Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KASUS KOROSI
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Korosi
Dosen pengampu Drs. Ranto M.T.

WIWI WULAN SARI


K2513105

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A.

Pengertian korosi
Korosi adalah reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di

lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tak dikehendaki.


Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang

paling lazim adalah perkaratan besi.Pada peristiwa korosi, logam mengalami


oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat logam
umumnya adalah berupa oksida dan karbonat. Rumus kimia karat besi adalah
Fe2O3 x H2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.Korosi merupakan
proses elektrokimia.
Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai anode, di
mana besi mengalami oksidasi. Fe(s) Fe2+(aq) + 2e E = +0.44 V
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain besi itu yang
bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.
O2(g) + 2H2O(l) + 4e 4OH-(aq) E = +0.40 V
atau
O2(g) + 4H+(aq) + 4e 2H2O(l) E = +1.23 V
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk
ion besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, Fe2O3.
xH2O, yaitu karat besi. Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak
sebagai anode dan bagian mana yang bertindak sebagai katode, bergantung
pada berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam
itu.

B.

Penyebap terjadinya korosi


1.

Penyebab korosi

Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi


dua, yaitu yang berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor
dari bahan meliputi kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk kristal,
unsur-unsur kelumit yang ada dalam bahan, teknik pencampuran bahan
dan sebagainya.
Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu,
kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dan
sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang dapat menyebabkan korosi)
terdiri atas asam, basa serta garam, baik dalam bentuk senyawa anorganik maupun organik.

Penguapan dan pelepasan bahan-bahan korosif ke udara dapat


mempercepat proses korosi. Udara dalam ruangan yang terlalu asam atau
basa dapat memeprcepat proses korosi peralatan elektronik yang ada
dalam ruangan tersebut. Flour, hidrogen fluorida beserta persenyawaanpersenyawaannya dikenal sebagai bahan korosif. Dalam industri, bahan
ini umumnya dipakai untuk sintesa bahan-bahan organik. Ammoniak
(NH3) merupakan bahan kimia yang cukup banyak digunakan dalam
kegiatan industri. Pada suhu dan tekanan normal, bahan ini berada dalam
bentuk gas dan sangat mudah terlepas ke udara.

2.

Pengendalian korosi

Korosi menimbulkan banyak kerugian karena mengurangi umur berbagai


barang atau bangunan yang menggunakan besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat
dicegah dengan mengubah besi menjadi baja tahan karat (stainless steel). Akan
tetapi, proses ini terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi.
orosi besi memerlukan oksigen dan air. Kemudian, kita ketahui bahwa
berbagai jenis logam dapat melindungi besi terhadap korosi. Cara-cara
pencegahan korosi besi yang akan dibahas berikut ini didasarkan pada dua sifat
tersebut.
Mengecat. Jembatan, pagar dan railing biasanya dicat. Cat
menghindarkan kontak besi dengan udara dan air.
a.

Melumuri dengan oli atau gemuk. Cara ini diterapkan untuk


berbagai perkakas dan mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak besi
dengan air.
b.

Dibalut dengan plastik. Berbagai macam barang, misalnya rak


piring dan keranjang sepeda dibalut dengan plastik. Plastik mencegah
kontak besi dengan udara dan air.
c.

Tin plating (pelapisan dengan timah). Kaleng-kaleng kemasan


terbuat dari besi yang dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan
secara elektrolisis, yang disebut electroplating. Timah tergolong logam
yang tahan karat. Besi yang dilapisi timah tidak mengalami korosi
karena tidak ada kontak dengan oksigen (udara) dan air. Akan tetapi,
lapisan timah ada yang rusak, misalnya tergores, maka timah justru
mendorong/mempercepat korosi besi. Hal itu terjadi karena potensial
reduksi besi lebih negatif daripada timah. Oleh karena itu, besi yang
dilapisi dengan timah akan membentuk suatu sel elekrokimia dengan
besi sebagai anode. Dengan demikian, timah mendorong korosi besi.
Akan tetapi, hal itu justru yang diharapkan, sehingga kaleng-kaleng
bekas cepat hancur.
d.

Galvanisasi (pelapisan dengan zink). Pipa besi, tiang telpon,


badan mobil, dan berbagai barang lain dilapisi dengan zink. Berbeda
dengan timah, zink dapat melindungi besi dari korosi sekalipun
e.

lapisannya tidak utuh. Hal itu terjadi karena suatu mekanisme yang
disebut dengan perlindungan katode. Oleh karena potensial reduksi
besi lebih positif daripada zink, maka besi yang kontak dengan zink
akan membentuk sel elekrokimia dengan besi sebagai katode. Dengan
demikian, besi terlindungi dan zink yang mengalami oksidasi.
Cromium plating (pelapisan dengan kromium). Besi atau baja
juga dapat dilapisi dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung
yang mengkilap, misalnya untuk bumper mobil. Cromium plating juga
dilakukan dengan elektrolisis. Sama seperti zink, kromium dapat
memberi perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada yang rusak
f.

Sacrificial protection (pengorbanan anode). Magnesium adalah


logam yang jauh lebih aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada
besi. Jika logam magnesium dikontakkan dengan besi, maka
magnesium itu akan berkarat tetapi besi tidak. Cara ini digunakan
untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah atau badan
kapal laut. Secara periodik, batang magnesium harus diganti.
g.

h.
A.

kerugian

Besi yang terkena korosi akan bersifat rapuh dan tidak ada kekuatan. Ini
sangat membahayakan kalau besi tersebut digunakan sebagai pondasi
bangunan atau jembatan. Senyawa karat juga membahayakan kesehatan,
sehingga besi tidak bisa digunakan sebagai alat-alat masak, alat-alat industri
makanan/farmasi/kimia.
B. Pencegahan

Pencegahan besi dari perkaratan bisa dilakukan dengan cara berikut.


1. Proses pelapisan

Besi dilapisi dengan suatu zat yang sukar ditembus oksigen. Hal ini
dilakukan dengan cara dicat atau dilapisi dengan logam yang sukar
teroksidasi. Logam yang digunakan adalah logam yang terletak di
sebelah kanan besi dalam deret volta (potensial reduksi lebih negatif
dari besi). Contohnya: logam perak, emas, platina, timah, dan nikel.
2. Proses katode pelindung (proteksi katodik)

Besi dilindungi dari korosi dengan menempatkan besi sebagai


katode, bukan sebagai anode. Dengan demikian besi dihubungkan
dengan logam lain yang mudah teroksidasi, yaitu logam di sebelah kiri
4

besi dalam deret volta (logam dengan potensial reduksi lebih positif
dari besi).
Hanya saja logam Al dan Zn tidak bisa digunakan karena kedua
logam tersebut mudah teroksidasi, tetapi oksida yang terbentuk
(A12O3/ZnO) bertindak sebagai inhibitor dengan cara menutup rapat
logam yang di dalamnya, sehingga oksigen tidak mampu masuk dan
tidak teroksidasi. Logam-logam alkali, seperti Na, K juga tidak bisa
digunakan karena akan bereaksi dengan adanya air. Logam yang paling
sesuai untuk proteksi katodik adalah logam magnesium (Mg). Logam
Mg di sini bertindak sebagai anode dan akan terserang karat sampai
habis, sedang besi bertindak sebagai katode tidak mengalami korosi.
Korosi adalah peristiwa rusaknya logam karena reaksi dengan
lingkungannya (Roberge, 1999). Definisi lainnya adalah korosi
merupakan rusaknya logam karena adanya zat penyebab korosi, korosi
adalah fenomena elektrokimia dan hanya menyerang logam (Gunaltun,
2003). Pada dasarnya peristiwa korosi adalah reaksi elektrokimia.
Secara alami pada permukaan logam dilapisi oleh suatu lapisan film
oksida (FeO.OH). Pasivitas dari lapisan film ini akan rusak karena
adanya pengaruh dari lingkungan, misalnya adanya penurunan pH atau
alkalinitas dari lingkungan ataupun serangan dari ion-ion klorida. Pada
proses korosi terjadi reaksi antara ion-ion dan juga antar elektron.
Anode adalah bagian dari permukaan logam dimana metal akan larut.
Reaksinya :
Fe 2 Fe2+ + 4e
Dengan kata lain ion-ion besi Fe++ akan melarut dan elektronelektron e- tetap tinggal pada logam. Katode adalah bagian permukaan
logam dimana elektron-elektron 4e- yang tertinggal akan menuju kesana
(oleh logam) dan bereaksi dengan O2 dan H2O.
O2 + H2O + 4e- > 4 OHIon-ion 4 OH- di anode bergabung dengan ion 2 Fe2+ dan
membentuk 2 Fe(OH)2. Oleh kehadiran zat asam dan air maka
terbentuk karat Fe2O3.

a. Anoda: Fe(s) Fe2+ + 2e


Katoda: 2 H+ + 2 e- H2
2 H2O + O2 + 4e- 4OHb. 2H+ + 2H2O + O2 + 3Fe 3Fe2+ + 4OH- + H2
Fe(OH)2 oleh O2 di udara dioksidasi menjadi Fe2O3 . nH2O
Reaksi perkaratan besi

BAB II
TELAAH KASUS
A. Kasus korosi
Korosi/ karat terjadi pada besi dari kursi yang digunakan di dalam
ruang kelas tertentu universitas sebelas maret.

( gambar kursi yang berkarat )

B. Lingkungan dan Penyebap terjadinya korosi pada kursi

Kursi ini berada dalam beberapa ruang kelas. Korosi yang


terjadi pada kursi diakibatkan oleh ruang kelas yang lembap,
kelembapan ini di akibatkan oleh AC ruangan

dan kurangnya

perawatan pada kursi. Seperti yang kita ketahui bahwa AC


mengeluarkan udara dingin, dimana udara dingin ini menyebapkan
terjadinya kelembapan pada ruangan tersebut dan ini merupakan
faktor penyebap korosi dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran
udara, suhu, kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang bersifat
korosif dan sebagainya maka tidak heran jika kursi dalam suangan
bias berkarat.
8

Jadi

korosi

Uniform/General

jenis

ini

Corrosion

bias

(Korosi

di

kategorikan

Menyeluruh).

dalam

korosi

Uniform/General

Corrosion (Korosi Menyeluruh) adalah korosi yang terjadi pada permukaan


logam akibat reaksi kimia karena pH air yang rendah dan udara yang
lembab,sehingga makin lama logam makin menipis. Biasanya ini terjadi
pada pelat baja atau profil, logam homogeny. Karena korosi terjadi pada
permukaan logam secara merata, sehingga terjadi pengikisan permukaan
logam, akibat permukaan bereaksi dengan lingkungan dan menjadi produk
karat (merata). Yang kemudian ketebalan logam berkurang.
Dampaknya terhadap material / benda kerja yang terkorosi merata:
1. Kekuatan

dan

ketangguhan

Material/benda

kerja

berkurang.
2. Material terdegradasi secara lambat (penuaan), hingga
akhirnya kembali menjadi bentuk bijih. Menurunkan nilai
estetika daripada benda kerja.
3. Produk korosi menimbulkan pencemaran lingkungan.

A. Proses terjadinya korosi

10

Anda mungkin juga menyukai