Anda di halaman 1dari 25

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, karena


dengan ridho dan karunia-Nya serta atas berkah dan rahmat-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan penyusunan laporan Kerja Praktek ini dengan judul LAS
LISTRIK.
Dalam

hal

penyusunan

laporan

ini,

penulis

menyadari

bahwa

penyusunannya masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan yang terasa


jauh bila dikatakan baik apalagi sempurna. Namun penulis yakin bagaimanapun
wujudnya, laporan ini adalah salah satu kebanggaan tersendiri bagi penulis.
Selanjutnya

dengan

segala

kerendahan

dan

ketulusan

hati,

perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak


yang telah memberikan bantuan dan dorongannya baik secara langsung maupun
tidak langsung sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek ini.
Akhir kata semoga ketulusan serta bantuan dari semua pihak tersebut
diatas kiranya mendapat berkah dan anugerah dari Allah SWT.

Padang,
JULI 2013

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN AWAL
.......................................................
KATA PENGANTAR
.....................................................
DAFTAR ISI.
..........................................................
..
BAB I ENDAHULUAN
A. Latar belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.......
B.
Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
..
BAB II LANDASAN TEORI
A. Landasan
Teori. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
..
B. Pengertian las listrik
C. Mesin las listrik
D. Pengkutuban elektroda
E. Pengaruh pengkutuban pada hasil las
F. Proses Pengerjaan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
........
G. Langkah Kerja
...................................................
H. Gambar Benda
Kerja. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB III KESELAMATAN KERJA
2

A. Keselamatan
Pekerja. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B. Keselamatan Benda dan Peralatan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.....
C. Keselamatan
Operator. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB IV PEMECAHAN MASALAH DAN KENDALA
A.
Kendala. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.....
B. Pemecahan Masalah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
........
BAB V P E N U T U P
A. Kesimpulan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.........
B. Saran. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.....
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sehubungan dengan ilmu pengetahuan yang saat ini sudah semakin
berkembang, yang mengharuskan setiap orang harus memiliki ilmu pengetahuan
dan keahlian khusus menjadi manusia atau SDM yang berkualitas. Dalam
mendapatkan suatu keahlian

khusus di lembaga pendidikan baik pembelajaran

tertulis maupun tidak tertulis yang nantinya akan ditekuni di lapangan kerja.

Politeknik Negeri Padang merupakan suatu lembaga yang mengeluarkan


lulusan lulusan sebagai salah satu SDM yang berkualitas. Politeknik Negeri
Padang memberikan bimbingan dan pelatihan dalam bentuk praktek yang
kompeten pada masalah yang akan dihadapi dalam lapangan, ingkungan kerja
atau pada pekerjaan nanti.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktek kerja bengkel Las Listrik ini adalah
sebagai berikut :
1. Agar mahasiswa dapat mengoperasikan mesin las dengan baik.
2. Agar mahasiswa lebih mengetahui dan memahami fungsi dari las listrik.
3. Dapat membedakan cara pengelasan baik menggunakan elektroda
maupun tidak .
4. Agar apat menganalisa masalah yang dihadapi dalam proses pengelasan
listrik.

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
Didalam proses pengelasan, masa ( yang berada di kutub negative (-) )
ditempelkan pada bagian dari meja las ( tempat meakukan pengelasan ), sehingga
aliran yang mengalir pada elektroda yang berada pada kutub positif (+) akan
membentuk percikan api pada benda kerja yang akan dikerjakan sehingga terjadi
proses pengelasan pada benda kerja.

Pengaturan ampere pada mesin las tergantung pada tebalnya plat atau
benda kerja yang akan di las.
B. Pengertian las listrik
Pengelasan adalah suatu proses penyambungan logam dimana logam menjadi
satuakibat panas dengan atau tanpa tekanan, atau dapat didefinisikan sebagai
akibat darimetalurgi yang ditimbulkan oleh gaya tarik menarik antara atom.
Sebelum atom-atom tersebut membentuk ikatan, permukaan yang akan menjadi
satu perlu bebas darigas yang terserap atau oksida-oksida.
C. Mesin las listrik
Mesin las merupakan sumber tenaga yang memberi jenis tenaga listrik
yangdiperlukan serta tegangan yang cukup untuk terus melangsungkan
suatulengkunglistrik las.Sumber tenaga mesin las dapat diperoleh dari:

