Anda di halaman 1dari 13

USAHA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM)

E7. HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Disusun Oleh:
dr. Dian Kurnia Dwi Saputri
Pembimbing:
dr. Erna Astuty

PUSKESMAS SUSUKAN I
KABUPATEN BANJARNEGARA
2013

STATUS PENDERITA
ANAMNESIS
1. Identitas Pasien
Nama

: Ny. S

Umur

: 33 tahun

Jenis kelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

Alamat

: Gumelem Kulon Rt 03/ Rw 07

Tanggal periksa

: 19 Januari 2013

2. Keluhan Utama

: Muntah

3. Keluhan Tambahan : Mual, pusing dan lemas


4. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke IGD Puskesmas Susukan I dengan keluhan muntah, muntah


terjadi sejak dua hari sebelum masuk puskesmas. Muntah rata-rata 6-7 kali/hari,
jumlah muntahan rata-rata gelas. Muntah terjadi terutama setiap habis makan atau
minum. Muntah dapat berupa muntahan yang bercampur makanan bila pasien telah
makan atau berupa lendir bila pasien belum makan.
Keluhan lain yang dirasakan pasien adalah mual, pusing dan lemas. Mual
dirasakan hampir setiap kali ingin makan atau minum. Kemudian setelah mual jika
diisi makanan maka pasien akan muntah. Hal ini menyebabkan pasien tidak mau
makan dan minum sehingga pasien sangat lemas. Pasien juga mengeluh pusing
nggliyeng. Hal ini menyebabkan pasien tambah lemas.
Pasien belum tahu bahwa dirinya sedang hamil, pasien tidak ingat kapan hari
pertama mens terakhirnya (sekitar pertengahan bulan November). Pasien belum
pernah hamil. Sebelumnya pasien sudah pernah mengalami hal serupa 4 minggu yang
lalu dan pasien juga dirawat di Puskesmas Susukan I selama 3 hari.
5. Riwayat Penyakit Dahulu
-

Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama

Riwayat mondok dengan keluhan yang sama:4 minggu yang lalu


-

Riwayat alergi obat/makanan

:4 minggu yang lalu


:Disangkal

(pasien

selama

mengonsumsi makanan dan obat baikbaik saja, tidak ada keluhan gatal atau
apapun)
-

Riwayat kehamilan

:Pasien

mengatakan

belum

pernah hamil
6. Riwayat Penyakit Keluarga
-

Orang tua, keluarga atau saudara yang mengalami keluhan serupa : Disangkal

Darah tinggi

: Disangkal

Kencing manis

: Disangkal

7. Riwayat Psiko Sosio Ekonomi


Pasien tinggal di rumah bersama bapak, ibu dan suaminya. Hubungan pasien
dengan anggota keluarga yang lain saling mendukung. Orangtua pasien peduli dengan
kesehatan anggota keluarganya. Dalam kehidupan sosial pasien banyak bergaul
dengan teman maupun tetangganya. Pasien adalah seorang ibu rumah tangga.

8. Riwayat Gizi
Penderita makan sehari-hari biasanya antara 2-3 kali dengan nasi sepiring,
sayur, dan lauk pauk seperti telur, tahu-tempe, kerupuk, dan jarang dengan daging,
makanan kadang tidak habis, terkadang konsumsi buah-buahan dan jarang minum
susu.
PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
Tampak lemas, kesadaran composmentis, status gizi kesan cukup.
2. Tanda Vital
Tekanan darah

: 90/60 mmHg

Nadi

: 92 x/menit, reguler, isi dan tekanan cukup

Pernafasan

: 20 x/menit

Suhu

: 36,8 oC
3. Kulit

: Kuning langsat, ikterik (-), sianosis (-), turgor kulit kembali

cepat (<1 detik)


4. Kepala :

Bentuk mesocephal, tidak ada luka, rambut tidak mudah

dicabut.
5. Mata

Edema palpebra (-/-), konjungtiva anemis (+/+), sklera

ikterik (-/-), pupil isokor (3mm/3mm), reflek kornea (+/+), air mata (-/-),
mata cekung (-/-)
6. Hidung

Sekret (-), epistaksis (-), deformitas hidung (-).

