Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

INFEKSI SALURAN KEMIH

Nama

Silvia Febriannur

NIM

PO.62.24.2.11.149

Kelas

Reguler XIII B

Jurusan

Kebidanan

Ruang

Poliklonik Anak RSUP Dr. Sardjito

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN


PALANGKA RAYA
2014

INFEKSI SALURAN KEMIH

A. Definisi
Infeksi Saluran Kemih atau urinarius Troctus infection adalah suatu keadaan adanya
infasi mikroorganisme pada saluran kemih.
Infeksi saluran kemih pada bagian tertentu dari saluran perkemihan yang di sebabkan
oleh bakteri terutama escherichia coli, resiko dan beratnya meningkat dengan kondisi
seperti refluksvesikouretral, obstruksi saluran perkemihan, statis perkemihan, pemakaian
instrumen baru, septikemia.
Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk mengatakan
adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih.
B. Klasifiksi infeksi saluran kemih sebagai berikut :
1. Ginjal (pielonefritis)
Pielonefritis infeksi traktus urinarius atas merupakan infeksi bakteri piala
ginjal, tubulus dan jaringan intertisial dari satu atau kedua ginjal. Inflamasi pelvis
ginjal yang paling sering adalah kuman yg berasal dari kandung kemih menjalar ke
pelvis ginjal. Pielonefritis ada yang akut dan kronis/menahun.
2. Kandung kemih (sistitis)
Sistitis (inflamasi pada vesika urinari) lebih sering terdapat pada wanita dari
pada pria karna dekatanya muara uretra dan vagina dengan daerah anal. Organisme
gram negative dapat sampai ke saluran kemih selama bersetubuh, trauma uretra, atau
karana kurang higinies.
Biasanya organisme ini cepat di keluarkan sewaktu berkemih ( Miksi ). Pada
pria secret prostat memiliki sifat antibacterial. Akibat paling bahaya dari sistitis adalah
pielonefritis, dengan naiknya kuman kuman dari kandung kemih ke pelvis ginjal.
Manifestasi klinis menunjukkan bakteriuria pada 60-70% kasus, dysuria, sering
berkemih, merasa ingin berkemih terus, sakit di atas suprapubis. Setiap pasien yang di
pasang kateter memiliki resiko tinggi terkena sisititis.
3. Uretritis
Infeksi yang terjadi pada uretra. Sama halnya dengan sistitis, uretritis ini
disebabkan oleh Organisme gram negative yang di dapat selama bersetubuh, trauma
uretra, atau karna kurang higinies.
C. Etiologi
1. Bakteri (Eschericia coli)
2. Jamur dan virus
3. Prostat hipertropi (urine sisa)/BPH
D. Patofisiologi

Masuknya mikroorganisme ke dalam saluran kemih dapat melalui :


1.
2.
3.
4.

Penyebaran endogen yaitu kontak langsung dari tempat infeksi terdekat


Hematogen,
Asending
Eksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter, atau sistoskopi.
Dua jalur utama terjadinya ISK ialah, hematogen dan asending, tetapi dari dua cara ini

asendinglah yang paling sering terjadi.


1. Infeksi Hematogen
Infeksi Hematogen kebanyakan terjadi pada pasien dengan daya tahan tubuh
yang rendah, karena menderita suatu penyakit kronik, atau pada pasien yang
sementara mendapat pengobatan imunosupresif.
Ginjal yang normal biasanya mempunyai daya tahan terhadap infeksi E.coli
karena itu jarang ada infeksi hematogen E.coli.
2. Infeksi Asending
a. Kolonisasi uretra dan daerah introitus vagina
Saluran kemih yang normal umumnya tidak mengandung mikroorganisme
kecuali pada bagian distal uretra yang biasanya juga dihuni oleh bakteri normal
kulit seperti, basil difteroid, streptokokus.
Disamping bakteri normal flora kulit, pada wanita, daerah 1/3 bagian distal
uretra ini disertai jaringan periuteral dan vestibula vaginalis juga banyak dihuni
bakteri yang berasal dari usus karena letak anus tidak jauh dari tempat tersebut.
Karena peran factor predisposisi, maka kolonisasi basil koliform pada wanita
didaerah tersebut diduga karena Adanya perubahan flora normal di daerah
perineum dan berkurangnya antibody local.

b. Masuknya mokroorganisme dalam kandung kemih.


Proses masuknya mikroorganisme ke dalam kandung kemih belum diketahui
dengan jelas. Beberapa factor yang mempengaruhi masuknya mikroorganisme ke
dalam kandung kemih adalah:
Faktor Anatomi
Kenyataan bahwa ISK banyak pada wanita daripada laki-laki, hal ini
disebabkan oleh Uretra wanita lebih pendek terletak lebih dekat pada anus
sedangkan uretra laki-laki bermuara saluran kelenjar prostate dikenal sebagai
anti bakteri yang sangat kuat.
Faktor tekanan urin pada waktu miksi

Mikroorganisme naik ke kandung kemih pada waktu miksi karena


tekanan urin. Dan selama miksi terjadi refluks ke dalam kandung kemih
setelah pengeluaran urin.
Faktor lain, misalnya:
Kebersihan alat kelamin bagian luar.
Naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal
Hal ini disebabkan oleh refluks vesikoureter dan menyebarnya infeksi dari
pelvis ke korteks karena refluks intrareral. Refluks vesikoureter adalah
keadaan patologis karena tidak berfungsinya valvula vesikoureter sehingga
aliran urin naik dari kandung kemih ke ginjal.
Valvulo vesikoureter yang tidak berfungsi ini disebabkan karena:
Edema mukosa ureter akibat infeksi
Tumor pada kandung kemih dan penebalan dindidng kandung kemih.
E. Manifestasi Klinis
Uretritis biasanya memperlihatkan gejala :
1. Mukosa memerah dan oedema
2. Terdapat cairan eksudat yang purulent
3. Ada ulserasi pada urethra
4. Adanya rasa gatal yang menggelitik
5. Good morning sign
6. Adanya nanah awal miksi
7. Nyeri pada saat miksi
8. Kesulitan untuk memulai miksi
9. Nyeri pada abdomen bagian bawah.
Sistitis biasanya memperlihatkan gejala :
1. Disuria (nyeri waktu berkemih)
2. Peningkatan frekuensi berkemih
3. Perasaan ingin berkemih
4. Adanya sel-sel darah putih dalam urin
5. Nyeri punggung bawah atau suprapubic
6. Demam yang disertai adanya darah dalam urine pada kasus yang parah.
Pielonefritis akut biasanya memperihatkan gejala :
1.
2.
3.
4.

Demam
Menggigil
Nyeri pinggang
Disuria

F. Komlikasi
1. Pembentukan Abses ginjal atau perirenal
2. Gagal ginjal

G. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang
1. Urinalisis
Leukosuria atau piuria terdapat > 5 /lpb sedimen air kemih
Hematuria 5 10 eritrosit/lpb sedimen air kemih.
2. Bakteriologis
Mikroskopis ; satu bakteri lapangan pandang

minyak

emersi.

102 103 organisme koliform/mL urin plus piuria.


Biakan bakteri
3. Kultur urine untuk mengidentifikasi adanya organisme spesifik.
4. Hitung koloni: hitung koloni sekitar 100.000 koloni per milliliter urin dari urin
tampung aliran tengah atau dari specimen dalam kateter dianggap sebagai criteria
utama adanya infeksi.
5. Metode tes
Tes dipstick multistrip untuk WBC (tes esterase lekosit) dan nitrit (tes Griess
untuk pengurangan nitrat). Tes esterase lekosit positif: maka psien mengalami
piuria. Tes pengurangan nitrat, Griess positif jika terdapat bakteri yang
mengurangi nitrat urin normal menjadi nitrit.
Tes Penyakit simplek
Tes- tes tambahan :
Urogram intravena (IVU), Pielografi (IVP), msistografi, dan ultrasonografi juga
dapat dilakukan untuk menentukan apakah Menular Seksual (PMS) :
Uretritia akut akibat organisme menular secara seksual (misal, klamidia
trakomatis, neisseria gonorrhoeae, herpes infeksi akibat dari abnormalitas traktus
urinarius, adanya batu, massa renal atau abses, hodronerosis atau hiperplasie
prostate. Urogram IV atau evaluasi ultrasonic, sistoskopi dan prosedur urodinamik
dapat dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab kambuhnya infeksi yang
resisten.
H. Penatalaksanaan
1. Medis
a. Terapi antibiotik untuk membunuh bakteri gram positif maupun gram negatif.
Amoxicillin 20-40 mg/kg/hari dalam 3 dosis. Co-trimoxazole atau trimethoprim 612 mg trimethoprim/kg/hari dalam 2 dosis. Cephalosporin seperti cefixime atau
cephalexin. Co-amoxiclav digunakan pada ISK dengan bakteri yang resisten
terhadap cotrimoxazole.
b. Obat-obatan seperti asam nalidiksat atau nitrofurantoin tidak digunakan pada
anak-anak yang dikhawatirkan mengalami keterlibatan ginjal pada ISK.

c. Apabila pielonefritis kroniknya disebabkan oleh obstruksi atau refluks, maka


diperlukan penatalaksanaan spesifik untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
d. Dianjurkan untuk sering minum dan BAK sesuai kebutuhan untuk membilas
microorganisme yang mungkin naik ke uretra, untuk wanita harus membilas dari
depan ke belakang untuk menghindari kontaminasi lubang urethra oleh bakteri
feces.

