Anda di halaman 1dari 16

Struktur Anatomi dan Mekanisme Kerja Saluran Pencernaan

Ari Bello Vandino


102013094
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Ukrida
Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat
arivandino@gmail.com

Abstrak
Saluran pencernaan manusia merupakan salah satu bagian penting
dari manusia. Disini semua sumber energi dari makanan yang dikonsumsi
diserap dan nantinya akan didistribusikan ke seluruh tubuh sehingga
dapat menjadi energi yang akan bisa digunakan manusia.
Saat saluran pencenaan terganggu, maka hasil-hasil penyerapan
akan berkurang dan akan mempengaruhi kinerja tubuh secara umum,
sehingga menjaga saluran pencernaan sangatlah penting.
Dengan mengetahui struktur dan mekanisme kerja saluran
pencernaan, kita bisa menentukan bagaimana kinerja yang baik dan
dapat mengetahui jika terjadi kesalahan.
Kata kunci: saluran pencernaan, enzim, zat makanan

Abstrack
The human digestive tract is one of the important parts of the
human. Here all the energy sources of food consumed will be absorbed
and distributed throughout the body so that it can be the energy that
would be used by humans.
When pencenaan channel is interrupted, then the results of
absorption will be reduced and will affect the performance of the body in
general, so keep the digestive tract is very important.
By knowing the structure and mechanism of action of the digestive
tract, we can determine how good performance and can find out if
something goes wrong.
Keywords: digestive tract, enzymes, nutrients

Pendahuluan
Saluran pencernaan merupakan bagian penting dari tubuh manusia.
Disini terjadi penyerapan molekul makanan yang kita makan yang
awalnya sudah dipecah oleh enzim-enzim yang dihasilkan oleh saluran
pencernaan itu sendiri.
Malabsorbsi atau gangguan penyerapan sering kali terjadi ketika
saluran pencernaan mengalami gangguan, sehingga tubuh kurang
mendapatkan nutrisi yang seharusnya dan tubuh akan memberikan
respon terhadap hal tersebut.
Nanti akan dijelaskan bagaimana struktur dan mekanisme kerja dari
saluran pencernaan sehingga kita dapat mengetahui letak dan kinerja dari
organ-organ yang ada di saluran pencernaan.

Pembahasan
i.

Identifi fasi masalah yang tidak diketahui

Tidak ada istilah yang tidak diketahui.


ii.

Rumusan masalah

1. Luka tusuk di kuadran kanan bawah.


iii.

Hipotesis

1. Luka tusuk mengganggu mekanisme saluran pencernaan normal.


iv.

Analisis masalah

Makro dan
Mikro Saluran
pencernaan

Rumusan Masalah
Mekanisme
Kerja

v.

Sasaran Belajar

Enzim
Pencernaan

1. Mahasiswa mampu menjelaskan kinerja saluran pencernaan dan


struktur anatomisnya.
vi.

Isi

1. Struktur mikro dan makro organ di dalam rongga abdomen


Organ-organ yang terlibat dalam proses pencernaan terletak
pada rongga abdomen, di beberapa bagian dari quadran-quadran
maupun regio-regio pada abdomen. Organ-organ yang terletak di
dalam rongga abdomen meliputi; gaster, hepar, pancreas, intestinum
tenue, intestinum crasum, vesica fellea, dan lien.
a. Gaster
Gaster merupakan bagian saluran pencernaan yang
melebar dan mempunyai tiga fungsi: menyimpan makanan
pada orang dewasa gaster mempunyai kapasitas sekitar 1500
ml;
mencampur makanan dengan getah lambung untuk
membentuk chymus yang setengah cair; dan mengatur
kecepatan pengiriman chymus ke usus halus sehingga
pencernaan dan absorpsi yang efisien dapat berlangsung. 1
Gaster terletak di bagian atas abdomen, terbentang dari
permukaan bawah arcus costalis sinistra sampai regio epigastrica
dan umbilicalis. Sebagian besar gaster terletak di bawah costae
bagian bawah. Secara kasar gaster berbentuk huruf J dan
mempunyai dua lubang, ostium cardiacum dan ostium pyloricum;
dua curvatura, curvatura major dan curvatura minor; dan dua
dinding, paries anterior dan paries posterior.1
Vascularisasi gaster yaitu berasal dari arteri gastrica
sinistra, aa. gastrica brevis, dan arteri gastroepiploica dextra dan
sinistra. Sedangkan pembuluh baliknya mengikuti jalannya arteri,
sehingga penamaannya sama tetapi pembuluh balik gaster ini
akan dikembalikan ke hepar untuk di detoxikasi.2
-

