Jurnal 6
Jurnal 6
id
digilib.uns.ac.id
PENGENDALIAN PERSEDIAAN
SUKU CADANG PESAWAT TERBANG
DENGAN PENDEKATAN MODEL PERIODIC REVIEW
(Studi kasus PT. Garuda Maintenance Facility Aero Asia)
Skripsi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Monica Bhaktyarthi Akyati, NIM : I1307015, PENGENDALIAN
PERSEDIAAN SUKU CADANG PESAWAT TERBANG DENGAN
PENDEKATAN MODEL PERIODIC REVIEW. Skripsi. Surakarta :
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret,
Oktober 2011.
PT. Garuda Maintenance Facility Aero Asia (PT. GMF AA) merupakan
perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan perawatan dan perbaikan
pesawat terbang. PT. GMF AA mengelompokkan suku cadang menjadi 3 jenis,
yaitu rotable, repairable, dan consumable. PT. GMF AA mempunyai
permasalahan kekurangan dan kelebihan persediaan suku cadang pada jenis
consumable. Bila kondisi persediaan seperti ini terjadi terus-menerus dapat
mengakibatkan meningkatnya total biaya persediaan. Oleh karena itu, penelitian
ini membahas mengenai perbaikan pengendalian persediaan suku cadang jenis
consumable.
Tahap penelitian ini diawali dengan peramalan suku cadang. Kemudian
dilakukan penentuan tingkat persediaan yang meliputi periode waktu antar
pemesanan (T) dan jumlah persediaan maksimum (R) dengan menggunakan
model Periodic Review. Tahap akhir dari penelitian ini adalah melakukan
perbandingan total biaya pesediaan antara model Periodic Review dengan model
kebijakan perusahaan. Adapun penentuan total biaya persediaan yang sesuai
dengan model kebijakan perusahaan dilakukan dengan Simulasi Montecarlo.
Penelitian ini menghasilkan periode waktu antar pemesanan (T) dan
jumlah persediaan maksimum (R) yang optimal, yang dapat meminimalkan total
biaya persediaan. Hasil perbandingan total biaya pesediaan antara model Periodic
Review dengan model kebijakan perusahaan mengindikasikan adanya
penghematan total biaya pesediaan yang cukup signifikan sebesar 37,07%.
Kata kunci : suku cadang, model Periodic Review, Simulasi Montecarlo, periode
waktu antar pemesanan (T), jumlah persediaan maksimum (R)
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Monica Bhaktyarthi Akyati, NIM: I1307015, AIRCRAFT SPARE PART
INVENTORY CONTROL USING PERIODIC REVIEW MODEL
APPROACH, Thesis. Surakarta: Industrial Engineering, Faculty of
Engineering, Sebelas Maret University, October 2011.
Garuda Maintenance Facility AeroAsia Ltd.(PT GMF AA) is a company
engaged in the field of an aircraft-maintenance and repairing services. GMF AA
Ltd. classifies the aircraft spare parts into three groups namely rotable, repairable,
and consumables. GMF AA Ltd. has a problem of having an excessive inventory
and shortage of the consumable spare part. If this problem is not solved, it can
increase the total inventory cost. Therefore, this study discusses the improvement
of the inventory control of the consumable spare parts.
The first phase of this study is forecasting the existing spare part. Then,
the we determine the inventory level which ordering period (T) and maximum
inventory (R) using Periodic Review Model. The final phase of this study is
comparing the total inventory cost in accordance with the corporate policy model.
We use Montecarlo Simulation to determine corporate total inventory cost.
This research result an ordering period (T) and maximum inventory (R)
which is optimal and can minimizes the total inventory cost. The comparative
results between the total inventory cost using Periodic Review Model and
corporate policy model indicate the significant saving of the total inventory cost
of 37.07%.
Keywords : spare parts, Periodic Review Model, Montecarlo Simulation,
ordering period (T), maximum inventory (R)
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
vi
vii
viii
xi
xiii
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Perumusan Masalah
1.3. Tujuan Penelitian
1.4. Manfaat Penelitian
1.5. Batasan Masalah
1.6. Asumsi Penelitian
1.7. Sistematika Penulisan
I-I
I-1
I-4
I-4
I-4
I-5
I-5
I-5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Profil Perusahaan
2.2. Peramalan
2.2.1. Pengertian Peramalan
2.2.2. Manfaat Peramalan
2.2.3. Prinsip-prinsip Peramalan
2.2.4. Langkah-langkah Peramalan
2.2.5. Metode-metode Peramalan
2.2.6. Metode-metode Peramalan Kuantitatif Time Series
2.2.7. Pengukuran Kesalahan Peramalan
2.2.8. Validasi Model Peramalan
2.3. Persediaan
2.3.1. Pengendalian Persediaan
2.3.2. Klasifikasi Persediaan dengan Metode ABC
2.3.3. Model Pengendalian Persediaan Periodic Review
2.4. Simulasi Montecarlo
2.5. Penelitian Sebelumnya
II-1
II-1
II-2
II-2
II-2
II-2
II-3
II-4
II-7
II-10
II-11
II-11
II-13
II-15
II-17
II-25
II-26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tahap Identifikasi Masalah
3.2. Peramalan Jumlah Permintaan Suku Cadang
3.3. Perhitungan Holding Cost, Ordering Cost dan
Shortage Cost
3.4. Penentuan Periode Waktu Antar Pemesanan (T) dan
Persediaan Maksimum (R)
3.5. Penentuan Total Biaya Persediaan Suku Cadang
Berdasarkan Kebijakan Perusahaan
3.6. Perbandingan Hasil Perhitunagn Total Biaya Persediaan
Model Persediaan Periodic Review dengan Model
Kebijakan Perusahaan
commit to user
III-1
III-3
III-5
xi
III-6
III-7
III-9
III-11
perpustakaan.uns.ac.id
BAB IV
BAB
BAB VI
digilib.uns.ac.id
III-11
III-12
IV-1
IV-1
IV-1
IV-1
IV-3
ANALISIS HASIL
5.1. Analisis Periose Waktu Antar Pemesanan (T)
5.2. Analisis Persediaan Maksimum (R)
5.3. Perbandingan Total Biaya Persediaan
5.4. Perubahan Periode Waktu Antar Pemesanan (T) Suku
Cadang Kelas B
5.5. Perubahan Jumlah Permintaan Suku Cadang Kelas B
V-1
V-1
V-2
V-3
VI-1
VI-1
VI-2
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Data Perusahaan
Lampiran 2 : Klasifikasi ABC
Lampiran 3 : Peramalan
Lampiran 4 : Model Perioic Review
Lampiran 5 : Simulasi Montecarlo
commit to user
xii
IV-5
IV-6
IV-8
IV-8
IV-15
IV-17
IV-24
IV-37
V-5
V-9
L-1
L-50
L-54
L-56
L-60
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang dan perumusan masalah
untuk mengidentifikasi masalah yang diangkat, tujuan dan manfaat dari
penelitian, batasan masalah serta sistematika penulisan yang bermanfaat untuk
membantu dalam menyelesaikan penelitian.
1.1.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
suku cadang yang diperbaiki ketika suku cadang tersebut rusak dan memiliki sifat
hampir sama dengan suku cadang jenis rotable namun, harganya masih lebih
murah dari suku cadang jenis rotable. Suku cadang jenis consumable yaitu suku
cadang yang tidak dapat diperbaiki lagi jika terjadi kerusakan. Jumlah dari jenis
suku cadang jenis rotable, repairable, dan consumable lebih dari 700 jenis. Untuk
itu PT. GMF AA harus mempunyai pengendalian persediaan yang baik demi
menjaga kelancaran proses operasional perusahaan. Namun pada kenyataannya
PT. GMF AA belum dapat merealisasikan hal tersebut, terbukti dengan sering
terjadinya beberapa masalah mengenai persediaan suku cadang. Salah satu
masalah yang sering terjadi adalah habisnya persediaan di gudang suku cadang
saat dibutuhkan. Pengendalian persediaan di PT. GMF AA selama ini melakukan
pengadaan suku cadang jika persediaan suku cadang di gudang habis. Hal ini
menyebabkan pesawat terbang milik beberapa maskapai penerbangan harus
menunggu untuk diperbaiki dalam beberapa hari, karena suku cadang yang
dibutuhkan tidak ada di gudang. Adanya waktu tunggu karena perbaikan tertunda,
menyebabkan berkurangnya tingkat kepercayaan maskapai penerbangan terhadap
PT. GMF AA yang dinilai memiliki tingkat pelayanan yang rendah. Selain
kekurangan persediaan, masalah yang terjadi di PT. GMF AA adalah adanya
beberapa suku cadang yang tersimpan di gudang terlalu banyak karena permintaan
sedikit atau bahkan tidak ada permintaan sama sekali. Penyimpanan suku cadang
yang terlalu banyak menyebabkan modal yang tertanam untuk pengadaan suku
cadang meningkat.
Pada pengamatan yang dilakukan di bulan Maret 2011, dari beberapa suku
cadang yang mengalami kekurangan persediaan antara lain suku cadang 337-5419205 memiliki jumlah permintaan sebanyak 40 unit sedangkan jumlah persediaan
di gudang 9 unit. Suku cadang 3101768-1 memiliki jumlah permintaan sebanyak
121 unit sedangkan jumlah persediaan di gudang 5 unit. Suku cadang
BACB30FQ6A8 memiliki jumlah permintaan sebanyak 285 unit sedangkan
jumlah persediaan di gudang 19 unit. Beberapa suku cadang yang mengalami
kelebihan persediaan pada pengamatan yang dilakukan di bulan Maret 2011 yaitu
suku cadang NAS1919M05S03AU tidak memiliki permintaan, sedangkan jumlah
persediaan yang ada di gudangcommit
60 unit.
Suku cadang NAS1169C8L tidak
to user
I-2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
memiliki permintaan, sedangkan jumlah persediaan yang ada di gudang 148 unit.
Suku cadang HL720PN5-6 tidak memiliki permintaan, sedangkan jumlah
persediaan yang ada di gudang 25 unit. Beberapa suku cadang yang sering
mengalami permasalahan kekurangan dan kelebihan persediaan adalah suku
cadang jenis consumable.
Pengendalian persediaan sangat berpengaruh terhadap biaya operasi, oleh
karena itu dalam mengelola persediaan dibutuhkan persediaan yang optimal.
Berdasarkan beberapa masalah yang terjadi di PT. GMF AA, penelitian ini
berusaha untuk menyelesaikan masalah pengendalian persediaan suku cadang
jenis consumable. Pengendalian persediaan suku cadang jenis consumable diteliti
karena dilihat dari proses kebutuhan, penggunaan, sampai dengan pengadaan dan
pemenuhan mutlak harus dipenuhi apabila ada suatu aktivitas perawatan ataupun
perbaikan terjadi. Pada penelitian Chu,dkk (2008) pengendalian persediaan
dilakukan dengan klasifikasi ABC. Klasifikasi ABC dilakukan untuk mengetahui
tingkat kepentingan persediaan. Pengendalian persediaan dilakukan pada
persediaan yang mempunyai kategori sangat penting dan penting menurut
klasifikasi ABC. Karena, persediaan yang termasuk dalam kategori sangat penting
dan penting mempunyai pengaruh yang besar terhadap biaya operasional
perusahaan. Persediaan yang masuk ke dalam kategori sangat penting sebagai
kelas A dan penting sebagai kelas B. Chu,dkk (2008) merekomendasikan model
yang dipakai untuk mengendalikan persediaan adalah Continous Review untuk
kelas A dan Periodic Review untuk kelas B. Penelitian selanjutnya dilakukan
Muhbiantie (2011) untuk mengklasifikasikan 60 suku cadang jenis consumable di
PT. GMF AA. Penelitian Muhbiantie (2011) mengklasifikasikan 60 suku cadang
jenis consumable dengan klasifikasi ABC, serta memperbaiki pengendalian
persediaan suku cadang untuk kelas A dengan model Continous Review yang
mengacu pada penelitian Chu,dkk (2008).
