Anda di halaman 1dari 16

TAGIHAN SESI 3

1. Berilah masing-masing paling sedikit 5 contoh fakta matematika dalam


Aljabar dan Geometri dengan keterangan penggunaannya.
Fakta Aljabar
a. a + (b + c) = ( a + b ) + c (Assosiatif)
b. a + b
=b+a
( komutatif)
c. a ( b + c ) = a b + a c
( distributif )
d. a b = a + (-b)
(konsep)
e. 3 x 4 = 4 + 4 + 4 = 12
Fakta Geometri
a. // untuk melambangkan dua garis yang sejajar
b. untuk melambangkan dua garis yang saling tegak lurus
c. untuk melambangkan sudut siku-siku
d. untuk melambangkan sinar yang berarah (vektor)
e. , , untuk melambangkan sudut
2. Berilah masing-masing 3 contoh kosep dan prinsip yang terkait dengan
aritmetika dan statistik lengkap dengan deskripsinya

Konsep dan prinsip yang terkait


Aritmetika
PERPANGKATAN
Perpangkatan bilangan adalah perkalian berulang atau berganda suatu bilangan dengan faktor-faktor
bilangan yang sama. Bentuk perpangkatan sebagai berikut :
a x a x ..... x a = an
n faktor Bentuk umumnya adalah an, dimana a disebut pokok atau bilangan dasar, sedangkan n disebut
pangkat atau eksponen.
Contoh :

23 (dibaca dua pangkat tiga) = 2 2 2 = 8


52 (dibaca lima pangkat dua) = 5 5 = 25
Perpangkatan bilangan sangat berguna untuk meringkas bentuk perkalian berulang dalam jumlah besar.
Selanjutnya kita akan mempelajari beberapa sifat yang berlaku dalam perpangkatan. Terdapat 6 sifat
operasi perpangkatan yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

(a x b)n= an x bn
am x an= am+n
am: an= amn
(a : b)n= an : bn
(am)n= amn
an = 1/an
dengan a 0

Barisan dan Deret Aritmetika

Barisan Aritmetika
Pengertian barisan
Barisan merupakan kumpulan suatu bilangan (atau bentuk aljabar) yang disusun sehingga
membentuk suku-suku yang dipisahkan dengan tanda koma dan memiliki pola tertentu.
Bentuknya disusun sebagai berikut :
u1,u2,u3,u4,u5,u6,u7,....
Keterangan :
u1 artinya suku ke-1 (suku pertama)
u2artinya suku ke-2 (suku kedua)
dan seterusnya....
Contoh : Berikut beberapa contoh barisan!
1). Barisan bilangan ganjil : 1, 3, 5, 7, ....
Keterangan :
suku ke-1 (suku pertama) adalah 1 (u1=1),
suku ke-2 (suku kedua) adalah 3 (u2=3),
suku ke-3 (suku ketiga) adalah 5 (u3=5),
dan seterusnya ....
2). Barisan bilangan genap : 2, 4, 6, 8, ....
3). Barisan sebarang : 1, 5, 3, -2, 5, 7, ...
Adapun rumus suku ke-n nya adalah un=a+(n1)b
dengan a = suku pertamanya (u1), b = bedanya, dan un = suku ke-n
Dari rumus suku ke-n nya, dapat disusun barisan aritmetikanya,
un=a+(n1)b
u1=a+(11)b=a
u2=a+(21)b=a+b
u3=a+(31)b=a+2b
u4=a+(41)b=a+3b
u5=a+(51)b=a+4b
dan seterusnya .....
sehingga barisan aritmetikanya : a,a+b,a+2b,a+3b,....

