Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Supervisi dan sistem evaluasi merupakan bagian penting dalam manajemen
dimana saja terutama dalam pelayanan kesehatan. Keperawatan sendiri merupakan
salah satu profesi di pelayanan kesehatan turut andil dalam penyelengaraan mutu
pelayanan kesehatan. Menurut Rahma (2012) bahwa keperawatan sebagai profesi
mengharuskan pelayanan keperawatan diberikan secara profesional oleh perawat
dengan kompetensi yang memenuhi standar dan memperhatikan kaidah etik dan
moral.
Menurut Sudjana (2004) dalam Nursalam (2011) supervisi adalah upaya untuk
membantu pembinaan dan peningkatan kemampuan pihak yang disupervisi agar
mereka dapat melaksanakan tugas kegiatan yang telah ditetapkan secara efektif dan
efisien. Tujuan dari supervisi menurut Gillies (2004) adalah untuk mengawasi dan
mengevaluasi serta memperbaiki kinerja. Sehingga supervisi keperawatan ini
dibutuhkan untuk mengawasi dan mengevaluasi kinerja pada suatu praktik
keperawatan. Suarli dan Bahtiar (2009) mengemukakan bahwa tujuan utama
supervisi ialah untuk lebih meningkatkan kinerja bawahan, bukan untuk mencari
kesalahan. Peningkatan kinerja ini dilakukan dengan melakukan pengamatan
langsung terhadap pekerjaan bawahan, untuk kemudian apabila ditemukan masalah,
segera diberikan petunjuk atau bantuan.
Seorang supervisor, dengan pengawasan dan supervisi sebagai pemberi petunjuk
pengembangan atau mekanisme yang ditentukan dapat meningkatkan kinerja
keperawatan professional (Ismaniar, 2015). Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang
mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen
dan kontribusi pada ekonomi. Kinerja merupakan implementasi dari rencana yang
telah disusun. Implementasi kinerja dilakukan oleh sumber daya manusia yang
memiliki kemampuan, kompetensi motivasi dan kepentingan (Wibowo, 2007).
Dalam supervisi keperawatan dapat dilakukan oleh pemangku jabatan dalam
berbagai level seperti ketua tim, kepala ruangan, pengawas, kepala seksi, kepala
1
bidang perawatan atau pun wakil direktur keperawatan. Namun pada dasarnya
seorang supervisor harus memiliki kemampuan sebagai berikut : 1) membuat
perencanaan kerja, 2) Kontrol terhadap pekerjaan, 3) Memecahkan masalah, 4)
Memberikan umpan balik terhadap kinerja, 5) Melatih (coaching) bawahan, 6)
Membuat dan memelihara atmosfir kerja yang motivatif, 7) Mengelola waktu, 8)
Berkomunikasi secara informal, 9) Mengelola diri sendiri, 10) Mengetahui sistem
manajemen perusahaan, 11) Konseling karir, 12) Komunikasi dalam pertemuan
resmi. (Rakhmawati. 2009)
Penurunan kinerja perawat akan mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan.
Studi oleh Direktorat Keperawatan dan Keteknisian Medik Depkes RI bekerjasama
dengan WHO tahun 2005 menemukan kinerja perawat baik 50 %, sedang 34,37 %,
dan kurang 15,63 %. Kinerja keperawatan di rumah sakit dikatakan baik bila kinerja
perawat > 75 % (Maryadi, 2006). Hasil survei di RSU Swadana Tarutung, terhadap
152 pasien rawat inap berkaitan dengan kinerja perawat pelaksana menunjukkan
bahwa sebanyak 65% menyatakan perawat kurang perhatian, 53% mengatakan
perawat sering tidak di ruangan, 42% menyatakan perawat bekerja tidak disiplin
(Siregar, 2008).
Dalam suatu jurnal manajemen keperawatan yang melakukan penelitian di suatu
rumah sakit didapatkan data supervisi kepala ruang paling banyak adalah kurang
baik yaitu 37 responden (45,7%). Pendokumentasian asuhan keperawatan diketahui
paling banyak adalah baik sebanyak 56 responden (69,1%). Terdapat hubungan
antara supervisi kepala ruang dengan pendokumentasian asuhan keperawatan di
Rumah Sakit. (Yanti, dkk, 2013)
Dengan semakin tingginya tuntutan dalam perbaikan kualitas pelayanan
keperawatan serta supervisi keperawatan yang telah ada, kita sebagai calon perawat
memerlukan pemahaman tentang supervisi dalam keperawatan dengan baik dan
benar tentang langkah-langkah supervisi, prinsip supervisi, teknik supervisi sampai
dengan peran dan fungsi supervisi dalam keperawatan. Sehingga kita mampu
mengaplikasikannya dalam praktik keperawatan secara benar (Rakhmawati, 2009).
1.2.
Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Tujuan
1.3.1
Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami teori tentang supervisi
keperawatan dan penerapan dalam keperawatan
1.3.2
Tujuan Khusus
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Manfaat
Mahasiswa mampu mengaplikasikan konsep tentang supervisi keperawatan
dalam praktik keperawatan dengan baik dan benar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
2.2
menggunakan
pengetahuan
dasar
manajemen,
keterampilan
perawat pelaksana.
5. Supervisi merupakan visi, misi, falsafah, tujuan dan rencana yang spesifik.
6. Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif, komunikasi efektif,
kreatifitas, dan motivasi.
7. Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil dan berdayaguna dalam pelayanan
keperawatan yang memberikan kepuasan klien, perawat dan manajer.
2.5 Alur dan Langkah-langkah Supervisi Keperawatan
Kepala bidang perawatan
Supervisi
Kepala seksi perawatan
Supervisi
Kepala ruang
Kepala Tim
PA
Pra supervisi
Supervisor:
a.
b.
Yang disupervisi:
2.
a.
b.
c.
d.
3.
dilakukan
b. Menerima saran dan kritik perbaikan
c. Menjelaskan dan mengklarifikasi permasalahan
d. Menerima saran dan menjawab pertanyaan yang diajukan supervisor
Pasca supervisi
Supervisor:
a.
b.
c.
d.
Yang disupervisi:
a.
b.
c.
d.
2.6
10
Kompetensi Supervisor
Tanggung jawab utama seseorang supervisor adalah mencapai hasil sebaik
mungkin
dengan
mengkoordinasikan
sistem
kerjanya.
Para
supervisor
sesuatu
berdasarkan
ilmu
pengetahuan
yang
dimiliki.
Kemampuan ini meliputi tiga bagian penting yaitu: berfikir logis dengan
mencari penyebab dari suatu kejadian; konseptual yaitu mampu untuk
mengumpulkan informasi dan dapat membedakan hal-hal di luar konsep; dan
ketrampilan mendiagnosis yaitu mampu mengaplikasikan konsep dan teori ke
dalam situasi dan kondisi kehidupan yang nyata.
4. Kompetensi Sosioemosional adalah kemampuan untuk melakukan pekerjaan
secara teliti termasuk mengambil suatu tindakan/keputusan secara matang.
Kompetensi ini meliputi lima bagian yaitu percaya diri, mengembangkan rasa
tanggung jawab dan menanamkan kedisiplinan, persepsi objektif (penilaian
objektif), pengkajian diri akurat (kesediaan untuk dikritik), dan adaptasi
stamina.
5. Kompetensi Berinteraksi adalah kemampuan untuk bersosialisasi atau menjlin
hubungan dengan orang lain. Kemampuan ini mencakup kepercayaan diri,
pengembangan diri (kesediaan menerima usul), mempertahankan dan
12
(4)
Sustainability
bertujuan
untuk
tetap
mempertahankan
kembali
kecukupan
alat/fasilitas/sarana
sesuai
kondisi
operasional
i. Mencatat fasilitas/sarana yang rusak kemudian melaporkannya
j. Mengecek adanya kejadian kecelakaan kerja
k. Menyiapkan dan melaporkan secara rutin mengenai pekerjaan.
4. Sekali dalam sehari (15-30 menit)
Mengobservasi satu personil atau area kerja secara kontinu untuk 15
menit. Melihat dengan seksama hal-hal yang mungkin terjadi seperti :
keterlambatan pekerjaan, lamanya mengambil barang, kesulitan pekerjaan
18
BAB III
ROLE PLAY SUPERVISI KEPERAWATAN
Peran masing-masing :
1. Umdatun Watsiqoh sebagai Wakil Kepala Ruang 2 (KARU)
19
: Ns.Riska, Ns. Aida, dan Ns. Nina sekarang sudah jam 08.00 WIB dan
waktunya kita untuk mengganti cairan dan peralatan oksigenasi kepada
pasien
PA1
: Baik Ns Anisa.
PP
PA1
PP
PA1
PP
20
PA1
: Baik, Ns.
