Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan Resiko Tinggi
1.
Definisi
Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang memiliki resiko
meninggalnya bayi, ibu atau melahirkan bayi yang cacat atau terjadi komplikasi
kehamilan, yang lebih besar dari resiko pada wanita normal umumnya. Penyebab
kehamilan risiko pada ibu hamil adalah karena kurangnya pengetahuan ibu
tentang kesehatan reproduksi, rendahnya status sosial ekonomi dan pendidikan
yang rendah. Pengetahuan ibu tentang tujuan atau manfaat pemeriksaan
kehamilan dapat memotivasinya untuk memeriksakan kehamilan secara rutin.
Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan hidup sehat
meliputi jenis makanan bergizi, menjaga kebersihan diri, serta pentingnya istirahat
cukup sehingga dapat mencegah timbulnya komplikasi dan tetap mempertahankan
derajat kesehatan yang sudah ada. Umur seseorang dapat mempengaruhi keadaan
kehamilannya. Bila wanita tersebut hamil pada masa reproduksi, kecil
kemungkinan untuk mengalami komplikasi di bandingkan wanita yang hamil
dibawah usia reproduksi ataupun diatas usia reproduksi (Rikadewi,2010).
2.
a.
kualitas kehamilan. Usia yang paling aman atau bisa dikatakan waktu reproduksi
sehat adalah antara umur 20 tahun sampai umur 30 tahun. Penyulit pada
kehamilan remaja salah satunya pre eklamsi lebih tinggi dibandingkan waktu
reproduksi sehat. Keadaan ini disebabkab belum matangnya alat reproduksi untuk
hamil, sehingga dapat merugikan kesehatan ibu maupun perkembangan dan
pertumbuhan janin (Manuaba, 1998).
b. Kehamilan pertama setelah 3 tahun atau lebih pernikahan
c. Kehamilan kelima atau lebih
Paritas atau para adalah wanita yang pernah melahirkan dan di bagi menjadi
beberapa istilah :
1)
2)
3)
d. Kehamilan dengan jarak antara di atas 5 tahun atau kurang dari 2 tahun.
Pada kehamilan dengan jarak < 3 tahun keadaan endometrium mengalami
perubahan, perubahan ini berkaitan dengan
Tinggi badan ibu kurang dari 145 cm dan ibu belum pernah melahirkan
bayi cukup bulan dan berat normal.
Wanita hamil yang mempunyai tinggi badan kurang dari 145 cm, memiliki
terhalangnya
jalan lahir,
kelemahan
pada
saat kontraksi rahim, pendarahan yang banyak setelah melahirkan dan gangguan
pelepasan plasenta, bahkan bisa menyebabkan keguguran. Sebaliknya, kehamilan
juga bisa berdampak memperparah Mioma Uteri. Saat hamil, mioma uteri
cenderung membesar, dan sering juga terjadi perubahan dari tumor yang
menyebabkan perdarahan dalam tumor sehingga menimbulkan nyeri. Selain itu,
selama kehamilan, tangkai tumor bisa terputar.
h.
nafas, wajah pucat dan berbagai macam keluhan lainnya. Semua keluhan tersebut
merupakan indikasi bahwa wanita hamil tersebut sedang menderita anemia pada
masa kehamilan. Penyakit terjadi akibat rendahnya kandungan hemoglobin dalam
tubuh semasa mengandung.Faktor yang mempengaruhi terjadinya anemia pada
ibu hamil adalah kekurangan zat besi, infeksi, kekurangan asam folat dan kelainan
haemoglobin. Anemia dalam kehamilan adalah suatu kondisi ibu dengan kadar
nilai hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester satu dan tiga, atau kadar nilai
hemoglobin kurang dari 10,5 gr% pada trimester dua. Perbedaan nilai batas diatas
dihubungkan dengan kejadian hemodilusi.
B.
Anemia
1. Pengertian Anemia
Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah atau penurunan
konsentrasi hemoglobin di dalam sirkulasi darah. Definisi anemia yang
diterima secara umum adalah kadar Hb kurang dari 12,0 gram per 100
mililiter ( 12 gram / desiliter ) untuk wanita hamil. Anemia pada kehamilan
disebabkan kekurangan zat besi mencapai kurang lebih 95 %. ( Varney, Helen
2004 Hal 623 ). Seorang wanita hamil yang memiliki Hb kurang dari 10 g /
100 ml barulah disebut menderita anemia dalam kehamilan ( Wiknjosastro.
