Anda di halaman 1dari 17

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................3
1.3 Tujuan................................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN MANAGEMENT BIAYA K3...............................................................................4
2.2 Gamabaran Umum Eskalator.5
2.3 Blok Diagram Escalator........................................................................................................6
2.4 Komponen komponen dalam sistem pengendalian eskalator otomatis..............................7
2.5 Konsep Close Loop Pada Sistem Pengendalian Eskalator Otomatis....................................7
2.6 Komponen Eskalator............................................................................................................9
2.7 Tahap pemasangan Eskalator..............................................................................................11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................14
3.2 Saran..................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16

[Type text]

Page 1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia Peraturan yang berkaitan di bidang kesehatan dan keselamatan
kerja khususnya mulai di terapkan. Maka perencanaan yang matang mengenai aspekaspek yang terkait dalam memenuhi fasilitas berjalannya program kesehatan dan
keselamatan kerja, maka tidak lepas dari adanya cost atau biaya yang harus
dikeluarkan

oleh

perusahaan,

berdasarkan

realita

tersebut

penulis

ingin

menyampaikan mengenai aspek-aspek apa saja yang terdapat dalam proses


pembiayaan dalam Kesehatan dan keselamatan kerja.
Masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) secara umum di Indonesia
masih sering terabaikan. Hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya angka
kecelakaan kerja. Masalah umum mengenai K3 ini juga terjadi pada penyelenggaraan
konstruksi. Sektor jasa konstruksi adalah salah satu sektor yang paling berisiko
terhadap kecelakaan kerja. Kerugian jiwa, material, uang dan waktu merupakan
akibat-akibat yang tentu saja akan menghambat secara langsung pelaksanaan proyek
konstruksi.
Keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan untuk menciptakan kondisi yang
mendukung kenyamanan kerja bagi tenaga kerja. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) sering diabaikan, karena dianggap hanya membuang waktu saja, terlebih lagi
mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk (K3). Dalam K3 peran management
sangatlah penting karena berawal dari management yang baiklah setiap program K3
yang akan diterapkan akan berhasil terealisasikan
Pada makalah ini saya ingin memberikan

perencanaan mengenai

proses

perencanaan pengadaan eskalator, dengan melakukan pengukuran-pengukuran untuk


mengetahui biaya yang diperlukan apabila membuat tangga darurat sesuai standart,
dan perawatan tangga yang benar,unsur-unsur tangga yang baik dan menganalisa
biaya yang diperlukan apabila terjadi bahaya atau kecelakaan di saat di escalator
[Type text]

Page 2

,mengetahui biaya langsung dan tidak langsung dari kecelakaan atau bahaya yang
akan diestimasikan.
1.2 Rumusan Masalah
Pengertian management biaya K3
Gambaran Umum tentang eskalator di Transmart
Pengertian Tangga & Cara Perawatan Tangga yang benar
Menghitung Jumlah Biaya yang dibutuhkan dalam proses pengadaan
Dampak apabila tidak dibuatnya eskalator sesuai ketentuan aman dan Besar biaya yang akan
dihasilkan apabila adanya bahaya atau resioko yang terjadi saat menaiki escalator
1.3 Tujuan Makalah
Makalah ini dibuat untuk mengetahui cara menghitung jumlah biaya yang akan dibutuhkan dan yang
akan ditimbulkan dari dampak yang akan terjadi apabila kita tidak menerapkan Unsur K3 di gedung
Transmart.

[Type text]

Page 3

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN MANAGEMENT BIAYA K3
2.1.1 Pengertian Management
Managemen berasal dari bahasa Prancis kuno "management" yang memiliki arti seni melaksanakan
dan mengatur. Kata manajemen juga berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti mengendalikan,
atau terutamanya mengendalikan kuda yang berasal dari bahasa latin manus yang berati tangan. Kata
ini mendapat pengaruh dari bahasa Perancis mange yang berarti kepemilikan kuda (yang berasal dari
Bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan kuda), dimana istilah Inggris ini juga berasal dari bahasa
Italia. Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi management, yang memiliki
arti seni melaksanakan dan mengatur.
1. Manajemen sebagai suatu proses.
Manajemen adalah suatu proses untuk melaksanakan tujuan serta mencapai susuatu melalui kegiatan
orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama.
2. Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen.
Artinya pelaku manajemen atau orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen dalam suatu badan
atau organisai tertentu disebut dengan manajemen.
3. Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (Science)
Sebagian alhi berpendapat bahwa anajemen adalah seni (Art) namun ada juga yang berpendapat
manajemen adalah. suatu ilmu pnegetahuan.
Manajemen juga dapat diartikan sebagai keadaan yang terdiri dari proses yang mengarah pada proses
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian, yang mana keempat proses tersebut
saling mempunyai fungsi yang saling berkaitan untuk mencapai suatu tujuan organisasi.