Arteri
Arteri gastrica sinistra adalah cabang dari a.
coeliaca (tripus Halleri). Arteri gastrica sinistra akan
beranastomosis dengan a. gastrica dextra (cabang dari
a. hepatica propia) di curvatura minor dan a.
oesophagea (cabang aorta thoracalis).3

Arteriae gastricae brevis adalah cabang dari a.


lienale di fundus ventriculi dan memperdarahi fundus
ventriculi.3
Arteri gastroepiploica (gastroomentalis) sinistra
adalah cabang dari a. lienalis yang akan beranastomosis
dengan
a.
gastroepiploica
dextra
(cabang
a.
gastroduodenale)
di
curvatura
mayor
dan
memperdarahi curvatura mayor dan omentum mayus.3
-

Vena
Darah dari v. gastrica dextra dan sinistra dialirkan
ke dalam v. porta.3
Darah dari v. gastrica brevis, v. gastroepiploica
sinistra, dialirkan ke dalam v. lienalis yang bergabung
dengan v. mesenterica superior menuju v. porta.3
Sedangkan persarafan gaster terjadi secara
simpatis maupun parasimpatis. Persarafan parasimpatis
dilakukan oleh nervus X kanan untuk facies posterior,
dan nervus X kiri untuk facies anterior. Dan persarafan
simpatisnya terdiri atas 2 serabut; serabut pre
ganglionic yang berasal dari nervus sphlanic thorcalis.
Serabut selanjutnya adalah serabut postganglonic yang
berasal dari ganglion plexus celiacus.
Histologi gaster ada tiga lapisan jaringan dasar
(mukosa, submukosa,dan jaringan muskularis) beserta
modifikasinya.Muskularis eksterna pada bagian fundus
dan badan lambung mengandung lapisan otot melintang
(oblique) tambahan. Lapisan otot tambahan ini
membantu keaktifan pencampuran dan penghancuran
isi lambung.Mukosa pada lambung membentuk lipatan
lipatan (ruga) longitudinal yang menonjol sehingga
memungkinkan peregangan dinding lambung.Ruga
terlihat saat lambung kosong dan akan menghalus saat
lambung meregang terisi makanan.3

b. Duodenum, Jejunum, dan Ileum


Duodenum ,erupakan sebuah lumen usus yang panjang
kurang lebih 25 cm dan terbagi atas pars superior duodeni, pars
descendens duodeni, pars inferior duodeni, dan pars ascendens
duodeni. Pars superior duodeni terletak pada corpus vertebrae
lumbal 1 dextra, sering disebut dengan ampula karna merupakan
bagian yang terbesar. Pars ini berada di sebelah anterior dari
vena
cava
inferior,
ductus
choleodocus
dan
arteri

gastroduodenalis.
Selanjutnya
pars
descendens
duodeni
bersinggungan di sebelah medial dengan caput pancreas,
memiliki papila major dan juga minor yang merupakan
perbatasan antara foregut caudal an midgut.2
Pars inferior duodeni merupakan bagian yang terpanjang,
terletak di bagian belakang dari arteri mesentrica superior. Dan
yang terakhir adalah pars ascendens duodeni, yang berjalan ke
atas sa,pai ke flexura duodenojejunalis, letaknya di sebelah
sinistra dari aorta abdominalis dan di gantung oleh
penggantungnya yaitu liganmentum suspensorium (treitz).
Vascularisasi duodenum yaitu oleh arteri pancreatico
duodenalis superior, anterior, posterior yang merupakan cabang
dari arteri gastroduodenalis. Dan juga dipendarahi oleh arteri
pancreatico duodenalis inferior, anterior, posterior cabng dari
arteri mesentrica superior.2
Usus kosong atau jejunum adalah bagian kedua dari usus
halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus
penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus
halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong.
Dan usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus
halus. Pada system pencernaan manusia, Ini memiliki panjang
sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan
dilanjutkan oleh usus buntu.2
Terdapat perbedaan secara anatomis antara jejenum dan
illeum yaitu pada jejenum memiliki diametere lebih besar
dibanding dengan ileum, dan juga dinding jejenum lebih tebal
dibanding dengan dinding illeum.
Vascularisasi Jejenum yaitu berasal dari arteri jejenalis
yang merupakan percabnagn dari arteri esentrica superior, dan
vascularisasi illeum berasal dari arteri ilinalis.
Secara histologi,ada tiga spesialis structural yang
memperluas permukaan absorptive usus halus sampai kurang
lebih 600 kali.Struktur-struktur tersebut adalah Plicae circulars
yaitu lipatan sirkular membrane mukosa yang permanen dan
besar.Lipatan ini hampir secara keseluruhan mengitari
lumen.Yang selanjutnya adalah Vili yaitu jutaan tonjolan
menyerupai jari (tingginya 0,2 mm sampai 1,0 mm) yang
memanjang ke lumen dari permukaan mukosa.Vili hanya
ditemukan pada usus halus,setiap vilis mengandung jarring

