Jurnal PHBS PDF
Jurnal PHBS PDF
ABSTRAK
Kesehatan pada lansia yang menurun secara umum disebabkan karena
menurunnya fungsi organ tubuh, sehingga aktivitas dan metabolisme tubuh juga
menurun, proses alamiah di atas diikuti dengan menurunnya energi dan kapasitas
pencernaan yang umum dimulai usia 50 tahun, oleh karena itu diperlukan
pengetahuan bagi lansia dalam mencegah terjadinya diare diantaranya pengetahuan
tentang cuci tangan yang benar. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis
hubungan antara pengetahuan tentang cuci tangan yang benar dengan kejadian diare
pada lansia di Puskesmas Nguntoronadi I Wonogiri. Jenis penelitian ini menggunakan
rancangan penelitian diskriptif korelational, dengan menggunakan pendekatan crosssectional. Sampel yang digunakan adalah sebagian dari lansia yang memeriksakan
kesehatan di Puskesmas Nguntoronadi I sebanyak 91 orang dengan teknik purposive
sampling. Teknik analisis data yang digunakan dengan analisis chi-square dan uji
Odd Ratio (OR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar lansia
mempunyai pengetahuan cukup yaitu sebanyak 40 orang (44,0%) dan terjadi diare
(62,6%), serta terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang
mencuci tangan yang benar dengan kejadian diare pada lansia di Puskesmas
Nguntoronadi I Wonogiri (p-value = 0,000), dengan nilai odds ratio = 0,118.
Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara pengetahuan tentang mencuci tangan yang benar dengan kejadian
diare pada lansia.
Kata kunci: pengetahuan, cuci tangan, kejadian diare.
ABSTRACT
Generally the health decrease of the elderly is caused by the decrease of their organsfunctions
including the digestive organs. Therefore, the knowledge ofappropriate hand washing is
requiredby the elderly to prevent diarrhea. The objective of the research is to investigate the
correlation between the knowledgeof appropriate hand washing and the diarrhea incidence on the
elderly at Community Health Center Nguntoronadi I of Wonogiri.The research used the
descriptive correlational design with the cross-sectional approach. The samples of research were
91 elderlies. They were taken by using the purposive sampling technique. The data were analyzed
by using theChi-square analysis and the Odd Ratio (OR) test. The research shows that there 40
respondents (44.0%) had fairknowledgeof appropriate hand washing, and 57 respondents (62.6%)
had diarrhea. Thus, there was a significant correlation between the knowledge of appropriate
hand washing and the diarrhea incidence on the elderly at Community Health Center
Nguntoronadi I of Wonogiri, as indicated by the p-value = 0.00, and thevalue of odds ratio =
0.118, meaning the respondents who had fair knowledge would have the risk as much as 0.118
times greater than those who had good knowledge.
PENDAHULUAN
Diare merupakan penyakit yang masih
menjadi masalah di negara berkembang.
Diare diartikan sebagai suatu kondisi buang
air besar tidak normal yaitu lebih dari 3 kali
sehari dengan konsistensi tinja yang encer
dengan atau tanpa disertai darah atau lendir
akibat dari proses inflamasi pada lambung
atau usus (Muslimah, 2010). Indonesia
merupakan salah satu negara berkembang
dengan angka kejadian Diare yang masih
tinggi, hal ini dilihat dari morbiditas dan
mortalitasnya. Lima provinsi dengan insiden
dan period prevalen diare tertinggi adalah
Papua (6,3% dan 14,7%), Sulawesi Selatan
(5,2% dan 10,2%), Aceh (5,0% dan 9,3%),
Sulawesi Barat (4,7% dan 10,1%), dan
Sulawesi Tengah (4,4% dan 8,8%).
Berdasarkan
karakteristik
penduduk,
kelompok umur balita adalah kelompok
yang paling tinggi menderita diare,
sementara lansia umur 55-65 tahun
sebanyak 1,9% dan 3,2% (Kemenkes, RI.,
2013). Resiko terjadinya diare sebenarnya
bisa
diminimalkan
dengan
upaya
pencegahan
dan
pengobatan.
