FISIOTERAPI
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016-2017
Sendi bahu merupakan sendi yang komplek pada tubuh manusia dibentuk oleh
tulang-tulang yaitu : scapula (shoulder blade),clavicula (collar bone), humerus (upper arm
bone), dan sternum. Daerah persendian bahu mencakup empat sendi, yaitu sendi
sternoclavicular, sendi glenohumeral, sendi acromioclavicular, sendi scapulothoracal.
Empat sendi tersebut bekerjasama secara secara sinkron. Pada sendi glenohumeralsangat
luas lingkup geraknya karena caput humeri tidak masuk ke dalam mangkok karena fossa
glenoidalis dangkal (Sidharta, 1984).
Berbeda dngan cara berpikir murni anatomis tentang gelang bahu, maka bila
dipandang dari sudut klinis praktis gelang bahu ada 5 fungsi persendian yang kompleks,
yaitu:
1. Sendi Glenohumerale
Sendi glenohumeral dibentuk oleh caput humeri yang bulat dan cavitas
glenoidalisscapula yang dangkal dan berbentuk buah per. Permukaan sendi
meliputi oleh rawan hyaline, dan cavitas glenoidalis diperdalam oleh adanya
labrum glenoidale (Snell, 1997).
Dibentuk oleh caput humerrus dengan cavitas glenoidalisscapulae, yang
diperluas dengan adanya cartilago pada tepi cavitas glenoidalis, sehingga
rongga sendi menjadi lebih dalam. Kapsul sendi longgar sehingga
memungkinkan gerakan dengan jarak gerak yang lebih luas. Proteksi terhadap
sendi tersebut diselenggarakan oleh acromion, procecus coracoideus, dan
ligamen-ligamen. Tegangan otot diperlukan untuk mempertahankan agar
caput humerus selalu dipelihara pada cavitas glenoidalisnya.
Ligamen-ligamen yang memperkuat sendi glenohumeral antara lain
ligamenglenoidalis, ligamenhumeral tranversum, ligamencoraco humeral dan
ligamencoracoacromiale, serta kapsul sendi melekat pada cavitas glenoidalis
dan collum anatomicum humeri (Snell, 1997)
Ligament yang memperkuat antara lain
1) Ligamentumcoraco humerale, yang membentang dari procesus
coracoideus sampai tuberculum humeri.
2) Ligament coracoacromiale, yang membemtang dari procesus
coracoideus sampai acromion.
3) Ligament glenohumerale, yang membentang dari tepi cavitas
glenoidalis ke colum anatobicum, dan ada 3 buah yaitu:
kulit
Ada dua tipe dasar gerakan tulang atau osteokinematika pada sendi
glenoidal yaitu rotasi atau gerakan berputar pada suatu aksis dan translasi
merupakan gerakan menurut garis lurus dan kedua gerakan tersebut akan
menghasilkan gerakan tertentu dalam sendi atau permukaan sendi yang
disebut gerakan artrokinematika.Rotasi tulang atau gerakan fisiologis akan
menghasilkan gerakan roll-gliding di dalam sendi dan translasi tulang
menghasilkan gerakan gliding, traction ataupun compression dalam sendi
yang termasuk dalam joint play movement (Mudatsir, 2002)
Ada dua tipe dasar gerakan tulang atau osteokinematika adalah rotasi atau
gerakan berputar pada suatu aksis dan translasi merupakan gerakan menurut
garis lurus dan kedua gerakan tersebut akan menghasilkan gerakan tertentu
dalam sendi atau permukaan sendi yang disebut gerakan artrokinematika.
Rotasi tulang atau gerakan fisiologis akan menghasilkan gerakan roll-gliding
di dalam sendi dan translasi tulang menghasilkan gerakan gliding, traction
ataupun compression dalam sendi yang termasuk dalam joint play movement
(Mudatsir, 2002)
Gerakan arthrokinematika pada sendi gleno humeralyaitu : (1) gerakan
fleksi terjadi rollingcaput humeri ke anterior, sliding ke posterior (2) gerakan
abduksi terjadi rollingcaput humeri ke cranio posterior, sliding ke caudo
ventral (3) gerakan eksternal rotasi terjadi rollingcaput humeri ke dorso
lateral, sliding ke ventro medial (4) gerakan internal rotasi terjadi rollingcaput
humeri ke ventro medial dan sliding ke dorso lateral (Kapanji, 1982)
2. Sendi sterno claviculare
Dibentuk oleh extremitas
glenoidalis
clavikula,
dengan
incisura
3. Sendi acromioclaviculare
Dibentuk oleh extremitas acromialisclavicula dengan tepi medial
dari acromion scapulae. Facies articularisnya kecil dan rata dan dilapisi oleh
fibro cartilago. Diantara facies articularis ada discus artucularis. Secara
morfologis termasuk ariculatio ellipsoidea, karena facies articularisnya
sempit, dengan ligamentum yang longgar.
