Anda di halaman 1dari 6

Laboratorium I

Tujuan:
1. Menampilkan pola lisayous dengan perbandingan yang ditentukan
2. Mengetahui beda fasa dari dua gelombang
Alat alat yang digunakan:
1 osiloskop
1 generator fungsi
1 protoboard
1 variabel resistor
2 BNC to BNC
2 BNC to Aligator
1 kapasitor
4 kabeel solid
1 T conector
Pendahuluan
Osiloskop banyak dipergunakan untuk mengukur gelombang sinyal listrik yang
tergambar pada layar tabung sinar kathoda.
Pada dassarnya suatu osiloskop dapat dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu:
1. Bagian tabung sinar kathoda
2. Bagian penguat horisontal
3. Bagian penguat vertikal
Tabung sinar kathoda merupakan inti dari Osiloskop. Bagian ini berfungsi untuk
mengubah sinyal listrik menjadi gambar yang tertampil pada layar . Tabung sinar kathoda
dibuat dari bahan gelas yang didalamnya hampa udara, serta dilengkapi dengan bagian
penembak elektron, bagian plat pembelok berkas elektron, dan layar.
Penembak elektron berfungsi untuk membangkitkan berkas elektron dengan
kecepatan tinggi. Elektron dibangkitkan oleh kathoda, kemudian dipercepat dengan tegangan
yang tinggi dan akhirnya elektron tersebut menumbuk layar. Pada saat elektron menumbuk
layar, maka layar akan terlihat cahaya berpendar.
Bagian plat pembelok berfungsi untuk mengotrol arah berkas elektron. Jika berkas
elektron melalui celah antara kedua plat pembelok, maka elektron tersebut akan dibelokkan .
Kemana arah elektron yang dibelokkan bergantung pada arah dan besar tegangan yang
diberikan pada plat tersebut.
Bagian layar merupakan bagian dimana gambar dapat diamati. Pada sisi dalam layar
dilapisi dengan bahan phospor. Phospor akan mengeluarkan cahaya berpendar jika ada
elektron menumbuk dengan kecepatan tinggi, sehingga pada layar akan terdapat gambar atau
hanya berpendar. Karena simpangan berkas elektrron sesuai dengan sinyal masukan yang
diberikan, maka gambar yang terdapat pada layar juga akan sesuai dengan bentuk gelombang
tegangan input.
Bagian penguat horisontal berfungsi untuk memperkuat sinyal yang diberikan pada
sumbu X. Setelah sinyal tersebut diperkuat, outputnya diberikan pada plat pembelok. Dengan
demikian tegangan pada plat pembelok akan sesuai dengan sinyal inputnya.
Seperti halnya bagian penguat horisontal, penguat vertikal juga berfungsi untuk memperkuat
sinyal input yang diberikan pada sumbu Y. Setelah sinyal tersebut diperkuat, maka outputnya
diberikan pada plat pembelok, sehingga gambar atau simpangan berkas elektron akan sesuai
dengan sinyal inputnya.dua macam plat pembelok berkas elektron, maka pada layar akan
terlihat gambar yang dibangun oleh dua buah sinyal X dan Y.

Jika pada sumbu X dipasang tegangan yang naik linier terhadap waktu, maka pada
layar akan tergambar bentuk gelombangan tegangan sinyal yang dipasang pada input Y
sebagai fungsi waktu.
2. Mengukur Beda Fase
Pengukuran beda fase antara dua buah sinyal dapat dilakukan dengan dua buah cara,
yaitu :
-Dengan osiloskop dual trace
-Dengan metode Lissajous

Dengan Osiloskop Dual Trace


Sinyal pertama dihubungkan pada kanal A, sedangkan sinyal kedua dihubungkan pada
kanal B osiloskop. Pada layar osisloskop akan didapat bentuk tegangan kedua sinyal
tersebut dimana beda fasanya dapat ditentukan

Dengan Metode Lissajous


Sinyal pertama dihubungkan pada input Y, sedangkan sinyal kedua dihubungkan pada
input X osiloskop

osilosko
Sinyal

Sinyal 2

Pada layar akan didapatkan suatu intasan berbentuk lingkaran, garis lurus atau elips.
Dapat langsung ditentukan beda fasa antara kedua sinyal tersebut

ProsedurpercobaanI :
1.Siapkan osiloskop dan generator fungsi
2.Lakukan kalibrasi:
a) Hubungkan osiloskop dengan tegangan jala-jala.
b) Saklar power pada posisi on. Tunggulah beberapa saat sampai pada layar akan
muncul berkas electron
c) Aturlah posisi gambar pada layar, sehingga terletak di tengah-tengah. Jika gambar
masih bergerak terus, maka aturlah tombol sinkronisasi sehingga diperoleh gambar
yang diam.
d) Terminal input a dengan terminal kalibrasi pada panel depan osiloskop.
e) Amati bentuk gelombang dan tinggi amplitudonya. Amplitudo sinyal kalibrasi
harus sesuai dengan yang tertera pada osiloskop.