Penelitian ini mengacu pada hasil klasifikasi yang dilakukan Muhbiantie
(2011). Pada penelitian ini, pengendalian persediaan dilakukan untuk kelas B
dengan model Periodic Review. Model Periodic Review merupakan model
persediaan dimana status persediaan ditentukan pada interval yang teratur atau
tetap, dan memesan banyaknya commit
pemesanan
yang dibutuhkan sampai mencapai
to user
I-3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
biaya persediaan.
Tahapan
terakhir
dalam
penelitian
ini
adalah
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, dapat dirumuskan suatu
2.
1.3.
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1.
2.
3.
1.4.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1.
2.
perpustakaan.uns.ac.id
3.
digilib.uns.ac.id
4.
1.5.
Batasan Masalah
Pada laporan penelitian ini, dicantumkan batasan masalah agar
Suku cadang yang diamati adalah suku cadang jenis consumable untuk
pesawat terbang tipe B737.
2.
Suku cadang yang diteliti sebanyak 60 item yang didasarkan pada jumlah
permintaan suku cadang yang paling tinggi.
3.
4.
1.6.
Asumsi
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1.
Suku cadang yang dipesan datang dengan jumlah sesuai pesanan dan
dalam keadaan baik.
2.
3.
4.
1.7.
Sistematika Penulisan
Pada penulisan laporan penelitian ini, dicantumkan sistematika penulisan
I-5
perpustakaan.uns.ac.id
BAB I
digilib.uns.ac.id
PENDAHULUAN
Pada bab ini menguraikan pengantar permasalahan seperti latar
belakang masalah yang terdapat di PT. GMF AA, perumusan masalah
pengendalian persediaan suku cadang pesawat terbang pada gudang,
tujuan dan manfaat penelitian untuk memperbaiki sistem pengendalian
persediaan suku cadang di PT. GMF AA, batasan masalah, asumsi dan
sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini memaparkan tinjauan umum PT. GMF AA dan teori-teori yang
berhubungan dengan materi yang diambil dari beberapa referensi baik
buku, jurnal maupun internet. Materi tersebut adalah pengertian
pesediaan, metode klasifikasi ABC, peramalan (forecasting), metode
Periodic Review serta Simulasi Montecarlo.
I-6
perpustakaan.uns.ac.id
BAB V
digilib.uns.ac.id
ANALISIS HASIL
Bab ini berisi pembahasan dari hasil pengumpulan dan pengolahan data
mengenai perbaikan pengendalian persediaan suku cadang pesawat
terbang untuk meminimalkan total biaya persediaan dan perbandingan
hasil
perbaikan
pengendalian
persediaan
dengan
pengendalian
perusahaan.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan bab paling akhir dalam laporan penelitian ini yang
berisi kesimpulan dan saran yang diperoleh dari pengolahan data dan
analisis yang dilakukan, disertai rekomendasi perbaikan pengendalian
persediaan untuk PT. GMF AA.
commit to user
I-7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas prodil perusahaan dan teori yang digunakan dalam
penelitian, sebagai landasan dan dasar pemikiran untuk membahas serta
menganalisa permasalahan yang ada.
2.1.
Profil Perusahaan
PT. Garuda Maitenance Facilities Aero Asia atau biasa disingkat PT. GMF
II - 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
manusia (to provide integrated and reliable maintenance, repair, and overhaul
solutions for a safety sky and secured quality of life of mankind).
2.2.
Peramalan
2.
3.
diantaranya :
1.
II - 2
perpustakaan.uns.ac.id
2.
digilib.uns.ac.id
3.
Peramalan untuk family item cenderung lebih akurat dari pada peramalan
untuk produk individu.
4.
2.
3.
4.
5.
commit to user
II - 3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pola musiman (S), terjadi bilamana suatu deret dipengaruhi oleh faktor
musiman, misalnya tahun, minggu, atau hari tertentu.
Pola siklis (C), merupakan pola musiman dengan periode waktu jangka
panjang, biasanya berhubungan dengan siklus bisnis.
Pola trend (T), terjadi bilamana ada kenaikan atau penurunan jangka
panjang dalam data.
7.
8.
Membuat peramalan
II - 4
perpustakaan.uns.ac.id
1.
digilib.uns.ac.id
b.
2.
data histories yang tersedia cukup memadai dan jika data dianggap cukup
representatif untuk meramalkan masa datang. Peramalan kuantitatif dapat
diterapkan bila terdapat tiga kondisi (Gaspersz, 2001):
a.
b.
c.
Dapat diasumsikan bahwa aspek pola masa lalu akan terus berlanjut di
masa mendatang.
dalam deret data histories dan mengekstrapolasikan pola tersebut ke masa depan.
Berdasarkan pola datanya, metode time series ada 4 tipe yaitu: pola horizontal,
musiman, (seasional), siklis, dan trend. Gambar 3.1 merupakan gambar dari
masing-masing pola data time series (Gaspersz, 2001):
commit to user
II - 5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D
Gambar 2.1. Pola Data Time Series
Sumber : Gaspersz, 2001
Keterangan gambar :
A adalah suatu data runtut waktu yang bersifat stasioner atau horisontal,
dimana serial data nilai rata-ratanya tidak berubah sepanjang waktu.
B adalah suatu data runtut waktu yang bersifat musiman, dimana data
mempunyai perubahan yang berulang.
D adalah suatu data runtut waktu yang bersifat trend. Suatu data runtut
waktu dikatakan mempunyai trend jika nilai harapannya berubah
sepanjang waktu sehingga data tersebut diharapkan akan meningkat atau
menurun selama periode dimana peramalan diinginkan.
b.
Metode kausal
Metode peramalan
kuantitatif
yang mengasumsikan
faktor
yang
II - 6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang baru untuk membangkitkan nilai ramalan untuk permintaan di masa yang
akan datang. Metode rata-rata bergerak akan efektif bila kita dapat
mengasumsikan bahwa permintaan pasar terhadap produk akan tetap stabil
sepanjang waktu (Gaspersz, 2001).
Teknik ini akan bekarja secara sempurna bila pola data yang digunakan
stasioner atau relative steady, tidak ada lonjakan atau penurunan terlalu tajam.
Metode ini tidak dapat digunakan untuk menangani data yang memiliki komponen
trend dan musiman. Model rata-rata bergerak diperoleh degan menghitung ratarata suatu nilai runtut waktu dan kemudian mengunakannya untuk meramal
periode selanjutnya. Persamaan metode ini adalah :
Rata-rata bergerak n-Periode =
2.
karena data dari periode yang baru biasanya diberi bobot yang besar. Suatu model
rata-rata bergerak n-periode terbobot, dinyatakan sebagai berikut (Gaspersz,
2001):
Weighted MA(n) =
3.
II - 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
lebih rendah daripada nilai ramalan (A-F < 0), maka model pemulusan
eksponensial akan secara otomatis menurunkan nilai ramalan. Proses penyesuaian
ini berlangsung terus-menerus, kecuali galat ramalan telah mencapai nol. Model
peramalan biasa digunakan apabila pola data historis dari data aktual permintaan
bergejolak atau tidak stabil dari waktu ke waktu (Gaspersz, 2001).
a.
peramalan dengan merata-rata (menghaluskan atau smoothing) nilai masa lalu dari
suatu runtut data dengan exponential. Persamaan yang dipakai dalam metode ini
adalah (Gaspersz, 2001):
Ft-1 = X1 1
Dimana:
F1 ..2.3
Ft+1
= konstanta pemulusan
Xt
Ft
dari yang lama. Metode ini cocok untuk data stasioner. Kelebihan dari metode ini
adalah tidak memerlukan data yang terlalu banyak dan dapat mengurangi masalah
penyimpanan data.
b.
series data yang memiliki pola data horizontal (tidak memiliki trend). Jika data
tersebut dipakai untuk serial data yang memiliki trend yang konsisten, ramalan
yang dibuat akan berada dibelakang trend itu. Metode double exponential
smoothing ini menghindari masalah tersebut dengan cara explisit mengenali dan
mempertimbangkan adanya trend. Metode ini menggunakan dua konstanta
pemulusan. Konstanta tersebut adalah dan (Gaspersz, 2001).
St = Xt + (1-) St-1..(2.4)
St = *St + (1- ) St-1.....(2.5)
commit to user
II - 8
perpustakaan.uns.ac.id
c.
digilib.uns.ac.id
Pengecekan terhadap nilai dengan tiga nilai, - 0.05, , + 0.05, makan akan
diperoleh nilai F(t) dengan error absolut terkecil. Formula untuk metode ini
adalah (Gaspersz, 2001):
F(0) = A(1)
F(t) = A(t) + (I ) F(t-I).......(2.6)
Dimana :
F(t)
A(t)
4.
peramalan apabila pola historis dari data aktual permintaan menunjukkan adanya
suatu kecenderungan menaik dari waktu ke waktu. Model analisis garis
kecenderungan yang paling sederhana adalah menggunakan persemaan garis lurus
(straight line equation), sebagai berikut (Gaspersz, 2001):
Ft = a +bt. (2.7)
dimana,
Ft
= intersep
a = A-bar b(t-bar)...(2.9)
dimana,
b
a
II - 9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
= indeks waktu
t-bar
.2.10
n
| |
2. Mean Absolute Error
....2.11
n
1. Mean Error
...2.12
2
..2.13
n
2
......2.14
n-1
(2.16)
6. Percentage Error
100%...2.15
| |
...(2.17)
II - 10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
RFSE
..(2.19)
MAD
Persediaan
Persediaan merupakan asset penting yang dimiliki suatu perusahaan guna
barang tidak dapat terpenuhi seketika bila barang tersebut tidak tersedia
sebelumnya. Untuk menyiapkan barang tersebut, diperlukan waktu untuk
pembuatan dan pengiriman, maka adanya persediaan merupakan hal yang sulit
dihindarkan.
2.
permintaan yang bervariasi dan tidak pasti dalam jumlah maupun kedatangan,
commit to user
waktu pembuatan yang tidak cenderung
konstan antara satu produk dengan
II - 11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
produk berikutnya, waktu tenggang (leadtime) yang cenderung tidak pasti karena
banyak faktor yang tidak dapat dikendalikan. Ketidakpastian ini dapat diredam
dengan mengadakan persediaan.
3.
akan diolah menjadi produk jadi. Ketersediaan bahan baku akan sangat
menentukan kelancaran proses produksi sehingga perlu dikelola secara saksama.
Inventori jenis ini didatangkan dari luar system dan keberadaannya secara fisik
biasanya disimpan di gudang penerimaan (receiving storage).
2.
system manufaktur yang bersifat pesanan (job order), adanya inventori barang
setengah jadi ini biasanya tidak dapat dihindari sebab proses transformasi
produksinya memerlukan waktu yang cukup lama. Sementara dalam sistem
manufaktur yang bersifat produksi massa (mass production), adanya inventori
barang setengah jadi karena karakteristik prosesnya yang memang demikian atau
terjadi karena lintasan produksinya yang tidak seimbang.
3.
II - 12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
On-hand stock
Merupakan persediaan yang dimiliki perusahaan yang secara fisik ada di
gudang dan nilainya selalu positif.
2.
Net stock
Net stock = (on-hand) (backorder), persediaan ini bisa negatif ketika
terjadi backorder.
3.
Inventory position
Disebut juga available stock.
Inventory position = (on-hand) + (on-order) (backorder) (commited)
4.
