Bio List Rik
Bio List Rik
BIOLISTRIK
Oleh: Heru Santoso Wahito Nugroho, S.Kep, Ns, M.M.Kes
Disusun Sebagai Bahan Kuliah Fisika Kesehatan Bagi Mahasiswa Diploma III Kebidanan
Referensi:
Gabriel JF, Fisika K edokteran , EGC, Jakarta, 1996.
Young HD, Freedman RA, Sandin TR, Ford AL, Fisik a Universitas Jilid I , Penerjemah: Juliastuti E,
Edisi X, EGC, Jakarta, 2001.
Junaedi A., K um pulan K uliah Fisika K edokteran , FKUGM, Yogyakarta, 2000
Tortora G.J., P rinciples of Hum an Anatom y , Edisi IV, Harper and Row Publisher, New York, 1986.
PENDAHULUAN
Kelistrikan memegang peranan yang sangat penting dalam tubuh manusia. Beberapa penyelidikan
yang telah dilakukan berhubungan dengan biolistrik antara lain:
- Pada tahun 1856, Caldani meneliti kelistrikan pada otot katak mati.
- Pada tahun 1780, Luigi galvanic meneliti kelistrikan pada tubuh hewan.
- Pada tahun 1786, Luigi Galvani meneliti tentang terangkatnya kedua kaki katak setelah diberi
aliran listrik melalui konduktor
- Pada tahun 1892, Arons merasakan aliran frekuensi tinggi melalui dirinya dan asistennya.
- Pada tahun 1899, Van Seynek meneliti tentang terjadinya panas pada jaringan akibat aliran
frekuensi tinggi
- Pada tahun 1928, Schliephake meneliti tentang pengobatan dengan gelombang pendek (short
wave).
potensial di antara dua ujung k onduk tor berbanding lurus dengan arus listrik yang
m elew atinya.
Rumusan hokum Ohm di atas melibatkan unsur beda potensial (tegangan), arus listrik dan
hambatan (tahanan) listrik.
Lalu bagaimanakah gambaran dari ketiga unsure tersebut dalam proses kelistrikan? Coba
perhatikan ilustrasi berikut supaya lebih jelas!
Page 1
FISIKA KESEHATAN
POMPA
Arus air
Arus listrik
Gambar: Analogi proses terjadinya arus listrik dengan proses terjadinya arus air
-
Air mengalir dari tempat yang posisinya lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah sehingga
terjadilah arus air. Bandingkan dengan muatan listrik yang mengalir dari potensial tinggi ke
potensial rendah sehingga terjadilah arus listrik.
Pipa saluran air analog dengan konduktor. Kalau pipa adalah penghantar untuk aliran air,
maka konduktor listrik adalah penghantar untuk aliran aliran listrik.
Setiap saluran air atau setiap konduktor listrik memiliki nilai hambatan yang tetap (konstan).
Semakin besar penampang saluran air atau konduktor maka hambatan terhadap perjalan arus
semakin kecil (arus akan semakin lancar perjalanannya). Sebuah konduktor listrik dari zat
yang berbeda juga memiliki nilai hambatan yang spesifik yang disebut sebagai hambatan
jenis.
Agar air selalu mengalir dari tempat yang lebih tinggi, maka air yang sudah jatuh di tempat
yang lebih rendah dipompa kembali ke tempat yang lebih tinggi. Demikian juga muatan listrik
yang telah mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah dikembalikan lagi ke potansial
tinggi (tentu saja memerlukan energi)
V/I = Konstan
Jika
V
I
Page 2
FISIKA KESEHATAN
Umumnya arus listrik dalam suatu konduktor mendapatkan hambatan (sama dengan tahanan)
yang nilainya selalu tetap. Hambatan ini dilambangkan dengan huruf R (resistensi) dengan satuan
Ohm (). Hubungan antara tegangan, kuat arus dan hambatan dirumuskan sebagai berikut:
V/I = R
V = I.R
atau
2) Pada jaringan otot uterus terdapat tahanan sebesar 2,5 kiloOhm. Jika terdapat tegangan listrik
sebesar 120 miliVolt, berapa miliAmperekah besarnya kuat arus listrik yang mengalir pada otot
uterus tersebut?
