Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Kehamilan merupakan pengalaman yang sangat bermakna bagi
kaum perempuan. Proses kehamilan ini merupakan suatu proses yang
alamiah. Apabila proses ini tidak dikelola dengan baik, maka akan
menimbulkan komplikasi yang dapat membahayakan kesehatan ibu dan
janin (Nugroho dkk, 2014).
Kehamilan merupakan fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa
dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari
saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung
dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut
kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam tiga trimester, dimana
trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15
minggu, dan trimester ketiga 13 minggu (Prawirohardjo, 2009).
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan kematian ibu yang terjadi
pada masa kehamilan, persalinan, dan nifas yang disebabkan oleh faktor
obstetrik maupun non obstetrik. Berdasarkan penelitian WHO di seluruh
dunia terdapat kematian ibu sekitar 500.000 jiwa per tahun kematian
maternal biasanya terjadi terutama di Negara berkembang. Sebenarnya
kematian ibu mempunyai peluang yang sangat besar untuk dicegah
dengan meningkatkan kerjasama antara pemerintah, swasta dan badanbadan sosial lainnya (Manuaba, 2010).
Berdasarkan Hasil Analisis Lanjut Sensus Penduduk 2010, tiga
penyebab kematian ibu terbanyak di Indonesia yaitu hipertensi dalam
kehamilan, komplikasi nifas dan perdarahan pasca bersalin. Tahun 2012
Kementrian Kesehatan melakukan pengumpulan data kualitas pelayanan
kesehatan ibu dan bayi baru lahir di 20 kabupaten/kota dari 10 provinsi
terpilih. Dari pengumpulan data tersebut didapatkan hasil rataan median
kualitas pelayanan kesehatan antenatal di fasilitas kesehatan berdasarkan
penilaian terhadap tenaga kesehatan di Rumah Sakit sebesar 58 %.
Sedangkan rataan median kualitas pelayanan persalinan baik di Rumah
1

Sakit maupun Puskesmas nilainya sama yaitu 74 % (Kementrian


Kesehatan dkk, 2013).
Target Millenium Development Goals (MDGs) AKI Indonesia
tahun 2015 harus mencapai 125/100.000 kelahiran hidup. Angka
kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih termasuk yang tinggi
dibandingkan negara-negara di ASIA. Berdasarkan kondisi AKI (Angka
Kematian Ibu) saat ini adalah 359/100.000 kelahiran hidup dan AKB
(Angka Kematian Bayi) mencapai 32/1000 kelahiran hidup sesuai hasil
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 (Depkes
RI, 2012).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Bali tahun 2014, di
Provinsi Bali ditemukan AKI sebanyak 72,04 per 100.000 kelahiran
hidup dan AKB sebanyak 6,9 per 1.000 kelahiran hidup. Ibu hamil di
Provinsi Bali berjumlah 73.886 orang, ibu hamil dengan resiko tinggi
atau komplikasi berjumlah 14.777 orang (Profil Kesehatan Provinsi Bali,
2015).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung, jumlah
ibu hamil pada tahun 2015 sebanyak 3.222 orang, diantaranya 2.578
orang dengan kehamilan normal dan 644 orang dengan kehamilan resiko
tinggi. Jumlah angka kematian ibu (AKI) di Kabupaten Klungkung pada
tahun 2014 sebesar 68,78 per 100.000 kelahiran hidup sedangkan pada
tahun 2015 sebesar 68,30 per 100.000 kelahiran hidup. Jumlah angka
kematian bayi (AKB) di Kabupaten Klungkung pada tahun 2014 sebesar
7,91 per 1.000 kelahiran hidup sedangkan pada tahun 2015 sebesar 6,10
per 1.000 kelahiran hidup. Berdasarkan data tersebut, angka kematian ibu
(AKI) di Kabupaten Klungkung pada tahun 2015 mengalami peningkatan
sedangkan angka kematian bayi (AKB) mengalami penurunan (Dinas
Kesehatan Kabupaten Klungkung, 2015).
Angka kematian ibu dan bayi merupakan tolak ukur dalam menilai
derajat kesehatan suatu bangsa. Oleh karena itu, pemerintah menekankan

untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi melalui program


program kesehatan. Dalam pelaksanaan program kesehatan sangat
dibutuhkan sumber daya manusia yang kompeten sehingga apa yang
menjadi tujuan bisa tercapai. Sebagai salah satu sumber daya manusia,
bidan merupakan ujung tombak atau orang yang berada di garis terdepan
yang berhubungan langsung dengan perempuan sebagai sasaran program.
Dengan peranan yang cukup besar ini, sangat penting bagi bidan untuk
senantiasa meningkatkan kompetensinya melalui pemahaman mengenai
asuhan kebidanan, mulai dari perempuan hamil sampai nifas serta
kesehatan bayi (Asrinah dkk, 2010).
Untuk mempercepat penurunan AKI Departemen Kesehatan
mengupayakan agar setiap persalinan ditolong atau minimal didampingi
oleh bidan dan pelayanan obstetri semaksimal mungkin kepada semua
ibu hamil. Dalam penurunan AKI keterlibatan lintas sektor lain sangat
diperlukan. Salah satu keterlibatan lintas sektor dalam upaya penurunan
AKI yaitu Gerakan Sayang Ibu (GSI) untuk mencegah tiga macam
keterlambatan diantaranya keterlambatan tingkat keluarga dalam
mengenali tanda bahaya dan membuat keputusan untuk mencari
pertolongan,

keterlambatan

dalam

mencapai

fasilitas

pelayanan

kesehatan dan keterlambatan di fasilitas pelayanan kesehatan untuk


mendapat pertolongan yang di butuhkan (Prawirohardjo, 2009).
Salah satu empat pilar Safe Motherhood adalah asuhan antenatal.
Asuhan antenatal yang baik sangat penting untuk hasil kehamilan yang
baik karena sebagian besar dari kematian ibu bisa dihindari melalui
asuhan antenatal yang bermutu. Pada siklus kehamilan, fokus pelayanan
diarahkan pada pelayanan kesehatan ibu hamil atau antenatal care (ANC)
yang dilakukan sejak awal kehamilan. Melalui pelayanan ANC yang
berkualitas sebenarnya perkembangan kesehatan ibu hamil setiap saat
bisa dipantau dan secara dini dapat dilakukan tindakan intervensi dalam
rangka meminimalisir berbagai faktor resiko kejadian kematian ibu
maternal (Depkes, 2008).

Dalam menangani dan mendeteksi secara dini komplikasi yang


mungkin terjadi pada kehamilan dan persalinan peran bidan sangatlah
penting untuk memotivasi ibu untuk melakukan kunjungan dan
pemeriksaan antenatal care. Peran bidan sangat penting dalam melakukan
pemantauan dan pengawasan yang lebih intensif terhadap ibu hamil yang
melakukan pemeriksaan ANC, sehingga resiko komplikasi tersebut dapat
dideteksi lebih dini. Peran bidan dalam masyarakat sebagai tenaga
kesehatan
memberikan

terlatih

pada

pelayanan

sistem
sebagai

kesehatan
tenaga

nasional
terlatih,

diantaranya
meningkatkan

pengetahuan kesehatan masyarakat, dan meningkatkan sistem rujukan


(Manuaba, 2010).
Partus presipitatus adalah kejadian dimana ekspulsi janin
berlangsung kurang dari 3 jam dari awal persalinan. Angka kejadian
partus presipitatus tahun 1998 di USA sebesar 2 % dan terutama terjadi
pada multipara dengan frekuensi kontraksi uterus kurang dari 2 menit.
Partus presipitatus terjadi bila kecepatan dilatasi servik pada nulipara > 5
cm/jam dan pada multipara 10 cm/jam (Sujiyatini dkk, 2009).
Berdasarkan laporan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) di BPM HS
tahun 2015 sampai Februari 2016, terdapat kunjungan ibu hamil
sebanyak 124 orang, dengan jumlah ibu hamil dengan resiko tinggi
sebanyak 17 orang. Diantaranya 4 orang ibu hamil dengan resti umur >35
tahun, 3 orang resti umur <20 tahun, 2 orang dengan resti jarak anak <2
tahun, 4 orang ibu hamil dengan resti lila <23,5 cm, 1 orang dengan
hamil gemeli dan 3 orang dengan riwayat SC serta jumlah persalinan
sebanyak 70 orang.
Berdasarkan uraian di atas, maka hal ini melatarbelakangi penulis
untuk melakukan studi kasus Asuhan Kebidanan Komprehensif pada
Ibu WS umur 34 tahun G3P2002 UK 39 minggu 4 hari Preskep Puki
Tunggal Hidup Intra Uteri di BPM HS.
B Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dapat ditarik dari latar belakang diatas


