Anda di halaman 1dari 11

Klasifikasi nyeri kepala secara garis besar

1. Nyeri kepala primer


a. Migren
b. Tension type headache
c. Nyeri kepala klaster dan sefalgia trigeminal-otonomik yang lain
d. Nyeri kepala primer lainnya
2. Nyeri kepala sekunder
a. Nyeri kepala yang berkaitan dengan trauma kepala dan/atau leher
b. Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan vaskuler kranial atau servikal
c. Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan nonvaskuler intrakranial
d. Nyeri kepala yang berkaitan dengan substansi atau withdrawal nya
e. Nyeri kepala yang berkaitan dengan infeksi
f. Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan homeostasis
g. Nyeri kepala atau nyeri vaskuler yang berkaitan dengan kelainan kranium,
leher, mata, telinga, hidung, sinus, gigi, mulut, atau struktur fasial atau
kranial lainnya
h. Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan psikiatrik
3. Neuralgia kranial, sentral atau nyeri fasial primer dan nyeri kepala lainnya
a. Neuralgia kranial dan penyebab sentral nyeri fasial
b. Nyeri kepala lainnya, neuralgia kranial, sentral atau nyeri fasial primer
PATOFISIOLOGI NYERI KEPALA PRIMER
Ada 3 hipotesa dalam hal patofisiologi migren yaitu: (Sjahrir 2004)
1.

Pada migren yang tidak disertai Cutaneus Allodynia (CA), berarti

sensitisasi neuron ganglion trigeminal sensoris yang menginervasi duramater.


2.

Pada migren yang menunjukkan adanya CA hanya pada daerah

referred pain, berarti terjadi sensitisasi perifer dari reseptor meninggeal (first
order) dan sensitisasi sentral dari neuron komu dorsalis medula spinalis (second
order) dengan daerah reseptif periorbital.
3.

Pada migren yang disertai CA yang meluas keluar dari area referred pain,

terdiri atas penumpukan dan pertambahan sensitisasi neuron talamik (third order)
yang meliputi daerah reseptif seluruh tubuh.

Kemungkinan sumber nyeri pada TTH adalah adanya keterlibatan otot yang
melekat

pada

tulang

tengkorak

patofisiologinya

sebagian

besar tidak

diketahui.(Jan 2007).
Asal nyeri pada TTH

dikaitkan dengan meningkatnya kontraksi dan iskemia

otot kepala dan leher. Penelitian berbasis elektromiografi (EMG), telah melaporkan
normal atau hanya sedikit meningkatnya aktivitas otot pada TTH, dan telah
menunjukkan bahwa level laktat otot normal selama latihan otot statis pada pasien
dengan Cronic TTH. Banyak penelitian menunjukkan bahwa Pericranial
Myofascial Tissue jauh lebih tender pada pasien TTH dari pada subyek sehat. Hal
ini juga telah menunjukkan bahwa konsistensi otot perikranium meningkat, pada
pasien TTH lebih rentan untuk nyeri bahu dan nyeri leher pada respon latihan statis
dari subjek yang sehat. Studi terbaru yang dilaporkan peningkatan jumlah trigger
point aktif dalam otot perikranium pada pasien

TTH episodik lebih sering dan

pada pasien yang memiliki TTH kronis (Bendtsen 2009).


Penyebab pasti Cluster Headache (CH) saat ini belum diketahui. Hipotesis
pertama pada CH, terinspirasi oleh efek zat vasoaktif. Disfungsi awal atau inflamasi
pembuluh darah di daerah sinus parasellar atau area sinus cavernosus akan
mengaktivasi pathway nyeri orbital trigeminus. Adanya aktivasi sistem trigeminalvaskular, sebagai penyebab atau akibat dari CH belum jelas. (Leroux dkk 2008).
KRITERIA DIAGNOSIS
1.1 Migren tanpa aura
A. sekurang-kurangnya nyeri kepala berlangsung selama 4-72 jam
B. nyeri kepala mempunyai sedikitnya dua diantara karakteristik berikut:
- Lokalisasi unilateral
- Kualitas berdenyut
- Intensitas nyeri sedang atau berat
- Keadaan diperberat oleh aktivitas fisik atau di luar kebiasaan aktivitas fisik rutin
C. selama nyeri kepala disertai salah satu:
- Nausea dan/atau muntah
- fotofobia dan fonofobia
D. tidak berkaitan dengan penyakit yang lain
1.2 Migren dengan aura
A. sekurang-kurangnya terjadi 2 serangan yang memenuhi kriteria B
B. migren dengan aura yang memenuhi kriteria B dan C di antara 1.2.1-1.2.6
C. tidak berkaitan dengan penyakit lain
1.2.1 Migren dengan aura tipikal