[Type text]

Page 4

2.2.2 Pengertian Biaya K3


Biaya K3 adalah biaya yang dikeluarkan untuk mewujudkan suatu sistem keselamatan dan
kesehatan kerja pada suatu kegiatan maupun tempat dan dapat ditarik kesimpulan bahwa Management
Biaya K3 adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mengatur dan mengelola semua kegitan atau biaya
yang dibutuhkan untuk tercapainya suatu sistem kesehatan dan keselamatan kerja agar dapat
meminimalisir atau mecegah terjadinya over cost.
2.2 Gamabaran Umum Eskalator
Eskalator atau tangga jalan adalah salah satu transportasi vertikal berupa konveyor untuk
mengangkut orang, yang terdiri dari tangga terpisah yang dapat bergerak ke atas dan ke bawah mengikuti
jalur yang berupa rail atau rantai yang digerakkan oleh motor. Karena digerakkan oleh motor listrik , tangga
berjalan ini dirancang untuk mengangkut orang dari bawah ke atas atau sebaliknya. Untuk jarak yang
pendek eskalator digunakan di seluruh dunia untuk mengangkut pejalan kaki yang mana menggunakan
elevator tidak praktis. Pemakaiannya terutama di daerah pusat perbelanjaan, bandara, sistem transit, pusat
konvensi, hotel dan fasilitas umum lainnya.
Keuntungan dari eskalator cukup banyak seperti mempunyai kapasitas memindahkan sejumlah orang
dalam jumlah besar dan tidak ada interval waktu tunggu terutama di jam-jam sibuk dan mengarahkan
orang ke tempat tertentu seperti ke pintu keluar, pertemuan khusus, dll.
Eskalator dan ramp berjalan digerakkan oleh motor listrik yang berputar secara tetap dan dilengkapi
dengan pegangan tangan yang bergerak sama cepatnya dengan kecepatan bergeraknya anak
tangga/ramp. Kecepatan yang bisa digunakan adalah antara 0,45-0,60 meter/detik, tetapi dengan
rancangan khusus, kecepatan eskalator dapat dipercepat di atas 70 meter/detik.
Eskalator hanya mempunyai dua jenis, jalur tunggal (untuk satu orang berdiri) dengan lebar 60 cm 81
cm, dan jalur ganda (untuk dua orang berdiri bersama dalam satu anak tangga) dengan lebar 100 cm
120 cm. Kemiringan maksimal yang dapat diterima adalah 35 derajat, dengan ketinggian maksimal 20
meter. Sedangkan ramp berjalan hanya mampu mempunyai kemiringan maksimal 15 derajat, dengan
kecepatan antara 0,60 sampai 1,33 meter/detik.
Kemampuan eskalator mengangkut orang atau daya angkut dalam waktu lima menit, untuk jenis eskalator
Tunggal dengan kecepatan 0,45 m/det adalah 170 orang, sedangkan dengan kecepatan 0,60 m/det bisa
mencapai 225 orang. Daya angkut untuk jenis Ganda dalam waktu lima menit, untuk kecepatan 0,45 m/det
adalah 340 orang, sedangkan dengan kecepatan 0,60 m/det bisa mencapai 450 orang.

