Anda di halaman 1dari 6

KristalografiSistem Kristal

Februari 26, 2011

Posted by ahmad in home, Mineralogi.


trackback
1. SistemIsometrik
Sisteminijugadisebutsistemkristal regular, ataudikenal pula dengansistemkristal
Jumlahsumbukristalnyaada

kubusataukubik.

dansalingtegaklurussatudengan

yang

lainnya.Denganperbandinganpanjang yang samauntukmasing-masingsumbunya.


Padakondisisebenarnya, sistemkristalIsometrikmemiliki axial ratio (perbandingansumbu a = b = c,
yang

artinyapanjangsumbu

jugamemilikisudutkristalografi

samadengansumbu
=

b
90.

dansamadengansumbu
Hal

iniberarti,

c.

Dan

padasistemini,

semuasudutkristalnya( , dan ) tegaklurussatusama lain (90).

Gambar 1 SistemIsometrik
Padapenggambarandenganmenggunakanproyeksi

orthogonal,

sistemIsometrikmemilikiperbandingansumbua : b : c = 1 : 3 : 3. Artinya, padasumbu a


ditarikgarisdengannilai

1,

padasumbu

ditarikgarisdengannilai

3,

dansumbu

jugaditarikgarisdengannilai 3 (nilaibukanpatokan, hanyaperbandingan). Dan sudutantarsumbunya


a+^b = 30. Hal inimenjelaskanbahwaantarasumbu a+ memilikinilai 30 terhadapsumbu b.
Sistemisometrikdibagimenjadi 5 Kelas :

Tetaoidal
Gyroida
Diploida
Hextetrahedral
Hexoctahedral
Beberapacontoh mineral dengan system kristalIsometrikiniadalah gold, pyrite, galena, halite,
Fluorite (Pellant, chris: 1992)
2. Sistem Tetragonal
Samadengan

system

masingsalingtegaklurus.

Isometrik,

sistemkristalinimempunyai

Sumbu

dan

sumbukristal

mempunyaisatuanpanjangsama.

yang

masing-

Sedangkansumbu

berlainan, dapatlebihpanjangataulebihpendek.Tapipadaumumnyalebihpanjang.
Padakondisisebenarnya, Tetragonal memiliki axial ratio (perbandingansumbu) a = b c , yang
artinyapanjangsumbu

samadengansumbu

tapitidaksamadengansumbu

c.

Dan

jugamemilikisudutkristalografi

90.

Hal

iniberarti,

padasistemini,

semuasudutkristalografinya( , dan ) tegaklurussatusama lain (90).

Gambar 2 Sistem Tetragonal


Padapenggambarandenganmenggunakanproyeksi

orthogonal,

sistemkristal

Tetragonal

memilikiperbandingansumbua : b : c = 1 : 3 : 6. Artinya, padasumbu a ditarikgarisdengannilai 1,


padasumbu b ditarikgarisdengannilai 3, dansumbu c ditarikgarisdengannilai 6 (nilaibukanpatokan,
hanyaperbandingan). Dan sudutantarsumbunya a+^b = 30. Hal inimenjelaskanbahwaantarasumbu
a+ memilikinilai 30 terhadapsumbu b.
Sistem tetragonal dibagimenjadi 7 kelas:

Piramid
Bipiramid
Bisfenoid
Trapezohedral
DitetragonalPiramid
Skalenohedral
DitetragonalBipiramid
Beberapacontoh mineral dengansistemkristal Tetragonal iniadalah rutil, autunite, pyrolusite, Leucite,
scapolite (Pellant, Chris: 1992)
3. Sistem Hexagonal
Sisteminimempunyai 4 sumbukristal, dimanasumbu c tegaklurusterhadapketigasumbulainnya. Sumbu
a, b, dan d masing-masingmembentuksudut 120 terhadapsatusama lain. Sambu a, b, dan d
memilikipanjangsama.

