Dasar Asu
Dasar Asu
DISUSUN OLEH :
AMALIA ULULAZMI (135100001)
ANNISA PERMATASARI (155190006)
ASTERIA ARNITASARI (135100033)
DIAN ANGGRAINI (1551900006)
DINA RIZKIA ISKANDAR (135100007)
GALIH LUCKMAN NURHAKIM (135100063)
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah yang maha pengasih dan maha penyayang. Segala puji dan
syukur bagi Allah swt yang dengan ridho-Nya kita dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik dan lancar. Sholawat dan salam tetap kami haturkan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad saw dan untuk para keluarga, sahabat dan pengikut-pengikutnya yang setia
mendampingi beliau. Tak lupa juga kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
meluangkan waktunya untuk membantu dalam proses penyusunan makalah ini dengan
harapan agar dapat mejadi ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi mahasiswa.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar Asuransi Kesehatan
yang diampu oleh Bapak Dr.Dwi Sudiro,SKM,MM. Dalam makalah ini, kami membahas
tentang Konsep Dasar Asuransi yang kami buat berdasarkan tinjauan pustaka di internet
dan buku refrensi. Makalah ini diharapkan bisa menambah wawasan dan pengetahuan
mengenaiDasarAsuransiKesehatandalam implikasi di kehidupan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari sempurna
baik dari segi teknik maupun isi. Atas segala kekurangan yang terdapat didalamnya kami
mohon dibukakan pintu maaf, kemudian disini kami juga mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat komunikatif untuk memperbaiki karya kami di lain waktu.
Jakarta, 14 Oktober2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1
1.2
Rumusan Masalah
1.3
Tujuan
1.4
Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
2.1.1
Asuransi
2.1.1.1.
Pengertian Asuransi
8
2.1.1.1.
TujuanAsuransi
8
2.1.1.2.
FungsiAsuransi
8
2.1.2
Prinsip Asuransi
10
2.1.3
KonsepResiko
12
2.1.4
Jenis-JenisAsuransi
13
2.2.
Reasuransi
17
2.2.1
Pengertian Reasuransi
18
2.2.2
Fungsi dan Manfaat Reasuransi
19
2.4.3.
Prinsip-Prinsip dalam Hubungan antara Penanggung dan Penanggung Ulang
dalam Perjanjian Reasuransi
Keamanan atas Jaminan Reasuransi
Metode Dalam Perjanjian Reasuransi
Persyaratan & ketentuan Kontrak Reasuransi
2.4.4
2.4.5
2.4.6
BAB IV PENUTUP
25
3.1
KESIMPULAN
25
3.2
SARAN
25
DAFTAR PUSTAKA
26
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
20
21
21
22
Latar Belakang
Di Zaman sekarang ini banyak resiko dimasa depan dapat terjadi kepada
siapa saja dalam kehidupan sehari-hari mulai dari kalangan bawah sampai
kalangan atas, misalnya yang terjadi dalam kecelakaan, kematian maupun sakit
semua itu dapat menimpa seseorang yang membuat kerugian besar bagi yang
mengalaminya. Oleh karena itu setiap resiko yang dihadapi oleh seseorang harus
ditanggulangi sebelum mengalami kerugian yang leih besar lagi. Salah satunya
cara menanggulanginya adalah dengan menggunakan jasa asuransi. Saat ini
perusahaan asuransi sudah banyak di Indonesia hal-hal apa pun bisa diasuransikan.
Industri asuransi di Indonesia akhir-akhir ini mengalami perkembangan
yang cukup pesat setelah pemerintah mengeluarkan deregulasi pada tahun 1980-an.
Dipertegas lagi dengan keluarnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2
Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian. Diharapkan dengan semakin
berkembangnya industri asuransi di indonesia, maka akan semakin berkembang
pula pertumbuhan ekonomi indonesia dari tahun ketahun akan semakin meningkat,
Pada era globalisasi seperti ini kebutuhan masyarakat akan asuransi semakin
meningkat oleh karena itu pertumbuhan atau perkembangan industri asurasi di
indonesia semakin dan akan terus meningkat.