[Type text]

Page 5

Untuk bangunan kantor dan pusat perbelanjaan yang jumlah lantainya kurang dari enam lantai,
penggunaan eskalator untuk naik-turun orang sangat dianjurkan. Sepasang eskalator beralur tunggal
cocok untuk luas lantai 10.000 meter persegi, sedangkan untuk yang beralur ganda cocok untuk luas lantai
20.000 meter persegi. Untuk kompleks pertokoan, selain perlu disediakan satu lif untuk setiap 10.000
meter persegi lantai, juga perlu disediakan satu eskalator (alur ganda) untuk setiap 5.000 meter persegi
luas lantai.
2.3 Blok Diagram Escalator
Penjelasan :
1. Kecepatan referensi dan kondisi awal sensor dibaca oleh transducer dan kemudian diubah menjadi
sinyal listrik
2. Reference signal tersebut kemudian masuk ke dalam sistem pengendalian motor. Pada awal sistem
aktif, hanya ada sinyal reference yang masuk ke sistem.
3. Sinyal reference tersebut kemudian melewati komponen comparator dan berubah menjadi sinyal aktuasi
yang berfungsi untuk mengendalikan kecepatan putar motor penggerak eskalator.
4. Terjadi proses pengendalian kecepatan, yaitu kecepatan eskalator meningkat / menurun untuk proses
aktualisasi kecepatan yang diinginkan.
5. Hasil proses aktualisasi tersebut kemudian dibaca kembali oleh sensor kecepatan putar motor dan
sensor halangan dan diubah kembali menjadi sinyal feedback untuk kemudian dikembalikan ke bagian
comparator.
6. Sinyal feedback kemudian dibandingkan dengan sinyal input reference sehingga sistem seolah olah
mengetahui apakah kondisi aktual sudah sesuai dengan kondisi setpoint yang diinginkan.

[Type text]

Page 6

2.4 Komponen komponen dalam sistem pengendalian eskalator otomatis

Kecepatan reference yang hendak dicapai (Setpoint)


Keadaan awal sensor saat tidak ada halangan (Controlled variable)
Kecepatan escalator (Controller)
Modul pengendalian pada motor (Controlled Process)
Motor penggerak escalator (Feedback)
Pembacaaan kecepatan putar motor aktual
Pembacaan sensor apakah ada halangan atau tidak
Disturbance

Beban orang yang lewat di eskalator akan mempengaruhi kecepatan putar motor sehingga untuk
mencapai setpoint diperlukan sinyal error yang lebih besar
Kesalahan sensor halangan dalam membaca obstacle.
Contoh kasus :
Kucing yang berjalan melewati sensor akan mengaktifkan sistem pengendalian kecepatan pada
eskalator.
Deadtime
Saat sensor mendeteksi halangan, kecepatan tidak langsung berubah pada saat itu juga, ada
delay beberapa detik sebelum mencapai kecepatan yang diinginkan.
2.5 Konsep Close Loop Pada Sistem Pengendalian Eskalator Otomatis
Sistem pengendalian eskalator otomatis ini menerapkan sistem close loop dimana dalam sistem ini
terdapat komponen feedback yang berasal dari hasil pembacaan kondisi aktual kecepatan putar motor
menggunakan sensor putaran dan hasil pembacaaan dari sensor halangan. Hasil dari komponen feedback
tersebut berupa sinyal feedback yang dikembalikan ke comparator untuk kemudian dibandingkan dengan
input sinyal reference yang memicu sinyal aktuasi untuk mengendalikan kecepatan putar motor agar sesuai
dengan setpoint.
1. Rise - Hal ini merupakan tujuan dasar dari escalator, yaitu membawa orang dari satu
lantai ke yang lainnya. Rise dihitung dari lantai ke lantai (floor to floor). Karena itu selum
memesan escalator, kita memerlukan secara pasti rise nya. Untuk Escalator dengan rise
diatas 6000mm, diperlukan support tambahan (intermediate support) agar escalator tidak
bergoyang -goyang ketika sudah terpasang. Setiap model escalator mempunyai rise
maksimalnya. Hyundai Elevator mempunyai Escalator yang bisa di desain dengan rise
sampai sekitar 36 m Escalator Modular mempunyai motor di bagian tengahnya sehingga

[Type text]