Safety stock
Rata-rata tingkat net stock sebelum pembelian material berikutnya
diterima.
2.3.1
Pengendalian Persediaan
Model inventori probabilistic adalah model utnuk menjawab persoalan
II - 13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Keterangan :
SL
DL
ss
: kemungkinan kekurangan
Unsur biaya yang terdapat dalam pengendalian persediaan dapat
digolongkan menjadi tiga, yaitu biaya pemesanan, biaya penyimpanan, dan biaya
kekurangan persediaan.
1.
Biaya pemesanan
Biaya pemesanan (ordering cost, set up cost, procurement cost) adalah
Biaya Penyimpanan
Biaya penyimpanan (carrying cost, holding cost) adalah biaya yang
commit
to yang
user tertanam dalam persediaan, biaya
pegawai gudang, biaya listrik, biaya
modal
II - 14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang timbul sebagai akibat tidak tersedianya barang pada waktu diperlukan. Biaya
kekurangan persediaan ini pada dasarnya bukan biaya nyata (riil), melainkan
berupa biaya kehilangan kesempatan. Termasuk dalam biaya ini, antara lain
semua biaya kesempatan yang timbul karena terhentinya proses produksi sebagai
akibat tidak adanya bahan yang diproses, biaya administrasi tambahan, biaya
tertundanya penerimaan keuntungan, bahkan biaya kehilangan pelanggan.
2.3.2
II - 15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Frekuensi perhitungan inventori (cycle counting), dimana materialmaterial kelas A harus diuji lebih sering dalam hal akurasi catatan
inventory dibandingkan material-material kelas B atau C.
2.
3.
4.
Keamanan: meskipun nilai biaya per unit merupakan indikator yang lebih
baik dibandingkan nilai penggunaan (usage value), namun analisis ABC
boleh digunakan sebagai indikator dari material-material mana (kelas A
dan B) yang seharusnya lebih aman disimpan dalam ruangan terkunci
untuk mencegah kehilangan, kerusakan atau pencurian.
5.
6.
commit to user
II - 16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tentukan volume penggunaan per periode waktu (biasanya per tahun) dari
material-material inventori yang ingin diklasifikasikan.
2.
3.
Jumlahkan nilai total penggunaan biaya dari semua material inventori itu
untuk memperoleh nilai total penggunaan biaya agregat (keseluruhan).
4.
Bagi nilai total penggunaan biaya dari setiap material inventori itu dengan
nilai total penggunaan biaya agregat, untuk menentukan persentase nilai
total penggunaan biaya dari setiap material inventori itu.
5.
6.
2.3.3
II - 17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.
3.
4.
persediaan ditentukan pada interval yang teratur atau tetap, dan memesan
banyaknya pemesanan yang dibutuhkan sampai mencapai target level persediaan
maksimum (Gaspersz, 2001). Ada beberapa macam model Periodic Review,
sebagai berikut :
1.
Model (R,s)
A.
Formulasi Model P
Karakteristik kebijakan inventori model P ditandai oleh dua elemen dasar
sebagai berikut.
Pemesanan dilakukan menurut suatu selang interval waktu yang tetap (T).
ada dalam gudang bila menggunakan model P dapat digambarkan seperti pada
Gambar 2.2.
II - 18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.
A
.(2.20)
T
Holding cost (Os)
II - 19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dalam suatu siklus tertentu, inventori akan berada pada tingkat (s + TD) di
awal siklus pada tingkat (s) di akhir siklus, sehingga inventori ekspektasi
harga adalah :
TD
2
Seperti pada metode Q, untuk menghitung s untuk kasus backorder yaitu :
s+
R- zfz dz
0
dimana,
zfz dz DL T
0
sehingga,
DL TD
s = R DL TD
Keterangan:
z
f(z)
DL
TD
2
TD
..(2.21)
2
commit to user
II - 20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3.
Os R-DL -
TD
h.....(2.22)
2
setiap
saat.
Oleh
sebab
itu,
cadangan
pengaman
yang
1
T
N
T
Dengan demikian shortage cost sebesar :
B.
Ok
cu N
......(2.23)
T
Formulasi Model
Hasil yang diperoleh dari persamaan 2.20 sampai dengan 2.23 jika
II - 21
perpustakaan.uns.ac.id
OT DP
digilib.uns.ac.id
A
DT
cu
h R-DL
z-Rfz dz.......(2.24)
T
2
T
R
Dari formulasi ongkos total OT pada persamaan 2.24 nampak bahwa ada
dua variabel keputusan yang akan ditentukan, yaitu T dan R. Untuk mencari nilai
variabel keputusan optimal T, R dan ss diperoleh dengan menggunakan prinsip
optimasi, yaitu dengan memanfaatkan sifat konveksitas OT terhadap T dan.
Dengan demikian syarat agar OT minimal adalah :
OT
0
T
A
2
1
cu
hD 2 z-Rfz dz 0
2
R
2 Acu
OT
0
R
h-
z-Rfz dz
hD
..........(2.25)
cu
fz dz 0
T
r
fz dz
r
2.
Th
.........(2.26)
cu
Namun, persamaan 2.25 dan 2.26 tersebut merupakan fungsi implisit sehingga
secara analitik sulit dipecahkan. Oleh sebab itu, untuk menentukan nilai T* dan R*
dicari dengan cara iterative. Seperti pada model Q, cara pencarian solusi T* dan R*
juga akan menggunakan metode Hadley-Within dengan cara sebagai berikut :
a.
b.
2A
Dh
Th
cu
commit to user
II - 22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c.
d.
R = D(T + L) + z
Jika hasil (OT)0 baru lebih besar dari (OT)0 awal, iterasi penambahan T0
dihentikan. Kemudian dicoba dengan iterasi pengurangan (T0 = T0 T0) sampai ditemukan nilai T* = T0 yang memberikan nilai (OT)*
minimal.
Jika hasil (OT)0 baru lebih kecil dari (OT)0 awal, iterasi penambahan (T0
= T0 + T0) dilanjutkan dan baru berhenti apabila (OT)0 baru lebih
Model (R, s, S)
(R, s, S) adalah merupakan kombinasi dari sistem (s, S) dan (R, S). (R, s, S)
menggunakan asumsi periodic review system (Silver dkk, 1998). Dalam sistem
(R, s, S), setiap R unit waktu dilakukan pemeriksaan posisi persediaan. Apabila
posisinya berada di bawah atau sama dengan reorder point, s, maka dilakukan
pemesanan sampai posisi persediaan mencapai S. Tapi apabila di atas s maka tidak
dilakukan pemesanan sampai saat pemeriksaan berikutnya.
Dalam bukunya, Silver dkk (1998) menulis salah satu formulasi model (R,
s, S) sistem yang merupakan pengembangan dari power approximation
menentukan dua parameter pengendali inventori yaitu Q = S s dan s. Berikut
merupakan langkah-langkah dalam model pengembangan power approximation.
Menghitung
1.30
dan
0 973
0 183
10
....(2.27)
3 2 192
commit to user
II - 23
...(2.28)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dimana
Q
.....(2.29
DR
DRL
Jika Qp /
s = sp
S = sp + Qp
Jika tidak, maka lanjut ke langkah 3
Menghitung
maka
: ordering cost
vr
: holding cost
: reorder point
: maksimum stock
: shortage cost
: safety factor
k : fungsi variabel distribusi normal
commit to user
II - 24
perpustakaan.uns.ac.id
2.4
digilib.uns.ac.id
Simulasi Montecarlo
Simulasi Montecarlo adalah tipe simulasi probabilistic yang memberikan
solusi masalah menggunakan sampling dari suatu proses random. Hal ini
dilakukan dengan terlebih dulu menentukan distribusi probabilitas dari variabel
dan kemudian diambil sampling secara random dari distribusi untuk
mengumpulkan data. Rangkaian bilangan random digunakan untuk menjelaskan
bahwa setiap variabel adalah random dari waktu ke waktu (Tersine, 1994).
Simulasi Montecarlo mengembangkan model stokastik dari situasi nyata
dan kemudian menampilkan percobaan sampling pada model. Langkah utama
dalam Simulasi Montecarlo adalah :
1.
2.
3.
bilangan random. Bilangan random adalah sekumpulan nilai numerik yang terjadi
dengan kemungkinan sama dan tanpa pola yang diketahui. Cara yang paling
mudah dalam membangkitkan bilangan random adalah mengambil sampel
random dari dari semangkuk koin yang ditandai angka 1-100. Kebanyakan
bilangan random dibangkitkan oleh komputer dan disebut sebagai bilangan
random pseudo. Kelemahan dari bilangan random ini adalah tidak ada random
secara sempurna tetapi cukup random untuk tujuan simulasi. Bilangan random
ada yang tersedia dalam tabel. Bilangan ini dibangkitkan oleh perangkat
commit
to user
elektronik dan dapat menghasilkan
bilangan
random yang sempurna. Kelemahan
II - 25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dari peralatan ini adalah harganya yang mahal. Oleh karena itu, dalam simulasi
komputer lebih umum digunakan bilangan random pseudo yang dibangkitkan
oleh program komputer.
2.5
Penelitian Sebelumnya
Penelitian sebelumnya yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian tentang manajemen persediaan dan penataan gudang spare part bus di
PO. Safari Eka Kapti (Ariyadi, 2010). Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian
ini adalah melakukan manajemen persediaan yang optimal dengan menentukan
jumlah pemesanan dan ROP yang optimal. Ada beberapa tahapan yang dilakukan
dalam penelitian ini. Pada langkah awal diperlukan pengumpulan data yang
berhubungan dengan objek penelitian yaitu spare part bus. Beberapa data yang
diperlukan diantaranya: data historis permintaan spare part, data historis
pengadaan spare part,
komponen holding cost, ordering cost dan shortage cost. Setelah beberapa yang
diperlukan terkumpul, maka pertama kali yang dilakukan adalah uji distribusi
normal permintaan. Uji ini dilakukan untuk mencocokkan apakah data permintaan
sudah sesuai dengan asumsi berdistribusi normal yang dipakai dalam model
persediaan. Selanjutnya melakukan pemilihan spare part dengan melakukan
klasifikasi ABC. Langkah berikutnya adalah perhitungan jumlah pemesanan (Q)
dan titik pemesanan kembali (ROP) dilakukan dengan menggunakan pendekatan
model persediaan single item dengan mengakomodasi adanya backorder policy
sehingga mampu meminimalkan biaya total persediaan spare part. Algoritma
yang dipakai adalah algoritma yang telah dikembangkan oleh Hariga et al (2004).
Sedangkan untuk menghitung total biaya persediaan dilakukan dengan Simulasi
Montecarlo. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah jumlah pemesanan (Q)
dan titik pemesanan kembali (ROP) yang mampu meminimalkan total biaya
persediaan dan backorder.
