PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertanian merupakan bidang strategik, karena menyangkut kebutuhan
manusia. Bagi Indonesia yang merupakan negara agraris, pertanian mempunyai
makna penting dalam mendukung perekonomian nasional, terutama sebagai
penyedia bahan pangan, sandang dan papan bagi segenap penduduk, serta
penghasil komoditas ekspor nonmigas untuk menarik devisa. Pada tahun 1969,
pemerintah Indonesia meluncurkan rencana lima (5) tahun pertama dengan
pertanian sebagai titik fokus untuk mendorong pertumbuhan ekonomi tanaman
pangan terutama padi sawah, jagung, kedelai, ubi jalar dan ubi kayu. Sejak 1969,
produksi padi telah menjadi fokus utama dalam peningkatan produksi pangan,
namun selama tahun 1970an produksinya semakin menurun. Saat itu, produksi
palawijaya seperti jagung, kedelai, kacang tanah dan ubi kayu sebagian besar
diabaikan dalam kebijakan pemerintah sampai dengan tahun 1974. Menurunnya
produksi padi mendorong pemerintah untuk mempertimbangkan kebijakan
pangan palawijaya ini sebagai pengganti beras. Sebelum tahun 1974, total
produksi jagung juga menurun, tetapi keuntungan kecil telah dilakukan oleh
kedelai dan kacang tanah. (http://ideas.repec.org/, 2011)
Di kawasan Benua Asia, Indonesia menempati sebagai negara dengan luas
areal (1,4 juta ha) ketiga terbesar setelah Cina (8 juta ha) dan India (4,5 juta ha).
Selain itu, Indonesia juga dikenal sebagai negara penghasil kedelai keenam
terbesar di dunia, setelah USA, Brasil, Argentina, Cina dan India (1997)
(Adisarwanto dan Rini, 2002). Sebagai ilustrasi, pada Tabel 1 dapat dilihat luas
Provinsi
1 Sumatera
2 Jawa
Bali, Nusa
2003
43.926
361.041
Tahun (Ha)
2004
2005
58.199
54.397
408.783 416.144
2006
44.043
390.32
2007
38.502
336.792
3 Tenggara
4 Kalimantan
5 Sulawesi
Maluku &
74.078
9.565
24.551
96.426
9.624
29.866
104.136
6.88
29.838
93.437
6.925
27.361
78.726
7.309
28.264
6 Papua
Jumlah
40.196
4.795
9.715
6.536
6.584
Luar Jawa
192.316
Indonesia
553.357
Sumber : www.bps.go.id, 2011
198.88
607.663
204.966
621.11
178.302
568.622
159.385
496.177
2006
2007
2008
2009
2010
2011
390.568 325.689 389.780 428.130 493.594 436.315*
189.966 133.427 201.176 273.262 168.117 230.387*
580.534 459.116 590.956 701.392 661.711 666.702*
Produktivitas (kuintal/Ha)
Provinsi
2003 2004
Jawa
13,04 13,06
Luar Jawa
12,03 12,25
Indonesia
12,75 12,80
Sumber : www.bps.go.id, 2011
2005
13,29
12,40
13,01
2006
13,27
12,06
12,88
2007
13,05
12,56
12,91
2008
13,32
12,76
13,13
2009
13,39
12,86
13,18
Kedelai merupakan salah satu bahan pangan penting setelah beras karena
hampir 90% digunakan sebagai pangan. Kedelai juga kaya akan protein yang
memiliki arti penting sebagai sumber protein nabati untuk peningkatan gizi dan
mengatasi penyakit kurang gizi seperti busung lapar. Kedelai juga bermanfaat
menurunkan kolesterol darah yang dapat mencegah penyakit jantung. Selain itu,
kedelai dapat berfungsi sebagai antioksidan dan dapat mencegah penyakit kanker.
Oleh karena itu, ke depan kebutuhan kedelai akan meningkat seiring dengan
meningkatnya kesadaran masyarakat akan pangan sehat. Kedelai juga berpotensi
dan berperan penting dalam menumbuh kembangkan industri kecil menengah
(IKM), bahkan sebagai komoditas ekspor (Adisarwanto dan Rini, 2002).
