Anda di halaman 1dari 13

Diberdayakan oleh Blogger.

Makalah Kebijakan Ekonomi Internasional


22.09 Ekonomi 1 comment
KATA PENGANTAR
Pertama-tama perkenankanlah kami selaku penyusun makalah ini mengucapkan puji
syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga kami dapat menyusun makalah ini.
Ucapan terima kasih dan puji syukur kami sampaikan kepada Allah dan semua pihak
yang telah membantu kelancaran, memberikan masukan serta ide-ide untuk menyusun makalah
ini.
Kami selaku penyusun telah berusaha sebaik mungkin untuk menyempurnakan makalah
ini, namun tidak mustahil apabila terdapat kekurangan maupun kesalahan. Oleh karena itu kami
memohon saran serta
komentar yang dapat kami jadikan motivasi untuk menyempurnakan pedoman dimasa yang akan
datang.

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................

KATA PENGANTAR ....................................................................................

ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................

iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................
1.2 Tujuan..............................................................................................................
1.3 Rumusan Masalah..........................................................................................

1
1
2

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengaruh Tarif Untuk Negara Kecil.................................................

2.2. Pengaruh Tarif Untuk Negara Besar................................................

2.3. Analisa Kebijakan Umum ...............................................................

10

2.4. Tujuan Kebijakan Ekonomi Internasional.......................................

12

BAB III PENTUP


3.1 Kesimpulan........................................................................................

14

3.2 Saran..................................................................................................

14

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................

15

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Perdagangan internasional merupakan salah satu bagian dari kegiatan bisnis yang akhir-

akhir ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini terlihat dari semakin berkembangnya
arus peredaran barang, jasa, modal dan tenaga kerja antar negara. Kegiatan ini dapat terjadi
melalui hubungan ekspor impor, investasi, perdagangan jasa, lisensi dan waralaba (license and
franchise), hak atas kekayaan intelektual dan alih teknologi, yang pada akhirnya memberikan
pengaruh terhadap kegiatan ekonomi lainnya, seperti perbankan, asuransi, perpajakan dan
sebagainya. Indonesia sendiri terlibat didalamnya.
Keikutsertaan Indonesia dalam perdagangan bebas mendorong produk industri dalam
negeri untuk mampu bersaing dengan produk impor, baik di dalam negeri sendiri maupun di
pasar ekspor. Hal ini merupakan problem besar bagi Indonesia karena kemampuan produk
Indonesia dari segi kualitas maupun kuantitas masih lemah. Salah satu permasalahan yang
dialami oleh Indonesia dalam menghadapi perdagangan bebas adalah sulitnya membendung
terjadinya lonjakan produk impor, sehingga mengakibatkan barang sejenis kalah bersaing yang
pada akhirnya akan mematikan pasar barang sejenis dalam negeri, dan selanjutnya akan muncul
dampak ikutannya seperti pemutusan hubungan kerja, terjadinya pengangguran serta
bangkrutnya industri barang sejenis dalam negeri. Karenanya setiap Negara pasti memiliki
kebijakan masing-masing mengenai perdagangan internasional tersebut.
B.

Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:


1. Untuk memahami lebih dalam Kebijaksanaan Ekonomi Internasional
2. Mengetahui Tujuan Kebijakan Ekonomi Internasional.

C.

Rumusan Masalah
Melihat dari latar belakang masalah serta memahami tujuannya maka penulis dapat membahas
dari:
1. Pengaruh Tarif untuk Negara kecil?
2. Pengaruh Tarif untuk Negara besar?
3. Analisa Kebijakan Umum?
4. Tujuan Kebijakan Ekonomi Internasional?
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam arti luas kebijaksanaan ekonomi internasional adalah tindakan/ kebijaksanaan
ekonomi pemerintah, yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi komposisi,
arah serta bentuk daripada perdagangan dan pembayaran internasional. Kebijaksanaan ini tidak
hanya berupa tarif, quota dan sebagainya, tetapi juga meliputi kebijaksanaan pemerintah di
dalam negeri yang secara tidak langsung mempunyai pengaruuh terhadap perdagangan serta
pembayaran internasionalseperti misalnya kebijaksanaan moneter dan fiskal. Sedangkan definisi
yang lebih sempit kebijaksanaan ekonomi internasional adalah tindakan/kebijaksanaan ekonomi
pemerintah yang secara langsung mempengaruhi perdagangan dan pembayaran internasional.
Tarif

1. Tarif digolongkan menjadi:

Bea ekspor (export duties)adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang yang
diangkut menuju kenegara lain. Jadi pajak untuk barang-barang yang keluar dari custom
areasuatu Negara yang memungut pajak. Custom Area adalah daerah dimana barangbarang bebas bergerak dengan tidak dikenai bea pabean. Batascustom area ini biasanya
sama dengan batas wilayah sesuatu Negara, tetapi kesamaan ini bukanlah merupakan
keharusan. Custom area disini lebih luas daripada wilayah suatu Negara. Tetapi dengan

adanya free trade area maka custom area lebih sempit daripada batas wilayah suatu
Negara.