Diketahui:
R = 2,5 k = 2500
V = 120 mV = 0,12 V
Ditanyakan: I = ?
Jawab:
I = V/R
= 0,12 V = A = mA
2500
Jadi besarnya hambatan adalah 20 Ohm.
3) Coba kerjakan contoh-contoh lain, boleh dari referensi-referensi yang Anda temukan, atau
boleh juga membuat soal latihan sendiri!
2. Hukum Joule
Hukum Jolule menyebutkan bahwa arus listrik (A) yang melalui suatu konduktor dengan tegangan
(V), dalam waktu tertentu (t) akan menghasilkan kalor (W atau H). Jadi unsur yang terlibat dalam
Hukum Joule adalah:
- tegangan listrik (V) dengan satuan Volt (V)
- arus listrik (I) dengan satuan Ampere (A)
- waktu (t) dengan satuan sekon atau detik (s atau dt.)
- Energi (W) dengan satuan Joule (J)
- Energi panas (H) dengan satuan kalori(Kal)
Formula Hukum Joule:
W = VIt
H = 0,24. VIt (karena 1 Joule=0,24 kalori)
Agar lebih jelas penerapan dari hokum Joule, coba Anda kerjakan beberapa contoh di bawah ini!
1) Pada saat terjadi aktifitas otot skelet selama 15 menit, berapa kalorikah energi yang dihasilkan,
jika beda potensial dalam serabut otot sebesar 100 mV, sedangkan hambatan pada serabut
otot sebesar 3 k?
Page 3
FISIKA KESEHATAN
Diketahui:
t = 15 menit = s
V = 100 mV = V
R = 3 k =
Ditanyakan:
H = ?
Jawab:
Karena I belum diketahui, maka carilah terlebih dahulu nilai I.
I = V/R = V /
= A
Barulah kita cari nilai H
H = 0,24. V.I.t
= o,24 x x x kalori
= kalori
2) Coba kerjakan contoh-contoh yang lain, boleh dari referensi atau membuat soal sendiri !
KELISTRIKAN SEL
Untuk membicarakan kelistrikan sel, cobalah kita tinjau lagi tentang struktur sebuah sel. Suatu sel
dibatasi hubungannya dengan lingkungan ekstrasel oleh sebuah membran sel. Membran sel ini
banyak mengandung jaringan lipid yang bersifat sebagai isolator listrik. Dipandang dari aspek
biolistrik, di lingkungan sel ini terdapat kation-kation (ion-ion bermuatan positif) dan anion-anion (ionion bermuatan negatif). Yang penting kita pelajari pada sesi ini adalah Na+ dan K+. Distribusi kedua
jenis ion tersebut dalam lingkungan sel adalah:
-
Terlihat bahwa Na+ merupakan kation utama ekstrasel sedangkan K+ merupakan kation utama
intrasel. Secara normal, dalam keadaan istirahat terjadi perpindahan ion transmembran dengan 2
cara:
1) difusi (akibat perbedaan konsentrasi ion)
: Na+ berdifusi ke spasi intrasel
K+ berdifusi ke spasi ekstrasel
2)
Page 4
FISIKA KESEHATAN
Dalam proses pemompaan ini setiap 3 Na+ dipompa keluar, K+ dipompa masuk. Karena
berlangsungnya mekanisme perpindahan ion di atas, maka dalam keadaan istirahat Na+ lebih banyak
tersedia di spasi ekstrasel. Oleh karena itu Na+ merupakan kation utama ekstrasel. Sedangkan K+
merupakan kation utama intrasel.