A. sekurang-kurangnya terjadi 2 serangan yang memenuhi kriteria B-D


B. adanya aura yang terdiri atas paling sedikit satu dari di bawah ini akan tetapi tidak
dijumpai kelemahan motorik
1. gangguan visual yang reversibel dengan gejala positif (cahaya yang berkedip-kedip,
bintik-bintik atau garis-garis) dan/atau gejala negatif (hilangnya penglihatan)
2. gangguan sensoris yang reversibel dengan gejala positif (seperti tertusuk jarum
(pins and needles), dan/atau gejala negatif (rasa kebas)
3. gangguan berbicara disfasia yang reversibel
C. paling sedikit dua dari dibawah ini
1. gejala visual homonim dan/atau gejala sensoris unilateral
2. paling tidak timbul satu macam aura secara gradual >5menit bisa disertai
dengan/atau jenis aura yang lainnya >5 menit
3. setiap gejal aberlangsung 5-60menit
D. nyeri kepala memenuhi kriteria B-D 1.1 migren tanpa aura dimulai bersamaan dengan
aura atau sesudah aura selama 60 menit
E. tidak berkaitan dengan penyakit lain
1.2.2 Nyeri kepala non migren dengan aura tipikal
A. sekurang-kurangnya terjadi 2 serangan yang memenuhi kriteria B-D
B. adanya aura yang terdiri atas paling sedikit satu dari di bawah ini akan tetapi tidak
dijumpai kelemahan motorik
1. gangguan visual yang reversibel dengan gejala positif (cahaya yang berkedip-kedip,
bintik-bintik atau garis-garis) dan/atau gejala negatif (hilangnya penglihatan)
2. gangguan sensoris yang reversibel dengan gejala positif (seperti tertusuk jarum
(pins and needles), dan/atau gejala negatif (rasa kebas)
3. gangguan berbicara disfasia yang reversibel
C. paling sedikit dua dari dibawah ini
1. gejala visual homonim dan/atau gejala sensoris unilateral
2. paling tidak timbul satu macam aura secara gradual >5menit bisa disertai
dengan/atau jenis aura yang lainnya >5 menit
3. setiap gejal aberlangsung 5-60menit
D. nyeri kepala tidak memenuhi kriteria B-D 1.1 migren tanpa aura dimulai bersamaan
dengan aura atau sesudah aura selama 60 menit
E. tidak berkaitan dengan penyakit lain
1.2.3 Aura tipikal tanpa nyeri kepala
A. sekurang-kurangnya terjadi 2 serangan yang memenuhi kriteria B-D
B. adanya aura yang terdiri atas paling sedikit satu dari di bawah ini akan tetapi tidak
dijumpai kelemahan motorik
1. gangguan visual yang reversibel dengan gejala positif (cahaya yang berkedip-kedip,
bintik-bintik atau garis-garis) dan/atau gejala negatif (hilangnya penglihatan)
2. gangguan sensoris yang reversibel dengan gejala positif (seperti tertusuk jarum
(pins and needles), dan/atau gejala negatif (rasa kebas)
3. gangguan berbicara disfasia yang reversibel
C. paling sedikit dua dari dibawah ini
1. gejala visual homonim dan/atau gejala sensoris unilateral

