2016
Manajemen Eksplorasi
2016
kerogen sehingga minyak dapat diperoleh dengan melakukan destilasi pada serpih
pada temperatur tertentu. Formasi tersebut sering disebut oil shale. Formasi
tersebut secara potensial dapat bertindak sebagai sumber energi untuk bahan
bakar.
Fletcher dan Bay (1975 vide Koesumadinata,1978) melakukan penelitian di
Formasi Talang Akar (Talang Akar Formation) di Sumatera. Dalam percobaan
tersebut dibandingkan antara kadar bahan organik larut (dalam ppm) dengan
prosentase karbon organik. Kemudian dimasukkan dalam suatu diagram standar.
Batuan induk dianggap baik, apabila hasil pengeplotan memperhatikan jalur lurus
hubungan linier antara bahan organik dan karbon organik. Apabila diluar jalur
tersebut, maka batuan bukan batuan induk ataupun hidrokarbon non pribumi.
Suatu batuan induk harus mengandung
aromatik, alifat ringan, hidrokarbon tengahan dan hidrokarbon berat serta zat zat
aspalt (Erdman, 1961 vide Koesomadinata, 1978). Penelitian lanjutan yang
dilakukan pada tahun 1964, menyebutkan bahwa yang penting dan krisis adalah
rasio antara minyak dan kerogen.
Jika rasio terlalu rendah, minyak bumi selalu menetap dan
diabsorbsi.
Bila rasio terlalu tinggi dapat diartikan bahwa minyak yang
terbentuk tidak dapat bermigrasi.
Suatu alternatif, metode yang paling baik untuk menunjukan batuan induk
adalah dengan preferensi geologi. Preferensi dengan suatu kenyataan, bahwa
suatu akumulasi minyak bumi untuk berasosiasi dengan dengan formasi tertentu,
menunjukan bahwa formasi tersebut telah bertindak sebagai batuan induk.
Beberapa contoh antara lain ditunjukan pada, Formasi Gumai, Formasi Luna,
Formasi Officina, Green Layer, Cherokee shale, dan Arab Zone Carbonate. Waktu
pembentukan minyak dan gas bumi sangat erat kaitannya dengan mekanisme
transformasi dan mekanisme migrasi. Terdapat 2 teori mengenai waktu
pembentukan ini, yaitu pembentukan segera dan pembentukan lambat.
Walte (1964 vide Koeoemadinata, 1978) dengan teorinya tentang hubungan
antara minyak bumi dan batuan induk, dimana batuan induk dapat beberapa kali
Manajemen Eksplorasi
2016
menghasilkan minyak bumi dengan sifat kimia yang berlainan dan ini
berhubungan erat dengan perkembangan cekungan sedimentasi. Dalam teorinya
disebutkan bahwa proses pembentukan minyak karena adanya degradasi termis,
sedangkan peranan bakteri diragukan atau paling hanya pada proses pembusukan
atau proses persiapan selanjutnya. Dengan demikian pada stadium permulaan
tidak dibentuk minyak bumi sebenarnya. Minyak bumi pertama-tama dibentuk
pada kedalaman 500m, dengan kenaikan 64oC (disebabkan karena gradien
geotermis) bersamaan dengan kompaksi. Pada stadium ini dihasilkan minyak
bumi
dengan
molekul
berat,
banyak
mengandung
iso-parafin,
banyak
hidrofob. Karena
Manajemen Eksplorasi
2016
itu
merupakan
satu
urutan
perubahan
purna-diagenesa
yang
menghasilkan hidrokarbon dari senyawa yang lebih berat dengan berat molekul
rendah. Proses ini disebut dengan pematangan minyak bumi, dan hasilnya adalah
minyak bumi yang sebenarnya. Semua perubahan ini bersifat kimia dan
disebabkan oleh berbagai faktor geologi dimana hidrokarbon tersebut berada.
Proses pematangan terjadi didalam batuan induk dan yang bermigrasi adalah
minyak bumi asli. Peranan fasies ikut menentukan dalam menghasilkan jenis
minyak bumi, seperti halnya perbedaan derajat API (American Petroleum Index).
Disamping itu waktu dan perubahan lingkungan geologi juga dapat merubah
minyak bumi secara kimia. Hal ini dapat dipahami dari segi sudut pandang
thermodinamika.
Secara thermodinamkia minyak bumi parafinis, memang lebih rendah dan
energi bebasnya lebih stabil. Teori proses pendewasaan ini sudah dikenal lama
sejak Rogers (1850), yang memperlihatkan metamorfisme dinamis dan temperatur
dengan susunan batubara dan terdapatnya minyak dan gas bumi. Kesimpulan yang
dapat diperoleh: makin dalam terdapatnya minyak bumi dan makin tua umur
minyakbumi, maka akan makin meningkatkan perbandingan hidro/karbon.
Namun hal ini tidak berlaku untuk gas, yang mengatakan: makin dalam dan makin
tua umur gas tersebut maka akan makin rendah ratio hidrogen/ karbon. Dalam hal
yang demikian ini, sumber organik minyak bumi dan lingkungan pengendapan
batuan induk perlu diperhatikan, karena fasies merupakan faktor yang lebih kuat
daripada faktor kedalaman. Konsepsi pematangan phillipi menyatakan pula bahwa
pematangan minyak bumi yang berhubungan dengan pembentukannya sendiri
terjadi didalam batuan induk. Maksud lain dari pernyataan phillipi ini adalah
makin dalam letak batuan dan makin tua umur geologi batuan tersebut, maka
kesamaan susunan kimianya
Manajemen Eksplorasi
2016
Migrasi
Migrasi merupakan proses berpindahnya minyak bumi dari batuan induk ke
reservoir. Mengapa harus ada demikian? Apabila anda masih berpegangan bahwa
minyak bumi berasal dari bahan organik yang tersebar dalam batuan serpih dan
lempung halus, maka minyak bumi yang terbentuk terdapat dalam bentuk tetestetes kecil atau mungkin dalam bentuk koloid, sehingga untuk dapat terakumulasi
secara komersiil perlu terjadi pengkonsentrasian, antara lain keluarnya tetes-tetes
tersebut dan masuk kedalam batuan reservoir, yang kemudian bergerak ke
perangkap. Migrasi dikelompokkan menjadi:
Migrasi
primer,
merupakan
keluarnya
minyak
bumi