Sedangkanpanjang

berbeda,

dapatlebihpanjangataulebihpendek

(umumnyalebihpanjang).
Padakondisisebenarnya, sistemkristal Hexagonal memiliki axial ratio (perbandingansumbu) a = b = d

yang

artinyapanjangsumbu

samadengansumbu

dansamadengansumbu

d,

tapitidaksamadengansumbu c. Dan jugamemilikisudutkristalografi = = 90 ; = 120. Hal


iniberarti, padasistemini, sudut dan salingtegaklurusdanmembentuksudut 120 terhadapsumbu .

Gambar 3 Sistem Hexagonal


Padapenggambarandenganmenggunakanproyeksi

orthogonal,

sistem

Hexagonal

memilikiperbandingansumbua : b : c = 1 : 3 : 6. Artinya, padasumbu a ditarikgarisdengannilai 1,


padasumbu b ditarikgarisdengannilai 3, dansumbu c ditarikgarisdengannilai 6 (nilaibukanpatokan,
hanyaperbandingan).

Dan

sudutantarsumbunya

inimenjelaskanbahwaantarasumbu

a+

memilikinilai

a+^b
20

20

terhadapsumbu

d^b+=
b

40.

dansumbu

Hal
d

membentuksudut 40 terhadapsumbu b+.


Sistem inidibagimenjadi 7:

Hexagonal Piramid
Hexagonal Bipramid
DihexagonalPiramid
DihexagonalBipiramid
TrigonalBipiramid
DitrigonalBipiramid
Hexagonal Trapezohedral
Beberapacontoh mineral dengansistemkristal Hexagonal iniadalah quartz, corundum, hematite,
calcite, dolomite, apatite. (Mondadori, Arlondo. 1977)
4. SistemTrigonal
Jikakitamembacabeberapareferensiluar,

sisteminimempunyainama

selainitubeberapaahlimemasukkansisteminikedalamsistemkristal

lain

Hexagonal.

yaituRhombohedral,
Demikian

pula

carapenggambarannyajugasama. Perbedaannya, bilapadasistemTrigonalsetelahterbentukbidangdasar,


yang

terbentuksegienam,

kemudiandibentuksegitigadenganmenghubungkanduatitiksudut

yang

melewatisatutitiksudutnya.
Padakondisisebenarnya, Trigonalmemiliki axial ratio (perbandingansumbu) a = b = d c , yang
artinyapanjangsumbu a samadengansumbu b dansamadengansumbu d, tapitidaksamadengansumbu
c. Dan jugamemilikisudutkristalografi = = 90 ; = 120. Hal iniberarti, padasistemini, sudut dan
salingtegaklurusdanmembentuksudut 120 terhadapsumbu .

Gambar 4 SistemTrigonal
Padapenggambarandenganmenggunakanproyeksi

orthogonal,

sistemkristalTrigonalmemilikiperbandingansumbua : b : c = 1 : 3 : 6. Artinya, padasumbu a


ditarikgarisdengannilai 1, padasumbu b ditarikgarisdengannilai 3, dansumbu c ditarikgarisdengannilai
6 (nilaibukanpatokan, hanyaperbandingan). Dan sudutantarsumbunya a+^b = 20 ; d^b+= 40. Hal
inimenjelaskanbahwaantarasumbu

a+

memilikinilai

20

terhadapsumbu

dansumbu

membentuksudut 40 terhadapsumbu b+.


Sisteminidibagimenjadi 5 kelas:

Trigonalpiramid
TrigonalTrapezohedral
DitrigonalPiramid
DitrigonalSkalenohedral
Rombohedral
5. SistemOrthorhombik
Sistem

ini

disebut

juga

system

Rhombis

dan

mempunyai

sumbus

imetri

kristal

yang

salingtegaklurussatudengan yang lainnya. Ketigasumbutersebutmempunyaipanjang yang berbeda.


Padakondisisebenarnya, sistemkristalOrthorhombikmemiliki axial ratio (perbandingansumbu) a b c
, yang artinyapanjangsumbu-sumbunyatidakada yang samapanjangatauberbedasatusama lain. Dan
jugamemilikisudutkristalografi

90.

Hal

iniberarti,

padasistemini,

ketigasudutnyasalingtegaklurus (90).

