Laporan Las Listrik
Laporan Las Listrik
hal
penyusunan
laporan
ini,
penulis
menyadari
bahwa
dengan
segala
kerendahan
dan
ketulusan
hati,
Padang,
JULI 2013
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN AWAL
.......................................................
KATA PENGANTAR
.....................................................
DAFTAR ISI.
..........................................................
..
BAB I ENDAHULUAN
A. Latar belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.......
B.
Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
..
BAB II LANDASAN TEORI
A. Landasan
Teori. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
..
B. Pengertian las listrik
C. Mesin las listrik
D. Pengkutuban elektroda
E. Pengaruh pengkutuban pada hasil las
F. Proses Pengerjaan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
........
G. Langkah Kerja
...................................................
H. Gambar Benda
Kerja. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB III KESELAMATAN KERJA
2
A. Keselamatan
Pekerja. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B. Keselamatan Benda dan Peralatan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.....
C. Keselamatan
Operator. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB IV PEMECAHAN MASALAH DAN KENDALA
A.
Kendala. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.....
B. Pemecahan Masalah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
........
BAB V P E N U T U P
A. Kesimpulan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.........
B. Saran. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.....
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sehubungan dengan ilmu pengetahuan yang saat ini sudah semakin
berkembang, yang mengharuskan setiap orang harus memiliki ilmu pengetahuan
dan keahlian khusus menjadi manusia atau SDM yang berkualitas. Dalam
mendapatkan suatu keahlian
tertulis maupun tidak tertulis yang nantinya akan ditekuni di lapangan kerja.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
Didalam proses pengelasan, masa ( yang berada di kutub negative (-) )
ditempelkan pada bagian dari meja las ( tempat meakukan pengelasan ), sehingga
aliran yang mengalir pada elektroda yang berada pada kutub positif (+) akan
membentuk percikan api pada benda kerja yang akan dikerjakan sehingga terjadi
proses pengelasan pada benda kerja.
Pengaturan ampere pada mesin las tergantung pada tebalnya plat atau
benda kerja yang akan di las.
B. Pengertian las listrik
Pengelasan adalah suatu proses penyambungan logam dimana logam menjadi
satuakibat panas dengan atau tanpa tekanan, atau dapat didefinisikan sebagai
akibat darimetalurgi yang ditimbulkan oleh gaya tarik menarik antara atom.
Sebelum atom-atom tersebut membentuk ikatan, permukaan yang akan menjadi
satu perlu bebas darigas yang terserap atau oksida-oksida.
C. Mesin las listrik
Mesin las merupakan sumber tenaga yang memberi jenis tenaga listrik
yangdiperlukan serta tegangan yang cukup untuk terus melangsungkan
suatulengkunglistrik las.Sumber tenaga mesin las dapat diperoleh dari:
110 volt
220 volt
380 volt
Antara jaringandengan mesin las pada bengkel terdapat saklar pemutus. Mesin
lasdigerakkan dengan motor, cocok dipakai untuk pekerjaan lapangan atau pada
bengkelyang tidak mempunyai jaringan listrik. Busur nyala terjadi apabila dibuat
jarak tertentu antara elektroda dengan benda kerja dan kabel massa dijepitkan ke
benda kerja
Mesin ini memerlukan sumber arus bolak-balik dengan tegangan yang lebih
rendah pada lengkunglistrik
Keuntungan keuntungan mesin las AC antara lain :
padarigi-rigi las
Perlengkapan dan perawatan lebih murah
b. Mesin las listrik Rectifier arus searah (DC)
Mesin ini mengubah arus listrik bolak-balik (AC)yang masuk, menjadi arus listrik
searah (DC)keluar.Pada mesin AC, kabel masa dan kabelelektroda dapat
dipertukarkan tanpamempengaruhi perubahan panas yang timbul pada busur
nyala.Keuntungan-keuntungan mesin las DC antara lain :
D. Pengkutuban elektroda
a. Pengkutuban Langsung
Pada pengkutuban langsung, kabel elektroda dipasang Pada terminal negatif
dan .kabel massa pada terminal positif. Pengkutuban langsung sering disebut
sebegaisirkuit las listrik dengan elektroda negatif. (DC-).
b. Pengkutuban terbalik
Untuk pengkutuban terbalik, kabel elektroda dipasang pada terminal positif
dankabel massa dipasang pada terminal negative. Pengkutuban terbalik sering
disebutsirkuit las listrik dengan elektroda positif (DC+)
kabel elektroda
kabel massa
kabel tenaga
b. Pemegang elektroda
Ujung yang tidak berselaput dari elektrodadijepit dengan pemegang
Palu Ias digunakan untuk melepaskan dan mengeluarkan terak las pada jalur
Iasdengan jalan memukulkan atau menggoreskanpada daerah las.Berhati-hatilah
membersihkan terak Ias denganpalu Ias karena kemungkinan akan memercik
kemata atau ke bagian badan lainnya.
d. Sikat Kawat
Dipergunakan untuk :
10
Bila pesawat Ias yang dipakai pesewat Ias AC, menyalakan busurdilakukan
Jika busur nyala terjadi, tahan sehingga jarak ujung elektroda ke logam
induk besarnya sama dengan diameter dari penampang elektroda dan geser
rigi-rigi laskasar
tembusan lasdangkal
percikanteraknyakasar dankeluar dari jalur las.
3. Bila busur terlalu pendek, akan sukar memeliharanya, bisa terjadi
pembekuanujung elektroda pada pengelasan (lihat gambar 158 c).
hasilnya :
13
h. Pendinginan
Lamanya pendinginandalam suatu daerah temperaturtertentu dari suatu siklus
termal lassangat mempengaruhi kwalitassambungan. Karena itu banyak sekali
usaha-usaha pendekatanuntuk menentukan lamanya waktupendinginan tersebut.
