Anda di halaman 1dari 17

Program Magister PBI [Pengajaran Bahasa

Inggris]
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan [FTIK]
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta
Kontrak/Rancangan Perkuliahan
_____________________________________________________________________________________
Mata Kuliah: Qualitative Research in Language Education
Semester
Gasal/2013
Hari & Jam : Sabtu, 08.0 s/d 10.0
Pengajar
: Fuad Fachruddin, MSc., PhD.
DR Farkhan, MPd
_____________________________________________________________________________________

Pengantar
Pada tahun perkuliahan 2013/2014 Program Pasca PBI telah menata
ulang terhadap mata-mata kuliah yang diberikan khususnya pada
semester pertama (1). Mata kuliah Pengantar Riset Bahasa ditiadakan
karena mereka telah mendapatkannya pada program S1 (metoda riset).
Mahasiswa-mahasiswi S2 PBI (Program Bahasa Inggris) dianggap telah
menguasai pengetahuan dan skill dasar dalam riset bahasa, meskipun
realita dugaan tersebut betul seluruhnya.
Selain itu, mata kuliah
Quantitative and Qualitative Research in Language Education
dimekarkan kembali menjadi dua mata kuliah, yiatau Quantitaive research
on language dan Qualitative Research in
Language Education .
Qualitative Research in Langauge Education dijadwalkan pada semester
pertama (1). Konon, mahasiswa-mahasiswi belum mendapatkan secara
khusus metode riset kualitatif, misalnya, Introduction to Qualitative
Research pada jenjang S1. Selain itu, mayoritas mahasiswa-mahasiswi
S2 PBI berlatarbelakang pendidikan bahasa Inggris bukan sastra Inggris
yang kebanyakan mereka tidak memperoleh teori-teori sosial dalam
pendididikan secara khusus dan inten. Juga resposisi pemberian mata
kuliah metoda riset dimaksudkan untuk menstimulasi perhatian yang
seimbang di kalangan mahasiswa-mahasiswi terhadap kedua jenis riset
tersebut (Riset kuantitatif dan Riset Kualitatif). Kecendrungan selama ini
mahasiswa-mahasiswi tingkat akhir program S2 PBI mengambil riset
kuantitatif.
Berdasarkan pengalaman dalam
mengajar metoda riset pada
semester 1, membimbing karya tulis akhir (mahasiswa-mahasiswi S1 dan
S2), dan menilai proposal riset hibah di lingkungan UIN atau PTAIS dan
Fuad Fachruddin, Rancangan Perkuliahan Quantitative and Qualitative Research in
Language Education, Program Magister PBI FITK UIN Syahid Jakarta, Semester Gasal
2013

pemberian beasiswa untuk S3 di Kementrian Agama RI yang bekerjsama


dengan lembaga Internasional, tim pengasuh membuat catatan penting
yang menjadi masukan untuk pengembangan perkuliahan metode riset
khususnya untuk PBI.
Pertama ada kecendrungan bahwa mahasiswa-mahasiswi menyiapkan
juduo riset dan outlinenya ketimbang getting immersed dalam isu atau
peprsoalan yang diminati. Mahasiswa-mahsiswi mengumpulkan literatur
dan membacanya ketika judul riest mereka diterima. Cara kerja (the way
of wokring) seperti menyulitkan mereka sendiri dalam menulis proposal.
Seharusnya mereka tercelup dalam isu yang menjadi minat (diteliti)
dengan mengumpulkan literatur (buku dan jurnal) yang terkait minat riset
dan melakukan kajian awal dan mengidentifikasi isu-isu atau angel dari
suatu isu yang telah atau belum diteliti oleh orang lain. Membaca secara
inten literatur yang telah dikumpulkan hendaknya dilakukan lebih awal.
Kecendrungan cara kerja mahasiswa-mahasiswi dalam menggarap skripsi
atau tesis
memberi pengaruh terhadap proses berikutnya, seperti
menulis proposal.
Kedua,
ketidakjelasan atau ketidakfokuan problem riset dalam
poroposal riset yang diusulkan masih banyak ditemukan dalam proposal.
Misalnya, dalam sebuah usulan penelitian ditemukan 2 (dua) jenis
rancang bangun. Disain penelitian evaluasi bercampur dengan penelitian
eksperimen atau korelasional, deskriptif dan evaluasi menyatu. Juga
ditemukan inkonsistensi atau ketidaksinkron antara rumusan masalah
riset, pertanyaan riset atau studi dan teori atau konsep yang akan
digunakan dalam sudi, tradisi atau pendekatan riset yang digunakan, dan
metodologi.
Ketiga,
dalam
latarbelakang
proposal,
mahasiswa-mahasiswi
menyajikan uraian hal-hal yang besar dan seksi yang hubungannya
secara langsung dengan isu yang akan diteliti tidak cukup kuat. Misalnya,
isu yang akan distudi tentang efektifitas metoda x untuk pembelajaran
mata pelajaran Y di madrasah-madrash di daerah Z, namun uraiannya
ditarik ke isu human development dan human index atau sejarah
madrasah sejak zaman Nidhamiyah. Yang lebih menghawatirkan adalah
apabila ada preconception atau miskonsepsi tentang fokus sendiri yang
telah terbentuk diluar kesadaran di kalangan mahasiswa-mahasiswi.
Misalnya, fokus difahami dan dimaknai sebagai sesuatu yang kecil atau
mikro dan teknis yang tidak mengandung muatan intelektualitas. Persis
seperti pemahaman orang tentang murah sama dengan murahan.
Keempat, review literature merupakan ajang perdebatan (discourses)
akademik dari para penulis atau ahli
(scholar) dalam bidangnya,
sehingga kita dapat melihat perbedaan dan persamaan. Kajian literatur
(buku, jurnal) mempunyai arti penting bagi peneliti untuk membuat
konstelasi isu yang akan diriset dan memilih atau menetapkan teori,
paradigma, perspektif atau konsep atau framework yang digunakan
dalam studi terlepas dari kelemahan masing-masing cara pandang. Dalam
riset kuantitaif, seorang harus memastikan, misalnya, teori atau konsep,
Fuad Fachruddin, Rancangan Perkuliahan Quantitative and Qualitative Research in
Language Education, Program Magister PBI FITK UIN Syahid Jakarta, Semester Gasal
2013

