Anda di halaman 1dari 42

MAKALAH PBL

SISTEM PENCERNAAN

Oleh :
Aditya Hartanto S
10.2009.206

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana


Jakarta

PENDAHULUAN

Tubuh kita memerlukan makanan untuk pertumbuhan dan untuk menjaga tubuh agar tetap sehat.
Dalam melakukan kegiatan sehari-hari, seperti sekolah, belajar, dan bermain, tubuhmu
memerlukan makanan bergizi. Agar makanan yang bergizi dapat diserap oleh tubuhmu dengan
baik, alat pencernaanmu harus dalam keadaan sehat. Di dalam alat pencernaan itulah zat-zat
makanan diolah terlebih dahulu, kemudian diserap oleh tubuhmu.
Selain itu, kita harus mengenali zat-zat makanan yang masuk dalam tubuh kita. Zat gizi utama
yang dibutuhkan oleh tubuh adalah protein, karbohidrat, dan lemak. Zat-zat gizi tersebut
terutama dibutuhkan untuk metabolisme, membangun dan memperbaiki sel-sel tubuh, dan untuk
mendapatkan energi.
Selain zat gizi utama tadi, tubuh juga memerlukan mineral dan vitamin untuk mengatur cairan
(elektrolit) tubuh, pertumbuhan tulang, pembentukan sel-sel darah, membantu proses
metabolisme dan membentuk hormon / enzim.
Bila zat gizi yang masuk dalam tubuh kita tidak seimbang, maka dapat menyebabkan
menyebabkan berbagai gangguan saluran pencernaan.
Mari kita mengenali alat-alat pencernaan dalam tubuh kita serta segala yang berperan dalam
proses pencernaan itu sendiri. Dan juga, kita harus mengetahui zat-zat makanan yang dibutuhkan
dalam tubuh serta dampaknya bagi tubuh kita. Sehingga kita dapat menentukan pola makan sehat
bagi tubuh kita sehari-hari.

ISI

Sistem pencernaan (mulai dari mulut sampai anus) berfungsi sebagai berikut:
- menerima makanan
- memecah makanan menjadi zat-zat gizi (suatu proses yang disebut pencernaan)
- menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah
- membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna dari tubuh.
Makanan yang masuk dalam tubuh manusia haruslah di cerna oleh tubuh dengan baik maka itu
alat pencernaan haruslah berfungsi dengan baik dan dalam keadaan sehat.
Proses pencernaan terdiri atas pencernaan secara mekanik dan pencernaan secara kimiawi:
a. Pencernaan secara mekanik:
Pencernaan mekanik terjadi di rongga mulut, yaitu penghancuran makanan oleh gigi yang
dibantu lidah.
b. Pencernaan secara kimiawi:
Pencernaan kimiawi terjadi di dalam rongga mulut, usus, dan lambung dengan bantuan enzim.
Enzim adalah suatu zat kimia yang membantu proses pencernaan.Proses pencernaan makanan
dalam tubuh kita terjadi di dalam alat pencernaan. Tahukah kamu alat-alat pencernaan yang ada
di dalam tubuhmu? Perhatikan Gambar 1.8. Pada gambar tersebut kamu dapat mengamati
susunan alat pencernaan makanan pada manusia. Alat pencernaan pada manusia terdiri atas
rongga mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus.

a. Rongga Mulut
Proses pencernaan pertama kali terjadi di dalam rongga mulut. Di dalam rongga mulut, makanan
dikunyah dan dihancurkan oleh gigi, dibantu oleh lidah. Dalam rongga mulut juga ada enzim
yang membantu pencernaan yaitu enzim amilase. Gigi manusia terdiri atas gigi seri, gigi taring,
dan gigi geraham.
1) Gigi seri berbentuk pahat berfungsi untuk mencengkeram dan memotong makanan.
2) Gigi taring berbentuk lancip dan runcing, berfungsi untuk menusuk dan mengoyak makanan.
3) Gigi geraham berbentuk rata bergerigi, berfungsi untuk mengunyah makanan.
Gigi terdiri atas tiga bagian, yaitu mahkota gigi, leher gigi, dan akar gigi. Bagian paling luar
mahkota gigi dilapisi oleh email. Di bagian dalam mahkota gigi terdapat tulang gigi dan pulpa.
Di dalam pulpa terdapat banyak pembuluh darah dan saraf. Bagian akar gigi tertanam dalam
tulang rahang yang ditutupi oleh gusi. Jumlah gigi anak-anak dan gigi orang dewasa berbeda.
Pada anak-anak, gigi berjumlah 20 buah yang terdiri atas 8 gigi seri, 4 gigi taring, dan 8 gigi
geraham. Gigi orang dewasa berjumlah 32. Masingmasing 8 gigi seri, 4 gigi taring, dan 20 gigi
geraham.
Lidah juga membantu pencernaan makanan di dalam mulut. Dengan adanya lidah, kita dapat
mengecap rasa manis, asin, asam, dan pahit. Lidah berfungsi dalam membantu proses menelan
dan pencampuran makanan dalam mulut. Ketika kamu mengunyah nasi, lamakelamaan akan
terasa manis karena di dalam mulut terdapat enzim untuk membantu pencernaan. Enzim tersebut
dihasilkan oleh kelenjar ludah. Enzimnya disebut amilase. Enzim amilase berfungsi untuk
mengubah zat tepung (amilum) menjadi zat gula.
b. Kerongkongan
Setelah dicerna di dalam mulut, makanan akan masuk ke dalam kerongkongan. Perhatikan
Gambar 1.11. Makanan didorong oleh otot kerongkongan menuju lambung. Gerakan otot ini
disebut gerak peristaltik. Gerak peristaltik inilah yang menyebabkan makanan terdorong hingga
masuk ke lambung.

Di pangkal leher, terdapat dua saluran, yaitu batang tenggorok dan kerongkongan. Batang
tenggorok merupakan saluran pernapasan, sedangkan kerongkongan merupakan saluran
makanan. Kedua saluran ini dipisahkan oleh sebuah katup. Jika kamu sedang makan, katup akan
menutup. Ketika kamu bernapas, katup akan terbuka. Oleh karena itu, sebaiknya kamu jangan
berbicara ketika sedang makan. Jika kamu berbicara ketika makan, saluran pernapasan terbuka.
Apabila makanan masuk ke tenggorokan, kamu dapat tersedak.
c. Lambung
Lambung merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang keledai,
terdiri dari 3 bagian yaitu kardia, fundus dan antrum.
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfingter),
yang bisa membuka dan menutup.
Dalam keadaan normal, sfingter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam
kerongkongan.
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur
makanan dengan enzim-enzim.
Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting:
- lendir
- asam klorida
- prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein).
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung dan enzim.

Setiap kelainan pada lapisan lendir ini (apakah karena infeksi oleh bakteri Helicobacter pylori
atau karena aspirin), bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tukak
lambung.
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna
memecah protein.
Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara
membunuh berbagai bakteri.
Pelepasan asam dirangsang oleh:
- saraf yang menuju ke lambung
- gastrin (hormon yang dilepaskan oleh lambung)
- histamin (zat yang dilepaskan oleh lambung).
Pepsin bertanggungjawab atas pemecahan sekitar 10% protein.
Pepsin merupakan satu-satunya enzim yang mencerna kolagen, yang merupakan suatu protein
dan kandungan utama dari daging.
Hanya beberapa zat yang bisa diserap langsung dari lambung (misalnya alkohol dan aspirin) dan
itupun hanya dalam jumlah yang sangat kecil.

d. Usus Halus
Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan
bagian pertama dari usus halus.
Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa dicerna
oleh usus halus.

Jika penuh, duodenum akan mengirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan
makanan.
Duodenum menerima enzim pankreatik dari pankreas dan empedu dari hati.
Cairan tersebut (yang masuk ke dalam duodenum melalui lubang yang disebut sfingter Oddi)
merupakan bagian yang penting dari proses pencernaan dan penyerapan.
Gerakan peristaltik juga membantu pencernaan dan penyerapan dengan cara mengaduk dan
mencampurnya dengan zat yang dihasilkan oleh usus.
Beberapa senti pertama dari lapisan duodenum adalah licin, tetapi sisanya memiliki lipatanlipatan, tonjolan-tonjolan kecil (vili) dan tonjolan yang lebih kecil (mikrovili).
Vili dan mikrovili menyebabkan bertambahnya permukaan dari lapisan duodenum, sehingga
menambah jumlah zat gizi yang diserap.
Sisa dari usus halus, yang terletak dibawah duodenum, terdiri dari jejunum dan ileum.
Bagian ini terutama bertanggungjawab atas penyerapan lemak dan zat gizi lainnya.
Penyerapan ini diperbesar oleh permukaannya yang luas karena terdiri dari lipatan-lipatan, vili
dan mikrovili.
Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui
vena porta.
Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan
pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim
yang mencerna protein, gula dan lemak.
Kepadatan dari isi usus berubah secara bertahap, seiring dengan perjalanannya melalui usus
halus.
Di dalam duodenum, air dengan cepat dipompa ke dalam isi usus untuk melarutkan keasaman
lambung.
Ketika melewati usus halus bagian bawah, isi usus menjadi lebih cair karena mengandung air,

lendir dan enzim-enzim pankreatik.