Motor bensin atau diesel


Gardu induk
Tegangan pada mesin las listrik biasanya :

110 volt
220 volt
380 volt

Antara jaringandengan mesin las pada bengkel terdapat saklar pemutus. Mesin
lasdigerakkan dengan motor, cocok dipakai untuk pekerjaan lapangan atau pada
bengkelyang tidak mempunyai jaringan listrik. Busur nyala terjadi apabila dibuat
jarak tertentu antara elektroda dengan benda kerja dan kabel massa dijepitkan ke
benda kerja

Jenis-jenis mesin las las listrik terbagi atas :


a. Mesin las listrik Transformator arus bolak-balik (AC)

Mesin ini memerlukan sumber arus bolak-balik dengan tegangan yang lebih
rendah pada lengkunglistrik
Keuntungan keuntungan mesin las AC antara lain :

Busur nyala kecil, sehingga memperkecil kemungkinan timbunya keropos

padarigi-rigi las
Perlengkapan dan perawatan lebih murah
b. Mesin las listrik Rectifier arus searah (DC)

Mesin ini mengubah arus listrik bolak-balik (AC)yang masuk, menjadi arus listrik
searah (DC)keluar.Pada mesin AC, kabel masa dan kabelelektroda dapat
dipertukarkan tanpamempengaruhi perubahan panas yang timbul pada busur
nyala.Keuntungan-keuntungan mesin las DC antara lain :

Busur nyala stabil


Dapat menggunakan elektroda bersalut dan tidak bersalut
Dapat menggunakan elektroda bersalut dan tidak bersalut
Dapat mengelas pelat tipis dalam hubungan DCRP
Dapat dipakai untuk mengelas pada tempat-tempat yang lembab dan sempit

D. Pengkutuban elektroda
a. Pengkutuban Langsung
Pada pengkutuban langsung, kabel elektroda dipasang Pada terminal negatif
dan .kabel massa pada terminal positif. Pengkutuban langsung sering disebut
sebegaisirkuit las listrik dengan elektroda negatif. (DC-).

b. Pengkutuban terbalik
Untuk pengkutuban terbalik, kabel elektroda dipasang pada terminal positif
dankabel massa dipasang pada terminal negative. Pengkutuban terbalik sering
disebutsirkuit las listrik dengan elektroda positif (DC+)

E. Pengaruh pengkutuban pada hasil las


Pemilihan jenis arus maupun pengkutuban pada pangelasan bergantung kepada :

Jenis bahan dasar yang akan dilas


7

Jenis elektroda yang dipergunakan

Pengaruh pengkutuban pada hasil las adalah pada penembusan


lasnya.Pengkutuban langsung akanmenghasilkan penembusan yangdangkal
sedangkan Padapengkutuban terbalik akan terjadisebeliknya. Pada arus bolak-balik
penembusan yang dihasilkan antara keduanya.
F. Tegangan dan arus listrik pada mesin las
Volt adalah suatu satuan tegangan listrik yang dapat diukurdengan suatu
alat voltmeter. Tegangan diantara elektrodadan bahan dasar menggerakkan
electron-elektron melintasibusur.Ampere adalah jumlah arus listrik yang mengalir
yangdapat diukur dengan amperemeter. Lengkung listrik yangpanjang akan
menurunkan arus dan menaikkan tegangan.
G. Perlengkapan Las listrik
a. Kabel Las
Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilin dan dibungkus dangan
karetisolasi Yang disebut kabel las ada tiga macam yaitu :

kabel elektroda
kabel massa
kabel tenaga
b. Pemegang elektroda
Ujung yang tidak berselaput dari elektrodadijepit dengan pemegang

elektroda.Pemegang elektroda terdiri dari mulutpenjepit dan pegangan yang


dibungkus olehbahan penyekat. Pada waktu berhenti atauselesai mengelas, bagian
pegangan yangtidak berhubungan dengan kabeldigantungkan pada gantungan
dari bahanfiber atau kayu.
c. Palu Las
8

Palu Ias digunakan untuk melepaskan dan mengeluarkan terak las pada jalur
Iasdengan jalan memukulkan atau menggoreskanpada daerah las.Berhati-hatilah
membersihkan terak Ias denganpalu Ias karena kemungkinan akan memercik
kemata atau ke bagian badan lainnya.
d. Sikat Kawat
Dipergunakan untuk :