Dengan adanya perbedaan konsentrasi ion intrasel dan ekstrasel, maka terjadilah perpindahan ion
melintasi membran sel (seperti dijelaskan di atas), sampai akhirnya ion yang masuk dan keluar sama,
sehingga keadaan ini dinamakan potensial keseimbangan. Aktifitas listrik yang terjadi akibat
perbedaan konsentrasi ini dinamakan electromotive force (EMF). Setiap ion memiliki EMF masingmasing, dengan formula:
EMF ion X = -61.Log [Ion X]I mV
[Ion X]e
Sehingga
EMF K+ adalah sebagai berikut:
EMF K = -61.Log [Ion K+]I mV
[Ion K+]e
= -61.Log [140]I mV
[4]e
= -94 mV
Telah diketahui bahwa membran sel dapat dilalui oleh Na+, K+, Cl- dan protein (A)- yang disebut
dengan aktifitas kelistrikan sel. Lihatlah lagi bahwa setiap 3 Na+dipompa keluar 2 K+ dipompa masuk.
Dengan demikian spasi intrasel kekurangan kation sehingga bermuatan negative (-90 mV). Keadaan
ini dinamakan potensial membrane istirahat atau potensial membrane negative atau fase polarisasi.
+40 mV
0 mV
-90 mV
Page 5
FISIKA KESEHATAN
Potensial aksi
Ingatlah bahwa potensial membrane istirahat adalah -90 mV (polarisasi). Jika diberikan rangsangan
pada suatu membran sel maka akan terjadi suatu rangkaian proses yang dinamakan potensial aksi.
Potensial aksi dapat terjadi pada berbagai jenis sel antara lain sel saraf, sel otot skelet, otot polos
maupun otot jantung.
Bagaimanakah prosesnya? Pada saat stimulus (misalnya energi mekanik, kimia, listrik, panas dll.)
datang ke membran sel, maka permeabilitas membran sel akan meningkat, akibatnya terjadilah difusi
ion natrium dengan cepat ke dalam sel sehingga di dalam sel menjadi lebih positif. Proses masuknya
ion natrium sehingga spasi intrasel menjadi positif ini dinamakan depolarisasi.
Suatu stimulus harus cukup kuat (mencapai nilai ambang) untuk dapat menimbulkan depolarisasi. Jika
tidak cukup, maka depolarisasi tidak akan terjadi. Jadi prinsipnya berlaku hokum All or None (semua
atau tidak sama sekali), maksudnya adalah bahwa jika stimulus yang datang tidak cukup maka akan
gagal terjadi depolarisasi. Jika depolarisasi sudah dimulai, maka depolarisasi akan berlanjut sampai
dengan potensial membran mencapai kira-kira +40 mV. Ini disebut sebagai depolarisasi maksimal.
Proses ini berlangsung sangat cepat, kurang dari 1 milidetik (ms).
Selanjutnya segera setelah puncak depolarisasi, Na+ dipompa keluar sehingga akhirnya potensial
membran menjadi 90 mV kembali. Proses ini dinamakan repolarisasi. Keseluruhan proses mulai dari
datangnya stimulus sampai dengan repolarisasi selesai berlangsung selama kira-kira 3 milidetik. Agar
lebih jelas coba Anda amati skema sebagai berikut:
1) Potensial membran istirahat
+40 mV
++++++++++++++
-------------------
0 mV
------------------++++++++++++++
-90 mV
+40 mV
Stimulus
+ + ++++ + - - + + + + +
--------++-------
0 mV
--------++------+ + ++++ + - - + + + + +
-90 mV
Ambang
Page 6
FISIKA KESEHATAN
++++++--++++++
--------++---------------++-------++++++ --++++++
+40 mV
0 mV
depolarisasi
-----------------+++++++++++++
+++++++++++++
------------------
ambang
-90 mV
4) Setelah mencapai puncak, terjadi pengeluaran kation dari dalam sel ke luar (repolarisasi) sampai
seperti keadaan semula (potensial membran istirahat).
--------++-------++++++--++++++
++++++--++++++
--------++--------
+40 mV
0 mV
repolarisasi
+++++++++++++
----------------------------------+++++++++++++
-90 mV
ambang
Page 7
FISIKA KESEHATAN
Impuls saraf berjalan dari dendrit melalui badan sel untuk selanjutnya ke akson. Struktur sel saraf
menentukan kecepatan perjalanan impuls saraf. Struktur yang menentukan tersebut adalah:
1) Diameter akson
Dalam hal ini akson berdiameter lebih besar akan menghantarkan impuls lebih cepat.