jaring kapilar dan pembuluh life yang disebut lacteal.yang


terakhir adalah Mikrovil yang merupakan lipatan lipatan
menonjol kecil pada membrane sel yang muncul pada tepi yang
berhadapan dengan sel sel epitel.3
Kelenjar kelenjar yang terdapat pada
usus (kripta
Lieberkuhn) tertanam dalam mukosa dan membuka di antar
basis basis vili.Kelenjar ini mensekresi hormone dan enzim.

c. Colon
Kolon normalnya menerima sekitar 500 ml kimus dari usus
halus per hari. Karena sebagian besar pencernaan dan
penyerapan telah diselesaikan di usus halus maka isi yang
disalurkan ke kolon terdiri dari residu makanan yang tak tercerna,
komponen empedu yang tidak diserap, dan cairan. Kolon
mengekstraksi H2O dan garam dari isi lumennya. Apa yang
tertinggal dan akan dikeluarkan disebut feses. Fungsi utama usus
besar adalah untuk menyimpan tinja sebelum defekasi. Selulosa
dan bahan lain yang tak tercerna di dalam diet membentuk
sebagian
besar
massa
dan
karenanya
membantu
4
mempertahankan keteraturan buang air.
Lapisan otot polos longitudinal luar tidak mengelilingi usus
par secara penuh. Lapisan ini terdiri dari tiga pita otot
longitudinal yang terpisah, taeniae coli, yang berjalan di
sepanjang usus besar. Taeniae coli ini lebih pendek daripada otot
polos sirkular dan lapisan mukosa di bawahnya jika kedua lapisan
ini dibentangkan datar. Karena itu, lapisan- lapisan di bawahnya
disatukan membentuk kantung atau haustra, seperti rok panjang
mengembang yang diikat di bagian pinggang yang menyempit.
Haustra bukanlah sekedar kumpulan permanen yang pasif;
haustra secara aktif berganti lokasi akibat kontraksi lapisan otot
polos sirkular.4

