Tiur Interna New DR - Roma
Tiur Interna New DR - Roma
Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) adalah perdararahan saluran makanan proksimal dari
ligamentum Treitz.Untuk keperluan klinik di bedakan perdarahan varises esophagus dan nonvarises,karena antara keduanya terdapat ketidaksamaan dalam pengolalaan dan prognosisnya.Manisfestasi
klinik perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) bisa beragam tergantung lama,kecepatan,banyak
sedikitnya darah yang hilang,dan apakah perdarahan berlangsung terus-menerus atau tidak.Kemungkinan
pasien datang dengan : 1.Anemia defesiensi besi akibat perdarahan tersembunyi yang berlangsung
lama.2.hematemesis dan atau melena di sertai atau tanpa anemia,dengan atau tanpa gangguan
hemodinamik : derajat hipovolemi menentukan tingkat kegawatan pasien
Penyebab perdarahan SCBA yang sering di laporkan adalah pecahnya varises esophagus,gastritis
erosive,tukak peptic,gastropati kongestif,sindroma Mallory-weiss,dan keganasan.Perbedaan di antara
laporan-laporan penyebab perdarahan SCBA terletak pada urutan penyebab tersebut.
Pengelolaan dasar pasien perdarahan saluran cerna sama seperti perdarahan pada umumnya,yakni
meliputi pemeriksaan awal,resusitasi,diagnosis,dan terapi.Tujuan pokoknya adalah mempertahankan
stabilitas hemodinamik,menghentikan perdarahan,dan mencegah perdarahan ulang .Konsensus Nasional
PGI-PEGI-PPHI menetapkan bahwa pemeriksaan awal dan resusitasi pada kasus perdarahan wajib dan
harus bisa di kerjakan pada setiap lini pelayanan kesehatan masyarakat sebelum di rujuk ke pusat layanan
yang lebih tinggi.Adapun langkah-langkah praktis pengelolaan perdarahan SCBA adalah sebagai berikut :
1.Pemeriksaan awal,penekanan pada evaluasi status hemodinamik,2.Resusitasi,terutama untuk stabilisaasi
hemodinamik,3.melanjutkan anamnesis ,pemeriksaan fisik,dan pemeriksaan lain yang di perlukan
4.Memastikan perdarahan saluran cerna bagian atas atau bagian bawah.5.menegakkan diagnosis pasti
penyebab
perdarahan.6.terapi
untuk
menghentikan
perdarahan
penyembuhan
penyebab
perdarahan,mencegah perdarahan ulang.Tegaknya diagnosis penyebab perdarahan sangat menentukan
langkah terapi yang di ambil.
Pemeriksaan awal pada perdarahan saluran cerna
Langkah awal pada semua kasus perdarahan saluran makanan adalah menentukan beratnya perdarahan
dengan memfokuskan pada status hemodinamik.pemeriksaannya meliputi : 1.tekanan darah dan nadi
posisi baring,2.perubahan ortostatik tekanan darah dan nadi,3.ada tidaknya vasokonstrinsik perifer (akral
dingin),4.kelayakan nafas,5.tingkat kesadaran,6.produksi urin
Perdarahan akut dalam jumlah besar melebihi 20% volume intrasvaskular akan mengakibatkan kondisi
hemodinamik tidak stabil,dengan tanda tanda sebagai berikut : 1.Hipotensi (<90/60 mmHg atau MAP <
70 mmHg) dengan frekuensi nadi >100/menit : 2. Tekanan diastolic ortostatik turun > 10 mmHg atau
sistolik turun > 20 mmHg.3.frekuensi nadi ortostatik meningkat >15/menit,4.akral dingin.5.kesadaran
menurun.6.anuria atau oliguria (produksi urin < 30 ml/jam).
Kecurigaan perdarahan akut dalam jumlah besar selain di tandai kondisi hemodinamik tidak stabil ialah
bila di temukan : 1. Hematemesis,2.hematokezia (berak darah segar),3.darah segar pada aspirasi pipa
nasogastrik dan dengan lavase tidak segera jernih,4.hipotensi persisten,5.dalam 24 jam menghabiskan
transfuse darah melebihi 800-1000 ml.
