Anda di halaman 1dari 3

3.

Mendesain sistem surveillance dengan menggunakan sumber data orang,


tempat, dan waktu
Dalam mendesain sebuah surveillance, perawat komunitas harus familiar
dengan data populasi yang meliputi:
a. Vital statistic (jumlah dan laju kematian dan kelahiran, jumlah warga
yang menikah, angka kesakitan)
b. Data statistic ibu hamil dan bayi (jumlah bayi yang meninggal, berat
badan bayi, ibu yang meninggal saat melahirkan/hamil)
c. Data sensus (jenis kelamin, ras, gender)
d. Data tambahan lainnya seperti imunisasi, kanker
e. Data administrative lainnya seperti data discharge dari rumah sakit.
4. Menggunakan metode koleksi data yang terintegrasi, hasil kolaborasi,
terkoordinasi, dan data lainnya yang menunjang
Sebuah surveillance akan efektif bila dilakukan dengan berkolaborasi
dengan dinas atau pihak-pihak lain yang terkait. Beberapa keunggulan apabila
melakukan kolaborasi dalam surveillance antara lain:
a. Akses data yang luas
b. Dapat menetukan indicator dengan tepat
c. Dapat bekerja sama dengan pihak lainnya dalam hal pengumpulan
data
5. Mengumpulkan

data

yang

dapat

mendukung

pengembangan

strategi

pencegahan multi level


Pengumpulan data yang menunjang untuk pengembangan strategi
pencegahan penyakit multi level sangat penting. Terdapat 3 macam pencegahan,
yaitu pencegahan primer, pencegahan skunder, dan pencegahan tersier. Apabila
data yang dikumpulkan mendukung dan terintegrasi maka perawat komunitas
dapat dengan mudah menyusun strategi pencegahan yang diperlukan untuk
mengatasi suatu permasalahan di komunitas.
6. Mencari dan menggunakan data surveillance

untuk

mempengaruhi

pembentukkan kebijakan
Tujuan utama pengumpulan data surveillance adalah untuk mendukung
sebuah tindakan. Data yang terkumpul melalui surveillance dapat diberikan pada
pembuat kebijakan untuk mendukung terbentuknya peraturan baru yang dapat
menyelesaikan suatu masalah kesehatan di komunitas.
PENDAPAT AHLI

Ada beberapa pendapat ahli mengenai surveillance yang dilakukan oleh perawat
komunitas.
1. Surveillance kesehatan: komponen efektif dalam kesusksesan sebuah program
(Meservy, 1997).
Surveillance pada pekerja adalah suatu proses sistematis untuk memonitor status
kesehatan dari suatu populasi pekerja untuk mendapatkan data efek tempat kerja
dengan status kesehatan populasi pekerja. Sehingga data yang dikumpulkan dapat
digunakan sebagai panduan untuk mengetahui pencegahan penyakit atau
kecelakaan kerja apa saja yang perlu untuk dilakukan.
2. Framework dari prinsip epidemiological pada perencanaan surveillance insiden
kimia dan implikasi training pada praktisi kesehatan komunitas (Bakhshi, 1997)
Dalam hal ini surveillance dapat digunakan untuk menginvestigasi terjadinya suatu
penyakt akibat paparan terhadap suatu zat yang berbahaya. Terdapat 2 tahapan
dlaam surveillance ini, yaitu tahapan preliminary dan tahapan respon. Pada tahapan
preliminary, tahapan-tahapan yang ada yaitu: (1) menganalisa faktor-faktor yang
kemungkinann menjadi penyebab; (2) Menjelaskan komponen geografi dan populasi
yang berisiko; (3) Menjelaskan tentang detail injury yang terjadi serta menarik
kesimpulan mengenai permasalahan berdasarkan kasus-kasus yang ditemukan; (4)
Menjelaskan denominator seprti populasi target dan kalkulasikan laju kejadiannya.
Sedangakn tahapan respon, meliputi: (1) menetapkan definisi kasus; (2) definisikan
populasi berisiko; (3) mengumpulkan data yang dibutuhkan; (4)memanajemen data
yang dikumpulkan; (5) menganalisa data; (6) menarik hipotesis penyebab masalah;
(7) evaluasi
3. Basic surveillance: overview infeksi dan control epidemiologi di rumah sakit
(Pottinger, 1997)
Surveillance yang digunakan pada penelitian ini ditujukan untuk mengontrol
epidemiologi penyakit di RS. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk
mengetahui apakah surveillance ini dapat digunakan untuk kondisi lainnya.
Komponen yang ada surveillance ini antara lain: (1) mendefinisikan populasi dan
masalah yang ingin diselesaikan; (2) mengumpulkan data; (3) mengorganisasikan
data; (4) menganalisa dan mengintepretasikan data; (5) mengkomunikasikan hasil
4. Valanis (1992) tentang control penyakit dan surveillance

Terdapat beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh perawat komunitas ketika
akan menyiapkan rancangan surveillance, yaitu:
a. Bagaimana suatu kasus akan di definisikan dan bagaimana akan dilaporkan
b. Dari mana informasi berasal
c. Siapa yang melaporkan dan siapa yang bertanggung jawab
d. Seberapa sering suatu kasus tersebut dilaporkan atau dianalisa
e. Apa yang harus dilakukan dengan data yang belum diolah yang sudah
didapatkan
f. Bagaimana kasus ini akan dievaluasi
g. Siapa yang membutuhkan informasi
h. Siapa saja yang akan dievaluasi

Anda mungkin juga menyukai