2) Ada atau tidaknya selubung myelin pada akson
Mielin bersifat sebagai isolator, sehingga potensial aksi akan menurun jika melewati selubung
myelin. Namun kenyataannya impuls yang melalui selubung myelin akan dihantarkan lebih cepat,
karena signal dihantarkan dengan cara meloncat dari Nodus Ranvier yang satu ke nodus
berikutnya. Gerakan ini disebut sebagai gerakan saltatoir. Sebagai contoh sebuah neuron dengan
kecepatan impuls yang melaluinya sebesar 0,5 m/s, jika bermielin akan mampu menghantarkan
impuls dengan kecepatan 120 m/s.
Page 8
FISIKA KESEHATAN
Gambar: Hubungan antara neuron sensorik, neuron penghubung dan neuron motorik
Impuls yang berjalan di sepanjang neuron akan berakhir pada bagian ujung yang mengandung vesikel
sinaptik. Dengan adanya impuls tersebut maka vesikel akan terstimuli dan akhirnya mengeluarkan
neurotransmitter (misalnya asetilkolin). Neurotransmitter inilah yang membantu meneruskan impuls
menuju sel berikutnya. Reseptor sinaptik dari sel berikutnya akan menangkap neurotransmitter
tersebut sehingga impuls dapat diteruskan ke sel berikutnya tersebut. Hubungan antara neuron satu
dengan neuron lainnya tadi dinamakan sinapsis.
Page 9
FISIKA KESEHATAN
Page 10
FISIKA KESEHATAN
Proses
Skema
ATRIUM:
Impuls dari Nodus SA memulai depolarisasi,
selanjutnya gelombang depolarisasi
merambat ke seluruh bagian atrium sehingga
terjadilah kontraksi atrium.
VENTRIKEL:
Pada tahap ini ventrikel berada dalam fase
istirahat (polarisasi)
ATRIUM:
Terjadi repolarisasi atrium.
VENTRIKEL:
Gelombang depolarisasi diteruskan menuju
Nodus AV, untuk diteruskan menuju berkas
his, selanjutnya melalui cabang berkas his
kiri dan kanan, lalu diteruskan ke serabutserabut purkinje di miokardium ventrikel.
Akhirnya terjadilah depolarisasi ventrikel
sehingga kontraksi ventrikel terjadi.
ATRIUM:
Berada dalam kondisi istirahat (polarisasi)
VENTRIKEL:
Terjadi repolarisasi ventrikel
ATRIUM:
Berada dalam kondisi istirahat (polarisasi)
VENTRIKEL:
Berada dalam kondisi istirahat (polarisasi)
Waktu
T1
T2
T3
T4
Atrium
Depolarisasi
Repolarisasi
Polarisasi
Polarisasi
Ventrikel
Polarisasi
Depolarisasi
Repolarisasi
Polarisasi
Rekaman EKG
P
Kompleks QRS
T
-
Page 11
FISIKA KESEHATAN
T
Q
T
Q
T
Q
T
Q
= 25 kuadran kecil
= 5 kuadran besar
= 60 detik = 60 x 25 kuadran kecil = 1500 kuadran kecil
= 60 detik = 60 x 5 kuadran besar = 300 kuadran besar
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penghitungan frekuensi denyut jantung dapat didasarkan
atas jumlah kuadran kecil atau jumlah kuadran besar.
Karena 1 menit 1500 kuadran kecil, maka:
Frekuensi denyut jantung X jumlah kuadran kecil dalam 1 siklus harus sama dengan 1500. Atau
dengan kata lain:
Frekuensi denyut jantung = .
