Anda di halaman 1dari 12

Central Dogma adalah sebuah konsep biologi molekuler yang

dikemukaakan oleh Francis Crick pada 1985.Konsep ini menjelaskan


bahwa transfer informasi genetik dari DNA ke protein terjadi melalui
beberapa langkah, yaitu replikasi, transkripsi,translasi dan produksi protein.
DNA dalam fungsinya sebagai kode genetic dengan menghasilkan protein
sebagai senyawa utama dalam metabolisme sel tubuh melalui proses yang
dikenal dengan istilah Sentral dogma atau Dogma Central.
Proses ini terjadi secara alami dan terus menerus, tidak pernah berhenti
berproses. Sekali lagi proses ini bertujuan untuk menghasilkan protein.
Sentral dogma terdiri dari tiga proses yaitu :
1. Replikasi, yaitu proses penggandaan DNA. Maksudnya dari satu
DNA dibuat tiruannya sehingga menjadi 2 DNA.
2. Transkripsi, yaitu proses pengkopian untutai DNA menjadi mRNA,
dimana mRNA ini yang nantinya menjadi cetakan untuk satu atau
beberapa macam protein. Jadi transkripsi tidak mengkopi seluruh
untai DNA namun hanya bagian tertentu yang spesifik untuk protein
tertentu.
3. Translasi, yaitu tahap produksi protein berdasarkan pada cetakan
yang dibuat oleh mRNA.
DNA pada awalnya berupa double heliks yang bergulung dibuat menjadi
satu untai double heliks dan kemudian dibuka menjadi single strain (untai
tunggal) dengan bantuan enzim, kemudian proses menggandaan dilakukan
juga dengan bantuan enzim sehingga akhirnya terbentuk untai ganda yang
baru.
Transkripsi diawali oleh penempelan enzim yang menentukan titik awal
pengkopian untai DNA, senajutnya dilakukan proses pengkopian urutan
DNA menjadi mRNA sampai pada titik yang diperlukan. Ingat hanya untuk
protein spesifik saja.
Dalam video ini proses terjadi pada eukariot sehingga mRNA yang
terbentuk selanjutnya akan keluar dari inti sel untuk selanjutnya siap
memulai proses translasi.

Translasi terjadi di dalam ribosom, bisa kita sebut sebagai pabrik


sedangkan mRNA sebagai kode/cetakan. Tiap 3 urutan basa dari RNA
akan mengkode satu asam amino yang akan saling terikat membentuk
protein, sampai akhirnya protein terbentuk (warna merah pada video) yang
dilepaskan ke dalam sel untuk digunakan dalam fungis sel tersebut.
Pemahaman tentang sentral dogma sangat penting untuk memahami ilmu
lain yang berkaitan dengan DNA seperti Bioteknologi.
Dogma central pada dasarnya merupakan suatu yang menggambarkan
kerja DNA, yaitu informasi yang terkandung didalam DNA, yang
selanjutnya digunakan untuk menghasilkan molekul RNA
melalui transkripsi dan dari RNA ini akan dilanjutkan untuk menghasilkan
suatu protein melalui proses translasi. Dalam pengertian lain disebutkan
bahwa dogma central merupakan penjelasan dari suatu ekspresi gen
dariDNARNAProtein. Dogma central berlaku pada prokariot dan
eukariot. Namun, pada eukariot ada tahap tambahan yang terjadi di antara
transkripsi dan translasi yang disebut tahap pre-mRNA. Tahap pre-mRNA
adalah untuk menyeleksi mRNA yang akan dikirim keluar nukleus untuk
ditranslasikan di ribosom. Ekson merupakan mRNA yang akan dikirim
keluar nukleus untuk ditranslasikan, sedangkan intron merupakan mRNA
yang akan tetap berada di dalam nukleus karena kemungkinan mRNA
tersebut akan membentuk protein yang tidak fungsional (tidak berguna) jika
ditranslasikan. Intron kemudian akan terurai kembali untuk membentuk
rantai mRNA baru.

