Anda di halaman 1dari 6

KEPASTIAN TEPAT-LOKASI, TEPATPROSEDUR, TEPAT-PASIEN OPERASI

I. PENDAHULUAN
Pelayanan kesehatan pada dasarnya adalah untuk menyelamatkan
pasien sesuai dng yg diucapkan Hiprocrates kira-2 2400 th y.l yi : Primum,
non nocere (First, do no harm). Dengan berkembangnya iptek kedokteran,
ilmu kedokteran yg dahulu sederhana, inefektif dan relatif aman, menjadi
semakin kompleks & lebih efektif namun berpotensi terjadinya KTD pada
pasien, bila rumah sakit tidak memperhatikan keselamatan pasien.
II.

LATARBELAKANG
Salah-lokasi, salah-prosedur, salah-pasien operasi, adalah kejadian

yang mengkhawatirkan dan biasa terjadi di rumah sakit. Kesalahan ini adalah
akibat dari komunikasi yang tidak efektif atau tidak adekuat antara anggota
tim bedah, kurang/ tidak melibatkan pasien di dalam penandaan lokasi (site
marking), dan tidak ada prosedur untuk memverifikasi lokasi operasi. Di
samping itu juga asesmen pasien yang tidak adekuat, penelaahan ulang
catatan medis tidak adekuat, budaya yang tidak mendukung komunikasi
terbuka antar anggota tim bedah, permasalahan yang berhubungan dengan
resep yang tidak terbaca (illegible handwriting) dan pemakaian singkatan
adalah merupakan faktor-faktor kontribusi yang sering terjadi.
Rumah sakit perlu untuk secara kolaboratif mengembangkan suatu
kebijakan dan/atau prosedur yang efektif di dalam mengeliminasi masalah
yang mengkhawatirkan ini. Kebijakan termasuk definisi dari operasi yang
memasukkan sekurang-kurangnya prosedur yang menginvestigasi dan/atau
mengobati penyakit dan kelainan/disorder pada tubuh manusia dgn cara
menyayat,membuang,mengubah,atau
Diagnostik/Terapeutik.
1

menyisipkan

kesempatan

Kebijakan berlaku atas setiap lokasi di rumah sakit dimana prosedur ini
dijalankan.Praktek berbasis bukti, seperti yang diuraikan dalam Surgical
Safety Checklist dari WHO Patient Safety (2009), juga di The Joint
Commissions Universal Protocol for Preventing Wrong Site, Wrong Procedure,
Wrong Person Surgery.
Penandaan lokasi operasi melibatkan pasien dan dilakukan dengan tanda
yang segera dapat dikenali. Tanda itu harus digunakan secara konsisten di
seluruh rumah sakit; dan harus dibuat oleh orang yang akan melakukan
tindakan; harus dibuat saat pasien terjaga dan sadar; jika memungkinkan,
dan harus terlihat sampai pasien disiapkan dan diselimuti. Lokasi operasi
ditandai pada semua kasus termasuk sisi (laterality), struktur multipel (jari
tangan, jari kaki, lesi), atau multiple level (tulang belakang).
Maksud dari proses verifikasi praoperatif adalah untuk :
- memverifikasi lokasi, prosedur, dan pasien yang benar;
- memastikan bahwa semua dokumen, foto (images), dan hasil
pemeriksaan yang relevan tersedia, diberi label dengan baik, dan
dipampang;
- Memverifikasi keberadaan peralatan khusus dan/atau implantimplant yang dibutuhkan.
Tahap Sebelum insisi / Time out memungkinkan setiap pertanyaan yang
belum terjawab atau kesimpang-siuran dibereskan. Time out dilakukan di
tempat tindakan akan dilakukan, tepat sebelum tindakan dimulai, dan
melibatkan seluruh tim operasi. Rumah sakit menetapkan bagaimana proses
itu didokumentasikan (secara ringkas, misalnya menggunakan checklist) I.
III. TUJUAN
Umum :
2

Terwujudnya peningkatan mutu dan keselamatan pasien, melalui


implementasi standar

akreditasi versi 2012 Elemen penilaian SKP.IV


Khusus :
1. Mencegah terjadinya KTD akibat kelalaian dlm menentukan
lokasi,prosedur,serta ketepatan pasien.
2. Keselamatan pasien terpelihara
3. Meningkatkan ketelitian dalam memferifikasi lokasi operasi & pedoman
bagi tim bedah sehingga kekompakan tetap terjaga.
4. Peningkatan mutu pelayanan RS
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
1. Kegiatan Pokok :
- Melakukan Rapat
- Menyiapkan SOP Tepat lokasi-pasien-prosedur operasi dan format
ceklist
- Menerbitkan SK directur
- Sosialisasi
2. Rincian Kegiatan :
Secara rinci Kegiatan Upaya Peningkatan Mutu dan Keselamatan di Rumah
Sakit Hikmah dapat dijabarkan sebagai berikut :

Sosialisasi dilakukan di setiap unit dengan melakukan survey ke


lapangan dan dilakukan pertemuan setiap 1 bulan sekali guna
menyamakan persepsi secara bersama-sama
Menunjuk satu orang petugas di setiap unit sebagai coordinator
pelaksanaan, pengawasan/monitoring, pencatatan dan pelaporan.

Memastikan tersedianya SOP Tepat lokasi-pasien-prosedur


operasi,Penandaan lokasi operasi dan format ceklist
Mengadakan pertemuan rutin Tim Mutu dan Keselamatan Pasien guna
melaksanakan analisa evaluasi program
V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
1.

Mengadakan sosialisasi secara berkesinambungan

2.

Menyiapkan Kebijakan/Panduan Identifikasi Pasien

3.

Menunjuk satu orang petugas di setiap unit sebagai coordinator


pelaksanaan, pengawasan/monitoring, pencatatan dan
pelaporan.

4.

SPO Tepat lokasi-pasien-prosedur operasi dan format ceklist

5.

SPO Penandaan lokasi operasi

6.

Melakukan pengumpulan data, pencatatan, pelaporan, evaluasi


dan tindak lanjut dari program Identifikasi pasien di Rumah Sakit

VI. SASARAN
1.

Tim KPRS

2.

Instalasi MR

3.

SO

4.

Penunjang
4

5.

Instalasi Terkait

Anda mungkin juga menyukai