1500
_______ .
Jumlah kuadran kecil persiklus
________ 300______
Jumlah kuadran besar persiklus
denyut
denyut
denyut
denyut
denyut
denyut
hantung
hantung
hantung
hantung
hantung
hantung
=
=
=
=
=
=
300/1
300/2
300/3
300/4
300/5
300/6
=
=
=
=
=
=
300 kali/menit
150 kali/menit
100 kali/menit
75 kali/menit
60 kali/menit
50 kali/menit
Page 12
FISIKA KESEHATAN
ELEKTROKARDIOGRAFI (EKG)
PENDAHULUAN
Keunikan otot jantung adalah kemampuannya menerbitkan impuls secara otomatis dan ritmis serta
menjalarkan impuls tersebut ke seluruh otot jantung. Impuls ini menimbulkan eksitasi terhadap otot
jantung yang selanjutnya menyebabkan serabut otot jantung tersebut berkontraksi. Aktifitas listrik
yang timbul pada pembentukan dan penjalaran impuls ini menimbulkan arus listrik yang sangat lemah
yang menjalar ke seluruh tubuh, mengingat bahwa tubuh merupakan penghantar volemik (volume
conductor).
Arus listrik ini menimbulkan potensial listrik yang tingginya berubah-ubah di berbagai bagian tubuh
sesuai dengan aktifitas listrik yang timbul di jantung dan situasi serta kondisi bagian tubuh tersebut.
Dengan demikian, dengan mengkaji perubahan-perubahan potensial listrik pada bagian tubuh
tertentu, dapatlah diketahui berbagai peristiwa yang terjadi di jantung.
Perekaman potensial listrik dalam bentuk grafik di bagian tubuh tertentu adalah dasar
elektrokardiografi. Alat yang digunakan pada perekaman ini dinamakan elektrokardiograf dan hasil
perekamannya disebut elektrokardiogram. Dengan cara mengkaji elektrokardiogram, kita dapat
memperkirakan secara langsung adanya antara lain: gangguan frekuensi dan irama denyut jantung,
gangguan penjalaran impuls, hipertrofi otot jantung, ischemia otot jantung serta infark otot jantung.
Untuk mendeteksi infark otot jantung, bahkan elektrokardiografi merupakan cara yang paling praktis
di samping pemeriksaan serum enzim.
Pada kateterisasi jantung, elektrokardiogram selalu direkam secara simultan dengan besaran-besaran
hemodinamik untuk memudahkan pengkajian besaran-besaran hemodinamik tersebut. Demikian pula
pada fonokardiografi, ekhokardiografi dan lain-lain, elektrokardiografi selalu diikutsertakan. Agar
elektrokardiogram dapat dikaji secara umum, maka bagian tubuh yang menjadi tempat perekaman,
teknik perekaman serta cara bekerja alat perekam harus dibakukan.
Setiap elektrokardiografi harus memiliki masing masing-masing disebut exploring electrode dan
indifferent electrode. Alat perekam pada elektrokardiograf harus dibuat sedemikian rupa sehingga jika
potensial listrik di exploring electrode lebih tinggi daripada di indifferent electrode, jarum pencatat
harus dibuat naik dari garis dasar (isoelectric line) dan jika potensial listrik di exploring electrode lebih
rendah daripada di indifferent electrode, jarum pencatat harus dibuat turun dari garis dasar
(isoelectric line). Jika potensial listrik di kedua elektroda tersebut sama tingginya, jarum pencatat
harus dibuat setinggi garis dasar. Dengan demikian semua elektrokardiograf memberikan hasil
perekaman yang sama.
Bagian tubuh yang dipakai sebagai tempat perekaman dinyatakan dengan istilah leads. Ada 12
macam leads yang digunakan dalam elektrokardiografi yaitu:
-
lead
lead
lead
lead
lead
lead
I
II
III
AVL
AVR
AVF
lead
lead
lead
lead
lead
lead
V1
V2
V3
V4
V5
V6
Kedua belas lead ini selalu direkam pada setiap elektrokardiografi, sedangkan lead yang lain boleh
dijadikan tambahan.
Tinggi grafik elektrokardiogram dan kecepatan gerak kertas grafik dapat disesuaikan dengan
keperluan perekaman. Umumnya tinggi grafik elektrokardiogram adalah 0,1 mV/mm dan kecepatan
gerak kertas 25 mm/detik
Setiap lead memberikan gambar grafik dalam pola yang sama tetapi dalam bentuk yang berlainan.