2. paling tidak timbul satu macam aura secara gradual >5menit bisa disertai
dengan/atau jenis aura yang lainnya >5 menit
3. setiap gejal aberlangsung 5-60menit
D. tidak didapati nyeri kepala selama aura atau sesudah timbulnya aura dalam waktu 60
menit
E. tidak berkaitan dengan penyakit lain
1.2.4 Familial hemiplegik migren
A. sekurang-kurangnya terjadi 2 serangan yang memenuhi kriteria B dan C
B. adanya aura berupa kelemahan motorik yang reversibel disertai paling sedikit satu dari
di bawah ini
1. gangguan visual yang reversibel sempurna dengan gejala positif (cahaya yang
berkedip-kedip, bintik-bintik atau garis-garis) dan/atau gejala negatif (hilangnya
penglihatan)
2. gangguan sensoris yang reversibel sempurna dengan gejala positif (seperti tertusuk
jarum (pins and needles), dan/atau gejala negatif (rasa kebas)
3. gangguan berbicara disfasia yang reversibel
C. paling sedikit dua dari dibawah ini
1. paling tidak ada satu gejala aura yang timbul secara gradual >5 menit dan/atau aura
yang lainnya >5menit
2. setiap gejala berlangsung 5-24 jam
3. nyeri kepala yang memenuhi kriteria B-D pada 1.1 migren tanpa aura dimulai
selama aura atau sesudah onset aura selama 60 menit
D. paling tidak ada satu dari keluarga keturunan pertama atau kedua yang menderita
serangan yang memenuhi kriteria A-E
E. tidak berkaitan dengan penyakit lain
1.2.5 Sporadik hemiplegik migren
A. sekurang-kurangnya terjadi 2 serangan yang memenuhi kriteria B dan C
B. adanya aura berupa kelemahan motorik yang reversibel disertai paling sedikit satu dari
di bawah ini
1. gangguan visual yang reversibel sempurna dengan gejala positif (cahaya yang
berkedip-kedip, bintik-bintik atau garis-garis) dan/atau gejala negatif (hilangnya
penglihatan)
2. gangguan sensoris yang reversibel sempurna dengan gejala positif (seperti tertusuk
jarum (pins and needles), dan/atau gejala negatif (rasa kebas)
3. gangguan berbicara disfasia yang reversibel
C. paling sedikit dua dari dibawah ini
1. paling tidak ada satu gejala aura yang timbul secara gradual >5 menit dan/atau aura
yang lainnya >5menit
2. setiap gejala berlangsung 5-24 jam
3. nyeri kepala yang memenuhi kriteria B-D pada 1.1 migren tanpa aura dimulai
selama aura atau sesudah onset aura selama 60 menit

D. tidak ada riwayat keluarga keturunan pertama atau kedua yang menderita serangan
yang memenuhi kriteria A-E
E. tidak berkaitan dengan penyakit lain
1.2.5.1 Migren tipe basiler
A. Sekurang-kurangnya 2 serangan yang memenuhi kriteria B-D
B. Dijumpai paling tidak 2 serangan aura yang reversibel sempurna, tanpa ada
kelemahan motorik:
a. Disartria
b. Vertigo
c. Tinnitus
d. Hypacusia
e. Diplopia
f. Gejala visual yang simultan kedua lapang pandang nasal dan temporal dari
kedua mata
g. Ataksia
h. Kesadaran menurun
i. Parestesis bilateral simultan
C. Paling sedikit satu dari dibawah ini:
a. Paling tidak satu gejala aura yang timbul secara gradual >5 menit dan/atau
gejala aura lain yang terjadi lebih dari 5 menit
b. Tiap gejala aura berlangsung 5-60 menit
D. Nyeri kepala yang memenuhi kriteria B-D pada 1.1 migren tanpa aura timbul pada
waktu bersamaan dengan aura ataupun sesudah onset aura dalam waktu 60 menit
E. Tidak berkaitan dengan kelainan lain
1.3 sindrom periodik pada anak yang pada umumnya menjadi prekursor migren
1.3.1 cyclical vomiting
A. sekurang-kurangnya terjadi 5 serangan yang memenuhi kriteria B dan C
B. serangan episodik, stereotipik, pada seseorang berupa mual terus menerus, muntah
berlangsung dari 1 jam sampai 5 hari
C. muntah selama serangan terjadi sekurang-kurangnya 4 kali/jam paling tidak
D.
E.
A.
B.
C.

D.

E.

selama 1 jam
di antara serangan-serangan tidak terdapat gejala
tidak berkaitan dengan kelainan lain
1.3.2 migren abdominal
sekurang-kurangnya serangan memenuhi kriteria B-D
serangan nyeri abdominal berlangsung antara 1-72 jam (tanpa terapi/gagal terapi)
nyeri abdominal mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a. lokasi midline, periumbilikal atau poorly localized
b. nyeri tumpul
c. intensitas sedang sampai berat
selama nyeri abdominal sekurang-kurangnya ada 2 gejala yang menyertai berikut:
a. anoreksia
b. nausea
c. muntah
d. pucat
tidak berkaitan dengan kelainan lain