membentang
antara
procecuscoracoideus
sampai
dataran
caudal
claviculare
b) Ligamentum trapezoideus, yang membentang dari dataran
lateral
procecuscoraoideus
sampai
dataran
bawah
clavicuare
Gerak osteokinematika sendi acromio clavicularis selalu berkaitan
dengan gerak pada sendi scapulothoracalis saat elevasi diatas kepala maka
terjadi rotasi clavicula mengitari sumbu panjangnya. Rotasi ini menyebabkan
elevasi clavicula, elevasi tersebut pada sendi sterno clavicularis kemudian
30% berikutnya pada rotasi clavicula.
4. Sendi subacromiale
Sendi subacromiale berada diantara arcus acromioclaviculare yang berada
di sebelah cranial dari caput serta tuberositas humeri yang ada di sebeleh
caudal, dangan bursa subacromiale yang besar bertindak sebagai rongga sendi.
5. Sendi scapulo thoracic
Sendi scapulo thoracic bukan sendi yang sebenarnya, hanya berupa
pergerakan scapula terhadap dinding thorax [(Sri surini, dkk),2002].
Gerak osteokinematika sendi ini meliputi gerakan kerah medial lateral
yang dalam klinis disebut down ward-up wardrotasi juga gerak kerah cranialcaudal yang dikenal dengan gerak elevasi-depresi.
Join play movement adalah istilah yang digunakan pada Manipulative
therapy untuk menggambarkan apa yang terjadi didalam sendi ketika
dilakukan gerakan translasi, gerakan-gerakan tersebut dilakukan secara pasif
oleh terapis pada saat pemeriksaan maupun terapi. Ada 3 macam joint play
movement yaitu :
1) Gliding
Gliding yaitu gerakan permukaan sendi dimana hanya ada satu titik
kontak pada satu permukaan sendi yang selalu kontak dengan titik
kontak yang baru (selalu berubah) pada permukaan sendi laannya.
Arah gliding permukaan sendi sesuai dengan hukum konkaf konvek
2) Traksi
Traksi adalah gerakan translasi tulang yang arah geraknya tegak
lurus dan menjauhi bidang terapi sehimgga terjadi peregangan sendi,
biasanya dapat mengurangi nyeri pada sendi
3) Kompresi
Kompresi adalah gerakan translasi tulang yang arahnyategak lurus
tetapi kedua pernukaan sendi saling mendekati, biasanya akan
menimbulkan nyeri (mudatsir, 2007).
C. Patologi
Patologinya dikarakteristikan dengan adanya kekakuan kapsul sendi oleh jaringan
fibrous yang padat dan selular. Berdasarkan susunan intra articular adhesion, penebalan
sinovial akan berlanjut ke keterbatasan articular cartilago. Berkurangnya cairan sinovial
pada sendi sehingga terjadi perubahan kekentalan cairan tersebut yang menyebabkan
penyusutan pada kapsul sendi, sehingga sifat ekstensibilitas pada kapsul sendi berkurang
dan akhirnya terjadi perlekatan. Tendinitis bicipitalis, calcificperitendinitis, inflamasi
rotator cuff, frkatur atau kelainan ekstra articular seperti angina pectoris, cervical
sponylosis, diabetes mellitus yang tidak mendapatkan penanganan secara tepat maka
kelama-lamaan akan menimbulkan perlekatan atau dapat menyebabkan adhesive
capsulitis. Adhesive capsulitis dapat menyebabkan patologi jaringan yang menyebabkan
nyeri dan menimbulkan spasme, degenerasi juga dapat menyebabkan nyeri dan dapat
menimbulkan spasme
menggosok punggung sewaktu mandi, menulis dipapan tulis, mengambil sesuatu dari
saku belakang celana, mengambil atau menaruh sesuatu di atas dan kesulitan saat
memakai atau melepas baju. Hal ini akan menyebabkan pasien enggan menggerakkan
sendi bahunya yang akhirnya dapat memperberat kondisi yang ada sehingga dapat
menimbulkan gangguan dalam gerak dan aktifitas fungsional keseharian (Wiratno, 1988).