Secara umum transfer informasi


yang dapat terjadi di dalam sel adalah:

Dari DNA DNA


Dari DNA RNA
Dari RNA Protein
Transfer diatas merupakan transfer yang sering terjadi yang artinya juga
terdapat beberapa ganggunan yang dapat mengakibatkan transfer

informasi dapat mengalami kesalahan dan transfer ini tidak pernah terjadi,
tapi bisa terjadi apabila terdapat suatu gangguan, yaitu
Dari RNA RNA
Dari RNA DNA
Dari DNA Protein
Selain transfer diatas juga terdapat transfer yang tidak diketahui yang
merupakan tiga transfer yang mana tidak pernah terjadi sesuai postulat
dogma central, antara lain:
Protein Protein
Protein DNA
Protein RNA
Tiga proses molekuler utama yang memiliki peranan penting dalam aliran
informasi genetik tersebut adalah replikasi, transkripsi dan translasi. Untuk
beberapa spesies virus, di mana materi genetiknya terdapat dalam bentuk
RNA, memerlukan suatu proses yang merupakan kebalikan dari transkripsi
yang disebut reverse transcription. Untuk berlangsungnya tiap proses
molekuler tersebut, diperlukan enzim-enzim tertentu, di antaranya adalah:
DNA polymerase - mensintesis DNA dari cetakan DNA (DNA template);
digunakan untuk kloning DNA
DNA ligase - membentuk ikatan kovalen antara ujung-ujung untaian satu
rantai DNA yang bebas saat proses replikasi DNA; digunakan untuk kloning
DNA
Reverse transcriptase - Mensintesis DNA dari cetakan (template) RNA;
digunakan untuk kloning cDNA
REPLIKASI
Proses replikasi DNA adalah proses pengandaan DNA dimana proses ini
diperlukan dalam pembelahan sel. Sebelum proses ekspresi gen, biasanya

DNA dilipatgandakan menjadi lebih banyak. Proses replikasi DNA pada


dasarnya adalah 1 double stranded DNA dicopy menjadi 2 buah, dari 2
buah akan dicopy menjadi 4 buah. Jadi berawal dari denaturasi DNA yang
akan membuka pilinan dari double stranded menjadi single stranded.
Kemudian dengan bantuan sebuah enzim yang disebut DNA polimerase,
DNA akan terikat DNA polimerase kemudian copy DNA terjadi. Melalui
prinsip replikasi DNA ini lah PCR (Polymerase Chain Reaction) dilakukan.
TRANSKRIPSI
Proses
replikasi
DNA
adalah
proses

pengandaan DNA dimana proses ini diperlukan dalam pembelahan


sel. Sebelum proses ekspresi gen, biasanya DNA dilipatgandakan menjadi
lebih banyak. Proses replikasi DNA pada dasarnya adalah 1 double
stranded DNA dicopy menjadi 2 buah, dari 2 buah akan dicopy menjadi 4
buah. Jadi berawal dari denaturasi DNA yang akan membuka pilinan dari
double stranded menjadi single stranded. Kemudian dengan bantuan
sebuah enzim yang disebut DNA polimerase, DNA akan terikat DNA
polimerase kemudian copy DNA terjadi. Melalui prinsip replikasi DNA ini lah
PCR (Polymerase Chain Reaction) dilakukan.

Sintesis mRNA dari salah satu rantai DNA, yaitu rantai cetakan atau sense.
RNA dihasilkan dari aktivitas enzim RNA polimerase. Enzim ini membuka
pilinan kedua rantai DNA hingga terpisah dan merangkainkan nukleotida
RNA dari arah 5 ke 3.
Inisiasi
Daerah DNA dimana RNA polimerase melekat dan mengawali transkripsi
disebut promoter. Salah satu bagian terpenting dari promoter adalah kotak
Pribnow (TATA box). Inisiasi dimulai ketika holoenzim RNA polimerase
menempel pada promotor. Tahapan dimulai dari pembentukan kompleks
promoter tertutup, pembentukan kompleks promoter terbuka,
penggabungan beberapa nukleotida awal, dan perubahan konformasi RNA
polimerase karena struktur sigma holoenzim kompleks dihapus.
Elongasi
Pilinan heliks ganda DNA terbuka secara berurutan. Setelah sintesis RNA
berlangsung, DNA heliks ganda terbentuk kembali dan molekul RNA baru
akan lepas dari cetakan DNA-nya. Setelah promotor RNA polimerase
melekat pada enzim tersebut akan terus bergerak sepanjang molekul DNA,
mengurai dan meluruskan heliks tersebut. Dalam pemanjangan, nukleotida
ditambahkan secara kovalen pada ujung 3 molekul RNA yang baru
dibentuk. Misalnya, DNA template nukleotida A, maka nukleotida RNA yang
ditambahkan adalah U, dan seterusnya. Pemanjangan maksimum tingkat
molekul transkrip RNA berrkisar antara 30-60 nukleotida per
detik. Pemanjangan kecepatan tidak konstan.

Terminasi
RNA polimerase mencapai titik akhir
TRANSLASI Proses mRNA mengarahkan serangkaian asam amino dan
sintesis protein.

Inisiasi
Terjadi dengan adanya mRNA, sebuah RNAt yang memuat asam amino
pertama dari polipeptida dan 2 subunit RNAr. Pertama, subunit ribosom
kecil mengikatkan diri pada RNAd dan RNAt inisiator. Pada mRNA terdapat
kodon inisiasi AUG (start codon), yang memberi sinyal dimulainya proses
translasi. RNAt inisiator yang membawa asam amino metionin, melekat
pada kodon inisiasi AUG.
Elongasi
Asam amino-asam amino berikutnya ditambahkan satu persatu pada asam
amino pertama (metionin). Molekul RNAr dari subunit ribosom besar
berfungsi sebagai enzim, yaitu mengkatalis pembentukan ikatan peptida
yang menggabungkan polipeptida yang memanjang ke asam amino yang
baru tiba.

Terminasi
Elongasi berlanjut terus hingga ribosom mencapai kodon stop (UAA, UAG,
atau UGA). Kodon stop hanya bertindak sebagai sinyal untuk
menghentikan translasi. Akhirnya, rantai protein terbentuk.

Semikonservatif
Pada tahun 1953 Watson-Crick telah mengisyaratkan bahwa proses
replikasi DNA berlangsung dengan cara mengurai pilinan kedua utas DNA,
sehingga masing-masing utas DNA akan bertindak sebagai cetakan
(template) untuk membentuk utas baru komplemennya. Sebagai contoh
misalnya suatu utas ganda (double helix) DNA terurai pada pasangan basa
A-T, maka salah satu utas berupa basa A dan utas lainnya adalah basa T.
Selanjutnya selama proses replikasi, masing-masing utas bertindak
sebagai cetakan dan membentuk utas pasangannya yang bersifat
komplementer. Dengan kata lain utas cetakan A membentuk utas baru T,
sebaliknya utas cetakan T membentuk utas baru A. Dengan demikian pada
akhir proses replikasi akan diperoleh dua pasang A-T utas ganda DNA,

dimana masing-masing pasangan terdiri dari utas cetakan yang berasal


dari utas ganda lama dan utas baru komplemennya yang terbentuk selama
proses replikasi. Secara singkat dapat dituliskan sbb. Alama-Tbaru dan
Abaru-Tlama. Proses ini akan berlanjut untuk setiap pasangan basa di
sepanjang double helik DNA. Mekanisme replikasi seperti ini dikenal
dengan istilah replikasi semikonservatif. Hal ini didasarkan atas
pertimbangan bahwa kedua double helix yang terbentuk di akhir replikasi
tidak sepenuhnya baru, tetapi hanya salah satu utasnya yang baru.
Percobaan Meselson dan Stahl
Pada tahun 1958 Meselson dan Stahl melaporkan hasil percobaannya
untuk menentukan model replikasi DNA. Banyak sejarawan dan filosof ilmu
pengetahuan menyebut-nyebut percobaan ini sebagai percobaan ilmiah
yang paling elegan. Meselson dan Stahl menumbuhkan E. coil dalam
medium yang mengandung isotop 15N (bentuk normal adalah 14N).
Setelah tumbuh beberapa generasi dalam medium yang mengandung
isotop 15N, DNA E. coil semakin padat. Kepadatan DNA ditentukan
dengan teknik sentrifugasi gradien kepadatan (density-gradient
centrifugation). Pada teknik ini larutan Cecium kiorida (CsCI) dituangkan
kedalam ultrasentrifuge pada kecepatan tinggi selama beberapa jam
sampai terjadi kesetimbangan antara gaya sentrifugal dengan gaya difusi,
dimana gradien kepadatan dibuat dalam tabung reaksitabung reaksi yang
berbeda sebanding dengan peningkatan kepadatan CsCI dari atas ke
dasar tabung reaksi. Jika DNA (atau substansi lain) ditambahkan maka
akan terkonsentrasi dan membentuk pita (band) dalam tabung reaksi
dimana kepadatannya sama dengan kepadatan CsCI. Jika DNA yang
ditambahkan bermacam-macam kepadatannya, maka akan terbentuk
beberapa pita. Pita selanjutnya dapat dideteksi dengan mengamati tabung
di bawah penyinaran ultraviolet pada panjang gelombang 260 nm, dimana
terjadi penyerapan cahaya ultraviolet paling kuat oleh asam nukleat.
Meselson dan Stahl memindahkan DNA bakteri dari medium yang banyak
mengandung 15N kedalam medium yang hanya mengandung 14N. DNA
yang baru terbentuk dalam medium 14N memiliki kepadatan DNA yang
bervariasi dari jarang/rendah( 14N) sampai padat (15N). Hal ini yang
dipakai dasar menyimpulkan bahwa replikasi DNA mengiktuti model
semikonservatif. Kesimpulan ini diambil karena apabila replikasi DNA
terjadi mengikuti model konservatif, maka seharusnya ada dua
pita pada generasi pertama replikasi yaitu double helix baru (14N) dan
double helix lama (15N). Dalam seluruh percobaan apabila replikasi DNA

