Anda di halaman 1dari 9

1205-2015 kementerian komunikasi dan informatika replubik indonesia

Begini Strategi Tol Broadband Nusantara


Kategori Sorotan Media

Papua - Presiden Joko Widodo telah meresmikan infrastruktur sistem komunikasi


kabel laut Sulawesi Maluku Papua Cable System (SMPCS) yang dibangun Telkom.
Infrastruktur yang mulai dibangun sejak 2011 itu bagian dari strategi Telkom itu
mewujudkan Indonesia Connected dari Sabang-Merauke dengan serat optik
sepanjang 77 ribu kilometer.
Jaringan Telkom sudah terhubung di Papua bagian utara yaitu Sorong, Merauke
sampai ke Jayapura. Dan Papua bagian selatan akan di selesai bulan September
2015 di titik-titik tertentu," kata Direktur Utama Telkom Alex Janangkih Sinaga di
Manokwari, Papua Barat, Senin (11/5/2015).
Ekspansi kabel laut ini mendapat sambutan positif dari Jokowi karena bisa
mengimbangi pembangunan tol laut dengan tol broadband.
"Pemerintah juga tidak tinggal diam. Ibaratnya, Telkom telah bangun jalan Tol
Jakarta-Bandung, pemerintah akan mengisi pintu-pintu keluar sepanjang jalan tol
itu, ungkap Menkominfo Rudiantara dalam video conference bersama Jokowi.
Dijelaskannya, pemerintah akan membangun akses internet dengan kabel optik
di 51 kota kabupaten mulai tahun ini dengan pendanaan dari Universal
Obligation Service (USO) atau operator dengan investasi sekitar Rp 3 triliun.
"Soal akan menggunakan dana USO atau tetap menggunakan operator, harus
diputuskan tahun ini. Ini juga bagian dari redesain USO yang dipimpin oleh
Kementerian Kominfo," kata menteri yang akrab disapa Chief RA itu.
Kita harus membangun karena ada 51 lebih kota kabupaten yang belum
terhubung. Lokasinya tak hanya di Indonesia bagian timur saja, tapi tersebar di
seluruh nusantara. Kita harapkan pada 2017, semua pembangunan infrastruktur
itu selesai," lanjutnya.
Sementara untuk Telkom, Rudiantara mengingatkan adanya Single Point Of
Failure (SPOF), dimana Telkom harus memiliki sistem backup, yang harus
disediakan yaitu lewat kabel laut dan satelit.
Kabel laut yang disambung oleh Telkom harus berbentuk cincin atau ring,
dengan begitu Telkom akan memberikan pelayanan teknologi informasi
komunikasi yang lebih baik, pungkasnya. (rou/fyk)

Empat operator asing berebut kelola pelabuhan kuala tanjung


ARIEF KAMALUDIN|KATADATA
Rabu 11/5/2016, 19.06 WIB

Pelindo I menggandeng Port of Rotterdam untuk membangun Pelabuhan


Kuala Tanjung tahap II. Selain itu, akan menjadi konsultan pengembangan
pelabuhan-pelabuhan lain.
PT Pelabuhan Indonesia I (Pelindo I) tengah mencari dan menyeleksi pengelola
Pelabuhan Kuala Tanjung. Ada empat operator pelabuhan berkelas internasional
yang berebut menjadi pengelola pelabuhan di Sumatera Utara itu.
Direktur Utama Pelindo I Bambang Eka Cahyana mengatakan, pihaknya ingin
mencari mitra strategis yang handal untuk mengembangkan pasar Pelabuhan
Kuala Tanjung. Pertimbangannya, daerah tersebut masih merupakan kawasan
baru yang butuh upaya ekstra untuk dikembangkan.
Karena itu, Pelindo I berhati-hati dalam memilih calon mitra operator Pelabuhan
Kuala Tanjung. Sistem seleksi yang digunakan adalah beauty contest. Menurut
Bambang, saat ini ada beberapa perusahaan yang telah menyatakan minatnya.
Mereka adalah para operator berkelas internasional, yaitu DP World asal Uni
Emirat Arab, Hong Kong Modern Terminal, International Container Terminal
Services (ICTSI) asal Filipina, dan APM Terminals dari Belanda.
Di sisi lain, Pelindo I telah memutuskan menjalin kerjasama dengan Port of
Rotterdam International untuk membangun Pelabuhan Kuala Tanjung tahap II.
Selain itu, perusahaan pengembang pelabuhan asal Belanda ini akan menjadi
konsultan pengembangan pelabuhan-pelabuhan lain di Indonesia.
(Baca: Pelabuhan Petikemas Kuala Tanjung Bisa Beroperasi Medio 2017)
Bambang mengatakan, perkembangan pembangunan tahap I Pelabuhan Kuala
Tanjung sudah mencapai 45 persen. Sedangkan pengembangan pelabuhan tahap
II dan seterusnya akan meminta bantuan Port of Rotterdam. Jadi mereka akan
ikut dengan kita menjadi pengembang di Kuala Tanjung, ujarnya saat ditemui di
Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (11/5).
Meski begitu, Bambang menuturkan, Port of Rotterdam ini nantinya tidak akan
menjadi operator Pelabuhan Kuala Tanjung. Pertimbangannya, kompetensi
perusahaan pengembang pelabuhan asal Belanda ini memang hanya
membangun pelabuhan, bukan menjadi operatornya.
(Baca: Jokowi Kaji Dana Jepang untuk Bangun Pelabuhan Patimban Rp 40 T)
Selain itu, Port of Rotterdam diklaim lebih unggul dibandingkan pengembang
pelabuhan
pada
umumnya.
Mereka
juga
memiliki
kemampuan
mengundang tenant-tenant yang telah bekerjasama dengannya.