2. Non Medis
a. Dianjurkan untuk sering minum dan BAK sesuai kebutuhan untuk membilas
microorganisme yang mungkin naik ke uretra, untuk wanita harus membilas dari
depan ke belakang untuk menghindari kontaminasi lubang urethra oleh bakteri.
b. Daun Sirsak
Daun Sirsak dipercaya mampu mengobati berbagai macam jenis penyakit karena
daun sirsak memiliki kandungan yang sangat bagus untuk kesehatan tubuh, seperti
acetogenins, annocatacin, annocatalin, annohexocin, annonacin, annomuricin,
anomurine, anonol, caclourine, gentisic acid, gigantetronin, linoleic acid,
muricapentocin. kandungan tersebut yang membuat daun sirsak mampu
mengobati berbagai macam jenis penyakit. Daun sirsak memiliki khasiat yang
sangat luar biasa yakni mampu menghambat pertumbuhan bakteri, menghambat
perkembangan

virus,

menghambat

perkembangan

parasit,

menghambat

pertumbuhan tumor, merileksasi otot, anti kejang, meredakan nyeri, menekan


peradangan, menghambat mutasi gen, menurunkan kadar gula darah, menurunkan
demam, menurunkan tekanan darah tinggi, menguatkan saraf, menyehatkan
jantung, meningkatkan produksi asi pada itu hamil, melebarkan pembuluh darah,
membunuh cacing parasait, mengurangi stres, menguatkan pencernaan dan
meningkatkan nafsu makan. Yang paling luar biasa adalah daun sirsak memiliki
zat antikanker (acetogenins) yang kekuatannya 10.000 kali lipat lebih kuat
dibandingkan dengan kemoterapi.
c. Buah Manggis
Begitu banyak manfaat yang dapat kita rasakan dalam kulit manggis, karena kulit
manggis

mengandung

Xanthone

sebagai

antioksidan,

antiproliferativ,

antiinflamasi dan antimikrobial. Sifat antioksidan manggis melebihi vitamin E dan


vitamin C. Xanthone yg terdapat di manggis merupakan subtansi kimia alami
yang tergolong senyawa polyhenolic. Peneliti dari Universitas Taichung di Taiwan

telah mengisolasi xanthone dan deviratnya dari kulit buah manggis di antaranya
diketahui adalah 3-isomangoestein, alpha mangostin, Gamma-mangostin,
Garcinone A, Garcinone B, C, D dan garcinone E, maclurin, mangostenol. Sebuah
penelitian di Singapura menunjukan bahwa sifat antioksidan pada buah manggis
jauh lebih efektif bila dibandingkan dengan antioksidan pada rambutan dan
durian.
Xanthone tidak ditemui pada buah-buahan lainnya kecuali pada buah manggis,
oleh sebab itu buah manggis diberikan julukan sebagi Queen of Fruit atau Si
Ratu Buah. Dari berbagai penelitian, kandungan xanthone dan derivatnya efektif
melawan kanker payudara secara in-vitro, dan obat penyakit jantung.
Kasiat garcinone E (devirat xanthone) ini jauh lebih efektif untuk menghambat
kanker bila dibandingkan dengan obat kanker seperti flaraucil, cisplatin,
vincristin, metohotrexete, dan mitoxiantrone.

DAFTAR PUSTAKA
http://lianerako.blogspot.com/2013/04/asuhan-keperawatan-infeksi-saluran.html
http://puspaeureka.blogspot.com/2013/04/asuhan-keperawatan-isk.html
http://nurse-dessyariani.blogspot.com/2012/10/laporan-pendahuluan-askep-infeksi.html
http://dianalmira.blogspot.com/2013/12/askep-infeksi-saluran-kemih.html
Diakses hari Rabu 21 Mei 2014

LEMBAR PENGESAHAN

Yogyakarta, .................................................
Pembimbing Lahan Praktik

Mahasiswa yang Mengkaji

(.........................................)

(SILVIA FEBRIANNUR)

NIP........................................

NIM. PO 62 24 2 11 149

Pembimbing Praktik dari Institusi

)
NIP.

Anda mungkin juga menyukai