Umumnya gerakan usus besar berlangsung lambat dan


tidak mendorong sesuai fungsinya sebagai tempat penyerapan
dan penyimpanan. Motilitas utama kolon adalah kontraksi
haustra yang dipicu oleh ritmisitas otonom sel-sel otot polos
kolon. Kontraksi ini, yang menyebabkan kolon membentuk
haustra, serupa dengan segmentasi usus halus tetapi terjadi jauh
lebih jarang. Waktu di antara dua kontraksi haustra dapat
mencapai tiga puluh menit, sementara kontraksi segmentasi di
usus halus berlangsung dengan frekuensi 9 sampai 12 kali per
menit. Lokasi kantung haustra secara bertahap berubah sewaktu
segmen yang semula melemas dan membentuk kantung mulai
berkontraksi secara perlahan sementara bagian yang tadinya
berkontraksi melemas secara bersamaan untuk membentuk
kantung baru. Gerakan ini tidak mendorong isi usus tetapi secara
perlahan mengaduknya maju-mundur sehingga isi kolon terpajan
ke mukosa penyerapan. Kontraksi haustra umumnya dikontrol
oleh refleks- refleks lokal yang melibatkan pleksus intrinsik.4
Ketika makanan masuk ke lambung, terjadi refleks
gastrokolon yang diperantarai dari lambung ke kolon oleh gastrin
dan saraf otonom ekstrinsik, yang menjadi pemicu utama
gerakan massa di kolon. Pada banyak orang, refleks ini paling
jelas setelah sarapan dan sering diikuti oleh keinginan untuk
buang air besar. Karena itu, ketika makanan masuk ke saluran
cerna, terpicu refleks-refleks yang memindahkan isi yang sudah
ada ke bagian distal untuk menyediakan tempat bagi makanan
yang baru masuk. Refleks gas- troileum memindahkan isi usus
halus yang masih ada ke dalam usus besar, dan refleks
gastrokolon mendorong isi kolon ke dalam rektum, memicu
refleks defekasi.4
Usus besar tidak mengeluarkan enzim pencernaan apapun.
Tidak ada yang diperlukan karena pencernaan telah selesai
sebelum kimus mencapai kolon. Sekresi kolon terdiri dari larutan
mukus basa (NaHCO3) yang fungsinya adalah melindungi mukosa
usus besar dari cedera mekanis dan kimiawi. Mukus
menghasilkan pelumasan untuk mempermudah feses bergerak,
sementara NaHCO3 menetralkan asam-asam iritan yang
diproduksi oleh fermentasi bakteri lokal. Sekresi meningkat
sebagai respons terhadap stimulasi mekanis dan kimiawi mukosa
kolon yang diperantarai oleh refleks pendek dan persarafan
parasimpatis.4

Karena gerakan kolon yang lambat maka bakteri memiliki


waktu untuk tumbuh dan menumpuk di usus besar. Sebaliknya,
di usus halus isi biasanya dipindahkan secara cepat sehingga
bakteri tidak dapat tumbuh. Selain itu, mulut, lambung, dan usus
halus mengeluarkan bahan-bahan antibakteri, tetapi kolon tidak.
Namun, tidak semua bakteri yang tertelan dihancurkan oleh
lisozim dan HCl. Bakteri yang bertahan hidup terus berkembang
di usus besar. Jumlah bakteri yang hidup di kolon manusia adalah
sekitar 10 kali lebih banyak daripada jumlah sel yang ada di
tubuh manusia. Secara kolektif, massa bakteri ini memiliki berat
1000 g. Diperkirakan terdapat 500 sampai 1000 spesies bakteri
yang berbeda hidup di kolon. Mikroorganisme kolon ini biasanya
tidak saja tidak membahayakan tetapi pada kenyataannya dapat
bermanfaat. Sebagai contoh, bakteri penghuni meningkatkan
imunitas usus dengan berkompetisi memperebutkan nutrien dan
ruang dengan mikroba yang berpotensi patogen; mendorong
motilitas kolon; membantu memelihara integritas mukusa kolon;
dan memberi kontribusi nutrisi. Sebagai contoh, bakteri
mensintesis vitamin K yang dapat diserap dan meningkatkan
keasaman kolon sehingga mendorong penyerapan kalsium,
magnesium, dan seng. Selain itu, berbeda dari anggapan
sebelumnya, sebagian dari glukosa yang dibebaskan selama
pemrosesan serat makanan oleh bakteri diserap oleh mukosa
kolon.4
Sebagian penyerapan berlangsung di dalam kolon, tetapi 3
dengan tingkatan yang lebih rendah daripada di usus halus.
Karena permukaan lumen kolon cukup halus maka luas
permukaan absorptifnya jauh lebih kecil daripada usus halus.
Selain itu kolon tidak dilengkapi oleh mekanisme transpor khusus
seperti yang dimiliki oleh usus halus. Jika motilitas usus halus
yang tinggi menyebabkan isi usus cepat masuk ke kolon sebelum
absorpsi nutrien tuntas maka kolon tidak dapat menyerap
sebagian besar bahan ini dan bahan akan keluar sebagai diare.4
d. Hepar
Hepar merupakan salah satu alat dalam ronga abdomen
yang terletak pada kuadran kanan atas, di regio hipokondric
dextra. Terdiri atas duo lobus; dextra yang memiliki ukuran lebih
besar, dan lobus sinistra yang miliki ukuran lebih kecil. Organ
hepar dilapisi oleh perotoneal kecuali pada facies diaphragma.
Hepar di fiksasi terutama oleh diaphragma, vena cava inferior,
ligamentum tere hepatis dan juga ligamnetum falciforme
hepatis.2