Dalam membangun Pelabuhan Kuala Tanjung, Port of Rotterdam tengah


melakukan feasibility study. Selain itu, mereka bersama dengan Pelindo I akan
membereskan masalah pembebasan lahan, investigasi lapangan, dan menyusun
rencana komersialisasi pelabuhan.
(Baca: Lanjutkan Reklamasi Teluk Jakarta, Jokowi Kenalkan Proyek Garuda)
Direktur Port of Rotterdam Rene Van Der Plas berharap, kerjasama ini dapat
membantu Indonesia dalam mengembangkan pelabuhan untuk menjadi poros
maritim dunia. Saya pikir indonesia memiliki banyak potensi untuk menjadi
negara maritim yang kuat, ujarnya.
Selain membantu pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung, Port of Rotterdam
akan bekerja sama dengan Pelindo II dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk
membangun Port of Jakarta. Namun, belum ada penjelasan lebih lanjut mengenai
rencana tersebut. Sedangkan dengan pihak Pelindo IV, perusahaan Belanda ini
akan menjadi konsultan pengembangan 9 pelabuhan.
(Baca: Pemerintah Larang Bongkar Muat Batubara di Pelabuhan Cirebon)
Direktur Utama Pelindo IV Doso Agung mengungkapkan, Port of Rotterdam
merupakan pelabuhan terbesar dan tersibuk di Eropa. Untuk itu, pemilihan
perusahaan ini untuk menjadi konsultan pembangunan pelabuhan Indonesia
merupakan hal yang tepat. Ia juga akan meminta pendapat terkait dengan
sembilan pelabuhan yang akan dibangun di Indonesia Timur.
Pembiayaan pengembangan sembilan pelabuhan tersebut menggunakan skema
Penyertaan Modal Negara (PMN). Rinciannya yaitu empat pelabuhan di Papua
(Merauke, Manokwari, Jayapura, dan Sorong). Selain itu masing-masing satu
pelabuhan di Kendari, Ternate, Bitung, Manado, dan Ambon. Pembangunan
sembilan perusahaan itu ditargetkan rampung dan siap beroperasi tahun 2018.

Layani Tol Laut Jokowi, Proyek Pelabuhan Kuala Tanjung Selesai Akhir
2016
Posted Mar 14, 2016
Jakarta -Pelabuhan Kuala Tanjung di Sumatera Utara, masuk ke dalam 5
pelabuhan utama atau hub di program 'Tol Laut' yang digagas oleh Presiden Joko
Widodo (Jokowi). Pelabuhan tersebut dibiayai dan dikembangkan oleh PT Pelindo
I (Persero).
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) operator pelabuhan ini, menargetkan
Pelabuhan Kuala Tanjung tahap I untuk Terminal Multi Purpose atau serba guna,
selesai dibangun pada akhir 2016. Saat ini pembangunan fisik pelabuhan telah
mencapai 41%.
"Akhir tahun ini. Sesuai jadwal, malah lebih cepat. Target Pak Jokowi sendiri
2017, semester satu itu sudah selesai. Kami bisa menyelesaikan akhir 2016
untuk tahap satu," kata Dirut Pelindo I, Bambang Eka Cahyana, saat ditemui di
sela acara Rapat Kerja Ditjen Perhubungan Laut di Kemenhub, Jakarta, Rabu
(2/3/2016).
Bambang mengakui, proses pembangunan relatif sangat cepat sejak peletakan
batu pertama (groundbreaking) pada 27 Januari 2015. Pelabuhan fase I memiliki
fasilitas penumpukan 40 hektar dan kedalaman kolam 11 meter. Pengoperasian
terminal fase I akan dilakukan pada triwulan I-2017.
"Akhir 2016 selesai berarti kuartal satu (2016) sudah beroperasi," sebutnya.
Pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung dibagi ke dalam 4 tahap. Tahap
pertama berupa pembangunan terminal Multi Purpose untuk curah. Nilai
investasinya mencapai Rp 3 triliun.
"Tahap satu itu Rp 3 triliun," sebutnya.
Untuk proses pengembangan ini, Pelindo I memperoleh pendampingan dari Port
of Rotterdam, Belanda. Sedangkan untuk operasional, Pelindo I membuka proses
beauty contest. Bambang mengaku, ada beberapa operator pelabuhan dunia
sudah berminat masuk di Pelabuhan Kuala Tanjung.
"Operatornya tentu akan kita cari. Saya mengatakan begini saja Pelindo I dan

Port of Rotterdam sebagai strategic partner menjadi port developer. Selaku Port
of Developer itu akan mengembangkan kawasan pelabuhan," sebutnya.
Setelah pengembangan Terminal Multi Purpose, Pelindo I bersama Port of
Rotterdam sebagai konsultan melanjutkan fase pengembangan berikutnya
berupa pembangunan kawasan industri (tahap II), pembangunan terminal peti
kemas (tahap III), dan pembangunan kota baru untuk pemukiman (tahap IV).
"Waktu keseluruhan kita targetkan bisa selesai 2020 atau 2019 lah. Kalau
investasi kan tahap I Rp 3 triliun, tahap II Rp 8 triliun. Pokoknya total sampai
tahap ketiga Rp 34 triliun," sebutnya.
Pada pengembangan tahap ketiga atau sampai pembangunan terminal peti
kemas, Pelindo I merancang Pelabuhan Kuala Tanjung menyerupai pengelolaan
Port of Rotterdam. Di dalam area pelabuhan, telah dipetakkan fungsi setiap
terminal.
"Rencananya tahap III selesai itu kita operasikan serupa Port of Rotterdam
begitu, karena nanti kita reklamasi kurang lebih sekitar 1.500 ha," ujarnya.
Pelabuhan Kuala Tanjung, lanjut Bambang, akan didukung dengan sarana dan
prasarana inter land atau di darat, di antaranya akses jalan tol, jalur kereta
pelabuhan hingga Pembangkit Listrik Tenaga Gas. Tak hanya itu, PT Perusahaan
Gas Negara Tbk (PGN) dan PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya siap
memasok gas ke area Pelabuhan Kuala Tanjung.
"Rel sudah masuk 80%. Jalan Tol sudah dibangun samapai ke Tebing Tinggi
kemudian dari Tebing ke Kuala Tanjung itu tinggal 40 km. BUMN sudah
mengirimkan surat kepada Menteri PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat) agar sambungkan jalan tol dari Tebing Tinggi ke Kuala Tanjung. Sekarang
sedang proses adendum dengan BPJT (Badan Pengatur Jalan Tol)," tuturnya.
(feb/wdl)

Sumber : Detik.com
http://finance.detik.com/read/2016/03/02/134626/3155624/4/layani-tol-lautjokowi-proyek-pelabuhan-kuala-tanjung-selesai-akhir-2016
Cabang Pelindo

INFRASTRUKTUR
Pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung Tahap Pertama 51,9%
Juli 22 2016
17:05 WIB
Oleh :Gloria Fransisca Katharina Lawi
Bisnis.com, JAKARTA PT Pelabuhan Indonesia I sudah membangun Pelabuhan
Kuala Tanjung dan kini progresnya mencapai 51,9%.
Corporate Secretary PT Pelabuhan Indonesia I (Pelindo I) M. Eriansyah
mengatakan progress pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung saat ini sudah
mencapai 51,9%.
Saat ini progressnya sudah mencapai 51,9%, dan ini masih dalam penyelesaian
tahap I, kata Eriansyah kepada Bisnis, Jumat (22/7).
Progress 51,9% untuk pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung tersebut meliputi
penimbunan tanah seluas 14 hektar yang sudah diselesaikan 90%, serta
pemancangan dermaga yang sudah mencapai sekitar 50%. Dia meyakini bahwa
penyelesaian pembangunan tahap I Pelabuhan Kuala Tanjung akan tepat waktu.
Kami tetap optimistis paling cepat bisa selesai semua pada awal 2017,
ungkapnya.
Eriansyah mengatakan sampai saat ini operator pengelola Terminal Multipurpose
juga belum ada. Pasalnya, operasionalisasi Terminal Multipurpose masih akan
dikendalikan oleh PT Prima Multi Terminal. Adapun PT Prima Multi Terminal adalah
anak usaha gabungan dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terlibat di
proyek ini yakni; PT PP Tbk (PTPP), PT Waskita Karya Tbk (WSKT) dan PT Pelindo I.
Saat ini tercatat Pelindo I menguasai kepemilikan saham mayoritas di PT Prima
Multi Terminal sebesar 55%, PT PP memegang 30%, sedangkan Waskita memiliki
sisanya yaitu 15%.
Pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung sebagai hub internasional di Indonesia
bagian Barat ini terdiri dari empat tahap, yakni; tahap pertama adalah Terminal
Multipurpose ditargetkan 2015-2017.
Tahap kedua adalah pengembangan kawasan industri seluas 3000 hektar pada

2016-2018, tahap ketiga adalah pengembangan Terminal Hub Peti Kemas


Internasional atau Dedicated Terminal/Hub Port pada 2017-2019, dan tahap
keempat adalah pengembangan kawasan industri terintegrasi atau kota
pelabuhan (city port) pada 2021-2023.
Oleh sebab itu, Pelindo I menargetkan proyek tersebut rampung pada 2020 atau
paling cepat pada 2019.
Proyek yang dibangun di Kabupaten Batubara, Sumatera Utara ini membutuhkan
investasi sekitar Rp34 triliun dengan rincian, investasi tahap pertama Rp3 triliun,
tapa kedua senilai Rp8 triliun, dan tahap ketiga senilai Rp23 triliun.
Pelindo I telah menyetor Rp250 miliar pada 2015 dan akan kembali menyuntikan
investasi sebesar Rp300 miliar tahun ini untuk tahap pertama.
Dana tersebut rencananya akan dialokasikan dari anggaran belanja modal
perusahaan senilai Rp2,5 triliun pada 2016. Skema pembiayaan tahap pertama
Terminal Multipurpose berasal 30% dari kas, sementara sisanya 70% diperoleh
dari pinjaman konsorsium tiga bank pelat merak yaitu; BNI, Bank Mandiri dan
BRI.
Beban investasi tahap ketiga yang terbilang cukup besar membuat Pelindo I
berharap bisa mendapat bantuan dari PT Pelabuhan Indonesia Barat (Pelindo
Barat), anak usaha joint venture antara Pelindo I dan Pelindo II.

Percepat pengembangan Kawasan Kuala Tanjung, Pelindo I kerjasama


Kembangkan Kawasan Industri dengan PT. MOEIS
Posted Dec 2, 2014
Pelindo I dengan PT Perusahaan Pemborong Bangunan, Niaga dan Industri Moeis
melakukan Penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of
Understanding/MoU) tentang Kerjasama Pengembangan Kawasan Industri di
Kuala Tanjung, Sumatera Utara, pada Senin (17/11)
Kesiapan PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) atau Pelindo I dalam mendukung
percepatan pengembangan pelabuhan Kuala Tanjung terus dilakukan. Hal ini
ditandai dengan dilaksanakannya penandatanganan Nota Kesepahaman
(Memorandum of Understanding/MoU) antara Pelindo I dengan PT Perusahaan
Pemborong Bangunan, Niaga dan Industri Moeis tentang Kerjasama
Pengembangan Kawasan Industri di Kuala Tanjung, Sumatera Utara, pada Senin
(17/11). Kesepakatan ini dilakukan untuk menjajaki potensi kerjasama dalam
rangka mengembangkan kawasan industri di Kuala Tanjung yang terintegrasi
dengan pengembangan pelabuhan Kuala Tanjung.
Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama Pelindo I, Bambang Eka
Cahyana dan Joko Malis, Direktur Utama PT Perusahaan Pemborong Bangunan,
Niaga dan Industri Moeis, dengan disaksikan oleh Bupati Batubara, O.K Arya
Zulkarnain, bertempat di Jakarta. MoU ini dimaksudkan untuk menjadi pedoman
untuk mempersiapkan segala sesuatu yag berkaitan dengan rencana kerjasama
proyek dan bertujuan untuk membangun kemitraan dan sinergi usaha antara
kedua pihak untuk mengembangkan kawasan industri di Kuala Tanjung Batubara,
Sumatera Utara dengan mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki.
Dalam sambutannya, Direktur Utama Pelindo I, Bambang Eka Cahyana
menyampaikan Bahwa rencana pengembangan Kuala Tanjung menjadi

perhatian dan prioritas Pemerintah. Pada kesempatan ini dilakukan sinergi untuk
pengembangan Kuala Tanjung dengan kerjasama dalam penyiapan kawasan
industri yang terintegrasi dengan pengembangan pelabuhan Kuala Tanjung, ujar
Bambang.
Untuk menindaklanjuti kerjasama pengembangan kawasan industri ini akan
segera dibuat tim kerja yang terdiri dari kedua belah pihak dan Pemkab Batubara
untuk penyusunan konsep kawasan industri yang paling lambat 6 bulan konsep
tersebut telah selesai dan segera ditindaklanjuti untuk pembangunannya.
Dengan dukungan semua pihak dan Pemkab Batubara rencana pengembangan
kawasan industri ini yakin dapat terwujud, tambah Bambang.
Direktur Utama PT Perusahaan Pemborong Bangunan, Niaga dan Industri Moeis,
Joko Malis menyampaikan kegembiraannya dapat bekerjasama dengan Pelindo I
dan berharap kedepannya kerjasama yang baik ini terus dapat dilanjutkan, kata
Joko.
Sementara Bupati Batubara, O.K Arya Zulkarnain dalam sambutannya
menyambut baik atas rencana pengembangan kawasan industri ini. Perda
Pemkab Batubara telah menampung Perda tentang kawasan industri dan
mengenai rencana tata ruang kawasan industri serta juga mengenai tata ruang
di wilayah laut, kata O.K Arya.
Selain itu Pemkab Batubara juga telah menyediakan sekolah akademi
komunitas negeri khusus untuk logistik yang mendukung supply tenaga kerja
untuk kegiatan pengembangan pelabuhan. Pemkab Batubara mengharapkan
Pelindo I juga dapat turut membantu sharing ilmu untuk sekolah tersebut.
Diharapkan kerjasama ini dapat dilanjutkan dan Pemkab Batubara mendukung
sepenuhnya kegiatan pengembangan kawasan industri ini di Kabupaten
Batubara. ujar O.K Arya menutup sambutannya.
Ruang lingkup Nota Kesepahaman ini adalah mempersiapkan rencana kerjasama
melalui prinsip yang saling menguntungkan yang meliputi yaitu melakukan
inventarisasi terhadap berbagai potensi yang dimiliki, menyusun langkahlangkah yang diperlukan untuk merealisasikan rencana kerjasama dimaksud,
Melakukan kajian baik dari aspek Finansial, Teknis, Komersial, Legalitas dan
Aspek lainnya berkaitan dengan rencana kerjasama.
Kuala Tanjung merupakan wilayah yang cukup strategis, karena saat ini masuk
dalam prioritas pelabuhan yang dikembangkan menjadi Hub Port Internasional
dalam program Tol Laut oleh Pemerintah. Rencana pengembangan kawasan
industri ini akan seluas 1.000 Ha yang hasil produksi di kawasan industri ini
nantinya akan melewati pelabuhan Kuala Tanjung. Pembangunan Pelabuhan
Kuala Tanjung direncanakan akan dilakukan pada Pebruari 2015, dan masa waktu
pembangunannya ditargetkan akan selesai dalam waktu 18 (delapan belas)
bulan. Dengan kedalaman -14 M Lws, pelabuhan Kuala Tanjung memiliki
kapasitas yang dapat menampung 400 ribu Teus Petikemas dan 3,5 Juta Ton
Barang.
Kerjasama ini merupakan wujud keseriusan dari Pelindo I dalam mempercepat
pengembangan pelabuhan Kuala Tanjung tersebut dan sebagai bagian dari
upaya mendukung program Tol Laut Pemerintah yang berfokus pada
pengembangan jaringan maritim nasional, dengan peningkatan kapasitas

infrastruktur Pelabuhan yang bertujuan untuk membuat layanan logistik yang


efisien dan kompetitif sehingga menghasilkan peningkatan daya saing nasional.

Anda mungkin juga menyukai