Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh :
PARSEPHALINDRA
NIM: 06020011
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN SKRIPSI
PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN
MENGGUNAKAN METODE CONTINUOUS REVIEW SYSTEM (Q),
PERIODIC REVIEW SYSTEM (P) DAN HYBRID SYSTEM
(Studi Kasus di UD Permata mulya)
Disusun oleh :
PARSEPHALINDRA
NIM: 06020011
Telah dipertahankan di depan Tim Penguji pada tanggal 15 Februari 2012 dan
dinyatakan telah memenuhi syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Dosen Pembimbing
Pembimbing I
Uyuunul Mauidhoh, S.T.,M.T.
Pembimbing II
Marni Astuti,S.T.,M.T.
Penguji I
Gunawan,S.T, M.T.
Penguji II
Riani Nurdin, S.T., M.Sc.
HALAMAN PERSEMBAHAN
dan
ibunda
dan
pengorbanan
bimbingan
menjadikan
atas
putra-putrinya
doa,
dalam
sebagai
manusia seutuhnya.
Adikku
juna
suprapti
dalam
helmi
lastika
yang
menjadi
segala
keadaan
dan
fera
penyemangat
untuk
lebih
yang
telah
membimbing
dan
ABSTRAK
UD Permata mulya merupakan usaha yang bergerak dibidang pembuatan
eternit dengan bahan baku utama produk adalah semen, mill dan benang som.
Permasalahan yang dihadapi perusahaan adalah sulitnya menentukan jumlah
bahan baku yang dibutuhkan dalam proses produksi. Pembelian dan penyimpanan
bahan baku dalam jumlah yang besar akan menjamin kelancaran proses produksi,
tetapi ini akan berakibat semakin besarnya biaya simpan. Untuk mengatasi hal
tersebut perusahaan perlu melakukan pengendalian persediaan bahan baku yang
dapat menyimbangkan permintaan bahan baku untuk proses produksi dengan
biaya simpan yang harus dikeluarkan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Continuous
Review System (Q), Periodic Review System (P) Dan Hybrid. Dengan
menggunakan ketiga metode tersebut dapat diketahui nilai parameter- parameter
perencanaan bahan baku meliputi reorder poin, safety stock,persedian maksimum,
lot pemesanan, interval pemeriksaan dan total biaya persediaan.
Hasil Perhitungan dengan metode Periodic Review System untuk bahan
baku semen adalah tingkat persediaan maksimum sebesar 5.372,84 kg, interval
pemeriksaan 15 hari, dengan total biaya persediaan sebesar Rp. 92.224.118,pertahun. Untuk bahan baku mill adalah tingkat persediaan maksimum sebesar
6.665,34 kg, interval pemeriksaan 15 hari, dengan total biaya persediaan sebesar
Rp. 83.085.480,- pertahun. Sedangkan untuk bahan baku benang som adalah
tingkat persediaan maksimum sebesar 737,73 kg, interval pemeriksaan 23 hari,
dengan total biaya persediaan sebesar Rp. 8.094.656,- pertahun. Dari hasil
pengolahan data, maka metode yang paling optimal dengan total biaya persediaan
terkecil 183.404,253 dengan menggunakan metode Periodic Review System
Kata kunci :Pengendalian Persediaan Bahan Baku, Metode Continuous
Review System, Periodic Review System, Hybrid System Dan
Menghitung Total Cost
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbilalamin Segala puji dan syukur kita panjatkan
kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga skripsi dengan
judul Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dengan Menggunakan
Metode Continuous Review System (Q), Periodic Review System (P) Dan
Hybrid System yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik S-1 pada Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto
Yogyakarta dapat diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa selesainya penyusunan Skripsi ini tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh sebab itu pada kesempatan ini
penyusun menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Ir. Sutjianto S., MT. selaku Ketua Sekolah Tinggi Teknologi
Adisutjipto.
2. Ibu Uyuunul Mauidzoh, ST., MT selaku Ketua Jurusan Teknik Industri dan
selaku Dosen Pembimbing utama yang telah memberikan banyak
bimbingan selama penulis belajar di Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto.
3. Ibu Marni Astuti,ST., MT selaku Dosen pembimbing yang telah banyak
memberikan bimbingan dan pengarahan serta saran dengan ketulusan hati
dalam penulisan skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu Dosen Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto yang telah
memberikan banyak bantuan dan bimbingan selama penulis belajar di
Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto.
5. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam Skripsi ini masih jauh dari sempurna
dan masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu penyusun mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak.
Parsep Halindra
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................................ii
HALAMAN PERSEMBAHAN...................................................................................iii
ABSTRAK............................................................................................................................iv
KATA PENGANTAR.......................................................................................................v
DAFTAR ISI.......................................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................xi
DAFTAR TABEL..............................................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.............................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah.....................................................................................................3
1.3 Batasan Masalah...........................................................................................................3
1.4 Tujuan Penelitian..........................................................................................................4
1.5 Manfaat Penelitian.......................................................................................................4
1.6 Asumsi.............................................................................................................................4
1.7 Sistematika Penulisan.................................................................................................5
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Persedian..................................................................................................7
2.2. Pengertian Pengendalian Persedian.......................................................................9
2.3. Persediaan......................................................................................................................9
2.3.1 Tujuan Pengawasan Dan Pengendalian Persedian................................9
2.3.2 Model Dan Jenis Persedian..........................................................................10
2.3.3 Biaya-Biaya Persedian...................................................................................11
2.3.4 Prencanaan kebutuhan bahan baku............................................................12
2.3.4.1 Persedian Pengaman (safety stock)..............................................13
14
16
43
44
DAFTAR GAMBAR
73
82
84
89
90
91
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data Penjualan Produk Tahun 2010..........................................................48
Tabel 4.2 Data Produksi Tahun 2010...........................................................................49
Tabel 4.3 Data Kebutuhan Bahan Baku Tahun 2010 Dalam Satuan Sak..........50
Tabel 4.4 Data Kebutuhan Bahan Baku Tahun 2010 Dalam Satuan Kg...........50
Tabel 4.5 Data Lead Time Tahun 2010........................................................................52
Tabel 4.6 Pengolahan Lead Time Tahun 2010..........................................................52
Tabel 4.7 Tarif Telkom PT Telkom...............................................................................54
Tabel 4.8 Data Biaya Pemesanan..................................................................................56
Tabel 4.9 Data Harga Bahan Baku Tahun 2010........................................................56
Tabel 4.10 Data Rencana Produksi Eternit Tahun 2010..........................................60
Tabel 4.11 Metode Peramalan Untuk Permintaan Eternit.......................................63
Tabel 4.12 Hasil Peramalan metode Single Exponential With Linear Trend .. 64
Tabel 4.13 Hasil Ramalan Produksi Dua Belas Bulan Kedepan...........................65
Tabel 4.14 Peramalan Kebutuhan Bahan Baku Pada Tahun 2011........................66
Tabel 4.15 Pengolahan Peramalan kebutuhan bahan baku.....................................66
Tabel 4.16 Ringkasan Diagram Sistem Q, P dan Hybrid system................. 93
Tabel 4.17 Ringkasan Total Biaya (TC) Sistem Q, P dan Hybrid system......94
Tabel 5.1 Metode Peramalan Untuk Permintaan Eternit.........................................98
Tabel 5.2 Hasil Peramalan Produksi 12 Bulan Ke Depan.......................................98
Tabel 5.3 Kebutuhan Bahan Baku Pada Tahun 2011................................................99
Tabel 5.4 Ringkasan Analisa Sistem Q, P dan Hybrid Sistem...............................104
Tabel 5.5 Ringkasan Total Biaya (TC) Sistem Q, P dan Hybrid Sistem.............105
DAFTAR LAMPIRAN
111
112
119
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Bahan baku merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting
dalam proses produksi suatu industri manufaktur. Untuk memenuhi kebutuhan
bahan baku, pada umumnya perusahaan memesan pada pihak produsen.
Sebelum melakukan pemesanan bahan baku, perusahaan harus terlebih dahulu
merencanakan berapa jumlah yang harus dibeli.
Untuk memenuhi kebutuhan proses produksi dalam jangka panjang,
perusahaan harus membeli bahan baku dalam jumlah yang besar dan
menyimpannya digudang. Pembelian dengan cara ini dapat menguntungkan
perusahaan, karena selain akan mendapatkan potongan harga, juga akan
mengatasi masalah kehabisan bahan baku. Di lain pihak jumlah persediaan
bahan baku yang terlalu besar akan berakibat pada membengkaknya biaya
penyimpanan yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Semakin besar jumlah
barang yang ada digudang maka semakin besar pula biaya yang harus
dikeluarkan untuk penyimpanan.