Membersihkan benda kerja yang akan dilas


Membersihkan terak Ias yang sudah lepas dari jalur las oleh pukulan palu las.
e. Klem Massa
Klem massa edalah suatu alat untuk menghubungkan kabel massa ke benda

kerja.Biasanya klem massadibuat dari bahan denganpenghantar listrik yangbaik


seperti Tembagaagar arus listrik dapatmengalir dengan baik,klem massa
inidilengkapi dengan pegas yang kuat. Yang dapat menjepit benda kerja .Walaupun
demikian permukaan benda kerja yang akan dijepit dengan klemmassa harus
dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran-kotoran seperti karat, cat,minyak.
f. Tang Penjepit
Penjepit (tang) digunakan untuk memegang atau memindahkan bendakerja yang
masih panas.

H. Teknik dasar Pengelasan


a. Pembentukan busur listrik pada proses penyulutan
Pada pembentukan busur listrik elektroda keluar dari kutub negatif (katoda)
danmengalir dengan kecepatan tinggi ke kutub positif (anoda).Dari kutub positif
mengalir partikel positif (ion positif) ke kutub negatif. Melaluiproses ini ruang udara
diantara anoda dan katoda (benda kerja dan elektroda)dibuat untuk menghantar
9

arus listrik (diionisasikan) dan dimungkinkanpembentukan busur listrik. Sebagai


arah arus berlaku arah gerakan ion-ion positif.Jika elektroda misalnya dihubungkan
dengan kutub negatif sumber arus searah,maka arah arusnya dari benda kerja ke
elektroda. Setelah arus elektrodadidekatkan pada lokasi jalur sambungan
disentuhkan dan diangkat kembali pada jarak yang pendek (garis tengah
elektroda).
Kawat inti
Selubung elektroda
Busur listrik
Pemindahan logam
Gas pelindung
Terak
Kampuh las
Dengan penyentuhan singkat elektroda logam pada bagian benda kerja yang
akandilas,berlangsung hubungan singkat didalam rangkaian arus pengelasan,
suatuarus listrik yang kekuatannya tinggi mengalir, yang setelah
pengangkatanelektroda itu dari benda kerja menembus celah udara, membentuk
busur cahayadiantara elektroda dengan benda kerja, dan dengan demikian tetap
mengalir.Suhubusur cahaya yang demikian tinggi akan segera melelehkan ujung
elektroda danlokasi pengelasan.Didalam rentetan yang cepat partikel elektroda
menetes, mengisi penuh celahsambungan las dan membentuk kepompong las.
Proses pengelasan itu sendiriterdiri atas hubungan singkat yang terjadi sangat
cepat akibat pelelehan elektrodayang terus menerus menetes.
b. Proses Penyulutan
Setelah arus dijalankan, elekteroda didekatkan pada lokasi jalur
sambungandisentuhkan sebentar dan diangkat kembali pada jarak yang pendek
(garis tengahelektroda).

10

c. Menyalakan busur listrik


Untuk memperoleh busur yang baik di perlukan pangaturan arur (ampere)
yangtepat sesuai dengan type dan ukuran elektroda, Menyalahkan busurd
apatdilakukan dengan 2 (dua) cara yakni :

Bila pesawat Ias yang dipakai pesewat Ias AC, menyalakan busurdilakukan

dengan menggoreskan elektroda pada benda kerja lihat gambar.


Untuk menyalakan busur pada pesawat Ias DC, elektroda disentuhkan
Seperti terlihat di gambar :

Bila elektroda harus diganti sebelum pangelasan selesai, maka untuk


melanjutkanpengelasan, busur perlu dinyalakan lagi. Menyalakan busur kembali ini
dilakukanpada tempat kurang lebih 26 mm dimuka las berhenti seperti pada
gambar. Jikabusur berhenti di B, busur dinyalakan lagi di A dan kembali ke B
untuk melanjutkan pengelasan. Bilamana busur sudah terjadi, elektroda diangkat
sedikitdari pekerjaan hingga jaraknya sama dengan diameter elektroda.
Untuk elektroda diameter 3,25 mm, jarak ujung elektroda dengan permukaan
bahandasar 3,25 mm.Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan :

Jika busur nyala terjadi, tahan sehingga jarak ujung elektroda ke logam
induk besarnya sama dengan diameter dari penampang elektroda dan geser

posisinyake sisi logam induk.