Page 7

mampu untuk mencapai rise yang besar. Sedangkan untuk escalator ekonomis, bisa
menggunakan tipe wordclass.
2. Hal kedua adalah lebar dari step escalator. Apabila Kapasitas lift dihitung dengan jumlah
penumpang, maka escalator dihitung dengan jumlah penumpang per jam. Hal ini tercermin
dari lebar stepnya, mulai dari yang terkecil W800 sampai W1200 (9000 orang per jam).
3. Sudut escalator juga merupakan komponen yang perlu diperhatikan. Hal ini
berpengaruh pada panjang escalator. Dimana sudut escalator pada umumnya adalah 30
derajat. Tetapi untuk kondisi yang khusus, bisa dirancang dengan sudut 35 derajat.
4. Cover-cladding merupakan pembungkus dari truss escalator, cover-cladding bisa dipilih
dengan material stainless steel, painted, kaca, atau gipsum, tergantung dengan keperluan
dan estetika.
5. Ada faktor yang tidak terlalu diperhatikan, tetapi perlu kita ketahui, yaitu Flat step. Flat
step merupakan jumlah step yang rata sebelum mulai menanjak. Flat step biasanya 2, ada
juga yang 3, hal ini bergantung dari berbagai faktor pertimbangan, seperti tinggi escalator,
kenyamanan pengguna. Tentunya flat step juga mempengaruhi panjang dari escalator.
Mungkin masih banyak lagi hal hal yang perlu diperhatikan, tetapi ada satu hal tambahan
yang perlu juga dipikirkan, yaitu efisiensi dari escalator, apakah menggunakan mode on
terus, start stop, atau menggunakan inverter.

[Type text]

Page 8

2.6 Komponen eskalator


1. Eskalator memiliki dua platform bagian yang melengkung pada trek, serta gigi dan
motor yang mendorong tangga. Platform atas berisi rakitan mesin penggerak dan roda gigi
drive utama, sedangkan bagian bawah memegang fungsi yang sama dengan platform
diatas namun sebagai penahan laju kecepetan mesin penggerak. Bagian ini juga jangkar
ujung rangka eskalator. Selain itu, platform berisi plat lantai dan piring sisir. Dinamakan
demikian karena tepi yang menyerupai gigi sisir. Pelat lantai menyediakan tempat bagi
penumpang

untuk

berdiri

sebelum

mereka

melangkah

ke

tangga

2. Truss adalah struktur logam berongga yang jembatan atas dan bawah pendaratan. Hal
ini terdiri dari dua bagian sisi bergabung bersama dengan kawat gigi silang di bagian
bawah dan hanya di bawah puncak. Ujung rangka yang melekat pada platform lantai atas
dan bawah dari baja atau mendukung beton. Truss yang membawa semua bagian trek
lurus yang menghubungkan bagian atas dan bawah
[Type text]

Page 9

Sistem jalur dibangun ke truss untuk memandu langkah rantai, yang terus menarik
langkah dari platform bawah dan kembali ke atas dalam sebuah lingkaran tak berujung.
Sebenarnya ada dua jalur pada sistem ini: satu untuk roda depan tangga (disebut jalur
langkah-roda) dan satu untuk roda belakang (disebut jalur roda trailer). Posisi relatif dari
trek ini menyebabkan anak tangga untuk membentuk tangga karena escalator bergerak
keluar dari bawah piring sisir. Sepanjang bagian rangka yang lurus rel berada di jarak
maksimal namun terpisah. Konfigurasi ini membuat anak tangga berada di sudut 90
derajat relatif terhadap langkah anak tangga di belakangnya. Sudut siku-siku lengkungan
ini anak tangga menjadi bentuk tangga. Di bagian atas dan bawah eskalator, yang
bertemu dua jalur sehingga roda depan dan belakang langkah-langkah hampir dalam garis
lurus. Hal ini menyebabkan tangga terletak pada suatu pengaturan seperti lembaran yang
rata, satu demi satu, sehingga escalator dengan mudah dapat melakukan perjalanan di
tikungan bagian jalur melengkung. Trek melakukan langkah-langkah di sepanjang bagian
bawah rangka sampai mereka mencapai ke arah bawah, di mana mereka melewati bagian
lain melengkung lagu sebelum keluar dari bawah arahan. Pada titik ini trek yang terpisah
dan langkah-langkah sekali lagi mengasumsikan konfigurasi tangga.
Siklus ini diulang terus-menerus sebagai langkah ditarik dari bawah ke atas dan
kembali ke bawah lagi. Anak tangga yang dihubungkan oleh sebuah rantai logam kontinu
sehingga mereka membentuk loop tertutup dengan masing-masing langkah mampu
membungkuk dalam hubungannya dengan tetangganya. Tepi depan dan belakang anak
tangga masing-masing terhubung ke dua roda. Roda belakang lebih lanjut diatur terpisah
untuk masuk ke trek belakang dan roda depan memiliki sumbu pendek untuk masuk ke
jalur depan sempit. Seperti dijelaskan di atas, posisi trek kontrol orientasi anak tangga
pagar pembatas menyediakan pegangan yang nyaman bagi penumpang sementara
mereka naik eskalator. Hal ini dibangun dari empat bagian yang berbeda. Di tengahtengah pagar adalah slider, juga dikenal sebagai glider "ply," yang merupakan lapisan dari
katun atau tekstil sintetik.
Tujuan dari lapisan slider adalah untuk memungkinkan pagar untuk bergerak
dengan lancar di sepanjang jalur tersebut. Lapisan berikutnya, yang dikenal sebagai