Bea Transito (transit duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-barang
yang melalui wilayah suatu Negara dengan ketentuan bahwa barang tersebut sebagai
tujuan akhirnya adalah Negara lain.

Bea Impor (impor duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-barang yang
masuk dalam custom area suatu Negara dengan ketentuan bahwa Negara tersebut sebagai
tujuan terakhir.

1. Pembedaan tariff menurut jenisnya

Ad Valorem Duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan dalam presentase dari
nilai barang yang dikenakan bea tersebut.

Specific Duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan untuk tiap ukuran fisik
daripada barang.

Spesific Ad Valorem atau Compound Duties, yakni bea yang merupakan kombinasi antara
specific dan ad valorem.

1. System tarif:

Single-Column Tariffs: System dimana untuk masing-masing barang hanya mempunyai


satu macam tariff. Bersifat autonomous, artinya tariff yang tingginya ditentukan sendiri
oleh sesuatu Negara tanpa persetujuan dengan Negara lain). Kalau tingginya tariff
ditentukan dengan perjanjian dengan Negara lain disebut conventional tariff.

Double-Column Tariffs: System dimana untuk setiap barang mempunyai 2 (dua) tarif.
Apanila kedua tariff tersebut ditentukan sendiri dengan undang-undang, maka
namanya:bentuk maksimum dan minimum. Jadi sebagian autonomous dan sebagian
conventional, maka bentuk ini dinamakan general and conventional form.

Triple-Column Tariffs: System ini hanya perluasan daripada double-column tariffs, yakni
dengan menambah satu macam tariff preference untuk Negara-negara bekas jajahan
afiliasi politiknya. System ini sering disebut dengan nama preferential system.

2. Efek tariff
Pembebanan tariff terhadap sesuatu barang dapat mempunyai efek terhadap perekonomian suatu
Negara, khususnya terhadap pasar barang tersebut. Beberapa macam efek tariff tersebut adalah:

efek terhadap harga (price effect)

efek terhadap konsumsi (consumption effect)

efek terhadap produk (protective/import substitution effect)

efek terhadap redistribusi pendapatan (redistribution effect)

3. Effective rate of protection


Tarif terhadap bahan mentah akan menaikkan ongkos produksi. Pembebanan tariff terhadap
bahan mentah menyebabkan naiknya ongkos produksi sehingga kurva penawaran naik ke atas.
Hubungan antara tariff terhadap barang jadi dan tariff terhadap bahan mentah dapat dinyatakan
dengan adanya effective rate of protection yang dinikmati oleh produsen yang memproses
barang jadi tersebut. Apabila barang jadi dan juga bahan mentah impor itu dikenakan tariff, maka
effective rate of protection bagi produsen barang tersebut makin tinggi.
4. Alasan pembebanan tariff

Yang secara ekonomis dapat dipertanggungjawabkan

Memperbaiki dasar tukar (terms of trade)

Suatu Negara dapat mempengaruhi dasar pertukaran antara ekspor dan impornya melalui
pembebanan tariff. Tariff dapat mengurangi keinginan untuk mengimpor, ini berarti bahwa untuk

sejumlah tertentu ekspor menghendaki jumlah impor yang lebih besar, sebagian daripadanya
diserahkan kepada pemerintah sebagai pembayaran tariff.
Pembebanan tariff ini akan berhasil memperbaiki terms of trade apabila Negara itu mempunyai
kedudukan monopoli dalam perdagangan. Dengan kata lain, kalau permintaan Negara lain
terhadap barangnya bersifat inelastis; makin inelastis permintaan terhadap barangnya berarti
semakin besar posisi monopoli sehingga pembebanan tariff dapat lebih effective.

Infant-industri

Pada umumnya industri-industri yang sedang tumbuh ini efisiensinya belum tinggi serta belum
dapat menikmati adanya economies of scale. Oleh karena itu pembebanan tariff terhadap barang
dari luar negeri dapat memberi perlindungan terhadap industri dalam negeri yang sedang tumbuh
ini. Tariff hanya bersifat sementara sampai industri-industri dalam negeri sudah kuat, tariff
dihapuskan. Hal ini untuk menjaga industri ini jangan sampai bekerja kurang efisien dibawah
perlindungan tariff.