Deret aritmetika
Jumlah n suku pertama deret aritmetika
Deret aritmetika merupakan jumlahan dari suku-suku pada barisan aritmetika. Jumlahan
yang dimaksud adalah penjumlahan untuk beberapa suku berhingga (n suku pertama).
Simbol yang digunakan adalah sn yang artinya jumlah n suku pertama.
Misalkan :

s1=u1 (jumlah 1 suku pertama)


s2=u1+u2 (jumlah 2 suku pertama)
s3=u1+u2+u3 (jumlah 3 suku pertama)
s4=u1+u2+u3+u4 (jumlah 4 suku pertama)
dan seterusnya.
*). Diketahui suku pertama (u1) dan suku terakhirnya (un),

sn=n2(u1+un)
*). Diketahui suku pertama (u1=a) dan bedanya (b),

sn=n2(2a+(n1)b)
*). Diketahui banyak suku (n suku) dan suku tengahnya (ut),
Rumus suku tengahnya : ut=u1+un2
Rumus jumlahnya : sn=n2(u1+un)=n.u1+un2=n.ut
Sehingga : sn=n.ut
Ketiga rumus sn di atas memberikan hasil yang sama. Jika sobat tidak ingin mengingat
ketiganya, cukup ingat rumus kedua saja yaitu sn=n2(2a+(n1)b)
Contoh :
1). Tentukan jumlah 11 suku pertama dari barisan 2, 4, 6, 8, ....?
Penyelesaian :
*). Dari barisan diperoleh a=2 dan b=42=2
Jumlah 11 suku pertamanya :

sns11=n2(2a+
(n1)b)=112(2.2+(111)2)=112(4+20)=112(24)=11.12=132

konsep dan prinsip yang terkait dengan


statistik
Penyajian Data
Penyajian Data Tunggal
Berikut penjelasan masing-masing penyajian data tunggal.
a). Tabel
Penyajian data tunggal dalam bentuk tabel dinamakan tabel distribusi frekuensi tunggal.
Di sini langsung melibatkan frekuensinya masing-masing.

Contoh :
Berikut adalah data ulangan harian matematika dari 30 siswa kelas XI.
7, 8, 6, 8, 7, 7,
6, 6, 6, 7, 7, 7,
7, 7, 8, 6, 6, 6,
7, 7, 5, 5, 7, 7,
6, 6, 8, 8, 5, 6
Dari kumpulan dita di atas, susunlah dalam bentuk tabel!.
Penyelesaian :
Dari data di atas, terdapat beberapa nilai yang sama.
*). nilai amatan 5 muncul sebanyak 3 sehingga frekuensinya f=3
*). nilai amatan 6 muncul sebanyak 10 sehingga frekuensinya f=10
*). nilai amatan 7 muncul sebanyak 12 sehingga frekuensinya f=12
*). nilai amatan 8 muncul sebanyak 5 sehingga frekuensinya f=5
Tabel distribusi frekuensi tunggalnya,

Tally(Turus) menyatakan tanda yang menunjukkan banyakknya data.


b). Diagram Batang
Diagram batang adalah diagram penyajian data dalam bentuk batang atau kotak yang
dicatat dalam interval tertentu pada bidang cartesius. Ada dua jenis diagram batang, yaitu
diagram batang vertikal dan diagram batang horizontal.
Contoh :
Jumlah lulusan SMA X di suatu daerah dari tahun 2001 sampai tahun 2004 adalah sebagai
berikut.

Nyatakan data di atas dalam bentuk diagram batang.


Penyelesaian :
Data tersebut dapat disajikan dengan diagram batang sebagai berikut.

c). Diagram Garis


Diagram garis adalah diagram penyajian data dalam bentuk garis. Diagram garis
biasanya digunakan untuk menggambarkan keadaan yang berkesinambungan.
Contoh :
Dalam enam bulan pertama tahun 2007, pemakaian daya listrik dari koperasi ABC seperti
tertuang pada tabel berikut.

Sajikan data diatas ke dalam diagram garis dan kemudian tafsirkan.!


Penyelesaian :

Dari diagram garis di atas dapat dibaca dan ditafsirkan, misalkan :


*). Pada bulan Januari - Februari pemakaian listrik bertambah dengan kemiringan garisnya
positif.
*). Pada bulan Februari - Maret pemakaian listrik menurun dengan kemiringan garisnya
negatif.

