Anak tunalaras adalah anak-anak yang mengalami gangguan perilaku, yang ditunjukkan
dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, baik di sekolah maupun dalam lingkungan
sosialnya. Pada hakekatnya, anak-anak tunalaras memiliki kemampuan intelektual yang
normal, atau tidak berada di bawah rata-rata. Kelainan lebih banyak banyak terjadipada
perilaku sosialnya.
Beberapa karakteristik yang menonjol dari anak-anak berkebutuhan khusus yang
mengalami kelainan perilaku sosial ini adalah:
Ad v e r t i s e r
Karakteristik umum
Agresif; memiliki gang jahat, suka mencuri dengan kelompoknya, loyal terhadap
teman jahatnya, sering bolos sekolah, sering pulang larut malam, dan terbiasa
minggat dari rumah.
Sosial/Emosi
Karakteristik akademik
Tunalaras.
Semoga
dapat
menambah
wawasan
sahabat-sahabat
a.)Pendekatan Psikodinamik
Ada 2 cara yang dapat di lakukan guru atau tenaga kerja professional lain,yaitu pertama
menerima perilaku dan perasaan anak ,kedua memberikan kesempatan kepada anak untuk
melakukan cathasius(pelampiasan sehingga merasa puas,terharu)
Menerima perasaan perilaku anak bertujuan untuk membentuk hubungan yang dekat antara
guru dengan murid.Satu strategi yang disarankan untuk ini adalah dengan pendekatan
pembelajaran yang lebih permitif dibandingkan dengan kelas-kelas tradisional,karena di
dalam lingkungan tersebut ,anak merasa diterima dan bebas mengekspresikan
pendapat,sehingga anak dapat mengembangkan hubungan yang aman dan meyakinkan
dengan guru atau pembimbingnya.Untuk mendorong perasaanya diterima,beberapa hal
direkmendasikan ,antara lain larangan-larangan formal dilonggarkan,suasana kelas dibuat
nonkompesitif dengan suasana ramah ,ekspresi perasaan dan individualitas diijinkan dan
tujuan pendidikan harus dibuat realistic bagi setiap anak.
b.)Pendekatan psikoedukasi
Pendekatan ini menekankan pada masalah kognitif dan efektif anak dan mengatasinya dengan
membawa anak, sehingga memperoleh insight(wawasan) tentang masalah yang dihadapinya.
Dengan pendekatan ini anak dilatih dengan seperangkat ketrampilan untuk dapat mengatasi
masalah sendiri,dan perangkat ketrampilan ini oleh Fagen dkk.(Kauffman ,1985) terdiri atas 8
hal :
Seleksi
: Kemampuan memahami info yang dating secara teliti.
Penyimpanan : Kemampuan mengingat/menyimpan infoyan diterima
Pengaturan
: Kemampuan mengorganisasikan tindakan berdasarkan rencana yang sudah
diatur
Mengantsipasi konsekuensi: Kemampuan menghubungkan tindakan dengan akibat yang
diduga
mengendalikan frustasi :Kemampuan menghadapi hambatan eksternal yang mengakibatkan
stress
Pencegahan dan penundaan : Kemampuan membatalkan atau menunda keinginan bertindak
Relaksasi : Kemampuan mengurangi ketegangan internal
Ini berati bahwa tekanan pendekatan psikoedukasi adalah pada upaya preventif dengan
pembentukan seperangkat ketrampilan pada anak ,dan perangkat ketrampilan yang
disebut self control curriculum .
c.)Pendekatan behavioristik
Asumsi dasar dari pendekatan behavioristiik adalah bahwa perilaku,termasuk agresi,adalah
fenomena yang terbentuk(learned).Proses terbentuknya perilaku ini adalah melalui interaksi
antara stimulus-respons dengan berbagai kondisinya ,seperti penguat(reinforce),reward
(hadiah),punishment(hukuman).Tentang
perilaku
agresif,pendekatan
behavioristik
beranggapan bahwa yang diperlukan sebenarnya bukan wawasan pelaku tentang tindakan dan
perilakunya,tetapi bagaimana agar pelaku dapat belajar cara berperilaku yang baik.oleh
karena itu ,tekanan dari pendekatan ini adalah pada teknik pengaturan lingkungan untuk
mendorong dan memberi imbalan atas perilaku adaptif dan tidak agresif (Bandura,1973)