Pankreas
Pankreas merupakan suatu organ yang terdiri dari 2 jaringan dasar:
- Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan
- Pulau pankreas, menghasilkan hormon.
Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon ke dalam
darah.
Enzim-enzim pencernaan dihasilkan oleh sel-sel asini dan mengalir melalui berbagai saluran ke
dalam duktus pankreatikus.
Duktus pankreatikus akan bergabung dengan saluran empedu pada sfingter Oddi, dimana
keduanya akan masuk ke dalam duodenum.
Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan lemak.
Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan
dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran
pencernaan.
Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi
duodenum dengan cara menetralkan asam lambung.
3 hormon yang dihasilkan oleh pankreas adalah:

- Insulin, yang berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah


- Glukagon, yang berfungsi menaikkan kadar gula dalam darah
- Somatostatin, yang berfungsi menghalangi pelepasan kedua hormon lainnya (insulin dan
glukagon).
Hati
Hati merupakan sebuah organ yang besar dan memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya
berhubungan dengan pencernaan.
Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah yang
kecil-kecil (kapiler).
Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung dengan vena yang lebih besar dan
pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta.
Vena porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk
diolah.
Darah diolah dalam 2 cara:
- Bakteri dan partikel asing lainnya yang diserap dari usus dibuang
- Berbagai zat gizi yang diserap dari usus selanjutnya dipecah sehingga dapat digunakan oleh
tubuh.
Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya dengan zat-zat
gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum.
Hati menghasilkan sekitar separuh dari seluruh kolesterol dalam tubuh, sisanya berasal dari
makanan.
Sekitar 80% kolesterol yang dihasilkan di hati digunakan untuk membuat empedu.
Hati juga menghasilkan empedu, yang disimpan di dalam kandung empedu.
Kandung empedu & Saluran empedu
Empedu mengalir dari hati melalui duktus hepatikus kiri dan kanan, yang selanjutnya bergabung

membentuk duktus hepatikus umum.


Saluran ini kemudian bergabung dengan sebuah saluran yang berasal dari kandung empedu
(duktus sistikus) untuk membentuk saluran empedu umum.
Duktus pankreatikus bergabung dengan saluran empedu umum dan masuk ke dalam duodenum.
Sebelum makan, garam-garam empedu menumpuk di dalam kandung empedu dan hanya sedikit
empedu yang mengalir dari hati.
Makanan di dalam duodenum memicu serangkaian sinyal hormonal dan sinyal saraf sehingga
kandung empedu berkontraksi.
Sebagai akibatnya, empedu mengalir ke dalam duodenum dan bercampur dengan makanan.
Empedu memiliki 2 fungsi penting:
- Membantu pencernaan dan penyerapan lemak
- Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama hemoglobin yang berasal
dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.
Secara spesifik empedu berperan dalam berbagai proses berikut:
- Garam empedu meningkatkan kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut dalam lemak
untuk membantu proses penyerapan
- Garam empedu merangsang pelepasan air oleh usus besar untuk membantu menggerakkan
isinya
- Bilirubin (pigmen utama dari empedu) dibuang ke dalam empedu sebagai limbah dari sel darah
merah yang dihancurkan
- Obat dan limbah lainnya dibuang dalam empedu dan selanjutnya dibuang dari tubuh
- Berbagai protein yang berperan dalam fungsi empedu dibuang di dalam empedu.
Garam empedu kembali diserap ke dalam usus halus, disuling oleh hati dan dialirkan kembali ke
dalam empedu.
Sirkulasi ini dikenal sebagai sirkulasi enterohepatik.
Seluruh garam empedu di dalam tubuh mengalami sirkulasi sebanyak 10-12 kali/hari. Dalam
setiap sirkulasi, sejumlah kecil garam empedu masuk ke dalam usus besar (kolon). Di dalam

kolon, bakteri memecah garam empedu menjadi berbagai unsur pokok. Beberapa dari unsur
pokok ini diserap kembali dan sisanya dibuang bersama tinja.

e. Usus Besar
Setelah melewati usus halus, sisa makanan masuk ke usus besar. Usus besar terbagi atas usus
besar naik, usus besar melintang, dan usus besar turun. Perhatikan Gambar 1.14.

Usus besar terdiri dari:


- Kolon asendens (kanan)
- Kolon transversum
- Kolon desendens (kiri)
- Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum).
Apendiks (usus buntu) merupakan suatu tonjolan kecil berbentuk seperti tabung, yang terletak di
kolon asendens, pada perbatasan kolon asendens dengan usus halus.
Usus besar menghasilkan lendir dan berfungsi menyerap air dan elektrolit dari tinja.
Ketika mencapai usus besar, isi usus berbentuk cairan, tetapi ketika mencapai rektum bentuknya
menjadi padat.
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan
membantu penyerapan zat-zat gizi.
Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K.
Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa

menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri di dalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang
bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.
Di dalam usus besar, sisa makanan mengalami pembusukan. Pembusukan ini dibantu oleh
bakteri Escherichia coli. Air dan garam mineral dari sisa makanan tersebut, akan diserap oleh
usus kembali. Setelah itu, sisa makanan dikeluarkan melalui anus dalam bentuk tinja (feses).
Rektum & Anus
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan
berakhir di anus.
Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon
desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul
keinginan untuk buang air besar.Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan
ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang
penting untuk menunda buang air besar.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh.
Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lainnya dari usus.
Suatu cincin berotot (sfingter ani) menjaga agar anus tetap tertutup.
ENZIM - HORMON PENCERNAAN

ENZIM DAN HORMON PENCERNAAN LAMBUNG


GETAH
FUNGSI
Asam HCl 1. Mengaktifkan Zimogen pepsinogen menjadi
Enzim pepsin
2. Sebagai disinfektan mematikan kuman
3. Menonaktifkan enzim Ptialin yang bekerja di
mulut jika jumlah sekresi HCl nya jumlahnya
sudah besar

4. Merangsang pengeluaran hormon sekretin dan


kolesistokinin pada usus halus.
5. Memacu terbukanya klep pyloric lambung
sehingga Chime bisa turun ke usus 12 jari
6. Merangsang tertutupnya klep isosekum
duodenum karena asam

Hormon
Gastrin

7. Membuat pH lambung menjadi rendah ( pH4)


1. Memacu sekresi enzim pepsinogen
2. Memacu keluarnya HCl (Asam Chlorida )

Enzim Renin Mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air


susu (ASI). Pada bayi akan disekresi dalam
jumlah besar dan akan berkurang banyak ketika
Mukus

dewasa
Melindungi dinding lambung dari kerusakan

akibat asam HCl.


ENZIM DAN HORMON PENCERNAAN USUS HALUS
GETAH
FUNGSI
Disakaridase Menguraikan disakarida menjadi monosakarida
Erepsinogen Erepsin yang belum aktif yang akan diubah
menjadi erepsin. Erepsin mengubah pepton
Hormon

menjadi asam amino.


Merangsang kelenjar pancreas mengeluarkan

Sekretin

senyawa kimia yang dihasilkan ke usus halus

Hormon CCK Merangsang hati untuk mengeluarkan cairan


(Kolesis

empedu ke dalam usus halus.

tokinin)
ENZIM DAN HORMON PENCERNAAN PANCREAS
GETAH
FUNGSI
Bikarbonat Menetralkan suasana asam dari makanan yang

berasal dari lambung


Enterokinase Mengaktifkan erepsinogen menjadi erepsin serta
mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin. Tripsin
mengubah pepton menjadi asam amino.
Amilase
Mengubah amilum menjadi disakarida
Lipase
Mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol
Tripsinogen Tripsin yang belum aktif.
Kimotripsin Mengubah peptone menjadi asam amino
Nuklease Menguraikan nukleotida menjadi nukleosida dan
Hormon

gugus pospat
Menurunkan kadar gula dalam darah sampai

Insulin
Hormon

menjadi kadar normal


Menaikkan kadar gula darah sampai menjadi

Glukagon

kadar normal

2. Makanan yang Mudah Dicerna dan Tidak Mudah Dicerna


Kamu telah mempelajari alat-alat pencernaan. Ketika kamu makan, makanan yang masuk ke
tubuhmu akan mengalami proses pencernaan. Agar makanan yang kamu makan dapat diserap
dengan baik, makanan harus dipotong-potong atau dikunyah. Makanan dipotong-potong dengan
cara dikunyah oleh gigi dan dibantu oleh lidah supaya hancur. Ada makanan yang mudah dicerna
dan ada makanan yang tidak mudah dicerna oleh tubuh. Makanan yang mudah dicerna oleh
tubuh, di antaranya nasi dan roti. Adapun makanan yang sulit dicerna biasanya berasal dari
tumbuh-tumbuhan yang banyak mengandung serat (selulosa). Namun, makanan yang berserat
banyak menyerap air di dalam tubuh sehingga membantu proses pencernaan.
3. Makanan yang Baik untuk Kesehatan
Makanan diperlukan tubuh manusia untuk pertumbuhan dan melakukan kegiatan sehingga tubuh
tetap sehat. Kegiatan yang dilakukan, misalnya belajar, pergi ke sekolah, dan bermain. Makanan
yang kamu makan sebaiknya mengandung gizi. Asupan gizi yang baik tidak akan terpenuhi tanpa
makanan yang sehat. Makanan yang sehat adalah makanan yang mengandung semua zat gizi.
Zat-zat gizi tersebut dibutuhkan tubuh untuk memperoleh energi. Selain itu, zat gizi digunakan
untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan sel-sel tubuh serta memelihara kesehatan. Zat-zat