Tahu merupakan salah satu makanan olahan dari kedelai yang memiliki
kandungan gizi cukup tinggi. Meningkatnya konsumsi tahu saat ini sejalan dengan
meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya makanan bergizi. Tahu
adalah makanan yang dibuat dari kacang kedelai yang difermentasikan dan
diambil sarinya. Berbeda dengan tempe yang asli dari Indonesia, tahu berasal dari
Cina, seperti halnya kecap, tauco, bakpao dan bakso. Sebagaimana tempe, tahu
dikenal sebagai makanan rakyat. Beraneka ragam jenis tahu yang ada di Indonesia
umumnya dikenal dengan tempat pembutannya, misalnya tahu Sumedang dan
tahu Kediri. (http://id.wikipedia.org/wiki/Tahu, 2011).
Beberapa waktu terakhir di tahun 2006 sempat marak berita tentang formalin
yang sering ditemukan pada produk tahu segar sebagai bahan pengawet. Adanya
berita tahu berformalin yang ditemukan di pasaran, telah membuat masyarakat
Indonesia menjadi sangat waswas untuk mengkonsumsi tahu. Padahal tahu adalah
bahan makanan murah, sehat dan disukai oleh semua usia mulai dari bayi hingga
lansia. Tahu juga mengandung protein nabati penting bagi pemenuhan gizi,
terutama dalam masa pertumbuhan. Selain itu tahu merupakan alternatif lauk pauk
yang lezat yang mudah diolah menjadi penganan apapun. Di Indonesia, saat ini
banyak sekali munculnya produsen tahu di pasaran, salah satunya yaitu PT.
Kitagama merupakan salah satu industri tahu yang sistem pengolahannya berbeda
dengan perusahaan tahu lainnya. Tahu hasil produksi PT. Kitagama merupakan
produk dari hasil penelitian dari dosen Fakultas Teknik Pertanian Universitas
Gajah Mada (FTP UGM) yang sebelumnya diproduksi dalam skala laboratorium.
Selanjutnya produksi tersebut kemudian di kembangkan menjadi skala industri.
PT. Kitagama merupakan industri yang didirikan dari hasil kerjasama dosen FTP
UGM.
PT. Kitagama muncul untuk mencoba memberikan solusi atas permasalahan
tahu berformalin di pasaran. Teknologi pengolahan tahu yang benar dan tepat
perlu diterapkan dalam proses pembuatan tahu. PT. Kitagama berfokus membuat
tahu sehat alami dan tanpa pengawet untuk menghapus kekhawatiran masyarakat
akan tahu yang dikonsumsi. Untuk itu dimunculkanlah tahu sehat hasil dari
produk PT. Kitagama yang dinamakan Tahu Kita. Tahu Kita di proses dengan
menggunakan mesin-mesin modern berbahan dasar stainless steel, sehingga
menjadikannya aman, bersih, putih dan higienis. Dengan proses pemasakan yang
lebih cepat dan bersih, maka menghasilkan tahu yang putih dan lembut, karena
proses pemasakannya tidak menghasilkan kerak pada dasar tangki masak yang
dapat membuat tahu berbau sangit dan berwarna putih kekuningan.
Meningkatnya jumlah produsen tahu saat ini telah menyebabkan PT.
Kitagama harus mampu mempertahankan pelanggannya, bahkan meningkatkan
jumlah konsumennya agar dapat bertahan sebagai produsen yang bergerak di
industri tahu. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh PT. Kitagama adalah
melakukan peramalan penjualan, untuk membuat perencanaan produksi dan
strategi pemasaran lebih tepat dan sesuai dengan kondisi lingkungan perusahaan
saat ini. Untuk itu dilakukan penelitian berjudul Analisis Peramalan Penjualan
Tahu Kita pada PT. Kitagama Jakarta.
1.2. Perumusan Masalah
Munculnya para pesaing produsen tahu saat ini yang membuat pilihan
jumlah produk ataupun merek tahu di Indonesia semakin bervariatif telah
membuat PT. Kitagama sebagai salah satu produsen yang menghasilkan produk
berbahan dasar kedelai ini harus memikirkan bagaimana cara mempertahankan
pelanggannya, bahkan meningkatkan konsumen. Oleh karena itu, PT. Kitagama
perlu melakukan peramalan penjualan untuk menetapkan target penjualan
perusahaan melalui penyusunan strategi.