Diversifikasi

Suatu Negara yang hanya menghasilkan satu atau beberapa macam barang saja akan mengalami
kesulitan apabila harga barang-barang hasil produksinya di pasaran dunia goncang. Dengan
pembebanan tariff, industri dalam negeri dapat berkembang, sehingga dapat memperbanyak
jumlah serta jenis barang yang dihasilkan. Makin banyak jenis barang yang dihasilkan, ekonomi
Negara itu akan semakin stabil karena penurunan harga satu jenis produk mungkin dapat
diimbangi dengan kenaikan harga barang lain.

Employment

Pembebanan tariff akan mengakibatkan turunnya impor dan menaikkan produksi dalam negeri.
Kenaikan produksi ini berarti pula kenaikan kesempatan kerja. Dalam hal ini pembebanan tariff
dapat digunakan untuk memperluas kesempatan kerja.

Anti dumping

Dumping berarti menjual barang diluar negeri jauh lebih murah daripada di dalam negeri.

Yang secara ekonomis tidak dapat dipertanggungjawabkan

To Keep Money at Home

Apabila penduduk suatu Negara itu membeli barang dari luar negeri maka Negara tersebut
memperoleh barang dan Negara lain memperoleh uang. Tetapi apabila membeli barang produksi
dalam negeri maka uang tersebut tidak lari keluar negeri. Jadi dengan pembebanan tariff impor,
maka impor akan berkurang sehingga akan mencegah larinya uang ke luar negeri.

The Low-wage

Negara yang tingkat upahnya tidak dapat mengadakan hubungan dengan Negara yang tingkat
upahnya rendah tanpa menanggung risiko akan turunnya tingkat upah. Turunnya tingkat upah
berarti pula turunnya stansar hidup. Oleh karena itu untuk melindungi para pekerja yang upahnya
tinggi dari persaingan para pekerja yang upahnya rendah maka Negara yang tingkat upahnya
tinggi tersebut perlu membebankan tariff bagi barang yang berasal dari Negara yang tingkat
upahnya rendah.
Produsen dalam negeri mempunyai hak terhadap pasar dalam negeri. Tariff akan mengakibatkan
turunnya atau hilangnya impor akan diganti dengan produksi dalam negeri. Kenaikan produksi
ini berarti bertambahnya kesempatan kerja yang akhirnya berarti pula kenaikan kegiatan
ekonomi.

Home market

Tarif akan mengakibatkan turunnya atau hilangnya impor dan diganti dengan prosuksi dalam
negeri. Kenaikan produksi berarti tambahnya kesempatan kerja yang akhirnya berarti pula
kenaikan kegiatan ekonomi.
Pembebanan tarif atas suatu barang dapat menimbulkan pengaruh terhadap perekonomian suatu
negara, khususnya terhadap pasar barang yang dikenai tarif tersebut. Pengenaan tarif terhadap

barang-barang impor biasanya ditujukan Untuk melindungi produksi barang sejenis yang
dihasilkan di dalam negeri.
Pengaruh pembebanan terhadap harga barang impor dapat digambarkan dalam kurva berikut :
Keterangan :
OP

: merupakan harga produsen di luar negeri sebelum ada pembebanan tariff

OQ1

: merupakan jumlah produksi dalam

OQ4

: negeri besarnya konsumsi dalam negeri

Q1Q4

: besarnya impor barang-barang dan luar negeri

PP1

: merupakan besarnya tarif atas barang impor

OP1

: besarnya harga barang di dalam negeri setelah adanya tarif impor

Setelah adanya tarif produksi dalasn negeri dapat bersaing dengan barang impor. Harga barangbarang impor menjadi mahal, sehingga produksi dalam negeri meningkat Q 1Q2. Karena harga
barang impor yang mahal, konsumen mengurangi konsumsinya sebesar QO4. Luas segi empat
GHIJ merupakan penerimaan pemerintah dan tarif barang-barang impor.

2.1 Pengaruh Tarif untuk Negara Kecil


Volume

perdagangan

mengalami

kemerosotan

denan

adanya

tarif.

Semua ini merupakan dampak-dampak yang timbul dari tarif yang terjadi di sebuah negara kecil.
Semakin tinggi tarif yang dikenakan, akan semakin besar kerugian yang timbul. Tarif gila-gilaan
yang mematikan perdagangan internasional biasa disebut tarif prohibitif.
2.2 Pengaruh Tarif untuk Negara Besar
Dampak-dampak keseimbangan parsial

dari pemberlakuan tarif dapat dilihat dari gambar

dibawah ini.
Pada panel-panel di atas, nampak simbol SH yang melambangkan kurva penawaran domestik di
Negara besar tersebut untuk komoditi X, sedangkan SF

melambangkan kurva penawaran

komoditi X dari negara-negara lain dan SH + F merupakan keseluruhan kurva penawaran komoditi
X. Dalam kondisi tanpa tariff atau perdagangan bebas, kurva DH (permintaan domestik terhadap
komoditi X) berpotongan dengan SH + F. Perpotongan itu terjadi di titik B (lihat panel sebelah

bawah), dan di titik itu Px = 2 dolar dan Qx = AB = 50 (dari jumlah tersebut, Ac = 20X dipasok
oleh produsen domestik, sedangkan CB = 30X disediakan oleh produsen negara lain). Seandainya
Negara besar tersebut memberlakukan tarif impor ad valorem sebesar 50 persen (t) terhadap
komoditi X, maka total kurva penawaran akan bergeser hingga 50 persen dan menjadi SH + F + T.
Kini DH berpotongan dengan SH + F + T di titik H. Di titik tersebut, Px = 2,5 dolar dan Qx = GH = 40
(dari jumlah itu GJ atau 25X dipasok oleh produsen domestik, sedangkan sisanya yakni CH =
15X, diimpor). Penurunan surplus konsumen sama dengan penjumlahan bidang-bidang segi
empat a + b + c + d = 22,5 dolar. Dari jumlah tersebut a = 11,25 dolar merupakan kenaikan rente
atau surplus produsen yang diterima oleh para pengusaha domestik, c = 7,5 dolar merupakan
pendapatan tarif yang diterima oleh pemerintah negara besar tadi dari konsumen domestik,
sedangkan sisanya (jumlah dua segi tiga b + d = 3,75 dolar) merupakan biaya proteksi atau biaya
bobot mati yang harus dipikul oleh perekonomian negara besar tadi secara keseluruhan. Karena
pemerintah memperoleh pendapatan tambahan dari tarif sebesar MNIK = e = 4,95 dolar (dari
para pengekspor di negara lain), maka secara keseluruhan perekonomian negara ini memperoleh
keuntungan bersih sebesar 1,2 dolar dari pemberlakuan tarif.
Dengan demikian, Negara besar tersebut menerima keuntungan netto sebesar 1,2 dolar (e - b d) dari adanya tarif impor itu. Seandainya keuntungan yang diperoleh dari membaiknya nilai
tukar perdagangan sama dengan biaya proteksinya, maka tarif itu tidak menguntungkan Negara
besar yang bersangkutan, namun juga tidak merugikannya. Akan tetapi seandainya perbaikan
nilai tukar perdagangan membuahkan keuntungan yang lebih kecil dibandingkan dengan biaya
proteksi tarif, maka negara besar tadi mengalami kerugian.
2.3 Analisa Kebijaksanaan Umum
Biaya Transportasi Dampak-dampak keseimbangan parsial dari pemberlakuan tarif dapat dilihat
dari gambar dibawah ini :
1. Biaya Transportasi dan biaya-biaya lainnya yang mempengaruhi volume dan tingkat
perdagangan.
2. Biaya Transportasi dan kedudukannya dengan teori kedudukan.
Biaya Transportasi akan menambah tingkat harga suatu barang oleh karena itu, akan
mempengaruhi volume barang tersebut. Penggolongan barang dengan adanya biaya transportasi
1. Barang-barang market oriented goods

Barang yang setelah diproses menjadi barang jadi. Barang tersebut menjadi lebih berat atau lebih
banyak meminta ruang sehingga dengan memperhitungkan biaya transport barang tersebut lebih
menguntungkan apabila diproduksi di dekat pasar, misalnya mobil, minuman dalam botol dan
lain-lain.
2. Barang materials oriented goods
Barang-barang yang lebih menguntungkan apabila diproses atau diproduksi di tempat dekat
sumber bahan mentah. Yang termasuk golongan ini adalah weight gamingloss. Misalnya
pendirian perusahaan gula pasir lebih baik di dekat perkebunan tebu karena biaya transport lebih
murah.
3. Neutral commodities
Untuk menetapkan lokasi daripada perusahaan barang-barang yang sifatnya netral kita tinggal
memperhitungkan biaya-biaya yang lebih menguntungkan, misalnya biaya tenaga kerja,
infrastruktur, non ekonomi diperhitungkan apakah dekat ke bahan mentah atau ke pasar.
Fungsi-fungsi yang mempengaruhi besarnya biaya transportasi :
a. Bentuk barang
b. Nilai barang
c. Daya tahan barang tersebut
Yang mempengaruhi biaya transportasi :
a. Biaya asuransi
b. Biaya ekspedisi
c. Biaya gudang
d. Biaya administrative

b. Politik Komersial
Adalah politik yang dijalankan oleh pemerintah atau campur tangan pemerintah untuk
membatasi transaksi ekonomi. Bentuk-bentuknya :
1. Tarif/ bea,
2. Quota, pembatasan secara kuantitatif dari ekspor dan impor,

3. Perekonomian yang diatur sepenuhnya oleh Negara,


4. Commodity/ Agreement
5. Restriksi impor
6. Politik diskriminasi harga
7. Campur tangan pemerintah dengan alas an non ekonomis.
Alas an tentang tarif terhadap suatu barang :
a. Untukmemperoleh kedudukan neraca pembayaran
b. Untuk memperoleh pendapatan dari pemerintah
c. Untuk memperbaiki kondisi-kondisi pertukaran TOT
d. Untuk melindungi industri di dalam negeri.
2.4 Tujuan Kebijaksanaan Ekonomi Internasional
Secara umum dapatlah disebutkan bahwa tujuan kebijaksanaan ekonomi internasional itu adalah
sebagai berikut:
a) Autarki. Tujuan ini sebenarnya bertentangan dengan prinsip perdagangan internasional. Tujuan
autarki bermaksud untuk menghindarkan dari pengaruh-pengaruh Negara lain baik pengaruh
ekonomi, politik atau militer.
b)

Kesejahteraan (welfare). Tujuan ini bertentangan dengan tujuan untuk autarki di atas. Dengan
mengadakan perdagangan internasional suatu Negara akan memperoleh keuntungan dari adanya
spesialisasi. Oleh karena itu untuk mendorong adanya perdagangan internasional maka halanganhalangan dalam perdagangan internasional (tarif, quota, dan sebagainya) dihilangkan atau paling
tidak dikurangi. Hal ini berarti harus ada perdagangan bebas.

c) Proteksi. Tujuan ini untuk melindungi industri dalam negeri dari persaingan barang impor. Hal
ini, misalnya dapat dijalankan dengan tarif, quota dan sebagainya.
d) Keseimbangan neraca pembayaran. Kebijaksanaan ini umumnya berbentuk pengawasan devisa
(exchange control). Pengawasan devisa tidak hanya mengatur/mengawasi lalu lintas barang
tetapi juga modal.
e) Pembangunan ekonomi. Untuk mencapai tujuan ini pemerintah dapat mengambil kebijaksanaan
seperti misalnya:

- Perlindungan terhadap industri dalam negeri (infant industries).


- Mengurangi impor barang konsumsi yang nonessensial dan mendorong
impor barang-barang yang essensial.
- Mendorong ekspor dan sebagainya.
Kesemuanya ini untuk mengarahkan perkembangan perdagangan internasional guna menunjang
pembangunan ekonomi dalam negeri.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kebijakan Ekonomi Internasional dalam arti luas adalah tindakan atau kebijaksanaan
ekonomi pemerintah (suatu negara), yang secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi komposisi, arah serta bentuk daripada

perdagangan dan pembayaran

internasional.
Tarif adalah pembebanan pajak atau custom duties terhadap barang-barang yang melewati batas
suatu Negara. Jadi tariff atau bea masuk adalah salah satu cara untuk member proteksi terhadap
industri dalam negeri.
Kuota adalah pembatasan jumlah barang yang boleh masuk (kuota impor) dan jumlah barang
yang boleh keluar (kuota ekspor). Kuota yang diterapkan oleh pemerintah biasanya dilakukan
dengan cara memperkenankan impor ataupun ekspor suatu barang dengan jumlah yang dibatasi.
Subsidi adalah alokasi anggaran yang diberikan kepada perusahaan yang memproduksi, menjual,
mengekspor, atau pun mengimpor barang dan jasa untuk memenuhi hajat hidup orang banyak.
Dengan subsidi, harga jual suatu barang dapat terjangkau oleh masyarakat.
3.2. Saran
Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis
banyak berharap makalah ini dapat diberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis
demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya dan dapat mempermudah mahasiswa
untuk mempelajari mata kuliah Ekonomi Internasional.

DAFTAR PUSTAKA
http://werditrisnawati.blogspot.com/2013/11/makalak-perdagangan-internasional.html.
https://vianisilv.wordpress.com/2014/11/24/ekonomi-internasional-kebijaksanaan-ekonomiinternasional-restriksi/.

Anda mungkin juga menyukai