Perbesar jarak tersebut(perpanjang nyala busur) menjadi dua kalinya

untuk memanaskan logam induk.


Kalau logam induk telah sebagian mencair, jarak elektroda dibuat
samadengan garis tengah penampang tadi.

d. Memadamkan busur listrik


11

Cara pemadaman busur listrik mempunyai pengaruh terhadap


mutupenyambungan maniklas. Untuk mendapatkan sambungan maniklas yang
baik sebelum elektroda dijauhkan dari logam induk sebaiknya panjang busur
dikurangilebih dahulu dan baru kemudian elektroda dijauhkan dengan arah agak
miring.
e. Pengaruh panjang busur pada hasil las. Panjang busur (L) Yang normaladalah
kurang lebih sama dengan diameter (D) kawat inti elektroda.
1. Bila panjang busur tepat (L = D), maka cairan elektroda akan mengalir

danmengendap dengan baik.Hasilnya :


rigi-rigi las yang halus dan baik.
tembusan las yang baik
perpaduan dengan bahan dasar baik
percikan teraknya halus.
2. Bila busur terlalu panjang (L > D), maka timbul bagian-bagian yang
berbentuk bola dari cairanelektroda. Hasilnya :

rigi-rigi laskasar
tembusan lasdangkal
percikanteraknyakasar dankeluar dari jalur las.
3. Bila busur terlalu pendek, akan sukar memeliharanya, bisa terjadi
pembekuanujung elektroda pada pengelasan (lihat gambar 158 c).
hasilnya :

rigi las tidak merata


tembusan las tidak baik
percikan teraknya kasar dan berbentuk bola.

f. Pengaruh Besar Arus


Besar arus pada pengelasan mempengaruhi hasil las. Bila arus terlalurendah
akan menyebabkansukarnya penyalaan busurlistrik dan busur listrik yangterjadi
12

tidak stabil. Panasyang terjadi tidak cukupuntuk melelehkan elektrodadan bahan


dasar sehinggahasilnya merupakan rigi-rigilas yang kecil dan tidak rataserta
penembusan yangkurang dalam.
Sebaliknya bila arus terlalu besar maka elektroda akan mencair terlalucepat dan
menghasilkan permukaan las yang lebih lebar dan penembusan yangdalam.Besar
arus untuk pengelasan tergantung pada jenis kawat las yang dipakai,posisi
pengelasan serta tebal bahan dasar.
g. Pengaruh Kecepatan elektroda pada hasil pengelasan
Kecepatan pengelasan tergantung pada jenis elektroda, diameter intielektroda,
bahan yang dilas, geometri sambungan, ketelitian sambungan dan lain-lainnya.
Dalam hampir tidak ada hubungannya dengan tegangan las tetapiberbanding lurus
dengan arus las. Karena itu pengelasan yang cepat memerlukanarus las yang
tinggi.Bila tegangan dan arus dibuat tetap, sedang kecepatan
pengelasandinaikkan maka jumlah deposit per satuan panjang las jadi menurun.
Tetapi disamping itu sampai pada suatu kecepatan tertentu, kenaikan kecepatan
akanmemperbesar penembusan. Bila kecepatan pengelasan dinaikkan terus
makamasukan panas per satuan panjang juga akan menjadi kecil, sehingga
pendinginanakan berjalan terlalu cepat yang mungkin dapat memperkeras daerah
HAZPada umumnya dalam pelaksanaan kecepatan selalu diusahakan setinggitingginya tetapi masih belum merusak kwalitas manik las. Pengalaman
jugamenunjukkan bahwa makin tinggi kecepatan makin kecil perubahan bentuk
yangterjadi
Kecepatan pengelasan yang rendah akan menyebabkan pencairan yangbanyak
dan pembentukan manik datar yang dapat menimbulkan terjadinya lipatanmanik.
Sedangkan kecepatan yang tinggi akan menurunkan lebar manik dan
menyebabkan terjadinya bentuk manik yang cekung dan takik.

