No. 24 Tahun 2011 pasal 13
UNDANG-UNDANG No. 40 Tahun 2004 Pasal 7 ayat 3
UNDANG-UNDANG SJSN Pasal19 ayat 1 dan ayat 2, Pasal 20 ayat 2
UNDANG-UNDANG SJSN Pasal 29 ayat 1 dan ayat 2
UNDANG-UNDANG SJSN Pasal 35 ayat 1dan ayat 2

Anda mungkin juga menyukai