Anda di halaman 1dari 8

5.

Rekayasa Genetik (Genetic Engineering)

garbagai Ciri dan sifat makhluk hidup ditentukan, atau lebih tepat di program oleh
gen yang umumnya terdiri dari DNA (Deoxyribonucleic Acid)

DNA adalah molekul pembawa karakter dan kode genetik semua makhluk hjdup.
Ciri dan sifat genetik umumnya diwariskan dari satu generasi ke generasi
berikutnya, walaupun dapat juga timbul spontan pada seorang individu karena
terjadinya mutasi (perubahan) genetik pada dirinya sendiri saja.

Molekul DNA berbentuk dua rantai, dua untaian, yang saling melilit satu dengan
yang lain dan dinamai double helix, yang sering juga disebut spiral. Kedua untaian
itu adalah nukleotida yang mengandung karbohidrat dan fosfat, dan merupakan
tulang punggung (backbone) DNA. Setiap karbohidrat berada pada salah satu dari 4
jenis basa nitrogen, yaitu: Adenin (Adenine), Sitosin (Cytosine), Guanin (Guanine),
dan Timin (Thymine). Basa-basa nitrogen itu membentuk semacam jembatan
antara kedua untaian nukleotida tersebut. Panjang 1 putaran (turn) spiral (double
helix) DNA adalah 3,4 nm (= nanometer; 1 nm =

1/

1.000.000.000 yang menghubungkan kedua untaian DNA itu menentukan kode


genetik suatu

meter). Urutan keempat basa nitrogen tersebut pada tiap jembatan

organisme makhluk hidup. Gen bekerja dengan mengarahkan pembentukan


(synthesis) protein suatu organisme.

Berbagai molekul DNA menyusun krornosom, sedangkan kromosomkromosom


terdapat di dalam nucleolus (inti dari inti sel) setiap se1.Moleku1DNA yang
terbentuk spiral itu mungkin dapat dibayangkan sebagai sebuah kalimat

panjang yang mongnmiung kodv knlu-kuta, linp kala mungandung tiga huruf yang
dapat tersumn dalam urulan npa 2min, vavrli ASG atau AGE atau (3A5 atau TCS
atau TAG clan sebaguinya. 'liap kodu kdln dupul dibaca olch komponcn lain dalam
sel dan diterjemahkan moniadi snlah bdlll dari dua puluh macam asam amino yang
membentuk protein. ilrotoin mombcnluk qcmua organ dan jaringan tubuh, yang
pada gilirannya membentuk seorang individu organisme makhluk hidup. Protein
juga menialankan berbagai fungsi dalam sel. Sebagai enzim misalnya, protein
menjalankan semua reaksi di dalam tubuh.

Awalnya istilah rekayasa genetik menunjuk kepada berbagai teknik mengubah


(modifying) atau mengutak-atik (manipulating) organisme melalui sifat dan ciri yang
diwariskan. Sekarang, pengertian rekayasa genetik lebih dibatasi, yaitu teknologi
mengutak-atik, mengubah, dan menggabungkan kembali (recombination) molekulmolekul DNA atau asam nukleat (nucleic acid) lainnya dengan tujuan mengubah
suatu organisme atau suatu populasi organisme. Karena itu hasil rekayasa genetik
juga dinamakan recombinant DNA.

Pada garis besarnya rekayasa genetik digunakan untuk dua tujuan. Pertama,
membudidayakan gen-gen yang mewariskan sifat-sifat yang menguntungkan atau
yang diinginkan. Kedua, membuang gen-gen yang mewariskan sifat-sifat yang
merugikan atau yang tidak diinginkan.

Untuk tujuan pertama, setelah gen menguntungkan yang menjadi target


dilokalisasi, gen itu dilepaskan dari kromosom asalnya dengan menggunakan
pemanasan atau enzim-enzim tertentu. Kemudian gen itu dimasukkan ke dalam
kromosom sel organisme lain yang menguntungkan (misalnya: reproduksinya
mudah dan cepat) setelah sebelumnya spiral DNA yang membentuk kromosom sel
organisme lain itu dibuka dengan juga menggunakan pemanasan atau enzim-enzim
tertentu. Kemudian kromosom organisme lain yang sudah berisi gen cangkokarl itu
dimasukkan kembali l<e dalam nucleolus sel asalnya. Akhirnya organisme lain ini
dirangsang untuk berbiak.