[Type text]

Page 10

anggota ketegangan, terdiri dari baik kabel baja atau pita baja datar. Ini memberikan
pegangan dengan kekuatan tarik yang diperlukan dan fleksibilitas.

2.7 Tahap pemasangan Eskalator


1. Tahap pertama dari konstruksi eskalator ini adalah untuk menetapkan desain, seperti
dijelaskan di atas. Eskalator produsen menggunakan informasi ini untuk membangun
peralatan dengan tepat disesuaikan. Ada dua jenis perusahaan yang menyediakan
eskalator, produsen utama yang benar-benar membangun peralatan, dan pemasok
peralatan sekunder yang merancang dan menginstal. Dalam kebanyakan kasus, para
pemasok sekunder mendapatkan peralatan yang diperlukan dari produsen primer dan
membuat modifikasi yang diperlukan untuk instalasi. Oleh karena itu, eskalator
kebanyakan

benar-benar

dirakit

di

pabrik

utama.

2. Sebelum instalasi, daerah peletakan harus siap untuk terhubung ke eskalator. Ada
berbagai metode untuk mengangkat perakitan truss ke tempatnya, yang salah satunya
adalah alat angkat gunting terpasang pada platform dukungan roda. Angkat gunting
dilengkapi dengan perakitan pelacak untuk membantu menyelaraskan vertikal dan sudut
eskalator. Dengan perangkat tersebut, ujung atas dari rangka dapat dengan mudah
disesuaikan. Ujung bawah dari rangka dapat kemudian diturunkan ke dalam lubang yang
terkait dengan lantai pendaratan yang lebih lebih rendah. Dalam beberapa situasi, pagar
pembatas dapat dikirim secara terpisah dari sisa peralatan. Dalam situasi seperti itu,
pagar pembatas harus di gulung dan dikemas untuk pengiriman. kemudian hubungkan ke
rantai
3.

Membuat

yang
proses

tepat
sambungan

setelah
terakhir

eskalator
untuk

sumber

diinstal.
daya

escalator

4. Verifikasi atau pastikan semua alat berfungsi dengan baik, periksa untuk memastikan
semua trek dan rantai dengan sudah di pasang dengan tepat dan benar (bagian
terpenting dari seluruh proses)

[Type text]

Page 11

2.8 PERHITUNGAN BIAYA


RENCANA ANGGARAN ALAT PELINDUNG DIRI DAN ESKALATOR
NO

Nama Alat

Jumlah

Harga Satuan

Total Harga

1.
2.

Eskalator
Helmet

1 buah
5 buah

Rp1.900.000.000
Rp 360.000

Rp1.900.000.000
Rp1.800.000

3.

Kacamata safety

5 buah

Rp 210.000

Rp1.050.000

4.

Hand gloves

5 pasang

Rp 55.000

Rp 275.000

5.