13

h. Pendinginan
Lamanya pendinginandalam suatu daerah temperaturtertentu dari suatu siklus
termal lassangat mempengaruhi kwalitassambungan. Karena itu banyak sekali
usaha-usaha pendekatanuntuk menentukan lamanya waktupendinginan tersebut.
Pendekatanini biasanya dinyatakan dalambentuk rumus empiris ataunomograf
atau tabel seperti yangterlihat dalam tabel dibawah ini.Struktur mikro dan
sifatmekanik dari daerah HAZsebagian besar tergantung pada lamanya
14

pendinginan dari temperatur 800C samapi 500C. Sedangkan retak dingin, dimana
hidrogen memegang peranan penting, terjadinya sangat tergantung oleh lamanya
pendinginan dari temperatur 800C sampai 300C atau100C
I. Posisi pengelasan
a. Posisi di bawah tangan
Posisi bawah tangan merupakan posisipengelasan yang palingmudah dilakukan.
Oleh sebab itu untuk menyelesaikan setiappekerjaan pengelasansedapat
meungkin diusahakan pada posisi dibawah tangan.Kemiringan elektroda 10 derajat
20 derajat terhadap garis vertical kea rah jalan elektroda dan 70 derajat-80
derajat terhadap benda kerja.
b. Posisi tegak (vertical)
Mengelas posisi tegak adalah apabila dilakukan arah pengelasannya keatasatau
ke bawah. Pengelasan ini termasuk pengelasan yang paling sulit karenabahan cair
yang mengalir atau menumpuk diarah bawah dapat diperkecidengan kemiringan
elektroda sekitar 10 derajat-15 derajat terhadapvertikal dan70 derajat-85 derajat
terhadap benda kerja.
c. Posisi datar (horizontal)
Mengelas dengan horizontal biasa disebut juga mengelas merata
dimanakedudukan benda kerja dibuat tegak dan arah elektroda mengikuti
horizontal.Sewaktu mengelas elektroda dibuat miring sekitar 5 derajat 10
derajatterhadap garis vertical dan 70 derajat 80 derajat kearah benda kerja.
d. Posisi di atas kepala (Overhead)
Posisi pengelasan ini sangat sulit dan berbahaya karena bahan cair
banyak berjatuhan dapat mengenai juru las, oleh karena itu diperlukan
perlengkapanyang serba lengkap. Mengelas dengan posisi ini benda kerja terletak
padabagian atas juru las dan kedudukan elektroda sekitar 5 derajat 20
derajatterhadap garis vertical dan 75 derajat-85 derajat terhadap benda kerja
15

e. Posisi datar (1G)


Pada posisi ini sebaiknya menggunakan metode weaving yaitu zigzag
dansetengah bulan
Untuk jenis sambungan ini dapat dilakukan penetrasi pada keduasisi, tetapi dapat
juga dilakukan penetrasi pada satu sisi saja. Type posisi datar(1G) didalam
pelaksanaannya sangat mudah. Dapat diapplikasikan pada materialpipa dengan
jalan pipa diputar.
f. Posisi horizontal (2G)
Pengelasan pipa 2G adalah pengelasanposisi horizontal, yaitu pipa padaposisi
tegak dan pengelasan dilakukansecara horizontal mengelilingi pipa.Kesulitan
pengelasan posisi horizontaladalah adanya gaya gravitasi akibatnyacairan las akan
selalu kebawah.Adapun posisi sudut electrodepengelasan pipa 2G yaitu 90
Panjang gerakan elektrode antara 1-2 kali diameterelektrode. Bila terlalu panjang
dapat mengakibatkan kurang baiknya mutu las.Panjang busur diusahakan
sependek mungkin yaitu kali diameter elektrode las.Untuk pengelasan pengisian
dilakukan dengan gerakan melingkar dan diusahakandapat membakar dengan baik
pada kedua sisi kampuh agar tidak terjadi cacat.Gerakan seperti ini diulangi untuk
pengisian berikutnya.
g. Posisi vertikal (3G)
Pengelasan posisi 3G dilakukanpada material plate. Posisi 3G inidilaksanakan
pada plate danelektrode vertikal. Kesulitanpengelasan ini hampir sama
denganposisi 2G akibat gaya gravitasicairan elektrode las akan selalukebawah.
h. Posisi horizontal pipa (5G)
Pada pengelasan posisi 5G dibagimenjadi 2, yaitu :
1. Pengelasan naik