7. Mulut :

Bibir sianosis (-), bibir kering (-), lidah kotor (-), papil

lidah atrofi (-), tepi lidah hiperemis (-), tremor (-)


8. Telinga

Nyeri tekan mastoid (-), sekret (-), pendengaran

berkurang (-), cuping telinga dalam batas normal


9. Leher :

Trakea di linea mediana, pembesaran kelenjar tiroid (-),

pembesaran kelenjar limfe (-), lesi pada kulit (-)


10. Thorak
Simetris, retraksi interkostal (-), retraksi subkostal (-)
Jantung
Inspeksi

:
: Bentuk dada normal simetris kanan dan kiri, benjolan(-), tanda
radang (-), jejas (-), lesi (-), Ictus Cordis tak tampak.

Palpasi

: Ictus Cordis tak teraba, thrill (-), kardiomegali (-), nyeri tekan
(-)

Perkusi

: Batas jantung kanan atas SIC II LPSD redup


Batas jantung kanan bawah SIC IV LPSD redup
Batas jantung kiri atas SIC II LPSS redup
Batas jantung kiri bawah SIC V 2 jari medial LMCS redup

Auskultasi

: S1>S2 , reguler, murmur (-), gallop (-), bising (-), denyut


jantung reguler

Pulmo
Inspeksi

:
: Bentuk dada normal simetris, retraksi (-), gerakan paru
simetris, benjolan (-), tanda radang (-), jejas (-), lesi (-)

Palpasi

: Nyeri tekan (-), retraksi (-), Vokal Fremitus kanan sama


dengan kiri

Perkusi

: Sonor di seluruh lapang paru kanan dan kiri

Auskultasi

: Suara dasar vesikular normal, wheezing (-), ronkhi (-)

11. Abdomen
Inspeksi

: Datar, asites (-), benjolan (-), lesi (-), jejas (-), striae (-)

Auskultasi

: Bising Usus (+) normal

Palpasi

: Nyeri tekan (-) di seluruh lapang abdomen, hepar dan lien


tidak teraba, uterus teraba satu jari di atas simfiis pubis

Perkusi

: Timpani seluruh lapang abdomen

12. Genitalia

: Tidak dilakukan

13. Anorektal

: Tidak dilakukan

14. Ektremitas

Pemeriksaan
Reflek fisiologis
Reflek patologis

Ekstremitas superior
Ekstremitas inferior
2
2
Tidak terdapat reflek Tidak terdapat reflek

Kekuatan motorik
Fungsi Sensorik

patologis
5/5/5
Tidak

Edema
Akral dingin

kelainan
Tidak terdapat edema
Akral hangat

patologis
5/5/5
terdapat Tidak

terdapat

kelainan
Tidak terdapat edema
Akral hangat

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Urin (Tes kehamilan) = positif
Hb : 11 g/dl
DIAGNOSIS
Hiperemesis Gravidarum
PENATALAKSANAAN
Terapi farmakologis
1.

Infus RL 20 tpm

2.

Paracetamol 3x1

3.

Antasida 3x1

4.

B6 2x1

5.

Asam folat 1x1

6.

Prenatin 1x1
Terapi non farmakologis

1.

Istirahat total

2.

Kurangi aktifitas fisik yang berat

3.

Jaga daya tahan tubuh

4.

Diet bertahap

FOLLOW-UP PASIEN
Tanggal 19 Januari 2013
S : Mual(+), Muntah 7 x(+), pusing (+) lemas (+)
O : KU tampak lemas, compos mentis
Tanda vital
RR

: 20 x/menit

: 92 x/menit

: 36, 8 0C

TD

: 90/60 mmHg

: Hiperemesis gravidarum

: Infus RL 500 cc 20 tetes permenit. Paracetamol 3 x1,Antasida 3x1, B6 2x1, Asam


folat 1x1, Prenatin 1x1. Istirahat total. Kurangi aktifitas fisik yang berat.