Vascularisasi hepar berasal dari kriptus hallery yang


bercabang menjadi arteri hepatica communis, arteri gastrica
sinistra dan arteri lienalis. Yang berperan dalam vascularisasi
hepar adalah arteri hepatica communis yang kemudan
bercabang menjadi arteri hepatica propia yang kemudian
berjalan bersama ductus choleodocus, vena porta di dalam
ligamnetum hepatoduodenale. Selanjutnya akan berjalan ke atas
dan beracabang menjadi arteri hepatica dextra dan sinistra.
Persarafan gaster oleh saraf simpatis dan juga saraf
parasimpatis. Dimana saraf simpatisnya adalah truncus coliacus,
dan saraf parasimpatisnya adalah truncus vagalis anterior dan
posterior.
e. Pancreas
Merupkan kelenjar eksokrin dan endokrin, terletak di
retroperitoneal atau di belakng dari peritoneum yang merupakan
selaput pembungkus gaster. Pancreas terbagi menjadi tiga bagian;
caput, corpus, dan cauda. Capus pancreas berbatasan dengan pars.
descendens duodeni. Bagian eksokrin mengumpul seperti anggur
membentuk asinus yang berhubungan dengan duktus dan bermuara
di duodenum. Bagian endokrin yang lebih kecil terdiri dari pulaupulau jaringan endokrin terisolasi, pulau-pulau langerhan, yang
tersebar di seluruh pancreas. Hormone yang di hasilkan langerhans
adalah insulin dan glucagon. 2
Vascularisasi
pancreas
berasal
dari
arteri
pancreaticoduodenale superior dan inferior yag merupakan
percabang dari arteri mesentrica superior. Dan pembuluh baliknya
penamaannya sama seperti arterinya, yang kemudian akan
berujung ke dalam vena lienalis dan akan disalurkan sebagian besar
ke vena porta dan sebagiannya lagi ke dalam vena mesentrica
superior.
Pancreas di persarafi oleh plexus celiacus yang berada pada
truncus celiacus.

f. Vesica Fellea

Vesica fellea merupakan kantung empedu, pada vesica fellea


hasil pencernaan tidak di cerna maupun di serap hanya di tampung
sementara saja. Secara anatomis vesica fellea terdiri atas bagian
fundus, corpus, dan collum. Batas-batas vesica fellea adalah; bagian
depan berbatasan dengan organ hepar, bagian posterior berbatasan
dengan flexura colica dextra dan colon transversum. Bagian fundus
berbatasan dengan dinding depang rongga bdomen, dan bagian
colloum berbatasan dengan pars. superior duodeni. Pada bagian
collum dari vesica fellea terbentuk sebuah lipatan yang memiliki
klep.2
Vascularisasi vesica fellea yaitu berasal dari arteri cystica
yang merupakan cabng dari a. Hepatica dextra. Sedangkan
pembuluh baliknya memiliki penamaan yang sama dengan
pembuluh nadinya yaitu vena cystica yang kemudian akan kembali
ke dalam vena porta cabang yang sebelah kanan. Dan untuk
persarafan vessica fellea dilakukan oleh plexus coleliacus.
g. Lien
Hanya terdiri satu dan terletak pada sebelah kiri rongga
abdomen, yaitu pada linea axillaris media costae 9-11. Lien
merupakan organ reticulo endothelial yang berbeda dengan
jaringan limfoid lainnya. Fungsi dari lien yaitu sebagai zat anti,
resevoir darah dan membersihkan darah. Pada umumnya organ
limfoid berperan dalam proteksi. Lien memiliki dua facies yaitu
facies diaphragma yang merupakan bagian yang cembung, dan
facies visceralis yang merupakan bagian yang cekung dan
berbtasan dengan gaster, pancreas, ren dan colon.2
Vascularisasi organ lien berasal dari a. Lienalis yang
merupakan cabang dari arteri mesentrica superior. Dan pembuluh
balik organ lien juga meiliki penamaan yang sama dengan
pembuluh nadinya yaitu vena lienalis yang kemudian akan berbalik
dan bermuara pada vena mesentrica superior dan berakhir pada
vena porta. Sedangkan persarafan lien oleh serabut-serabut post
ganglionic symphaticus.
2. Mekanisme umum saluran cerna
a. Motilitas, mengacu pada kontraksi otot yang mencampur dan
mendorong isi saluran pencernaan. Seperti otot polos vaskuler,
otot polos di dinding saluran pencernaan terus menerus
berkontraksi dengan kekuatan rendah yang disebut tonus. Tonus
penting untuk mempertahankan agar tekanan pada isi saluran
pencernaan tetap serta untuk mencegah dinding saluran

