Disusun Oleh :
Ayuningtyas Eka
14312280
Berikut adalah analisis rasio dari laporan keuangan kota Pontianak tahun anggaran 2014 dan
2015.
1. Rasio Likuiditas dan Solvabilitas
Keterangan :
Current Ratio =
Quick Ratio=
Debt Ratio=
Current Assets
Current Liabilities
(Current AssetsInventory)
Current Liabilities
Total Debt
Total Assets
lancar. Pada Tahun 2015 setiap Rp. 1 kewajiban lancar akan dijamin oleh Rp. 17,63
aktiva lancar. Dari periode 2014 ke 2015 terjadi kenaikan Current Ratio.
Angka-angka Quick Ratio di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut: Pada
Tahun 2014 setiap Rp. 1 hutang/kewajiban lancar dijamin oleh Rp. 11,68 aktiva lancar
diluar persediaan. Pada Tahun 2015 setiap Rp. 1 hutang/kewajiban lancar dijamin oleh
Rp. 13,58 aktiva lancar diluar persediaan
Angka-angka Debt Ratio di atas Pada Tahun 2014 Pemerintah Kota Pontianak
menggunakan dana dari kreditur sekitar 0,39% dari total dananya, yang berarti tidak
begitu besar. Rasio ini juga mengintrepretasikan bahwa setiap Rp. 1 aktiva, didanai dari
hutang sebesar Rp. 0,00387. Pada Tahun 2015 Kota Pontianak menggunakan dana dari
kreditur sekitar 0,25% dari total dananya, yang berarti tidak begitu besar. Rasio ini juga
mengintrepretasikan bahwa setiap Rp. 1 aktiva, didanai dari hutang sebesar Rp. 0,00253.
2. Rasio Kemandirian
Rasio ini menggambarkan tingkat ketergantungan daerah terhadap sumberdana
eksternal. Semakin tinggi rasio kemandirian berarti tingkatketergantungan daerah
terhadap bantuan pihak eksternal (terutamapemerintah pusat dan propinsi) semakin
rendah. Semakin tinggi rasiokemandirian, semakin tinggi partisipasi masyarakat dalam
membayarpajak dan retribusi daerah yang merupakan komponen utama PAD.
Keterangan:
Rasio Kemandirian=
Hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa rasio kemandirian pemerintah Kota
Pontianak tahun 2014 dan 2015 sebesar 25% dan 33%. Sehingga selama dua tahun
anggaran rata-ratanyasebesar 29% yang berada pada skala interval 25%-50% denganpola
yang dihasilkan konsultatif, dimana peran pemerintah pusat masih dominandalam
menjalankan otonomi daerah.Semakin tinggi rasiokemandirian, semakin tinggi partisipasi
masyarakat dalam membayarpajak dan retribusi daerah yang merupakan komponen
utama PAD.
Keterangan:
Rasio DDF=
PAD
Total Pendapatan Daerah
Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat bahwa rasio desentralisasi fiskalpada tahun
2014 dan 2015 sebesar 18% dan 26%. Dengankata lain, berdasarkan perhitungan rasio
derajat desentralisasi fiskalpemerintah Kota Pontianak selama dua tahun anggaran dalam
kategorisedang, berada pada skala interval 20,00% - 30,00% dengan rata-ratasebesar
22%.Hal tersebut mengindikasikan bahwa kewenangan dan tanggung jawab yang
diberikan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk melakukan pembangunan
tidak begitu besar.
4. Rasio Index Kemampuan Rutin
Indeks Kemampuan Rutin (IKR) yaitu proporsi antara Pendapatan Asli Daerah
(PAD) dengan pengeluaran rutin tanpa transfer dari pemerintah pusat. Pengeluaran rutin
dalam penelitian ini adalah pengeluaran biaya operasi. Semakin tinggi rasio indeks
kemampuan rutin, maka semakin tinggi pula kemampuan keuangan daerah dalam
mendukung otonomi daerah.
Keterangan:
Rasio Index Kemampuan Rutin=
PAD
Total Pengeluaran Rutin
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa rasio indeks kemampuanrutin pada tahun
2014 dan 2015 sebesar 21% dan 32%. Semakin tinggi rasio indeks kemampuan
rutin,maka semakin tinggi pula kemampuan keuangan daerah dalammendukung otonomi
daerah.
5. Rasio Keserasian
Rasio keserasian menggambarkan bagaimana pemerintah daerah dalam
membelanjakan pendapatan daerahnya. Rasio ini untuk mengetahui bagaimana
pemerintah daerah dalam memprioritaskan alokasi dananya pada belanja operasi dan
belanja modal secara optimal.
a. Rasio Belanja Operasi
Rasio BelanjaOperasi=
b. Rasio Belanja Modal
Rasio Belanja Modal=
Total BelanjaOperasi
Total Belanja APBD
Pendapatan PnPn1
Pendapatan Pn1
Pn-1
Berdasarkan
Tahunsebelumnya
tabel
diatas
dapat
dilihat
bahwa
secara
keseluruhan
pada
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa selama tahun 2014 dan
2015, Kota Pontianak memiliki rasio efektivitas yang selalu berubah-ubahatau
bersifat fluktuatif, namun dapat dikatakan kalau pemerintah Kota Pontianak rasio
efektifitasnya padatahun 2014 berada diatas 100% atau sudah efektif,
sedangkanpadatahun 2015 mengalamipenurunanhanya 94%.
b. Rasio Efisiensi
Rasio efisiensi adalah rasio yang menggambarkan perbandinagn antara
besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan dengan realisasi
pendapatan yang diterima. Semakin kecil rasio efisiensi, maka semakin baik
kinerja pemerintah daerah.
Biaya yang dikeluarkan untuk memungut PAD
Rasio Efisiensi=
Realisasi Penerimaan PAD
Berdasarkan
tabel
diatas,
dapat
dilihat
pada
tahun
2014
rasio
karenameningkatnya
realisasi
atas
pendapatan
dari
pemerintah
Kota
Pontianakseperti PAD dan DAK. Selain itu, peningkatan tersebut juga disertai
dengankemampuan pemerintah Kota Pontianak dalam menekan realisasi atasbelanja
dari target yang telah direncanakan, sehingga total belanja pemerintahKota Pontianak
lebih rendah dari pada total pendapatan.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Powa, Yurikhe Junitha dan Wokas, Heince. 2012. Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah
Kota Manado Tahun Anggaran 2008-2010. Jurnal Riset Akuntansi dan Auditing,
Volume 3, Nomor 1, Juni.
Rahayu, Kus Endang Muji. 2014. Analisis Rasio Untuk Mengukur Kinerja Keuangan
Pemerintah Kabupaten Grobogan Tahun Anggaran 2008-2012. Jurnal Riset
Akuntansi. Januari.
Anonim. 2014. Kota Pontianak Kota Khatulistiwa. http://www.getborneo.com/kotapontianak-kota-khatulistiwa/ diakses pada tanggal 29 Desember 2016 pukul 10.44
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Pontianak. 2015. Laporan Keuangan Kota
Pontianak 2015. http://bpkdad.pontianakkota.go.id. Diakses pada tanggal 11
Desember 2016 pukul 14.43