mengikuti model konservatif maka seharusnya DNA lama (15N) selalu


muncul sebagai satu pita, dan hal ini tidak pernah terjadi. Disisi lain apabila
replikasi DNA mengikuti model dispersive maka seharusnya akan diperoleh
pola pita yang sangat beragam (multiple band patterns), tergantung pada
derajad dispersitasnya. Pada kenyataannya hasil percobaan selalu
menunjukkan pola pita yang sejalan dengan model replikasi DNA
semikonservatif, dan hanya pola itu yang selalu didapatkan.
MATERI LAIN
Pada teori semikonservatif, DNA parental dirujudkan dalam pita heliks
ganda berwarna kuning. Pada generasi yang pertama, tiap-tiap helik
tunggal pita membentuk pasangan baru yang berwarna hitam. Jadi pita
yang berwarna kuning berperan sebagai cetakan untuk membentuk
pasangannya. Pada generasi kedua masing-masing dari pita heliks tunggal
menjadi cetakan untuk membentuk heliks ganda berikutnya.
Setelah ada tiga macam teori ini maka M.S. Messelson dan F.W stahl
mempublikasikan pada tahun 1958 bahwa replikasi DNA berjalan sesuai
denga teori semi konservatif. Percobaan yang dapat membuktikan bahwa
replikasi DNA berjalan secara semi konservatif ini dilakukan dengan
menggunakan bakteri E. coli. Berikut adalah langkah-langkah percobaan
yang dilakukan oleh Meselson dan Stahl.
1. Meselson dan Srahl menumbuhkan E. coli selama bergenerasi pada
medium yang mengandung isotop 15N sebagai pengganti isotop
normalnya yaitu 14Nyang lebih ringan. Purin dan pirimidin mengandung
nitrogen, sehingga nantinya semua purin dan pirimidin dari bakteri
yang dibiakkan ini mengandung isotop15N. Dengan demikian massa
jenis bakteri 15N akan lebih besar dari massa jenis bakteri 14N.
2. Saat dilakukan percobaan ini telah diketahui adanya prosedur teknik
pemisahan molekul berdasarakan massa jenisnya yang dikenal dengan
sebutan equilibrium density centrifugation.
3. Untuk mengetahui teori mana yang berlaku dalam replikasi DNA,
maka Meselson dan Stahl dapat mengetahuinya dari pencatatan
perubahan komponen massa jenus DNA sel yang ditumbuhkan pada
medium 15N dan kemudian di pindahkan ke medium 14N. Massa jenis
DNA kurang lebih sama dengan massa jenis larutan garam
berat.seperti Cesium Klotida (CsCl). Massa jenis DNA yang memiliki
isotop14N sebesar 1,710 g/cm3, sedangkan DNA dengan
isotop 15Nmemiliki massa jenis 1,724 g/cm3. Dengan sentrifugasi

kecepatan tinggi dan waktu tertentu maka dapat dipisahkan antara


molekul dengan massa jenis tinggi dan molekul dengan massa jenis
rendah secara bergradien dari bagian atas tabung sampai ke bagian
bawahnya.
4. Setelah membiakkan bakteri bakteri dalam medium dengan
isotop 15N, maka Meselson dan Stahl memindahkan bakteri untuk
dibiakkan di medium dengan isotop14N. Berikut adalah gambar
langkah-langkah percobaan yang dilakukan oleh Meselson dan Stahl.

5. Setelah dibiakkan dalam waktu tertentu maka sebagian bakteri


dianalisis dengan teknik CsCl equilibrium density centrifugation. Analisis
dilakukan pada berbagai generasi. Hasil analisis yang didapat seperti
ditunjukkan oleh gambar berikut ini.

Dari gambar ini dapat diperoleh penjelasan seperti berikut ini.

a.
Sebelum perlakuan maka diuji dulu untuk memastikan DNA
parental yang dipakai adalah DNA yang mengandung isotop 15N.Kontrol
1, DNA bakteri yang dibiakkan di medium isotop 14N yang semuanya
masa jenisnya ringan. Kontrol 2 campuran antara bakteri yang dibiakkan
di isotop 14N dan 15N yang terpisah membentuk dua lapisan yang
berbeda.

b.
Pada generasi pertama, setelah bakteri yang dibiakkan pada
15
isotop N dipidahkan ke 14N, diperoleh hasil DNA yang massa jenisnya
terletak antara massa jenis DNA bakteri yang dibiakkan di medium
isotop 15N dan isotop 14N (DNA hibrid). Hasil ini memenuhi teori
semikonservatif dan teori dispersif.

c.
Pada generasi kedua,diperoleh bakteri dengan DNA hibrid dan
DNA ringan (mengandung 14 N) yang setara. Hasil ii memenuhi teori
semikonservatif.

d.
Pada generasi ketiga diperoleh hasil seperempat DNA hibrid
dan tiga perempatnya DNA ringan.
Berdasarkan kenyataan ini maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa
replikasi DNA itu secara
semikonservatif.
Dari hasil percobaan MeselsonStahl ini, maka secara kuat
diperoleh kesimpulan bahawa
replikasi DNA adalah semi
konservatif. Replikasi
semikonservatif ini terjadi pula
pada organisme lain selain bakteri
yakni kelompok hewan dan
tumbuhan.

Anda mungkin juga menyukai