Sedangkan sifat keterbatasan frozen shoulder ditandai dengan : (1) mengikuti pola
kapsular (capsular pattern), yang ditandai dengan gerak eksorotasi lebih nyeri dan
terbatas dari gerakan abduksi serta lebih terbatas lagi dari endorotasi. (eksorotasi >
abduksi > endorotasi), (2) bukan pola kapsuler (non capsular pattern), yaitu keterbatasan
gerak dan nyeri terjadi pada arah gerak tertentu, tergantung dari topis lesi, misalnya
keterbatasan ke arah endorotasi atau abduksi saja (Heru Purbo Kuntono, 2007).
Problematika pada frozen shoulder berupa nyeri dan keterbatasan gerak akan
menyebabkan keluhan pada keterbatasan fungsi berupa ketidakmampuan untuk
menggosok punggung saat mandi, menyisir rambut, kesulitan dalam berpakaian,
mengambil dompet dari saku belakang, kesulitan memakai pakaian dalam bagi wanita
dan gerakan- gerakan fungsional yang lain yang melibatkan sendi bahu (Apley, 1993).
Akibat selanjutnya penderita frozen shoulder akan mendapatkan hambatan dalam
aktifitas sosial masyarakat karena keadaannya
F. Etiologi
Penyebab frozen shoulder capsulitis adhesiva belum diketahui dengan jelas
namun, adapun beberapa teori yang dikemukakan oleh American Asociation of
Orthopaedic Surgeons tahun 2007 mengenai frozen shoulder capsulitis adhesiva adalah
sebagai berikut frozen shoulder capsulitis adhesiva dibagi 2 klasifikasi predisposing,
yaitu:
1) Primer/ idiopetik frozen shoulder
Yaitu frozen shoulder yang tidak jelas diketahui penyebabnya seperti: \
a) Teori Hormonal
b) Teori Genetik
c) Teori Auto Immuno
d) Teori Postur
2) Sekunder frozen shoulder
Yaitu frozen shoulder yang diketahui penyebabnya seperti:
a) Periode immobilisasi yang lama
b) Akibat trauma
c) Over use
d) Injuries atau operasi pada sendi
e) Hyperthyroidisme (kekurangan tiroid)
f) Penyakit cardiovascular
g) Hemiparese
h) Parkinson
JOINT POSITION
No
1.
Joint
Hip
Bloked Position
Max
Flexio 30,abd
Relaxed
extension,inter,rotatio
30,external rotation
Capsuler Pattern
Flexion.internal
rotation,abduction
n,abduction
Max
2.
Knee
extension,external
Flexion 25
Flexion,extention
rotation
3.
4.
Tibiofibul
Max knee
Knee
ar
extention,dorsal foot
semiflexion,semiplan
stressed
flexion
Plantar flexion 10
Talocrural
Plantar flexion,dorsi
flexion
5.
Subtalar
Supination
Middle position
Limitation of varus
range of movement
6.
Midtarsal
Dorsal flexion
Semiplantar flexi
Dorsi flexion,plantar
flexion,adduction,m
edial rotation
7.
First MTP
Max extention
Semiflexion
Extention,flexion
8.
Second to
Max extention
Semiflexion
Variable
Max extention
Semiflexion
Flexion,extention
fifth MTP
9.
IP
10.
Glenohum
Abd 55,add
Lateral
eral
external rotation
30,internal rotation
rotation,abduction,m
edial rotation
11.
12.
Sternoclav
Depresition of
Semielevation of
Pain at extreme
icular
shoulder
shoulder
range of movement
Acromiocl
Shoulder elevation
Shoulder depresition
Pain at extreme
avicular
13.
14.
15.
range of movement
Humeroul
Flexion
nar
supination
70,supination 10
Radiohum
Flexion 90,supination
Max
Flexion,extention,su
eral
extention,supnation
pinasi,pronasi
Proximal
Supination 5
Supination
Supination,pronation
radioulnar
Flexion,extention
35,flexion of elbow
70
16.
Distal
Supination 5
Supination 10
radioulnar
17.
Wrist
Pain at extremes of
rotation
radial deviation
Flexion and
extention equally
limited
18.
Trapeziom
Max opposition
etacarpal
19.
MCP and
Semi :
Abduction,extention
flex,ext,abd,add
Max flexion
Semiflexion
Flexion,extenton
Closed
Semiopening
Opening
IP
20.
Temporo
mandibula
r
21.
Occipitoat
Max extention
Semiflexion
lanto
22.
Cervical
Max extention
Semiflexion
spine
23.
Thoracic
Max extention
Semiflexion
spine
24.
Lumbar
Max extention
Semiflexion
spine
25.
SI,Sympis
is
pubis,and
sacrococc
ygeal
Pelvic inclination
Pelvic reclination