Analisis Swot
Analisis Swot
Keterangan diagram:
1. Kuadran 1 : ini menunjukkan situasi yang sangat menguntungkan. Lembaga tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan
peluang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented strategy).
2. Kuadran 2 : meskipun menghadapi berbagai ancaman, lembaga ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan
adalah mengunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/ pasar).
3. Kuadran 3 : lembaga menghadapi peluang besar yang sangat besar, tetapi di lain pihak ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal.
Fokus strategis lembaga ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal lembaga sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.
4. Kuadran 4 : ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.
B. Variabel SWOT
Tabel 1.
Variabel faktor internal dan eksternal
di ruang E RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
I Faktor Kunci Internal Bobot 50% Rating Weakness (-) Skor Rating Strengh
(+) Skor
A Sumber daya manusia dan administrasi 20 % 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 Ruang E mempunyai falsalah yang mengacu pada Visi, Misi RS. 1 + 3 0,03
2 Ada komitmen dan motivasi dari perawat ruang E untuk implementasi MPM 1 +2 0,02
3 Dilaksanakan peningkatan standar pendidikan perawat berkelanjutan dan pengembangan pengetahuan perawat formal maupun informal 1 +2 0,02
4 Kepuasan perawat terhadap hubungan antar perawat 2 +3 0,06
5 Hubungan kemitraan dengan profesi lain 1 +3 0,03
6 Perawat belum memanfaatkan sistem pendukung manajemen secara optimal 0,5 -2 -0,01
7 Tidak ada kepuasan perawat terhadap jaminan kesehatan 0,5 -2 -0,01
8 Tidak ada kepuasan perawat terhadap insentif 3 -1 -0,03
9 Kualifikasi dan Jumlah Perawat yang tersedia diruang E kurang memadai 2 -1 -0,02
10 Tidak adanya tenaga pendamping perawat di ruang E (ex: pramu husada). 5 -1 -0,05
11 Adanya resistensi perawat di ruang E terhadap perubahan 1,5 -1 -0,02
12 Perawat dan SDM lain sebagai kompetitor 0,5 -2 -0,010
13 Organisasi profesi perawat masih lemah 0,5 -2 -0,01
14 Motivasi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi kurang 0,5 -3 -0,015
Jumlah -0,175 0,16
B Sarana dan Prasarana pendukung 4%
1 Letak ruang E strategis terhadap akses instalasi penunjang lainnya 0,3 +2 0,006
2 Terdapatnya lahan/tempat untuk penambahan fasilitas di ruang E. 0,3 +2 0,006
3 Prasarana pendukung perawatan kurang, terutama linen tempat tidur 1 -1 -0,01
4 Letak ruang perawatan pasien jauh dari ruang perawat 0,3 -2 -0,006
5 Pelaksanaan perbaikan sarana lambat 1 -1 -0,01
6 Mesin/alat perawatan kurang memadai 1 -1 -0,01
Jumlah -0,036 0,012
C Customer 5%
1 Tingkat kepuasan customer internal di ruang E (tenaga ruang E) 1 +3 0,03
2 Tingkat kepuasan klien di ruang E RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro 1 +3 0,03
3 Mutu pelayanan perawatan di ruang E RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro belum optimal 0,5 -2 -0,01
4 Metode pembayaran/administrasi prosedural dan berbelit, terlalu melibatkan klien ( belum jalan Billing sistem) 0,5 -2 -0,01
5 BOR di ruang E melebihi standart nasional. 1 -1 -0,01
6 Pangsa pasar ruang E RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro pada tingkat sosial masyarakat bawah. 1 -1 -0,01
Jumlah -0,04 0,06
D Pembiayaan 18 %
1 Anggaran operasional ruang E didukung oleh rumah sakit 2 +3 0,06
2 Anggaran kesehatan yang ada 2 3 0,06
3 Insentif tidak seimbang dengan beban kerja perawat ruang E. 5 -1 -0,05
4 Sistem pembagian jasa medik melalui sistem penghitungna secara sentral 5 -1 -0,05
5 Kenaikan tarif tidak di imbangi dengan fasillitas rawat inap 4 -1 -0,04
Jumlah -0,14 0,12
E Penerapan managemen keperawatan 2,5%
1 Pemberian pelayanan perawatan mengutamakan klien 0,75 2 0,015
2 Protap/SAK tersedia 0,75 3 0,0225
3 Perencanaan jangka pendek dan panjang belum ada 1 -2 -0,02
suatu peluang, karena tak ada kekhawatiran adanya pasien yang tidak mampu membayar biaya perawatan di rumah sakit. Adanya tenaga magang
memang membantu secara kuantitas dalam memberikan pelayanan di ruang E, tetapi bila tenaga magang itu masih baru, dilain pihak menimbulkan
beban karena perawat harus memberikan pendampingan terlebih dahulu pada pegawai magang tersebut. Pada item ancaman, sebenarnya hal itu bisa
diubah menjadi suatu peluang dengan usaha dan komitmen yang tinggi dari pihak perawat dengan dukungan rumah sakit.