*). Dari bulan Maret - Juni pemakaian listrik semakin meningkat dengan kemiringan garisnya
positif untuk setiap bulannya, meskipun kemiringannya ini masih lebih kecil dibandingkan
dengan periode bulan Januari - Februari.
d). Diagram Lingkaran
Diagram lingkaran adalah diagram penyajian data dalam bentuk lingkaran. Bagianbagian dari daerah lingkaran menunjukkan bagianbagian atau persen dari keseluruhan. Untuk
membuat diagram lingkaran, terlebih dahulu ditentukan besarnya persentase tiap objek
terhadap keseluruhan data dan besarnya sudut pusat sektor lingkaran.
Cara menentukan besar sudut dan persentase datanya,

Besar persentase :
Persentase nilai A = banyak

Ajumlah seluruh data100%

Besar Sudut :
Sudut nilai A = banyak

Ajumlah seluruh data360

Untuk memudahkan mengingat, pada lingkaran berlaku perbandingan :

banyak nilai Ajumlah seluruh data=Sudut A360=Persen


A100%
Contoh :
Tabel berikut menunjukkan banyaknya siswa di suatu kabupaten menurut tingkat sekolah
pada tahun 2007.

Sajikan data di atas dalam diagram lingkaran dan tentukan besar persentasenya masingmasing!
Penyelesaian :
Jumlah seluruh siswa adalah 1.000 orang. Seluruh siswa diklasifikasikan menjadi 5 katagori:
SD = 175 orang, SMP = 600 orang, dan SMA = 225 orang.
*). Menentukan besarnya persentase masing-masing :
siswa SD = 1751000100%=17,5%
siswa SMP = 6001000100%=60%
siswa SMA = 2251000100%=22,5%
*). Menentukan besarnya sudut masing-masing :
siswa SD = 1751000360=63
siswa SMP = 6001000360=216

siswa SMP = 2251000360=81


Berikut diagram lingkarannya :

e). Diagram Batang Daun


Dalam diagram batang daun, data yang terkumpul diurutkan terlebih dulu dari data
ukuran terkecil sampai dengan ukuran yang terbesar. Diagram batang daun terdiri dari dua
bagian yaitu batang dan daun. Bagian batang memuat angka puluhan dan bagian daun
memuat angka satuan. Dari pengertian ini, berarti diagram batang daun cocok digunakan
untuk data yang besarnya sampai puluhan saja.
Contoh :
Buatlah diagaram batang daun dari data berikut.
45, 10, 20, 31, 48, 20, 29, 27, 11, 8,
25, 21, 42, 24, 22, 36, 33, 22, 23, 13,
34, 29, 25, 39, 32, 38, 50, 5
Penyelesaian :
Diagram batang daunnya adalah

Dari diagram batang daun di atas dapat dibaca sebagai berikut :


*). Ukuran terkecil (nilai terkecil) adalah 5,
*). Ukuran terbesar adalah 50,
*). Ukuran ke-1 sampai ke-9 adalah 5, 8, 10, 11, 20, 20, 21, 22, 22.
*). Ukuran ke-16 (nilai ke-16) adalah 29.
f). Diagram Kotak Garis
Data statistik yang dipakai untuk menggambarkan diagram kotak garis adalah statistik
lima serangkai, yang terdiri dari data ekstrim (data terkecil dan data terbesar) dan kuartil
(Q1,Q2,Q3). Untuk materi yang berkaitan menetukan besarnya kuartil, silahkan baca
materi "Ukuran Pemusatan Data".

Contoh :
Diketahui data sebagai berikut:
41, 52, 66, 86, 91, 65, 86, 88, 41, 62, 42, 59, 72, 99, 53,
69, 87, 93, 64, 44, 64, 42, 92, 54, 78, 86, 92, 100, 79, 47
Buatlah statistik lima serangkai dan diagram kotak garisnya!
Penyelesaian :
*). Data diurutkan terlebih dahulu,
41, 41, 42, 42, 44, 47, 52, 53, 54, 59, 62, 64, 64, 65, 66, 69,
72, 78, 79, 86, 86, 86, 87, 88, 91, 92, 92, 93, 99, 100
*). Menentukan unsur-unsur statistik lima serangkai,

xmin=41 (nilai terkecil)


xmax=100 (nilai tertinggi)
Q1=53 (nilai kuartil bawah)
Q2=67,5 (nilai kuartil tengah atau median)
Q3=87 (nilai kuartil atas)
*). Statistik lima serangkainya :