hipotesis secara rigid sebelum riset dilaksanakan (deterministik). Review


literatur yang dilakukan mahasiswa-mahasiswi cendrung mengumpulkan
pendapat dan belum menghadirkan perdebatan akademik (teori,
paradigma/perspektif atau konsep) secara kuat.
Kelima, dalam kaitan dengan riset kualitatif, ada kesan bahwa studi
kualitatif direduksi kedalam pemahaman data kualitatif (deskripsi).
Linkage antara paradigma atau teori dengan rancangan penelitan
kualitatif, tradisi riset atau ada juga yang menyebut approach yang ada
acapkali kurang mendapat perhatian. Perdebatan sengit antara
pendukung quantitative dan qualitative study tentang, misalnya,
kredibilitas riset kualitatif merupakan isu penting dalam studi kwalitatif.
Diantara pertanyaan, What make qualitative study credible? Can we
make generalization from qualitative study?
How can we make
generalization? Ada beberapa istilah yang digunakan untuk menjawab
pertanyaan ini atau belum membuat riset kualitiatif kredibel
yaitu
confirmability, dependebality, audit trail, credibility, transferability atau
ekstrapolasi. Hal-hal tersebut belum mendapat perhatian para
mahasiswa-mahasiswi.
Keenam, uraian metodologi belum menjelaskan apa yang akan
dilakukan oleh pengaju proposal (mahasiswa-mahasiswi) dengan pilihan
disain riset. Kebanyakan pengaju (mahasiswa-mahasiswi) menyuguhkan
uraian percis seperti
review literatur. Padahal seharusnya
penyaji
proposal menguraikan apa yang akan dilakukan dalam pengumpulan,
pengolahan dan analisis data. Kalau pengaju memilih disain survey,
misalnya, ia harus menjelaskan hal-hal yang akan dialkukan dalam
melakasanakan survey tersebut, misalnya, data apa yang akan diambil,
sumber data, teknik sampling, sample size (mencakup penjelasan tentang
level of confidence dan sample error), rancangan pengolahan dan analisis.
Ketujuh, dalam propsoal riset kualitatif, uraian Dalam riset kualitatif,
penyaji menjelaskan bagaiamana memulai (geeting to the field)memilih
nara sumber, mebuat (key intorman atau resource persons)kriteria dan
tekniknyamerupakan isu mendasar. Triangulasi atau ada yang
menyebut snowbowling technique digunakan untuk mengumpulkan data.
Triangulasi juga digunakan untuk metoda, teori dan interdsiplin
[Interdisciplinary triangulation]. Hal-hal ini nyaris luput dari pembahasan.
Proses pengolahan data dari field notes-- dirty notes ke clean notes
sampai dengan menentukan theme merupakan bagian penting yang perlu
mendapat perhatian. Kalau kita berketetapan hati memilih ethnografi
sebagai pilihannya, kita harus memperhatian persepsi masyarakat yang
menjadi partisipan riset (emic) dan persepsi peneliti (etic).
Keadaan tersebut diatas diduga kuat mempunyai hubungan dengan
tingkat getting immersed [menyelami] dalam isu yang diajukan untuk
penelitian tesis atau riset hibah .
Ada kecendrungan mahasiswa
menetapkan judul dan menulis draft proposal sebelum mengumpulkan
dan mengkaji literatur secata intensif dan ekstensif (buku, jurnal atau
Fuad Fachruddin, Rancangan Perkuliahan Quantitative and Qualitative Research in
Language Education, Program Magister PBI FITK UIN Syahid Jakarta, Semester Gasal
2013

laporan riset yang layak secara akademik dinilai baik). Atau proposal riset
yang diajukan merupakan produk last minute work. Hal ini diduga kuat
memiliki hubungan dengan beberapa hal, antara lain, kemampuan dalam
perencanaan dan komitmen mereka dalam mengalokasi waktu untuk
membaca/mengkaji secara konsisten (istiqamah). Secara umum, kami
memperoleh informasi bahwa
mahasiswa-mahasiswi S2 yang sudah
membiasakan diri membaca 4 (empat) jam per hari atau 1/6 waktu masih
belum ada.
Kami
(tim pengasuh mata kuliah ini) akan memaksimalkan
pendekatan atau metoda yang mendorong [encourage] keikusertaan
mahasiswa-mahasiswi
dalam
seluruh
proses
perkuliahan
(mengoptimalkan
penerapan
pendekatan
partisipatori)
termasuk
mengalami dalam proses riset.