Disisi lain Ns. Anjar melihat pekerjaan yang dilakukan oleh Ns. Aida
kemudian dengan bangga memberikan komentar baik dan memujinya.
PP2: Ns. Aida apakah pada obatnya sudah tercantum nama lengkap dan nomor
RMnya?
PA2: Sudah Ns. Saya sudah menuliskan nama lengkap dan nomor RM untuk
masing-masing pasien.
PP2: Ini adalah langkah awal yang bagus Ns. Aida. Pertahankan model kerja
seperti ini.
PRA SUPERVISI
Sementara itu, Ns. Umdatun (KARU) dan Wakil Kepala Ruangnya Ns.
Anjar (WK. KARU 1) sedang melakukan perencanaan supervisi di ruang KARU.
KARU
: Selamat pagi Ns. Anjar, hari ini jadwal kita untuk melakukan supervisi
pada perawat di Ruang Palem ini. Tujuan dari supervisi ini agar kita
dapat mengevaluasi dan menganalisa kinerja dari para perawat
diruangan, yakni perawat primer (PP) dan keterlibatan perawat
associate (PA) dalam tindakan perawatan sehingga kita dapat
memberikan feedback dan follow up untuk kedepannya yang lebih
baik.
WK. KARU
: Baik Ns. Tutut, untuk hari ini kita akan melakukan supervisi kegiatan
di ruangan.
KARU
WK. KARU
: Semuanya sudah siap Ns. Ini format penilaian untuk supervisi hari ini
Ns (sambil memberikan format penilaian)
KARU
: Baik saya rasa sudah cukup, sekarang langsung saja kita memulai
supervise
SUPERVISI
Ketika di bed pasien Yunita. Ns. Riska (PA 1) dan Ns. Anisa (PP 1) sedang
melakukan tindakan kemudian supervisor (KARU dan WK. KARU 1) Ns Tutut dan
21
PA 1
: Selamat pagi perkenalkan nama saya Ns. Riska, boleh saya lihat
gelang pasiennya? (Melihat gelang pasien) ini benar pasien Mbak Yunita
dengan nomor RM 212.909.16? Baik mbak yunita sekarang sudah jam
08.00 WIB waktunya untuk ganti cairan dan selang oksigennya,
Pasien 1
Keluarga
PA1
: Baik, Mbak. Saya akan mengganti cairan dan selangnya dengan yang
baru ya. Soalnya sudah jadwalnya harus diganti.
Pasien 1
: Ns. Dari tadi kok belum selesai sih. Saya sudah tidak tahan. Sesak Ns,
PA 1
Pasien 1
: Lama sekali Ns. Saya tidak mau dengan Ns ini. Tidak cekatan dan
lama.
Keluarga
Pasien 1
: Sesak kak, Ns ini lama sekali padahal hanya mengganti selang dan
cairannya saja.
PP1
PA1
: Baik Ns.
Akhirnya berkat Ns. Anisa (PP1) selang nasal kanul Nn. Yunita dapat
PA1
PP
PA1
PP
PP 2
: Iya ibu silahkan kembali ke Bed pasien, saya akan langsung menyusul
ibu
Keluarga
: Baik Ns. Anisa kalau begitu biar saya dan Ns. Aida yang menangani
pasien Yuanita
PP1
PP 2
ditangani oleh Ns. Aida (PA 2) dan Ns. Zanta (PP 2) sedang melakukan tindakan
kemudian supervisor (KARU dan WK. KARU 1) Ns. Tutut dan Ns. Anjar datang
untuk melakukan supervisi.
PP
: Selamat pagi. Perkenalkan nama saya Ns. Aida. Permisi, boleh saya
lihat gelang pasiennya? (Melihat gelang pasien) ini benar pasien Mbak
Yuanita dengan nomor RM 212.909.20. Baik Mbak Yunita sekarang
sudah jam 08.00 WIB waktunya untuk ganti cairan dan selang
oksigennya ya. Bagaimana ada keluhan hari ini?.
Pasien 2
PA 2
: Sekarang diganti selang oksigen dan cairannya dulu ya. Ini nanti kalo
sudah tidak sesak bisa dilepas sendiri dan jika terasa sesak kembali bisa
memanggil Ns ya
Pasien 2
PA2
PA2
Pasien 2
PA2
Keluarga 2
POST SUPERVISI
Setelah melakukan keliling dan pengawasan Ns. Tutut (KARU), Ns. Anjar
(WK. KARU) memanggil Ns. Anisa, dan Ns. Zanta.