Cara pembudidayaan tersebut sudah puluhan tahun dipraktekkan pada bidang


kedolzteran atau kesehatan untuk menghasilkan berbagai bahan yang aman,
mural, besar-besaran, dan cepat proses produksinya, seperti berbagai vaksin
(untuk memberikan kekebalan aktif melawan penyakit), hormon, dan

obat-obatan ,

, Untuk tujuan kedua, setelah gen merugikan yang menjadi target dilokalisasi, gen
itu, seperti pada tujuan pertama, dilepaskan dari kromosom asalnya dengan
menggunakan pemanasan atau enzim enzim tertentu. Setelah itu kromosom yang
sudah tidak mengandung gen yang merugikan itu dimasukkan kembali ke dalam
nucleolus sel asalnya, kemudian sel ini dikembangbiakkan.

Cara kedua ini banyak digunakan di bidang pertanian, misalnya untuk membu'ang
sifat atau ciri yang merugikan dari bakteri bakteri tertentu yang merupakan
penghuni tetap pohon buah buahan yang produktif. Bakteri bakteri yang tak
mengandung lagi sifat atau ciri yang merugikan itu dirangsang untuk berbiak dan
merebut tempat bakteri bakteri yang mengandung sifat atau ciri yang merugikan.

. Di samping berbagai manfaat itu, teknologi rekayasa genetik juga mengandung


aspek aspek yang merugikan. Berikut ini dikemukakan aspek aspek menguntungkan
dan merugikan dari rekayasa genetik, baik yang sudah nyata maupun yang masih
taraf eksperimen atau hjpotesis.

Aspek Menguntungkan

Teknologi rekayasa genetik telah digunakan untuk menghasilkan berbagai


kombinasi genetik baru (recombinant DNA) yang bermanfaat dalam bidang
pertanian, kedokteran, dan industri, selain dalam bidang ilmu itu sendiri (biologi).
Beberapa contoh berikut ini mengemukakan beberapa diantaranya: a. Dalam
bidang kedokteran atau kesehatan, rekayasa genetikbanyak dimanfaatkan untuk
menghasilkan bahan bahan pemberantas penyakit yang lebih aman dengan harga
relatif murah. Misalnya, bahan vaksin yang dip'eroleh melalui rekayasa genetik
lebih aman karena kemumiannya mendekati 100%; artinya hampir hanya
mengandung antigen spesifik (yang berupa gen) yang diperlukan saja untuk
merangsang pembentukan antibodi. Ini berarti, bahan vaksin itu hampir tidak
mengandung bahan bahan seperti berbagai protein lain yang dapat berbahaya bagi
penerimanya, misalnya karena berpotensi menyebabkan reaksi alergi yang dapat
menyebabkan kematian. Pada pembuatan vaksin cara lama (tidak melalui rekayasa

genetik), selain mengandung antigen Spesifik yang diinginkan, bahan vaksin itu
juga mengandung berbagai protein lain

yang disebut kontaminan (pengotor) yang berasal dari serum manusia atau hewan
tempat vaksin itu dikembangkan. Kontaminan kontaminan inilah yang sangat
berpotensi me nyebabkan berbagai efek samping vaksinasi.

13Selain faktor keamanan yang lebih terjamin, biaya produksi bahan vaksin juga
dapat sangat ditekan, bila bahan itu diproduksi melalui teknologi rekayasa genetik.
Misalnya produksi vaksin penyakit hepatitis B. Setelah gen virus Hepatitis B yang
bersifat antigenik dilepaskan dari kromosom virus itu, gen itu dicangkokkan ke
dalam kromosom di dalam nucleolus sel bakteri Escherichia coli yang kemampuan
berbiaknya sangat besar dan sehari hari adalah penghuni normal usus manusia
sehat, Bakteri E coli yang sudah mengandung gen Virus Hepatitis B itu kemudian
dibiakkan dan menjadi unsur utama dari vaksin Hepatitis B yang dihasilkan. Karena
kemampuan berbiak bakteri E coli sangat besar, maka biaya produksi vaksin
Hepatitis B menjadi rendah, dan karena bakteri E coli itu merupakan penghuni
normal

usus manusia sehat, maka faktor keamanan vaksin juga sangat baik.