Tujuan, Hasil, Pendekatan dan Persyaratan Perkuliahan


Maka kuliah ini dimaksudkan untuk memberi bekal berupa pengetahuan,
keterampilan, pengalaman melalui proses (perkuliahan) tentang riset
kualitatif dalam (pendidikan) bahasa. Oleh karenanya, para mahasiswamahasiswi diharapkan mampu (a) Gain some familiarity with variety in
qualitative research designs, (b) Gain some understanding of the
importance of the teachers as researchers, (c) Acquire competency in
designing and carrying out a research project particularly qualitative
study.
Pada akhir perkuliahan ini, para mahasiswa-mahasiswi harus membuat
usulan atau proposal riset [rancangan riset kualitatif atau riset kuantitaif]
yang menenuhi kriteria proposal karya ilmiah (tesis). Draf-draf usulan
riset akan dikaji bersama selama perkuliahan mata kuliah ini berlangsung
melalui presentasi individu dan akan pembahasan draf propoosal merekan
akan dipertajam dalam perkuliahan Seminar Proposal. Hasil yang
diharapkan adalah mahasiswa memiliki proposal riset yang layak layak
dilaksanakan.
Juga perkuliahan ini diupayakan dapat mengembangkan potensi soft skills
seperti kemampuan kerjasama, komunikasi, tanggung jawab, kritis, kreatif
dan belajar mandiri. Oleh sebab itu, dalam perkuliahan ini beberapa
metoda seperti brainstorming, diskusi kelompok, tugas kelompok (class
project) dan tugas individu dan sejenisnya akan diusahakan dimanfaatkan
secara maksimal..
Tugas individu dimaksudkan untuk menumbuhkan kemampuan berbuat
mandiri, menghargai dan memahami potensi atau kemampuan diri
sekaligus menguji kemampuan masing-masing individu. Dengan tugas ini,
selain untuk menguji kemampuan atau penguasaan teori atau konsep dan
Fuad Fachruddin, Rancangan Perkuliahan Quantitative and Qualitative Research in
4
Language Education, Program Magister PBI FITK UIN Syahid Jakarta, Semester Gasal
2013

praksis juga
untuk mentriger pengembangan modal
(psychocap) seperti percaya diri, kerja keras dan smart,
yang dimiliki masing-masing individu mahasiswa-mahasiswi.

psikology
resilience

Pada akhir sesi, 10-15 menit, pengasuh mata kuliah ini akan
menyampaikan overview tentang konsep yang dikaji pada setiap
pertemuan. Hal ini dimaksudkan untuk menajamkan pemahaman mereka
tentang konsep/teori dan atau meluruskan pemahaman mereka terhadap
konsep atau teori yang dipelajari apabila terjadi kesalahpahaman.
Untuk itu, para mahasiswa-mahasiswi harus memiliki komitmen untuk
membangun dan menjaga efektifitas perkuliahan. Yaitu,
setiap
mahasiswa-mahasiswi harus bersedia membaca secara cermat materimateri yang telah disiapkan oleh tim pengajar, menyiapkan diri untuk
diskusi, mencari bahan tugas dan melakukan tugas kelompok atau tugas
individu. Juga para mahasiswa-mahasiswi harus siap mempresentasikan
tugas individu. Perlu ditegaskan dalam kontrak perkuliahan ini, kehadiran
dan keterlibatan dalam proses diskusi (engagement) dan tugas kelompok
merupakan bagian penting dari perkuliahan ini [bagian dari proses
mengalami]. Juga mahasiswa-mahasiswi sudah memberi komitment untuk
engagement dalam melaksanakan riset kelompok (misalnya case study
atau multicase study).

Penilaian dan Etika


Penilaian mahasiswa-mahasiswi didasarkan pada tugas individu dan
kelompok yang termasuk prilaku [akhlak] seperti tanggung jawab, jujur
dan amanah. Penilaian pembelajaran mereka adalah :
a) Tugas individu yaitu membuat proposal dan presentasi dinilai
50%.
b) Tugas individu: Book review dinilai 40%.
c) Keaktifan atau partisipasi individu mahasiswa-mahsiswi dalam
diskusi kelas dinilai 10 %.
Setiap mahasiswa-mahasiswi harus menyajikan perkembangan proposal
per

tahapan. Para mahasiswa-mahasiswi harus mematuhi tata aturan

(standar

penulisan)

akademik

yang

Hidayatullah Jakarta dalam menulis

diberlakukan

di

UIN

Syarif

tugas individu dan kelompok

individu .
Mengambil pendapat, pikiran atau tulisan orang lain yang bersumber dari
jurnal atau buku tampa menyebutkan penulis termasuk pelanggaran
(plagarism).
Fuad Fachruddin, Rancangan Perkuliahan Quantitative and Qualitative Research in
Language Education, Program Magister PBI FITK UIN Syahid Jakarta, Semester Gasal
2013