makanan yang diperlukan tubuh, di antaranya karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan
air. Untuk lebih jelasnya, akan dijelaskan sebagai berikut.
a. Karbohidrat
Karbohidrat diperlukan tubuh sebagai sumber tenaga dalam melakukan kegiatan.
Karbohidrat adalah lebih diklasifikasikan sebagai monosakarida, disakarida, dan polisakarida
yang didasarkan pada jumlah unit gula yang dikandungnya. Monosakarida berisi satu unit
sementara gula disakarida dan polisakarida berisi dua berisi tiga atau lebih. Polisakarida juga
dikenal sebagai karbohidrat kompleks karena tubuh membutuhkan waktu lebih lama untuk
mencerna dan menyerap karena mereka diproses satu per satu dari sebuah rantai panjang.
Karbohidrat sederhana bisa diserap dengan sangat cepat dan menimbulkan peningkatan kadar
gula darah segera. Gula dan tepung pasokan energi ke tubuh dalam bentuk glukosa. Glukosa
adalah sumber energi bagi sel-sel darah merah dan otak, sistem saraf pusat, plasenta dan janin.
Buah-buahan, sayuran, biji-bijian dan susu adalah sumber utama karbohidrat. Dianjurkan bahwa
55 sampai 75 persen dari total energi yang harus disumbangkan oleh karbohidrat.
Sumber makanan yang mengandung karbohidrat, di antaranya nasi, jagung, kue, roti, ubi,
dan kentang.

b. Protein
Protein merupakan zat makanan yang berfungsi untuk membangun tubuh dan memperbaiki
jaringan dan sel yang rusak. Protein tubuh terutama ditemukan di kulit, otot, organ, dan kelenjar.
Protein dibutuhkan untuk membantu perbaikan sel-sel tubuh dan membuat yang baru.
Memproduksi protein hormon, enzim, antibodi dan menjaga keseimbangan asam alkali. Protein
berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan selama masa kanak-kanak, remaja dan
kehamilan. Makanan hewani seperti daging, ikan, unggas, telur dan makanan nabati seperti
kacang, kacang polong, kacang-kacangan, biji-bijian, gandum, dan kedelai merupakan sumber
protein. Regular asupan protein 0,8 gram per kilogram berat badan dianjurkan untuk orang
dewasa.

Jika tubuhmu kekurangan protein akan menderita penyakit kwashiorkor (perhatikan Gambar
1.8). Penderita kwashiorkor akan terhambat pertumbuhannya, kulit bersisik, kurus, dan
rambutnya kusam.
c. Lemak
Lemak berfungsi sebagai sumber tenaga atau energi dan sebagai cadangan makanan.
Lemak yang paling terkonsentrasi dan bentuk energi yang diperlukan sepanjang hidup dalam
jumlah yang tepat. Mereka membuat vitamin tertentu tersedia untuk tubuh; mereka bantalan
organ vital dan membantu untuk mempertahankan suhu tubuh. Asupan lemak dan minyak yang
tinggi asam lemak jenuh harus tetap rendah. Asam lemak tak jenuh tunggal ditemukan dalam
sayuran, kacang-kacangan, minyak zaitun, kacang, dan minyak canaola efektif dalam
mengurangi kolesterol jahat tanpa mempengaruhi kolesterol baik. Fitur asupan lemak total
adalah 20 sampai 35 persen kalori untuk orang dewasa.
Lemak ada 2 macam, yaitu lemak hewani dan lemak nabati. Lemak hewani adalah lemak yang
dihasilkan hewan. Contoh lemak hewani adalah daging, keju, minyak ikan, telur, dan mentega.
Adapun lemak nabati adalah lemak yang bearasal dari tumbuh-tumbuhan. Contoh lemak nabati
adalah kelapa, kacang tanah, dan margarin.
Seperti telah diketahui, lemak merupakan penghasil kalori terbesar tiap gramnya (lihat
perbandingan kalori), dibandingkan sumber nutrisi lain - karbohidrat dan protein. Maka tidak
heran, bila asupan lemak yang tinggi merupakan penyebab terjadinya kelebihan asupan energi,
yang bila tertimbun dapat menimbulkan kelebihan BB.
Dari hasil pengamatan terlihat bahwa orang dengan kelebihan BB sangat suka makanan
berlemak. Rata-rata konsumsi lemak mereka berada di atas 50% dari total kalori.
d. Vitamin
Vitamin merupakan zat makanan yang berguna untuk melancarkan semua proses yang terjadi di
dalam tubuh. Kebanyakan vitamin tidak dapat dibuat di dalam tubuh. Vitamin dibutuhkan dalam
jumlah yang sedikit. Vitamin ini bermacam-macam, yaitu vitamin A, B, C, D, E, dan K. Vitamin

B dan C larut di dalam air, sedangkan vitamin A, D, E, dan K larut dalam lemak. Penyakit yang
disebabkan kekurangan vitamin disebut avitaminosis. Bahan makanan apa saja yang
mengandung vitamin?
Untuk mengetahuinya, perhatikan tabel berikut.
Tabel 1.1 Bahan Makanan yang Mengandung Vitamin dan Kegunaannya

e. Mineral
Mineral diperlukan tubuh dalam jumlah yang sedikit. Fungsi mineral bagi tubuh adalah untuk
melancarkan semua proses yang terjadi di dalam tubuh. Beberapa macam mineral yang
diperlukan oleh tubuh, di antaranya kalsium, besi, fosfor, dan iodin.
1) Kalsium berfungsi sebagai pembentuk tulang dan gigi. Selain itu, kalsium membantu dalam
pembekuan darah jika tubuh mengalami luka. Bahan makanan yang banyak mengandung
kalsium adalah susu, ikan, dan roti.
2) Zat besi berfungsi sebagai pengikat oksigen di dalam darah. Jika kekurangan zat besi, tubuh
kita akan mengalami anemia (kekurangan darah). Bahan makanan yang banyak mengandung zat
besi adalah daging, roti, kuning telur, dan kacang-kacangan.

3) Fosfor berfungsi menjaga kesehatan serta kekuatan gigi dan gusi. Jika kekurangan fosfor
dapat menyebabkan radang gusi dan kerusakan gigi. Fosfor terdapat dalam susu dan kuning telur.
4) Iodin berfungsi mencegah penyakit gondok. Kekurangan iodin dapat pula menyebabkan
terhambatnya pertumbuhan dan cacat mental. Iodin terdapat dalam garam dapur beriodin, air
minum, dan ikan laut.
f. Air
Air merupakan zat yang sangat penting bagi tubuh. Air berfungsi memperlancar metabolisme,
seperti proses pencernaan dan peredaran darah.
PROSES METABOLISME NUTRISI
Setiap mahluk hidup memerlukan energi dalam melakukan setiap aktivitasnya. Energi
ini diperoleh dari proses kimiawi yang merubah bahan makanan (nutrisi) menjadi energi yang
kemudian digunakan untuk aktivitasnya. Proses kimia tersebut dikenal sebagai metabolisme,
metabolisme sendiri ialah jumlah dari seluruh reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh mahluk
hidup yang mana hasil dari metabolisme ini digunakan untuk pertumbuhan, pembentukan energi,
pembersihan dari bahan-bahan yang tidak dibutuhkan lagi, dan lain-lain. Secara umum
metabolisme dapat dibedakan atas Anabolisme dan Katabolisme.
Anabolisme ialah proses sintesis yang diperlukan untuk pertumbuhan atau pembentukan
sel baru dan perawatan terhadap seluruh jaringan. Dalam proses ini sangat dibutuhkan energi
dalam jumlah yang besar. Model dari proses anabolisme dapat dilihat pada gambar di bawah ini;
Gambar 1. Proses anabolisme nutrisi
Sedang katabolisme ialah proses lanjutan yang terkait dengan pembentukan energi yang
dibutuhkan oleh seluruh aktifitas fisik baik di dalam maupun di luar. Katabolisme juga terlibat
dalam perawatan suhu tubuh, dan perombakan senyawa kimia yang kompleks menjadi senyawa
kimia yang sederhana yang dapat dilepaskan sebagai kotoran dari dalam tubuh melalui hati,
saluran pencernaan, paru-paru dan kulit. Dalam proses ini terjadi pelepasan energy yang dapat

dimanfaatkan untuk aktifitas. Model dari proses anabolisme dapat dilihat pada gambar di bawah
ini;