1.3.3 benigna paroksismal vertigo pada anak


A. sekurang-kurangnya 5 kali serangan yang memenuhi kriteria B
B. episode multipel dan vertigo yang berat, terjadi tanpa peringatan dan membaik
spontan setelah beberapa menit sampai beberapa jam
C. pada pemeriksaan neurologis, audiometri dan fungsi vestibular normal selama
serangan
D. EEG normal
1.4 migren retinal
A. sekurang-kurangnya 2 serangan yang memenuhi kriteria B dan C
B. fenomena visual positif dan/negatif monokuler yang reversibel penuh (misalnya
scintilasi, skotoma, dan kebutaan) dikonfirmasi dengan pemeriksaan sesuai
gambaran pasien dari gangguan lapang pandang monokuler selama serangan
C. nyeri kepala memenuhi kriteria B-D untuk 1.1 migren tanpa aura berlangsung tidak
lebih dari 60 menit
D. pemeriksaan oftalmologi normal di antara serangan
E. nyeri kepala dan gejala visual monokuler tidak berkaitan dengan kelainan lain
1.5 komplikasi migren
1.5.1 migren kronis
A. nyeri kepala migren dalam >15 hari per bulannya, dan berlangsung lebih dari 3
bulan
B. didapati pada pasien yang mendapat > 5 serangan yang memenuhi kriteria 1.1
migren tanpa aura
C. mempunyai gejala paling tidak 2 dari di bawah ini
a. lokasi unilateral
b. berdenyut
c. intensitas nyeri sedang-berat
d. bertambah berat apabila melakukan aktivitas fisik rutin seperti berjalan
atau naik tangga
D. didapati perbaikan apabila diberi obat triptan atau ergot pada saat sebelum yang
diduga akan timbul gejala tersebut diayas
E. tidak ada penggunaan obat berlebihan dan tidak berkaitan dengan penyebab
gangguan lain
1.5.2 status migrenosus
A. adanya serangan pada pasien 1.1 migren tanpa aura yang khas seperti serangan
sebelumnya kecuali lama serangannya
B. gambaran nyeri kepala adalah 2 hal berikut:
A. tidak hilang >72 jam
B. intensitas berat
C. tidak berkaitan dengan gangguan lain
1.6 probable migren
1.6.1 probable migren tanpa aura
A. serangan nyeri kepala memenuhi semua kriteria A-D dari migren tanpa aura
ataupun jenis-jenis dibawahnya, kecuali ada salah satu yang tidak sama
B. tidak berkaitan dengan kelainan lainnya

1.6.2 probable migren dengan aura


A. serangan nyeri kepala memenuhi semua kriteria A-D dari migren tanpa aura ataupun
jenis-jenis dibawahnya, kecuali ada salah satu yang tidak sama
B. tidak berkaitan dengan kelainan lainnya
1.6.3 probable migren kronis
A. serangan nyeri kepala memenuhi semua kriteria C dan D dari migren tanpa
aura dalam waktu > 15 hari/bulannya dan lebih dari 3 bulan
B. tidak ada berkaitan dengan kelainan lainnya yang terdaftar dalam grup 5-12,
meskipun pada penderita didapati pemakaian obat berlebihan dalam 2 bulan
terakhir ini
PENATALAKSANAAN PENGOBATAN MIGREN
Terdiri dari 3 kategori:
A. langkah umum
B. terapi abortif
C. terapi profilaksis
A. Langkah umum
Menghindari pencetus nyeri seperti perubahan pola tidur, makanan, stress,
rutinitas sehari-hari cahaya terang, kelap kelip, perubahan cuaca, berada di tempat
yang tinggi seperti gunung atau di pesawat udara
B. Terapi abortif
a. Abortif non spesifik: pada serangan ringan sampai sedang atau berat atau
berespon baik terhadap obat yang sama dapat dipakai: analgetik, OTC,
NSAID oral
b. Abortif spesifik: bila tidak respons terhadap analgetik/NSAID, dipakai
obat spesifik seperti: triptans, DHE, ergotamin
C. Terapi profilaksi
a. Pemakaian obat dosis rendah yang efektif dinaikkan pelan-pelan sampai
dosis efektif
b. Teratur
2. tension type headache
2.1 tension type headache episodik yang infrequent
A. paling tidak terdapat 10 episode serangan dengan rata-rata <1 hari/bulan (<12 hari/tahun)
dan memenuhi kriteria B-D
B. nyeri kepala berlangsung dari 30 menit sampai 7 hari
C. nyeri kepala paling tidak terdapat 2 gejala khas:
- lokasi bilateral
- menekan/mengikat, tidak berdenyut
- intensitas ringan atau sedang
-tidak diperberat oleh aktivitas rutin seperti berjalan atau naik tangga
D. tidak didapatkan:
- mual/muntah