Selain itu penelitian yang lain adalah penelitian tentang penentuan model
persediaan spare part dengan mempertimbangkan terjadinya backorder (Jauhari,
2008). Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah menentukan solusi
model persediaan spare part commit
dengantomempertimbangkan
backorder. Ada
user
II - 26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
beberapa tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini. Pada tahap awal adalah
melakukan peramalan dengan metode Croston. Metode Croston pada dasarnya
memisahkan permintaan suatu item yang intermittent menjadi ukuran permintaan
dan waktu antar kedatangan. Tahap selanjutnya adalah pengembangan model,
pada tahap ini menentukan model biaya penyimapanan yang mengacu pada model
Tersine (1994). Penurunan rumus dilakukan untuk mencari ekspektasi jumlah
backorder yang mengikuti model yang sudah ada pada Tersine (1994) dan Chopra
dan Meindl (2001). Sedangkan untuk pencarian solusi model, yang dilakukan
adalah menetukan variabel keputusan q, variabel keputusan k dan algoritma
penyelesaian model. Pada algoritma penyelesaian model, pencarian solusi
dilakukan terhadap nilai q dan k yang mengacu pada ide dasar algoritma yang
telah dikembangkan oleh Ben-Daya dan Hariga (2004). Hasil yang diperoleh dari
penelitian ini adalah model persediaan untuk meminimasi terjadinya backorder
dengan beberapa variabel respon.
commit to user
II - 27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Proses pembuatan laporan penelitian ini terstruktur tahap demi tahap dan
digambarkan dalam bentuk flowchart, berikut uraiannya secara singkat.
commit to user
Gambar 3.1. Flowchart Metodologi Penelitan
III - 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 3.1. Flowchart Metodologi Penelitian (lanjutan)
III - 2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penelitian, yang diamati adalah manajemen persediaan suku cadang pesawat jenis
consumable. Pengamatan tersebut dilakukan untuk mengetahui permasalahan
mengenai manajemen persediaan suku cadang yaitu kurang terealisasinya
manajemen persediaan suku cadang yang baik karena sering terjadi kekurangan
ataupun kelebihan persediaan suku cadang.
Sedangkan, studi literatur berupa studi pustaka seperti apa yang termuat
dalam landasan teori, dilakukan dengan mempelajari materi yang didapat dari
buku, jurnal dan internet. Studi literatur dilakukan untuk mencari ide-ide,
rumusan-rumusan, konsep-konsep teoritis seperti: konsep persediaan, konsep
peramalan, dan konsep simulasi.
b.
sistem manajemen persediaan suku cadang pesawat agar persediaan yang ada di
dalam gudang optimal, sehingga dapat meminimalkan total biaya persediaan
namun perusahaan tetap dapat memenuhi permintaan perbaikan pesawat.
c.
Perumusan Masalah
Pada tahap ini dirumuskan permasalahan yang digunakan untuk
III - 3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tujuan Penelitian
Tujuan
penelitian
ditetapkan
agar
penelitian
yang
dilakukan
antar
pemesanan
dan
persediaan
maksimum
sehingga
mampu
Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dilakukan dengan tujuan agar masalah yang dibahas
tidak menyimpang dari pokok permasalahan dan tujuan yang telah ditetapkan.
Perusahaan mengelompokkan suku cadang menjadi tiga jenis, yaitu rotable,
repairable, dan consumable. Pada penelitian ini, suku cadang yang diteliti adalah
suku cadang jenis consumable. Pengendalian persediaan suku cadang jenis
consumable diteliti karena dilihat dari proses kebutuhan, penggunaan, sampai
dengan pengadaan dan pemenuhan mutlak harus dipenuhi apabila ada suatu
aktivitas perawatan ataupun perbaikan terjadi. Hal ini dikarenakan suku cadang
jenis consumable sering sekali dipakai dan tidak dapat diperbaiki lagi bila terjadi
kerusakan. Suku cadang jenis consumable diperoleh dengan melakukan
pemesanan ke beberapa pemasok yang membutuhkan waktu pemesanan berbedabeda karena suku cadang tersebut didatangkan dari beberapa negara yang berbeda
pula.
Di dalam gudang banyak sekali jenis suku cadang yang disimpan, akan
tetapi ada beberapa suku cadang yang jarang disimpan. Oleh karena itu, suku
cadang yang diambil merupakan data suku cadang yang mempunyai permintaan
tinggi. Data suku cadang yang diambil adalah 60 jenis suku cadang consumable
yang paling tinggi permintaannya mulai tahun 2001 hingga tahun 2010. Hal ini
dikarenakan penelitian dilakukan pada tahun 2011 dan pada proses penyelesaian
penelitian ini memerlukan data permintaan beberapa tahun yang lalu. Harga suku
cadang yang dipakai adalah harga suku cadang pada tahun 2010, karena harga
pada tahun tersebut paling mendekati dengan harga suku cadang pada tahun 2011.
commit to user
III - 4
perpustakaan.uns.ac.id
3.2.
digilib.uns.ac.id
permintaan suku cadang satu tahun yang akan datang. Suku cadang yang diteliti
adalah suku cadang kelas B yang mengacu pada hasil penelitian Muhbiantie
(2011). Dalam melakukan peramalan terdapat tiga tahapan yaitu tahap agregasi,
tahap peramalan dan penentuan demand forecast. Pada tahap peramalan
digunakan alat bantu software WinQSB untuk membantu meramalkan permintaan
suku cadang satu tahun ke depan. Data yang diperlukan dalam proses peramalan
adalah data historis permintaan suku cadang selama tahun 2001-2010.
1.
Tahap Agregasi
Agregasi merupakan proses pengelompokan dari produk individu ke
dalam famili produk. Hal ini dilakukan karena peramalan famili produk lebih
akurat jika dibandingkan dengan peramalan produk individu.
2.
Tahap Peramalan
Peramalan permintaan suku cadang dilakukan untuk mengetahui besarnya
nilai demand forecast untuk satu tahun ke depan. Pada tahap peramalan digunakan
alat bantu software WinQSB untuk membantu meramalkan permintaan suku
cadang.
3.
Tahap Disagregasi
Untuk mengetahui demand forecast masing-masing suku cadang, maka
xi
..(3.1)
commit to user
III - 5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Keterangan :
xi
: jumlah periode
Sedangkan langkah kedua adalah menghitung besarnya standar deviasi,
berikut langkah-langkahnya :
S=
x1 -x
2+
x2 -x
2 +x -x 2 +x -x 2 ++x -x 2
3
4
n
n-1
..(3.2)
Keterangan :
S
: standar deviasi
xn
: jumlah periode
3.3.
suku cadang adalah holding cost, ordering cost dan shortage cost. Berikut ini
adalah uraian dari masing-masing komponen biaya tersebut :
1.
cadang. Dalam menentukan holding cost, terdapat dua komponen yaitu interest
rate dan biaya operasional gudang. Biaya operasional gudang terdiri dari gaji
pegawai gudang. berikut adalah uraian perhitungan holding cost :
Os = I + B...(3.3)
dimana,
Os = holding cost (Rp/unit/tahun)
I = interest rate (Rp/unit/tahun)
B = biaya operasional gudang (Rp/unit/tahun)
Keterangan :
I = bunga pinjam bank harga suku cadang per item..(3.4)
B=
perpustakaan.uns.ac.id
2.
digilib.uns.ac.id
bt
..(3.6)
j
dimana,
Op= Ordering cost (Rp/order)
bt = Biaya internet selama satu tahun (Rp/tahun)
j
3.
Langkah 1
T
: menghitung nilai T
2A
..3.7)
Dh
Keterangan :
b.
: ordering cost
: permintaan
: holding cost
Langkah 2
Th
: menghitung nilai
...(3.8)
commit to user
III - 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Keterangan :
c.
: holding cost
Cu
: shortage cost
Langkah 3
R DT
: menghitung nilai R
T + L.....(3.9)
DL
dimana,
d.
: persediaan maksimum
: permintaan
: leadtime pemesanan
Langkah 4
: menghitung nilai N
N ST + L f
dimana,
.(3.11)
NORMDIST (z,0,1,0)...(3.12)
: standar deviasi
: leadtime pemesanan
Keterangan :
e.
Langkah 5
A
T
: menghitung nilai OT
R-D
DT
h
2
h N(3.14)
Keterangan :
OT
: ordering cost
: persediaan maksimum
: permintaan
commit to user
III - 8
perpustakaan.uns.ac.id
f.
digilib.uns.ac.id
Cu
: shortage cost
: holding cost
Langkah 6
ditentukan untuk membandingkan dengan total biaya persediaan usulan. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui seberapa baik model persediaan usulan. Dalam
menentukan total biaya persediaan suku cadang berdasarkan kebijakan
perusahaan, langkah yang dilakukan adalah melakukan simulasi Montecarlo.
Total biaya persediaan perusahaan dihitung dengan simulasi, karena tidak ada
ketersediaan data mengenai jumlah backorder. Sehingga model perusahaan tidak
memungkinkan untuk diselesaikan menggunakan persamaan.
Simulasi Montecarlo akan digunakan untuk penentuan total biaya
perusahaan karena simulasi ini adalah simulasi model persediaan yang cara
kerjanya menggunakan
untuk mengetahui persediaan rata-rata suku cadang selama satu tahun, jumlah
order, dan banyaknya shortage. Simulasi Montecarlo merupakan simulasi dengan
model probabilistic, dimana data commit
dihasilkan
dari bilangan random yang kemudian
to user
III - 9
perpustakaan.uns.ac.id
disusun
suatu
digilib.uns.ac.id
distribusi
probabilitas.
Langkah-langkah
dalam
Simulasi
Montecarlo :
1.
Menentukan parameter yang diamati dalam sistem, untuk hal ini adalah
permintaan suku cadang.
2.
3.
4.
5.
Melakukan simulasi
Simulasi digunakan untuk menentukan total biaya persediaan menurut
III - 10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
shortage sehingga total biaya persediaan suku cadang dapat dihitung dengan
menggunaakan persamaan sebagai berikut :
OT = ( rata-rata persediaan Os ) + ( jumlah shortage Ok ) + ( jumlah order
Op )....(3.17)
Keterangan :
OT
Os
Ok
Op
3.6.
model periodic review dengan model kebijakan perusahaan. Dengan melihat hasil
perhitungan total biaya persediaan, dapat dibandingkan model persediaan mana
yang terbaik untuk perusahaan.
3.7.
Analisis Hasil
Pada tahap ini dilakukan beberapa analisis dari hasil pengolahan data yang
2.
3.
4.
5.
III - 11
perpustakaan.uns.ac.id
3.8.
a.
Kesimpulan
digilib.uns.ac.id
Saran
Saran merupakan usulan dari peneliti yang mungkin dapat ditindaklanjuti
commit to user
III - 12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1.