Gambar 2. Proses katabolisme nutrisi


Metabolisme selalu membutuhkan enzim untuk membantu reaksi. Enzim adalah protein
khusus yang berperan sbg katalisator dalam reaksi kimia tetapi tidak mengalami perubahan
selama proses berlangsung
Energi diperoleh dari metabolisme nutrisi yang di konsumsi oleh tubuh. Jenis nutrisi
yang dikonsumsi oleh tubuh antara lain; Protein, karbohidrat dan lemak. Proses dan jumlah
energi yang dihasilkan oleh masing-masing nutrisi ini berbeda satu dengan lainnya. Namun
bentuk senyawa dari nutrisi yang digunakan untuk dirubah menjadi bentuk energi ialah bentuk
senyawa yang sederhana.
Ada dua jalur utama metabolisme pemecahan gula: a) Jalur Embden- Meyerhof (EM). b)
Jalur Pentosa-Phosphat (PP). Kedua jalur ini mempunyai produk hasil akhir sama yaitu
gliseraldehid-3-fosfat, namun kedua jalur itu digunakan untuk keperluan berbeda. Jalur EM
merupakan jalur utama untuk menghasilkan energi sementara jalur PP adalah untuk keperluan
biosintesis, misalnya menghasilkan senyawa intermidiet ribose-5-fosfat untuk sintesis asamasam
nukleat dan eritrose-4-fosfat untuk sintesis asam amino aromatik.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa energi yang dihasilkan ini digunakan
mahluk hidup untuk melakukan aktifitasnya baik aktifitas di dalam maupun aktifitas di luar

tubuh. Tanpa adanya proses metabolisme maka reaksi pembentukan dan penguraian tidak akan
berlangsung, sehingga energi tidak
akan terbentuk dan nutrisi yang dikonsumsi tidak mapu dirombak dan akan menumpuk di dalam
tubuh.
Begitu pentingnya proses metabolisme bagi mahluk hidup, hingga tidak ada satupun
mahluk hidup, mulai dari yang bersel satu (Uniseluler) hingga yang bersel banyak (Multiseluler)
tidak melakukan proses metabolisme ini. Untuk mengetahui proses metabolisme nutrisi yang
terjadi dalam tubuh maka dalam makalah ini kami akan mencoba untuk menguraikan beberapa
metabolisme tersebut yang terdiri atas metabolism protein, karbohidrat dan lemak (lipid).
FUNGSI SISTEM PENCERNAAN
Fungsi utama sistem pencernaan adalah untuk memindahkan zat gizi atau nutrien (setelah
memodifikasinya), air, dan elektrolit dari makanan yang kita makan kedalam lingkungan internal
tubuh.
Terdapat empat proses pencernaan dasar yaitu:
Motilitas
Motilitas mengacu pada kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran
pencernaan. Seperti otot polos vasikuler, otot polos dinding saluran cerna terus menerus
berkontraksi dengan kekuatan yang rendah hal ini berguna untuk menjaga tekanan pada saluran
cerna serta mencegah saluran cerna mengalami peregangan berlebihan.
Sekresi
Sejumlah getah pencernaan dikeluarkan sepanjang rute pencernaan oleh kelenjarkelenjar, setiap sekresi pencernaan terdiri atas air, elektrolit, dan konstituen organik spesifik
seperti enzim, garam empedu, atau mukus.
Pencernaan (digesti)

Pencernaan mengacu pada proses penguraian makanan dari yang strukturnya kompleks
menjadi satuan-satuan yang lebih kecil yang dapat diserap oleh enzin-enzim yang diproduksi
dalam sistem pencernaan.
Penyerapan
Penyerapan (absorbsi) adalah proses dimana satuan /monomer yang sederhana diangkut
masuk kedalam lingkungan internal tubuh. Ada berbagai macam mekanisme dalam menyerap
nutrien seperti transport aktif, difusi terfasilitasi, difusi pasif dan sebagainya, tergantung dari
jenis nutriennya dan tempat penyerapannya.
Pencernaan dalam Mulut dan Lambung
Saliva Memulai Pencernaan Karbohidrat, tetapi Lebih Berperan Penting dalam
Higiene Mulut dan Mempermudah Bicara.
Saliva (air liur), sekresi yang berkaitan dengan mulut yang diproduksi oleh tiga kelenjar
saliva utama yaitu parotis, submandibula, sublingual yang terletak di rongga mulut yang
dikeluarkan melalui duktus didalam mulut.
Saliva terdiri atas 99,5% air serta 0,5% protein dan elektrolit. Protein saliva yang
terpenting adalah amilase, mukus, dan lisozim.

Fungsi dari saliva dapat disimpulkan sebagai berikut:


Air liur memulai proses pencernaan karbohidrat di mulut melalui kerja amilase liur, suatu
enzim yang memecah polisakarida menjadi disakarida.
Air liur mempermudah proses menelan dengan membasahi partikel-partikel makanan,
sehingga mereka saling menyatu serta menghasilkan pelumasan karena adanya mukus
yang kental dan licin

Air liur memiliki efek antibakteri melalui efek ganda, pertama oleh lisozim suatu enzim
yang melisiskan atau menghancurkan bakteri tertentu kedua dengan membilas bahan
makanan yang mungkin digunakan oleh bakteri.
Air liur berfungsi sebagai pelarut untuk molekul-molekul yang merangsang papil
pengecap, sehingga kita dapat merasakan rasa makanan.
Air liur membantu kita dalam berbicara dengan membasahi lidah dan bibir.
Air liur berperan penting dalam higiene mulut dengan membantu kebersihan mulut dan
gigi. Karena air liur terus menerus membilas sisa makanan yang tersisa di mulut.
Air liur memiliki senyawa penyangga bikarbonat yang menetralkan asam di makanan dan
asam yang dihasilkan oleh flora normal yang ada di mulut, untuk mencegah karies gigi.
Walaupun memiliki banyak fungsi namun enzim amilase saliva tidaklah esensial karena
walau tidak adanya enzim tersebut enzim amilase pankreas dapat menyelesaikan pencernaannya,
serta waktu kontak antara substrat dengan enzim amilase saliva tidaklah optimum dikarenakan
cepatnya waktu mengunyah dan menelan makanan.
Lambung Menyimpan Makanan dan Memulai Pencernaan Protein
Lambung adalah ruang berbentuk kantung yang berbentuk huruf j yang terletak antara
esofagus dan korpus (badan). Motilitas lambung bersifat kompleks dan dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu:
Pengisian lambung jika kosong lambung memiliki volume 50 ml tetapi organ ini dapat
mengembang sampai dengan 1000 ml ketika makan. Ada dua faktor yang menjaga motilitas
lambung yaitu plastisitas yang mengacu pada kemampuan otot polos dalam mempertahankan
ketegangannya yang konstan dalam rentang waktu yang lebar. Selanjutnya adalah relaksasi
reseptif yakni proses relaksasi otot polos untuk meningkatkan kemampuan lambung dalam
mengakomodasi volume makanan.
Sekresi asam hidroklorida
Sel-sel parietal secara aktif mengeluarkan HCl kedalam lumen lambung yang kemudian
mengalirkannya kedalam lumen lambung. pH isi lumen menurun hingga pH 2 akibat sekresi
HCl. Ion H+ dan ion Cl- dipompakan melalui pompa yang berbeda ion hidrogen dipompakan
secara aktif melawan gradien yang sangat besar yakni konsentrasinya dalam lumen sampai 34juta kali konsentrasi yang terdapat dalam plasma. Sehingga sel-sel parietal membutuhkan

banyak energi, oleh karena itu sel-sel parietal dilengkapi dengan banyak mitokondria. Ion
klorida dipompakan secara aktif namun hanya melawan 1,5 konsentrasinya.
Fungsi dari HCl adalah
Mengaktifkan prekusor enzim pepsinogen menjadi enzim aktif pepsin, untuk membantu
membuat lingkungan asam yang optimal untuk pepsin.
Membantu penguraian serat otot dan jaringan ikat sehingga partikel makanan yang besar
dapat dicerna dengan mudah.
Bersama lisozim dalam air liur bertanggungjawab terhadap mematikan sebagian besar
mikroorganisme yang masuk bersama makanan.
Sekresi pepsinogen
Konstituen utama pencernaan dalam getah lambung adalah pepsinogen, pepsinogen akan
terrai oleh HCl menjadi enzim bentuk aktif yaitu pepsin. Terbentuknya pepsin akan merangsang
pembentukan pepsin lain hal ini disebut proses otokatalitik. Pepsin memulai pencernaan protein
dengan memecah ikatan peptida menjadi rantai pendek asam amino. Pepsin dapat mencerna
sendiri sel tempat ia dihasilkan oleh karena itu pepsin disimpan dalam tubuh dalam bentuk
inaktifnya sampai ia diaktifkan oleh HCl.
Sekresi mukus
Permukaan mukosa lambung dilindungi oleh selapis mukus yang berfungsi sebagai sawar
protektif. Karena sifat lubrikasinya mukus melindungi lambung secara mekanis. Mukus
melindungi dinding lambung dari self-digestion karena pepsin dihambat. Karena bersifat alkalis
mukus melindungi lambung dari cidera asam dengan menetralkan HCl.