Sepatu safety

5 pasang

Rp 365.000

Rp1.825.000
TOTAL BIAYA

Rp 6.850.000 .000

2.9 Dampak dan Bahaya


Membuat kita malas untuk jalan kaki
Kurang aman karena sering terjadi kemacetan saat digunakan
Membuat tubuh kurang sehat
Menjadikan anak manja
Pemborosan pemakaian daya listrik karena ketika menggunakan escalator harus menggunkan
tenaga daya listrik yang tinggi

[Type text]

Page 12

1. Kurangnya daya listrik pada escalator yang menyebabakan


mesinnya macet-macet
2. Sebab langsung Lemahnya kesadaran atau menyepelekan
kecelakaan saat menaiki eskalator
3. Sebab Langsung adalah kondisi tangga darurat yang memiliki
lebar yang tidak dapat dilalui orang banyak, kurangnya scaff tag
atau fasilitas pendukung di area eskalator
4. Insiden terjadinya suatu kerusakan di eskalator
5.
Kerugian banyaknya
orang yang cidera,
luka maupun
terjebak didalam
mesin eskalator

Biaya Langsung :
1.Biaya
pengobatan/perawatan
korban
2.Biaya asuransi
Biaya Tidak langsung :
[Type text]

Page 13

1.kerusakan bangunan Gedung


2.kerusakan benda / material eskalator
3.Gangguan dan terhentinya proses pembelanjaan
4. pengeluaran biaya sarana /prasarana darurat
5.waktu untuk administari
6. Kerugian bisnis dan reputasi transmart

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas diketahui bahwa mangement biaya sangat lah penting dalam
setiap proses kegiatan karna dapat merincikan maupun mengelola biaya-biaya yang diperlukan
untuk mendukung terealisasikannya

K3 saat menggunakan escalator di transmart, didalam

pembahasan pun dirincikan biaya-biaya yang dibutuhkan dalam proses pengadaan atau
pembuatan tangga sesuai standart aman dan apabila pihak transmart tidak menerapkan standart
escalator yang sudah diatur oleh undang- undang apabila terjadi kecelakaan akan menghasilkan
biaya yang jauh lebih besar dari pada jumlah yang dibutuhkan untuk mebuat tangga standart
aman yang akan dikaitkan dengan teori gunung es dan teori domino yang menghasilkan biaya
langsung maupun tidak langsung, dari hal ini juga penulis menyadari dari kegiatan manajement
[Type text]

Page 14

biaya dalam pembuatan eskalator aman pun dapat meminimalisir over cost dari biaya yang
dihasilkan dari suatu keadaan darurat.
3.2 Saran
Hal yang Harus Anda Lakukan dan Larangan di Eskalator
Yang harus dilakukan di eskalator:
1. Menghadap ke depan dan pegang handrail
2. Injak anak tangga dengan benar dan pastikan posisi kaki tidak melebihi garis kuning sisi eskalator
3. Anak- anak harus selalu didampingi oleh orang dewasa dan pegang tangan anak selama
eskalator melaju
4. Pada akhir laju, melangkah keluar dari eskalator dengan hati- hati dan berikan ruang bagi
penumpang selanjutnya untuk melangkah
5. Selalu gunakan tombol berhenti darurat apabila terjadi insiden di eskalator

Larangan di eskalator:
1. Penumpang yang mengalami gangguan fisik, menggunakan tongkat, kruk, alat bantu jalan, atau
kursi roda tidak boleh menggunakan eskalator
2. Jangan membawa keranjang belanja di eskalator
3. Jangan memindahkan benda besar, panjang, atau berat dengan eskalator
4. Jangan bermain- main di eskalator. Dampingi selalu anak saat menggunakan eskalator dan
pegang tangannya selama eskalator melaju
5. Jangan menaiki eskalator dari arah yang salah
6. Jangan duduk di eskalator atau pada handrail, atau bersandar pada railing

[Type text]

Page 15

DAFTAR PUSTAKA
Ilham,Muhammad.2010.Pengertian Mangement
http://iamchamami.blogspot.co.id/2010/11/apa-yang-dimaksud-management.html. Diakses pada
tanggal 5 desember 2016 pukul 18:00
Dessi,Finda.2012.Konstruksi Eskalator http://findadessi.blogspot.co.id/2012/05/konstruksitangga.html. Diakses pada tanggal 5 desember 2016 pukul 19:05
Besta,Besta.2015.dampak eskalator http://bestananda.blogspot.co.id/2015/02/dampakeskalator.html. Diakses pada tanggal 5 desember 2016 pukul 20:45
[Type text]

Page 16

Jiwangga,Jiwangga.2008.SNI Eskalator
http://jiwangga.com/MyPad/Entries/2008/5/12_SNI_Tangga_Kebakaran.html. Diakses pada
tanggal 5 desember 2016 pukul 21:34

[Type text]

Page 17

Anda mungkin juga menyukai