Anda di halaman 1dari 3

Metode Riset Akuntansi Keperilkuan

1. 1. METODE RISET AKUNTANSI KEPERILAKUAN


2. 2. Suatu usaha yang sistematis untuk mengatur dan menyelidiki masalah- masalah, serta menjawab
pertanyaan yang muncul dan terkait dengan fakta, fenomena, atau gejala dari masalah tersebut
3. 3. Istilah Riset Akuntansi Keperilakuan Suatu metode studi yang dilakukan seseorang berkaitan dengan
aspek keperilakuan melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap masalah yang
berhubungan dengan aspek keperilakuan tersebut sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap
masalah itu.
4. 4. Motivasi dan Tujuan Riset Motivasi merupakan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan seseorang melakukan
riset => mengetahui jawaban dari masalah atau persoalan
5. 5. Dilihat dari Sisi Akuntansi Keperilakuan Ditekankan pada hubungan akuntansi dengan perilaku manusia
maupun desain, konstruksi dan penggunaan sistem informasi akuntansi yang efisien, serta dimensi sosial
dan budaya manusia dalam organisasi.
6. 6. Pernyataan tentang Manfaat dan Pentingnya Riset Memberikan Gambaran terkini (state of the art)
terhadap minat khusus dalam bidang baru yang ingin diperkenalkan Membantu mengidentifikasi
kesenjangan (gap) riset Untuk meninjau dengan membandingkan dan membedakan kegiatan riset melalui
sub bidang akuntansi.
7. 7. Replikasi adalah pengulangan suatu studi atau riset yang dilakukan secara sengaja.
8. 8. Alasan Logis Melakukan Replikasi Menguji Temuan Umum Riset Menguji Validitas Temuan Riset
dengan Populasi Berbeda Menguji Kecenderungan atau Perubahan Waktu Menguji Temuan-temuan
Penting Menggunakan Metodologi Berbeda
9. 9. Penemuan Masalah Pemecahan Masalah 2 Tahap Riset
10. 10. Tahapan merumuskan pertanyaan riset Menemuka permasalahan Akuntansi Keperilakuan
Menemukan Pertanyaan Akuntansi Keperilakuan Menemukan Pertanyaan Riset
11. 11. Sumber Penemuan Masalah Faktor Pertama ; pendekatan empiris Faktor Kedua ; Pendekatan
Teoritis
12. 12. Kesalahan Umum dalam Penemuan Masalah Mengumpulkan data tanpa rencana Memperoleh
sejumlah data dan berusaha merumuskan masalah riset sesuai data yang ada Perumusan masalah
terlalu umum Menemukan masalah tanpa di telaah Masalah riset yang dipilih kurang memberikan
kontribusi
13. 13. Memahami Teori Teori cenderung lebih kompleks , abstrak, dan melibatkan berbagai variabel..
Manfaat Teori : 1. Membatasi Cakupan Fakta 2. Menghendaki Riset yang memungkinkan hasil lebih besar
3. Saran suatu sistem untuk mengklasifikasi 4. Merangkum pengetahuan ttg suatu objek 5. Memprediksi
fakta2 lebih lanjut
14. 14. Ketika melakukan riset mencari jawaban apakah dan bagaimanakah Dengan penggunaan
Konsep, Konstruksi, dan Definisi.
15. 15. Variabel Riset variabel merupakan suatu sifat yang dapat memiliki berbagai macam nilai. Kalau di
ekspresikan secara berlebihan, variabel adalah sesuatu ang bervariasi. Variabel biasanya diekspresikan
dalam bentuk simbol/lambang. Nilai variabel tergantung pada konstruksi yang mewakilinya ; - Variabel
Independen dan Variabel Dependen - Variabel Moderasi - Variabel Intervensi
16. 16. Proposisi dan Hipotesis Proposisi Pernyataan tentang konsep2 yang dapat dipertimbangkan. Hipotesis
Sebagai jawaban sementara terhadap permasalahan yang dipertanyakan
APA YANG DIMAKSUD DENGAN RISET
Pengamatan terhadap fakta, identifikasi atas masalah, dan usaha untuk menjawab masalah dengan
menggunakan pengetahuan merupakan esensi dari kegiatan riset. Oleh karena itu, riset dapat disebut
sebagai suatu usaha yang sistematis untuk mengatur dan menyelediki masalah-masalah,serta menjawab
pertanyaan yang muncul, yang terkait dengan fakta, fenomena, atau gejala dari masalah tersebut.
Riset dimulai dengan suatu pertanyaan karena menghendaki suatu deskripsi yang jelas terhadap
permasalahan yang akan dipecahkan. Hal ini sering disebut sebagai suatu rencana untukmenjawab pertanyaan.