16

Biasanya dilakukan pada pipayang mempunyai dinding tealkarena


membutuhkan panas yangtinggi. Pengelasan arah naik kecepatannya lebih
rendahdibandingkan pengelasan dengan arah turun, sehingga panas masukan tiap
satuan luas lebih tinggi dibanding dengan pengelasan turun. Posisi pengelasan5G
pipa diletakkan pada posisi horizontal tetap dan pengelasan dilakukanmengelilingi
pipa tersebut. Supaya hasil pengelasan baik, maka diperlukan laskancing (tack
weld) pada posisi jam 5-8-11 dan 2. Mulai pengelasan pada jam5.30 ke jam 12.00
melalui jam 6 dan kemudian dilanjutkan dengan posisi jam5.30 ke jam 12.00
melalui jam 3. Gerakan elektrode untuk posisi root pass (lasakar) adalah berbentuk
segitiga teratur dengan jarak busur kali diameter electrode.
2. Pengelasan turun
Biasanya dilakukan pada pipa yang tipis dan pipa saluran minyak serta
gasbumi. Alasan penggunaan las turun lebih menguntungkan dikarenakan
lebihcepat dan lebih ekonomis.
i. Pengelasan posisi Fillet
Pengelasan fillet juga disebutsambungan T.joint pada posisicairan las-lasan
diberikan padaposisi menyudut. Padasambungan ini terdapat diantaramaterial
pada posisi mendatardan posisi tegak. Posisisambungan ini termasuk
posisisambungan yang relativemudah, namun hal yang perlu diperhatikan pada
sambungan ini adalahkemiringan elektroda, gerakan ayunan tergantung pada
kondisi atau kebiasaanoperator las.

j. Proses Pengerjaan
17

1. Alat dan Bahan


Adapun peralatan dan bahan yang dipergunakan dalam proses pengerjaan
pengelasan adalah sebagai berikut :

Peralatan
-

Mesin las

- Sikat baja

Meja las

Topeng las ( pelindung wajah )

Masker

- Tang buaya

Palu besi

- Penitik

Sarung tangan kulit

- Mistar baja

Tang jepit

Palu terak

- Gerinda tangan
- Kaca mata

- Penggaris / penggores

Bahan
-

Plat ST 37

Mistar baja

Elektroda

C. Langkah Kerja
1. Persiapan
-

Persiapkan

terlebih

dahulu

peralatan

dan

bahan

yang

akan

digunakan.
-

Cek posisi masa benda ( kutub negative (-) ) yaitu : ganggang las
pada kutub negative yang akan ditempelkan pada meja las dan
ganggang satu lagi pada kutub positif ( pengapit elektroda )

Atur ampere dengan yang sudah ditentukan berdasarkan plat atau


benda kerja dan elektroda yang digunakan.

Gunakaan elektroda yang sesuai.

Lakukanlah pekerjaan dengan hati hati !

2. Pengerjaan
18

Lakukan pemeriksaan benda kerja


a. Benda kerja 1

Periksa terlabih dahulu perlengkapan praktek

Tandai atau beri garis pada benda kerja yang akn dititik sesuai
dengan perintah pada job kerja.

Apit benda kerja pada tempat yang telah disediakan.

Pasangkanlah elektroda pada kutub positif, lektroda yang


digunakan adalah elektroda yang diameternya yang telah
disesuaikan dengan benda kerja.

Proses pengelasan dimulai, ikutilah titik - titik pada plat yang


sebelumnya

sudah

ditandai

shingga

membentuk

hasil

pengelasan yang datar atau lurus.

Untuk tahap awal pengelasan dilakukan Vertikal

Lakukan

hal

yang

sama

pada

garis

atau

titik

titik

selanjutnya.
b. Benda kerja 1.2

Seperti biasa, lakukan pemeriksaan pada benda kerja.

Tandai atau beri garis pada benda kerja yang akn dititik sesuai
dengan perintah pada job kerja.

Apit benda kerja pada tempat yang telah disediakan.

Pasangkanlah elektroda pada kutub positif, lektroda yang


digunakan adalah elektroda yang diameternya yang telah
disesuaikan dengan benda kerja.

Proses pengelasan dimulai, ikutilah titik - titik pada plat yang


sebelumnya

sudah

ditandai

shingga

membentuk

hasil

pengelasan yang datar atau lurus.

Untuk tahap awal pengelasan dilakukan Horizontal

Lakukan

hal

yang

selanjutnya.
19

sama

pada

garis

atau

titik

titik

c. Benda kerja 2

Penyambungan benda kerja dengan kampuh V

Kikir satu sisi benda kerja masing masing 30. Sehingga jika
disatukan akan membentuk sudut 60.