C. Selain E coli tersebut di muka, gen berbagai bakteri lain juga telah direkayasa

sehingga bakteri bakteri itu dapat menghasilkan berbagai bahan, seperti

berbagai antibiotika, dan bahan bahan lain, seperti hormon insulin (untuk
mengobati diabetes mellitus = penyakit kencing mania), hormon pertumbuhan

(terutama untuk anak anak yang pertumbuhan fisiknya terhambat), dan obat

anti Virus (misalnya Interferon).

d. Pelestarian gen gen yang menguntungkan (atau yang disukai) dan peniadaan

gen gen yang merugikan (atau yang tidak disukai) melalui teknologi rekayasa

genetik sudah banyak meningkatkan produksi pertanian dan peternakan.

e. Teknologi rekayasa genetik memungkinkan dilakukannya manipulasi sel

kelamin jantan (seperti sperma dan benangsari) dan sel kelamin betina (seperti

sel telur dan putik) sehingga memberi peluang untuk melenyapkan berbagai
penyakit atau kelainan yang diturunkan melalui pewarisan gen (penyakit genetik
yang herediter), seperti asthma bronchiale (gangguan sesak napas); diabetes
mellitus (penyakit kencing manis); hemophilia (kurangnya salah satu faktor pe
mbekuan darah, hanya diwariskan kepada anak laki laki); buta warna (1 imumnya
hanya diwariskan kepada anak laki laki), dan berbagai ganggum mental. Selain itu,
pada tumbuh tumbuhan dan hewan (dan juga

pada manusia), teknologi ini memberikan peluang untuk menciptakan" jenis jenis
baru (tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia) yang diharapkan dapat 1ebih
menyesuaikan diri terhadap tuntutan-tuntutan yang disebabkan oleh perubahan
alam clan lingkungan hidup, sehingga lebih menjamin keberhasilan proses adaptasi
(penyesuaian diri) makhluk bersangkutan. Kemampuan ini akan menyebabkan lebih
langgengnya keberadaan atau eksistensi makhluk tersebut, sesuai dengan yang
dikatakan Charles Darwin, lebih fit untuk survwe.

Aspek Merugikan

Banyak aspek merugikan yang berhubungan dengan teknologi cloning akan


dijumpai pula pada teknologi rekayasa genetik. Selain itu rekayasa genetik juga
dapat menyebabkan:

a. Terjadinya perkembangbiakan yang tidak terkendali dari jenis-jenis organisme


yang baru diciptakan, yang memiliki potensi merugikan dan untuk itu belum ada
penangkalnya.

b. Terjadinya gangguan keseimbangan ekologik dengan berbagai dampak


negatifnya. Teknologi rekayasa genetik yang canggih di bidang pertanian yang
banyak menimbulkan polemik pro dan kontra di seluruh dunia dewasa ini

adalah produksi tanaman . an an trans enik yaitu tanaman yang dihasilkan melalui
berbagai teknik rekayasa genetik dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas
tanaman itu dalam banyak hal. Bahaya yang dikuatirkan adalah tingkat
keamanannya bila tanaman pangan transgenik itu dikomsumsi manusia. Dalam hal
ini tampaknya terjadi banyak salah pengertian dan kecurigaan, belum lagi bila
polemik itu diwarnai oleh berbagai kepentingan pribadi dan

golongan.

7. Transplantasi Organ dan Jaringan

Transplantasi organ dan jaringan ditengah-tengah berbagai kontroversi sudah


puluhan tahun menjadi kenyataan dalam dunia kedokteran dengan berbagai
manfaat dan kerugiannya. Sejauh ini (awal abad ke 21) hampir semua organ

yang ditransplantasikan, seperti cornea mata (selaput keras yang bening di bagian
depan, sebelah luar bola mata), jantung, ginjal, hati (liver), paru paru, dan sumsum
tulang diperoleh dari manusia lain sebagai donor, dengan berbagai potenSi masalah
biologik, etik, moral, agama, hukum dan sosialnya. Sebagian kecil organ yang
ditransplantasikan diperoleh dari donor binatang, disebut Xenotransplant (=organ
transplantasi dari makhluk lain), misalnya organ hati (liver, sebagian atau
seluruhnya), jantung, atau ginjal, dari babi, karena sejauh im' organ organ binatang
itulah yang paling cocok untuk manusia dibandingkan organ organ binatang lain.
Selain masalah berkenaan dengan ketentuan dalam agama agama tertentu yang
berkaitan dengan penggunaan organ binatang binatang tertentu, tampaknya
potensi masalah biologik, etik, moral, agama, hukum dan sosial pada penggunaan
organ binatang jauh lebih kecil dibandingkan penggunaan organ manusia lain.