TUJUAN RISET
Terdapat lima tujuan spesifik dari suatu riset:
1.
2.
3.
4.
5.

Menggambarkan fenomena,
Menemukan hubungan,
Menjelaskan fenomena,
Memprediksi kejadian-kejadian di masa yang akan datang, dan
Melihat pengaruh satu atau lebih faktor terhadap satu atau lebih kejadian.
Kejadian-kejadian dapat dijelaskan dengan cara mengumpulkan dan mengklasifikasikan informasi. Hal ini
biasanya merupakan langkah pertama dalam suatu penyelidikan khusus. Kadang kala, suatu perencanaan
terhadap riset akan dilihat hanya berdasarkan pada penjelasan informasi.
PENGEMBANGAN DESAIN
Langkah pertama dan paling penting dalam riset perilaku adalah masalah definisi. Berdasarkan informasi yang
dikumpulkan dan metode yang dipilih, data serta jenis gambaran sampel pada dasarnya tergantung pada

bagaimana sebenarnya masalah dipersepsikan, kerangka pertanyaan riset, dan desain informasi studi yang
dikumpulkan.
Menentukan Lingkup Pengembangan
Lingkup pengembangan biasanya terbatas terhadap satu atau dua pertanyaan. Hal ini dilakukan karena berbagai
alasan. Alasan biasanya adalah karena untuk menyelediki setiap aspek dari suatu masalah bukanlah apa yang
diinginkan, tidak praktis, atau tidak mungkin. Keterbatasan utama dari ruang lingkup perencanaan adalah pada
aspek dana yang tersedia.
Desain pengembanganlain juga harus sejalan dengan penentuan lingkungan riset. Aspek lain dari suatu
desain adalah menemukan populasi, menspesifikasikan informasi yang dibutuhkan, memilih dan mengumpulkan
data serta metode, serta anggaran. Langkah selanjutnya dalam proses riset adalah mengidentifikasikan jenis
informasi yang harus dikumpulkan. Arah riset seharusnya mempertimbangkan manfaat dan kerugian dari sumber
data primer maupun sekunder.
Data Primer dan Data Sekunder
Sumber data riset merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan dalam penentuan metode pengumpulan
data. Sumber data riset terdiri atas sumber data primer dan sumber data primer.
Data primer merupakan sumber data riset yang diperoleh secara langsung dari sumber asli atau pihak
pertama. Data primer secara khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan riset. Data primer
dapat berupa pendapat subjek riset (orang) baik secara individu maupun kelompok, hasil observasi terhadap
suatu benda (fisik), kejadian, atau kegiatan, dan hasil pengujian. Manfaat utama dari data primer adalah bahwa
unsur-unsur kebohongan tertutup terhadap sumber fenomena. Oleh karena itu, data primer lebih mencerminkan
kebenaran yang dilihat. Bagaimana pun, untuk memperoleh data primer akan menghabiskan dana yang relatif
lebih banyak dan menyita waktu yang relatif lebih lama.
Data sekunder merupakan sumber data riset yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media
perantara. Data sekunder pada umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang telah tersusun dalam
arsip baik yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Manfaat dari data sekunder adalah lebih
meminimalkan biaya dan waktu, mengklasifikasikan permasalahan-permasalahan, menciptakan tolak ukur untuk
mengevaluasi data primer, dan memenuhi kesenjangan-kesenjangan informasi.
VALIDITAS DAN KEANDALAN
Terdapat dua hal penting yang berhubungan dengan perencanaan riset perilaku, yang pertama adalah yang
diukur berkaitan dengan hal-hal yang salah (validitas) dan yang kedua adalah yang diukur berkaitan dengan halhal tidak representatif (keandalan).
Validitas
Ada beberapa jenis validitas. Validitas isi (content validity) mengacu pada bagaimana sebaiknya peneliti
menggambarkan dimensi-dimensi dan konsep atau masalah-masalah yang ingin diukur, khususnya yang
berkaitan dengan tingkat ukuran yang diberikan untuk menutupi rentang terhadap arti maupun terhadap suatu
konsep. Validitas isi merupakan pokok pertimbangan untuk setiap pertanyaan yang diajukan dan diukur dalam
istilah-istilah yang berhubungan dengan relevansi terhadap konsep yang diukur.
Kriteria yang berkaitan dengan validitas ditentukan dengan membandingkan antara konsep yang diukur
dan suatu kriteria eksternal atau asumsi yang diketahui untuk mengukur konsep yang akan diteliti. Ada dua jenis
kriteria yang berhubungan dengan validitas, yaitu validitas prediktif(predictive validity) dan validitas
konkuren (concurrent validity).