pencernaan melebar secara


distensi( peregangan).4

permanen

setelah

mengalami

Terhadap aktivitas tonik yang terus menerus tersebut,


terjadi dua jenis dasar motilitas pencernaan: gerakan propulsive
(mendorong) dan gerakan mencampur. Gerakan propulsive
memajukan isi saluran pencernaan kea rah depan dengan
kecepatan yang berbeda-beda, dengan laju propulsi bergantung
pada fungsi yang dilaksanakan oleh setiap region saluran
pencernaan; yaitu makanan bergerak maju dalam segmen
dengan kecepatan yang cukup bagi segmen tersebut untuk
melaksanakan tugasnya. Sebagai perbandingan, transit makanan
di oesophagus berlangsung sangat cepat, karena struktur ini
hanya berfungsi sebagai tempat transit makanan, sedangkan di
usus halus sebagai tempat utama proses pencernaan dan
penyerapan, makanan bergerak sangat lambat, sehingga
tersedia cukup waktu untuk penguraian dan penyerapan
makanan.
Gerakan mencampur mempunyai fungsi ganda. Pertama,
mencampur makanan dengan getah pencernaan, gerakan
tersebut membantu pencernaan makanan. Kedua, gerakan
tersebut mempermudah proses pencernaan makanan dengan
mendorong makanan ke permukaan penyerapan saluran
pencernaan.
Pergerakan suatu bahan melintasi saluran pencernaan
sebagaian besar terjadi akibat kontraksi otot polos di dalam
dinding organ-organ pencernaan, dengan pengecualian bahwa
motilitas di kedua ujung saluran ( mulut sampai bagian awal
esophagus dan sfingter anus eksternus di akhir) melibatkan
aktivitas otot rangka dan bukan otot polos. Dengan demikian,
tindakan mengunyah, menelan, dan defekasi memiliki komponen
volunteer karena otot-otot angka berada di bawah kesadaran,
sedangkan motilitas yang dilakukan oleh otot polos di bagian
saluran pencernaan lainnya dikontrol oleh mekanisme involunter
yang kompleks.2,5
b. Sekresi sejumlah getah pencernaan ke dalam lumen saluran
pencernaan oleh kelenjar-kelenjar eksokrin yang terletak di
sepanjang rute, masing-masing dengan produk sekretotik

spesifiknya sendiri. Setiap sekresi pencernaan terdiri dari air,


elektrolit, dan konstituen organic spesifik yang penting dalam
proses pencernaan, seperti enzim, garam empedu, atau mucus.
Sel-sel sekretorik mengekstrasi dari plasma sejumlah besar air
dan bahan-bahan mentah yang penting untuk menghasilkan
produk sekretorik mereka. Sekresi semua getah penernaan
memerlukan energy, baik untuk transportasi aktif sebagai bahan
mentah ke dalam sel, sebagian berdifusi secara pasif maupun
untuk sintesis produk sekretorik oleh reticulum endoplasma. Selsel eksokrin ini memiliki banyak mitokondria untuk menunjang
tingginya kebutuhan energy yang dibutuhkan dalam proses
sekresi.

