Biodiesel Alga 2
Biodiesel Alga 2
diubah menjadi biodiesel. Dapat dilihat pada Tabel 1, komposisi kimia sel pada
beberapa jenis alga:
Tabel 1 Komposisi Kimia Alga Ditunjukkan dalam Zat Kering (%)
Komposisi Kimia
Protein
Karbohidrat
Lemak
Nucleic Acid
Scenedesmus obliquus
50-56
10-17
12-14
3-6
Scenedesmus quadricauda
47
1.9
Scenedesmus dimorphus
8-18
21-52
16-40
Chlamydomonas rheinhardii
48
17
21
Chlorella vulgaris
51-58
12-17
14-22
4-5
Chlorella pyrenoidosa
57
26
Spirogyra sp.
6-20
33-64
11-21
Dunaliella bioculata
49
Dunaliella salina
57
32
Euglena gracilis
39-61
14-18
14-20
Prymnesium parvum
28-45
25-33
22-38
1-2
Tetraselmis maculata
52
15
Porphyridium cruentum
28-39
40-57
9-14
Spirulina platensis
46-63
8-14
49
2-5
Spirulina maxima
60-71
13-16
6-7
3-4.5
Synechoccus sp.
63
15
11
Anabaena cylindrica
43-56
25-30
4-7
murah untuk memproduksi alga karena hanya perlu dibuatkan sirkuit parit atau
kolam.
Kolam tempat pembudidayaan alga biasanya disebut kolam sirkuit. Dalam kolam
ini, alga, air dan nutrisi disebarkan dalam kolam yang berbentuk seperti sirkuit. Aliran
air dalam kolam sirkuit dibuat dengan pompa air. Kolam biasanya dibuat dangkal
supaya alga tetap dapat memperoleh sinar matahari karena sinar matahari hanya
dapat masuk pada kedalaman air yang terbatas.
Pengepresan
(Expeller/Press)
Pada metode ini alga yang sudah siap panen dipanaskan dulu untuk menghilangkan
air yang masih terkandung di dalamnya. Kemudian alga dipres dengan alat
pengepres untuk mengekstraksi minyak yang terkandung dalam alga. Dengan
menggunakan alat pengepres ini, dapat diekstrasi sekitar 70 75% minyak yang
terkandung dalam alga.
2.
Hexane
solvent
oil
extraction
Minyak dari alga dapat diambil dengan menggunakan larutan kimia, misalnya
dengan menggunakan benzena dan eter. Namum begitu, penggunaan larutan
kimiaheksana lebih banyak digunakan sebab harganya yang tidak terlalu mahal.
Larutan heksana dapat digunakan langsung untuk mengekstaksi minyak dari alga
atau dikombinasikan dengan alat pengepres. Cara kerjanya sebagai berikut: setelah
minyak berhasil dikeluarkan dari alga dengan menggunakan alat pengepres,
kemudian ampas (pulp) alga dicampur dengan larutan cyclo-hexaneuntuk
mengambil sisa minyak alga. Proses selanjutnya, ampas alga disaring dari larutan
yang berisi minyak dan cyclo-hexane. Untuk memisahkan minyak dan cyclohexane dapat dilakukan proses distilasi. Kombinasi metode pengepresan dan
larutan kimia dapat mengekstraksi lebih dari 95% minyak yang terkandung dalam
alga.
Sebagai catatan, penggunaan larutan kimia untuk mengekstraksi minyak dari
tumbuhan sangat beresiko. Misalnya larutan benzena dapat menyebabkan penyakit
kanker, dan beberapa larutan kimia juga mudah meledak.
3.
Supercritical
Fluid
Extraction
Pada metode ini, CO2 dicairkan dibawah tekanan normal kemudian dipanaskan
sampai mencapai titik kesetimbangan antara fase cair dan gas. Pencairan fluida
inilah yang bertindak sebagai larutan yang akan mengekstraksi minyak dari alga.
Metode ini dapat mengekstraksi hampir 100% minyak yang terkandung dalam alga.
Namun begitu, metode ini memerlukan peralatan khusus untuk penahanan tekanan.
Beberapa metode yang kurang terkenal:
1.
Osmotic
Shock
Dengan menggunakan osmotic shock maka tekanan osmotik dalam sel akan
berkurang sehingga akan membuat sel pecah dan komponen di dalam sel akan
F. Referensi
Algae Growth Environments, 26/12/2006
Algae Oil Extraction, 26/12/2006
Algal Biodiesel Characteristics & Properties, 26/12/2006
Algal Chemical Composition, 26/12/2006
Cultivation of Algae Strains for Biodiesel, 26/12/2006
Large-scale Biodiesel Production from Algae, 26/12/2006
Oil from Algae!, 26/12/2006
http://www.kamase.org/?p=7