Validitas prediktif adalah validitas yang berkaitan dengan apakah suatu pengujian atau pengukuran dapat
secara akurat memprediksi perilaku. Validitas prediktif mengharuskan adanya suatu kriteria atau indikator
eksternal terhadap apa yang harus diprediksi.
Validitas konkuren adalah validitas yang berkaitan dengan hubungan antara alat ukur dan kriteria
sekarang atau masa lalu. Oleh karena itu, berbeda dengan validitas prediktif yang merupakan ukuran untuk
memprediksi perilaku yang dihasilkan pada waktu yang sama sebagai ukuran eksternal terhadap perilaku,
pengujian validitas konkuren membantu seorang peneliti untuk membedakan individu-individu berdasarkan
beberapa kriteria.
Validitas konstruksi (construct validity) adalah validitas yang berdasarkan pada suatu pertimbangan
apakah hasil dari pengukuran tersebut sesuai dengan teori. Validitas konstruksi sangat bermanfaat untuk
mengukur fenomena yang tidak memiliki kriteria eksternal.
Reliabilitas
Suatu instrumen alat ukur yang andal akan menghasilkan alat ukur yang stabil di setiap waktu. Aspek lain dari
keandalan adalah akurasi dari instrumen pengukuran.
METODE PENGUMPULAN DATA
Ada dua metode yang melatarbelakangi hal ini: 1) para peneliti tidak memahami apa yang dikerjakan oleh orangorang tersebut dan mengapa mereka kelihatannya melibatkan perilaku, dan 2) karena ukuran sampel kecil,
sehingga sangat berisiko menggeneralisasikan hasil terhadap populasi.
Survei
Dalam survei tidak ada interaksi langsung antara seorang peneliti dengan responden. Data dikumpulkan dengan
cara mengirimkan surat elektronik (e-mail), menelepon, atau memberikan serangkaian pertanyaan. Ada manfaat
dan kerugian yang berhubungan dengan setiap teknik ini. Survei melalui surat setidaknya lebih mahal. Ada
kalanya pengumpulan data riset pada kondisi tertentu mungkin tidak memerlukan kehadiran peneliti. Pertanyaan
peneliti dan jawaban responden dapat dikemukakan secara tertulis melalui kuesioner. Teknik ini memberikan
tanggung jawab kepada responden untuk membaca dan menjawab pertanyaan. Kuesioner dapat didistribusikan
dengan berbagai cara, antara lain: disampaikan langsung oleh peneliti, dikirim bersama-sama dengan pengiriman
paket atau majalah, diletakkan di tempat yang ramai dikunjungi orang, dikirim melalui faks, atau menggunakan
teknologi komputer.

Observasi
Observasi merupakan proses pencatatan pola perilaku manusia, sesuatu hal, atau kejadian yang sistematis tanpa
adanya pertanyaan maupun komunikasi dengan individu-individu yang diteliti. Kelebihan metode observasi
dibandingkan dengan metode survei adalah bahwa data yang dikumpulkan umumnya tidak terdistorsi, lebih
akurat, dan lebih bebas dari bias pihak responden. Metode observasi dapat menghasilkan data lebih rinci
mengenai fenomena yang diteliti (perilaku, subjek, atau kejadian) dibandingkan dengan metode survei. Mmetode
observasi, meskipun demikian, tidaklah bebas dari kesalahan. Pengamat kemungkinan memberikan catatan
tambahan yang bersifat subjektif (observer bias), seperti halnya bias yang terjadi karena peran pewawancara
dalam metode survei.
MEMILIH RESPONDEN
Langkah pertama dalam memilih responden adalah dengan cara menentukan populasi. Setelah populasi
ditentukan, peneliti menentukan sensus atau suatu sampel. Sensus adalah kegiatan untuk mencari seluruh
informasi yang dikumpulkan dari setiap elemen dalam populasi. Sampel merupakan kumpulan informasi dan
merupakan bagian dari populasi. Suatu sensus akan tepat ketika: 1) populasinya kecil dan biaya pengumpulan
data tidak melebihi biaya pengambilan sampel secara signifikan, 2) penting untuk mengetahui setiap unsur dalam
populasi, dan 3) risiko dalam perbaikan secara keseluruhan sangat besar.
Sampling Probabilitas dan Nonprobabilitas
Ada dua jenis desain sampling, yaitu sampling probabilitas (probability sampling) dan sampling
nonprobabilitas (nonprobability
sampling). Sampling probabilitas
menggunakan
beberapa
bentuk
dari sampling acak;
sementara sampling nonprobabilitas
tidak
menggunakan sampling acak.