Sekresi tersebut dikeluarkan di dalam lumen karena adanya


rangsang saraf dan hormone yang sesuai. Dalam keadaan
normal, sekresi pencernaan direabsorpsi dalam suatu bentuk lain
unutk dikembalikan ke darah setelah produk sekresi tersebut ikut
serta dalam proses pencernaan. Kegagalan proses reabsorpsi
tersebut karena diare atau muntah menyebabkan hilangnya
cairan yang dipinjam dari plasma tersebut.4,6
c. Pencernaan mengacu kepada proses penguraian makanan dari
yang srukturnya kompleks diubah menjadi satuan-satuan lebih
kecil yang dapat diserap oleh enzim-enzim yang diproduksi di
dalam system pencernaan. Manusia mengkonsumsi tiga kategori
biokimiawi makanan kaya energy: karbohidrat, protein dan
lemak. Molekul-molekul besar tersebut tidak bisa menembus
membrane plasma utuh untuk diserap ke dalam darah atau limfe.
Bentuk karbohidrat yang paling sederhana adalah gula
sederhana atau monosakarida misalnya glukosa, fruktosa, dan
galaktosa, yang dalam keadaan normal jumlahnya sangat sedikit
terkandung dalam makanan. Sebagian besar karbohidrat yang
dikonsumsi dari makanan dalam bentuk polisakarida. Tepung
kanji yang berasal dari makanan nabati paling banyak
mengandung polisakarida, sedangkan daging mengandung
glikogen yang merupakan bentuk simpanan glukosa dalam
daging. Selulosa, yang merupakan polisakarida pada dinding
tumbuhan tidak dapat dicerna oleh getah pencernaan yang
dihasilkan oleh manusia, sehingga menjadi serat yang tidak
tercerna dalam makanan manusia. Selain itu, ada juga dalam

bentuk disakarida seperti sukrosa yang banyak terdapat dalam


gula dan laktosa yang didapat dalam susu.4
Kategori kedua makanan adalah protein, yang terdiri dari
berbagai kombinasi asam amino yang disatukan oleh ikatan
peptide. Melalui proses pencernaan, protein diuraikan terutama
menjadi konstituen mereka, yaitu asam amino serta beberapa
polipeptida kecil, keduanya merupakan satuan protein yang
dapat diserap.
Lemak merupakan kategori ketiga makanan. Sebagian
besar lemak dalam makanan berada dalam bentuk trigliserida,
yaitu lemak netral, yang masing-masing terdiri dari kombinasi
gliserol dengan tiga molekul asam lemak melekat padanya.
Selama proses pencernaan, dua molekul asam lemak dipisahkan,
meninggalkan sebuah monogliserol, satu molekul gliserol dengan
satu molekul asam lemak melekat padanya. Dengan demikian,
produk akhir pencernaan lemak adalah monogliserida dan asam
lemak, yang merupakan satuan lemak yang dapat diserap.

Pencernaan dilakukan melalui proses hidrolisis enzimatik.


Dengan menambahkan H2O di tempat ikatan, enzim dalam
sekresi pencernaan memutuskan ikatan-ikatan subunit-subunit
molecular kecil di dalam molekul nutrient, sehingga molekulmolekul tersebut menjadi bebas. Subunit-subunit kecil tersebut
semula disatukan untuk membentuk molekul nutrient melalui
proses pengeluaran H2O di tempat-tempat ikatan. Hidrolisis
menggantikan air dan membebaskan unit-unit kecil yang dapat
diserap tersebut. Enzim-enzim pencernaan bersifat spesifik
terhadap ikatan yang dapat mereka hidrolisis. Sewaktu bergerak
melintasi saluran pencernaan, makanan terpajan ke berbagai
enzim, yang masing-masing menguraikan molekul makanan lebih
lanjut. Dengan cara ini, molekul makanan yang besar diubah
menjadi satuan-satuan kecil yang dapat diserap melalui cara
yang progresif dan bertahap seiring dengan bergeraknya isi
saluran pencernaan ke depan.4,6
d. Penyerapan merupakan proses penyelesaian dari pencernaan
dan penyerapan sebagian besar terjadi di usus halus. Melelui
proses penyerapan (absorpsi), satuan-satuan kecil yang dapat
diserap dihasilkan dari proses pencernaan tersebut, bersama
dengan air, vitamin, dan elektrolit, dipindahkan dari lumen
saluran pencernaan ke dalam darah atau limfe. 4