Pada setiap siklus denyut jantung terlukis grafik dengan gelombang-gelombang yang diberi nama
gelombang P, kompleks QRS, gelombang T dan kadang-kadang gelombang U.Gelombang P
melukiskan depolarisasi atrium (saat atrium berkontraksi), kompleks QRS melukiskan depolarisasi
ventrikel dan repolarisasi atrium (saat ventrikel berkontraksi dan atrium berelaksasi) dan gelombang T
melukiskan repolarisasi ventrikel (saat ventrikel berelaksasi). Hal-hal lain memiliki gambaran yang
khas sehingga dapat dikaji dalam elektrokardiografi.
Page 13
FISIKA KESEHATAN
T
Q
T
Q
T
Q
T
Q
Page 14
FISIKA KESEHATAN
Kecepatan gerak kertas yang biasa dilakukan pada elektrokardiografi adalah 25 mm permenit. Pada
elektrokardiograf yang lama setiap kali kita mengganti lead kita harus memindahkan elektrodaelektroda sesuai dengan lead tersebut. Hal ini tidak praktis. Pada elektrokardiograf yang sekarang kita
memasang semua elektroda sekaligus pada tubuh probandus dan elektrokardiograf akan memilih
sendiri lead yang kita kehendaki sesuai dengan posisi tombol pengatur lead yang kita pasang.
Untuk melengkapi petunjuk praktikum ini disajikan pula keterangan mengenai letak elektroda pada
kedua belas lead yang dipergunakan dalam elektrokardiografi.
BIPOLAR STANDARD LIMB (EXTREMITY) LEADS
Lead I
Merekam beda potensial listrik antara lengan kiri dan lengan kanan
Exploring electrode dipasang di tangan kiri
Indifferent electrode dipasang di tangan kanan
Lead II
Merekam beda potensial listrik antara kaki kiri dan lengan kanan
Exploring electrode dipasang di kaki kiri
Indifferent electrode dipasang di tangan kanan
Lead III
Merekam beda potensial listrik antara kaki kiri dan lengan kiri
Exploring electrode dipasang di kaki kiri
Indifferent electrode dipasang di tangan kiri
Augmented unipolar limb (extremity) leads
Lead aVR
Merekam beda potensial listrik antara lengan kanan dan lengan kiri bersama kaki kiri
Exploring electrode dipasang di tangan kanan
Indifferent electrode dipasang di tangan kiri bersama kaki kiri
Lead aVL
Merekam beda potensial listrik antara lengan kiri dan lengan kanan bersama kaki kiri
Exploring electrode dipasang di tangan kiri
Indifferent electrode dipasang di tangan kanan bersama kaki kiri
Lead aVF
Merekam beda potensial listrik antara kaki kiri dan lengan kanan bersama lengan kiri
Exploring electrode dipasang di kaki kiri
Indifferent electrode dipasang di tangan kanan bersama tangan kiri
Pada mulanya orang menyangka bahwa penempatan indifferent electrode pada 2 ekstremitas ini
menimbulkan potensial 0 (zero potential) pada elektroda tersebut sehingga lead ini unipolar.
UNIPOLAR CHEST (PRECORDIAL) LEADS
Potensial listrik pada indifferent electrode pada lead ini dibuat menjadi nol sedangkan exploring
electrode dipasang diberbagai tempat di dada sebagai berikut:
Lead V1
Di
Lead V2
Di
Lead V3
Di
Lead V4
Di
Lead V5
Di
Lead V6
Di
Page 15
FISIKA KESEHATAN
ELEKTROKARDIOGRAFI (EKG)
Golongan
: .
Nama Praktikan : .
Jenis Kelamin : .
Tanggal Praktik : .
Jam
: .
1. Data naracoba (PROBANDUS)
Identitas
Naracoba I
Naracoba II
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Tinggi badan
Berat badan
2. Hasil pengamatan:
a. Frekuensi jantung
b. Irama
c. Aksis
d. Ir. Zona
e. Interval
-PR
-QRS
-QT
Kesimpulan
: (N: )
:
:
:
: (N: )
: (N: )
: (N: )
Page 16