Sekresi gastrin
Sel endokrin khusus, sel G yang terletak di daerah kelenjar pilorus lambung
mengsekresikan gastrin ke dalam darah apabila mendapatkan rangsangan yang sesuai setelah
dingkut dalam darah kembali ke mukosa oksintik gastrin akan merangsang sel parietal dalam
peningkatan sekresi getah lambung.

Kontrol sekresi getah lambung melibatkan tiga fase


Faktor-faktor

yang

muncul

sebelum

makanan

sampai

ke

lambung.

mengacu pada peningkatan sekresi HCl dan pepsinogen yang terjadi secara simultan.
Faktor-faktor

yang

muncul

ketika

makanan

berada

di

dalam

lambung.

mengacu pada adanya protein yang merupakan substrat enzim pepsin dan adanya zat-zat
yang membantu peregangan otot polos lambung seperti kafein
Faktor-faktor

di

duodenum

ketika

makanan

meninggalkan

lambung.

enzim-enzim dalam usus apabila telah aktif akan menginhibisi kerja enzim yang berada
dalam lambung.
Pencernaan Dalam Intestinum
Isi lambung, atau kimus (chyme),dimasukkan secara terputus-putus melalui katup pylorus ke
dalam duodenum selama proses pencernaan. Kandungan sekret pancreas dan biliaris yang alkalis
menetralkan kimus yang asam, dan mengubah nilai pH bahan ini menjadi alkalis; pergeseran pH
tersebut diperlukan bagi kerja enzim yang terdapat di dalam getah pancreas dan usus, tetapi
menghambat kerja enzim lebih lanjut.
1. Getah Empedu
Di samping beragam fungsi pada metabolisme intermediet, hatidengan memproduksi getah
empedu memegang peranan penting pada proses pencernaan. Kandung empedu menyimpan
getah empedu yang diproduksi dalam hati di antara waktu-waktu makan. Selama pencernaan,
kandung empedu akan berkontraksi dan mengalirkan getah empedu secara cepat ke dalam
duodenum melalui duktus koledokus. Getah pancreas bercampur dengan getah empedu karena
keduanya mengalir ke dalam duktus koledokus sesaat sebelum memasuki duodenum.
1.1 Komposisi Getah Empedu
Komposisi getah empedu hati berbeda dari getah empedu kandung empedu. Seperti
terlihat dalam table di bawah ini, getah empedu bersifat lebih pekat.
Getah Empedu Hati

Getah

Empedu

(saat disekresikan)
kandung Empedu
Persentase Getah Persentase Zat PadatPersentase
Getah
Empedu Total
Air
97,00
Zat padat
2,52
Asam Empedu
1,93
Musin dan pigmen 0,53
Kolesterol
0,06
Asam
lemak 0,14
teresterifikasi

Total

36,9
21,3
2,4
5,6

Empedu Total
85,92
14,08
9,14
2,98
0,26
0,32

33,3

0,65
1,04
6,9-7,7

dan

tidak teresterifikasi
Garam anorganik
Berat Jenis
pH

0,84
1,01
7,1-7,3

1.2 Sifat Getah Empedu


i.

Emulsifikasi
Garam empedu mempunyai kemampuan cukup besar untuk menurunkan tegangan
permukaan. Kemampuan ini membuat getah empedu mampu mengemulsikan lemak di
dalam usus dan melarutkan asam lemak di dalam usus dan melarutkan asam lemak serta
sabun yang tak larut air. Keberadaan getah empedu di dalam usus merupakan faktor
pelengkap (adjunct) penting dalam menyelesaikan proses pencernaan serta absorpsi
lemak, di samping absorpsi vitamin A, D, E serta K yang bersifat larut lemak. Jika
pencernaan lemak terganggu, bahan makanan lain menjadi kurang terserap karena lemak
bertugas membungkus partikel makanan dan menghalangi kerja enzim pada partikel
tersebut. Pada keadaan ini, kerja bakteri usus akan menimbulkan putrefaksi serta
produksi gas yang cukup tinggi.

i.

Netralisasi Asam
Disamping fungsinya pada proses emulsifikasi, getah empedu, dengan pH sedikit di atas
7, menetralkan kimus asam dari lambung dan menyiapkan untuk proses pencernaan di
dalam usus.

i.

Ekskresi
Getah empedu merupakan vehikulum penting bagi ekskresi asam empedu dan kolesterol,
tetapi juga berfungsi mengeluarkan sejumlah besar obat, toksin, pigmen empedu, dan
berbagai substansi anorganik, seperti tembaga, seng, dan air raksa.

2. Pankreas
Organ yang beratnya sekitar 70 sampai 90 g ini terdapat pada perut bagian atas di
belakang lambung. Organ ini terbagi menjadi 3 bagian, bagian kepala pankreas yang ter-letak
pada bagian cekung duodenum, badan pankreas dan ekor pankreas. Ductus pancreaticus yang
merupakan jalan keluar kelenjar pankreas, berjalan sepanjang pankreas dan bermuara, seperti
disebutkan terdahulu, bersama dengan ductus choledochus ke dalam duodenum.
Pada preparat histologis, pankreas terbagi menjadi 2 jaringan dasar :

Acini
Jaringan yang menghasilkan enzim-enzim pencernaan, berupa lobulus dibagian akhir

kelenjar pankreas. Produksi enzim dan proenzim yang tak aktif akan terjadi dalam sel acinus
ini. Hingga pada saat sekresi, zat yang disimpan dalam bagian yang disebut granul zimogen,
bersama dengan elektrolit dan air, akan disekresi.

Pulau-pulau Langerhans
Adalah jaringan yang di dalamnya tersebar sekelompok sel berbentuk pulau, dan

menghasilkan hormon ke dalam darah.


Hormon dari pankreas telah dibagi menjadi 4 golongan, yaitu:
1. Sekretin
Merupakan hormon yang dikeluarkan oleh pankreas ke dalam darah sebagai akibat dari
masuknya kandungan asam (kimus asam) dari lambung ke dalam duodenum. Sekretin ini
merangsang pankreas untuk mengeluarkan HCO3-ke dalam usus halus untuk menetralkan
HC1 lambung. Dengan demikian pH meningkat dari 1,5-2,5 menjadi kira-kira pH 7.

2. Pankreozimin
Pankreozimin akan menyebabkan sekresi getah pankreas yang kaya akan enzim dengan
cara menstimulasi keluarnya granul zimogen dari sel acinus.
3. Koleisistokinin
Koleisistokinin akan merangsang kontraksi dan pengosongan kantung empedu.
4. Enterokrinin
Enterokrinin akan merangsang pengaliran getah pankreas ke usus halus.
2.1 Pencernaan Protein oleh Enzim Pankreas
A. Tahap I oleh Endopeptidase
Dengan masuknya kandungan asam dari perut ke dalam usus halus, pH yang rendah
ini menyebabkan pengeluaran hormon sekretin ke dalam darah. Sekretin merangsang
pankreas untuk mengeluarkan HCO3- ke dalam duodenum untuk menetralkan HC1
lambung. Dengan demikian pH meningkat dari 1,5-2,5 menjadi kira-kira pH 7. Masuknya
asam amino dalam usus dua belas jari merangsang pengeluaran enzim proteolitik dan
peptidase, yang mempunyai pH optimum 7-8. Tiga di antaranya, tripsin. kimotripsin. dan
karboksipeptidase, dihasilkan oleh sel-sel eksokrin acini pankreas sebagai bentuk
zimogennya

yang

tidak

aktif

yaitu,

tripsinogen.

kimotripsinogen,

dan

prokarboksipeptidase. Sintesis enzim-enzim ini sebagai bentuk yang tidak aktif


dimaksudkan untuk melindungi sel-sel eksokrin terhadap kerusakan akibat serangan
enzim proteolitik.
Setelah tripsinogen memasuki usus halus molekul ini diubah menjadi bentuk
aktifnya, tripsin oleh enterokinase. enzim proteolitik khusus yang dikeluarkan oleh selsel usus. Bila beberapa molekul tripsin bebas telah terbentuk, maka tripsin bebas tersebut
dapat mengkatalisis pengubahan tripsinogen menjadi tripsin. Pembentukan tripsin bebas
adalah akibat terlepasnya heksapeptida dari ujung amino rantai tripsinogen. Jadi tripsin
menghidrolisis ikatan-ikatan peptida dengan gugus karbonil pada residu lisin dan
arginin.