Gambar 5 SistemOrthorhombik
Padapenggambarandenganmenggunakanproyeksi

orthogonal,

sistemOrthorhombikmemilikiperbandingansumbua : b : c = sembarang. Artinyatidakadapatokan yang

akanmenjadiukuranpanjangpadasumbu-sumbunyapadasistemini. Dan sudutantarsumbunya a+^b =


30. Hal inimenjelaskanbahwaantarasumbu a+ memilikinilai 30 terhadapsumbu b.
Sisteminidibagimenjadi 3 kelas:

Bisfenoid
Piramid
Bipiramid
Beberapacontoh

mineral

dengasistemkristalOrthorhombikiniadalah stibnite,

chrysoberyl, aragonite

dan witherite (Pellant, chris. 1992)


6. SistemMonoklin
Monoklinartinyahanyamempunyaisatusumbu yang miring daritigasumbu yang dimilikinya.Sumbu a
tegaklurusterhadapsumbu

n;

tidaktegaklurusterhadapsumbu

n
a.

tegaklurusterhadapsumbu

c,

Ketigasumbutersebutmempunyaipanjang

tetapisumbu
yang

tidaksama,

umumnyasumbu c yang paling panjangdansumbu b paling pendek.


Padakondisisebenarnya, sistemMonoklinmemiliki axial ratio (perbandingansumbu) a b c , yang
artinyapanjangsumbu-sumbunyatidakada

yang

samapanjangatauberbedasatusama

lain.

Dan

jugamemilikisudutkristalografi = = 90 . Hal iniberarti, padaancerini, sudut dan


salingtegaklurus (90), sedangkan tidaktegaklurus (miring).

Gambar 6 SistemMonoklin
Padapenggambarandenganmenggunakanproyeksi

orthogonal,

sistemkristalMonoklinmemilikiperbandingansumbua : b : c = sembarang. Artinyatidakadapatokan yang


akanmenjadiukuranpanjangpadasumbu-sumbunyapadasistemini. Dan sudutantarsumbunya a+^b =
30. Hal inimenjelaskanbahwaantarasumbu a+ memilikinilai 45 terhadapsumbu b.
SistemMonoklindibagimenjadi 3 kelas:

Sfenoid
Doma
Prisma
Beberapacontoh

mineral

denganancerkristalMonoklininiadalah azurite,

gypsum, danepidot (Pellant, chris. 1992)

malachite,

colemanite,

7. SistemTriklin
Sisteminimempunyai

sumbusimetri

yang

satudengan

yang

lainnyatidaksalingtegaklurus.Demikianjugapanjangmasing-masingsumbutidaksama.
Padakondisisebenarnya, sistemkristalTriklinmemiliki axial ratio (perbandingansumbu) a b c , yang
artinyapanjangsumbu-sumbunyatidakada

yang

samapanjangatauberbedasatusama

lain.

Dan

jugamemilikisudutkristalografi = 90. Hal iniberarti, pada system ini, sudut , dan


tidaksalingtegaklurussatudengan yang lainnya.

Gambar 7 SistemTriklin
Padapenggambarandenganmenggunakanproyeksi orthogonal, Triklinmemilikiperbandingansumbua :
b

sembarang.

sumbunyapadasistemini.

Artinyatidakadapatokan
Dan

yang

sudutantarsumbunya

akanmenjadiukuranpanjangpadasumbu-

a+^b

45

b^c+=

80.

Hal

inimenjelaskanbahwaantarasumbu a+ memilikinilai 45 terhadapsumbu b dan b membentuksudut


80 terhadap c+.
Sisteminidibagimenjadi 2 kelas:

Pedial
Pinakoidal
Beberapacontoh

mineral

denganancerkristalTriklininiadalah albite,

kaolinite, microcline dananortoclase (Pellant, chris. 1992)


source:
Mondadori, Arlondo. 1977. Simons & Schusters Guide to Rocks and
Minerals.Milan : Simons & Schusters Inc.
Pellant, Chris. 1992. Rocks and Minerals. London: Dorling Kindersley
Wijayanto, Andika. 2009. Kristalograf.

anorthite,

labradorite,

Anda mungkin juga menyukai