Tanpa adanya perencanaan persediaan bahan baku secara tepat,
dimungkinkan akan terjadi kekurangan bahan baku yang akan mengganggu
jalannya proses produksi, atau biaya penanganan persediaan bahan baku yang
berlebih
sehingga
menjadi
beban
perusahaan
yang
harusnya
dapat
adalah semen, mill, dan benang som. Bahan baku yang digunakan dalam
proses pembuatan eternit ini berasal dari wilayah Banyumas, Solo dan sekitar
perusahaan. Permasalahan yang sering terjadi di UD Permata Mulya adalah
bahan baku jenis mill dan benang som yang sering terjadi keterlambatan
pengiriman dan tersisanya bahan baku di gudang hal ini dikarenakan
pembelian kedua bahan baku tersebut dalam jumlah yang yang besar serta
melalui supplier yang berada di wilayah Banyumas, Solo. Dalam sekali
pemakaian bahan baku jenis mill dilakukan pemesanan sekitar 350 sak,
pemesanan rata-rata semen perbulan sekitar 125 sak sedangkan pemakaian
bahan baku jenis benang som dilakukan pemesanan sekitar 7500.000 kg. Hal
ini dilakukan pemesanan lebih sebagai cadangan untuk mengantisipasi
kekurangan persedian ini disebabkan apabila ingin melakukan pemesanan di
perlukan waktu menunggu kira-kira 2 sampai 3 hari. Sementara itu apabila
permintaan produk yang sedang menurun mengakibatkan sering terjadi
tersisanya bahan baku digudang hal ini dapat merugikan perusahaan itu sendiri
sehingga perlu perkiraan yang jelas dalam pemakaian bahan baku dan berapa
biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dalam sebulan. Dan apabila
perusahaan mengalami kekurangan persedian mereka melakukan pembelian
bahan baku lagi untuk memenuhi kekurangan bahan baku. Biaya yang
dikeluarkan akan semakin bertambah. Pembeliannya harus melakukan
pemesanan terlebih dahulu seperti benang som dan mill ada juga bahan baku
yang mudah didapatkan seperti semen di daerah sekitar perusahaan.
Seringnya terjadi keterlambatan pengiriman bahan baku ke perusahaan
sehingga mengakibatkan gangguan pada proses produksi dan perusahaan harus
mengalami penurunan produksi hal ini dikarenakan dalam pengiriman bahan
baku diperlukan waktu menunggu dari pemasok. Dengan adanya jumlah
permintaan yang belum pasti serta sering terjadi tersisanya bahan baku
digudang maka akan timbul permasalahan yang baru yang berupa banyaknya
persedian bahan baku yang tersisa/tidak terpakai dalam proses produksi dan
sering terjadi keterlambatan pengiriman bahan baku. Jadi selain mendapatkan
kebutuhan bahan baku yang tepat serta dalam pengiriman tidak terlalu lama
dalam waktu menunggu.
UD Permata Mulya selama ini melakukan pemesanan bahan baku
masih menggunakan cara sederhana dengan melakukan penelitian ini bertujuan
Memilih metode yang tepat dan mengetahui pemakaian bahan baku yang
optimal oleh perusahaan serta mengoptimalkan biaya yang dikeluarkan.
Dengan ini penulis mengambil penelitian dengan judul EVALUASI DAN
PENGENDALIAN
PERSEDIAAN
BAHAN
BAKU
DENGAN
interval
pemeriksaan
yang
tepat
untuk memeriksa
Pendahuluan
Berisi uraian yang menjelaskan latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah dan asumsiasumsi yang digunakan dan sistematika penulisan.
BAB II
Landasan Teori
Metodologi Penelitian
Berisi penyajian dan pengolahan data yang diperoleh dari hasil penelitian
sesuai metode yang digunakan
BAB V
Pembahasan
Pada bab ini memuat uraian tentang analisis dari data yang telah diperoleh
dan diolah pada bab IV dan menginterpretasikan hasilnya.
BAB VI
Berisi kesimpulan dan saran dari penelitian berdasarkan analisis data yang
telah diolah.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Persediaan
Menurut Shore (1973) dalam buku Zulfikarijah (2005), persediaan
didefinisikan sebagai sumber daya menganggur yang memiliki nilai potensial.
Definisi tersebut merupakan perlengkapan dan tenaga kerja yang mengangggur
sebagai persediaan.
Sumayang dalam buku menyebutkan bahwa persediaan atau inventory
merupakan barang dalam proses dan barang jadi. Dan mamasukkan peralatan
serta sumber daya manusia ke dalam kapasitas. Menurutnya persediaan dan
kapasitas berbeda dengan alasan:
1. Kapasitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan
produk.
2. Persediaan adalah semua persediaan material yang di tempatkan di
sepanjang jaringan proses produksi dan jalur distribusi.
Dari definisi-definisi persediaan diatas persediaan dalam suatu system
manufaktur meliputi (Yamit, 2005):
1. Bahan baku (raw material), merupakan input awal dari proses transpormasi
menjadi produk jadi.
2. Barang dalam proses atau barang setengah jadi (work in proses),
merupakan bentuk peralihan antara bahan baku dengan produk jadi.
3. Barang jadi (finished good), merupakan hasil akhir proses trasformasi yang
siap dipasarkan kepada konsumen
Persediaan ini timbul karena ketidak singkronan antara permintaan
dengan penyedian dan waktu yang digunakan untuk memproses bahan baku.
Untuk menjaga keseimbangan permintaan dengan penyediaan bahan baku dan
waktu proses diperlukan adanya persediaan.
Oleh karena itu terdapat empat faktor yang dijadikan sebagai fungsi
perlunya persediaan(Yamit,2005):
1. Faktor waktu
Faktor waktu menyangkut lamnya proses produksi dan distribusi yang
diperlukan sebelum barang jadi sampai kepada konsumen. Waktu
diperlukan untuk membuat jadwal produksi, memotong bahan baku,
pengiriman bahan baku, produksi, dan pengiriman barang jadi kepada
distributor atau konsumen. Persediaan dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan selama waktu tunggu (lead time).
2. Faktor ketidakpastian waktu datang
Faktor ketidakpastian waktu datang dari supplier atau pemasok menyebabkan
perusahaan memerlukan persediaan, agar tidak menghambat proses
produksi maupun waktu pengiriman barang kepada konsumen. Persediaan
bahan baku tergantung pada supplier, persediaan barang dalam proses
tergantung pada departemen produksi, dan persediaan barang jadi terikat
pada konsumen.
3. Faktor ketidakpastian penggunaan dalam proses roduksi
Faktor ketidakpastian penggunaan dalam perusahaan dapat disebabkan oleh
kesalahan dalam peramalan permintaan, kerusakan mesin, keterlambatan
operasi, bahan cacat, atau berbagai kondisi lainya. persediaan dilakukan
untuk mengantisipasi ketidaktepatan peramalan maupun akibat lainya
tersebut.
4. Faktor ekonomis
Faktor ekonomis ini berkaitan dengan adanya keinginan perusahaan untuk
mendapatkan alternatif biaya rendah dalam memproduksi atau membeli
barang dengan menentukan jumlah yang ekonomis. Pembelian dalam
jumlah besar memungkinkan perusahaan mendapatkan potongan harga
yang dapat menurukan biaya. Selain itu pemesanan dalam jumlah besar
juga dapat menurunkan biaya transortasi per unit menjadi lebih rendah.
persediaan diperlukan untuk menjaga stabilitas dan fluktuasi bisnis.
persediaan
(inventory
control)
adalah
aktivitas
Barang
Vendor
Bahan
(Pemaso
dala
ba
Barang
Barang
Barang
dala
jadi
dala
b)
c)
Customer
(Pelanggan)
fluktuasi
permintaan
yang
dapat
diramalkan
Keterangan :
= safety stock
= Nilai Z pada distribusi normal standar pada tingkat
= Standar deviasi permintaan bahan baku selama lead time.
(2.1)
Keterangan :
(2.2)
(2.3)
(2.4)
Keterangan
(2.5)
Keterangan :
yang tetap. Dan jika posisi persediaan lebih besar dari reorder point bearti
tidak ada tindakan pemesanan yang perlu dilakukan. Perbandingan system
Q dan p adalah:
a. Periode pemesanan tidak tetap
b. Barang yang disimpan relative sedikit
c. Memerlukan administrasi yang berat untuk selalu dapat
memantau tingkat persediaan agar tidak terlambat memesan
d. Jumlah yang dipesan selalu sama
In
Time
Gamabar 2.2. Continous Review System Inventory Method
Keterangan :
= permintaan rata-rata bahan baku per periode
A= ongkos setiap kali pesan
= ongkos kekurangan persediaan setiap unit barang
adalah
(2.6)
(2.7)
(2.8)
Keterangan :
SS = safety stock
= nilai z pada distribusi normal pada tingkat
d.