Pengumpulan Data
Pada tahap ini menjelaskan mengenai data-data pendukung untuk
commit to user
IV - 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Harga
($/unit)
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
to
Sumber : SAP PT. GMF AA, commit
2010
669.48
74.60
473.34
11,716.01
107.54
877.44
3,157.33
1,556.49
259.42
963.01
170.58
604.71
677.92
132.85
569.87
11.31
615.76
216.20
42.25
555.10
41.79
75.63
211.98
385.94
13.98
78.06
100.37
11.54
76.99
22.88
89.83
16.22
36.55
48.10
13.27
327.98
22.62
214.13
IV - 2
user
Harga (Rp/unit)
Rp 5,958,369
Rp
663,941
Rp 4,212,726
Rp 104,272,489
Rp
957,120
Rp 7,809,216
Rp 28,100,193
Rp 13,852,783
Rp 2,308,797
Rp 8,570,745
Rp 1,518,178
Rp 5,381,885
Rp 6,033,452
Rp 1,182,356
Rp 5,071,843
Rp
100,685
Rp 5,480,231
Rp 1,924,190
Rp
375,991
Rp 4,940,346
Rp
371,912
Rp
673,090
Rp 1,886,582
Rp 3,434,896
Rp
124,442
Rp
694,767
Rp
893,272
Rp
102,743
Rp
685,202
Rp
203,654
Rp
799,460
Rp
144,347
Rp
325,320
Rp
428,101
Rp
118,074
Rp 2,919,022
Rp
201,312
Rp 1,905,727
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Nama Suku
Cadang
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
RG1969
65C27738-2
OF25-021
BACC63BV14B7SN
FK20158
BACR15BB6D7C
MS29526-2
BACB30NN4K4
ABS0367-030
ABS0604-4
F5746293620100
BACR15GF8D7
BACN10YR3C
MS29513-334
S9413-111
BACN10JC4CD
65B10920-171
4551
1683
M83248/1-906
BACB30VF4K12
BACW10BP41CD
Harga ($/unit)
Harga (Rp/unit)
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
30.35
303.49
23.79
36.31
37.85
19.75
16.49
0.78
7.35
1.09
6.56
53.50
0.22
0.85
0.32
0.53
31.42
0.07
0.07
0.14
0.92
0.44
270,102
2,701,017
211,709
323,191
336,902
175,775
146,748
6,952
65,377
9,657
58,359
476,150
1,933
7,601
2,804
4,740
279,638
659
631
1,260
8,210
3,916
commit to user
IV - 3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
CH34736
335-299-401-0
S9413-11
MFFA632/2
740001
D717-01-100
FK16588
088-1031-006
KB29665
4L83-046
QA03963
5709-4
362-509-9002
65-90305-15
16135-62
335-299-401
453A1810-33
AB0473993
740007
QA03362
MS20995C32
65-90305-20B
AC9380F4010
F5746293620200
ABS0368-01
BV03112-03-33
2315M20-3
ASPF-S-V06
65-90305-17
QD1004-125
69-41868-3
CA00075A
FK20159
77870949
65-90305-59
BACH20X3
QA06123
332A1034-25
Leadtime
(hari)
Leadtime
(tahun)
45
96
21
23
10
23
21
11
23
7
29
35
29
7
7
26
23
89
20
11
45
11
8
10
14
58
23
7
8
8
96
46
45
8
46
46
46
26
0.123
0.263
0.058
0.063
0.027
0.063
0.058
0.030
0.063
0.019
0.079
0.096
0.079
0.019
0.019
0.071
0.063
0.244
0.055
0.030
0.123
0.030
0.022
0.027
0.038
0.159
0.063
0.019
0.022
0.022
0.263
0.126
0.123
0.022
0.126
0.126
0.126
0.071
commit
to user
Sumber : SAP PT. GMF
AA, 2010
IV - 4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Nama Suku
Cadang
Leadtime
(hari)
Leadtime
(tahun)
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
RG1969
65C27738-2
OF25-021
BACC63BV14B7SN
FK20158
BACR15BB6D7C
MS29526-2
BACB30NN4K4
ABS0367-030
ABS0604-4
F5746293620100
BACR15GF8D7
BACN10YR3C
MS29513-334
S9413-111
BACN10JC4CD
65B10920-171
4551
1683
M83248/1-906
BACB30VF4K12
BACW10BP41CD
46
21
23
46
35
7
29
45
8
20
45
9
22
11
182
46
45
10
35
23
14
16
0.126
0.058
0.063
0.126
0.096
0.019
0.079
0.123
0.022
0.055
0.123
0.025
0.060
0.030
0.499
0.126
0.123
0.027
0.096
0.063
0.038
0.044
Holding Cost
Penentuan besarnya holding cost terdapat dua komponen, yaitu interest
rate dan biaya operasional gudang. Dalam penentuan interest rate diperlukan
bunga pinjam bank dan harga masing-masing suku cadang, bunga pinjam bank
ditentukan sebesar 6%. Sedangkan dalam penentuan biaya operasional diperlukan
data rata-rata semua suku cadang yang terdapat di gudang selama tahun 2010
yaitu sebesar 20.039 unit, jumlah pegawai di gudang persediaan yaitu 15 orang
dan gaji pegawai sebesar Rp 4.000.000,00 setiap bulannya.
2.
Ordering Cost
Ordering cost diperoleh dari beberapa komponen yaitu biaya internet yang
commit to user
digunakan oleh pihak perusahaan dalam pemesanan seluruh suku cadang sebesar
IV - 5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Shortage Cost
Shortage cost merupakan biaya kekurangan persediaan saat dibutuhkan,
besarnya shortage cost telah ditentukan perusahaan. Shortage cost pada dasarnya
bukan biaya nyata, melainkan berupa biaya kehilangan kesempatan. Termasuk
dalam biaya ini, antara lain semua biaya kesempatan yang timbul karena
terhentinya proses perbaikan pesawat terbang sebagai akibat tidak adanya suku
cadang yang dibutuhkan, biaya administrasi tambahan, biaya tertundanya
penerimaan keuntungan, bahkan biaya kehilangan pelanggan. Data shortage cost
merupakan data yang diambil dari perusahaan yaitu sebesar 20% dari harga suku
cadang tersebut, shortage cost dapat dilihat pada Tabel 4.10.
4.1.5. Suku Cadang yang Diteliti
Pada penelitian ini suku cadang yang diteliti adalah suku cadang kelas B
berdasarkan hasil pengklasifikasian dari penelitian Muhbiantie (2011). Hasil dari
pengklasifikasian suku cadang dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Hasil Klasifikasi ABC
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Persentase
Pemakaian
Suku Cadang
Kelas
Nilai Pemakaian
Persentase
Jumlah
Nilai Pemakaian
Rp 2,808,350,055
79.613%
23.068%
Kelas A
Rp 521,112,802
14.773%
16.904%
Kelas B
Jumlah
commit to user
IV - 6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Persentase
Pemakaian
Suku Cadang
Kelas
Nilai Pemakaian
Persentase
Jumlah
Nilai Pemakaian
Rp 521,112,802
14.773%
16.904%
Kelas B
Rp 198,035,858
5.614%
60.028%
Kelas C
Jumlah
commit to user
IV - 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Nama Suku
Cadang
BACN10YR3C
MS29513-334
S9413-111
BACN10JC4CD
65B10920-171
4551
1683
M83248/1-906
BACB30VF4K12
BACW10BP41CD
Persentase
Pemakaian
Suku Cadang
Kelas
Nilai Pemakaian
Persentase
Jumlah
Nilai Pemakaian
Rp 198,035,858
5.614%
60.028%
Kelas C
Jumlah
4.2.
Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan tahap demi tahap sesuai dengan langkah-
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tahap agregasi, tahap peramalan dan disagregasi. Pada tahap peramalan digunakan
alat bantu software WinQSB untuk membantu meramalkan permintaan suku
cadang satu tahun ke depan.
1.
Agregasi
Agregasi merupakan proses pengelompokan dari produk individu ke
dalam famili produk. Hal ini dilakukan karena peramalan famili produk lebih
akurat jika dibandingkan dengan peramalan produk individu. Melalui agregasi
diperoleh juga hasil plot data untuk mengetahui pola data permintaan suku cadang
tersebut. Hasil dari agregasi data permintaan suku cadang dapat selengkapnya
dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4. Hasil Agregasi Permintaan Suku Cadang
No.
Nama Suku
Cadang
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
CH34736
335-299-401-0
S9413-11
MFFA632/2
740001
D717-01-100
FK16588
088-1031-006
KB29665
4L83-046
QA03963
5709-4
362-509-9002
65-90305-15
16135-62
335-299-401
453A1810-33
AB0473993
740007
QA03362
MS20995C32
65-90305-20B
AC9380F4010
F5746293620200
ABS0368-01
BV03112-03-33
IV - 9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Nama Suku
Cadang
27
2315M20-3
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
ASPF-S-V06
65-90305-17
QD1004-125
69-41868-3
CA00075A
FK20159
77870949
65-90305-59
BACH20X3
QA06123
332A1034-25
RG1969
65C27738-2
OF25-021
BACC63BV14B7SN
FK20158
BACR15BB6D7C
MS29526-2
BACB30NN4K4
ABS0367-030
ABS0604-4
F5746293620100
BACR15GF8D7
BACN10YR3C
MS29513-334
S9413-111
BACN10JC4CD
65B10920-171
4551
1683
M83248/1-906
BACB30VF4K12
BACW10BP41CD
TOTAL
9
19
12
2
2
3
7
37
3
1
3
10
2
22
12
23
2
3
39
20
11
4
9
22
2
6
5
0
6
6
1
3
12
2003
31
2004
4
2005
29
2006
15
2007
25
2008
233
2009
3
2010
21
75
32
1
9
6
16
12
14
3
6
7
11
1
3
76
16
2
1
18
36
15
12
2
11
3
8
78
3
3
22
19
24
22
4
15
4
12
45
0
3
35
1
0
10
1
0
7
11
0
12
1
20
77
281
17
1
70
8
57
14
1
8
37
4
6
8
56
14
33
5
79
4
6
82
10
16
4
9
5
11
25
5
22
10
165
10
108
11
1
232
200
119
151
1
30
438
29
20
11
0
12
33
15
95
6
6
108
11
6
3
4
1
17
20
7
15
19
436
63
99
7
7
348
150
228
155
0
619
273
15
42
18
175
27
30
1
86
7
5
129
7
10
6
5
2
5
28
14
52
26
159
0
150
12
1
547
130
207
30
1
651
518
25
83
28
8
62
337
520
12
332
0
2
8
23
1
1
5
0
10
38
3
26
16
10
9
23
5
5
26
29
2
2
4
5
12
24
348
238
17
41
35
117
15
23
112
5
20
5
10
4
11
29
15
24
16
258
151
246
14
5
288
16
222
3
4
645
509
4
6
5
146
19
60
13
72
25
16
56
2
29
3
20
2
24
14
12
23
21
208
21
125
18
2
403
84
214
118
2
548
385
57
4
4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
setiap tahunnya akan di plot sehingga dapat diketahui pola data tersebut. Selain
itu, jumlah permintaan semua suku cadang setiap tahun akan menjadi input pada
peramalan menggunakan software WinQSB untuk menghasilkan demand
forecast. Pola data yang dimaksud dapat dilihat pada Gambar 4.1.
6000
5000
4000
3000
Permintaan
2000
1000
0
1
10
Tahun
Peramalan
Langkah selanjutnya setelah mengagregasikan data adalah tahap
commit to user
IV - 11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
CFE
MAD
MSE
MAPE
Trk.Signal
R-sqaure
3.
Actual
Forecast by
Forecast
Data
LR
Error
1393
647
1108
1516
2994
4648
4871
4319
5160
4916
673.4
1225.4
1777.3
2329.3
2881.2
3433.2
3985.1
4537.1
5089.0
5641.0
6192.9
719.6
-578.4
-669.3
-813.3
112.8
1214.8
885.9
-218.1
71.0
-725.0
CFE
719.6
141.2
-528.1
-1341.4
-1228.6
-13.8
872.1
654.0
725.0
0.0
MAD
719.6
649.0
655.8
695.1
578.7
684.7
713.4
651.5
587.0
600.8
MSE
MAPE
(%)
Tracking
51.7
70.5
67.2
63.8
51.8
47.5
43.3
38.5
34.4
32.4
1.0
0.2
-0.8
-1.9
-2.1
0.0
1.2
1.0
1.2
0.0
517798.2
426154.8
433433.4
490428.2
394886.2
575038.2
604999.9
535319.8
476399.4
481319.3
Signal
7.32E-04
600.8049
481319.3
32.43655
1.22E-06
0.8392756
a=121.4665
b=551.9515
Disagregasi
Hasil peramalan pada Tabel 4.5 merupakan demand forecast untuk semua
suku cadang selama satu tahun ke depan. Untuk mengetahui demand forecast
masing-masing suku cadang, maka dilakukan disagregasi yaitu perhitungan
proporsi dari masing-masing suku cadang. Pada penelitian ini hanya
memfokuskan pada suku cadang kelas B, untuk itu pada tahap disagregasi, suku
cadang yang dihitung adalah suku cadang kelas B.
Pada proses disagregasi diperlukan proporsi dari setiap suku cadang. Hasil
perhitungan proporsi dan hasil perhitungan demand forecast untuk tiap suku
cadang dapat dilihat pada Tabel 4.6. Berikut contoh perhitungan demand forecast
untuk suku cadang 5709-4 :
demand forecast
IV - 12
Rsqaure
1.0
0.6
1.0
1.0
1.0
0.5
0.5
0.6
0.7
0.8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.6. Hasil Proporsi dan Demand Forecast Suku Cadang Kelas B
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
4.