Berbagai potensi masalah tersebut di muka boleh dikatakan tidak ada bila donornya
adalah sang penerima organ atau jaringan itu sendiri. Bagaimana mungkin? Ada
dua teknologi yang memungkinkan hal itu. Pertama dengan berhasil
dikembangkannya teknologi pembiakan jaringan manusia di luar tubuh manusia
pada akhir abad ke 20, orang yang memerlukan organ atau jaringan tubuh tertentu
dapat membiakkan dan menumbuhkan organ atau jaringan tubuhnya sendiri di luar
tubuhnya (misalnya dalam binatang percobaan atau pada instrumen laboratorium
yang canggih) sampai cukup matang dan kemudian mentransplantasikannya
kembali ke dalam tubuhnya. Kedua melalui teknologi cloning untuk memperoleh sel
tunas (stem cell) seperti telah dikemukakan di bagian cloning. Sel tunas ini
kemudian diarahkan untuk berkembang dan tumbuh menjadi organ atau jaringan
tubuh yang akan ditransplantasikan. Inti sel yang dipindahkan itu (yang kemudian
mengembangkan sel tunas) diambil dari sel tubuh orang yang akan menerima
organ atau jaringan itu.

Umumnya pembiakan jaringan dan pembiakan sel tunas (teknologi cloning) untuk
transplantasi dilakukan di dalam instrumen laboratorium yang canggihSelain itu ked
ua macam pembiakan itu juga dapat dilakukan di dalam binatang percobaan. Bi'a
sudah cukup matang jaringan atau organ itu ditransplantasikan ke dalam ind lVidu
yang memerlukannya (individu penerima/resipien) yang juga adalah indiVAdu donor
(penyumbang) baik donor jaringan yang dibiakkan maupun

donor inti sel yang dipindahkan. Walaupun dalam kasus kasus tertentu dapat
menjadi pilihan yang baik, tampaknya teknologi ini juga karena menggunakan
binatang cukup bermuatan Inasalah etik, moral, agama, dan hukum yang tidak

dapat diabaikan. Selain melalui teknologi cloning, temyata sel tunas juga dapat
diperoleh dari

sumsum tulang belakang, termasuk sumsum tulang belakang manusia dewasa. Di


Beaumont Hospital, Royal Oak, Michigan, Amerika Serikat pada February 2003 sel
tunas diambil dari sumsum tulang belakang seorang remaja belasan tahun yang
otot jantungnya terluka. Sel tunas itu kemudian disuntikkan ke dalam otot
jantungnya itu. Temyata sel tunas itu berhasil tumbuh menjadi sel sel otot jantung
(sel dewasa) dan dengan demikian menyembuhkan luka otot jantungnya. Walaupun
hal itu merupakan semacam terobosan atau revolusi dalam masalah transplantasi,
penyimpanan sel tunas yang diambil dari sumsum tulang belakang sebagai

persediaan" untuk menggantikan sel sel dewasa yang rusak, sudah lama
dipraktekkan di Ierman Barat. Di negara ini, bila diminta sel tunas dari sumsum
tulang belakang seorang bayi dapat segera diambil dan disimpan untuk
keperluannya sendiri di kemudian hari.

Disamping itu, sel tunas yang diambil dari sumsum tulang belakang ini, seperti
semua sel tunas, juga memiliki berbagai potensi lain. Salah satunya yang sedang
diteliti adalah potensi sel tunas itu untuk berkembang menjadi sel sel pancreas
(kelenjar ludah perut) yang menghasilkan hormon insulin untuk mengobati penyakit
kencing manis (diabetes mell i tus). Eksperimen yang masih terbatas pada binatang
percobaan itu dilakukan sekitar awal tahun 2003 di New York University School of
Medicine, Amerika Serikat. Sel tunas dari sumsum tulang belakang yang
ditransplantasikan ke dalam pancreas binatang percobaan temyata dapat tumbuh
menjadi sel sel beta pulau Langerhans (yang ada dalam panceas) yang
memproduksi hormon insulin! Walaupun jumlah sel beta yang dihasilkan pada
eksperimen itu belum mencukupi untuk menyembuhkan kencing manis, penemuan
ini juga merupakan suatu terobosan penting dalam upaya kita meniadakan berbagai
penyakit.

Sumber lain untuk sel tunas adalah odontoblast (sel yang merupakan calon gigi)
bayi. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2000 ini oleh dokter gigi Songtao Shi di
National Institute of Heal th Bethesda Maryland Amerika Serikat, menemukan

Anda mungkin juga menyukai