Ongkos= pembelian (
Keterangan :
= perminaan rata-rata bahan baku per periode
Ongkos pesan (
=
Keterangan :
(2.10)
+
:
Keterangan
(2.11)
(2.12)
=
100%
g. Tingkat pelayanan ( )
()
[ ( )
( )]
(2.13)
Keterangan :
= tingkat pelayanan
N
()
= permintaan rat-rata bahan baku selama lead time = fungsi kepadatan probabilitas
variabel acak x
= nilai z pada distribusi normal standar pada tingkat Kasus = Lot Sales+
=
Keterangan :
Titik
=
Keterangan :
(2.15)
Keterangan :
= safety stock
= nilai z pada distribusi normal standar pada tingkat
= standar deviasi permintaan bahan baku selama lead time
(2.16)
Keterangan :
= onkos kekurangan persediaan setiap unit barang
= permintaan rata-rata jumlah bahan baku per periode
= besarnya ukuran lot pemesanan
lebih besar akibat dari fluktuasi permintaan selama waktu tunggu (lead
time). Perbandingan sitem P dan system Q adalah:
a. Waktu Periode pemesanan selalu tetap
b. Membutuhkan safety stock yang besar
c. Administrasi ringan
d. Setiap kali melakukan pemesanan dalam jumlah yang berbeda
E
In
Time
T
Waktu
(2.17)
Keterangan :
=
(2.18)
Keterangan :
= target persediaan atau tingkat persediaan maksimum
= waktu periodik pemeriksaan bahan baku
=
= safety stock
c. Total biaya persediaan (TC)
=
+ + +
Keterangan :
= total biaya persediaan
= ongkos pemeriksaan
A = onkos setiap kali pemesanan
T =
waktu periodik pemeriksaan bahan baku = onkos simpan per unit per
periode
(2.19)
diperlukan waktu dan tenaga lebih agar perusahaan dapat memiliki kekuatan
untuk menarik kesimpulan terhadap kejadian yang akan datang.
Banyak faktor lingkungan yang mempengaruhi permintaan terhadap
produk dari suatu perusahaan, namun perusahaan tentu tidak dapat
mengidentifikasi secara pasti semua faktor dan menghitung kemungkinan
pengaruhnya terhadap perusahaan secara tepat, Tersine (1994) menyebutkan
beberapa faktor lingkuan yang mempengaruhi permintaan tersebut adalah:
a. Kondisi umum bisnis dan eknomi
b. Tindakan dan reaksi dari pesaing
c. Tindakan pemerintah
d. Trend atau kecenderungan pasar seperti: siklus hidup dari suatu produk
gaya dan mode, serta perubahan permintaan konsumen.
2.5.2 Prinsip Peramalan
Beberapa prinsip peramalan yang harus dipertimbangkan adalah
sebagai berikut (Nasution, A. H., 1999):
a. Peramalan pasti mengandung kesalahan (eror), peramalan hanya mengurai
ketidakpastian
yang
ketidakpastian tersebut
b. Peramalan seharusnya memberikan informasi tentang berapa ukuran kesalahan.
Karena adanya kesalahan dalam peramalan maka penting bagi peramal untuk
menginformasikan seberapa besar kesalahan yang mungkin terjadi
c. Peramalan jumlah produk lebih akurat dari pada peramalan produk individu
(item) jika satu famili produk tertentu diramalkan sebagai satu kesatuan,
persentase kesalahan cenderung lebih kecil dari pada persentase kesalahan
peramalan produk-produk individu penyusun famili.
d. Peramalan jangka pendek lebih akurat dari pada peramalan jangka panjang. Hal
ini disebabkan karena pada peramalan jangka pendek, faktor-faktor yang
memepengaruhi permintaan konstan, sedangkan semakin panjang periode
peramalan, maka semakin basar pula kemungkinan terjadinya perubahan
faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan
(2.20)
Metode sederhana ini cocok jika data-datanya tidak memiliki trend dan
tidak mengandung faktor musiman.
2. Weighted Moving Average
Istilah moving average menggambarkan prosedur jika ada data baru, ratarata baru dapat dihitung dan data yang harus dihapus. Karakteristik
moving average yaitu peramalannya dipengaruhi T periode masa lalu
dan jumlah data tiap waktu tetap. Persamaannya adalah :
F(t) = W( i ) A( i ) / W( i ) ; dimana i = (t-m+1) ke-t
F(1+) = F(t)
(2.21)
(2.22)
(2.23)
metode
ini
= F(t) + T(t)
(2.24)
(2.25)
= /
f(t + )
= (2 + ) F(t) (1 + )F(t)
(2.26)
(2.27)
9. Linear Regression
Persamaan metode ini adalah :
2
= A b(n +1) /2
f(t) = a + bt
(2.28)
Untuk linear regresi, TSEC mengandung solusi untuk model linear sebagai
berikut : Y = b0 + b1 X1 +b2 X2 + ........+ bn Xn + e
dimana Y
= A(1)
T(0)
=0
f(t + )
= (F(t) + T(t)I(t + m)
(2.29)
Dalam metode ini, jika tidak diberikan input faktor seasional, maka default
dari faktor seasional akan melakukan setting inisialisasi dengan
mengikuti nilai :
I(t) = m A(t) / i A(i), dimana i = i ke-m, t = 1,...., m
2.5.5. Ukuran Akurasi Peramalan
Menurut Arman Hakim Nasution S (2003) ukuran akurasi hasil
peramalan yang merupakan ukuran kesalahan peramalan merupakan ukuran
tentang tingkat perbedaan antara hasil peramalan dengan permintaan yang
sebenarnya terjadi. Ada 4 ukuran yang biasa digunakan, yaitu :
MAD=
At
Ft
n
(2.30)
Dimana :
A = Permintaan Aktual pada periode-ts
F
n
2.
MSD= At Ft
n
(2.31
MFE =
AF
t
(2.32)
MAPE =
A A
(2.33)
(2.34)
periode
yang
akan
datang,
sehingga
kita
dapat
MR
n1
(2.35)
Garis tengah peta moving range adalah pada titik nol. Batas kontrol atas
dan bawah pada peta moving range adalah :
M
BKA = +2,66 R
M
BKB = -2,66 R
(2.36)
(2.37)
Sementara itu, variabel yang akan diplot ke dalam peta moving range :
(2.38)
Notasi TSFC :
T
:Waktu dari t
: Rata-rata
2.6.Penelitian Terdahulu
Penelitian
terdahulu
digunakan
sebagai
referensi
untuk
belum
memadai
karena
hanya
berdasarkan
pada
meningkatkan
pengawasan
persediaan
perusahaan
dapat
januari
2009
sampai
dengan
desember
2009
adalah
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini akan dijelaskan secara lengkap tentang metodologi
penelitian, yang merupakan suatu cara atau prosedur beserta tahapan-tahapan
yang jelas dan disusun secara sistematis dalam proses penelitian. Tiap tahapan
merupakan bagian yang menentukan bagi tahapan yang selanjutnya sehingga
harus disusun dengan cermat.
3.1.Obyek Penelitian
Objek yang diteliti yaitu besarnya jumlah permintaan kebutuhan bahan
baku utama (semen, mill, dan benang som) untuk proses produksi berikut
dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan dan pengendalian
persediaan bahan baku serta waktu tunggu pengadaan bahan baku.
3.2.Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data perencanaan
kebutuhan bahan baku. terdiri data primer dan data sekunder.
1. Data primer
Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari obyek yang diteliti. Data ini
diperoleh dengan metode wawancara dan mengadakan pengamatan langsung
ke obyek penelitian guna memperoleh dan mengetahui kejadian yang
sesungguhnya di lapangan.
2. Data Sekunder
Data sekunder Yaitu data yang diperoleh dengan mencatat data dan informasi dari
laporan-laporan perusahaan yang ada. Data perusahaan yang dibutuhkan dalam
penelitian ini adalah: data produksi, data penjualan, data kebutuhan bahan
baku, data lead time, data harga bahan baku
3. Interview
Interview/Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyan
secara langsung kepada pihak-pihak yang berhubungan dengan data yang
dibutuhkan.
3.4.Pengolahan Data
Pada tahap pengolahan data ini, data-data yang telah didapatkan kemudian
diolah dengan metode yang telah ditetapkan sehingga didapatkan pemecahan
masalah yang dihadapi.
Langkah-langkah pada tahap ini yaitu:
a. Meramalkan penjualan produk menggunakan QS 3.0
Untuk merencanakan jumlah produksi pada periode berikutnya,
biasanya dimulai dengan melakukan peramalan jumlah penjualan
untuk periode mendatang.
Pada penelitian peramalan penjualan dilakukan dengan bantuan
Software QS 3.0. Setelah data jumlah penjualan selama 12 bulan
periode diplotkan dan ditentukan pola datanya, maka ditentukan
metode peramalan yang sesuai dengan karakteristik pola data yang ada.
Adapun langkah-langkah dalam peramalan ini adalah :
a) Memplotkan data historis kedalam diagram pancar
Dimaksudkan untuk memperoleh pola data dari penjualan produk.
Dari diagram pencar dapat diketahui pola data apakah trend,
horisontal, musiman, siklus.
b) Pemilihan metode peramalan yang sesuai dengan pola data.
Setelah mengetahui pola data dapat dipilih metode peramalan yang
sesuai. Metode peramalan yang digunakan adalah time series.
c) Perhitungan peramalan berdasarkan metode yang terpilih
dengan menggunakan Software QS 3.0 Pemilihan peramalan
terbaik
dengan
menentukan
MSD
terkecil
dan
untuk
Rumusreorder =+point:
2 [
system Dan
=
( + )
=
+
pengendalian persediaan.