Nama Suku
Cadang
5709-4
362-509-9002
65-90305-15
16135-62
335-299-401
453A1810-33
AB0473993
740007
QA03362
MS20995C32
65-90305-20B
AC9380F4010
F5746293620200
Hasil
Demand
Total
Proporsi Forecast Forecast
(unit)
(unit)
(unit)
143 0.0045
6192.9
28.050
71 0.0022
6192.9
13.927
443 0.0140
6192.9
86.896
105 0.0033
6192.9
20.596
1,688 0.0535
6192.9
331.106
49 0.0016
6192.9
9.611
135 0.0043
6192.9
26.481
759 0.0240
6192.9
148.880
229 0.0073
6192.9
44.919
160 0.0051
6192.9
31.384
865 0.0274
6192.9
169.672
161 0.0051
6192.9
31.581
245 0.0078
6192.9
48.057
Standar Deviasi
Standar deviasi digunakan untuk membandingkan penyebaran atau
xi
6 + 21 + 15 + 13 + 11 + 18 + 28 + 3 + 15 + 13 (unit)
10 unit
= 14 unit
commit to user
IV - 13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
No.
Nama Suku
Cadang
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
5709-4
362-509-9002
65-90305-15
16135-62
335-299-401
453A1810-33
AB0473993
740007
QA03362
MS20995C32
65-90305-20B
AC9380F4010
F5746293620200
2001
2002
2003
6
4
0
5
67
5
7
34
4
3
144
1
3
21
18
11
13
1
0
3
23
2
13
20
3
3
15
10
16
28
17
1
11
11
2
34
4
10
1
2004 2005
13
2
21
4
16
1
11
47
0
1
0
8
6
2006
11
3
46
4
260
1
13
27
2
10
89
14
1
Rata-rata
18
2
55
1
366
5
16
113
0
1
124
8
0
28
4
81
15
108
5
22
108
2
12
190
27
2
3
0
107
17
13
9
11
94
209
2
168
64
221
15
18
56
7
319
14
24
215
2
24
95
15
2
13
10
50
11
521
8
17
87
6
60
31
11
6
S =
x1 -x
2+
14
x2 -x
2+
21
x3 -x 2 + x4 -x
n-1
14
15
9
2 ++
14
xn -x
13
7,134 unit
commit to user
IV - 14
14
(unit)
14
7
44
11
169
5
14
76
23
16
87
16
25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Nama Suku
Cadang
5709-4
362-509-9002
65-90305-15
16135-62
335-299-401
453A1810-33
AB0473993
740007
QA03362
MS20995C32
65-90305-20B
AC9380F4010
F5746293620200
Holding Cost
Holding cost adalah biaya yang digunakan untuk menyimpan persediaan
suku cadang selama dalam gudang, dalam perhitungan holding cost menggunakan
persamaan 3.3, 3.4 dan 3.5. Hasil perhitungan holding cost selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel 4.9. Contoh perhitungan holding cost untuk suku cadang 57094 adalah sebagai berikut :
I = bunga pinjam bank harga suku cadang per item
= 6% /tahun Rp 5.381.885,00/unit
= Rp 322.913,00/unit/tahun
B=
= Rp 35.930,00/unit/tahun
Os = I + B
= Rp 358.843,00/unit/tahun
commit to user
IV - 15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
2.
5709-4
362-509-9002
65-90305-15
16135-62
335-299-401
453A1810-33
AB0473993
740007
QA03362
MS20995C32
65-90305-20B
AC9380F4010
F5746293620200
Harga (Rp/unit)
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
5,381,885
6,033,452
1,182,356
5,071,843
100,685
5,480,231
1,924,190
375,991
4,940,346
371,912
673,090
1,886,582
3,434,896
Holding Cost
(Rp/unit/tahun)
Rp
358,843
Rp
397,937
Rp
106,871
Rp
340,241
Rp
41,971
Rp
364,744
Rp
151,381
Rp
58,489
Rp
332,351
Rp
58,245
Rp
76,315
Rp
149,125
Rp
242,024
Ordering Cost
Ordering cost merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
memperoleh persediaan suku cadang. Ordering cost untuk semua suku cadang
adalah sama. Perhitungan ordering cost menggunakan persamaan 3.4, berikut
perhitungannya :
Op =
=
bt
j
Rp 300.000,00 12
1.067
= Rp 3.374,00/order
3.
Shortage Cost
Shortage Cost merupakan biaya yang dikeluarkan persahaan karena terjadi
commit to user
IV - 16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Nama Suku
Cadang
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
5709-4
362-509-9002
65-90305-15
16135-62
335-299-401
453A1810-33
AB0473993
740007
QA03362
MS20995C32
65-90305-20B
AC9380F4010
F5746293620200
Harga (unit)
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
5,381,885
6,033,452
1,182,356
5,071,843
100,685
5,480,231
1,924,190
375,991
4,940,346
371,912
673,090
1,886,582
3,434,896
Shortage
Cost (unit)
Rp 1,076,377
Rp 1,206,690
Rp 236,471
Rp 1,014,369
Rp
20,137
Rp 1,096,046
Rp 384,838
Rp
75,198
Rp 988,069
Rp
74,382
Rp 134,618
Rp 377,316
Rp 686,979
Iterasi 1
Langkah 1
: menghitung nilai T
2A
T
Dh
2 Rp 3.373,95
28,542 Rp 358.843,00
0,0259 tahun
Langkah 2
: mengitung nilai
Th
0,0259 Rp 358.843,00
Rp 1.076.376,95
0,0086
commit to user
IV - 17
perpustakaan.uns.ac.id
Langkah 3
R DT
digilib.uns.ac.id
: mengitung nilai R
T + L
DL
28,5420,0259
28,5420,096
4,2466 unit
dimana,
: mengitung nilai N
N ST + L f
2,38020,0029
0,0413
dimana,
NORMDIST (z,0,1,0)
0,0235
Langkah 5
: mengitung OT
A
R - DL
T
Rp 3.373,95
0,0259
DT
h
2
h N
4,2466 - 28,5420,096
Rp 358.843,00
28,5420,0259
2
Rp 1.076.376,95
0,0029
0,0259
Rp 2.538.224,02/tahun
Iterasi 2
Langkah 2
Th
: mengitung nilai
commit to user
IV - 18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
0,0309 Rp 358.843,02
Rp 1.076.376,95
0,0103
Langkah 3
R DT
: mengitung nilai R
T + L
DL
28,5420,0309
28,5420,096
4,3788 unit
dimana,
: mengitung nilai N
N ST + L f
2,31020,0036
0,0494
dimana,
NORMDIST (z,0,1,0)
Langkah 5
0,0264
: mengitung OT
A
R - DL
T
Rp 3.373,95
0,0309
DT
h
2
h N
4,3788 - 28,5420,096
Rp 358.843,02
28,5420,0309
2
Rp 1.076.376,95
0,0036
0,0309
Rp 2.593.191,00/tahun
dihasilkan lebih besar dari sebelumnya. Oleh karena itu, akan dilakukan iterasi
commit to user
IV - 19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Iterasi 3
: mengitung nilai
Langkah 2
Th
0,0209 Rp 358.843,02
Rp 1.076.376,95
0,0070
Langkah 3
R DT
: mengitung nilai R
T + L
DL
28,5420,0209
28,5420,096
4,1163 unit
dimana,
: mengitung nilai N
N ST + L f
2,45980,0023
0,0336
dimana,
NORMDIST (z,0,1,0)
Langkah 5
0,0194
: mengitung OT
A
R - DL
T
Rp 3.373,95
0,0209
DT
h
2
h N
4,1163 - 28,5420,096
commit to user
IV - 20
28,5420,0209
2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Rp 1.076.376,95
0,0023
0,0209
Rp 358.843,02
Rp 2.510.251,03/tahun
kecil dari sebelumnya. Oleh karena itu, akan dilakukan iterasi pengurangan T
sebesar 0,005 tahun sehingga T = 0,0159, selanjutnya kembali ke Langkah 2.
Iterasi 4
: mengitung nilai
Langkah 2
Th
0,0159 Rp 358.843,02
Rp 1.076.376,95
0,0053
Langkah 3
R DT
: mengitung nilai R
T + L
DL
28,5420,0159
28,5420,096
3,9913 unit
dimana,
: mengitung nilai N
N ST + L f
2,55970,0017
0,0258
dimana,
NORMDIST (z,0,1,0)
0,0151
commit to user
IV - 21
perpustakaan.uns.ac.id
Langkah 5
digilib.uns.ac.id
: mengitung OT
A
R - DL
T
Rp 3.373,95
0,0159
DT
h
2
h N
3,9913 - 28,5420,096
Rp 358.843,
28,5420,0159
2
Rp 1.076.376,95
0,0017
0,0159
Rp 2.506.443,85/tahun
kecil dari sebelumnya. Oleh karena itu, akan dilakukan iterasi pengurangan T
sebesar 0,005 tahun sehingga T = 0,0159, selanjutnya kembali ke Langkah 2.
Iterasi 5
: mengitung nilai
Langkah 2
Th
0,0109 Rp 358.843,02
Rp 1.076.376,95
0,0036
Langkah 3
R DT
: mengitung nilai R
T + L
DL
28,5420,0109
28,5420,096
3,8743 unit
dimana,
: mengitung nilai N
N ST + L f
2,69000,0011
0,0181
dimana,
NORMDIST (z,0,1,0)
NORMDIST (2,6900
,0,1,0)
= 0,0151
commit
to user
IV - 22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Langkah 5
: mengitung OT
A
R - DL
T
Rp 3.373,95
0,0109
DT
h
2
h N
28,5420,0109
2
3,8743 - 28,5420,096
Rp 1.076.376,95
0,0011
0,0159
Rp 358.843,
Rp 2.577.294,93/tahun
dari sebelumnya. Dengan demikian kebijakan yang optimal untuk suku cadang
5709-4 dapat dilihat pada Tabel 4.11 dan untuk rekap kebijakan yang optimal
semua suku cadang kelas B selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.12.
Tabel 4.11. Hasil Optimal Periode Waktu Antar Pemesanan (T) dan Persediaan
Maksimal (R) Suku Sadang 5709-4
Nama Suku
Cadang
5709-4
T
(tahun) (hari)
0.0259
0.0309
0.0209
0.0159
0.0109
10
12
8
6
4
R
(unit)
4.2466
4.3788
4.1163
3.9913
3.8743
OT (Rp /tahun)
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Keterangan
2,538,224.02
2,593,191.00
2,510,251.03
2,506,443.85
2,577,294.93
Optimal
Tabel 4.12. Rekap Hasil Optimal Periode Waktu Antar Pemesanan (T) dan
Persediaan Maksimal (R) Semua Suku Cadang
No.
1
2
3
4
5
6
7
Nama Suku
Cadang
5709-4
362-509-9002
65-90305-15
16135-62
335-299-401
453A1810-33
AB0473993
T
(tahun) (hari)
R (unit)
0.0159
0.0249
0.0120
0.0160
0.0220
0.0239
0.0310
3.9913
2.2285
3.1554
1.2037
31.3976
1.5455
8.4582
6
10
5
6
8
9
12
commit to user
IV - 23
OT
(Rp/tahun)
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
2,506,443.85
2,292,373.77
1,784,124.15
1,608,858.26
3,935,036.46
1,461,056.69
1,403,073.98
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.12. Rekap Hasil Optimal Periode Waktu Antar Pemesanan (T) dan
Persediaan Maksimal (R) Semua Suku Cadang (lanjutan)
No.
