Anda di halaman 1dari 6

A.

Habitat Hidup Alga

Alga adalah salah satu organisme yang dapat


tumbuh pada rentang kondisi yang luas di permukaan bumi. Alga biasanya
ditemukan pada tempat-tempat yang lembab atau benda-benda yang sering terkena
air dan banyak hidup pada lingkungan berair di permukaan bumi. Alga dapat hidup
hampir di semua tempat yang memiliki cukup sinar matahari, air dan karbondioksida.
B. Potensi Alga Menghasilkan Biodiesel
Secara teoritis, produksi biodiesel dari alga dapat menjadi solusi yang realistik untuk
mengganti solar. Hal ini karena tidak ada feedstock lain yang cukup memiliki banyak
minyak sehingga mampu digunakan untuk memproduksi minyak dalam volume yang
besar.
Tumbuhan seperti kelapa sawit dan kacang-kacangan membutuhkan lahan yang
sangat luas untuk dapat menghasilkan minyak supaya dapat mengganti kebutuhan
solar dalam suatu negara. Hal ini tidak realistik dan akan mengalami kendala apabila
diimplementasikan pada negara dengan luas wilayah yang kecil.
Berdasarkan perhitungan, pengolahan alga pada lahan seluas 10 juta acre (1 acre =
0.4646 ha) mampu menghasilkan biodiesel yang akan dapat mengganti seluruh
kebutuhan solar di Amerika Serikat (Oilgae.com, 26/12/2006). Luas lahan ini hanya
1% dari total lahan yang sekarang digunakan untuk lahan pertanian dan padang
rumput (sekitar 1 milliar acre). Diperkirakan alga mampu menghasilkan minyak 200
kali lebih banyak dibandingkan dengan tumbuhan penghasil minyak (kelapa sawit,
jarak pagar, dll) pada kondisi terbaiknya.
Semua jenis alga memiliki komposisi kimia sel yang terdiri dari protein, karbohidrat,
lemak (fatty acids) dan nucleic acids. Prosentase keempat komponen tersebut
bervariasi tergantung jenis alga. Ada jenis alga yang memiliki komponen fatty
acidslebih dari 40%. Dari komponen fatty acids inilah yang akan diekstraksi dan

diubah menjadi biodiesel. Dapat dilihat pada Tabel 1, komposisi kimia sel pada
beberapa jenis alga:
Tabel 1 Komposisi Kimia Alga Ditunjukkan dalam Zat Kering (%)
Komposisi Kimia

Protein

Karbohidrat

Lemak

Nucleic Acid

Scenedesmus obliquus

50-56

10-17

12-14

3-6

Scenedesmus quadricauda

47

1.9

Scenedesmus dimorphus

8-18

21-52

16-40

Chlamydomonas rheinhardii

48

17

21

Chlorella vulgaris

51-58

12-17

14-22

4-5

Chlorella pyrenoidosa

57

26

Spirogyra sp.

6-20

33-64

11-21

Dunaliella bioculata

49

Dunaliella salina

57

32

Euglena gracilis

39-61

14-18

14-20

Prymnesium parvum

28-45

25-33

22-38

1-2

Tetraselmis maculata

52

15

Porphyridium cruentum

28-39

40-57

9-14

Spirulina platensis

46-63

8-14

49

2-5

Spirulina maxima

60-71

13-16

6-7

3-4.5

Synechoccus sp.

63

15

11

Anabaena cylindrica

43-56

25-30

4-7

Sumber: Becker, (1994)