Dalamsampling probabilitas, setiap elemen dalam populasi probabilitasnya yang dipilih telah diketahui. Ada
beberapa
jenis sampling probabilitas:
acak,
sistematis,
terstratifikasi,
kelompok,
dan
sebagainya. Sampling nonprobabilitas
adalah
ketika
probabilitas
yang
dipilih
tidak
diketahui.
Dengan sampling probabilitas, sampling error dapat ditaksir secara matematis karena probabilitas yang dipilih
diketahui. Hal ini memberikan kepada para peneliti suatu pengukuran yang objektif terhadap sampel yang
representatif. Mengetahui probabilitas yang dipilih juga membuat para peneliti mampu menghitung ukuran sampel
yang tepat. Sampling probabilitas digunakan ketika sampel yang representatif adalah penting.
INSTRUMEN RISET
Pengembangan kuesioner atau pencarian instrumen merupakan langkah lain yang penting dalam proses riset.
Kuesioner harus sesuai dengan responden dan didesain secara menarik sehingga responden merasa tertarik
untuk menjawab kuesioner tersebut, yang pada hakikatnya bertujuan untuk meningkatkan tingkat respons,
validitas, dan keandalan data.
Menjamin Kerja Sama Responden
Desain kuesioner yang baik sangat bermanfaat jika responden tidak bersikap kooperatif terhadap para peneliti
yang menghendaki informasi. Rendahnya tingkat kerja sama atau tingkat respons menciptakan kesulitan bagi
para peneliti untuk mrelakukan generalisasi sampel terhadap populasi. Jika hal ini terjadi, maka pertanyaan
selanjutnya mengacu pada apakah responden mempunyai sikap yang berbeda jika desain kuesionernya berbeda.
Ada beberapa teknik yang dapat menghasilkan tingkat respons yang tinggi. Pertama, sebelum wawancara
dengan seorang responden, peneliti seharusnya mengirimkan surat yang menjelaskan tujuan umum dari
wawancara tersebut dan responden dapat menghubungi mereka melalui telepon untuk membuat suatu janji
wawancara. Pada hari wawancara, para peneliti seharusnya datang tepat pada waktunya dan mengucapkan
terima kasih atas kerja sama responden.
Pada saat yang sama, sebelum melakukan wawancara melalui telepon, adalah sangat bermanfaat untuk
mengirimkan kepada responden sebuah surat yang memperkenalkan tim riset, menjelaskan dasar dari riset
tersebut, dan meminta kerja sama saat menelepon. Akan lebih membantu jika peneliti menawarkan insentif dalam
bentuk uang tunai atau bentuk-bentuk lainnya.
Untuk seluruh metode di atas yang melibatkan kuesioner, surat, telepon, atau wawancara pribadi, adalah
penting untuk melakukan pengujian sebelumnya (pilot test). Tujuannya adalah agar peneliti dapat memperbaiki
kalimat pertanyaan yang disusun dengan buruk atau pertanyaan-pertanyaan yang membingungkan.
Menjamin Validitas dan Keandalan Jawaban
Hanya informasi-informasi yang esensial yang seharusnya diharapkan dari responden. Para peneliti seharusnya
menentukan dasar dari keinginan informasi dan memilih suatu format pertanyaan yang akan menyediakan
informasi dengan sedikit pembatasan terhadap responden. Pertanyaan-pertanyaan dapat bersifat terbuka (openended) atau sudah ditentukan kemungkinan-kemungkinan jawabannya (closed-ended).
ANALISIS DATA DAN PERSIAPAN LAPORAN
Analisis data dilakukan setelah peneliti mengumpulkan semua data yang diperlukan dalam riset. Peneliti biasanya
melakukan beberapa tahap persiapan data untuk memudahkan proses analisis data. Pemanfaatan berbagai alat
analisis sangat bergantung pada jenis riset dan jenis data yang diperoleh. Ketersediaan alat analisis memberikan
gambaran bahwa satu alat analisis dengan alat analisis lainnya dapat dengan saling bergantian dimanfaatkan dan
kadang kala hanya satu alat analisis yang dapat digunakan.
Sebagai tahap akhir, dari suatu riset adalah penyusunan laporan riset. Laporan riset secara umum berisi
tentang hal-hal yang terkait dengan apa saja yang dilakukan oleh peneliti, sejak tahap persiapan riset hingga
interpretasi dan penyimpulan hasil analisis. Belum ada bentuk baku dari suatu laporan riset. Bentuk atau format
laporan riset sangatlah dipengaruhi oleh keinginan si peneliti, hal-hal yang perlu dilaporkan, serta permintaan dari
para sponsor riset.
Referensi :
Ikhsan Arfan dan Muhammad Ishak, 2008. "Akuntansi Keperilakuan," Metode Riset hal.107-115.
Jakarta : Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai