Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PROPOSAL
TUGAS
AKHIR
PERENCANAAN BANGUNAN PEMANEN AIR
HUJAN (PAH) SEBAGAI ALTERNATIF
PEMENUHAN AIR BERSIH (STUDI KASUS :
ASRAMA ITS)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan manusia akan air bersih adalah kebutuhan pokok untuk seluruh aktivitas
keseharian. Standar kebutuhan air bersih menurut Departemen Kesehatan adalah 150
liter/orang/hari. Air ini digunakan untuk makan, minum, mandi, kebersihan rumah dan
menyiram tanaman.
Warga kota Surabaya terancam kelangkaan air bersih dalam waktu 5-10 tahun ke
depan. Saat ini saja kualitas dan kuantitasnya sering dikeluhkan warga. Selain akibat
jaringannya tua sehingga rawan kebocoran, stok produksi (PDAM) Surabaya menipis
(bppspam.net, 2012). Bahan baku air PDAM Kota Surabaya berasal dari Kali Surabaya.
Sedangkan pada kenyataannya Kali Surabaya mendapatkan banyak pencemaran dari
lingkungan sekitarnya, baik itu dari limbah domestik maupun limbah industry (Priyono et.al.,
2013). Lokasi Surabaya yang jauh dari mata air dan kualitas air permukaan yang buruk
membuat diperlukannya alternatif sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan air
bersih.
PDAM kota Surabaya mematok harga air pada bangunan komersial antara Rp
4.000,00 hingga Rp 10.000,00. Dari sekian m3 air bersih yang dikonsumsi masyarakat,
80%nya akan berubah menjadi air limbah. Dengan kata lain, sebagian besar air yang
didistribusikan oleh Perusahaan Daerah Air Minum akan berubah menjadi air limbah.
Kondisi sumber air bersih yang mengalami penurunan dan tingkat kebutuhan masyarakat
yang tetap sama bahkan meningkat, membuat diperlukan upaya konservasi dan
penghematan agar sumber daya air terlindungi, seperti diatur dalam Peraturan Pemerintah
Repubik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.
Teknologi yang dapat digunakan untuk menghemat konsumsi air bersih, salah
satunya adalah dengan menggunakan bangunan pemanen air hujan (rainwater harvesting).
Menurut PERMEN LH No. 12 Tahun 2009 pasal 1 ayat 1, pemanfaatan air hujan adalah
serangkaian kegiatan mengumpulkan, menggunakan, dan/atau meresapkan air hujan ke
dalam tanah. Air hujan sebagai alternatif pemenuhan kebutuhan air bersih telah banyak
dilakukan di berbagai negara, misalnya : Singapura. Rainwater harvesting cocok digunakan
untuk mengatasi kebutuhan air bersih kota-kota di Indonesia yang memiliki curah hujan
rendah dan juga sebagai metode penghematan air di kota-kota yang curah hujannya
sedang, bahkan tinggi.
Asrama mahasiswa ITS yang dihuni oleh kurang lebih seribu mahasiswa
mengkonsumsi air bersih dari PDAM dengan jumlah yang sangat besar. Jika kebutuhan air
bersih untuk masing-masing orang adalah 150 L/orang.hari, maka dalam sebulan total
kebutuhan air untuk asrama adalah 4800 m3. Tarif yang dipatok PDAM adalah sebesar Rp
7.500,00 per m3, sehingga anggaran yang harus dikeluarkan oleh ITS setiap bulannya untuk
kebutuhan asrama ITS berkisar Rp 36.000.000,00.
Kebutuhan air yang relative besar dan fluktuasi kuantitas serta kualitas air di asrama
ITS ini membuatnya sesuai untuk diterapkan sistem pemanen air hujan (rainwater
harvesting). Sistem penampung air hujan akan mengurangi konsumsi air bersih dan secara
tidak langsung akan mengurangi budget yang dikeluarkan untuk pembayaran air bersih.
Sistem penampungan air hujan ini diperkirakan dapat mengurangi kebutuhan air bersih
PDAM
sampai
sebesar
50%.
Oleh
karena
itu,
diperlukan
perencanaan
sistem
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pemanenan Air Hujan
Pemanenan air hujan (PAH) merupakan metode atau teknologi yang digunakan
untuk mengumpulkan air hujan yang berasal dari atap bangunan, permukaan tanah, jalan
atau perbukitan batu dan dimanfaatkan sebagai salah satu sumber suplai air bersih. Air
hujan merupakan sumber air yang sangat penting terutama di daerah yang tidak terdapat
sistem penyediaan air bersih, kualitas air permukaan yang rendah serta tidak tersedia air
tanah (Abdulla et al., 2009).
Jumlah
(mm)
298
322.4
322.4
334
147.3
58
66
30
156.3
252
86
314.2
2386.6
2010
Maks
Hari
Jumlah
2011
Maks
Hari
(mm)
51
26
180.5
28.4
26
95.6
25
145.2
33.5
23
95.6
25
461.2
74.6
23
61
25
274.9
73
22
48.6
23
70
16.6
14
23.8
14
27.6
27.6
3
23.3
12
0.1
1.6
3
8.8
7
0
42.6
22
0
61
22
22.6
21.6
5
23
21
205.1
65.3
26
109.4
28
356
63.4
23
643.7
250
1743.2
405.6
168
Sumber : BMKG Stasiun Meteoologi Perak II Surabaya Tahun 2011
b.
Jenis Gedung
Perumahan
mewah
Rumah biasa
Pemakaian
air rata-rata
sehari (liter)
250
160-250
Jangka waktu
pemakaian air
rata-rata sehari
(jam)
Perbandingan
luas lantai
efektif/total
(%)
Keterangan
8-10
42-45
Setiap penghuni
8-10
50-53
Setiap penghuni
Mewah 250 liter
Apartment
200-250
8-10
45-50
Menengah 180
liter
Bujangan 120
liter
Asrama
120
Bujangan
(Setiap tempat
tidur pasien)
Mewah>1000
5
Rumah Sakit
Menengah 5001000
8-10
45-48
Umum 350-500
Pasien luar : 8
liter
Staf/pegawai :
120 liter
Keluarga
pasien :160 liter
Sekolah dasar
40
58-60
SLTP
50
58-60
80
Guru/dosen : 100
liter
Rumah Toko
100-200
Penghuninya :
160 liter
10
Gedung Kantor
100
60-70
Setiap pegawai
11
Toserba
55-60
Pemakaian air
hanya untuk
kakus, belum
termasuk untuk
bagian
b.
Jenis Gedung
Pemakaian
air rata-rata
sehari (liter)
Jangka waktu
pemakaian air
rata-rata sehari
(jam)
Perbandingan
luas lantai
efektif/total
(%)
Keterangan
restorannya
12
Pabrik/industri
13
Stasiun/termina
l
14
Restoran
15
Setiap
penumpang
30
Untuk penghuni :
160 liter
Buruh pria : 60
Wanita: 100
Untuk penghuni :
160 liter
15
16
17
Restoran
umum
15
Pelayan : 100
liter
Gedung
pertunjukan
30
Gedung
bioskop
10
53-55
Kalau digunakan
siang dan
malam,
pemakaian air
dihitung per
penonton.
Jam pemakaian
air dalam tabel
adalah untuk
satu kali
pertunjukkan.
18
Toko pengecer
40
19
Hotel/penginap
an
250-300
10
-idemPedagang
besar : 30
liter/tamu, 15
liter/staf atau 5
liter per hari
setiap m2 luas
lantai
Untuk setiap
tamu, untuk staf
b.
Jenis Gedung
Pemakaian
air rata-rata
sehari (liter)
Jangka waktu
pemakaian air
rata-rata sehari
(jam)
Perbandingan
luas lantai
efektif/total
(%)
Keterangan
120-150 liter;
penginapan 200
liter
20
Gedung
peribadatan
10
Didasarkan
jumlah jemaah
per hari
21
Perpustakaan
25
Untuk setiap
pembaca yang
tinggal
22
Bar
30
Setiap tamu
23
Perkumpulan
Sosial
30
Setiap tamu
24
Kelab Malam
120-350
Setiap tempat
duduk
25
Gedung
perkumpulan
150-200
Setiap tamu
26
Laboratorium
100-200
Setiap staf
Sumber : Noerbambang, Soufyan & Morimura, Takeo, (2000), Perencanaan dan Pemeliharaan
Sistem Plambing, PT. Pradnya Paramita.
2.8 Perhitungan Pemanenan Air Hujan
Dalam melakukan perhitungan prasarana pemanenan air hujan memerlukan
berbagai pertimbangan komponen pembiayaan yaitu pembiayaan dalam penyediaan
sistem, biaya operasional sistem, dan juga biaya perawatan sistem. Pada sistem
pemanenan air hujan dalam berbagai skala baik skala individu maupun skala yang lebih
luas seperti skala kota memerlukan komponen-komponen penyediaan sistem yang sama.
Namun, semakin besar skala pengumpulan air hujan dan operasi sistem pemanenan air
hujan yang dilakukan, maka volume yang dibutuhkan juga semakin besar untuk setiap
komponen pembiayaannya (Nazharia, 2014).