Biodiesel dari alga hampir mirip dengan biodiesel yang diproduksi dari tumbuhan
penghasil minyak (jarak pagar, sawit, dll) sebab semua biodiesel diproduksi
menggunakan triglycerides (biasa disebut lemak) dari minyak nabati/alga.
Alga memproduksi banyak polyunsaturates, dimana semakin tinggi kandungan
lemak asam polyunsaturates akan mengurangi kestabilan biodiesel yang dihasilkan.
Di
lain
pihak, polyunsaturates memiliki
titik
cair
yang
lebih
rendah
dibandingkanmonounsaturates sehingga biodiesel alga akan lebih baik pada cuaca
dingin dibandingkan jenis bio-feedstock yang lain. Diketahui kekurangan biodiesel
adalah buruknya kinerja pada temperatur yang dingin sehingga biodiesel alga
mungkin akan dapat mengatasi masalah ini.
C. Cara Penanaman Alga untuk Biodiesel
Sama seperti tumbuhan lainnya, alga juga memerlukan tiga komponen penting untuk
tumbuh, yaitu sinar matahari, karbon dioksida dan air. Alga menggunakan sinar
matahari untuk menjalankan proses fotosintesis. Fotosintesis merupakan proses
biokimia penting pada tumbuhan, alga, dan beberapa bakteri untuk mengubah
energi matahari menjadi energi kimia. Energi kimia ini akan digunakan untuk
menjalankan reaksi kimia, misalnya pembentukan senyawa gula, fiksasi nitrogen
menjadi asam amino, dll. Alga menangkap energi dari sinar matahari selama proses
fotosintesis dan menggunakaannya untuk mengubah substansi inorganik menjadi
senyawa gula sederhana.
Penanaman alga untuk menghasilkan biodiesel mungkin akan sedikit lebih sulit
karena alga membutuhkan perawatan yang sangat baik dan mudah terkontaminasi
oleh spesies lain yang tidak diinginkan.
Alga dapat ditanam di kolam terbuka dan danau. Penggunaan sistem terbuka ini
dapat membuat alga mudah diserang oleh kontaminasi spesies alga lain dan bakteri.
Akan tetapi, saat ini telah berhasil dikembangkan beberapa spesies alga yang
mampu ditanam pada lahan terbuka dan meminimalisir adanya kontaminasi spesies
lain. Misalnya penanaman spirulina (salah satu jenis alga) pada suatu kolam terbuka
dapat menghilangkan kemungkinan kontaminasi spesies lain secara luas karena
spirulina bersifat agresif dan tumbuh pada lingkungan dengan pH yang sangat tinggi.
Sistem terbuka juga memiliki sistem kontrol yang lemah, misalnya dalam mengatur
temperatur air, konsentrasi karbon dioksida & kondisi pencahayaan. Sedangkan
keuntungan penggunaan sistem terbuka adalah metode ini merupakan cara yang

murah untuk memproduksi alga karena hanya perlu dibuatkan sirkuit parit atau
kolam.
Kolam tempat pembudidayaan alga biasanya disebut kolam sirkuit. Dalam kolam
ini, alga, air dan nutrisi disebarkan dalam kolam yang berbentuk seperti sirkuit. Aliran
air dalam kolam sirkuit dibuat dengan pompa air. Kolam biasanya dibuat dangkal
supaya alga tetap dapat memperoleh sinar matahari karena sinar matahari hanya
dapat masuk pada kedalaman air yang terbatas.

Sebuah variasi kolam terbuka adalah dengan memberikan atap transparan


(greenhouse) diatasnya untuk melindungi kerusakan alga dari percikan air hujan.
Namun begitu, cara ini hanya dapat diaplikasikan pada kolam terbuka yang
berukuran kecil dan tidak dapat mengatasi banyak masalah yang terjadi pada sistem
terbuka.
Alternatif lain cara pembudidayaan alga adalah dengan menanamnya pada struktur
tertutup yang disebut photobioreactor, dimana kondisi lingkungan akan lebih
terkontrol
dibandingkan
kolam
terbuka.
Sebuah photobioreactor adalah
sebuah bioreactordengan beberapa tipe sumber cahaya, seperti sinar matahari,
lampu fluorescent, led. Quasi-closed systems (sebuah kolam yang ditutupi dengan
bahan transparan (greenhouse) di semua bagian) dapat digolongkan
sebagaiphotobioreactor. Photobioreactor juga
memungkinkan
dilakukannya
peningkatan konsentrasi karbon dioksida di dalam sistem sehingga akan
mempercepat pertumbuhan alga. Meskipun biaya investasi awal dan biaya
operasional dari sebuahphotobioreactor akan lebih tinggi dibandingkan kolam
terbuka, akan tetapi efisiensi dan kemampuan menghasilkan minyak
dari photobioreactor akan lebih tinggi dibandingkan dengan kolam terbuka. Hal ini
akan membuat pengembalian biaya modal dan biaya operasional dengan cepat.