= ( + )+
f. Menentukan total biaya
g. Metode hybrid system adalah sebuah metode pengendalian persediaan
campuran antara metode sistem Q dan sistem P. Hybrid System
mempunyai reorder point untuk tingkat persediaan minimum dan
target persediaan untuk tingkat persediaan maksimum. Pada saat
pemeriksaan periodik dilakukan tidak akan ada pemesanan apabila
posisi persediaan masih diatas tingkat persediaan minimum atau
reorder point, tetapi jika tingkat persediaan berada dibawah tingkat
minimum maka pemesanan dilakukan untuk menaikan tingkat
maksimum persediaan, yaitu target persediaan
3.7.Kerangka Penelitian
Mulai
Studi Pendahuluan
Studi Pustaka
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Pengumpulan Data
Identifikasi Pola Data Historis
Melakukan Peramalan
Metode Continuos Review System
Metode Periodic Review System
Metode Hybrid System
Analisis Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Selesaia
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Pada bab ini akan diuraikan secara rinci data-data yang diperlukan
dalam penelitian ini. Selanjutnya setelah data-data dikumpulkan, maka
dilakukan pengolahan data.
4.1.
Aspek historis
Di daerah tersebut sudah sejak jaman dahulu dikenal industri terutama industri
pembuatan mebel, sehingga bapak Drs Budi Sulistyo memutuskan untuk
mendirikan perusahaan pembuatan eternit di karenakan belum terdapat
pesaing.
2.
Kebutuhan tenaga kerja yang terampil dan cakap dapat dipenuhi dari daerah
sekitar, hal ini di karenakan masyarakat sudah terbiasa dalam melaksanakan
pekerjaan dengan sistem borongan
3.
Sumber bahan baku, khususnya mill (tepung batu gamping/batu kapur) dapat
diperoleh dari pabrik penggilingan batu kapur di wilayah Banyumas. Sumber
bahan baku benang som adalah dari pabrik-pabrik pembuatan pakaian
berbahan jins, atau dapat langsung memesan ke Solo. Sedangkan bahan baku
semen diperoleh dari perwakilan supplier di daerah atau pedagang yang dapat
ditemui Boyolali
4.
Aspek transportasi
Letak perusahaan UD Permata Mulya yang terletak dipinggir jalan raya solo
boyolali sehingga mendatangkan kemudahan dalam melakukan aktifitas
bongkar muat bahan baku dan pemesaran.
4.1.3. Sistem Produksi
4.1.3.1.Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan untuk membuat campuran eternit terdiri
dari:
1.
2.
3.
4.
Selain bahan baku utama digunakan juga bahan baku pembantu seperti
minyak tanah yang bertujuan agar adonan tidak lengket selanjutnya
ditambahkan air agar adonan cepet mengeras. Untuk memenuhi kebutuhan
bahan baku utama, perusahaan memperolehnya dari pemasok lokal.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Sekop 3 buah, cangkul 3 buah yang berfungsi sebagai alat pencampur adonan
9.
10. Meja tempat cetakan besar dan mesin pengepres sebanyak 3 unit
4.1.3.3.Gambaran Umum proses Produksi
UD Permata Mulya merupakan perusahaan manufaktur yang kegiatannya
adalah mengolah bahan baku menjadi produk jadi. Proses produksi yang
dijalankan perusahaan adalah make to stock yaitu produksi dilakukan untuk
memenuhi persediaan perusahaan. Pada industri proses produksi eternit untuk
mendapatkan produk yang berkualitas baik. Memerlukan bahan-bahan baku yang
berkualitas. Bahan tersebut antara lain:
1.
Bahan baku mill (tepung batu kapur) yang bagus adalah tidak mengandung
campuran bahan pengotor (tanah/pasir), berwarna putih (cerah) dan kering
2.
Bahan benang yang digunakan tidak menimbulkan efek warna pada produk
akhir. Benang som dari bahan jins relatif lebih bagus dibandingkan bahan
katun
3.
Bahan semen yang digunakan adalah semen Portland sebagai mana yang
biasa digunakan untuk bahan bangunan umum yang tidak memerlukan
persyaratan khusus.
Dalam satu kali pembuatan adonan dibutuhkan semen sebanyak 3,82 sak
(191 kg), mill sebanyak 9,3 sak (232 kg) dan benang som sebanyak 18 kg. Satu
adonan ini nantinya dapat menghasilkan sebanyak 150 lembar eternit. Adapun
proses produksi pada perusahaan ini disebut dengan proses pembuatan eternit.
Dalam proses pembuatan eternit meliputi beberapa tahapan yaitu:
1.
Penyiapan bahan.
Dengan menimbang ketiga bahan baku, Untuk satu adonan diperlukan bahan
semen sebanyak 3,82 sak (191 kg), mill sebanyak 9,3 sak (232 kg) dan
benang som sebanyak 18 kg.
2.
Penyiapan cetakan
Penyiapan cetakan dilakukan dengan dengan mengolesi cetakan dengan oli bekas.
Pengolesan ini dilakukan agar adonan tidak lengket dan mudah melepaskan
hasinya dari cetakan.
3.
Ketiga bahan baku terlebih dahulu dicampur secara kering sampai merata dengan
tujuan agar tahap selanjutnya menjadi lebih mudah.
4.
Setelah bahan baku tercampur dengan rata barulah dilakukan penambahan air agar
menjadi adonan yang siap untuk dicetak.
5.
Pencetakan
Pencetakan dilakukan di atas cetakan yang sudah disiapkan di atas meja. Proses
pencetakan diawali dengan meratakan adonan di atas cetakan. Setelah adonan
rata di atas cetakan kemudian dilapisi dengan karung goni.
6.
Pengeperesan
Proses pengerasan awal dilakukan dengan meletakan eternit hasil keatas lengser.
Pengerasan diatas lengser ini dilakukan dengan cara ditumpuk selama satu
hari, dan dilakukan penyiraman dengan air sebanyak 3 kali.
8.
Inspeksi
Tahap pengerjaan akhir ini dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: melepaskan
eternit dari cetakan, kemudian dilakukan pemeriksaan dan penghalusan sudutsudut dan permukaan. Bila terdapat produk yang cacat dan masih bisa
diperbaiki, misalnya cacat retak dan cacat lubang, dapat diperbaiki dengan
menambahkan lapisan semen.
10. Pengemasan
Proses pengemasan dilakukan dengan menggunakan bahan kemasan dari kayu
albasia. Pada bagian siku diberi penguat dengan menggunakan plat seng.
Dalam satu kemasan berisi sepuluh lembar eternit. Pada kemasan dilakukan
pelabelan yang berisi informasi nama pemesan dan jenis produk (polos/motif)
11. Penyimpanan
Setelah itu eternit diletakkan ditempat penyimpanan
4.1.3.4. Peta Proses Produksi
Peta proses produksi pada perusahaan ini tertera pada gambar 4.1
Sumber:data Perusahaan
Gambar 4.1 Peta Proses Operasi
4.2. Produk
Produk utama yang dihasilkan oleh UD Permata Mulya berupa eternit
atau langit-langit rumah baik dengan motif dan polos dengan ukuran 1x1m
4.3. Daerah Pemasaran
Daerah pemasaran produk eternit produksi UD Permata Mulya tidak hanya
berasal dari wilayah Boyolali saja tetapi juga berasal dari kabupaten lain seperti
Semarang, Yogyakarta, Solo, Klaten, dan Salatiga.
4.4. Data Penjualan
Data penjualan produk berupa eternit atau langit-langit rumah pada
tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1 Data Penjualan Produk Tahun 2010
Bulan
Januari
3.500
Februari
3.500
Maret
4.000
April
4.500
Mei
4.700
Juni
4.600
Juli
4.800
Agustus
4.500
September
4.650
Oktober
4.800
November
4.800
Desember
5.000
Jumlah
Sumber : data Perusahaan
53.350
Jumlah Produksi
Eternit (Lembar)
Januari
4.000
Februari
4.200
Maret
4.400
April
4.500
Mei
5.000
Juni
5.000
Juli
5.000
Agustus
4.900
September
5.000
Oktober
5.100
November
4.300
Desember
5.500
Jumlah
56.900
Tabel 4.3 Data Kebutuhan Bahan Baku Tahun 2010 Dalam Satuan Sak
Jumlah Kebutuhan Bahan Baku
Bulan
Semen
(sak)
Mill
(sak)
Benang
Som
(kg)
Januari
100,00
250,00
480,00
Februari
105,00
262,50
504,00
Maret
110,00
275,00
528,00
April
112,50
281,25
540,00
Mei
125,00
312,50
600,00
Juni
125,00
312,50
600,00
Juli
125,00
312,50
600,00
Agustus
122,50
275,00
588,00
September
125,00
312,50
600,00
Oktober
127,50
318,50
612,00
November
132,50
265,00
520,00
Desember
137,50
343,75
660,00
1.447,50
3.521,00
6.832,00
120,63
293,42
569,33
Jumlah
Rata-Rata
Semen
(kg)
Januari
5.000,00
6.250,00
480,00
Februari
5.250,00
6.562,50
504,00
Maret
5.500,00
6.875,00
528,00
April
5.625,00
7.031,25
540,00
Mei
6.250,00
7.812,50
600,00
Juni
6.250,00
7.812,50
600,00
Juli
6.250,00
7.812,50
600,00
Agustus
6.125,00
6.875,00
588,00
September
6.250,00
7.812,50
600,00
Oktober
6.375,00
7.962,50
612,00
November
6.625,00
6.625,00
520,00
Desember
6.875,00
8.593,75
660,00
Jumlah
72.375,00 88.025,00
Rata-Rata
6.031,25
7.335,42
6.832,00
569,33
Semen
Perbandingan rata-rata bahan baku berupa semen dengan jumlah produksi eternit
dalam satu1447,5tahun sak dalah :
2.