Kimotripsinogen mempunyai suatu rantai polipeptida dengan sejumlah ikatan-ikatan


disulfida antara rantai. Bila kimotripsinogen mencapai usus halus, moiekul ini akan
diubah menjadi kimotripsin oleh tripsin, yang memecah satu rantai panjang polipeptida
kimotripsinogen pada dua titik dengan cara memotong dipeptida. Meskipun demikian,
ketiga bagian yang terbentuk dari rantai kimotripsinogen.asal tetap terikat bersama oleh
jembatan disulfida Kimotripsin menghidrolisis ikatan-ikatan peptida yang mengandung
residu-residu fenilalanin. tirosin dan triptofan. Dengan demikian tripsin dan kimotripsin
menghidrolisis polipeptida-polipeptida yang dihasilkan dari produk pepsin di dalam
lambung, menjadi peptida-peptida yang lebih kecil. Tahap pencernaan protein ini terjadi
dengan sangat efisien sebab pepsin, tripsin dan kimotripsin menghidrolisis rantai
polipeptida pada asam-amino khusus.
B. Tahap II oleh Eksopeptidase
Degradasi peptida rantai pendek di dalam usus halus akan diselesaikan oleh peptidase
lainnya. Yang pertama adalah karboksipeptidase. suatu enzim yang mengandung unsur
seng, yang dibuat oleh pankreas sebagai zimogen yang tidak aktif, yaitu
prokarboksipeptidase. Karboksipeptidase melepaskan residu gugus ujung karboksil
secara berturut-turut dari peptida.Lalu Usus halus mengeluarkan suatu aminopeptidase.
yang dapat menghidrolisis residu amino bagian ujung secara berurutan dari peptidapeptida pendek
Dengan kerja bertahap enzim-enzim proteolitik dan peptidase tersebut, proteinprotein yang termakan akhirnya dihidrolisis untuk menghasilkan suatu campuran asamasam amino bebas, yang kemudian diangkut melalui sel-sel epitel yang melapisi usus
halus kemudian masuk ke dalam pembuluh darah di dalam vili dan diangkut menuju hati.
Enzim_enzim lain dalam pankreas:
1. Amilase
Berfungsi untuk menghidrolisis pati dan glikogen menjadi maltosa, maltotriosa,
oligosakarida bercabang dan oligosakarida tak bercabang.
2. Lipase

Enzim ini diaktifkan oleh kombinasi dari garam empedu, kolipase, fosfolipid dan pH 8.
Lipase bekerja memecah lemak menjadi asam lemak, 2-monoasil gliserol, dan gliserol.
Lipase pankreas bekerja spesifik dalam menghidrolisis hubungan ester primer, yaitu pada
posisi 1 dan 3 triasilgliserol.
3. Kolesterol Esterase
Kolesterol esterase diaktifkan oleh garam empedu yaitu dipecah oleh enzim hidrolese
spesifik.
4. Ribonuklease
Berfungsi untuk mencerna asam nukleat menjadi nukleotida
3. Getah Usus Menyempurnakan Proses Pencernaan
Getah usus yang disekresikan kelenjar Brunner dan Lieberkhn mengandung sejumlah enzim
pencernaan, termasuk enzim-enzim berikut:
1. Aminopeptidase
Merupakan eksopeptidase yang menyerang ikatan peptide di dekat terminal amino asam amino
polipeptida serta oligopeptida; dan dipeptidase dengan beragam spesifisitas, yang sebagian
diantaranya mungkin berada dalam epitel usus. Enzim yang disebutkan terakhir tersebut
menyempurnakan pencernaan dipeptida menjadi asam amino bebas.
2. Disakaridase dan Oligosakaridase spesifik;
-glukosidase (maltase), yang membuang residu glukosa tunggal dari oligosakarida dan
disakarida berikatan (1 4), bermula dari ujung bukan pereduksi ; kompleks sukrase
isomaltase, yang ditemukan sebagai proenzim pada satu rantai polipeptida, tetapi sebagai
enzim aktif pada polipeptida-polipeptida terpisah dan menghidrolisis sukrosa serta ikatan 1 6
dalam dekstrin limit; b-glikosidase (lactase), untuk mengeluarkan galaktosa dari laktosa,
tetapi juga menyerang selobiosa serta bglikosida lain dan di samping itu memiliki tapak

katalitik sekunder yang memecah glikosilseramida; dan trehalase untuk menghidrolisis


trehalosa. Banyak enzim hidrolase ini tetap melekat ke brush border enterosit, sementara
domain katalitik berada dalam keadaan bebas di dalam lumen untuk bereaksi dengan substrat.
3. Fosfatase; yang mengeluarkan gugus fosfat dari senyawa organic fosfat tertentu seperti
heksosa fosfat, gliserofosfat, dan nukleotida yang berasal dari diet serta hasil pencernaan asam
nukleotida oleh nuclease.
4. Polinukleotidase; yang memecah asam nukleat menjadi nukleotida
5. Nukleosidase (nukleosida fosforilase); yang mengatalisis proses fosforolisis nukleosida untuk
menghasilkan basa nitrogen bebas plus pentosa fosfat
6. Fosfolipase; yang menyerang fosfolipid untuk menghasilkan gliserol, asam lemak, asam
fosfat, serta basa misalnya kolin.
4. Pencernaan dan Absorbsi Karbohidrat
4.1 Pencernaan Karbohidrat
Berbagai produk pencernaan karbohidrat diserap dari jejenum ke dalam darah sistem
vena porta dalam bentuk monosakarida, terutama sebagai heksosa dan pentosa.Oligosakarida
yang bersal dari pati dan pada hidrolisis menghasilkan 3-10 unit monosakarida dan disakarida
dihidrolisis dengan enzim yang bersesuaian dari permukaan mukosa usus halus, yang mungkin
mencangkup amilase pankreas yang di absopsi ke atas mukosa. Di dalam lumen usus hanya
terdapat sedikit aktivitas disakaridase bebas. Sebagian besar aktivitas tersebut berhubungan
dengan tombol-tombol kecil pada brush border.
1.Mulut
Pencernaan karbohidrat dimulai di mulut. Bola makanan yang diperoleh setelah makanan
dikunyah bercampurn dengan ludah yang mengandung enzim amilase (sebelumnya dikenal
sebagai ptialin). Amilase menghidrolisis pati atau amilum menjadi bentuk karbohidrat lebih
sederhana, yaitu dekstrin. Bila berada di mulut cukup lama, sebagian diubah menjadi disakarida

maltosa. Enzim amilase ludah bekerja paling baik pada pH ludah yang bersifat netral. Bolus yang
ditelan masuk ke dalam lambung.
2. Usus Halus
Pencernaan karbohidrat dilakukan oleh enzim-enzim disakarida yang dikeluarkan oleH selsel mukosa usus halus berupa maltase, sukrase, dan laktase. Hidrolisis disakarida oleh enzimenzim ini terjadi di dalam mikrovili dan monosakarida yang dihasilkan adalah sebagai berikut :
Maltase, Maltosa 2 mol glukosa, Sukrase, Sakarosa 1 mol glukosa + 1 mol fruktosa, Laktase,
Laktosa 1 mol glukosa + 1 mol galaktosa
Struktur Cincin
Monosakarida glukosa, fruktosa, dan galaktosa kemudian diabsorpsi melalui sel epitel usus halus
dan diangkut oleh sistem sirkulasi darah melalui vena porta. Bila konsentrasi monosakarida di
dalam usus halus atau pada mukosa sel cukup tinggi, absorpsi dilakukan secara pasif atau
fasilitatif. Tapi, bila konsentrasi turun, absorpsi dilakukan secara aktif melawan gradien
konsentrasi dengan menggunakan energi dari ATP dan ion natrium.

3. Usus Besar
Dalam waktu 1-4 jam setelah selesai makan, pati nonkarbohidrat atau serat makanan dan
sebagian kecil pati yang tidak dicernakan masuk ke dalam usus besar. Sisa-sisa pencernaan ini
merupakan substrat potensial untuk difermentasi oleh mikroorganisma di dalam usus besar.
Substrat potensial lain yang difermentasi adalah fruktosa, sorbitol, dan monomer lain yang susah
dicernakan, laktosa pada mereka yang kekurangan laktase, serta rafinosa, stakiosa, verbaskosa,
dan fruktan.

Produk utama fermentasi karbohidrat di dalam usus besar adalah karbondioksida, hidrogen,
metan dan asam-asam lemak rantai pendek yang mudah menguap, seperti asam asetat, asam
propionat dan asam butirat.
4.2 Mekanisme Absorbsi Karbohidrat
Ada dua mekanisme yang bertanggung jawab atas absopsi karbohidrat, yaitu transpor aktif dan
transpor terfasilitasi
1.Transpot aktif
Transpor aktif berarti melawan garis gradien konsentrasi.konfigurasi yang diperlukan bagi
trnspor aktif OH pada atom karbon 2 harus mempunyai konfigurasi sama pada glukosa dan
gugus metil harus ada atau metiltersubtitusi harus ada pada atom karbon 5. Absorpsi
nkarbohidrat disebabkan karena pompa natrium. Gambaranya adalah bahwa glukosa beserta
ion Na dilepas kedalam sitosol sehingga memungkinkan trasporter tersebut membawa lebih
banyak lagi kargo. Ion Na dilepas kedalam. Ion Na diangkut menuruni gradien
konsentrasinya . energi bebas yang diperlukan bagi transpor aktif ini diperoleh dari hidrolisis
ATP yang terhubung dengan sebuah pompa natrium yang melepas Na dari sel bertukar denagn
ion K. Transpor aktif . transpor aktif glukosa dihambat dengan ouabain dan florhizin, suatu
inhibitor yang telah kita ketahui kerjanya terhadap proses reabsorpsi glukosa di dalam tubulus
ginjal. Disamping itu juga terdapat transporter glukosa yang tidak bergantung pada pompa
natrium, GLUT 2 yang memfasilitasi trnspor gula keluar sel.
2. Transpor terfasilitasi menggunakan pembawa untuk memudahkan pemindahan suatu zat
seperti monosakarida melintasi membran turun dari konsentasi tinggi ke konsentasi yang
rendah. Proses ini bersifat pasi dan tidak memerlukan energi karena pergerakan terjadi secara
alamiah menutun gradien konsentasi.konsentasi glukosa didalam darah lebih tinggi dari pada
di dalam jaringan. Pasokan gula segar selalu masuk ke dalam darah dari makanan dan spanan
eergi cadangan, secar bersamaan, sel-sel metabolis glukosa hampir sama secepat pemasukan
ke dalam sel dalam darah.
4.3 Pengaruh Faal Karbohidrat Makanan Yang Tidak Dicernakan Di Usus

1. Berat Feses
Makanan yang rendah serat menghasilkan feses yang keras dan kering yang susah dikeluarkan
dan

membutuhkan

peningkatan

tekanan

saluran

cerna

yang

luar

biasa

untuk

mengeluarkannya. Makanan tinggi serat cenderung meningkatkan berat feses.