D. Cara Ekstraksi Minyak dari Alga


Pengambilan minyak dari alga masih merupakan proses yang mahal sehingga
masih harus dipertimbangkan untuk menggunakan alga sebagai sumber biodiesel.
Terdapat beberapa metode terkenal untuk mengambil minyak dari alga, antara lain:
1.

Pengepresan
(Expeller/Press)
Pada metode ini alga yang sudah siap panen dipanaskan dulu untuk menghilangkan
air yang masih terkandung di dalamnya. Kemudian alga dipres dengan alat
pengepres untuk mengekstraksi minyak yang terkandung dalam alga. Dengan
menggunakan alat pengepres ini, dapat diekstrasi sekitar 70 75% minyak yang
terkandung dalam alga.
2.
Hexane
solvent
oil
extraction
Minyak dari alga dapat diambil dengan menggunakan larutan kimia, misalnya
dengan menggunakan benzena dan eter. Namum begitu, penggunaan larutan
kimiaheksana lebih banyak digunakan sebab harganya yang tidak terlalu mahal.
Larutan heksana dapat digunakan langsung untuk mengekstaksi minyak dari alga
atau dikombinasikan dengan alat pengepres. Cara kerjanya sebagai berikut: setelah
minyak berhasil dikeluarkan dari alga dengan menggunakan alat pengepres,
kemudian ampas (pulp) alga dicampur dengan larutan cyclo-hexaneuntuk
mengambil sisa minyak alga. Proses selanjutnya, ampas alga disaring dari larutan
yang berisi minyak dan cyclo-hexane. Untuk memisahkan minyak dan cyclohexane dapat dilakukan proses distilasi. Kombinasi metode pengepresan dan
larutan kimia dapat mengekstraksi lebih dari 95% minyak yang terkandung dalam
alga.
Sebagai catatan, penggunaan larutan kimia untuk mengekstraksi minyak dari
tumbuhan sangat beresiko. Misalnya larutan benzena dapat menyebabkan penyakit
kanker, dan beberapa larutan kimia juga mudah meledak.
3.
Supercritical
Fluid
Extraction
Pada metode ini, CO2 dicairkan dibawah tekanan normal kemudian dipanaskan
sampai mencapai titik kesetimbangan antara fase cair dan gas. Pencairan fluida
inilah yang bertindak sebagai larutan yang akan mengekstraksi minyak dari alga.
Metode ini dapat mengekstraksi hampir 100% minyak yang terkandung dalam alga.
Namun begitu, metode ini memerlukan peralatan khusus untuk penahanan tekanan.
Beberapa metode yang kurang terkenal:
1.

Osmotic
Shock
Dengan menggunakan osmotic shock maka tekanan osmotik dalam sel akan
berkurang sehingga akan membuat sel pecah dan komponen di dalam sel akan

keluar. Metode osmotic shock memang banyak digunakan untuk mengeluarkan


komponen-komponen dalam sel, seperti minyak alga ini.
2.
Ultrasonic
Extraction
Pada reaktor ultrasonik, gelombang ultrasonik digunakan untuk membuat
gelembung kavitasi (cavitation bubbles) pada material larutan. Ketika gelembung
pecah dekat dengan dinding sel maka akan terbentuk gelombang kejut dan
pancaran cairan (liquid jets) yang akan membuat dinding sel pecah. Pecahnya
dinding sel akan membuat komponen di dalam sel keluar bercampur dengan larutan.
E. Kesimpulan
Secara umum, potensi alga untuk menghasilkan biodiesel sangat besar dan jauh
lebih besar dibandingkan tumbuhan penghasil minyak (kelapa sawit, jarak pagar,
dll). Hal ini akan memberikan peluang yang besar untuk dapat mengganti kebutuhan
solar dalam suatu negara.

F. Referensi
Algae Growth Environments, 26/12/2006
Algae Oil Extraction, 26/12/2006
Algal Biodiesel Characteristics & Properties, 26/12/2006
Algal Chemical Composition, 26/12/2006
Cultivation of Algae Strains for Biodiesel, 26/12/2006
Large-scale Biodiesel Production from Algae, 26/12/2006
Oil from Algae!, 26/12/2006
http://www.kamase.org/?p=7

Anda mungkin juga menyukai