56.900 unit
Perbandingan rata-rata antara bahan baku berupa mill dengan jumlah produksi
eternit dalam3.521,00satu sak thun adalah:
56.900 unit
3.
Perbandingan rata-rata antara bahan baku berupa benang som dengan jumlah
produksi eternit6.832dalamkg satu tahun adalah:
56.900 unit =
0,12 kg
satu lembar eternit diperlukan rata-rata 1,27 kg semen, dan untuk memproduksi
satu lembar eternit diperlukan rata-rata 1,55 kg mill sementara untuk
memproduksi satu lembar eternit dibutuhkan rata-rata 0,12 kg benang som.
4.7. Data Lead Time
Waktu tunggu pemesanan bahan baku sampai waktu datangnya bahan
baku ke pemesan. Berikut adalah waktu lead time untuk setiap bahan baku
produksi eternit:
Tabel 4.5 Data Lead Time Tahun 2010
Lead Time
Bulan
Semen (hari)
Mill (hari)
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Jumlah
21
30
23
Semen (hari)
Mill (hari)
X1
4
X2
2
X2
4
X3
2
X3
4
Januari
X1
2
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Jumlah ()
21
45
30
78
23
49
)
441
Sumber : data diolah
900
529
(Semen )
(Semen)
(Mill)
= 21
2
= 45
(Mill) = 30
= 441
(Mill )
= 78
(Som)= 23
= 900
2
2
2
(Som )
(Som)
= 49 1
= 529
1. Lead Time rata-rata pembelian semen ( ) adalah
=2
Asumsi dalam
Standar deviasi lead time-nya (L) adalah:
= 1,75
semen
() )
12(45) (441)
=
12(12 1)
=
Lead Time
99
132
= 0,87
2.
30
Standar deviasi
= 2,5
mill
mill
12
x L( x)
12(78) (900)
hari,12(12
= 0,52
Lead Time
1)
1)
23
12
benang som =
( x)
(
1)
12(49) (529)
=
12(12 1)
59
=
132
Jarak
0 - 30 KM
> 30 - 200 KM
> 200 - 500 KM
Tarif Telkom
Rp 300
Rp 1.770
Rp 2.100
2. Biaya administrasi bahan baku mill sebesar Rp 24.500,- yang digunakan untuk
keperluan admnistrasi persediaan barang yang ada baik pada saat pemesanan,
penerimaan barang dan biaya untuk memindahkan barang dari, ke, dan
didalam tempat penyimpanan.
an Baku
Telpon
en
Rp
Administrasi
3.000,-
Total
Rp
30.000,-
Rp
33.000,-
Rp 16.800,-
Rp
24.500,-
Rp 41.000,-
ang Som
Rp
2.100,-
Rp
5.400,-
Rp
7.500,-
lah
Rp
21.900,-
Rp
59.900,-
Rp
81.500,-
Semen
Mill
Benang Som
Jumlah (kg)
Harga (Rp)
Jumlah (kg)
Harga (Rp)
anuari
5.000,00
4.750.000
6.250,00
4.375.000
480,00
420.000
Februari
5.250,00
4.987.500
6.562,50
4.593.750
504,00
441.000
Maret
5.500,00
5.225.000
6.875,00
4.812.500
528,00
462.000
April
5.625,00
5.343.750
7.031,25
4.921.875
540,00
472.500
Mei
6.250,00
5.937.500
7.812,50
5.468.750
600,00
525.000
uni
6.250,00
5.937.500
7.812,50
5.468.750
600,00
525.000
uli
6.250,00
5.937.500
7.812,50
5.468.750
600,00
525.000
Agustus
6.125,00
5.818.750
6.875,00
4.812.500
588,00
514.500
September
6.250,00
5.937.500
7.812,50
5.468.750
600,00
525.000
Oktober
6.375,00
6.056.250
7.962,50
5.573.750
612,00
535.500
November
6.625,00
6.293.750
6.625,00
4.637.500
520,00
455.000
Desember
6.875,00
6.531.250
8.593,75
6.015.625
660,00
577.500
Jumlah
72.375,00
68.756.250
88.025,00
61.617.500
6.832,00
5.978.000
72.375,00
68.756.250
= Rp 950,-/kg
88.025,00
Rp 61.617.500
= Rp 700,-/kg
6.832,00
5.978.00
= Rp 875,-/kg
depresiasi gudang menggunakan metode garis lurus (straight line atau SL),
dengan perhitungan
PS
sebagai berikut:
Depresiasi
=
=
Rp 16.700.000 0
50
= 334.000, /tahun
Dimana:
perbulan
1 Kwh
2Lampu X 23 Watt
Berdasarkan hasil perhitungan di atas total biaya penyimpanan bahan baku per
tahun adalah:
Total biaya penyimpanan
Semen =
2.
=
=
Persentase bahanBahbakunBakumill Mill
Mill =
167.323
72.375
43,28%
100%
100%
100%
88.025
167.323
52,64%Total
100%
bahan baku
Benang som =
100%
6.832
167.323
100%
= 4,09%
1.
Biaya
penyimpanan rataBiaya-ratapenyimpananbahanbaku semen%semen
penyimpanan =
kebutuhan bahan baku semen
=
2.
Biaya
. 23,97, /
Biaya penyimpanan =
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
5.000
September
5.000
Oktober
5.300
November
5.500
Desember
5.500
Jumlah
59.900
Sumber : data Perusahaan
4.900
5.000
5.100
4.300
5.500
56.900
100
0
200
1.200
0
3.000
= 20,14%
100% =
Rp. 6.000
(1.27kg) (Rp950/kg)
100%
72.375 kg
= Rp. 50,09/kg
2.
Prosentase Biaya Mill
100% =
Rp. 6.000
(1.55kg)(Rp700/kg)
100%
Biaya
= 18,05%
Kekurangan Mill
= 18,05 % x Rp . 18.000.000,= Rp. 3,248.725,83
Biaya kekurangan persediaan
Jadi biaya kekurangan pers diaan per unit untuk mill (C ) adalah:
88.025,00kg
= Rp. 36,91/kg
3.
Prosentase Biaya
Benang Som
Bahan Baku Som)x(Harga Benang Som)
x100%
C=
u =
6.832,00
= Rp. 46,13/kg
Rp. 315.184,53
Data Produ
ksi 2010
2.
3.
4.
Linear Regression
Metode Peramalan
MAD
MSD
206,25
50.937,50
144,59
32.415,52
151,38
32.625,17
ear Regression
182,55
50.933,29
Nilai produksi
(actual)
F(t)
T(t)
Peramalan
Eror
4000
4000
4200
4199.881
36.86258
4000
-200
4400
4399.903
66.95281
4236.744
-163.2559
4500
4499.98
73.06168
4466.856
-33.14404
5000
4999.747
151.7555
4573.042
-426.958
5000
5000.09
123.8317
5151.502
151.502
5000
5000.074
100.9914
5123.921
123.9214
4900
4900.119
63.93247
5101.065
201.0649
5000
4999.979
70.5582
4964.052
-35.94824
10
5100
5099.982
75.98864
5070.537
-29.46338
11
5300
5299.926
98.84875
5175.971
-124.0288
12
5500
5499.94
117.5058
5398.775
-101.2251
13
5617.446
14
5734.952
15
5852.458
16
5969.963
17
6087.469
18
6204.975
19
6322.481
20
6439.987
21
6557.493
22
6674.999
23
6792.504
24
6910.01
Hasil Peramalan
(Lembar)
Januari
5.617
Februari
5.735
Maret
5.852
April
5.970
Mei
6.087
Juni
6.205
Juli
6.322
Agustus
6.440
September
6.557
Oktober
6.675
November
6.793
Desember
6.910
Jumlah
75.163
Mill (kg)
Januari
7.144,65
8.689,57
674,43
Februari
7.294,74
8.872,12
688,60
Maret
7.443,56
9.053,12
702,65
April
7.593,65
9.235,66
716,82
Mei
7.742,47
9.416,66
730,87
Juni
7.892,56
9.599,21
745,04
Juli
8.041,38
9.780,21
759,08
Agustus
8.191,48
9.962,76
773,25
September
8.340,30
10.143,76
787,30
Oktober
8.490,39
10.326,31
801,47
November
8.640,48
10.508,85
815,64
Desember
8.789,30
10.689,86
829,69
Jumlah
95.604,96
116.278,09
9.024,84
Bulan
Semen (kg)
Mill (kg)
anuari
X1
7.144,65
(X1)
51.045.970,89
X2
8.853,07
(X2)
78.376.816,76
X3
679,96
(X3)2
462.349,71
Februari
7.294,74
53.213.210,90
9.039,05
81.704.432,45
694,25
481.979,52
Maret
7.443,56
55.406.568,73
9.223,46
85.072.149,86
708,41
501.845,90
April
7.593,65
57.663.537,67
9.409,44
88.537.536,80
722,70
522.288,43
Mei
7.742,47
59.945.864,02
9.593,84
92.041.857,92
736,86
542.960,64
uni
7.892,56
62.292.561,89
9.779,83
95.645.016,13
751,14
564.215,89
uli
8.041,38
64.663.856,75
9.964,23
99.285.940,96
765,31
585.693,94
Agustus
8.191,48
67.100.283,55
10.150,22
103.026.870,43
779,59
607.761,91
September
8.340,30
69.560.546,92
10.334,62
106.804.398,97
793,75
630.045,79
Oktober
8.490,39
72.086.702,66
10.520,60
110.683.099,71
808,04
652.926,48
November
8.640,48
74.657.913,76
10.706,59
114.630.979,20
822,32
676.215,27
Desember
8.789,30
77.251.819,21
10.890,99
118.613.703,95
836,49
699.709,61
Jumlah()
95.604,96
764.888.836,94
118.465,94
1.174.422.803,14
9.098,82
6.927.993,09
)2
9140308043,92
13520593208,62
81447806,81
(Semen )= 764.888.836,94
2
(Semen) = 9.140.308.043,92
(Mill) = 116.278,09
2
(Mill )
= 1.131.444.450,71
(Mill)
= 13.520.593.208,62
(Som)= 9.024,84
2
(Som )
(Som)
= 6.815.800,73
= 81.447.806,81
Dari data pada tabel di atas, maka besarnya jumlah permintaan rata-rata
kebutuhan bahan baku semen, mill dan benang som untuk tahun 2011 dan
standar deviasinya dapat diketahui, yaitu:
1.