Perkembangan asuransi di Indonesia saat ini telah mengalami kemajuan
yang sangat pesat. Berbagai perusahaan asuransi berlomba-lomba menawarkan
program asuransi baik bagi masyarakat maupun perusahaan. Pilihannya ada
ditangan kita sebagai konsumen, asuransi apa yang paling baik dan bermanfaat
bagi kepentingan kita sendiri.
Usaha asuransi merupakan
suatu
mekanisme
yang
memberikan
Rumusan Masalah
1) Asuransi
a) Apa pengertian, tujuan dan fungsi dari Asuransi?
4
Tujuan
a) Mengetahui pengertian Asuransi
b) Mengetahui prinsip Asuransi
c) Mengetahui konsep risiko Asuransi
d) Mengetahui jenis-jenis Asuransi
e) Mengetahui pengertian Reasuransi
f) Mengetahui fungsi dan manfaat Reasuransi
g) Mengetahui prinsip- prinsip dalam hubungan antara penanggung dan
h)
i)
j)
k)
1.4.
Manfaat
a) Agar diketahuinya pengertian Asuransi
b) Agar diketahuinya prinsip Asuransi
c) Agar diketahuinya konsep risiko Asuransi
d) Agar diketahuinya jenis-jenis Asuransi
e) Agar diketahuinya pengertian Reasuransi
f) Agar diketahuinya fungsi dan manfaat Reasuransi
g) Agar diketahuinya prinsip- prinsip dalam hubungan antara penanggung
dan penanggung ulang dalam perjanjian Reasuransi
h) Agar diketahuinya keamanaan atas jaminan Reasuansi
i) Agar diketahuinya metode dalam perjanjian Reasuransi
j) Agar diketahuinya persyaratan & ketentuan kontrak Reasuransi
BAB II
PEMBAHASAN
2.3.
Asuransi
2.3.1. Pengertian, Tujuan dan Fungsi Asuransi
2.3.1.1.
Pengertian Asuransi
Asuransi adalah salah satu bentuk pengendalian risiko yang dilakukan
dengan cara mengalihkan/transfer risiko dari satu pihak ke pihak lain dalam
hal ini adalah perusahaan asuransi.
Menurut KUHD pasal 246 disebutkan bahwa "asuransi atau
pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung
mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi,
untuk penggantian kepadanya karena suatu kerusakan atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan yang mungkin akan dideritanya karena suatu
peristiwa yang tidak tentu".
Pengertian asuransi telah tertuang dalam UU No. 2 Tahun 1992 tentang
Usaha Perasuransian, asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih,
dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung,
6
2.3.1.2.
Tujuan Asuransi
a) Memberikan jaminan perlindungan dari risiko-risiko kerugian yang
diderita satu pihak.
b) Meningkatkan efisiensi, karena tidak perlu secara khusus mengadakan
pengamanan dan pengawasan untuk memberikan perlindungan yang
memakan banyak tenaga, waktu dan biaya.
c) Pemerataan biaya, yaitu cukup hanya dengan mengeluarkan biaya yang
jumlahnya tertentu dan tidak perlu mengganti/membayar sendiri kerugian
yang timbul yang jumlahnya tidak tentu dan tidak pasti.
d) Dasar bagi pihak bank untuk memberikan kredit karena bank memerlukan
jaminan perlindungan atas agunan yang diberikan oleh peminjam uang.
e) Sebagai tabungan, karena jumlah yang dibayar kepada pihak asuransi akan
dikembalikan dalam jumlah yang lebih besar. Hal ini khusus berlaku untuk
asuransi jiwa.
f) Menutup Loss of Earning Power seseorang atau badan usaha pada saat ia
tidak dapat berfungsi (bekerja).
g) Untuk mengalih resiko yang semula ada pada pihak pemilik kepada pihak
asuransi yang bersedia menerima resiko tersebut, dengan resiko dimaksud
suatu kemungkinan tertimpa suatu kerugian.
h) Untuk memberi ganti kerugian kepada pihak yang bersangkutan dan
mendapatkan keuntungan di samping melakukan beberapa jaminan
terhadap para pesertanya.