yaitu Bagaimanakah Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ibu WS
umur 34 tahun di BPM HS ?
C Tujuan
1

Tujuan Umum
Mahasiswa

dapat

melaksanakan

Asuhan

Kebidanan

Komprehensif pada Ibu WS umur 34 tahun G3P2002 UK 39 minggu


4 hari Preskep Puki Tunggal Hidup Intra Uteri di BPM HS.
2

Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data subyektif pada Ibu WS
umur 34 tahun G3P2002 UK 39 minggu 4 hari Preskep Puki
Tunggal Hidup Intra Uteri secara komprehensif.
b. Mampu melakukan pengkajian data obyektif pada Ibu WS
umur 34 tahun G3P2002 UK 39 minggu 4 hari Preskep Puki
Tunggal Hidup Intra Uteri secara komprehensif.
c. Mampu melakukan analisa pada Ibu WS umur 34 tahun
G3P2002 UK 39 minggu 4 hari Preskep Puki Tunggal Hidup
Intra Uteri secara komprehensif.
d. Mampu melakukan penatalaksanaan pada Ibu WS umur 34
tahun G3P2002 UK 39 minggu 4 hari Preskep Puki Tunggal
Hidup Intra Uteri secara komprehensif.

D Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penulisan karya tulis ilmiah ini
adalah :
1

Manfaat Teoritis
a. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan kajian terhadap materi asuhan pelayanan
kebidanan yang telah diperoleh mahasiswa selama perkuliahan

sehingga diperoleh suatu evaluasi terkait dengan seberapa jauh


mahasiswa dapat memahami dan menerapkan asuhan pelayanan
kebidanan yang komprehensif kepada klien serta dapat
digunakan sebagai acuan bagi studi kasus berikutnya.
b. Bagi Penulis
Sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan, penulisan
studi kasus ini juga dapat memberikan pengalaman, wawasan,
dan pengetahuan yang lebih mendalam mengenai asuhan pada
ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas. Selain itu, penulis juga
dapat menerapkan secara langsung ilmu yang didapat selama
duduk di bangku kuliah mengenai manajemen asuhan kebidanan
pada ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas pada tatanan nyata.
c. Bagi Penulis Selanjutnya
Hasil penulisan studi kasus ini diharapkan dapat menjadi acuan
bagi

penulis

selanjutnya

dalam

mengembangkan

ilmu

pengetahuan yang berkaitan dengan asuhan kebidanan pada ibu


hamil, bersalin dan nifas.
2

Manfaat Praktis
a

Bagi Pasien
Penulisan

studi

kasus

ini

diharapkan

dapat

memberi

pengetahuan pada ibu hamil, bersalin dan nifas mengenai


kehamilan, proses persalinan dan perawatan pasca melahirkan
serta dapat memotivasi ibu hamil untuk rutin melakukan
kunjungan ANC ke tempat pelayanan kesehatan, dapat
melakukan persalinan di tempat pelayanan kesehatan dan
melakukan perawatan pasca melahirkan ke tempat pelayanan
kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan yang
lebih baik.
b

Bagi Tempat Praktek


Studi kasus ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam upaya
meningkatkan mutu pelayanan dan citra pelayanan pada pasien

dalam memberikan asuhan kebidanan komprehensif dimulai dari


kehamilan hingga masa nifas.

Anda mungkin juga menyukai