Anda di halaman 1dari 7

Kumpulan Puisi

Ulfa Titiswari
XII IPA 3

PANTUN
o Pantun Anak
Di depan pagar melihat janur
Orang sedang punya hajat
Banyak-banyaklah makan sayur
Agar kelak bertambah sehat
Makan dipinggir Laut Banda
Ikan tabur kelapa parut
Jatuh bangun belajar sepeda
Sudah pintar janganlah ngebut

o Pantun Anak Muda


Pergi tamasya ke binaria
Pulang-pulang berbadan dua
Kalau anda mengaku pria
Bawalah saya ke KUA
Teri kacang enak disambal
Dimakan dengan nasi jagung
Andaikan hati terus digombal
Hatikan nyangkut siapa tanggung

o Pantun Orangtua
Bapak-bapak memahat batu
Batu dicari yang paling besar
Bubar sudah pesta itu
Melihat nenek berjoget sesar
Terlambat datang pukul enam
Rumah jauh di Bekasi
Pagi-pagi nenek ikut senam
Biar sehat biar seksi

GURINDAM
o Tema Agama
Jangan sekali tinggalkan shalat
Agar hidup tetap selamat
Ingat tuhan ingat mati
Agar bertindak memakai hati

o Tema Pergaulan
Jauhi narkoba carilah teman
Hidupkan sukses di masa depan
Kendarai mobil janganlah ngebut
Alangkah baik menghindar maut

o Tema Pendidikan
Tntutlah ilmu ke negeri Cina
Hari depan cerah tak akan sirna
Bakti orangtua patuhi guru
Dijamin hidup tak kan keliru

o Tema Pemerintah/Pemimpin
Segarkan kota perbanyak taman
Pikiran rakyat sumbang pembangunan
Masa kini hak rakyat timpang
Hati bergetar Soekarno berkumandang

PUISI
o Distikon
BERONTAK
Ketika hati tak mampu berucap
Siapa sangka nyawa tak ikat?

o Terzina
TANGIS
Malam-malam terawang mata
Hidung merah bukan merona
Bantal kini saksi bisu

o Kuatrain
SEKOLAH
Singgah sebentar salurkan nafsu
Dahaga hilang ke dalam buku
Tinta kini tak hanya goresan
Kini terlupa nanti bermakna

o Quint
KEKASIH
Bukannya putih tapi tak hitam
Bukannya indah tapi tak buruk
Bukannya uang tapi bermakna
Bukannya kini tapi nanti
Bukannya aku tapi kamu

o Sektet
TIKUS DALAM SANGKAR
Bahkan kini peluh sendiri tak dimiliki
Bagaimana bisa!
Kemana lagi harus berlari
Saat rumah sendiri tak aman lagi
Mutiara yang dulu bukan lagi aurat
Hanya cita-cita semu para konglomerat

o Septima
TUKANG KORAN
Ia sibuk hidup membaca marka
Dibalik baju besi tak bertuan
Ini saja rupanya

Tulang punggung bukan rayuan


Demi menyuap butiran agar singgah
Membawa kabar
Memberi pesan

o Oktaf
SATPAM RONDA
Ketika mata erat berpadu
Bibir pun tak sedang menyungging
Sayup ketukan alam bawah sadar
Tapi memang terjadi
Dipinggir jalanan dingir berapi
Ketika seruan tuhan berbisik syahdu
Pulanglah pulang wahai kawan
Istirahatlah dengan tenang

o Soneta
INGIN HIDUP
Kemana pula kau ambil cahayaku?
Kutanya ibu dalam khayal
Kejar saja sendiri katanya
Kata yang di dalam sini
Ketika remah hati mencari
Berlari saja dalam ilalang
Mungkin membantu
Aku bukan burung dalam sangkar
Menunggu bukan pilihan
Gemerisik angin mulai membisik
Agar menetap dalam diam
Ini pengekangan namanya
Tapi aku tahu cahayaku menunggu
Hanya tahu saja

PUISI MODERN
TERLAMBAT
Ini kisah bukan bisikan anak semut
Bukan deburan ombak dipinggir Bahama
Bukan juga embun di pagi fatamorgana
Tentang menunggu dan tidak kembali
Rindu membatu dalam sembilu
Hilang mencari, kemana dinanti?
Tapi tak kunjung menjadi satu
Perih memang
Tapi siapa peduli?
Ketika hati tak tahan emosi
Melihat binar di mata orang
Mata sendiri hanya bisa berkata
Mau diapakan lagi?
ANAK JALANAN
Ketika fajar beranjak dari singgahnya
Ketika kerak belum terangkat
Si kecil sudah bersiap
Menelan deru kemelut ibu kota
Menghapus butiran yang perlahan merangkak
Hingga larut si kecil mengukur jalan
Mencari dolar di dalam kantung
Demi melihat cahaya esok hari
Perut-perut gembrot tidak peduli
Tak mendengar si kecil berkata
Bukan aku korbannya

PUISI KONTEMPORER
MAKAR DAN KAPSI
Karma SIkap
kar ma
si kap
kar ma
si si kap
ma kar ma
si kap si
kar ma kar
kap si kap
ma kar
kap si
ma kar ma
kap si kap
ma kar ma
si kap si
kar ma kar
si si kap
ma kar
kap si
Makar berbalik Kapsi
Arti : Sikap seseorang yang baik akan membawa kebaikan
kepadanya, sedangnya sikap orang yang buruk akan membawa
keburukan pula padanya. Karma berlaku dan karma berbalik
pada siapa yang memilikinya.

Anda mungkin juga menyukai