Nama Suku
Cadang
8
9
10
11
12
13
740007
QA03362
MS20995C32
65-90305-20B
AC9380F4010
F5746293620200
T
(tahun) (hari)
0.0178
0.0113
0.0508
0.0128
0.0229
0.0091
7
5
19
5
9
4
OT
R (unit)
(Rp/tahun)
11.4063
2.4028
6.1961
7.7958
1.9153
2.2748
Rp 2,188,351.13
Rp 10,278,218.03
Rp
906,685.95
Rp 2,746,600.50
Rp 1,471,274.40
Rp 7,621,508.13
Nama Suku
Cadang
Banyaknya
Data
5709-4
3 tahun
362-509-9002
6 tahun
65-90305-15
5 tahun
16135-62
3 tahun
335-299-401
6 tahun
453A1810-33
4 tahun
AB0473993
6 tahun
commit
to
740007
5user
tahun
IV - 24
Keterangan
2005-2007
2002-2007
2003-2007
2005-2007
2002-2007
2007-2010
2002-2007
2003-2007
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Nama Suku
Cadang
Banyaknya
Data
Keterangan
9
10
11
12
13
QA03362
MS20995C32
65-90305-20B
AC9380F4010
F5746293620200
5 tahun
3 tahun
6 tahun
5 tahun
3 tahun
2003-2007
2005-2007
2002-2007
2003-2007
2005-2007
2.
3.
4.
Frekuensi
1043
48
3
1
%
% Frekuensi
Frekuensi
Kumulatif
95.25
95.25
4.38
99.63
0.27
99.91
0.09
100.00
Probabilitas
Bil. Random
0-95.25
95.26-99.63
99.64-99.91
99.92-100
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5.
Hari
ke-
Bil.
random
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
89.24
55.28
4.96
94.15
99.04
47.81
26.81
35.95
85.25
94.12
Probabilitas
Bil. Random
0-95.25
0-95.26
0-95.27
0-95.28
95.26-99.63
0-95.25
0-95.26
0-95.27
0-95.28
0-95.29
Jumlah
Permintaan (unit)
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
Melakukan simulasi
Pada simulasi jumlah pemesanan (Q) ditentukan perusahaan untuk
IV - 26
perpustakaan.uns.ac.id
6.
digilib.uns.ac.id
7.
Order
Order merupakan pemesanan, pada simulasi model persediaan perusahaan
order akan dilakukan jika posisi persediaan = 0 unit
8.
Hasil simulasi Montecarlo suku cadang 5709-4 dapat dilihat pada Tabel
4.16, sedangkan untuk suku cadang lain selengkapnya pada Lampiran 5.14. Untuk
rekap total biaya persediaan semua suku cadang kelas B dapat dilihat pada Tabel
4.17.
Tabel 4.16. Hasil Simulasi Montecarlo Suku Cadang 5709-4
Hari
ke1
2
3
4
5
6
7
8
9
lot pemesanan
(unit)
posisi persediaan
(unit)
permintaan
(unit)
2
2
2
2
2
1
1
1
1
1commit to user
IV - 27
0
0
0
0
1
0
0
0
0
shortage
(unit)
order
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
posisi persediaan
permintaan
shortage
(unit)
(unit)
(unit)
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0commit to user 0
0
0
IV - 28
order
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
posisi persediaan
(unit)
permintaan
(unit)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
8
0
8
0
8
0
8
0
8
0
7
1
7
0
7
0
7
0
7
0
7
0
7
0
7
0
7
0
7
0
7
0
7
0
7
0
6
1
6
0
6
0
6
0
6
0
6
0
6
0
6
0
6
0
6
0
6
0
6
0
6
0
6
0
commit to user
6
0
IV - 29
shortage
(unit)
order
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
posisi persediaan
(unit)
permintaan
(unit)
6
0
6
0
6
0
6
0
6
0
6
0
6
0
6
0
6
0
6
0
6
0
5
1
5
0
5
0
5
0
4
1
4
0
4
0
4
0
4
0
4
0
4
0
4
0
4
0
4
0
4
0
4
0
4
0
4
0
4
0
4
0
4
0
4
0
4
0
4
0
4
0
4
0
4
0
4
0
commit to user
4
0
IV - 30
shortage
(unit)
order
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
posisi persediaan
(unit)
permintaan
(unit)
4
0
4
0
4
0
4
0
4
0
4
0
4
0
4
0
4
0
4
0
4
0
4
0
4
0
4
0
4
0
4
0
4
0
4
0
4
0
4
0
4
0
4
0
4
0
4
0
4
0
3
1
3
0
3
0
3
0
3
0
2
1
2
0
2
0
2
0
2
0
2
0
2
0
2
0
2
0
commit to user
2
0
IV - 31
shortage
(unit)
order
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
posisi persediaan
(unit)
permintaan
(unit)
2
0
2
0
2
0
2
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
commit to user
0
0
IV - 32
shortage
(unit)
order
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
posisi persediaan
(unit)
permintaan
(unit)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
commit to user
0
0
IV - 33
shortage
(unit)
order
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
posisi persediaan
(unit)
permintaan
(unit)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6
0
6
0
6
0
6
0
6
0
6
0
6
0
6
0
6
0
5
1
5
0
5
0
5
0
5
0
5
0
5
0
5
0
5
0
5
0
5
0
5
0
5
0
5
0
5
0
5
0
5
0
5
0
5
0
5
0
5
0
5
0
commit to user
5
0
IV - 34
shortage
(unit)
order
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
posisi persediaan
(unit)
permintaan
(unit)
5
0
5
0
5
0
5
0
5
0
5
0
5
0
5
0
5
0
5
0
4
1
4
0
4
0
4
0
4
0
4
0
4
0
4
0
4
0
4
0
4
0
4
0
4
0
4
0
4
0
4
0
4
0
4
0
4
0
4
0
3
1
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
3
0
commit to user
3
0
IV - 35
shortage
(unit)
order
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
posisi persediaan
permintaan
shortage
(unit)
(unit)
(unit)
(unit)
330
331
332
333
334
335
336
337
338
339
340
341
342
343
344
345
346
347
348
349
350
351
352
353
354
355
356
357
358
359
360
361
362
363
364
365
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
Jumlah
19
Hari ke-
Rata-rata
order
Biaya
Rp 358,843.02
OT
Rp 979,464.97
Rp 1,076,376.95
Rp
3,373.95
Rp 2,152,753.91
Rp
16,869.73
commit to user
IV - 36
Rp 3,149,088.61
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.17. Rekap Total Biaya Persediaan Perusahaan Suku Cadang Kelas B
OT Perusahaan
Nama Suku
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Cadang
5709-4
362-509-9002
65-90305-15
16135-62
335-299-401
453A1810-33
AB0473993
740007
QA03362
MS20995C32
65-90305-20B
AC9380F4010
F5746293620200
(Rp/tahun)
Rp 3,149,088.61
Rp 17,474,439.23
Rp 2,725,353.20
Rp 9,176,663.08
Rp 5,371,262.97
Rp 1,967,814.77
Rp 3,064,476.14
Rp 3,327,663.95
Rp 10,635,221.33
Rp 2,238,758.54
Rp 4,131,125.17
Rp 1,752,534.85
Rp 7,958,346.85
Nama Suku
Cadang
5709-4
362-509-9002
65-90305-15
16135-62
335-299-401
453A1810-33
AB0473993
740007
QA03362
MS20995C32
IV - 37
Perusahaan
Rp 3,149,088.61
Rp 17,474,439.23
Rp 2,725,353.20
Rp 9,176,663.08
Rp 5,371,262.97
Rp 1,967,814.77
Rp 3,064,476.14
Rp 3,327,663.95
Rp 10,635,221.33
Rp 2,238,758.54
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Nama Suku
Cadang
11
12
13
65-90305-20B
AC9380F4010
F5746293620200
commit to user
IV - 38
Perusahaan
Rp 4,131,125.17
Rp 1,752,534.85
Rp 7,958,346.85
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V
ANALISIS HASIL
Pada bab ini tahap analisis terdiri dari hasil analisis periode waktu antar
pemesanan (T), analisis persediaan maksimum (R), perbandingan total biaya
persediaan, perubahan periode waktu antar pemesanan (T) suku cadang kelas B,
serta perubahan permintaan suku cadang kelas B.
5.1.
Nama Suku
Cadang
T
(hari)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
5709-4
362-509-9002
65-90305-15
16135-62
335-299-401
453A1810-33
AB0473993
740007
QA03362
MS20995C32
65-90305-20B
AC9380F4010
F5746293620200
6
10
5
6
8
9
12
7
5
19
5
9
4
Dari Tabel 5.1 dapat dilihat hasil perhitungan periode waktu antar
pemesanan (T) pada setiap suku cadang kelas B yang berbeda-beda. Periode
waktu antar pemesanan (T) paling pendek adalah 4 hari pada suku cadang
F5746293620200 dan yang paling panjang adalah 19 hari pada suku cadang
MS20995C32. Pada suku cadang F5746293620200 periode waktu antar
pemesanan (T) yang dihasilkan paling pendek hal ini dikarenakan permintaan
suku cadang F5746293620200 cukup tinggi yaitu 49 unit/tahun juga shortage cost
yang dihasilkan tinggi yaitu Rp 686.979,13.
Maka untuk mengantisipasi adanya
commit to user
V-1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Nama Suku
Cadang
R
(unit)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
5709-4
362-509-9002
65-90305-15
16135-62
335-299-401
453A1810-33
AB0473993
740007
QA03362
MS20995C32
65-90305-20B
AC9380F4010
F5746293620200
4
3
4
2
32
2
9
12
3
7
8
2
3
Dari Tabel 5.2 dapat dilihat hasil perhitungan persediaan maksimum (R)
pada setiap suku cadang kelas B yang berbeda-beda. Persediaan maksimum (R)
yang paling sedikit adalah 2 unit pada suku cadang 16135-62, 453A1810-33 dan
commit to user
AC9380F4010 dan persediaan maksimum (R) yang paling banyak adalah 31 unit
V-2
perpustakaan.uns.ac.id
pada
suku
cadang
digilib.uns.ac.id
335-299-401.
Suku
cadang
16135-62,
453A1810-33,
V-3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dihasilkan lebih kecil dari model kebijakan perusahaan. Selisih total biaya
persediaan untuk semua suku cadang kelas B, yang dapat dilihat pada Tabel 5.3.
Rata-rata selisih total biaya persediaan untuk 13 suku cadang kelas B
sebesar 37,07%, dimana selisih yang paling besar terdapat pada suku cadang 362509-9002 yaitu sebesar 86.88%. Selisih terbesar pada suku cadang 362-509-9002
karena rata-rata persediaan yang tersedia di gudang 44 unit sedangkan besarnya
permintaan 5 unit sedangkan pada model usulan, persediaan yang harus tersedia
cenderung lebih kecil sehingga holding cost yang dihasilkan lebih kecil. Selain itu
holding cost yang dimiliki suku cadang 362-509-9002 paling tinggi dibandingkan
dengan suku cadang lain. Sedangkan selisih total biaya persediaan yang kecil
terdapat pada suku cadang QA03362 sebesar 3.36% dan suku cadang
F5746293620200 sebesar 4.23%. Selisih total biaya persediaan yang cenderung
kecil dipengaruhi oleh besarnya holding cost yang dihasilkan model usulan
dengan model perusahaan hampir sama. Hal ini disebabkan karena besarnya ratarata persediaan yang tersedia di gudang pada model usulan dengan model
perusahaan seimbang dengan banyaknya permintaan.
Tabel 5.3. Selisih Total Biaya Persediaan Suku Cadang Kelas B
No.