Pada perencanaan volume tangki ataupun kolam penampungan air hujan dapat
ditentukan melalui keseimbangan perhitungan supply dan demand akan air masyarakat
sehari-harinya.
1. Perhitungan Supply Air Hujan
Perhitungan supply air hujan diperlukan untuk mengetahui volume air hujan yang
dapat ditampung, melalui perhitungan:
S= A M F Keterangan:
S: Supply air hujan yang dapat ditampung (m)
A: luas area tangkapan air hujan/luas atap rumah penduduk (m)
F: Koefisien runoff (0,80)
Koefisien runoff merupakan jumlah dari seberapa banyak curah hujan yang akan
dapat mengalir setelah terjadinya penguapan. Umumnya banyaknya air hujan yang
dapat ditampung adalah sebesar 80% dan sebesar 20% di asumsikan menguap diudara
atau tidak dapat tertangkap sepenuhnya. Sehingga nilai koefisien runoff yang digunakan
adalahb sebesar 0,80.
2. Perhitungan Kebutuhan Air (Demand)
Kebutuhan air hujan merupakan volume air hujan yang akan digunakan penduduk
untuk keperluan sehari-hari selama satu bulan. Untuk mengetahui kebutuhan air
penduduk, maka dapat menggunakan rumus :
B=D P 30 Keterangan:
V =SB Keterangan:
BAB III
METODE PERENCANAAN
3.1
Kerangka Perencanaan
Kerangka perencanaan merupakan rangkaian kegiatan yang akan dilakukan dalam
perencanaan. Kerangka alur perencanaan ini diharapkan dapat mempermudah proses
pengerjaan perencanaan dan dapat mencapai tujuan yang direncanakan. Kerangka alur
perencanaan tetera pada gambar 3.1
IDE PERENCANAAN
Kondisi Idea
Kondisi Eksisting
Air bersih
untuk
kebutuhan
domestic tersedia setiap saa
Air bersih di Asrama ITS disuplai
oleh
PDAM
Kota Surabaya
Adanya sumber
suplaimasyar
air be
Adanya kendala pada pasokan air bersih, seperti kuatitas dan kualitas air yang didistribusikan
kepada
untuk
kebutuhan
air
sistem
Kebutuhan air
Curah Hujan Rata-rata kota Surabaya
AA
Kualitas Air Hujan
Penampungan Air Hujan
Tipe Penampungan Air Hujan
Sistem Penampungan Air Hujan
Perhitungan Intensitas Hujan
Perhitungan Kapasitas Bak Penampung Air Hujan
PENGUMPULAN DATA
Data Primer
-
Data Sekunder
-
PENGOLAHAN DATA
-
3.2
Tahap Perencanaan
Perencanaan penampungan air hujan ini mengambil studi kasus di Asrama ITS
sebanyak 1 (satu) blok. Penjelasan mengenai tahap-tahap perencanaan adalah sebagai berikut
:
1. Ide perencanaan
Ide perencanaan adalah gagasan utama dalam suatu perencanaan. Gagasan
utama ini timbul akibat adanya permasalahan pada kondisi eksisting di wilayah
perencanaan yang tidak sesuai dengan kondisi ideal. Kondisi eksisting yang
melatarbelakangi perencanaan ini adalah suplai air bersih asrama ITS yang hanya
didapatkan dari PDAM dan masih sering mengalami permasalahan kualitas dan
kuantitas. Air suplai PDAM ini digunakan untuk semua kebutuhan sehari-hari, mulai
dari bahan baku air minum hingga kebutuhan untuk toilet flushing, mencuci,
menyiram tanaman, dan sebagainya.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11 tahun 2004 tentang pengelolaan
air hujan pada bangunan gedung dan persilnya, menyebutkan bahwa air hujan yang
jatuh pada persil bangunan gedung dihitung sebagai bagian dari status wajib kelola
air hujan yang harus diupayakan untuk tidak melimpas keluar dari persil bangunan
gedung. Bangunan gedung, terutama dengan konsumsi air bersih yang tinggi,
idealnya memiliki alternatif suplai air bersih yang dapat digunakan untuk pemenuhan
kebutuhan nonpotable water (tidak dapat diminum), seperti : toilet flushing,
mencuci, dan menyiram tanaman. Alternatif ini dibutuhkan karena kelangkaan air
bersih mulai menjadi masalah dewasa ini.
2. Rumusan masalah dan tujuan perencanaan
Perumusan masalah diperoleh setelah
mendapatkan
ide
perencanaan.
tipe penampungan air hujan, sistem penampungan air hujan, perhitungan intensitas
hujan, perhitungan kapasitas bak penampung air hujan.
4. Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan sebagai dasar dalam perencanaan. Data yang
dikumpulkan ini berupa data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang
didapatkan langsung melalui observasi di lapangan. Data sekunder adalah data
yang didapatkan berdasarkan literature atau sumber-sumber lain, seperti data dinas
yang berkepentingan. Data primer yang digunakan dalam perencanaan ini adalah
jumlah penghuni di asrama ITS, panjang, lebar, dan luas penampang tangkapan
hujan, kondisi area penangkapan air hujan yang dimungkinkan di Asrama ITS,
kondisi dan sistem perpipaan air bersih eksisting di bangunan asrama. Sedangkan,
data sekunder yang dibutuhan dalam perencanaan ini adalah data curah hujan kota
Surabaya, kebutuhan air bersih per orang per hari, dan Denah bangunan asrama.
5. Pengolahan data
Pengolahan data dilakukan setelah data-data primer dan sekunder telah
didapatkan. Pengolahan data yang digunakan dalam menunjang perencanaan ini
adalah menentukan kebutuhan air bersih di asrama per hari, menghitung debit curah
hujan berdasarkan data dari BMKG Kota Surabaya, menghitung area tangkapan
hujan sebagai dasar dalam perhitungan kapasitas tangki penyimpanan air hujan dan
menentukan serta merancang tipe dan sistem penyaluaran air hujan di bangunan
asrama
dengan
mempertimbangkan
aspek
ekonomis.
Perancangan
sistem
pemanenan air hujan ini direncanakan menggunakan sistem atap (roof system).
Sistem ini digunakan dengan pertimbangan awal penghematan biaya investasi,
karena meminimalkan penggunaan pompa dan listrik.
6. Analisis dan pembahasan
Analisis dan pembahasan berisi penjelasan mengenai hasil pengolahan data
yang digunakan dalam perencanaan. Analisis dan pembahasan perencanaan ini
meliputi evaluasi penggunaan air bersih suplai PDAM di Asrama ITS dan analisis
keefektifan pemanfaatan air hujan sebagai alternatif kebutuhan air bersih. Dalam
analisis ini dibandingkan keuntungan secara ekonomis dari pemanfaatan air hujan
sebagai alternatif air bersih dengan pemanfaatan air bersih suplai PDAM. Evaluasi
ini dilakukan untuk menilai keefektifan sistem penampungan air hujan.
7. Kesimpulan dan saran
Kesimpulan dan saran diberikan setelah analis dan pembahasan hasil
perencanaan telah selesai dilakukan. Secara singkat, kesimpulan merupakan hal
yang menjawab tujuan penelitian. Hasil perencanaan dapat disimpulkan jika semua
tahapan untuk menjawab tujuan dalam perencanaan ini telah selesai dilakukan. Jika
hasil dari perencanaan masih memiliki banyak variabel untuk diteliti lebih lanjut,
maka saran diperlukan untuk menyempurnakan hasil perencanaan.
3.3
Studi Literatur
Penyusunan
proposal tugas
akhir
seminar dan revisi
proposal
Pengumpulan data
Pengolahan Data
Analisis dan
Pembahasan
Penyusunan
Laporan kemajuan
TA
Seminar kemajuan
tugas akhir
Revisi lapoan
kemajuan TA
Penyusunan
laporan tugas
akhir
Sidang lisan tugas
akhir
DAFTAR PUSTAKA
16
15
14
13
12
11
10
16
Semester 8
15
14
13
12
10
11
Semester 7
Kegiatan
Abdulla Fayez A., AW Al-Shareef.2009. Roof rainwater harvesting systems for household water
supply in Jordan. Desalination 243: 195-207.
Amin M.T, dan M.Y. Han. 2009. Water environmental and sanitation status in disaster relief of
Pakistans 2005 earthquake. Desalination 248 (2009) 436445.
Nazharia, Cythia & Sri Maryati. 2014. Perhitungan Pembiayaan Pemanenan Air Hujan sebagai
Sistem Penyediaan Air Bersih dalam Berbagai Skala di Kelurahan Sukajadi Kota Dumai.
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V2N1 79-88
Noerbambang, Soufyan & Morimura, Takeo. 2000. Perencanaan dan Pemeliharaan Sistem
Plambing. PT. Pradnya Paramita.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11 /PRT/M/2014 Tentang Pengelolaan Air Hujan
Pada Bangunan Gedung Dan Persilnya
UNEP International Technology Centre. 2001. Rainwater Harvesting. Murdoch University of
Western Australia.
Yulistyorini, Ane. 2011. Pemanenan Air Hujan sebagai Alternatif Pengelolaan Sumber Daya Air
di Perkotaan. Teknologi dan Kejuruan Vol 34 (1) 105-114