Diare
menyerang kelompok usia baik balita, anak,
dewasa bahkan lansia (Murniwaty, 2005).
Menua merupakan proses terus
menerus yang alamiah, dimulai sejak lahir
dan dialami hampir semua makhluk hidup.
Tahap manusia yaitu bayi, anak, remaja, tua
kemudian lansia (Nugroho, 2000). Bila
seseorang bertambah tua kemampuan fisik
dan mentalnya perlahanlahan mengalami
kemunduran.
Semakin bertambahnya jumlah lansia
maka semakin banyak pula masalah yang
timbul terutama masalah medis yang
mencapai 38%. Masalah kesehatan pada
lansia secara umum disebabkan karena
menurunnya fungsi organ tubuh, sehingga
aktivitas dan metabolisme tubuh otomatis
menurun. Sebagai suatu proses alamiah
fenomena di atas juga diikuti dengan
menurunnya
energi
dan
kapasitas
pencernaan menurun yang umum dimulai
usia 50 tahun (Padila, 2013).
Kesehatan
usia
lanjut
perlu
dipelihara oleh karena secara normal akan
mengalami kemunduran fisik, mental dan
sosial.
Namun
apabila
diantisipasi
sebelumnya tidak akan terjadi penurunan
yang drastis sehingga mengurangi penyebab
penyakit yang berat atau bahkan kematian.
Perilaku sehat dapat mencegah berbagai
penyakit yang mudah terkena pada usia
lanjut, walau usila secara alami mengalami
penurunan berbagai fungsi organ sehingga
rentan terhadap penyakit baik akut atau
kronis, kecenderungan penyakit metabolik,
infeksi degeneratif dan gangguan psikososial
(Nugroho, 2004).
Palancoi
(2014)
mengadakan
penelitian yang menyatakan bahwa, salah
satu faktor yang mempengaruhi kejadian
diare adalah perilaku, lingkungan dan
pengetahuan tentang diare. Perilaku
kesehatan
merupakan
suatu
respon
seseorang terhadap stimulus atau objek yang
berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem
pelayanan kesehatan, makanan, minuman
dan lingkungan (Notoatmodjo, 2010). Salah
satu perilaku kesehatan adalah pengetahuan
tentang mencuci tangan, mencuci tangan
merupakan suatu perilaku kesehatan
(Syarifah Fazila dkk, 2013).
Penelitian yang dilakukan oleh
Nungky Kustantya (2013) yang meneliti
tentang tingkat pengetahuan lansia yang
dihubungkan dengan perilaku hidup bersih
dan sehat pada lansia dimana mencuci
tangan merupakan indikatornya, hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
ada
hubungan yang negatif dan signifikan antara
tingkat pengetahuan lansia tentang mencuci
tangan dengan kejadian penyakit karena
infeksi, semakin kurang tingkat pengetahuan
maka semakin tinggi terkena infeksi
penyakit.
Frekuensi
Variabel
F
Umur :
Mean
Minimum
64,75
60
Pendidikan Akhir
Laki-laki
39
Perempuan
52
Pendidikan
SD Sederajat
SLTA Sederajat
51
40
Karakteristik
%
Maximum
70
42,9
57,1
56,0
44,0
Pekerjaan :
Pensiunan
26
28,6
Petani
36
39,6
IRT
27
29,7
Swasta
2
2,2
N = 91
Sumber: Data primer yang diolah, 2015.
Penelitian ini menunjukkan bahwa
rata-rata umur responden 64,75 tahun
dengan umur terendah 60 tahun dan umur
tertua adalah 70 tahun. Sejalan dengan
pendapat Nursalam (2007) bahwa semakin
cukup umur, tingkat kematangan dan
kekuatan seseorang akan lebih matang
dalam berpikir dan bekerja. Karena dengan
bertambahnya umur seseorang maka
kematangan dalam berpikir semakin baik
sehingga akan termotivasi setiap melakukan
pekerjaan dalam melayani pasien secara
profesional.Umur merupakan salah satu
faktor risiko alami yang mempengaruhi
kesehatan (Nilawati, 2008). Hal ini terjadi
karena
seiring
bertambahnya
usia
mekanisme kerja bagian-bagian tubuh
seseorang akan semakin menurun dan
menyebabkan terjadinya perubahan di dalam
sistem
pencernaan
dan
dampak
psikologisnya diantaranya stress, cemas,
ketakutan dan gugup (Suharyono, 2008).