2. Metabolisme Kolesterol
Data epidemologik menunjukkan bahwa konsumsi serat makanan mempunyai hubungan negatif
dengan insiden penyakit jantung koroner dan batu ginjal, terutama dengan kolesterol darah.
Polisakarida nonpati larut air (pektin, gum, dan sebagainya) paling berpengaruh sedangkan
polisakarida nonpati yang tidak larut air hanya mempunyai pengaruh kecil terhadap kadar
kolesterol. Penurunan ini terutama terlihat pada fraksi LDL (low Density Lipoprotein) yang
disertai dengan penurunan kandungan kolesterol dalam hati dan lain jaringan.
Pengaruh ini dikaitkan dengan metabolisme asam empedu. Asam empedu dan steorid netral
disintesis dalam hati dari kolesterol, disekresi ke dalam empedu dan biasanya kembali ke hati
melalui reabsorpsi dalam usus halus (siklus entero hepatik).
3. Waktu Transit
Waktu transit makanan setelah ditelan adalah waktu yang dipelrukan makanan untyuk melalui
mulut sampai ke anus. Waktu transit dalam kolon biasanya kurang lebih sepuluh kali lebih
lama daripada waktu transit dari mulut ke awal kolon dan merupakan tahap utama yang
mempengaruhi seluruh waktu transit makanan. Waktu transit dari mulut ke bagian awal usus
besar dipengaruhi oleh pengosongan lambung dan transit dalam usus halus.
4. Perubahan Susunan Mikroorganisme
Hubungan antara kolon dengan kekurangan serat makanan diduga karena terjadinya perubahan
pada susunan mikroorganisme dalam saluran cerna. Mikroorganisme yang terbentuk
menguntungkan pembentukan karsinogen yang berpengaruh terhadap terjadinya kanker.
Mikroorganisme ini juga diduga mencegah atau membatasi pemecahan karsinogen yang
terjadi secara normal bila serat makanan lebih tinggi.

5. Pencernaan dan Absorbsi Lipid


5.1. Pencernaan lipid
a. Mulut
Proses pencernaan manusia berawal di dalam rongga mulut. Dalam mulut terdapat
kelenjar air liur yang mensekresikan liur. Liur mengandung bheberapa enzim yang digunakan
dalam proses pencernaan,salah satunya yaitu enzim lipase. Enzim lipase lingual disekresikan
oleh permukaan dorsal lidah (kelenjar ebner). Akan tetapi, sejumlah penyelidikan menunjukkan
bahwa enzim tersebut tidak mempunyai arti bermakna pada amnesia jika dibandingkan dengan
tikus atau mencit yang lipase lingualnya merupakan satu-satunya enzim lipase prodeudenal.
b. Lambung
Proses pencernaan lipid pertama kali dilakukan di lambung. Lambung mensekresikan
getah lambung yaitu cairan jernih bewarna kuning pucat yang mengandung HCL 0,2-0,5%
dengan pH sekitar 1,0. Getah lambung terdiri atas 97-99% air. Sisanya berupa musin (lendir)
serta garam anorganik dan enzim pencernaan yaitu, pepsin renin serta lipase. Enzim lipase inilah
yang akan mencerna makanan yang mengandung lemak.
Panas lambung merupakan faktor penting untuk mencairkan massa lemak yang berasal
dari makanan den proses emulsifikasinya terjadidenagn bantuan kontraksi peristaltik. Lambung
menyekresikan lipase lambung (lipase gastrik) yang pada manusia merupakan lipase prodeudenal
utama. Lipase lingualdan gastrik memulai pencernaan lemak dengan menghidrolisis
triasilgliserol yang mengandung asam lemak rantai pendek. Sedanga, dan pada umumnya asam
lemak tak jenuh rantai panjang untuk membentuk terutama asam lemak bebas dan 1,2diasilgliserol dengan ikatan sn-3 ester sebagai tempat hidrolisis utamanya. Enzim ini hancur pada
pH rendah, tetapi bekerja aktif setelah makan karena kerja pendaparan yang dimiliki protein
makanan di dalam lambung. Nilai optimum pH yang dimiliki cukup luas yaitu sekitar 3,0-6,0.
Lipase prodeudenal berperan penting selama periode neonatal, yaitu pada seaat aktivitas
lipase pankreas masih rendah sementara lemak susu harus dicerna. Akibat waktu retensi selama

2-4 jam di dalam lambung, sekitar 30% triasilgliserol makanan dapat diserap pada selang waktu
tersebut, sebaian besar pada satu jam pertama. Lemak susu mengandung asam lemak rantai
sedang dan pendek yang cenderung mengalami esterifikasi pada posisi sn-3. Oleh sebab itu,
lemak susu merupakan substrat yang baik bagi enzim lipase gastrik. Asam lemak hidrofilik rantai
pendek dan sedang yang dilepas akan diserap melalui dinding lambung dan masuk ke vena porta,
sementara asam lemak rantai panjang larut di dalam droplet lemak dan terus melintas ke
deudenum.
c. Usus
Asam lemak rantai panjang yang tidak diserap oleh dinding lambung akan melintas
menuju ke deudenum bersama dengan kimus (isi lambung) yang lainnya. Setelah masuk ke
deudenum, isi lambung akan diemulsikan dengan garam empedu dan getah pankreas yang
disekresikan masing-masing dari empedu dan dari pankreas. Di dalm usus inilah ynag nantinya
akan menguraikan asam lemak yang belum dapat diabsorbsi sehingga nantinya sapat diabsorbai
di lumen usus.
Lipase pankreas mula-mula akan menyerang hubungan (link) esrer primer triasilgliserol.
Lipase pankreas bekerja pada antarmuka (interface) air minyak droplet lipid yang teremulsi halus
dan terbentuk akibat gerak agitasi mekanik di dalam ususadanya produk hasil kerja lipase lingual
dan gastrik, yaitu garam empedu, kolipase (protein di dalam getah pankreas), fosfolipid, dan
fosfolipase A2 (juga terdapat dalam getah pankreas).
Kemunculan asam-asam lemak bebas akibat kerja lipase lingual dan gastrik memfasilitasi
hidrolisis oleh lipase pankreas, khususnya hidrolisis triasilgliserol susu. Fosfolipase A 2 dan
kolipase disekresikan dalam bentukpro dan membutuhkan pengaktifan ikatan peptida spesifik
oleh hidrolisis triptik. Pengaktifan prolipase terjadi dengan pengeluaran pentapeptida dari ujung
terminal amino. Pentaamino inilah yang bekerja sebagai sinyal atas rasa kenyang untuk lipid dan
diberi nama enterostatin.
Karena sulitnya ikatan ester sekunder di dalm triasilgliserol dihidrolisis oleh lipase
pankreas, -pencernaan triasilgliserol berlangsung dengan pengeluaran bagian terminal asam
lemak untuk mrnghasilkan 2-monoasilgliserol. Mengingat bagian asam lemak ini berangkai