Perumusan masalah dari penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pola data penjualan Tahu Kita PT. Kitagama di lima (5) outlet
penjualan selama ini ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
serta
pengaturan
tataniaga
dan
insentif
usaha.
Guna
bakso. Tahu pertama kali muncul di Tiongkok sejak zaman Dinasti Han, sekitar
2200 tahun lalu. Di Jepang dikenal dengan nama tofu. Makanan ini dibawa
para perantau China, makanan ini menyebar ke Asia Timur dan Asia Tenggara,
lalu juga akhirnya ke seluruh dunia. Sebagaimana tempe, tahu dikenal sebagai
makanan rakyat. Beraneka ragam jenis tahu yang ada di Indonesia umumnya
dikenal dengan tempat pembuatannya, misalnya tahu Sumedang dan tahu
Kediri. (http://id.wikipedia.org/wiki/Tahu, 2011).
Berdasarkan Tabel 5, kandungan gizi kedelai paling tinggi terdapat pada
makanan olahan seperti tahu. Meningkatnya konsumsi tahu saat ini sejalan
dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya makanan bergizi.
Tahu adalah makanan yang dibuat dari kacang kedele yang difermentasikan
dan diambil sarinya. Berbeda dengan tempe yang asli dari Indonesia, tahu
berasal dari Cina, seperti halnya kecap, tauco, bakpao dan bakso. Tahu pertama
kali muncul di Tiongkok sejak zaman Dinasti Han, sekitar 2200 tahun lalu. Di
Jepang dikenal dengan nama tofu. Dibawa para perantau China, makanan ini
menyebar ke Asia Timur dan Asia Tenggara, lalu akhirnya ke seluruh dunia.
Sebagaimana tempe, tahu dikenal sebagai makanan rakyat. Beraneka ragam
jenis tahu yang ada di Indonesia umumnya dikenal dengan tempat
pembutannya,
misalnya
tahu
Sumedang
dan
tahu
Kediri.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Tahu, 2011).
Tabel 5. Kandungan Gizi Kedelai
Jenis Produk
Tanaman Kedelai
Kedelai, hijau
Tempe
Tahu
Tepung kedelai,
Kalori
149
127
165
183
82
Protein
14,3
11,1
15,8
17,0
11,8
CHO
8,5
10,0
14,1
14,1
9,6
Lemak
7,7
5,8
6,4
9,3
0,3
Dihilangkan lemaknya
Susu kedelai
100
7,0
8,0
4,0
Sumber : http://www.nsrl.uiuc.edu/aboutsoy/soynutrition.html, 2011
2.2 Definisi Peramalan
Menurut Heizer dan Render (2006), peramalan adalah seni, ilmu untuk
memperkirakan kejadian di masa depan. Hal ini dilakukan dengan melibatkan
pengambilan data masa lalu dan menempatkannya ke masa mendatang dengan
suatu bentuk model matematik atau prediksi intuisi bersifat subyektif, atau
menggunakan kombinasi model matematik yang disesuaikan dengan
pertimbangan yang baik dari seorang manajer. Forecasting berkaitan dengan
upaya memperkirakan apa yang terjadi di masa depan, berbasis pada metode
ilmiah (ilmu dan teknologi) serta dilakukan secara matematis. Walaupun
demikian, kegiatan forecasting tidaklah semata-mata berdasarkan prosedur
ilmiah atau terorganisir, karena ada kegiatan forecasting yang menggunakan
intuisi (perasaan) atau lewat diskusi informal dalam sebuah grup (Santoso,
2009).
Menurut Sugiarto dan Harihono (2000), peramalan merupakan studi
terhadap data historis untuk menemukan hubungan, kecenderungan dan pola
sistematis. Dalam dunia bisnis, hasil peramalan mampu memberikan gambaran
tentang
masa
depan
perusahaan
yang
memungkinkan
manajemen
Jenis-jenis Peramalan
dimana
Ft
= peramalan baru
= konstanta penghalus