Tanggal 20 Januari 2013


S : Muntah(+) berkurang, mual (+), lemas (+), pusing (+)
O : KU sedang , compos mentis
Tanda vital
RR

: 20 x/menit

: 86 x/menit

: 36,2 0C

TD

: 100/70

: Hiperemesis gravidarum

: Infus RL 500 cc 20 tetes permenit. Paracetamol 3 x1, Antasida 3x1, B6 2x1, Asam
folat 1x1, Prenatin 1x1. Kurangi aktifitas fisik yang berat. Diet bertahap. Patient
centered management : edukasi berupa peningkatan pengetahuan akan penyakit
yang diderita dan komplikasi apa saja yang dapat timbul dan nasehat untuk tetap
dirawat di puskesmas.

Tanggal 21 Januari 2013


S : Mual (+), Muntah (+) jarang, pusing (-)
O : KU sedang, compos mentis
Tanda vital
RR

: 20 x/menit

: 84 x/menit

: 36,5 0C

TD

: 100/70

: Hiperemesis gravidarum

: Rawat jalan dengan istirahat total. Asam folat 1x1, Prenatin 1x1, B6 2x1.Kurangi
aktifitas fisik yang berat. Patient centered management : edukasi bertahap mengenai
pola konsumsi makanan, variasi makanan yang dikonsumsi,dll.

TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang berlebihan yang terjadi pada awal
kehamilan (biasanya minggu ke-5 kehamilan) sampai minggu ke-20 kehamilan. Keluhan
muntah bisa sangat berat dimana setiap yang dikonsumsi dan diminum dapat dimuntahkan
sehingga dapat mempengaruhi keadaan umum, berat badan menurun, dehidrasi yang
mengganggu aktivitas penderita sampai syok yang mengancam jiwa.
B. Etiologi
1. Psikologik
2. Gastrointestinal

3. Hormonal (HCG)
C. Klasifikasi
Secara klinis hiperemesis gravidarum terbagi menjadi 3 grade :
1

Grade I
Muntah yang terus menerus, timbul intoleransi terhadap makanan dan minuman, berat
badan menurun, nyeri epigastrium, muntah pertama keluar makanan, lendir, sedikit
cairan empedu dan yang terakhir keluar darah. Nadi meningkat diatas 100x/menit dan
tekanan darah sistolik menurun, mata cekung dan lidah kering, turgor kulit berkurang,
urin sedikit.

Grade II
Gejala lebih berat, setiap yang dimakan dimuntahkan, haus hebat, sub febril, nadi
cepat (100-140x/menit), tekanan darah sistolik menurun < 80mmHg, apatis, kulit
pucat, lidah kotor, kadang ikterus, bilirubinuria, berat badan cepat turun.

Grade III
Gangguan kesadaran (Delirium-koma), muntah berkurang atau berhenti, iketerus,
sianosis, nistagmus, bilirubinuria, dan proteinuria.

D. Gambaran Klinik
1. Anamnesis
Pada anamnesis pasien sering mengeluhkan muntah yang hebat, lemas, haus, berat
badan menurun, demam, pusing, pada tingkat yang berat pasien dapat disertai
penurunan kesadaran dan delerium. Muntah biasanya terjadi pada trimester 1, rata-rata
terjadi pada usia kehamilan minggu ke-5 dan ke-6 biasanya membaik pada

usia

kehamilan 12 minggu.
2. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan gangguan kesadaran pasien berupa
somnolen, apatis atau koma. Pasien tampak gelisah, pada tanda vital terdapat tandatanda dehidrasi tergantung derajat dehidrasi, derajat dehidrasi ringan biasanya
kesadaran tidak terganggu, nadi meningkat, tekanan darah normal, volume urin dalam
batas normal. Pada derajat dehidrasi sedang, pasien tampak gelisah, nadi meningkat,
tekanan darah turun, turgor kulit menurun, oligouria. Pada derajat dehidrasi berat,
pasien dapat mengalami penurunan kesadaran (koma), nadi tidak teraba, tekanan darah
sistolik <80 mmHg, turgor kulit menurun, anuria.