D. Posisi Ruang E Pada Diagram Cartesius
Analisis lingkungan internal:
Kekuatan : 0,3895
Kelemahan : - 0,4210
- 0,0316
Analisis lingkungan ekstrenal:
Peluang : 1,04
Ancaman : - 0,32
0,72
Posisi strategis ruang E RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten ditentukan dengan menggunakan diagram Cartesius, nilai total kekuatan dikurangi nilai
total kelemahan ditempatkan pada sumbu X dan nilai total peluang di kurangi nilai total ancaman berada pada sumbu Y. Dari perhitungan diperoleh
untuk sumbu X adalah 0,3895 0,4210 = -0,0316 sedangkan untuk sumbu Y adalah 1,04 0,32 = 0,72. Dengan demikian posisi ruang E RSUP Dr
Soeradji Tirtonegoro Klaten dalam diagram Cartesius berada pada koordinat (- 0,0316; 0,72) yaitu terletak pada kuadran III yaitu mendukung strategi
turn around (berbalik arah), seperti pada gambar berikut :
Opportunity
Y
0,72
Strenghts
Weakness - 0,0316 X
Treath
Hasil analisis SWOT berada pada kuadran III yang berarti bahwa ruang E RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro Klaten menghadapi peluang pasar yang
sangat besar, tetapi di lain pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi ruang E seharusnya adalah meminimalkan
masalah-masalah internal ruang E sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.
E. Matrik SWOT
Tabel 2
Matrik SWOT dalam penentuan strategi dalam upaya meningkatkan tingkat efisiensi ruang E RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
IFAS
Strategi SO
Strategi WO
Perlu adanya tambahan tenaga perawat ataupun pendamping perawat.
Tingkatkan kesesuaian antara insentif dengan beban kerja perawat.
Perlu adanya penambahan sarana/alat perawatan dan realisasi perbaikan sarana.
Penerapan managemen perawatan yang baik dengan perencanaan jangka pendek dan panjang demi kualitas pelayanan perawat bagi pelanggan
internal dan eksternal.
Peningkatan keterbukaan dan komunikasi
Membudayakan etos prestasi dan kerja tim demi eksistensi perawat.
Dilakukan evaluasi ruangan secara periodik dan terencana.
Memperbaiki sistem informasi manajemen keperawatan
Tingkatkan riset dan pemanfaatan hasil riset pada praktek perawat.
Meningkatkan motivasi perawat dalam kerja.
Kejelasan antara reward dan punisment.
Meningkatkan jalinan dengan JPKM/asuransi lain.
Tingkatkan jaminan kesehatan karyawan
TREATHS (T)
Perkembangan ruangan yang ada pesaing utama
Peningkatan kesadaran masyarakat akan hukum etika, malpraktek serta tuntutan pengadilan terhadap tenaga kesehatan, UU No 8 tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen
Akibat dari globalisasi, modernisasi, dan industrialisasi menimbulkan pergeseran nilai dan norma kehidupan. Keadaan ini menimbulkan pula stres.
Pertumbuhan SDM di ruangan lain
Perkembangan profesi lain:spesialisasi
Pertumbuhan rumah sakit pesaing dan pelayanan kesehatan lainnya.
Strategi ST
Meningkatkan jalinan dengan JPKM/asuransi lain.
Meningkatkan promosi kepada masyarakat luar.
Memberikan pelayanan yang mengutamakan kepuasan pelanggan.
Penekanan penerapan etika profesi perawat.
Meningkatkan komitmen perawat dalam melaksanakan metode MPM
Memotivasi SDM dan elemen terkait untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan ruangan.
Strategi WT
Perlu peningkatan forum diskusi antara perawat dengan institusi pendidikan untuk transfer informasi.
Tingkatkan efisiensi dan efektifitas kerja
Meningkatkan fasilitas keperawatan sesuai standar, agar dapat bersaing dengan RS yang lain
F. Alternatif Strategi pada Strategi Weakness - Opportunity
1. Diperlukan penambahan tenaga perawat ataupun pendamping perawat karena beban kerja yang tinggi.
2. Diperlukan peninjauan ulang tentang sistem insentif, disesuaikan dengan beban kerja perawat.
3. Perlunya dilakukan penambahan alat-alat perawatan.
4. Perlunya penyusunan perencanaan ruangan jangka panjang dan jangka pendek.
5. Kejelasan wewenang ruangan dalam pengaturan operasionalnya dan berinovasi.
6. Perlunya penyamaan persepsi, komunikasi dan keterbukaan antara pihak ruangan dengan pihak pengelola.
7. Penting adanya kejelasan antara reward dan punishment untuk meningkatkan komitmen dan tanggung jawab perawat.
8. Penting dilakukan evaluasi secara periodik.
9. Pelaksanaan pelatihan ataupun Continuing Nursing Education untuk meningkatkan pengetahuan perawat.
Diposkan oleh doy"ZNL" di 20.12