Semen
95.604.96 Kg
kg
12
= 7.967,08
b.
n ()
=
n(n 1)
12(12 1)
132 =
290.590,90
= 539,06 kg
116.278,
2. Mill
09
a. Rata-rata Kebutuhan Bahan baku Mill ( )
=
kg
= 9.689,84
Standar Deviasi Kebutuhan Bahan baku Mill (D)
12
b.
()
1)
12(1.131.444.450,71) (13.520.593.208,62)
12(12 1)
56.740.199,
88
=
132
429.850,00
= 655,63 kg
3. Benang som
9.024,84
a. Rata-rata Kebutuhan Bahan baku benang som ( )
=
= 752,07 kg
b.
12
=
=
()
(
1)
12(6.815.800,73) (81.447.806,81)
341.801,93
132
2.589,41
50,89 kg
12(12 1)
adalah
(
=DxL
= 7.967,08 kg x 0,07
= 531,14 kg
=
) adalah
= 539,06 0,07
139,19 kg
Rata-rata kebutuhan bahan baku mill selama lead
time
2.
adalah
( )
=DxL
= 9.689,84 kg x 0,08
= 807,49 kg
=
) adalah
= 655,63 0,08
189,26 kg
3.
Rata-rata kebutuhan bahan baku benang som selama lead time ( ) adalah
=DxL
= 752,07 kg x 0,07
= 50,14 kg
=
= 50,89 0,07
13,14 kg
) adalah
= 7.967,08 kg
= 539,06 kg
lead time (
( )
= 531,14 kg
= 139,19 kg
DL
= Rp33.000
= Rp50,09 /kg
= Rp23,97 /kg
=Rp950 /kg
a. Iterasi 1
1) Menentukan ukuran lot pemesanan
=
2 (Rp 33.000)(7.967,08 )
Rp 23,97
525.827.270,43
=
23,97
21.931.698,74
= 4.683,22
2) Menghitung dan
=
2.30)
=
112.281,18
399.054,09
0,281
= (7.967,08)(0,07) + (0,58)
(70.527,07)
(513,14) + (0,58)(89.899,80)
= 703,54
3) Menghitung
2 [
( ) ( )
( )( ) =
(z )
0,55 nilai (
terkecil untuk
= 0,975
[,( ) ( )]
=139,19 (0,16)
,343 0,183 )
=
22,28
2(7.967,08)[133.000 + (50,09)(22,28)]
=
23,97
(15.934,16) + (34.116,142)
23,97
0,183
543612049,
3
=
=
4)
23,97
22.673.483,04
= 4.761,76
dan 2.26)
(23,97)
(471,76)
=
(50,09)(7.967,08)
114.164,204
399.054,088
= 0,286
Dari
= 0,286
= (7.967,08)(0,07) + (0,58)
= 531,14 +
(0,58)
= 531,14 + (0,58)
=
diperoleh
(0,07). (539,6)
(19.372,73)
+ (7.967,08) (0,03)
+ (70.527,07)
89.899,8
= 531,14 +
(0,58)(299.833)
= 531,14 + 172,404
703,54
perhitungan
selesai dengan
= 4.683,13
sehingga tidak
= 703,54 maka
0,58 139,19
= 80,03
Jumlah persediaan pengaman safety stock untuk bahan baku semen adalah
80,03 kg
+(
)+
2+
+ +
33.000 7.967,08
4761,67
4761,67
+ 703,54 531,14 +
4761,67
7.687.165,37
4 . 761,67
7.
967,08
= 0,60
=
=
=
= 5.372,84
( + )
(0 +
33.000)
0,60
(7.967,08)(0,60)
+ 531,14
23,97
+
22,28
+(50,09)(22,28) + (950,00)(7967,80)
= (55.214,61) + (59.535,19 + 1.867,49 + 7.568.725,86) =
7.685.329,06
= 396.000
periode
(7.967,08
950/ ) 12
90.824.710,35
2.291.650,85
3.815,91
72.375 = 95.604,96
(3.815,91)
(95.604,96)
72.
=
364.819.447,
5.040,68
375
72.375 =
9.689,84
655,63
=
kg
= 2hari atau 0,08 bulan
Lead time (
( )
DL
26 kg
807,49
41.000
= Rp
= Rp 36,91/kg
189,
= Rp 23,97/kg
= Rp700/kg
kg
a. Iterasi 1
1) Menentukan ukuran lot pemesanan
=
2 (41.000)(9.689,84 )
Rp 23,97
794.566.918,79
23,97 =
33.140.544,95 =
5.756,78
2)
Menghitung
r* dengan menggunakan persamaan (2.12)
= dan
(
23,97)(5.756,78)
=
=
=
(36,91)(9686,84)
138.022,74
357.621,53
0,386
= (807,49)+(102,949)
= 910,440,28maka:
3) Menghitung
2 [
Dari tabel(
( )
distribusi )
normal [
maka:
=(
( )
dalam
0,386) diperoleh]
= 0,20
nilai
= 0,28
terkecil untuk
=
[( ) ( )]
= 189,26(0,387 0,886)
= 189,26 (0,101)
= 19,00
(36,91)(19)]
2(9.689,84)[41.000 +
23,97
=
23,97
19.573,95(41701,308)
=
23,97
808.158.037,509
=
23,97
33.707.416,119
= 5.805,82
4)
(23,97)(5.805,81)
(36,91)(9.689,84)
139.198,18
3
=
357.621,53
= 0,386
= 0,386
= 0,28
diperoleh
=(9.689,84)(0,08)
+ (0,28)
=807,49 + (0,28)
807,49 + (0,28)(374,361)
+ (9.689,84) (0,3)
35.820,83 + 104.325,56
(0,08)(665,63)
807,49
140,146,40
(0,28)
=807,49 + 102,949
=910,44
dan
Karena nilai
dan
= 910,44
910,44 dan
= 910,44
maka perhitungan
dan
selesai dengan
sehingga tidak
0,28 189,26
= 52,05
= 5.805,81
+(
)+ 2 +
+ +
(41.000 9.689,84)
5.805,81
5.805,81
36,91 9689,84
+ 910,44 807,49
19,00
5805,81
= 6.924.861,15
5 . 805,81
9.
689,84
= 0,60
Dari perhitungan diperoleh interval pemeriksaan 0,60 bulan atau 15 hari
(T)
b.
=
=
=
= 6.665,34
= ( + ) + [ ]
2 +
(0 + 41000)
0,60
+ 23,97
(9689,84)(0,60)
6.665,34 807,49
+ 19
2
(36,91)(19)
+ (700)(9.689,84)+ 6.782.888,33
0,60
= 68.428,62 + 71.302,56
+ 1.170,48
6.923.773,10
Total biaya pengendalian persediaan bahan baku mill adalah sebesar Rp.
6.923.773,10- perbulan atau Rp. 83.085.277,- pertahun.
3. Perhitungan dengan hybrid sistem
Parameter yang digunakan pada metode pengendalian persediaan ini yaitu
target persediaan atau tingkat persediaan maksimum (E) sebesar 6.665,34kg
interval pemeriksaan (T ) adalah 15 hari reorder point atau titik pemesanan
kembali ( ) sebesar 910,44 dan safety stock atau persediaan pengaman (ss)
sebesar 52,05 kg. Total pengendalian persediaan persediaan adalah sebesar
Rp.6.923.773,10 setiap bulan atau Rp 83.085.277 pertahun
88.025,00 = 116.278,09
(116.278,09)
6.130,65
(4.641,04)
88.025,00 =
Total biaya pengendalian persediaan bahan baku mill adalah sebesar Rp.