Pada pemeriksaan status lokalis terdapat tanda-tanda dehidrasi berupa ubun-ubun


yang cekung, mata cekung dan air mata tidak keluar, bibir kering, turgor kulit pada
supraorbita dan abdomen menurun. Pasien tampak kurus, terdapat nafas berbau aseton,
tampak lemas.
E. Penatalaksanaan
1. Mencari alasan medis
2. Kenali adanya masalah dalam rumah tangga baik masalah ekonomi, perkawinan
maupun masalah stres emosional
3. Terapi, misalnya :

Perubahan diit berupa jumlah, jenis dan frekuensi makan, namun bebaskan untuk
makan apa saja yang masih dapat dimakan oleh pasien.

Terapi simptomatik dengan antiemesis seperti piridoksin (B6), dimenhidrinat,


metoklorpamid dll. Jika akan memberikan cairan sebaiknya pilih cairan NaCl atau
RL, jangan dextrosa karena dapat menyebabkan ensefalopati.

Psikoterapi

Terapi perilaku

Pada kasus hiperemesis gravidarum lebih ditekankan terapi secara psikologis, hal ini dapat
dilakukan dengan metode Patient Centre Management seperti berikut :
1. Dukungan Psikologis
Dukungan psikologis perlu diberikan oleh keluarga pasien. Hiperemesis gravidarum
berkatian dengan acceptance pasien terhadap kehamilannya. Dukungan keluarga dapat
meningkatkan acceptance terhadap kehamilan anaknya. Pasien harus dimotivasi agar mau
makan secara bertahap.
2. Penentraman Hati
Menentramkan hati sangat diperlukan untuk mendukung pengobatan pasien. Faktor
psikologis dengan kekhawatiran terhadap anak pertama dapat menstimulasi muntah dan
memperberat penyakit yang diderita. Motivasi keluarga terhadap pasien juga diperlukan

agar pasien mau meminum obat secara teratur agar pasien cepat sembuh. Keluarga
harus mendukung dengan sepenuh hati dalam pengobatan pasien.
3. Penjelasan mengenai Hiperemesis gravidarum
Sebagai dokter harus dapat menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa asupan
nutrisi selama kehamilan terutama trimester I penting untuk tumbuh kembang
intrauterin janin dan mencegah kelainan kongenital yang mungkin timbul akibat
kekurangan asupan gizi, diantaranya diet rendah Fe++ beresiko melahirkan bayi dengan
berat badan lahir rendah (BBLR). Asam folat yang penting dalam pembentukan sistem
saraf, diet rendah asam folat ini akan mengakibatkan kelainan kongenital berupa
meningokel dan ensefalokel (keterlambatan penutupan neuroporus kranial dan kaudal
dari neural tube pada minggu ke-5 kehamilan) sehingga edukasi dari keluarga akan
meningkatkan pengetahuan dan kesadaran akan pentingnya asupan makanan akan
meningkat, dan diharapkan dapat diimplementasikan berupa keinginan yang kuat dan
berusaha makan makanan secara bertahap (psikomotorik).
4. Pencegahan dan Promosi Kesehatan
Pencegahan pada hiperemesis gravidarum lebih terfokus pada pencegahan primer dan
sekunder. Pencegahan primer berupa penghindaran terhadap makanan yang kaya akan
hormon estrogen seperti telur. Pencegahan sekunder adalah pencegahan komplikasi
yang mungkin terjadi, Pada ibu hamil komplikasi akibat hiperemesis gravidarum adalah
asupan yang kurang untuk ibu hamil dan bayi, sehingga efek terhadap ibu hamil dapat
berupa gizi kurang karena asupan nutrisi terutama makronutrien (karbohidrat, lemak,
dan protein) kurang sehingga tubuh akan mengambil cadangan makanan dalam
tubuh(lemak, protein otot) untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dengan metabolic rate
meningkat pada ibu hamil, asidosis metabolik dan asetonuria karena peningkatan kadar
aseton yang merupakan produk sisa metabolisme lemak sebagai alternatif sumber
energi utama. Sedangkan efek pada janin adalah BBLR, neural tube defect, Amelia,
hipotiroid congenital, dll.