Pengharaman terhadap tindakan jiplak [plagarism] telah menjadi


komitmen masyarakat ilmu dunia dan UIN Jakarta telah mengeluarkan
fakta integritas. Jiplak atau nyontek merupakan tindakan tidak terpuji dan
bahkan sangat dilarang (haram). Oleh sebab itu, siapa melakukan
nyontek, jiplak atau sejenisnya akan dikenal finalti. Mahasiswa-Mahasiswi
yang melakukan tindakan plagiasi akan didiskualifikasi atau dinyatakan
tidak lulus.
Web dan kamus hanya menjadi informasi awal untuk mengetahui suatu
isu dan bukan sebagai sumber rujukan. Oleh sebab itu, web dan kamus
tidak dapat dijadikan sumber rujukan. Encyclopedia dan handbook dapat
dijadikan sumber rujukan.

Materi Kuliah
Pada pertemuan pertama, kami (pengasuh mata kuliah) dan mahasiswamahasiswi melakukan diskusi /deliberasi terhadap rancangan perkuliah
ini. juga pengasuh mata kuliah telah mengeksplorasi harapan dan materi
apa yang ingin dikaji selama perkuliahan. Melalui dialog pada sesi, kami
menetapkan apa-apa yang dipelajari, pendekatan perkuliahan dan
metoda, sistem evaluasi dan etika. Tim pengasuh mata kuliah akan
membagi alokasi waktu selama satu (16 pertemuan) dalam kajian (a)
disain riset kuantitatif dan (b) disain riset kualitatif dalam pendidikan
bahasa.
Penentuan isi untuk masing-masing didasarkan pada hasil
diskusi
dengan
mahasiswa
dan
pengalaman
selama
dalam
penyelenggaraan mata kuliah riset, membimbing tesis dan review
proposal riset hibah di lingkungan UIN Jakarta dan lainnya.
Pertemuan ke 0: Orentasi
Kami [pengasuh] mata kuliah ini melakukan diskusi atau dialog tentang
harapan atau tujuan, apa yang ingin pelajari [konten], pendekatan dan
metoda perkuliahan, sistem evaluasi atau penilaian hasil belajar
mahasiswa-mahasiswi, persyaratan dan finalti. Melalui diskusi atau dialog
diperoleh kesepakaan tentang hal-hal disebut. Hasil deliberasi tertuang
dalam kontrak/rancangan perkuliahan. Pada sesi ini juga tim pengasuh
mata kuliah akan menyajikan jenis disain riset kuantitatif dan kualitatif
yang selanjutnya dibahas bersama mahasiswa-mahasiswi. Pilihan isi
mata kuliah selanjutnya akan menjadi dasar penyelenggaraan
perkuliahan
Berikut ini materi yang akan dikaji bersama dan menjadi bahan prioritas
selama 16 pertemuan.
Pertemuan ke 1: Research persepctive/Paradigm
Dalam sesi ini, tiga perspektif utama akan didiskusikan, yaitu postivism,
interpretativist dan critical theory dengan masing-masing prinsipnya atau
Fuad Fachruddin, Rancangan Perkuliahan Quantitative and Qualitative Research in
6
Language Education, Program Magister PBI FITK UIN Syahid Jakarta, Semester Gasal
2013

cirinya. Positivism sebagai diungkapkan Howe (2002) "embraces a rigid


distinction between the theoretical or conceptual contents of knowledge
claims, on the one hand, and their observational contents, on the other."
Interpretative perspective provides the epistemological underpinning for
the current emphases in the social sciences and humanities on the
cultural embededness of human identities and interests, and on including
hitherto marginalized or excluded voices in our various conversations.
Interpretivists reject what Dewey called the spectator view of
knowledgethe view that knowledge is built up piece by piece, by
accumulation of an ever growing and increasingly complex arrangement
of passively received, neutral observations. Instead, knowledge is
constructed in the sense that it is a product of human interests, purposes
and prior conceptions.
The sine qua non of critical theory is its characterization of and opposition
to technical control as the primary or only role for social and
educational research (e.g., Fay, 1975). Technical control is closely
associated with positivist social research; it is the goal educational
research adopts when it proceeds by bracketing moral and political ends
and investigating only the means of achieving them. From the perspective
of critical theory, a fundamental role of social research is (should be)
emancipation.
Mahasiswa akan dibagi dalam kelompok kecil akan mendiskusikan secara
rinci perbedaan dari masing-masing perspective dan setiap kelompok
menyampaikan hasil diskusinya di kelas.
Pertemuan ke
2 : Quantitative Research
and Qualitative
Research
Pada sesi ini, akan dibahas distingsi atau perbedaan antara dua jenis
riset, yaitu landasan filosofis, teori, paradigma, disain, metoda-metoda
pengumpulan data, analisis, pelaksanaan dan kriteria yang digunakan
untuk evaluasi
keduanya. Juga isu-isu krusial lainnya yang sering
diperbedatkan antara pengadvokasi
quantitative research dan
pengadvokasi qualitative research.
Kajian dalam sesi ini merupakan review terhadap apa yang telah pernah
dipelajari dalam mata kuliah Introduction to Research pada jenajng S1
dan penguatan terhadap apa yang mereka fahami tentang kualitatif dan
kuantitatif riset yang mungkin pernah dipelajari di jenjang S1. Hasil
diskusi kelompok akan dipresentasikan dan dimasukan dalam folder.
Pertemuan ke 3 : Jenis Riset Kualitatif: Study kasus
Para mahasiswa-mahasiswi memahami pengertian dan penerapan study
kasus termsuk cross case study atau multicases study. Case study is
intensive analyses and descriptions of a single unit or system bounded by
Fuad Fachruddin, Rancangan Perkuliahan Quantitative and Qualitative Research in
Language Education, Program Magister PBI FITK UIN Syahid Jakarta, Semester Gasal
2013