84.900.108,87- pertahun.
752,07kg
50,89
=
= 2 hari atau 0,07 bulan
= 50,141hari atau 0,03 bulan
13,14
= Rp 46,13/unit
= Rp 23,97/unit
= Rp 875/kg
= 470.520,853 =
685,95
2) Menghitung
34.695,69
0,474
= (752,07)(0,07)
+ (0,08)
(0,07)(50,89)
(50,14) + (0,08)
(172,63) + (628,46)
(50,14) + (0,08)
801,083
(50,14) + (0,08)(28,303)
(50,14) + 2,123
+ (752,07) (0,03)
52,26
3) Menghitung
2
( )( ) =
( ) ( )
Dari tabel distribusi normal = 0,474 diperoleh = 0,08. Dalam
tabel pada buku tarsine nilai
dipilih
N = 13,14
terkecil untuk
[( )
= 0,08
)]
(z )
0,3744 maka:
N=
(0,3984 0,3744 )
= 0,32
2(752,07)[7500 + (46,13)(0,32)]
23,97
(1.504,14)(7514,547)
=
23,97
11.302.936,05
23,97
471433,496
= 686,61
4) Menghitung kembali dan r* dengan menggunakan Persamaan
=
(23,97)
(686,61)
=
(46,13)(752,07)
16.641,941
34.695,687
= 0,474
= 0,474
= 0,08
(752,07)(0,07)
+ (0,08)
(50,14)
+ (0,08)
(172,63) + (628,46)
(50,14)
+ (0,08)
801,08
(50,14)
+ (0,08)(28,303)
(50,14)
+ 2,123
= 52,26
Karena nilai
diperoleh
dan
(0,07)(50,89)
+ (752,07) (0,03)
yaitu
686,61
dan
pada iterasi ke 2
+(
)+
2 +
+ +
(7500 752,07)
686,61
686,61
+ 52,26 50,14
686,61
675.770,00
686,61
752,07
= 0,91
+ 2+
++
= (0 +
7500)
+ 23,97
0,91
737,73
(752,07)(0,07)
2
+ 0,32 +
(46,13)
(0,32)
0,91
+ (875)(752,07)
= 674.552,70
perbulan
Gambar 4.11.Pengendaliaan Persediaan Bahan Baku Benang Som Dengan Hybrid Sistem
= 360,21
Kebutuhan bahan baku benang som sebesar 6.832,00 (pada tabel 4.4)
kg sementara kebutuhan rata-rata tahun 2011 sebesar 9.024,84 kg(pada
tabe l4.14). Jika perusahaan menggunakan sistem yang sama dalam
mengelola persediaan, maka jumlah kekurangan persediaan (N) pada
360,21tahun2010 dapat diperkirakan sebagai berikut
6.832 = 9.024,84
(9.024,84)
(360,21)
6.832
3.250.847,098
6.832
= 475,83
= Rp.8.225.015,47
Total biaya pengendalian persediaan bahan baku benang som adalah
Rp8.255.015,47- pertahun.
4.9.6. Ringkasan Hasil Perhitungan
Tabel berikut adalah ringkasan perhitungan-perhitungan di atas:
Tabel 4.16 Ringkasan Diagram Sistem Q, P dan Hybrid system
Sistem Q
Semen
Sistem P
Mill
Som
4.761,67
5.805,81
686,61
703,54
910,44
E (kg)
T (hari)
18, 16
(kg)
(kg)
s (kg)
Sistem Hybrid
Semen
Mill
Som
4.740,74
5.844,3
686,61
4.241,74
5.564,8
706,58
52,26
5.372,84
6.665,34
737,73
17, 16
25, 24
80,03
52,05
0,99
Semen
Mill
Som
4740,74
5844,3
686,61
703,54
910,44
52,26
5.372,84 6.665,34
737,73
15
15
23
15
15
23
80,03
52,05
0,99
80,03
52,05
0,99
Semen
Mill
Benang som
Jumlah
m Q (Rp/tahun)
92.245.980
.098.332
8.109.240
183.453.552
tem P (Rp/tahun)
92.223.949
83.085,277
8.094.632
183.403.546
92.223.949
83.085.277
8.094.632
183.403.546
usahaan (Rp/tahun )
3.764.838,30 4.400.108,87
8.255.015,47
186.889.962
BAB V
PEMBAHASAN
5.1. Permasalahan Persediaan Di UD Permata Mulya
Permasalahan persediaan yang biasanya dihadapi oleh perusahaan adalah
menetapkan seberapa banyak jumlah bahan baku yang harus disediakan agar
tidak terjadi kekurangan atau kelebihan persediaan bahan baku yang dapat
mengakibatkan terganggunya proses produksi. Namun penetapan jumlah
persediaan bahan baku harus tetap memperhatikan biaya-biaya yang harus
dikeluarkan sebagai akibat dari adanya penyimpanan persediaan tersebut.
Karena semakin besar bahan baku yang disimpan di gudang maka biaya
penyimpanannya pun akan akan semakin besar.
Masalah persediaan bahan baku yang dialami oleh UD Permata Mulya
adalah sering pesanan bahan baku mengalami keterlambatan dan beberapa kali
sering tersisanya bahan baku jenis mill dan benang som digudang. Untuk
mengatasi hal ini, perusahaan perlu menentukan metode yang tepat guna
menentukan jumlah pesanan yang optimal setiap kali pemesan dan waktu
pemesanan kembali bahan baku yang tepat, dengan mempertimbangkan lead
time yang fluktuatif dan biaya simpan yang minimum. Terdapat berbagai
metode yang dapat digunakan dalam pengendalian persediaan yang dianggap
sesuai dengan permasalahan persediaan yang probabilistik.
5.2. Permasalahan Mengenai Pengendalian Persediaan
5.2.1.Unsur Biaya
1. Biaya Pemesanan
Biaya pemesanan merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan berkaitan
dengan pemesanan bahan baku yang dilakukan. Besarnya biaya
pemesanan bahan baku semen sebesar Rp 33.000, untuk pemesanan bahan
baku mill sebesar Rp 41.000 sedangkan untuk pemesanan bahan baku
benang som sebesar Rp 7.500 sehingga total biaya pemesanan adalah
sebesar Rp 81.500,00 setiap kali pesan
2. Biaya pembelian
Biaya pembelian merupakan biaya yang dikenakan dari pihak pemasok untuk
pembelian bahan baku per satuan unit. Pada tahun 2010 besarnya biaya
pembelian rata-rata bahan baku semen adalah Rp 950,/kg, pembelian ratarata bahan baku mill adalah Rp 700,/kg sedangkan pembelian rata-rata
bahan baku benang som adalah Rp 875,/kg
3. Biaya penyimpanan
Biaya simpan merupakan biaya yang timbul akibat dari penyimpanan barang
besarnya biaya simpan bahan baku pada tahun 2010 adalah Rp 4.009.348
yang terdiri dari biaya tenaga kerja sebesarRp 3600.000,biaya pemakaian
listrik sebesar Rp 75.348, sedangkan untuk biaya gudang sebesar Rp
334.000/tahun. Sementara biaya simpan rata-rata bahan baku per unit
adalah Rp 23,97/unit
Biaya penyimpanan rata-rata bahan baku semen
Biaya penyimpanan
Biaya
rata
penyimpanan
-ratabahan baku
=biaya
mill
72.375 = .
23,97, /
penyimpanan %mill kebutuhan bahan baku mill
=
52,64%
penyimpanan
Rp 4.009.348,
/tahun
88.025kg
Biaya
rta-rata bahan
baku
benangsom
Biaya
penyimpanan
Biaya
penyimpanan
som
6.832
kg = Rp. 23,97, /kg
4,09% Rp
% benang
Perusahaan
menetapkan
biaya
kekurangan
persediaan
b.
c.
d.