Sistem pencernaan atau sistem gastro instestinal (mulai


dari mulut sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia
yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi
zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran
darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat
dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh. Saluran
pencernaan
terdiri
dari
mulut,
tenggorokan
(faring),
kerongkongan, lambung,usus halus, usus besar, rektum dan
anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yangterletak
diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung
empedu.6
3. Enzim pencernaan
Terdapat beberapa macam enzim yang berperan dalam
pencernaan makanan, misalnya amilase, pepsin, dll.
Enzim amilase merupakan salah satu enzim yang sangat
penting keberadaannya di tubuh kita. Amilase sendiri merupakan
enzim katalis yang berfungsi untuk menghidrolisis gula dan pati.
Amilse
mencerna karbohidrat (polisakarida)
menjadi
unitunit
disakarida yang lebih kecil. Orang yang tidak mampu
menoleransi lemak (tidak dapat mencerna lemak) akan lebih sering
makan gula dan karbohidrat untuk menebus kurangnya lemak
dalam makanan mereka. Jika makanan mereka berlebihan
karbohidrat, makanan tersebut dapat menyebabkan kurangnya
enzim amilase.5
Enzim pepsin berfungsi untuk mencerna poli protein menjadi
lebih sederhana, pepsin dihasilkan oleh lambung dan bekerja
optimal pada pH asam (2,0 3,0) dan tidak bekerja sama sekali
dalam pH di atas 5. Pepsin memiliki kemampuan untuk mencerna
kolagen.6
Lipase adalah enzim pemecah lemak, di lambung dihasilkan
enzim lipase gaster untuk memecah lemak, tetapi rata-rata proses
ini tidak begitu berarti, karena pencampuran lemak dan enzim
mutlak memerlukan ester-cholesterol yang dihasilkan oleh empedu
yang disekresikan ke duodenum.5
Enzim proteolitik pada pankreas; tripsinogen, kimotripsinogen,
dan prokarboksipeptidase, yang masing-masing disekresikan dalam
bentuk inaktif. Setelah masuk ke dalam duodenum, tripsinogen
diaktifkan kembali menjadi tripsin oleh enterokinase. Pancreas juga
menghasilkan inhibitor tripsin untuk menghambat kerja tripsin jika

enzim ini tidak sengaja diaktifkan dalam pancreas. Sekresi alkali


encer pancreas berguna karena kerja dari enzim-enzim pancreas
akan optimal hanya pada keadaan netral atau sedikit basa, namun,
isi gaster yang masuk ke dalam duodenum sangat asam. Penting
sekali agar kimus yang tiba ini segera dinetralkan untuk mencegah
kerusakan mukosa duodenum oleh asam, volume sekresi pancreas
yang terbesar adalah cairan alkalis ini dimana mencapai 1 dan 2
liter perharinya. 4
Lipase pancreas sangat penting karena satu-satu nya yang
mampu menuntaskan pencernaan lemak. Apabila terjadi kerusakan
pada enzim-enzim pancreas, pencernaan menjadi tidak sempurna,
karena pancreas adalah satu-satunya penghasil lipase.
vii.

Pembahasan Kasus

Kesimpulan dan Penutup


i.

Kesimpulan

Kesimpulannya adalah, struktur anatomi dari saluran pencernaan


sangatlah penting, demi kelancaraan mekanisme pencernaan manusia. Saat
struktur anatomi terganggu, maka mekanisme fisiologi dan mekanisme
enzim-enzim pencernaan juga akan terganggu.

ii.

Penutup

Pencernaan makanan yang masuk ke dalam system pencernaan


memiliki hubungan yang erat satu dengan lainnya. Terjadinya
gangguan pada salah satu anggota system pencernaan dapat
mengakibatkan terjadinya gangguan diseluruh system pencernaan
yang akibatnya sangat merugikan.

Daftar Pustaka
1 Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Jakarta: EGC; 2006.

2 Sloane E. Anatomi dan fisiologi.Jakarta : EGC.2004.p.281-95.


3 Junquiera LC, Caneiro J. Histologi dasar teks dan atlas. Edisi 10. Jakarta:
Penerbit EGC; 2007. h. 288-95.
4 Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta:
EGC; 2011.h.641-92

5 Gunawijaya FA, KartawigunaE. Penuntun praktikum kumpulan foto


mikroskopik histologi saluran cerna. Jakarta: Penerbit Universitas Trisaksi;
2007.p.101-27.
6 Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran, Edisi 11. Jakarta:
Penerbit EGC; 2008. h. 823-58.

Anda mungkin juga menyukai