space and time. Topics often examined in case studies include individuals,
events, or groups. Through case studies, researchers hope to gain indepth understanding of situations and meaning for those involved .
Pertemuan ke 4 and 5: Jenis riset kwalitatif: Ethnographic study
Para mahasiswa-mahasiswi memahami pengertian dan penerapan
ethnographic study.
Ethnographic study termasuk salah satu jenis study kasus. Dalam sesi ini,
kelas akan mendiksusi konsep atau pengertian ethographic study.
Misalnya disebutkan "Ethnography: a portrayal and explanation of social
groups and situations in their real-life Contexts." Investigate intact
cultural or social groups to find and describe beliefs, values, and attitudes
that structure the behavior, language, and interactions of the group. The
researcher observes and records group members voices with the goal of
creating a cultural portrait
Karakeristik,
langkah-langkah
yang
dilakukan
dalam
etnografi,
pendekatan dan metoda yang digunakan dalam mengumpulkan adan
analisis data . Untuk mempertajam pemahaman tentang dua kategori
riset ini, peserta dibagi dalam kelompok untuk mengkaji literatur
berkaitan ethnographic study. Hasil diskusi kelompok dipresentasikan dan
dimasukan dalam folder
Pertemuan ke 6: Jenis riset kwalitatif: Narrative Study
Para mahasiswa-mahasiswi dapat memahami pengertian dan penerapan
narrative study dan jenis-jenis narrative study.
Narrative inquiry is the study of the ways in which humans experience
the world through examination of both the personal and social stories that
they tell (Connelly & Clandinin, 1990). Narrative inquiry assumes that we
all lead storied lives and that educators and learners are both story
tellers and characters in their own and others stories (Connelly &
Clandinin, p. 2). In narrative inquiry, researchers describe the lives of
people by collecting and retelling stories about their experiences and their
interpretations of the meaning of these experiences.
The types of narrative inquiry are : an autobiography is the life story of
a person as written by that person, while a biography is usually written
by a researcher, often in consultation with the participant or focal person
of the story. Autoethnography is personal narratives written by
researchers who describe and interpret their own personal stories and
experiences within a social, political, or cultural context. Oral histories
are usually based on in - depth personal interviews, while biographies,
personal narratives, and personal documents might also use diaries,
journals, and letters as data sources. Memoirs and autobiographies focus
on the participant s own experiences, while life stories and biographies
might include interviews with other persons whoknow the focal person.
Fuad Fachruddin, Rancangan Perkuliahan Quantitative and Qualitative Research in
Language Education, Program Magister PBI FITK UIN Syahid Jakarta, Semester Gasal
2013

Pertemuan ke 7 dan 8: Evaluation research (Generasi ke 4)


Pada pertemuan ini, isu yang akan dikaji adalah pengertian dan
penerapan riset berdasarkan perspektif positivis dan konstruksionis atau
interpretivist. Para penulis mengklasifikasi riset ini berdasarkan
era/generasi yaitu generasi 1 s/d 4. Riset evaluasi generas 1, 2, dan3
didasarkan pada perspektif positif yang dalam penerapan lebih kuat
diwarnai pendekatan ekonomi. Analisis before and after project status
dan mean end analysis digunakan dalam studi evaluasi generasi 1, 2
dan 3. Adapun riset evaluasi generasi 4 dibackup interpretivist atau
constructionist perspective
(kualitatif). Penilaian didasarkan oleh
pandangan atau pendapat masyarakat yang menjadi partisipan. Dalam
kerja konsultasi, riset evaluasi generasi 4 diwujudkan dalam bentuk,
misalnya, appreciative inquiry,
Pertemuan ke 9: Jenis riset kwalitatif: Phenomenological study
Para mahasiswa-mahasiswi memahami konsep atau pengertian dan
penerapan phenomenological study.
Phenomenological studies explore the meaning of several peoples lived
experiences around a specific issue or phenomenon. The assumption is
that there is an essence or central meaning of an experience shared by
individuals that can be investigated and explained through research. The
experiences of different people are analyzed to describe the essence of a
phenomenon, such as the essence of having cancer or of being a minority
in a majority setting.
Pertemuan ke 10: Jenis riset kwalitatif: Grounded Research
Para mahasiswa-mahasiswa memahami konsep dan penerapan atau
praktek grounded research.
In Grounded research, a researcher seeks to create a theory that explains
some action, interaction, or process. The investigator is the primary
instrument of data collection and attempts to inductively derive meaning
from the data. The product of this type of qualitative research is a
substantive theory that is grounded in the data
Pertemuan ke 11: Action research
Para mahasiswa-masiswi diajak untuk mendiskusikan konsep dan
penerapan action research pada tataran utuh sebagaian salah
disain riset bukan sebagai alat problem solving.
Pertemuan 12: Pengumpulan data
Sesi ini membahas beberapa jenis metoda pengumpulan data studi
kkwantitatif dan kwalitatif. Materi ini memperkuat hasil mata kuliah
Introduction to Research in Languge Education. Apa yang dilakukan
dalam pengumpulan dan metoda apa yang digunakan. Hal-hal yang perlu
Fuad Fachruddin, Rancangan Perkuliahan Quantitative and Qualitative Research in
Language Education, Program Magister PBI FITK UIN Syahid Jakarta, Semester Gasal
2013

mendapat penekanan dalam topik ini adalah penarikan sample, sample


size (termasuk level of confidecnce, sample error). Dalam riset kualitatif,
metoda pengumpulan data sebagai berikut ini akan menjadi bagian
diskusi: (a) Participant observation-- The researcher joins the constituent
study population or its organisational or community setting to record
actions, (b) Observation offers the opportunity to record and analyse
behaviour and interactions as they occur, although not as a member of
the study population. (c) depth interview, (d) Documentary, dan (e)
Generated methods involve 'reconstruction' (Bryman, 2001) and require
re-processing and re-telling of attitudes, beliefs, behaviour or other
phenomena yang mencakujp [i]. Biographical Methods, [ii]. Individual
interviews, [iii]. Paired (or triad) interviews, [iv]. Focus groups or group
discussions.
Pertemuan ke 12 : Disain Riset: Analisis dan Interpretasi
Sesi ini akan membahas proses-proses yang ditempuh dalam memproses
data dalam studi kuantitatif dan studi kualitatif. Hal ingin ditekankan
dalam disain kualitatif adalah, antsar lain, (a) disain studi: allingment
antara teori dengan penentuan variable bebas (X1 , X2, X3 dst dengan
variabel terikat (Y) yang sering tidak match. (b) eksprimen: disain
eksperimen dan unsur utama dari riset eksperimen (perlakuan atau
manipulation dan faktor-faktor yang mempengaruh keabsahan hasil
eksperimeninternal dan external validity) .
Dalam riset kualitatis, proses pengolahan data qualitative terdiri dari (i)
Organizing data, (ii) Transcribing data; (iii) Exploring the data; (iv)
Describing and developing themes from the data; (v) Developing
themes: Ordinary theme,
unexpected themes, dan hard-to-classify
themes; (vi) Connecting and interrelating themes.
Para mahasiswa-mahasiswi diperkenalkan analisis berdasarkan jenis riset
kualitatif, yaitu:
(a) ethnographi accounts [largely descriptive and which detail the way of
life of particular individuals, groups or organizations];
(b) life histories [can be analysed as single narratives, as collections of
stories around common themes, or quarried to construct an argument
based on comparison between different accounts (Thompson, 2000)];
(c) narrative analysis [identifies the basic story which is being told,
focusing on the way an account or narrative is constructed, the intention
of the teller and the nature of the audience as well as the meaning of the
story or 'plot' (Riessman, 1993)];
(d) content analysis [both the content and context of documents are
analysed: themes are identified, with the researcher focusing on the way
the theme is treated or presented and the frequency of its occurrence.];
Fuad Fachruddin, Rancangan Perkuliahan Quantitative and Qualitative Research in
Language Education, Program Magister PBI FITK UIN Syahid Jakarta, Semester Gasal
2013