KARU: Tolong panggilkan Ns. Anisa, Ns. Zanta dan Ns. Lady ya.
WK. KARU 1: Baik Ns. Tutut.
KARU: Silahkan duduk Ners.
PP
KARU
PP 1
: Hari saya merasa masih kurang Ns. Tutut, saya akan berusaha untuk
lebih baik lagi.
KARU
PP 1
:Tidak Ners, saya minta maaf dan tidak akan mengulanginya lagi,
:
lain Ns. Aida dan Ns. Nina bisa melakukan tindakan yang sama dengan
baik. Setelah ini Ns. Aida dan Ns. Nina dapat membantu Ns. Riska untuk
belajar lebih baik lagi.
PP 1
KARU
PP
KARU: Baiklah kalau sudah sepakat silahkan Ns. tanda tangan terlebih dahulu.
PP
: Kalau begitu saya permisi dulu Ns. Terimakasih atas supervisinya hari
ini.
KARU:Silahkan Ners.
Lampiran 1
SOP PROSEDUR PEMBERIAN OKSIGENASI
PROSEDUR PEMBERIAN OKSIGENASI
A. Pengertian
Merupakan
Pemberian oksigen pada klien dapat melalui tiga cara yaitu: kateter nasal, kanula
25
C. Indikasi
1.
2.
3.
4.
5.
tempatnya
5. Pemberian oksigen harus hati-hati terutama pada penderita penyakit yang kronis,
hipoventilasi, hypercarbia diikuti penurunan kesadaran
26
6. Terapi oksigen sebaiknya di awali dari 1-7 liter/menit kemudian dinaikkan secara
pelan-pelan sesuai kebutuhan klien.
Lampiran 2
INSTRUMEN SUPERVISI PEMBERIAN OKSIGEN
Hari/tanggal
: Senin/ 3-10-2016
: Palem Wanita
Paramater
Bobot
A. Persiapan alat
1. Tabung oksigen berisi oksigen
lengkap
dengan
Dilakukan
Ya
Tidak
Keterangan
flowmeter
sampai
batas
pengisian
2. Nasal kanul (pemilihan alat
sesuai kebutuhan)
3. Plester (jika di butuhkan)
27
4. Gunting
plester
(jika
di
butuhkan)
5. Cotton budd
B. Persiapan perawat
1. Mengkaji data-data mengenai
salam)
Jelaskan maksud dan tujuan
tentang tindakan yang akan
dilakukan
3. Pasien diatur dalam posisi
aman
dan
nyaman
(semi
fowler)
1
Prosedur
kerja
kotor,
pengatur
konsetrasi
28
udara
dalam
humidifier
5. Cek aliran oksigen dengan cara
mengalirkan
oksigen
melalui
1
dengan
mengucapkan salam
1
1
Evaluasi
50
44
29
Kriteria :
Baik
: Jika nilai 45-50
Cukup : Jika nilai 45-40
Kurang : Jika nilai <40
(Umdatun Watsiqoh)
Lampiran 3
LEMBAR EVALUASI SUPERVISI KEPERAWATAN
No
1
Masalah
Perawat
Penyebab
Perawat kaget
Solusi
dan Perawat beristirahat sebentar
Menjatuhkan
kurang
saat diruangan
melakukan tindakan
Perawat
fokus
perawat
mengganti
selang selang
oksigen
oksigen
meningkatkan
Perawat
tidak Perawat
lupa
untuk
keterampilan
mengenai
3
untuk
tindakan
di ruangan
seteleh melakukan
tersebut
agar kesalahan
tidak
terulang
30
tindakan
kembali.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas, supervisi adalah upaya untuk membantu
pembinaan dan peningkatan kemampuan pihak yang disupervisi agar mereka
dapat melaksanakan tugas kegiatan yang telah ditetapkan secara efektif dan
efisien (Nursalam, 2011). Dalam praktiknya, langkah-langkah pada supervisi
keperawatan adalah pra supervisi, pelaksanaan supervisi dan pasca supervisi yang
meliputi
supevisor
memberikan
penilaian,
memberikan
feedback,
dan
manusia
dan
kemampuan
menerapkan
prinsip
manajemen
dan
Saran
Saran bagi kita sebagai calon perawat mampu memahami konsep supervisi
keperawatan sehingga mengaplikasikan konsep supervisi keperawatan dengan
tepat dan benar.
32