2.3.1.3.
Fungsi Asuransi
a) Fungsi Primer Asuransi
Pemindahan resiko (Risk Transfer) : Asuransi adalah salah satu
mekanisme pengalihan resiko dimana seseorang atau perusahaan dapat
memindahkan beberapa ketidakpastian hidupnya kepada orang lain
dengan membayar suatu premi yang telah diketahui jumlahnya, kerugian
itu dialihkan kepada penanggung.
b) Fungsi Sekunder Asuransi
1.
Merangsang Pertumbuhan
Usaha
(Stimulus
to
Business
Enterprise)
Jumlah premi yang dibayarkan kepada penanggung hanya
sebahagian
kecil
dari
dana
yang
perlu
disediakan
untuk
Keamanan (Security)
Dengan asuransi, tertangung merasa lebih aman sehingga
tertanggung
dapat
berkonsentrasi
pada
peningkatan
dan
membantu
para
Social Benefits
Jaminan asuransi kebakaran dalam jumlah yang memadai
memungkinkan tertanggung membangun kembali bangunan yang
musnah akibat kebakaran.
6.
Tabungan
Hal ini
terutama
terdapapat
dalam
asuransi
jiwa,
adalah
penggantian
kedudukan
tertanggung
oleh
penanggung yang telah membayar ganti kerugian, dalam melaksanakan hakhak tertanggung kepada pihak ketiga yang mungkin menyebabkan terjadinya
kerugian. Prinsip subrogasi ini terkandung dalam ketentuan pasal 284 KUHD
yang pada intinya menentukan bahwa apabila tertanggung sudah mendapatkan
penggantian atas dasar prinsip lain, walaupun jelas ada pihak lain yang
bertanggung jawab pula atas kerugian yang dideritanya. Penggantian dari
pihak lain harus diserahkan pada penanggung yang telah memberikan ganti
rugi yang dimaksud.
Akan tetapi ada kemungkinan terjadi kerugian yang diderita oleh
tertanggung tidak diganti sepenuhnya oleh penanggung. Apabila pasal 284
KUHD dilaksanakan secara ketat maka menimbulkan ketidakadilan bagi
tertanggung sebab kehilangan haknya untuk menuntut ganti kerugian kepada
pihak ketiga. Untuk menyelesaikan masalah itu, maka menurut Emmy
Simanjuntak sebaiknya diterapkan subrogasi terbatas.
e) Prinsip Sebab Akibat (Proximate Cause)
Dengan ditutupnya perjanjian asuransi, menimbulkan kewajiban kepada
penanggung untuk memberikan ganti kerugian karena tertanggung menderita
kerugian. Untuk itu harus dapat ditentukan apakah peristiwa yang menjadi
penyebab kerugian berada dalam tanggungan penanggung. Dengan perkataan
lain harus ditelaah kaitan dengan peristiwa tersebut dengan kerugian yang
terjadi. Apabila kerugian tersebut disebabkan oleh peristiwa yang tidak
10
(uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan. Istilah resiko memiliki beberapa
definisi.
mengancam
pencapaian
tujuan
dan
sasaran
organisasi.Menurut
Vaughan
(1978)
satu. Namun, definisi ini kurang cocok dipakai dalam analisis secara kuantitatif.
3.
Subjective uncertainty
merupakan penilaian individu terhadap situasi resiko yang didasarkan pada pengetahuan dan
sikap individu yang bersangkutan. Objective uncertainty akan dijelaskan pada dua definisi
resiko berikut.
Menurut definisi di atas, resiko bukan probabilitas dari suatu kejadian tunggal, tetapi
probabilitas dari beberapa outcome yang berbeda dari yang diharapkan. Dari berbagai definisi
di atas, resiko dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya akibat buruk (kerugian) yang
11
tidak diinginkan, atau tidak terduga. Dengan kata lain, kemungkinan itu sudah menunjukkan
adanya ketidakpastian.