Cara praktis membedakan perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA)atau saluran cerna bagian bawah
(SCBB) terdapat dalam tabel 1
Tabel 1 Perbedaan Perdarahan SCBA dan SCBB
Manifestasi
klinik
umumnya
Aspirasi nasogastrik
Rasio (BUN/kreatinin)
Auskultasi Usus
pada
Perdarahan SCBA
Hematemesis dan melena
SCBB
Hematokezia
Berdarah
Meningkat
hiperaktif
Jernih
< 35
Normal
Seorang pasien yang datang dengan dengan keluhan hematemesis,muntahan seperti kopi karena
berubahnya darah oleh asam lambung,hampir pasti perdarahannya berasal dari SCBA.Timbul
melena,berak hitam lengket dengan bau busuk,bila perdarahannya berlangsung sekaligus sejumlah 50100 ml atau lebih.untuk lebih memastikan keterangan melena yang di peroleh dari anamnesis,dapat di
lakukan pemeriksaan digital rektum.Perdarahan SCBA dengan manisfetasi hematokezia (berak darah
segar) di mungkinkan perdarahannya cepat dan banyak melebihi 1000 ml dan di sertai kondisi
hemodinamik yang tidak stabil atau syok.
Pada semua kasus perdarahan saluran makanan di sarankan untuk pemasangan pipa nasogastrik,kecuali
pada perdarahan kronik dengan hemosinamik stabil atau yang sudah jelas perdarahan SCBB.Pada
perdarahan SCBA akan keluar cairan seperti kopi atau cairan darah segar sebagai tanda bahwa perdarahan
masih aktif.Selanjutnya dilakukan kumbah lambung dengan air suhu kamar.sekirannya sejak awal tidak di
temukan darah pada cairan aspirasi,di anjurkan pipa nasogastrik tetap terpasang sampai 12-24jam.Bila
selama kurun waktu tersebut hanya ditemukan cairan empedu dapat di anggap bukan perdarahan SCBA.
Perbandingan BUN dan kreatinin serum juga dapat di pakai untuk memperkirakan asal perdarahan ,nilai
puncak biasanya dicapai dalam 24-48 jam sejak terjadinya perdarahan,normal perbandingannya 20,di atas
35 kemungkinan perdarahan berasal dari SCBA,di bawah 35 kemungkinan perdarahan SCBB.Pada kasus
yang masih sulit untuk menentukan asal perdarahannya ,langkah pemeriksaan selanjutnya ialah endoskopi
SCBA
Diagnosis Penyebab Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas
Dari 1673 kasus perdarahan SCBA di SMF penyakit Dalam RSU dr.Sutomo Surabaya,Penyebabnya
76,9% pecahnya varises esofagus 19,2% gastritis erosif,1,0% tukak peptik, 0,6%kanker lambung ,dan
2,6% karena sebab-sebab lain.Laporan dari RS pemerintah di jakarta,Bandung,dan Yogjakarta urutan ke 3
penyebab terbanyak perdarahan SCBA sama dengan di RSU dr.Sutomo Surabaya.Sedangkan laporan dari
RS
Definisi :
Adalah radang telinga yang di sebabkan oleh streptococcus aereus dan staphylococcus albus
2. TUJUAN
Untuk mengetahui OESK berdasarkan anamnesis,pemeriksaan fisik,dan pemeriksaan penunjang,serta
penatalaksaan sesuai dengan tingkat keparahannya.
3.DIAGNOSIS
a. Anamnesis :
Gejala :
b.Pemeriksaan Fisik :
Tanda :
4. DIAGNOSIS BANDING :
Pemeriksaan serumen
Biopsi jaringan untuk mengetahui proses keganasan serta mencari basil tahan asam di jaringan
7. TATALAKSANA :
8. KOMPLIKASI :
tuli konduktif
DAFTAR PUSTAKA
1.http://yuudi.blogspot.com/2012/
2.http://id.scribd.com/doc/50632331/Otitis-Eksterna#download
Gangguan pendengaran
Suara berdenging/bedengung (TINITUS)
Rasa pusing yang berputar (vertigo)
Keluar cairan dari telinga
b.Pemeriksaan Fisik :
Tanda :
Palpasi pada telinga luar menimbulkan nyeri pada otitis eksterna dan media.
Membran timpani yang normal memperlihatkan warna yang sangat jelas, terlihat ke
abu-abuan
4. DIAGNOSIS BANDING :
Otitis media kronis supuratif benigna.
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG DASAR :
Tes audiometrik
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG LANJUTAN :
Pemeriksaan radiologi
7. TATALAKSANA :
1.timpanoplasti
2.mastoidektomi
8. KOMPLIKASI :
1. komplikasi telinga dalam
2. Erosi tulang pendengaran
DAFTAR PUSTAKA
1. Dunna, D.I. Et al. 1995. Medical Surgical Nursing ; A Nursing Process Approach 2 nd Edition : WB
Sauders.
