Disusun Oleh :
Muhammad Tri Rizki
21100113140062
Alif Akbar
21100113130063
Brahma Gilidian
21100113140064
21100113130065
21100113140066
Nicholas Bastian
21100113130068
21100113140070
21100113130072
Kevin Alexander
21100113140073
Dina Kusumawardani
21100113140076
terhadap kemungkinan
adanya penyimpangan dilapangan dari kondisi ideal pada mekanika tanah sangat
penting dalam perencanaan pondasi yang benar.
Mekanika batuan merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
perilaku (behavior ) batuan baik secara teoritis maupun terapan, merupakan cabang
dari ilmu mekanika yang berkenaan dengan sikap batuan terhadap medan medan
gaya pada lingkungannya. (US National Committee On Rock Mechanics, 1984).
Perbedaan dari batu dan tanah sendiri adalah batu merupakan kumpulan butir
butir mineral alam yang saling terikat erat dan kuat.
dilepaskan. Sedangkan tanah merupakan kumpulan butir butir mineral alam yang
tidak melekat atau melekat tidak erat, sehingga sangat mudah untuk dipisahkan.
Sedangkan Cadas adalah merupakan peralihan antara batu dan tanah.
Agar suatu bangunan dapat berfungsi secara sempurna, maka seorang ahli
geoteknik harus bisa membuat perkiraan dan pendugaan yang tepat tentang kondisi
tanah atau batuan yakni dengan melakukan pengujian di laboratorium.
Batuan dan tanah mempunyai sifat tertentu dan dapat dikelompokkan menjadi dua
yaitu:
1. Sifat Fisik
2. Sifat Mekanik
Sifat fisis
yang dimaksud antara lain warna, tekstur, struktur, berat spesifik, kadar
air, konsistensi, dan porositas.
a. Warna Tanah
Warna
tanah
merupakan
salah
satu
sifat
yang
mudah
campuran komponen
berbagai
faktor
lain
yang
terjadi
karena
warna tanah adalah hitam, coklat, karat, abu-abu, kuning dan putih
(Syarief, 1979). Warna tanah penting untuk diketahui karena berhubungan
dengan kandungan bahan organik yang terdapat di dalam tanah tersebut,
iklim, drainase tanah dan juga mineralogi tanah (Thompson dan Troen,
1978).
b. Tekstur Tanah
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif dari partikel-partikel atau
fraksi- fraksi primer tanah, yaitu pasir, debu, liat dan lempung atau
dilapangan dikenal dengan rasa kekasaran atau kehalusan dari tanah. Jika
beberapa contoh tanah ditetapkan atau dianalisa di laboratorium, maka
hasilnya selalu memperlihatkan bahwa tanah itu mengandung partikel
partikel yang beraneka ragam ukurannya, ada yang berukuran koloid,
sangat halus, halus, kasar dan sangat kasar.
c. Struktur tanah
Struktur tanah adalah penyusunan partikel-partikel tanah primer
seperti pasir, debu dan liat membentuk agregat-agregat, yang satu agregat
dengan lainnyadibatasi oleh bidang belah alami yang lemah. Agregat yang
terbentuk secara alami disebut ped, sedangkan bongkah tanah hasil
pengolahan tanah disebut clod
Tabel 1.Klasifikasi Ukuran Struktur Tanah
keperluan
perhitungan
dalam
mekanika
Makin padat suatu tanah makin tinggi bulk densitynya, yang berarti makin
sulit dilalui air dan ditembus akar tanaman.
f. Konsistensi Tanah
Konsitensi tanah menunjukan kekuatan daya kohesi butir-butir
tanah atau daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain. Berikut
Istilah- istilah yang digunakan untuk menggambarkan konsistensi tanah :
- Tanah basah : tidak lekat, lekat, tidak platis dan plastis
- Tanah Lembab : mudah lepas, mudah pecah
- Tanah kering : lepas, halus, keras
g. Porositas
Ruang pori total adalah volume dari tanah yang ditempati oleh
udara dan air. Persentase volume ruang pori total disebut porositas. Untuk
menentukan porositas,contoh tanah ditempatkan pada tempat berisi air
sehingga jenuh dan kemudian cores ini ditimbang. Perbedaan berat antara
keadaan jenuh air dan core yang kering oven merupakan volume ruang
pori. Untuk 400 cm3 cores yang berisi 200 gr (200 cm3) air pada kondisi
jenuh porositas tanahnya akan mencapai 50% (Foth, 1988).
biasanya dapat diketahui dari warnanya yang gelap dan baunya seperti
tanaman yang busuk bila tanahnya organik. Bila terdapat keragu-raguan
mengenai tanah organik ini, uji batas cair dilakukan pada contoh tanah
yang telah dipanaskan dalam oven. Jika setelah pengeringan, nilai batas
cair tereduksi sampai 30% atau lebih, maka tanah adalah tanah organik.
Prosedur yang umum dipakai adalah dengan melakukan uji batas plastis
dan batas cair pada contoh tanah yang dipilih (yang jumlahnya tidak
begitu banyak) dari tiap-tiap macam tanah yang mewakili, yang diperoleh
dari lubang bor. Dengan membandingkan hasil-hasilnya dan mengeplot
hasil-hasil tersebut ke dalam grafik plastisitas, variasi macam tanah dapat
diklasifikasikan.
Dari
sini,
secara
kasar
dapat
diketahui
sifat
ini
berguna
untuk
menentukan
kuat
geser tak
konsolidasi
bisa
tidak
dilakukan
bila
tanahnya
berupa
untuk
menambahkan
uji pH dan
penentuan
presentase
melalui suatu piston vertical (tegangan ini biasanya juga disebut tegangan
deviator).
Untuk pembebanan vertical dapat dilakukan dengan dua cara antara lain:
1.
2.
Beban aksial yang diberikan diukur dengan bantuan sebuah proving ring
(lingkaran pengukur beban) yang berhuhubungan dengan piston vertical.
Alat ini juga dilengkapi dengan pipa-pipa untuk mengalirkan air ke dan
dari dalam sample tanah dimana pipa-pipa tersebut juga berguna sebagai
sarana pengukur tegangan air pori (pada kondisi uji).
Dalam uji geser triaksial ada tiga tipe standar yang biasa nya
dilakukan yaitu:
1. Consolidated drained test (CD test)
Consolidated drained test atau uji air-teralirkan terkonsolidasi
biasanya dilakukan dengan cara benda uji diletakan dari segala arah
dengan tegangan penyekap dengan cara memberikan tekanan pada
cairan dalam silinder. Setelah penyekap dilakukan, tegangan air pori
dalam benda uji menjadi naik. Kenaikan air pori dapat dinyatakan
dalam bentuk parameter tak berdimensi. Untuk tanah-tanah yang jenuh
air, parameter tegangan pori sama dengan nol apabila pada hubungan
dengan pipa aliran (drainage) tetap terbuka, akan terjadi disipasi akibat
kelebihan tegangan airpori, dan kemudian terjadi konsolidasi lama
kelamaan kohesi mengecil menjadi nol. Pada tanah yang jenuh air
perubahan volume dari benda uji yang terjadi selama proses
konsolidasi dapat ditentukan dari besarnya volume airporiyang
mengalir keluar. Beban tengangan deviator, pada benda uji
ditambahkan dengan lambat sekali (kecepatan penambahan beban
sangat kecil). Selama pengujian ini pipa aliran dibiarkan terbuka
dengan demikian penambahan beban tegangan deviator yang sangat
CU
merupakan
uji
triaksial
dipakai.Dimana pada uji ini sample tanah yang jenuh air mula-mula
dikonsolidasi dengan tekanan penyekap yang sama dari segala penjuru
dalam bejana yang berisikan fluida. Hal ini akan menyebabkan
terjadinya pengaliran air dari sample tanah keluar. Sesudah tegangan
ke
butiran
tanahnya.
Keadaan
tanpa
drainasi
ini
kohesi [kg/cm2]
Prinsip dasar dari pengujian ini adalah pemberian beban secara horisontal
terhadap benda uji melalui cincin/kotak geser yang terdiri dari dua bagian dan
dibebani vertikal dipertengahan tingginya, dimana kuat geser tanah adalah
tegangan geser maksimun yang menyebabkan terjadinya keruntuhan. Selama
pengujian pembacaan beban horisontal dilakukan pada interval regangan tetap
tertentu (Strain controlled). Umumnya diperlukan minimal 3 (tiga) buah
benda uji yang identik, untuk meleng-kapi satu seri pengujian geser langsung.
Prosedur pembebanan vertikal dan kecepatan regangan geser akibat
pembebanan horisontal, sangat menentukan parameter-parameter kuat geser
yang diperoleh. Dalam pelaksanaannya, percobaan geser langsung dapat
dilaksanakan dalam 3 (tiga) cara:
1) Consolidated Drained Test
Pembebanan horisontal dalam percobaan ini dilaksanakan dengan
lambat, yang memungkinkan terjadi pengaliran air, sehingga tekanan air
pori bernilai tetap selama pengujian berlangsung. Parameter c dan f yang
diperoleh digunakan untuk perhitungan stabilitas lereng.
2) Consolidated Undrained Test
Dalam pengujian ini, sebelum digeser benda uji yang dibebani vertikal
(beban normal) dibiarkan dulu
hingga
proses
konsolidasi
selesai.
ASTM D-424
Batas susut
ASTM D-427
Untuk mengatur kadar air dari tanah yang bersangkutan agar dipenuhi
persyaratan di atas ternyata sangat sulit. Oleh karena itu kalau dilakukan uji
batas cair paling sedikit empat kali pada tanah yang sama tetapi pada kadar
air yang berbeda-beda sehingga jumlah pukulan N, yang dibutuhkan
bervariasi antara 15 dan 35. Kemudian, kadar air yang bersesuaian dengan
N = 25, yang ditentukan dari kurva aliran, adalah batas cair dari tanah yang
bersangkutan.
Atas dasar hasil analisis dari beberapa uji batas cair, US waterways
Experiment Station Vicksburg, Mississippi (1949) mengajukan suatu
persamaan empiris untuk menentukan batas cair yaitu :
Dimana :
N = Jumlah pukulan yang dibutuhkan untuk menutup goresan selebar 0,5 in
pada dasar contoh tanah yang diletakkan dalam mangkok kuningan dari alat
uji batas cair.
WN = Kadar air dimana untuk menut up dasar goresan dari contoh tanah
dibutuhkan pukulan sebanyak N
Tan = 0,121 (harap dicatat bahwa tidak semua tanah mempunyai harga tan
=0,121)
Dimana :
m1 = massa tanah basah dalam mangkok pada saat permulaan pengujian
(gram)
m2 = massa tanah kering (gram)
100%
Dimana :
Wc = Kadar air pada pasta tanah
Wo = Berat kering pasta tanah (W2-W)
Indeks plastis/ The plasticity index (PI)
Yaitu ukuran plastis tanah. PI adalah perbedaan lantara batas cair dan
batas plastis suatu tanah.
PI = LL - PL
Liquid limit (LL)/ Batas cair
Dimana, LL merupakan kadar air dimana tingkah laku tanahnya
merupakan perubahan dari plastis ke Liquidity index/ indeks cair
LL = Wc(n/25)0.121
Wc = [(Wbasah-Wkering)/Wkering]x100%
n = jumlah ketukan
inti
(core) hasil pemboran lapangan atau bongkah batu yang diambil dari
lapangan. Bongkahan ini dibuat berbentuk silinder diameter antara 50 70
mm dan tingginya dua kali diameter.
Penimbangan Berat Contoh
a. Wn
b. Wo
c. Ww
d. Wa
e. Wb
f. Ws
n =
b. Bobot isi kering (dry density), d , dengan rumus :
d =
( ) /
f. Kadar air asli (natural water content) , dengan rumus :
100%
i.
j.
100%
100%
Derajar kepekaan (St) adalah rasio antara kuat tekan bebas dalam kondisi
asli (Undisturbed) dan dalam kondisi teremas (remolded)
Uji ini dilakukan menggunakan mesin tekan (Compression
Machine) untuk menekan contoh batu yang berbentuk silinde, balok atau
prisma dari satu arah (uniaxial) penyebaran tengangan dalam contoh batu
secara teoritis adalah searah dengan gaya yang dikenakan pada contoh
tersebut. Tetapi dalam kenyataannya arah tegangan tidak searah dengan
gaya yang dikenakan pada contoh tersebut karena pengaruh dari plat
penekan mesin tekan yang menghimpit. Sehingga, bentuk pecahan tidak
berbentuk bidang pecah yang searah dengan gaya melainkan berbentuk
kerucut seperti pada gambar berikut:
Gambar 9. Penyebaran Tengangan dan Bentuk Pecahan pada Uji Kuat Tekan
Modulus Young =
Poissins ratio =
1
a1
Et
a
2. Modulus Young Rata-rata diukur dari rata-rata kemiringan kurva
atau bagian linier yang terbesar dari kurva.
Eav
Es
Gambar 11. Regangan yang dihasilkan dari Pengujian Kuat Tekan Batuan
c. Pengujian
Kuat
Tarik-Uji
Brazilia
(Indirect
Tensile
Strength
Test)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kuat tarik (tensile
strength)
dari
percontoh
batu
berbentuk
silinder
secara
tidak
DAFTAR PUSTAKA
Hardiyatmo, H.C. 2002. Teknik Fondasi I. Yogyakarta : Beta Offset.
Laurence D.W. 2012. Mekanika Tanah untuk Tanah Endapan dan Residu. Jakarta :
Andi Publisher
Waltham, Tony. 2003. Foundations of Engineering Geology. Spon Press: New York
D.S Kuswanto. 2006. Uji Fisik dan Mekanika Batuan.eprints Undip:Semarang