Pisahkan benda kerja sebesar diameter elektroda ( dua plat


benda kerja yang berukuran sama ) atau sekitar 2 mm

Titik pada kedua ujung

benda kerja agar ukuran tidak

meleset.

Sambugkan dua plat tersebut dengan proses pengelasan.

Buang terak pengelasan awal pada benda kerja dengan


mengunakan palu terak.

Dinginkan benda sejenak kemudian las kembali tapi tidak


menutup

seluruh

hasil

pengelasan

awal.

Ini

adalah

pengelasan kedua.

Setelah itu

pengelasan ketiga, lakukan sehingga menutup

sebahagian hasil yang kedua

Proses pengelasan listrik ini dilakukan dari kiri ke kanan atau


dari atas kebawah.

Jika dilihat dari unjung benda kerja hasil las akan kelihatan
seperti gambar :

20

GAMBAR KERJA

21

BAB III
KESELAMATAN KERJA
A. Keselamatan pekerja
Adapun keselamatan dan kesehatan kerja yag harus diperhatikan dalam
praktek kerja pengelasan ini adalah sebagai berikut :
-

Memakai alat pelindung diri yang sudah disediakan.

Memperhatikan petunjuk-petinjuk pengerjaan sesuai dengan


instruksi dari instruktur.

Bekerja dengan hati-hati dan bertanggung jawab serta tidak


berolok-olok.

B.Keselamatan Benda dan Peralatan


Adapau keselamatan pada benda kerja beserta peralatannya adalah
sebagai berikut :
-

Gunakan peralatan yang layak pakai atau standarisasi.

Gunakan peralatan sesuai dengan fungsi yang seharusnya.

Bersihkan peralatan sesudah bekerja.

Simpan peralatan pada tempat yang semestinya.

Bersihkan area tempat kerja setiap selesai melakukan pekerjaan.

C. Keselamatan Lingkungan
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menjaga agar ligkungan
tempat bekerja selalu bersih dan rapi serta selalu nyaman adalah :
22

Jangan meletakkan benda kerja di sembarang tempat

Bersihkan area tempat kerja setiap selesai melakukan pekerjaan.

Buanglah sampah pada tempatnya.


BAB IV
PEMECAHAN MASALAH DAN KENDALA

A. Kendala
Adapu kendala yang dihadapi atau dihasilkan pada saat praktek kerja las
listrik, yaitu :
-

Sewaktu pengelasan elektroda sering lengket pada benda kerja.

Percikan api yang dihasilkan sewaktu mengelas terkadang


mengenai tangan dan menyebabkan luka.

Pengaturan kecepatan pengelasan cendrung tidak teratur.

B. Pemecahan Masalah
-

Aturlah besar ampere pada mesin las sesuai dengan ketentuan.

Gunakan sarung tangan pada saat pengelasan.

Pastikan kesehatan jasmani dan rohani, sebab apabila dengan

kondisi dan kesehatan yang baik, maka kita akan dapat mengatur
pernapasan supaya dapat mengatur kecepatan (tidak terburu-buru).

23

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat di ambil setelah melakukan praktek kerja las
listrik ini adalah, sebagai berikut :
-

Dengan melaksanakan job ini atau praktek kerja las listrik ii penulis
dapat memahami cara dan langkah pengerjaan las listrik yag
sebenarnya.

Dalam melaksanakan prakte kerja las listrik sangat dibutuhkan


latihan yang berulang-ulang agar lebih mahir dan mendapatkan
hasil yang lebih bagus.

Sangat diperlukan ketelitian dan kesabaran dalam mengelas agar


hasilnya presisi dan memuaskan.

Berhati-hati dalam bekerja merupakan suatu hal yang bisa


mencegah terjadinya kecelakaan, baik pada pekerja, alat, benda
kerja maupun pada lingkungan tempat kerja.

B. Saran
a. Sebaiknya instruktur memberikan bahan latihan kepada masing
masing pekerja, karena lebih banyak latihan kitapun akan lebih
mahir dengan hasil yang lebih memuaskan.
b. Bekerjalah dengan serius dan penuh ketelitian.
c. Utamakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam melaksanakan
praktek.
d. Disaat praktek janganlah berolok-olok

24

25

Anda mungkin juga menyukai