Konsep lain yang berkaitan dengan resiko adalah peril dan hazard. Peril merupakan
suatu peristiwa yang dapat menimbulkan terjadinya suatu kerugian. Sedangkan hazard
merupakan keadaan dan kondisi yang dapat memperbesar kemungkinan terjadinya peril.
Hazard terdiri dari beberapa tipe, yaitu:
1. Physical hazard merupakan suatu kondisi yang bersumber pada karakteristik secara
fisik dari objek yang dapat memperbesar terjadinya kerugian. Misalnya jalan licin,
tikungan tajam, yang memperbesar kemungkinan kecelakaan dicoba diatasi dengan
memasang rambu-rambu lalu-lintas di tempat tersebut.
2. Moral hazard merupakan suatu kondisi yang bersumber dari orang yang berkaitan
dengan sikap mental, pandangan hidup dan kebiasaan yang dapat memperbesar
kemungkinan terjadinya peril. Contoh: orang yang telah menasuransikan diri dan
mobilnya, maka merasa aman sehingga ia sembrono (lengah) dalam mengendarai
mobilnya. Hal ini memperbesar kemungkinan terjadinya kecelakaan.
3. Morale hazard merupakan suatu kondisi dari orang yang merasa sudah memperoleh
jaminan dan menimbulkan kecerobohan sehingga memungkinkan timbulnya peril.
Walaupun pada dasarnya tidak ada satu orang pun yang mau menderita kerugian,
namun ketika telah mendapat jaminan atas diri atau harta miliknya seringkali
bertindak ceroboh, tidak berhati-hati dalam mengelola modal.
4. Legal hazard merupakan suatu kondisi pengabaian atas suatu peraturan atau
perundang-undangan yang bertujuan melindungi masyarakat sehingga memperbesar
terjadinya peril.
Suatu resiko yang terjadi dapat berasal dari resiko lainnya, dan dapat disebabkan oleh
berbagai faktor. Resiko rendahnya kinerja suatu instansi berasal dari resiko rendahnya
mutu pelayanan kepada publik. Resiko terakhir disebabkan oleh faktor-faktor sumber
daya manusia yang dimiliki organisasi dan operasional seperti keterbatasan fasilitas
kantor. Resiko yang terjadi akan berdampak pada tidak tercapainya misi dan tujuan dari
instansi tersebut, dan timbulnya ketidakpercayaan dari publik.
Resiko diyakini tidak dapat dihindari. Berkenaan dengan sektor publik yang menuntut
transparansi dan peningkatan kinerja dengan dana yang terbatas, resiko yang dihadapi
instansi Pemerintah akan semakin bertambah dan meningkat.
12
13
merupakan
layanan
proteksi
terhadap
kerusakan,
kehilangan, maupun kerugian dalam jumlah besar yang mungkin terjadi pada
bisnis seseorang. Asuransi ini memberikan penggantian dari kerusakan yang
diakibatkan oleh kebakaran, ledakan, gempa bumi, petir, banjir, angin ribut,
hujan, tabrakan, hingga kerusuhan. Perusahaan asuransi biasanya menawarkan
berbagai macam manfaat dari asuransi bisnis seperti perlindungan terhadap
karyawan sebagai aset bisnis, perlindungan investasi dan bisnis, asuransi jiwa
menyeluruh untuk seluruh karyawan, hingga paket perlindungan asuransi
kesehatan bagi karyawan.
g) Asuransi Umum
14
dan
Commercial
Insurance.
Government
insurance
merupakan pengalihan resiko baik untuk diri Anda maupun bawaan Anda yang
menggunakan jasa angkutan laut. Asuransi ini melibatkan penggunaan jasa
perkapalan dalam mengirimkan barang. Beberapa faktor yang mempengaruhi
premi asuransi angkutan laut adalah barang yang diasuransikan, pengepakan
barang, resiko yang diasuransikan, pengangkutan, dan perjalanan.
j) Asuransi Perjalanan
Secara keseluruhan, fungsi asuransi perjalanan tak jauh beda dengan
fungsi asuransi biasa sebagai salah satu bentuk proteksi kepada nasabah dengan
jangka waktu pendek yaitu selama pembeli premi melakukan perjalanan hingga
kembali pulang. Manfaat dan perlindungan yang akan didapat dari memiliki
asuransi perjalanan antara lain mendapat proteksi dan penanggungan biaya
untuk kecelakaan yang menimpa pembeli premi, santunan kecelakaan pribadi,
tanggungan biaya pengobatan darurat, pemulangan jenazah, evakuasi medis,
hingga proteksi terhadap barang-barang bawaan yang memiliki resiko hilang
atau rusak.