Pendekatanini biasanya dinyatakan dalambentuk rumus empiris ataunomograf
atau tabel seperti yangterlihat dalam tabel dibawah ini.Struktur mikro dan
sifatmekanik dari daerah HAZsebagian besar tergantung pada lamanya
14
pendinginan dari temperatur 800C samapi 500C. Sedangkan retak dingin, dimana
hidrogen memegang peranan penting, terjadinya sangat tergantung oleh lamanya
pendinginan dari temperatur 800C sampai 300C atau100C
I. Posisi pengelasan
a. Posisi di bawah tangan
Posisi bawah tangan merupakan posisipengelasan yang palingmudah dilakukan.
Oleh sebab itu untuk menyelesaikan setiappekerjaan pengelasansedapat
meungkin diusahakan pada posisi dibawah tangan.Kemiringan elektroda 10 derajat
20 derajat terhadap garis vertical kea rah jalan elektroda dan 70 derajat-80
derajat terhadap benda kerja.
b. Posisi tegak (vertical)
Mengelas posisi tegak adalah apabila dilakukan arah pengelasannya keatasatau
ke bawah. Pengelasan ini termasuk pengelasan yang paling sulit karenabahan cair
yang mengalir atau menumpuk diarah bawah dapat diperkecidengan kemiringan
elektroda sekitar 10 derajat-15 derajat terhadapvertikal dan70 derajat-85 derajat
terhadap benda kerja.
c. Posisi datar (horizontal)
Mengelas dengan horizontal biasa disebut juga mengelas merata
dimanakedudukan benda kerja dibuat tegak dan arah elektroda mengikuti
horizontal.Sewaktu mengelas elektroda dibuat miring sekitar 5 derajat 10
derajatterhadap garis vertical dan 70 derajat 80 derajat kearah benda kerja.
d. Posisi di atas kepala (Overhead)
Posisi pengelasan ini sangat sulit dan berbahaya karena bahan cair
banyak berjatuhan dapat mengenai juru las, oleh karena itu diperlukan
perlengkapanyang serba lengkap. Mengelas dengan posisi ini benda kerja terletak
padabagian atas juru las dan kedudukan elektroda sekitar 5 derajat 20
derajatterhadap garis vertical dan 75 derajat-85 derajat terhadap benda kerja
15
16
j. Proses Pengerjaan
17
Peralatan
-
Mesin las
- Sikat baja
Meja las
Masker
- Tang buaya
Palu besi
- Penitik
- Mistar baja
Tang jepit
Palu terak
- Gerinda tangan
- Kaca mata
- Penggaris / penggores
Bahan
-
Plat ST 37
Mistar baja
Elektroda
C. Langkah Kerja
1. Persiapan
-
Persiapkan
terlebih
dahulu
peralatan
dan
bahan
yang
akan
digunakan.
-
Cek posisi masa benda ( kutub negative (-) ) yaitu : ganggang las
pada kutub negative yang akan ditempelkan pada meja las dan
ganggang satu lagi pada kutub positif ( pengapit elektroda )
2. Pengerjaan
18
Tandai atau beri garis pada benda kerja yang akn dititik sesuai
dengan perintah pada job kerja.
sudah
ditandai
shingga
membentuk
hasil
Lakukan
hal
yang
sama
pada
garis
atau
titik
titik
selanjutnya.
b. Benda kerja 1.2
Tandai atau beri garis pada benda kerja yang akn dititik sesuai
dengan perintah pada job kerja.
sudah
ditandai
shingga
membentuk
hasil
Lakukan
hal
yang
selanjutnya.
19
sama
pada
garis
atau
titik
titik
c. Benda kerja 2
Kikir satu sisi benda kerja masing masing 30. Sehingga jika
disatukan akan membentuk sudut 60.
meleset.
seluruh
hasil
pengelasan
awal.
Ini
adalah
pengelasan kedua.
Setelah itu
Jika dilihat dari unjung benda kerja hasil las akan kelihatan
seperti gambar :
20
GAMBAR KERJA
21
BAB III
KESELAMATAN KERJA
A. Keselamatan pekerja
Adapun keselamatan dan kesehatan kerja yag harus diperhatikan dalam
praktek kerja pengelasan ini adalah sebagai berikut :
-
C. Keselamatan Lingkungan
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menjaga agar ligkungan
tempat bekerja selalu bersih dan rapi serta selalu nyaman adalah :
22
A. Kendala
Adapu kendala yang dihadapi atau dihasilkan pada saat praktek kerja las
listrik, yaitu :
-
B. Pemecahan Masalah
-
kondisi dan kesehatan yang baik, maka kita akan dapat mengatur
pernapasan supaya dapat mengatur kecepatan (tidak terburu-buru).
23
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat di ambil setelah melakukan praktek kerja las
listrik ini adalah, sebagai berikut :
-
Dengan melaksanakan job ini atau praktek kerja las listrik ii penulis
dapat memahami cara dan langkah pengerjaan las listrik yag
sebenarnya.
B. Saran
a. Sebaiknya instruktur memberikan bahan latihan kepada masing
masing pekerja, karena lebih banyak latihan kitapun akan lebih
mahir dengan hasil yang lebih memuaskan.
b. Bekerjalah dengan serius dan penuh ketelitian.
c. Utamakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam melaksanakan
praktek.
d. Disaat praktek janganlah berolok-olok
24
25