10

(e) conversation analysis [focuses on the structure of conversation and


classifies interaction in terms of key linguistic systems such as turn taking
and adjacent pairs (Atkinson and Heritage, 1984; Silverman, 2000a)];
(f) discourse analysis [the construction of texts and verbal accounts to
explore 'systems of social meaning' (Tonkiss, 2000) or concerned with the
way knowledge is produced within a particular discourse through the use
of distinctive language (for example, legal discourse, medical discourse)
or through the adoption of implicit theories in order to make sense of
social action (for example, poverty, power, gender relations)]
(e) Documentary analysis [The study of existing documents, either to
understand their substantive content or to illuminate deeper meanings
which may be revealed by their style and coverage [like minutes of
meetings, formal letters or financial accounts; or personal documents like
diaries, letters or photographs].
Para mahasiwa-mahasiswi memahami proses pengolahan dan analisis
data dalam studi kwalitatif dan bagaimana analisis dilakukan sesuai jenis
riset kwalitatif.
Pertemuan ke 13: Reporting, Evaluasi dan Etika
Sesi ini akan membahas hal-hal yang berkaitan dengan pelaporan seperti
struktur laporan. Juga dalam sesi ini akan dibahas dua sasaran penilain,
yaitu (a) penilaian disain studi kwalitatif dan (c) penilaian studi kwalitatif.
Sebuah disain studi kualitatif dinilai baik apabila (i) tujuan jelas, (ii) ada
koherensi antara pertanyaan riset dan metoda atau pendekatan studi
yang diusulkan, (iii) data yang valid, reliable, realistic yaitu
mempertimbangkan keterbatasan yang tidak dapat dielakan. Juga dalam
sesi ini akan dibahas kriteria pertanyaan penilitqan itu baik, yaitu (ii)
clear, intelligible and unambiguous, (ii) focused, but not too narrow, (iii)
capable of being researched through data collection: not too abstract, or
questions which require the application of philosophy rather than of data,
(iv) relevant and useful, whether to policy, practice or the development of
social theory, (v) informed by and connected to existing research or
theory, but with the potential to make an original contribution or to fill a
gap, (vi) feasible, given the resources available, dan (vii) of at least
some interest to the researcher.
Suatu studi kwalitatif dinilai baik apabila memenuhi kriteria atau syarat
sebagai berikut:
(a) Credibility refers to whether the participants perceptions of the
setting or events match up with the researcher s portrayal of them in the
research report. In other words, has the researcher accurately
represented what the participants think, feel, and do and the processes
that influence their thoughts, feelings, and actions?

Fuad Fachruddin, Rancangan Perkuliahan Quantitative and Qualitative Research in


Language Education, Program Magister PBI FITK UIN Syahid Jakarta, Semester Gasal
2013

11

(b) Dependability refers to whether one can track the procedures and
processes used to collect and interpret the data. Good qualitative studies
provide detailed explanations of how the data are collected and analyzed.
Recording devices such as audiotapes and videotapes are used
extensively in all types of qualitative research to support dependability.
Dependability is increased when research studies discuss how the
relationship between the researcher and participants was nurtured and
how the interviews or observations were structured. Dependability is often
the difference between an experiential report that simply summarizes a
researcher s conclusions and an empirical, research - based qualitative
study that includes a thorough explanation of methods.
(c) Transferability refers to the degree of similarity between the research
site and other sites as judged by the reader. Transferability is assessed by
looking at the richness of the descriptions included in the study as well as
the amount of detail provided about the context within which the study
occurred.
(d) Catalytic authenticity. Action researchers and qualitative researchers
taking an advocacy or liberatory framework often evaluate research
based on whether it has stimulated action that will improve education or
enhance the lives of persons with little power. Lincoln and Guba (1985)
refer to this as catalytic authenticity , asking whether the research has
stimulated change for the better in ways that are truly desired by the
study participants. Evidence that this has occurred includes descriptions
of how participants collaborated with researchers in determining what
changes needed to occur and in planning any actions. Qualitative
researchers often argue that the research process is likely to result in
increased self - understanding in participants (Lugido; Spaulding; Voegtle
(2010).
Para mahasiswa-mahasiswi memahami hal-hal apa yang perlu ada dalam
laporan penelitan dan kriteria yang digunakan untuk menilai usulan
penelitian kwalitatif dan penelitian kwalitatif dan etik yang perlu dipegang
dalam melakukan penilitian termasuk etik penulisan.
Pertemuan ke 14 , 15 dan 16 : Presenting [Menulis proposal
sebagai tugas akhir)
Para mahasiwa-mahsiswi diminta menyajikan riset kelompok (case study)
dan menyajikan proposal riset. Secara teknis penyajian proposal mereka
akan dikelompok ke jenis riset kualitatif yang mereka pilih. Mereka yang
memiliki disain riset kualitatif akan dipanelkan. Selanjutnya para
mahasiwa-mahasiswi diminta memperbaiki proposal berdasakan diskusi
kelas (masukan).

Fuad Fachruddin, Rancangan Perkuliahan Quantitative and Qualitative Research in


Language Education, Program Magister PBI FITK UIN Syahid Jakarta, Semester Gasal
2013

12

Dalam pelaksanaan, kami akan menimbang kemampuan ril mahasiswa


dalam riset. Berdasarkan pengalaman Angkatan I Program Magister PBI,
mengenal dan merumuskan masalah penelitian menjadi masalah
mendasar yang dihadapi oleh para mahasiswa-mahasiswi. Oleh sebab itu,
kami akan menyiapkan langkah-langkah mengulang dan melanjutkan.
Bahan/Buku Rujukan:
Kami telah menyiapkan buku-buku bahan rujukan, insya Allah, masih
uptodate.
Seorang atau dua orang mahasiswa-mahasiswi membuat
master copy bahan rujukan. Bahan atau reference untuk riset kuantitatif
dan kualitatif telah kami serahkan ke sekretariat program studi pasca PBI.
Dialog/deliberasi diselenggarakan pada 21 September 2013. Kami, tim
pengasuh mata kuliah dan seluruh mahasiswa-mahasiswi sepakat dengan
panduan perkuliahan atau kontrak perkuliahan ini
Jakarta, 21 September 2013
Penilaian:

Fuad Fachruddin, MSc. PhD

DR Farkhan, MPd

Para mahasiswa-mahasiswi:
No
1

Nama

No Induk Mahasiswa

Tanda Tangan

2
3
4
5
6
Fuad Fachruddin, Rancangan Perkuliahan Quantitative and Qualitative Research in
Language Education, Program Magister PBI FITK UIN Syahid Jakarta, Semester Gasal
2013

13

7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
Fuad Fachruddin, Rancangan Perkuliahan Quantitative and Qualitative Research in
Language Education, Program Magister PBI FITK UIN Syahid Jakarta, Semester Gasal
2013

14

29
30
31

Fuad Fachruddin, Rancangan Perkuliahan Quantitative and Qualitative Research in


Language Education, Program Magister PBI FITK UIN Syahid Jakarta, Semester Gasal
2013

15

Annex: Reference

Bryman, Alan ( 2001) Ethnography. London: Sage publication


Burns, Anne (1999). Collaborative Action Research for English Language
Teacher. Cambridge: Cambridge University Press
Creswell, John W; Research Design Qualitative, Quantitative, and mixed
methods approaches. 2nd Edition.
Creswell, John (2007) Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing
among Five Approaches. 2nd edition.
London, Thousand Oak, New
Delhi: Sage Publications, Inc
Denzin, Norman K.; Lincoln, Yvonna S. (1998). Strategies of Qualitative
Inquiry
London, Thousand Oak, New Delhi: Sage Publications, Inc.
Gerring, John (2007). Case Study Research: Principles and Practices. UK:
Cambridge University Press
Graham Hitchcock and David Hughes (2003)Research and the Teacher: A
qualitative introduction to school-based research. 2nd Edition.London New
York: Routhledge
Hymes, Dell (2004) Ethnography, Linguistics, Narrative Inequality Toward
an Understanding of Voice. Bristol: Taylor and Francis
Kindon, Sara; Pain, Rachel; Kesby, Mike (2007). Participatory Action
Research Approaches and Methods Connecting people, participation and
place.London, New York: Routhledge.
May, Tim (2003) Qualitative Research in Action. London, Thousand Oak,
New Delhi: Sage Publications, Inc
Mackey, Alison; Gass, Susan M. (2005).Second Langauge Research:
Methodology and Design. Mahwah-New Jersey, London: Lawrence
Erlbaum Associates, Inc., Publishers
McKay, Sandra Lee (2006) Researching Second Langauge Classrooms.
London, Marwah, New Jersey: Lawrence Erlbaum Assocaite Publishers

Fuad Fachruddin, Rancangan Perkuliahan Quantitative and Qualitative Research in


Language Education, Program Magister PBI FITK UIN Syahid Jakarta, Semester Gasal
2013

16

Prsida Himmele, Persida; Himmele, William (2009) The Language-rich


Classroom: A Research-Based Framework for Teaching English Language
Learners. Alexander. VA: ASCD
Richard, Keith (2004) Qualitative Inquiry in TESOL. London: Palgrave
Macmillan
Ritche, Jane; Jane, Lewis (2003) Qualitative Researh Practice: A Guide for
Social Science Students and Researchers. London, Thousand Oak, New
Delhi: Sage Publications, Inc
Robert E. Stake (2010) Qualitative Research Studying How Things Work.
London, New York: The Guilford Press.
Sagor, Richard (2000). Guiding School Improvement with Action Research.
Alexandria, Virginia USA: ASCD (Association for Supervision and
Curriculum Development).
Smith, Neil (2009) Acquiring Phonology: A Cross-Generational CaseStudy. Cambridge, New York: Cambridge University Press.
Stringent, Ernest T; Christensen, Louis McFadyen; Baldwin, Sheila C (2010)
Integrating, Teaching, Learning and Action Research: Enhancing
instruction in the K-12 Classroom. London, Los Angeles, New Delhi,
Singapore: SAGE
Sutherland-Smith, Wendy (2008). Plagiarism, The Internet and Student
Learning Improving Academic Integrity. London, New York: Routledge
Tidwell, Deborah L; Melissa L. Heston, Melissa L; Fitzgerald, Linda M
(2009) Research Methods For The Self-Study Of Practice. USA: Springer
Yin, Robert K (2003) Case Study Research Design and Method. London,
Thousand Oak, New Delhi: Sage Publications, Inc
Zuber-Skemittt, Ortrun (2005). New Direction in Action Research. London,
Washington, DC: The Falmer Press.

Fuad Fachruddin, Rancangan Perkuliahan Quantitative and Qualitative Research in


Language Education, Program Magister PBI FITK UIN Syahid Jakarta, Semester Gasal
2013

17

Anda mungkin juga menyukai