2007 hal.450 )
Kadar Hb kurang dari 10 gr / dl, disebut anemia sedang jika Hb 7-8 gr / dl,
disebut anemia berat, atau bila kurang dari 6 gr / dl,disebut anemia grafis.
Wanita tidak hamil mempunyai nilai normal 12 15 gr/dL dan hematokrit 35
sampai 54 % (dr.H.M.A. Ashari, Sp.OG.(K), 2002 Hal 29).
2. Pencegahan dan Penanganan
2.1 Pencegahan Anemia
Menghindari terjadinya anemia sebaiknya ibu hamil melakukan
pemeriksaan sebelum hamil sehingga dapat diketahui data dasar kesehatan
ibu tersebut, dalam
pemeriksaan kesehatan
disertai pemeriksaan
Anemia Ringan
2.2.3
Anemia Berat
C.
1.
Morfologi Eritrosit
Sel darah merah atau yang juga disebut sebagai eritrosit berasal dari
Bahasa Yunani, yaitu erythros berarti merah dan kytos yang berarti selubung/sel).
Sel darah merah berupa cakram kecil bikonkaf, cekung pada kedua sisinya,
sehingga terlihat seperti dua buah bulan sabit yang bertolak belakang dari sisi
samping dengan diameter sekitar 7 mikron. Warna merah sel darah merah sendiri
berasal dari warna hemoglobin yang unsur pembuatnya adalah zat besi. Eritrosit
terdiri dari hemoglobin, sebuah metalloprotein kompleks yang mengandung
gugus heme, dimana dalam golongan heme tersebut, atom besi akan tersambung
secara temporer dengan molekul oksigen (O2) di paru-paru dan insang, dan
kemudian molekul oksigen ini akan di lepas ke seluruh tubuh. Oksigen dapat
secara mudah berdifusi lewat membran sel darah merah. Hemoglobin di eritrosit
juga membawa beberapa produk buangan seperti CO2 dari jaringan-jaringan di
seluruh tubuh.
2.
Sifat eritrosit
Dalam keadaan normal, bentuk sel darah merah dapat berubah ubah,
kerusakan. Apabila sel darah merah sulit berubah bentuknya (kaku), maka sel
tersebut tidak dapat bertahan selama peredarannya dalam sirkulasi (Handayani,
dkk. 2008).
Sel darah merah (eritrosit) biasanya digambarkan berdasarkan ukuran dan
jumlah haemoglobin yang terdapat dalam sel seperti berikut ini:
1. Normositik, sel yang ukurannya normal.
2. Normokromik, sel dengan jumlah haemoglobin yang normal.
3. Mikrositik, sel yang ukurannya terlalu kecil.
4. Makrositik, sel yang ukurannya terlalu besar.
5. Hipokromik, sel yang jumlah haemoglobin terlalu sedikit.
6. Hiperkromik, sel yang jumlah haemoglobin terlalu banyak.
D.
3. Polikromasi
Terdapat beberapa eritrosit dengan warna kebiruan di antara eritrosit
normal yang berwarna merah. Polikromasi menunjukkan adanya
eritrosit yang masih muda.
4. Hipokrom
Memiliki bagian pucat di tengah eritrosit meluas. Keadaan ini
menunjukkan rendahnya kadar hemoglobin
5. Sferosit
Eritrosit mendekati bentuk bola, contoh kasus ini adalah anemia
hemolitik.
Bentuk sel darah merah memberikan petunjuk bermanfaat dalam
mendiagnosis
abnormalitas
membran
yang
diwariskan,
anemia
terjadinya
gangguan
kelangsungan
kehamilan
abortus,
partus
F. Kerangka Teori
Ibu Ibu
hamil
hamil risti
D.
Usia kehamilan
1. Trimester 1 (0-12
minggu)
2. Trimester 2 (12-24
minggu)
3. Trimester 3 (24-40
minggu)
Pemeriksaan Hemoglobin
Faktor resiko
(komplikasi anemia)
Warna Eritrosit :
1. Normokromik
2. Hiperkromik
3. Hipokromik
Ukuran eritrosit :
1. Normositik
2. Makrositik
3. Mikrositik
4.
G. Kerangka Konsep
Variabel Bebas :
Variabel terikat :