Nama Suku
Cadang
OT Perusahaan
(Rp/tahun)
OT Usulan
(Rp/tahun)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
5709-4
362-509-9002
65-90305-15
16135-62
335-299-401
453A1810-33
AB0473993
740007
QA03362
MS20995C32
65-90305-20B
AC9380F4010
F5746293620200
Rp 3,149,088.61
Rp 17,474,439.23
Rp 2,725,353.20
Rp 9,176,663.08
Rp 5,371,262.97
Rp 1,967,814.77
Rp 3,064,476.14
Rp 3,327,663.95
Rp 10,635,221.33
Rp 2,238,758.54
Rp 4,131,125.17
Rp 1,752,534.85
Rp 7,958,346.85
Rp 2,506,443.85
Rp 2,292,373.77
Rp 1,784,124.15
Rp 1,608,858.26
Rp 3,935,036.46
Rp 1,461,056.69
Rp 1,403,073.98
Rp 2,188,351.13
Rp 10,278,218.03
Rp 906,685.95
Rp 2,746,600.50
Rp 1,471,274.40
Rp 7,621,508.13
Selisih OT
(Rp/tahun)
Rp 642,644.76
Rp 15,182,065.47
Rp 941,229.05
Rp 7,567,804.82
Rp 1,436,226.51
Rp 506,758.08
Rp 1,661,402.15
Rp 1,139,312.82
Rp 357,003.30
Rp 1,332,072.59
Rp 1,384,524.67
Rp 281,260.45
Rp 336,838.72
total
biaya
(%)
20.41%
86.88%
34.54%
82.47%
26.74%
25.75%
54.21%
34.24%
3.36%
59.50%
33.51%
16.05%
4.23%
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dilihat pada Gambar 5.1. Model periodic review yang dilakukan dapat menghemat
total biaya persediaan yang dikeluarkan perusahaan untuk mengelola persediaan
di PT. GMF AA. Penghematan total biaya persediaan dipengaruhi oleh beberapa
faktor, satu diantaranya adalah berkurangnya persediaan rata-rata semua suku
cadang kelas B di gudang. Hal ini disebabkan karena setiap suku cadang
mempunyai titik maksimal persediaan. Faktor lain adalah berkurangnya jumlah
shortage yang dilakukan oleh perusahaan karena masing-masing suku cadang
mempunyai persediaan yang lebih dari nol dan akan memesan suku cadang ketika
posisi persediaan berada di bawah titik maksimum persediaan.
Total Biaya Persediaan (Rp/tahun)
Rp80,000,000
Rp72,972,749
Rp70,000,000
Rp60,000,000
Rp50,000,000
Rp40,000,000
Rp40,203,605
Rp30,000,000
Rp20,000,000
Rp10,000,000
RpUsulan
Perusahaan
Model Persediaan
pada semua suku cadang kelas B. Perubahan periode waktu antar pemesanan (T)
dilakukan dengan periode waktu antar pemesanan (T) mingguan dan tidak
dilakukan dengan periode waktu antar pemesanan (T) harian, karena periode
waktu antar pemesanan (T) yang dilakukan harian adalah model continous review.
Periode waktu antar pemesanan (T) mingguan dilakukan mulai dari 1 minggu
hingga 12 minggu. Hasil total biaya persediaan yang diperoleh dari perubahan
periode waktu antar pemesanan (T) memiliki titik minimal pada periode waktu
commit to user
antar pemesanan (T) 6 minggu. Pada perubahan 12 periode waktu antar
V-5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pemesanan (T) ini, hasil yang ditampilkan hanya pada periode waktu antar
pemesanan (T) pada 2 minggu, 4 minggu, 6 minggu, 8 minggu, 10 minggu dan 12
minggu. Pada perubahan periode waktu antar pemesanan (T), terjadi peningkatan
total biaya persediaan seperti ditunjukkan pada Tabel 5.4.
Tabel 5.4. Perubahan Periode Waktu Antar Pemesanan (T) Suku Cadang Kelas B
Periode
Review
2 minggu
4 minggu
6 minggu
8 minggu
10 minggu
12 minggu
93,713,865.23
68,993,203.76
64,598,550.03
65,427,975.90
68,433,010.28
72,565,051.51
Rp 40,203,605.29
Rp 40,203,605.29
Rp 40,203,605.29
Rp 40,203,605.29
Rp 40,203,605.29
Rp 40,203,605.29
Pada Tabel 5.4, total biaya persediaan model usulan lebih kecil
dibandingkan dengan total biaya persediaan jika terjadi perubahan periode waktu
antar pemesanan (T). Hal ini membuktikan bahwa periode waktu antar pemesanan
(T) yang ditetapkan berdasarkan hasil perhitungan model periodic review sudah
optimal. Apabila perusahaan menghendaki agar pengendalian persediaan suku
cadang kelas B dilakukan dengan periode waktu antar pemesanan (T) yang sama,
maka disarankan periode waktu antar pemesanan (T) yang dipakai adalah periode
waktu antar pemesanan (T) 6 minggu. Pada periode waktu antar pemesanan (T) 6
minggu total biaya persediaan yang dihasilkan paling minimum. Walaupun
semakin panjang interval periode waktu antar pemesanan (T), perusahaan akan
lebih mudah mengendalikan persediaan. Akan tetapi, penetapan periode waktu
antar pemesanan (T) harus dicermati lebih teliti oleh perusahaan karena periode
waktu antar pemesanan (T) akan mempengaruhi total biaya persediaan.
Pada Gambar 5.4, total biaya persediaan pada perubahan periode waktu
antar pemesanan (T) akan semakin turun jika interval periode waktu antar
pemesanan (T) semakin panjang. Namun pada kondisi lain ada titik balik yang
mengakibatkan total biaya persediaan akan meningkat jika periode waktu antar
pemesanan (T) semakin panjang. Titik minimum dari total biaya persediaan pada
perubahan periode waktu antar pemesanan (T) adalah pada saat interval periode
waktu antar pemesanan (T) 6 minggu dengan total biaya persediaan Rp
commit to user
64,598,550.03/tahun. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor, salah satunya
V-6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
adalah pada saat periode waktu antar pemesanan (T) kurang dari 6 minggu,
holding cost yang dihasilkan semakin kecil sebab jumlah persediaan menurun.
Menurunnya jumlah persediaan karena tidak terjadi pengadaan persediaan selama
interval periode waktu antar pemesanan (T). Jika holding cost menurun maka total
biaya persediaan juga akan menurun.
Rp100,000,000
Rp90,000,000
Rp80,000,000
Rp70,000,000
Rp60,000,000
OT
Perubahan
Periode
Review
Rp50,000,000
Rp40,000,000
Rp30,000,000
Rp20,000,000
OT Model
Usulan
Rp10,000,000
Rp2
10
12
Gambar 5.2. Grafik Perubahan Periode Waktu Antar Pemesanan (T) Suku
Cadang Kelas B
Sedangkan pada saat interval periode waktu antar pemesanan (T) lebih dari
6 minggu total biaya persediaan akan meningkat, faktor penyebabnya adalah
adanya shortage cost yang semakin membesar. Pengadaan persediaan dilakukan
pada saat periode waktu antar pemesanan (T), jika semakin lama interval periode
waktu antar pemesanan (T), jumlah persediaan yang ada di gudang semakin
menurun dan mungkin tidak dapat memenuhi semua permintaan karena
kurangnya persediaan. Jika terjadi kekurangan persediaan, perusahaan harus
mengeluarkan shortage cost. Meningkatnya shortage cost akan meningkatkan
pula total biaya persediaan.
Jika periode waktu antar pemesanan (T) mengalami perubahan pada semua
suku cadang, maka persediaan maksimum (R) juga akan berubah. Semakin
panjang periode waktu antar pemesanan (T), semakin banyak pula persediaan
maksimum (R) yang harus ada di gudang. Hal ini dikarenakan persediaan
maksimum (R) harus dapat memenuhi permintaan selama periode waktu antar
commitmaksimum
to user
pemesanan (T). Perubahan persediaan
(R) pada periode waktu antar
V-7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pemesanan (T) selama 2 minggu sampai dengan 12 minggu dapat diihat pada
Gambar 5.3.
Gambar 5.3. Grafik Perubahan Persediaan Maksimum (R) Suku Cadang Kelas B
Pada Gambar 5.3 terlihat bahwa semakin lama periode waktu antar
pemesanan (T), persediaan maksimum (R) semakin meningkat. Besarnya
peningkatan persediaan maksimum (R) setiap suku cadang pada perubahan
periode waktu antar pemesanan (T) yang sama, selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel 5.5. Hampir semua suku cadang pada Tabel 5.5 mengalami peningkatan
persediaan maksimum (R) pada saat periode waktu antar pemesanan (T) antara 2
minggu hingga 12 minggu. Namun, suku cadang MS20995C32
mengalami
penurunan persediaan maksimum (R) pada periode waktu antar pemesanan (T) 2
minggu. Hal ini dikarenakan periode waktu antar pemesanan (T) yang optimal
pada suku cadang MS20995C32 adalah 19 hari. Maka pada periode waktu antar
pemesanan (T) 2 minggu, persediaan maksimum (R) berkurang dari 7 unit ke 6
unit.
commit to user
V-8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5.5.
Nama Suku
Cadang
R
awal
(unit)
5709-4
362-509-9002
65-90305-15
16135-62
335-299-401
453A1810-33
AB0473993
740007
QA03362
MS20995C32
65-90305-20B
AC9380F4010
F5746293620200
Total
4
3
4
2
32
2
9
12
3
7
8
2
3
91
Perubahan R (unit)
2
4
6
8
10
12
minggu minggu minggu minggu minggu minggu
5
6
7
8
9
11
3
3
4
5
5
6
6
9
13
16
20
23
2
3
4
5
6
6
37
50
63
75
88
101
2
2
3
3
4
4
9
10
11
12
13
14
15
21
26
32
38
44
4
6
8
9
11
13
6
7
9
10
11
12
13
19
26
32
39
45
3
4
5
7
8
9
4
6
8
10
12
14
109
146
187
224
293
302
permintaan dapat terjadi pada semua suku cadang. Pada analisis ini, perubahan
jumlah permintaan terbagi menjadi dua macam yaitu peningkatan jumlah
permintaan dan penurunan jumlah permintaan. Peningkatan dan penurunan
jumlah permintaan pada analisis ini dilakukan sebesar 20%, 40%, 60%, 80% dan
100%. Jika terjadi peningkatan dan penurunan jumlah permintaan sebesar
persentase tersebut, terjadi perubahan total biaya persediaan seperti ditunjukkan
pada Gambar 5.4.
Perubahan peningkatan dan penurunan jumlah permintaan memberikan
perubahan pada total biaya persediaan seperti yang ada pada Gambar 5.3. Pada
peningkatan jumlah permintaan, semakin tinggi jumlah permintaan maka semakin
besar pula total biaya persediaan. Hal ini disebabkan karena persediaan yang ada
di gudang tidak dapat memenuhi permintaan, maka banyak shortage cost yang
dapat meningkatkan total biaya persediaan meskipun tidak terdapat holding cost.
Selain itu shortage cost di PT. GMF AA lebih tinggi dibandingkan dengan
holding cost, hal ini memberikan commit
pertimbangan
to userbagi perusahaan untuk mengambil
V-9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
V - 10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan dijelaskan kesimpulan mengenai hasil dari pembahasan
pengendalian persediaan suku cadang serta perbandingan model periodic review
dengan model kebijakan perusahaan. Sedangkan saran yang berisi mengenai halhal yang harus dipertimbangkan untuk perusahaan dalam mengelola persediaan.
6.1.
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan hasil penelitian mengenai
persediaan suku cadang di PT. GMF AA yang sesuai dengan tujuan penelitian
sebagai berikut :
1.
2.
3.
6.2.
Saran
Saran untuk PT. GMF AA berdasarkan penelitian ini adalah jika
VI - 1