PRAKTIKUM ALAT UKUR DAN PENGUKURAN


LAPORAN PERCOBAAN
Osiloskop I
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Praktik Alat Ukur dan Pengukuran

PEMBIMBING :
Ir. Moh. Abdullah Anshori, MMT

PENYUSUN :
JTD 1D
Kelompok 3
No.
1
2
3
4

Nama No. Absen


Adhika Nugraha
Ari Prahastomo R
Bambang Eka S.W.P
Ekananda Sulistyo P

NIM
01
03
04
08

1441160105
1441160052
1441160004
1441160013

JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL


TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2014
Laporan Percobaan
Osiloskop
1.
a.

Tujuan
Mengetahui bentuk Lissajous dari perbandingan 2 frekuensi

yang berbeda
b.

Mengetahui bentuk Lissajous dari gelombang yang telah

mengalami pergeseran fasa


2.

Alat-alat yang digunakan


1 Osiloskop
1 Generator Fungsi
2 BNC to Aligator
2 BNC to BNC
Rangkaian Penggeser Fasa
Potensio 10k Ohm
Capasitor 100nF
4 Kabel Solid
Protoboard

3.

Pendahuluan
Fase gelombang adalah lamanya waktu yang dilalui dimulai

dari satu loop hingga awal dari loop berikutnya. Diukur dalam derajat. Phase shift

menjelaskan perbedaan dalam pewaktuan antara dua atau lebih sinyal periodik yang
identik.
Salah satu cara mengukur beda fasa adalah menggunakan mode XY. Yaitu dengan
memplot satu sinyal pada bagian vertikal(sumbu Y) dan sinyal lain pada sumbu
horizontal(sumbu X). Metode ini akan bekerja efektif jika kedua sinyal yang
digunakan adalah sinyal sinusiodal. Bentuk gelombang yang dihasilkan adalah berupa
gambar yang disebut pola Lissajous(diambil dari nama seorang fisikawan asal
Perancis Jules Antoine Lissajous dan diucapkan Li-Sa-Zu). Dengan melihat bentuk
pola Lissajous kita bisa menentukan beda fasa antara dua sinyal. Juga dapat
ditentukan perbandinga frekuensi.

4.Prosedur Percobaan
4.1 Melihat bentuk Lissajous dari perbandingan 2 frekuensi
1)
Menghubungkan rangkaian seperti Gambar 1
Generator Fungsi
Osiloskop

Gambar 1
2)

Munculkan 2 gelombang pada osiloskop menggunakan

generator fungsi
3)

Atur 2 gelombang tersebut dengan perbandingan yang

digunakan
4)
5)
6)

Tekan tombol display


Ubah pada menu format menjadi xy
P utar pada salah sati pengatur frekuensi pada generator fungsi

sehingga gambar bentuk Lissajous menjadi lebih jelas


4.2 Melihat bentuk Lissajous pada gelombang yang telah mengalami pergeseran fasa
1)
Hubungkan rangkaian seperti Gambar 2
Generator Fungsi
Osiloskop

Rangkaian penggeser fasa


Gambar 2
2)

Munculkan frekuensi menggunakan generator fungsi

3)

Atur nilai pergeseran fasa sesuai ketentuan menggunakan

potensio pada rangkain pergeseran fasa


4)
Amati sinyal pada osiloskop
5)
Untuk melihat bentuk Lissajous, tekan tombol display dan
ubah pada menu format menjadi XY
5.
Tabel Percobaan
Tabel Percpbaan melihat bentuk lissajous dari perbandingan 2 frekuensi
Frekuensi
(Channel 1)
Frekuensi
(Channel 1)
Frekuensi
(Channel 2)
Gambar
Signal Lissajous
1:2
157.5 Hz
316.0 Hz
2:3
429 HZ
163 HZ
3:4
311 HZ
430 HZ
Phase

Phase C

Phase Lissajous

0
15
30
90
165
150
180

Dual Trace
0
10
33
800
66
800
50
200
366 800
333.3 128
5
10

0
14.85
29.7
90
164.7
149.9
180

0
22
22
25
22
22
0

0
15.8
30
90
164.2
150
180

6.

Analisis dan Perhitungan

Phase
0
15
30
90
150
165
90

Perhitungan Dual Trace


Perhitungan Lissajous
0/10 * 360 = 0Arc sin 0/0 = 0
33/800 * 360 = 14.85 Arc sin 6/22 = 15.8
66/800 * 360 = 27.7 Arc sin 11/22 = 30
50/200 * 360 = 90
Arc sin 25/25 = 90
333/200 * 360 = 149.9
180 - Arc sin 11/22 = 150
366/200 * 360 = 164.7
180 - Arc sin 6/22 = 164.2
5/10 * 360 = 180
180 - Arc sin 0/0 = 180

0
6
11
25
6
11
0

Anda mungkin juga menyukai