Linear regression
MAD
206,25
144,59
151,38
182,55
MSD
509.37,50
32.415,52
32.625,17
50.933,29
Dengan memperhatikan nilai MSD terkecil pada tabel diatas, maka metode
peramalan yang paling tepat untuk meramalkan peroduksi eternit dua belas
bulan kedepan metode Single Exponential With Linear Trend dengan nilai
MSD sebesar 32.415,52 serta nilai MAD nya sebesar 144,59 adalah
5.2.3. Perkiraan Produksi
Dari hasil peramalan produksi untuk 12 bulan kedepan di UD Permata
Mulya menunjukan peningkatan nilai produksi sebesar 117 dan 118 pada setiap
periode produksi. Hal ini juga dikarenakan data produksi pada periode tahun
2010 mengalami peningkatan setiap bulannya. Hasil peramalan maka dapat
dilihat bahwa perkiraan produksi untuk 12 bulan ke depan adalah sebagai
berikut (pembulatan dari hasil peramalan):
Tabel 5.2. Hasil Peramalan Produksi 12 Bulan Ke Depan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Hasil Peramalan
5.617
5.735
5.852
5.970
6.087
6.205
6.322
6.440
6.558
6.675
6.793
12
Desember
Jumlah
Rata-rata
6.910
75.163
6.263,667
Bulan
Semen (kg)
Mill (kg)
Ja nuari
7.144,65
8.689,57
674,43
Februari
7.294,74
8.872,12
688,60
Maret
7.443,56
9.053,12
702,65
April
7.593,65
9.235,66
716,82
Mei
7.742,47
9.416,66
730,87
Juni
7.892,56
9.599,21
745,04
Juli
8.041,38
9.780,21
759,08
Agustus
8.191,48
9.962,76
773,25
September
8.340,30
10.143,76
787,30
Oktober
8.490,39
10.326,31
801,47
November
8.640,48
10.508,85
815,64
Desember
8.789,30
10.689,86
829,69
Jumlah
95.604,96
116.278,09
9.024,84
kg, benang som 0,12 kg maka dibutuhkan semen sebesar 95.604,96 kg, mill
sebesar 116.278,09 kg, sedangkan benang som sebesar 9.024,84 kg
5.3.Analisis Perhitungan
5.3.1.Perhitungan dengan Metode Continuous Review System atau Sistem Q
Metode Continuous Review Sytem atau Sistem Q menggunakan prinsip
dimana pemesanan kembali dilakukan ketika bahan baku telah mencapai titik
reorder point adapun jumlah pemesanan selalu tetap yaitu sebanyak lot hitung
optimal (q0).
Pada perhitungan menggunakan metode Continuous Review System atau sistem Q
bertujuan untuk mendapatkan nilai reorder point atau titik pemesanan kembali bahan baku
dan ( persediaan) pengaman (safety stock) sementara ukuran pemesanan optimal yang
dihasilkan pada metode ini digunakan untuk menghitung interval pemeriksaan pada
perhitungan dengan sistem P.
1. Perhitungan dengan sistem Periodik Review system (P) untuk bahan baku
semen diperoleh interval pemeriksaan (T) adalah setiap 15 hari dan tingkat
persediaan maksimum (E) sebesar 5.372,84 kg dengan total biaya
persediaan (Tc) sebesar Rp. 92.223.949,- pertahun. (Pada gambar
grafik.4.4)
2. Perhitungan dengan sistem Periodik Review system (P) untuk bahan baku
mill diperoleh interval pemeriksaan (T) adalah setiap 15 hari dan tingkat
persediaan maksimum (E) sebesar 6.665,34 kg dengan total biaya
Perhitungan dengan sistem Periodik Review system (P) untuk bahan baku
benang som diperoleh interval pemeriksaan (T) adalah setiap 23 hari dan
tingkat persediaan maksimum (E) sebesar 737,73 kg dengan total biaya
persediaan
(Tc)
sebesar
Rp.
8.094.632,-
pertahun.(Pada
gambar
grafik.4.10)
5.4.Perhitungan dengan Metode Hybrid System
Metode Hybrid System menggunakan perpaduan antara prinsip pada
sistem Continuous Review System (Q) dan sistem Periodik Review system (P)
Pemesanan kembali dilakukan jika telah mencapai waktu pemesanan (T)
dimana jumlah pemesanan disesuaikan dengan kondisi saat dilakukan
pemeriksaan sehingga lot pemesanan tidak tetap. Apabila pada waktu
pemeriksaan stok bahan baku ternyata berada di bawah titik Reorder Point
pemesanan dilakukan sesuai prinsip Sistem P di mana jumlah bahan baku yang
dipesan adalah sebanyak kekurangan bahan baku untuk mencapai titik
persediaan maksimum (E). Jika pada waktu pemeriksaan ternyata berada di
atas titik Reorder Point pemesanan dilakukan sesuai prinsip Sistem Q di mana
pemesanan ditunggu sampai bahan baku menyentuh titik reorder point dan
jumlah lot pemesanan adalah sebanyak kekurangan bahan baku untuk
mencapai titik persediaan maksimum (E).
Pada perhitungan menggunakan sistem Metode Hybrid system bertujuan untuk
mencari interval pemeriksaan (T) dan target persediaan atau tingkat persediaan maksimum (E).
Pada perhitungan( dengan) sistem ini dihitung pula reorder point atau titik pemesanan
kembali , safety stock persediaan pengaman (ss) dan total biaya persediaan (Tc).
Mill
Sistem P
Som
Semen
Mill
4.740,74 5.844,3
(kg)
Sistem Hybrid
Som
Semen
Mill
Som
686,61
686,61
703,54
910,44
52,26 -
52,26
E (kg)
T (hari)
18, 16
17, 16
25, 24 15
15
23
15
15
23
ss (kg)
80,03
52,05
0,99
52,05
0,99
80,03
52,05
0,99
(kg)
703,54
910,44
Semen
Mill
Benang som
Jumlah
m Q (Rp/tahun)
92.245.980
.098.332
8.109.240
183.453.552
tem P (Rp/tahun)
92.223.949
83.085,277
8.094.632
183.403.546
92.223.949
83.085.277
8.094.632
183.403.546
usahaan (Rp/tahun )
3.764.838,30 4.400.108,87
8.255.015,47
186.889.962
Berdasarkan 5.5 untuk total biaya pengadaan bahan baku selama tahun 2010
dengan metode Q adalah Rp 183.453.552, untuk total biaya pengadaan bahan
baku selama tahun 2010 dengan metode P adalah Rp 183.403.546, sedangkan
untuk total biaya pengadaan bahan baku selama tahun 2010 dengan metode
hybrid system adalah Rp 183.403.546. Sehingga untuk total biaya pengadaan
bahan baku nilai terkecil adalah dengan menggunakan metode sistem Periodik
review sistem dan hybrid sistem
Dari tabel diatas dapat ditarik kesimpulan jika metode pengendaliaan
persediaan bahan baku yang paling optimal di UD Permata Mulya adalah
metode Periodik Review system. Dan hybrid sistem Hal ini di dasari oleh total
biaya persediaan paling terkecil dibandingkan ketiga metode adalah nilai biaya
persediaan menggunakan sistem Periodik Review sistem dan hybrid sistem
yaitu sebesar Rp.183.403.546 pertahun.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data, maka kesimpulan yang dapat diambil dalam
pengendalian persediaan bahan baku menggunakan metode periodic review
system dan hybrid sistem.
Total biaya persediaan (TC) menggunakan metode Continuos Review Sistem adalah
sebesar Rp 183.453.552 dengan rician semen sebesar Rp 92.245.980, mill sebesar
Rp 83.098.332 dan benang som sebesar Rp 8.109.240
Total biaya persediaan (TC) menggunakan metode Periodik Review Sistem adalah
sebesar Rp 183.403.546 dengan rincian semen sebesar Rp 92.223.949, mill
sebesar Rp 83.085.277 dan benang som sebesar Rp 8.094.632.
Total biaya persediaan (TC) menggunakan metode hybrid sistem adalah sebesar Rp
183.403.546 dengan rincian semen sebesar Rp 92.223.949, mill sebesar Rp
83.085.277 dan benang som sebesar Rp 8.094.632.
Total biaya persediaan kebijakan perusahaan adalah sebesar Rp 186.889.962 dengan
rician semen sebesar Rp 93.764.838.30, mill sebesar Rp 84.900.108,87 dan
benang som sebesar Rp 8.225.015,47
Berdasarkan ketiga metode yang dipergunakan metode Periodic Review
Sistem Dan Hybrid Sistem adalah metode dengan nilai total biaya persediaan (TC)
terkecil yaitu sebesar Rp 183.403.546
6.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat
disampaikan beberapa saran sebagai masukan bagi perusahaan adalah:
1. Perusahaan sebaiknya memperhatikan masalah pemesanan bahan baku
sehingga bagian produksi akan berjalan dengan baik.
2. Lebih memperhatikan biaya yang timbul karena adanya kekurangan
persediaan bahan baku sehingga pengendalian persediaan yang dilakukan
perusahaan dapat berjalan dengan lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
lAMPIRAN 1
Bulan
Jumlah Produksi
Eternit (Lembar)
Januari
4.000
Februari
4.200
Maret
4.400
April
4.500
Mei
5.000
Juni
5.000
Juli
5.000
Agustus
4.900
September
5.000
Oktober
5.100
November
4.300
Desember
5.500
Jumlah
56.900
Semen
(sak)
Mill
(sak)
Benang
Som
(kg)
Januari
100,00
250,00
480,00
Februari
105,00
262,50
504,00
Maret
110,00
275,00
528,00
April
112,50
281,25
540,00
Mei
125,00
312,50
600,00
Juni
125,00
312,50
600,00
Juli
125,00
312,50
600,00
Agustus
122,50
275,00
588,00
September
125,00
312,50
600,00
Oktober
127,50
318,50
612,00
November
132,50
265,00
520,00
Desember
137,50
343,75
660,00
1.447,50
3.521,00
6.832,00
120,63
293,42
569,33
Jumlah
Rata-Rata
Bulan
Semen (hari)
Mill (hari)
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Jumlah
21
30
23
lAMPIRAN 11
Hasil Peramalan Denganmenggunakan QS