2.4.
Reasuransi
2.4.1. Pengertian Reasuransi
Bila dalam asuransi telah didapatkan suatu definisi sebagaimana yang termaksud
dalam Kitab Undang-undang Hukum Dagang dan Kepailitan pasal 246 dan kemudian
telah diperbaharui dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 1992
Tentang Usaha Pereasuransian pada Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 1 dalam hal
reasuransi hingga saat ini belum terdapat defenisi yang telah dibakukan.
Berdasarkan dari berbagai pendapat para pakar disimpulkan bahwa pengertian
reasuransi dalam arti yang sebenarnya dapat ditinjau dari beberapa aspek sebagai
berikut :
-
Aspek teknis
Aspek hukum
Aspek keuangan
16
dengan
satu
atau
lebih
penanggung
ulang/reasuradur.
mempunyainya.
Memberi rekomendasi persyaratan medis dan non medis.
Memberi pelatihan underwriting.
Membantu merancang proposal.
Membantu bidang administrasi, dll.
18
19
21
tertinggi sesuai dengan tingkat MPL dan setiap resiko yang diterima atau
ditutup oleh pihak penanggung pertama (pemberi sesi).
Klausul ini dicantumkan dalam naskah perjanjian apabila telah disepakati
bersama oleh pihak pemberi sesi wajib mencantumkan MPL yang benar-benar
tepat karena apabila terjadi kesalahan dalam penilaian MPL atas sesi yang
diberikan, mereka harus menanggung sendiri akibat kesalahan yang mereka
lakukan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Asuransimerupakanlembagakeuangan
yang
melakukansuatujasaperlindungandanpenyediaanjaminankepadaindividu,
organisasimaupunperusahaan
apabiladimasa
yang
yang
dilakukandenganperjanjiantertentu,
akandatangtertanggungmengalamihal-hal
yang
kelalaian,
kebangkrutan,
kecelakaandan
lain
sebagainya.
Asuransiakanmemberikanbantuanberupamaterisehinggapihaktertanggungbisam
eminimalisirkerugian yang terjadi.
3.2 Saran
Asuransi sebagai jasa yang cukup vital dimasa yang akan datang bagi
individu maupun kolektif diharapkan dapat berperan maksimal bagi
masyarakat. Sehingga akan membantu kemungkinan adanya kerugian akibat
musibah yang terjadi. Dan terwujudnya hal tersebut perusahaan asuransi juga
diharapkan dapat berperilaku jujur, bersih, dan transparan kepada pihak klien
musibah tertanggung. Selain itu tanggungjawab dan komitmen yang tinggi dari
pihak penanggung jaminan sangat diperlukan. Sayangnya masih banyak
perusahaan asuransi yang tidak bersikap arif di Indonesia.Oleh karena itu
diperlukannnya pengawasan baik dari pihak pemerintah maupun masyarakat
agar pelayanan jasa asuransi dapat berjalan dengan baik sehingga mampu
mengurangi masalah perekonomian.
DAFTAR PUSTAKA
http://marchellkesmasiik.blogspot.co.id/2015/10/manajemen-resiko-asuransi-kesehatan.html
http://jhonmiduk8.blogspot.co.id/2014/06/makalah-asuransi.html
Anonim. Tahun. Resiko Yang Dapat Disuransikan. diakses 18 Maret
2015.<http://staff.ui.ac.id/system/files/users/hasbulah/material/babiiintroduksias
uransikesehatanedited.pdf >
23
24