*). Diagram kotak garis

Penyajian Data Berkelompok


Data tunggal dapat diolah menjadi bentuk-bentuk interval tertentu, data tersebut disebut
data berkelompok. Data berkelompok dapat disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
berkelompok, histogram, poligon, dan ogif(ogive).
i). Tabel Distribusi Frekuensi berkelompok
Contoh :
Seorang peneliti mengadakan penelitian tentang berat badan dari 35 orang.
Data hasil penelitian itu (dalam kg) diberikan berikut ini:
48 32 46 27 43 46 25 41 40 58 16 36

21 42 47 55 60 58 46 44 63 66 28 56
50 21 56 55 25 74 43 37 51 53 39
Sajikan data tersebut ke dalam tabel distribusi frekuensi.!
Penyelesaian :
Langkah-langkah menyusun tabel distribusi frekuensi
1). Jangkauan (J) = XmaxXmin=7416=58.
2). Banyak kelas (K) =1+3,3logn=1+3,3log35=6,095. Banyak kelas dibulatkan
menjadi "6".
3). Panjang interval kelas (I) adalah I=JK=586=9,67 .
Panjang interval kelas dibulatkan menjadi "10" (selalu bulatkan ke atas). Dengan panjang
interval kelas = 10 dan banyak kelas = 6, diperoleh tabel distribusi frekuensi berikut.

Dari tabel diperoleh beberapa informasi :


*). Banyak kelas (K) ada enam kelas yaitu 16 - 25, 26 - 35, 36 - 45, 46 - 55, 56 - 65, 66 - 75
*). Panjang kelas (I) adalah 10 , misalkan : 16 - 25 memuat nilai 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22,
23, 24, dan 25 yaitu mengkover 10 nilai (datum).
*). Setiap kelas memiliki batas bawah kelas dan batas atas kelas.
Kelas ke-1 : 16 - 25 , batas bawahnya 16 dan batas atasnya 25
Kelas ke-2 : 26 - 35 , batas bawahnya 26 dan batas atasnya 35
Kelas ke-3 : 36 - 45 , batas bawahnya 36 dan batas atasnya 45
Kelas ke-4 : 46 - 55 , batas bawahnya 46 dan batas atasnya 55
Kelas ke-5 : 56 - 65 , batas bawahnya 56 dan batas atasnya 65
Kelas ke-6 : 66 - 75 , batas bawahnya 66 dan batas atasnya 75
*). Setiap kelas memiliki nilai tengah, nilai tengah = 12 (batas bawah + batas atas)
Kelas ke-1 : 16 - 25 , nilai tengah x1=12(16+25)=20,5
Kelas ke-2 : 26 - 35 , nilai tengah x2=12(26+35)=30,5
Kelas ke-3 : 36 - 45 , nilai tengah x3=12(36+45)=40,5
Kelas ke-4 : 46 - 55 , nilai tengah x4=12(46+55)=50,5

Kelas ke-5 : 56 - 65 , nilai tengah x5=12(56+65)=60,5


Kelas ke-6 : 66 - 75 , nilai tengah x6=12(66+75)=70,5
*). Setiap kelas memiliki tepi bawah kelas dan tepi atas kelas.
Tepi bawah = batas bawah - 0,5 .
Tepi atas = batas atas + 0,5 .
Kelas ke-1 : 16 - 25 , tepi bawahnya 16 - 0,5 = 15,5 dan tepi atasnya 25 + 0,5 = 25,5
Kelas ke-2 : 26 - 35 , tepi bawahnya 26 - 0,5 = 25,5 dan tepi atasnya 35 + 0,5 = 35,5
Kelas ke-3 : 36 - 45 , tepi bawahnya 36 - 0,5 = 35,5 dan tepi atasnya 45 + 0,5 = 45,5
Kelas ke-4 : 46 - 55 , tepi bawahnya 46 - 0,5 = 45,5 dan tepi atasnya 55 + 0,5 = 55,5
Kelas ke-5 : 56 - 65 , tepi bawahnya 56 - 0,5 = 55,5 dan tepi atasnya 65 + 0,5 = 65,5
Kelas ke-6 : 66 - 75 , tepi bawahnya 66 - 0,5 = 65,5 dan tepi atasnya 75 + 0,5 = 75,5
ii). Histogram
Histogram adalah diagram yang menyajikan data dari tabel distribusi frekuensi dengan
bentuk batang dan berimpitan. Sumbu mendatar (sumbu x) menyatakan tepi kelas, dan
sumbu tegak (sumbu y) menyatakan frekuensi. Untuk pembuatan histogram, pada setiap
interval kelas diperlukan tepi-tepi kelas. Tepi-tepi kelas ini digunakan unntuk menentukan
titik tengah kelas. Penyajian histogram dapat disajikan berdasarkan tepi-tepi kelas atau
berdasarkan nilai tengah.
*). nilai tengah = 12
(batas bawah + batas atas)
atau
*). nilai tengah = 12 (tepi bawah + tepi atas) .
*). Tepi bawah kelas ke-k
= 12 [ Nilai tengah kelas ke-(k1) + Nilai tengah kelas ke-k ]
*). Tepi atas kelas ke-k
= 12 [ Nilai tengah kelas ke-k + Nilai tengah kelas ke-(k+1) ]
*). Panjang kelas
= Nilai tengah kelas ke-(k+1) Nilai tengah kelas ke-k
Contoh :
Dari tabel angket berikut, buatlah histogramnya.!

Penyelesaian :
Histogram yang disajikan berdasarkan tepi-tepi kelas

iii). Poligon frekuensi


Poligon frekuensi adalah diagram garis yang menghubungkan setiap titik tengah batang
bagian atas dari suatu histogram dan batang - batangnya dihapus.
Contoh :
Hasil pengukuran berat badan terhadap 100 siswa SMP X digambarkan dalam distribusi
bergolong seperti di bawah ini. Sajikan data tersebut dalam histogram dan poligon frekuensi.

Penyelesaian :
Histogram dan poligon frekuensi dari tabel di atas dapat ditunjukkan sebagai berikut.

Frekuensi Relatif dan Kumulatif


Frekuensi relatif dari suatu data adalah dengan membandingkan frekuensi pada interval
kelas itu dengan banyak data dinyatakan dalam persen.
Frekuensi relatif kelas ke-k
= frekuensi

kelas ke-kTotal data100%

Frekuensi kumulatif kelas ke-k adalah jumlah frekuensi pada kelas yang dimaksud
dengan frekuensi kelas-kelas sebelumnya.
Ada dua macam frekuensi kumulatif, yaitu :
1) frekuensi kumulatif "kurang dari" ("kurang dari" diambil terhadap tepi atas kelas).
2) frekuensi kumulatif "lebih dari" ("lebih dari" diambil terhadap tepi bawah kelas).
contoh :
Dari tabel distribusi frekuensi berikut,

Tentukan :
a). Frekuensi kumulatif untuk interval 46 - 55 (kelas ke-4),
b). Frekuensi kumulatif lebih dari,
c). Frekuensi kumulatif kurang dari.
Penyelesaian :
a). Frekuensi relatif kelas ke-4
= frekuensi

kelas ke-4Total data100%=1035100%=28,57% .

b). Frekuensi kumulatif kurang dari (menggunakan tepi atas)