2. Makalah Kuliah THT. Tidak dipublikasikan
3. Rothrock, C. J. 2000. Perencanaan Asuhan Keperawatan Perioperatif. EGC : Jakarta.
4. Sjamsuhidajat & Wim De Jong. 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC : Jakarta.
5. Soepardi, Efiaty Arsyad & Nurbaiti Iskandar. 1998. Buku Ajar Ilmu penyakit THT. FKUI : Jakarta
LARINGITIS DIFTERI
1.PENGERTIAN
Definisi : Peradangan yang di sebabkan oleh bakteri
2. TUJUAN
Untuk mengetahui laryngitis difteri berdasarkan anamnesis,pemeriksaan fisik,dan pemeriksaan
penunjang,serta penatalaksaan sesuai dengan tingkat keparahannya
3.DIAGNOSIS
a. Anamnesis :
Gejala :
b.Pemeriksaan Fisik :
Tanda :
4. DIAGNOSIS BANDING :
1
2
Difteri Fausial
Difteri Hidung
3.
5.
6.
EKG secara berkala untuk mendeteksi toksin basil menyerang sel otot jantung dilakukan sejak
hari 1 perawatan lalu minimal 1x seminggu, kecuali bila ada indikasi biasa dilakukan 2-3x
seminggu
7. TATALAKSANA :
1. Antibiotik
Penicillin prokain 100.000 IU/kgBB selama 10 hari. Maksimal 3 gram/hari.
Eritromisin (bila alergi PP) 50 mg/kg BB secara oral 3-4 kali/hari selama 10 hari.
2. Kortikosteroid
Indikasi : Difteri berat dan sangat berat (membran luas, komplikasi bull neck)
Prednison 2 mg/kgBB/hari selama 3 minggu.
Dexamethazon 0,5-1 mg/kgBB/hari seca IV (terutama untuk toksemia)
8. KOMPLIKASI :
1
Miokarditis
2. Kolaps perifer
3.Obstruksi jalan nafas dengan segala akibatnya, bronkopneumonia dan atelektasis
4.Urogenital : dapat terjadi nefritis
5.Penderita difteri (10%) akan mengalami komplikasi yg mengenai sistem susunan saraf terutama
sistem motorik
DAFTAR PUSTAKA
1. Biofarma. 2007.Vaksinasi. http:/www.biofarma.com,2007
2. Ditjen P2PL, Depkes RI, Revisi Buku Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar
Biasa (Pedoman Epidemiologi Penyakit),2007, Jakarta
3. Iwansain.2008. Difteria.www.iwansain.wordpress.com. 1 Mei 2010, 16.00 WIB.
4. Kadun I Nyoman.2006.Manual Pemberantasan Penyakit Menular.
CV Infomedika: Jakarta
FARINGITIS KRONIK
1.PENGERTIAN
Definisi : radang tenggorok yang sudah berlangsung dalam waktu yang lama,biasanya tidak di sertai nyeri
menelan,cuna ada sesuatu yang menganjal di tenggorokkan
1.TUJUAN
Untuk mengetahui faringitis berdasarkan anamnesis,pemeriksaan fisik,dan pemeriksaan penunjang,serta
penatalaksaan sesuai dengan tingkat keparahannya.
3.DIAGNOSIS
a. Anamnesis :
Gejala :
b.Pemeriksaan Fisik :
Tanda :
DAFTAR PUSTAKA
1.brunner dan suddarth th 2002.keperawatan Medikal Bedah Jakarta : EGC
2.Carpenito,Lyndajual.2002.Buku saku Diagnosis Keperawatan.Jakarta : EGC
3.Doenges E.Marlynn.2000. Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta : EGC
4.Guyton,Arthur C.dkk 1997.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta : EGC
5.Mansjoer,Arif.Et al,2000.Kapita Selekta Kedokteran Jakarta : Media Aesculapius FKUI
6.Sentosa Budi.2005 .Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda.Prima Medika
7.Brunner dan Suddarth .2000.Buku saku Keperawatan Medical Bedah Jakarta : EGC
8.Efiaty Arsyad S,Dr,Sp.THT,2000 Buku Ajar ilmu Kesehatan Telinga,Hidung,Tenggorokan Balai
Penerbit FKUI,Jakarta.
9.Sabiston David.C Jr.M.D,1994,Buku ajar Bedah,Penerbit Buku Kedokteran EGC,Jakarta