melalui suatu ikatan ester sekunder, agar terjadi hidrolisis sempurna, pengeluarannya
memerlukan reaksi isomerasi menjadi ikatan ester primer. Peristiwa ini merupakan peristiwa
yang berjalan cukup lambat, akibatnya 2-monoasilgliserol menjadi produk akhir utama dari
pencernaan triasilgliserol dan hanya seperemat jumlah triasilgliserol yang dikonsumsi dipecah
menjadi asam lemak dan gliserol.
5.2. Proses absorbsi lipid
Transport bahan yang diserap oleh usus terjadi melalui dua lintasan:
a. sistem portal hepatik yang berjalan langsung menuju hati dan mengangkut nutrien larut air
b. pembuluh limfe, yang menuju darah melalui duktus torasikus dan mengangkut nutrien yang
larut dalam lemak.
5.3. Produk Pencernaan lemak diserap dari misel garam empedu
Senyawa 2-monoasilgliserol, asam lemak, dan sejumlah kecil senyawa 1-monoasilgliserol
meninggalkan fase minyak pada emulsi lipid dan berdifusi ke dalm misel yang bercampur serta
liposom yang terdiri dari garam empedu, fosfatidil kolin, dan kolesterol, dilapisi getah empedu.
Karena bersifat larut air, misel memungkinkan produk pencernaan diangkut melewati lingkungan
akeosa lumen usus menuju brush border sel mukosa tempat produk tersebut diserap ke dalam
epitel usus. Garam empedu berlanjut mengalir ke dalam ileum., tempat sebagian besar darinya
diserap ke dalam sirkulasi enterohepatik oleh suatu transport aktif.
Di damal dinding usus, senyawa 1-monoasilgliserol lebih lanjut di hidrolisis lagi hingga
menghasilkan gliserol bebas dan asam lemak. Proses hidrolisis ini dilaksanakan oleh lipase yang
berbeda dari lipase pankreas. Senyawa 2-monoasilgliserol akan diubah kembali menjadi
triasilgliserol melalui lintasan monoasilgliserol. Penggunaan asam lemak untuk resintesis
triasilgliserol pertama-tama membutuhkan konversi asam lemak menjadi asil-KoA oleh enzim
asil-KoA sintetase. Triasilgliserol rantai pendek dan sedang dapat diserap dalam bentuk seperti
ini dan kemudian dihidrolisis oleh enzim gliserol ester hidrolase.

Sistesis triasilgliserol kemungkinan besar terjadi di dalam mukosa usus melalui cara yang
serupa denagn yang terjadi di dalam jaringan lain. Lisopospolipid yang diserap juga akan
mengalami reasilasi dengan asil KoA untuk mrnghasilkan kembali fosfolipid dan ester kolesteril.
Glisrol bebas yang dilepas di dalam lumen usus tidak digunakan kembali, tetapi melintas
langsung ke dalam vena porta. Meskipun demikian, gliserol yang dilepas di dalam sel usus dapat
digunakan kembali untuk sintesis triasilgliserol setelah diaktifkan menjadi gliserol 3-fosfat oleh
ATP. Dengan demikian, semua asam lemak rantai panjang yang diserap oleh sel mukosa dinding
usus akan digunakan pada pembentukan kembali asilgliserol, khususnya triasilgliserol.
Triasilgliserol setelah disintesis di dalam mukosa usus, sedikitpun tidak diangkut di
dalam darah vena porta. Sebaliknya sebagian besar lipid yang diserap, termasuk fosfolipid, ester
kolesteril , kolesterol dan vitamin larut-lemak akan membangaun kilomikron yang membentuk
suatu cairan seterti susu, kilus (chyle), yang dikumpulkan oleh pembuluh limfa regio abdomen
dan dilewatkan ke dalam darah sistemik melalui duktus torasikus.
Sebagian besar asam lemak yang diserap dengan panjang lebih dari 10 atom karbon,
terlepas dari bentuknya ketika diserap. Ditemukan sebagai asam lemak teresterifikasi di dalm
cairan limf duktus torasikus. Asam lemak dengan rantai lebih pendek daripada 10-12 atom
karbon diangkut dalam darah vena porta sebagai asam lemak tak teresterifikasi (asam lemak
bebas). Salah satu penyebab mengapa hal ini terjadi karena enzim asil KoA sintetase bersifat
spesifik untuk asam lemak dengan 12 atom karbon atau lebih. Sebagian asam lemak rantai
pendek atau sedang yang terdapat dalam camp[uran triasilgliserol mungkin dapat diserap sebagai
2-monoasilgliserol dan memasuki duktus torasikus melalui lintasan monoasilgliserol.
Di antara sterol-sterol nabati (fitosterol), tidak satupun yang diserap dari dalam usus
kecuali ergosterol aktif (provitamin D)
5.4. Kelainan pada absorbsi lipid
1. Kiluria

Merupakan kelainan berupa diekskresikannya urine seperti susu akibat adanya hubungan
abnormal antara traktus urinarius (saluran kemih) dengan sistem pengaliran limfa usus,
suatu hubungan yang dinamakan fistula kilosa. Pemberian triasilgliserol yang
mengandung asam lemak rantai sedang (kurang dari 12 rantai karbon) sebagai pengganti
lemak diet akan menghilangkan gejala kiluria.
2. Kilotoraks
Merupakan penumpukan cairan pleura yang keruh seperti susu yang disebabkan oleh
hubungan abnormal rongga pleura dengan saluran limfa usus. Penggunaan triasilgliserol
yang mengandung asam lemak rantai pendek akan menghasilkan cairan pleura yang
jernih.
3. Defisiensi kolipase
Merupakan kelainan berupa steatore atau feses yang berlemak pada pasien terjadi akibat
defek pada kerja enzim lipase pankreas.
6. Mekanisme Penyerapan Protein
Pencernaan protein dimulai di organ lambung. Sebagian protein yang ada di lambung
dicerna menjadi peptida oleh enzim pepsin. Sifat setiap jenis protein ditentukan oleh jenis
asam amino dalam molekul protein dan oleh susunan asam-asam amino tersebut.
Pepsin paling aktif pada pH sekitar 2 dan tidak aktif sama sekali pada pH diatas 5.
Kelenjar gastrik mensekresikan asam klorida dalam jumlah besar. Asam klorida ini
disekresikan oleh sel parietal pada pH sekitar 0,8. Tetapi pada saat ia dicampur dengan isi
lambung dan dengan sekresi dari sel kelenjar non parietal lambung, pH berkisar antara 2 atau
3, batas keasaman yang sangat menguntungkan bagi aktivitas pepsin. Pepsin biasanya hanya
mengawali proses pencernaan, memecahkan protein menjadi protease, pepton dan
polipeptida besar. Pemecahan protein ini merupakan suatu proses hidrolisis yang terjadi
pada ikatan peptida antara asam-asam amino.

Bila protein meninggalkan lambung, protein biasanya dalam bentuk proteosa, pepton,
polipeptida besar, dan sekitar 15 % asam amino. Segera setelah masuk ke usus halus, hasil
pemecahan parsial diserang oleh enzim tripsin, kimotripsin, dan karboksipeptidase pankreas.
Enzim-enzim ini mampu menghidrolisis semua hasil pemecahan parsial protein menjadi
asam amino. Akan tetapi, sebagian besar hasilnya adalah dipeptida atau polipeptida kecil
lainnya.
Ikatan antara pasangan asam amino tertentu berbeda dalam ikatan energi dan sifat
fisikanya dari ikatan antara pasangan lain. Oleh karena itu, dibutuhkan enzim spesifik untuk
setiap jenis ikatan spesifik. Hal ini menyebabkan tidak ada satu enzim pun yang dapat
mencernakan protein sepenuhnya menjadi unsur-unsur asam amino.
Asam amino keluar dari sel epitel melalui difusi ke dalam aliran darah. Asam amino
mengikuti aliran yang sama dengan yang ditempuh monosakarida. Dalam waktu yang
bersamaan, dipeptida dan tripeptida dibawa oleh sel epitel melalui transport aktif. Dipeptida
dan tripeptida dihidrolisis menjadi asam amino di dalam sel dan melewati kapiler yang ada di
dalam villi. Dari kapiler, asam amino diangkut ke dalam darah menuju ke hati melalui sistem
peredaran darah porta.
Ternyata tidak semua protein dipecah sampai ke tingkat asam amino, sebagian tetap
dalam bentuk ptoteosa, pepton, dan berbagai ukuran polipeptida. Terkadang ada protein atau
peptida yang lolos dari kerja enzim pencernaan, sehingga ia diserap dalam bentuk bukan
asam amino. Protein dan peptida yang lolos itu bisa aktif bekerja dan sering memberikan
manfaat atau berfungsi secara khusus. Sehingga kedua senyawa itu dikenal sebagai protein
dan peptida aktif atau fungsional. Bila makanan dikunyah dengan semestinya dan tidak
dimakan dalam jumlah yang terlalu banyak pada saat yang sama, sekitar 98% semua protein
akhirnya menjadi asam amino.

PENUTUP

Sistem pencernaan yang sehat sangat berperan penting dalam kesehatan tubuh makhluk
hidup. Dan sistem pencernaan yang sehat membutuhkan organ-organ yang sehat dan juga zat-zat
makanan yang sehat dan seimbang. Bila tidak, akan menyebabkan berbagai gangguan
pencernaan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Eroschenko,V. 2003. Atlas Histology di Viore dengan Kolerasi


Fungsional. Jakarta : EGC
2. Ganong,W. 2005. Buku Ajar Fisiology Kedokteran. Jakarta : EGC
3. Ward. 2005. At a Glance Fisiology.Jakarta : Erlangga
4. Mofat,D. 2005. At a Glance Anatomy. Jakarta : Erlangga

5. Dr.suprayanto,M. Kes.Sistim Digestivus. 16january 2010. diunduh dari

http://filzahazny.wordpress.com/2008/10/31/sistempencernaan/.html. 25 Juli 2010

Anda mungkin juga menyukai