- lebih dari 1 keluhan fotofobia/fonofobia


E. tidak berkaitan dengan kelainan lain
2.1.1 Tension type headache episodik yang infrequent berhubungan dengan nyeri tekan
perikranial
A. memenuhi kriteria A-E dari 2.1
B. nyeri tekan perikranial tidak meningkat
2.2 tension type headache episodik yang frequent
A. paling tidak terdapat 10 episode serangan dalam 1-15 hari/bulan selama paling tidak 3
bulan dan memenuhi kriteria B-D
B. nyeri kepala berlangsung selama 30 menit 7 hari
C. nyeri kepala paling tidak terdapat 2 gejala khas:
- lokasi bilateral
- menekan/mengikat, tidak berdenyut
- intensitas ringan atau sedang
-tidak diperberat oleh aktivitas rutin seperti berjalan atau naik tangga
D. tidak didapatkan:
- mual/muntah
- lebih dari 1 keluhan fotofobia/fonofobia
E. tidak berkaitan dengan kelainan lain
2.2.1 Tension type headache episodik yang frequent berhubungan dengan nyeri tekan
perikranial
A. memenuhi kriteria A-E dari 2.2
B. nyeri tekan perikranial meningkat pada palpasi normal
2.2.2 Tension type headache episodik yang frequent tidak berhubungan dengan nyeri
tekan perikranial
A. memenuhi kriteria A-E dari 2.2
B. nyeri tekan perikranial tidak meningkat
2.3 tension type headache kronis
A. nyeri kepala timbul>15 hari/bulan berlangusng>3 bulan dan juga memenuhi kriteria B-D
B. nyeri kepala berlangsung beberapa jam atau terus-menerus
C. nyeri kepala memiliki paling tidak 2 karakteristik berikut:
-. Lokasi bilateral
- menekan/mengikat (tidak berdenyut)
-ringan atau sedang
- tidak memberat dengan aktivitas fisik yang rutin
D. tidak didapatkan:
-lebih dari satu: fotofobia, fonofobia, atau mual yang ringan
-mual yang sedang atau berat, ataupun muntah
E. tidak ada kaitan dengan penyakit lain
2.3.1 Tension type headache kronis yang berhubungan dengan nyeri perikranial
A. memenuhi kriteria A-E dari 2.3
B. nyeri tekan perikranial meningkat pada palpasi manual
2.3.1 Tension type headache kronis yang tidak berhubungan dengan nyeri perikranial
A. memenuhi kriteria A-E dari 2.3
B. nyeri tekan perikranial tidak meningkat
2.4 probable tension type headache

PENANGANAN TENSION TYPE HEADACHE


A. Terapi farmakologis
B. Terapi non farmakologis
C. Terapi preventif
A. Terapi farmakologis
i. Pada serangan akut tidak boleh lebih dari 2 hari/minggu
1. Analgetik: aspirin 1000mg/hari, asetaminofen 1000mg/hari,
NSAID
2. Kafein: 65 mg
3. Kombinasi: 325 aspirin, asetaminofen + 40mg kafein
ii. Pada tipe kronis:
1. Antidepresan
2. Antiansietas
B. Terapi non farmakologis
i. Kontrol diet
ii. Terapi fisik
iii. Hindari pemakaian harian obat analgetik, sedatif dan ergotamin
iv. Behaviour treatment
3.1 Nyeri kepala klaster
A. paling sedikit 5 serangan yang memenuhi kriteria B-D
B. nyeri hebat atau sangat hebat di orbita, supra orbita dan/atau temporal yang unilateral,
berlangsung 15-180 menit bila tak diobati
C. nyeri kepala disertai setidak-tidaknya stu dari sbb:
- injeksi konjungtiva dan atau lakrimasi ipsilateral
-kongesti nasal dan atau rhinorrhoea ipsilateral
-edema palpebra ipsilateral
-dahi dan wajah berkeringat ipsilateral
-miosis dan atau ptosis ipsilateral
-perasaan gelisah/agitasi
3.1.1 nyeri kepala klaster episodik
A. serangan yang memenuhi kriteria A-E untuk 3.1 nyeri kepala klaster
B. paling sedikit 2 periode klaster yang berlangsung 7-365 hari dan dipisahkan oleh periode
remisi bebas nyeri>1 bulan
3.1.2 nyeri kepala klaster kronis
A. serangan yang memenuhi kriteria A-E untuk 3.1 nyeri kepala klaster
B. serangan berulang lebih dari 1 tahun tanpa periode rmisi atau dengan periode remisi yang
berlangsung kurang dari 1 bulan
3.2 probable nyeri kepala klaster
A. serangan-serangan memenuhi semua kecuali satu dari kriteria A-D untuk 3.1 nyeri kepala
klaster
B. tidak berkaitan dengan gangguan lain
SEFALGIA SEKUNDER
Definisi: nyeri kepala yang didasari oleh adanya kerusakan strukturan atau sistemik

Anda mungkin juga menyukai