G. Penggunaan Obat pada Ibu Hamil


Nama obat

Indeks

keamanan Trimester beresiko

Efek samping

pada kehamilan
Antibiotik
Aminoglikosida

2, 3

Harus

dihindari

penggunaanya
- Amikasin

trimester

- Gentamisin

karena

- Kanamisin

mengakibatkan

- Netilmisin

kerusakan

- Streptomisin

cranial

pada
dan

dapat
nervus
VIII.

Berpotensi nefrotoksik
Kloramfenikol

Quinolon

dan ototoksik.
Gray baby syndrome

1,2,3

pada neonatus
Arthopathi pada fetus
hewan

coba

(Ciprofloxacin,

Dikontraindikasikan

Levofloxacin,

terutama trimester 1

ofloxacin,

Norfloxacin)
Tetrasiklin

C
D

2,3

Hepatotoksik pada ibu


yang mendapat dosis
tinggi

parenteral,

gangguan
pertumbuhan

tulang,

mungkin menginduksi
hipoplasia enamel, dan
perubahan warna pada
Trimetoprim

Antiemetik
Ondansetron
Dimenhydrinate
Granisetron
Metoclopramide
Cinarizine

B
B
B
B
C

gigi.
Resiko teratogenik

Chlorpromazine
Domperidone

C
-

Indeks Keamanan Obat pada Ibu Hamil


Klasifikasi FDA :
a

Katagori A
Studi terkontrol pada wanita hamil gagal memperlihatkan adanya faktor resiko
terhadap janin pada kehamilan trimester 1 dan tidak ada bukti mengenai adanya resiko
pada trimester berikutnya dan kecil kemungkinan timbul bahaya pada janin.

Katagori B
Studi pada reproduksi hewan coba tidak menunjukan adanya resiko terhadap janin
tetapi tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil atau reproduksi binatang percobaan
memperlihatkan efek samping.

Katagori C
Studi pada reproduksi hewan coba menunjukan adanya resiko terhadap janin dan
tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil. Pemberian obat golongan ini hanya
diberikan jika manfaat yang didapat lebih besar dibandingkan dengan besarnya resiko
pada janin.

Katagori D
Terdapat bukti mengenai adanya resiko pada janin manusia, tetapi manfaat yang
diperoleh lebih besar dari resiko yang didapat pada janin. Pemberian golongan ini
hanya diberikan dalam kondisi gawat darurat , sebagai tindakan penyelamatan (Life
saving) dimana obat lain tidak dapat digunakan atau tidak efektif.

Katagori X
Studi terkontrol pada wanita hamil dan reproduksi hewan coba memperlihatkan
abnormalitas janin, resiko yang diperoleh pada janin lebih besar dari manfaatnya.
Penggunaan obat ini dikontraindikasikan pada wanita hamil.

DAFTAR PUSTAKA
1. Bari, Abdul. Penyakit Saluran Gastrointestinal. Dalam : Ilmu kandungan. Edisi ke-8. YBPBS. Jakarta, 2007.
2. Hakim, Ridwan. Pengunaan Obat pada Ibu Hamil. Dalam : Kapita selekta kedokteran.
Yayasan Auceplaceus. Jakarta, 2005.
3. Yaptosastro, Hanif. Getosis. Dalam : Ilmu Kebidanan. Edisi 7. YB-PBS. Jakarta, 2007
4. Moore, Cleary. Hiperemesis gravidarum. Dalam : Patologi Obstetric. EGC. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai