Anda di halaman 1dari 4

LATIHAN EPIDEMIOLOGI

Rancangan Penelitian Prevalensi Penyakit Rabies di Kabupaten


Bangli

Oleh :
I KOMANG BARDA BAGASKARA PUTRA
1209005094
A

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015

DATA AWAL
a. Acuan Survey
Survey ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi penyakit rabies pada
anjing-anjing di Kabupaten Bangli.
b. Kelangsungan Penelitian
Penelitian ini sudah rutin dilakukan dari tahun ke tahun dan dapat
dijadikan pembanding terhadap hasil penelitian tahun-tahun sebelumnya.
STATUS WILAYAH
Kabupaten banglI merupakan kota di Provinsi Bali yang merupakan
daerah tertular rabies. Rabies muncul di Bangli pada tahun 2010 dan sangat
berdampak buruk bagi kehidupan masyarakatnya. Meski sudah dilakukan upaya
pemberantasan rabies oleh pemerintah namun sampai saat ini Bali, termasuk kota
Bangli belum dapat terbebas dari penyakit rabies tersebut.
POPULASI
Populasi anjing di kabupaten Bangli ternyata lumayan tinggi. Data di
Dinas Peternakan dan Perikanan menunjukan jumlah populasi anjing sebanyak
45.000 ekor yang tersebar diempat kecamatan. Dari total jumlah populasi anjing
itu terbanyak ada di kecamatan Kintamani dengan jumlah populasi 22.950 ekor,
kemudian disusul kecamatan Bangli 8200 ekor , Kecamatan Tembuku 7400 ekor
dan di Kecamatan Susut 6450 ekor .
GEOGRAFIS
Secara geografis Luas wilayah kabupaten bangli mencapai 520,81
kilometer persegi atau 52.081 hektar secara administratif kabupaten bangli dibagi
menjadi 4 kecamatan 4 kelurahan dan 56 desa dengan jumlah penduduk sebanyak
197.210 jiwa.
Menempati bagian tengah pegunungan dan dataran tinggi pulau bali suhu udara
di daerah bangli cukup sejuk bahkan dingin di malam hari untuk wilayah
kintamani dengan cuaca sejuk khususnya daerah pegunungan kintamani bangli
Masih banyak pemukiman kumuh yang ada di kota ini sehingga persebaran
penyakit rabies Tidak mudah dikendalikan. Bangli bersebrangan dengan 2
kabupaten yaitu buleleng dan gianyar yang juga merupakan daerah terserang
rabies.

SOSIO DEMOGRAFI
Sebagian besar masyarakat kota Bangli belum memiliki kesadaran Akan
pentingnya penangulangan penyakit Rabies. Terbukti dari seluruh wilayah
provinsi Bali, Bangli yang paling Paling tinggi no 3 kasus rabiesnya. Meski
demikian masih banyak masyarakat yang tetap membiarkan anjingnya
berkeliaran, hal ini kemungkinan akibat mereka sudah terbiasa melepas anjingnya
sewaktu Bali masih belum tertular rabies, sehingga perlu kembali dilakukan
pembinaan terhadap beberapa kelompok masyarakatnya.
TARGET DATA
Data ini merupakan data primer yang akan diambil dengan metode
sampling. Spesimen yang akan diambil adalah otak anjing yang kemudian akan
diidentifikasi dengan Fluroscene Antibody Test. Jumlah sampel yang akan diambil
sebanyak 50 ekor anjing terkait dengan prevalensinya yang dibawah 5% dari
seluruh populasi anjing di Denpasar.
Kendala dalam pengambilan data ini adalah peneliti harus membunuh
anjing yang akan dijadikan sampel sehingga tidak mungkin akan diijinkan oleh
para pemilik anjing. Oleh sebab itu pengambilan sampel akan dilakukan terhadap
anjing jalanan yang tidak berpemilik saja namun diambil dari berbagai sudut
wilayah di kota Denpasar agar dapat mewakili seluruh populasi anjing di
Denpasar.

ALAT-ALAT PENGAMBILAN DATA


Adapun alat-alat yang dibutuhkan dalam pengambilan data dan sampling
adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.

Alat tulis untuk mencatat hal-hal penting (kertas, pulpen dll)


Alat-alat untuk euthanasia (obat anestesi, formalin, spuit, tulub dll)
Alat pelindung diri (sepatu boot, gloves, pakaian tebal dll)
Alat-alat untuk pengambilan spesimen otak (pisau bedah ,gergaji, pinset,
dll)
5. Alat-alat untuk penyimpanan spesimen (box dengan es dll)
6. Alat-alat untuk identifikasi spesimen (sudah tersedia di lab pengujian)

SUMBER PENDUKUNG

Anak Agung Gde Putra; 2011; Epidemiologi Rabies di Bali: Analisis Kasus
Rabies pada Semi Free Raging Dog dan Signifikasinya dalam Siklus
Penularan Rabies dengan Pendekatan Ekosistem; Buletin Veteriner, BBVet
Denpasar, Vol. XXIII, No.78, Juni 2011 ISSN: 0854-901X
Antara; 2014; 75 Anjing di Bali Positif Rabies; http://civas.net/2014/09/26/75anjing-di-bali-positif-rabies/
Dra/Mas; 2013 ; Populasi Anjing Capai 50 Ribu Ekor, Waspadai Rabies ;
http://www.jpnn.com/read/2013/12/12/205386/Populasi-Anjing-Capai-50Ribu-Ekor,-Waspadai-Rabies
R.M.A. Amid, A. Sarosa, T. Syafriati, Yuningsih; 2005; Penyakit Rabies di
Indonesia dan Pengembangan Teknik Diagnosisnya; Balai Penelitian
Veteriner, PO Box 151, Bogor 16114

Anda mungkin juga menyukai