Hasil penelitian diketahui bahwa
sebagian responden berjenis kelamin
benar
Pengetahuan cuci
tangan yang benar
Kurang
Cukup
Baik
Jumlah
cuci
tangan
yang
(%)
28
40
22
91
30,8
44,0
25,3
100,0
Diare
Tidak Diare
Diare
6
22
6.6% 24.2%
11
29
12.1% 31.9%
17
6
18.7% 6.6%
34
57
37.4% 62.6%
Total
pvalue
OR
c2
28
30.8%
40
44.0% 0,00 0,118 17,83
23
25.3%
91
100.0%
Berdasarkan hasil analisis ChiSquare (c2) diketahui bahwa nilai Chisquare sebesar 17,830 dengan nilai
probabilitas 0,000(p-value < 0,05), sehingga
Ha diterima dan Ho ditolak, artinya bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara
pengetahuan tentang cuci tangan yang benar
dengan kejadian diare pada lansia di
Puskesmas Nguntoronadi I Wonogiri,
artinya bahwa semakin baik dan meningkat
pengetahuan tentang cuci tangan yang benar
maka semakin menurun angka kejadian
diare
pada
lansia
di
Puskesmas
Nguntoronadi I Wonogiri.
Menurut Kemenkes RI (2013),
bahwa sekitar 30 penelitian terkait
menemukan bahwa cuci tangan yang benar
terutama dengan menggunakan sabun dapat
memangkas angka penderita diare hingga
separuh.
Penyakit
diare
seringkali
diasosiasikan dengan keadaan air, namun
secara akurat sebenarnya harus diperhatikan
juga penanganan kotoran manusia seperti
tinja dan air kencing, karena kuman-kuman
penyakit penyebab diare berasal dari
kotoran-kotoran ini. Kuman-kuman penyakit
ini membuat manusia sakit ketika mereka
masuk mulut melalui tangan yang telah
menyentuh tinja, air minum yang
terkontaminasi, makanan mentah, dan
peralatan makan yang tidak dicuci terlebih
dahulu atau terkontaminasi
tempat
program
penyakit
menular
dan
bekerjasama dengan lintas program yang
ada di puskesmas.
3. Bagi lansia dan masyarakat
Diharapkan lansia dan masyarakat dapat
menambah
pengetahuan
tentang
mencuci yang benar dengan cara banyak
membaca buku tentang pencegahan diare
dan mengikuti penyuluhan terkait
pencegahan diare sehingga pihak
keluarga bisa mencegah terjadinya diare
pada anggota keluarga dan penyakit
diare pada lansia dapat dicegah sedini
mungkin.
4. Bagi peneliti berikutnya
Peneliti lain bisa menggunakan variabel
lain yang belum diteliti, seperti umur,
sikap, pengalaman, lingkungan, fasilitas
kesehatan serta sanitasi lingkunganyang
berhubungan dengan kejadian diare, dan
sampel yang lebih banyak atau dengan
metode penelitian yang berbeda serta
alat analisis yang berlainan.
DAFTAR PUSTAKA
Anggrainy R. (2010). Cuci Tangan Pakai
Sabun Untuk Menurunkan Angka
Diare Di Daerah Istimewa Yogyakarta
Dalam Program Mendukung Perilaku
Hidup Bersih. From http://www.
perilaku hidup bersih (PHBS).com.
Diakses 12 November 2014.
Dekawati, Wahyu. (2014). Hubungan Status
Gizi dengan Kejadian ISPA dan Diare
pada Lansia di Puskesmas Musuk I
Boyolali. Eprint.ums.ac.id.
Depkes. RI. (2005). Profil
Indonesia 2004. Jakarta
Kesehatan
Health
Organization.
(2005).
Diarrhoea
Treatment
Guidelines
Including New Recommendations For
The Use of ORS and Zinc
Supplementation for Clinic- Based and
Healthcare Workers. USA: MOST
The USAID Micronutrient Program.