*). kelas ke-1 : 16 - 25 , tepi atas 25 + 0,5 = 25,5.
frekuensi kumulatif kurang dari 25,5 adalah 5
*). kelas ke-2 : 26 - 35 , tepi atas 35 + 0,5 = 35,5.
frekuensi kumulatif kurang dari 35,5 adalah 5 + 3 = 8
*). kelas ke-3 : 36 - 45 , tepi atas 45 + 0,5 = 45,5.
frekuensi kumulatif kurang dari 45,5 adalah 5 + 3 + 9 = 17
*). kelas ke-4 : 46 - 55 , tepi atas 55 + 0,5 = 55,5.
frekuensi kumulatif kurang dari 55,5 adalah 5 + 3 + 9 + 10 = 27
*). kelas ke-5 : 56 - 65 , tepi atas 65 + 0,5 = 65,5.
frekuensi kumulatif kurang dari 65,5 adalah 5 + 3 + 9 + 10 + 6 = 33
*). kelas ke-6 : 66 - 75 , tepi atas 75 + 0,5 = 75,5.
frekuensi kumulatif kurang dari 75,5 adalah 5 + 3 + 9 + 10 + 6 + 2 = 35
c). Frekuensi kumulatif lebih dari (menggunakan tepi bawah)
*). kelas ke-1 : 16 - 25 , tepi bawah 16 - 0,5 = 15,5.
frekuensi kumulatif lebih dari 15,5 adalah 5 + 3 + 9 + 10 + 6 + 2 = 35
*). kelas ke-2 : 26 - 35 , tepi bawah 26 - 0,5 = 25,5.
frekuensi kumulatif lebih dari 25,5 adalah 3 + 9 + 10 + 6 + 2 = 30
*). kelas ke-3 : 36 - 45 , tepi bawah 36 - 0,5 = 35,5.
frekuensi kumulatif lebih dari 35,5 adalah 9 + 10 + 6 + 2 = 27
*). kelas ke-4 : 46 - 55 , tepi bawah 46 - 0,5 = 45,5.
frekuensi kumulatif lebih dari 45,5 adalah 10 + 6 + 2 = 18
*). kelas ke-5 : 56 - 65 , tepi bawah 56 - 0,5 = 55,5.
frekuensi kumulatif lebih dari 55,5 adalah 6 + 2 = 8
*). kelas ke-6 : 66 - 75 , tepi bawah 66 - 0,5 = 65,5.
frekuensi kumulatif lebih dari 65,5 adalah 2

iv). Ogif (ogive)


Grafik yang menunjukkan frekuensi kumulatif kurang dari atau frekuensi kumulatif lebih
dari dinamakan poligon kumulatif. Untuk populasi yang besar, poligon mempunyai banyak
ruas garis patah yang menyerupai kurva sehingga poligon frekuensi kumulatif dibuat mulus,
yang hasilnya disebut ogif.
Ada dua macam ogif, yaitu sebagai berikut.
a. Ogif dari frekuensi kumulatif kurang dari disebut ogif positif.
b. Ogif dari frekuensi kumulatif lebih dari disebut ogif negatif.
Contoh :
Hasil tes ulangan Matematika terhadap 40 siswa kelas XI IPA digambarkan dalam tabel di
bawah ini.

Gambarlah ogif naik dan ogif turun.


Penyelesaian :
*). Daftar frekuensi kumulatif kurang dari dan lebih dari

*). Berikut diagram ogif (ogive) dari tabel di atas.

3. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik ada 3 macam
maka yang harus diajarkan juga harus meliputi tiga macam. Tidak boleh
lebih dari tiga, apalagi kurang dari tiga. Misalnya kompetensi dasar
yang harus dikuasai peserta didik :memahami teknik penyajian data
dua variabel menggunakan tabel, grafik batang , diagram lingkaran dan
grafik garis maka materi yang dipilih juga meliputi tabel, grafik batang,
diagram lingkaran serta grafik garis. Tidak boleh terjadi, apa yang kita
belajarkan kepada siswa hanya berupa materi tentang tabel, grafik
batang, dan diagram lingkaran saja. Juga tidak tepat bilah ditambah
dengan diagram pencar.
4. Peta konsep klasifikasi segi empat

J
E
N
I
S
S
E
G
I

PERSEGI
PERSEGI PANJANG

BELAH KETUPAT
JAJAR GENJANG

TRAPESIUM
E
M
P
A
T

LAYANG-LAYANG

SIFATSIFAT
SEGI
EMPAT

KELILING
DAN LUAS
SEGI
EMPAT

5. PETA KONSEP ALJABAR buku kelas VIII SMP kurikulum 2013 semester
ganjil

OPERASI ALJABAR

BENTUK SIMBOLIK

PENJUMLAHAN

menjadi

O
P
E
R
A
S
I
A
L
J
A
B
A
R

PENGURANGAN

BENTUK VERBAL

PERKALIAN

PEMBAGIAN

PENYEDERHANAAN
BENTUK ALJABAR

BENTUK SIMBOLIK

PENJUMLAHAN
PENGURANGAN
PERKALIAN
PEMBAGIAN
MENYEDERHANAKAN
BENTUK ALJABAR

BENTUK VERBAL

Anda mungkin juga menyukai