Gerak brown adalah gerak acak (gerak zig zag ) ,gerak tidak beraturan
dari partikel koloid. Sifat kinetik dapat terjadi karena disebabkan oleh
gerakan termal dan gravitasi. Gerak brown menunjukan kebenaran teori
kinetik molekul yang mengatakan bahwa molekul molekul dalam zat
cair senantiasa bergerak ,makin tinggi suhu makin cepat gerak brown
karena energi kinetik molekul medium meningkat sehingga
menghasilkan tumbukan yang lebih kuat.
2. Muatan koloid
a. Elektroforesis
Elektroforesis merupakan peristiwa pergerakan partikel koloid yang
bermuatan salah satu elektroda dalam suatu sistem sejenis
elektrolis,elektrolisis dapat digunakan untuk mendeteksi muatan suatu
sistem koloid
b. Adsorbsi
Partikel koloid mempunyai kemampuan menyerap ion atau muatan
listrik pada permukaannya . Penyerapan pada permukaan ini disebut
adsorbsi. Partikel koloid dapat mengadsorbsi ion muatan listrik dan zat
yang berupa molekul netral .
c. Koagulasi
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk
endapan koloid dapat distabilkan muatannya,jadi koloid yang bermuatan
negatif akan digumpalkan dianoda , sedangkan koloid yang bermuatan
positif digumpalkan di katoda. Koagulasi atau pengendapan yang
disebabkan oleh gaya gravitasi akan terjadi jika sistem tidak bermuatan.
3. Koloid pelindung
Suatu koloid dapat distabilkan dengan menambahkan koloid lain yang
disebut koloid pelindung. Koloid pelindung ini akan membungkus
partikel zat terdispersi sehingga tidak ada lagi yang mengelompok.
4. Dialisis
Dialisis merupakan proses pemurnian dalam suatu sistemkoloid dari
partikel partikel bermuatan yang menempel pada permukaan ,dialisis
dapat menghilangkan ion ion pengganggu, pada proses ini digunakan
selaput semipermeabel.
C. Koloid Liofil Dan Koloid Liofob
1. Koloid liofil (suka cairan). Koloid dimana terdapat gaya tarik menarik
yang cukup besar antara fase terdispersi dengan medium pendispersi .
Contoh : sabun, kanji dan deterjen
2. Koloid liofob (tidak suka cairan). Koloid dimana terdapat gaya tarik
menarik antara fase terdispersi dengan medium pendispersi yang cukup
lemah atau bahkan tidak ada sama sekali . Contoh : dispersi emas ,
belerang dalam air.
D. Pembuatan Sistem Koloid
1. Kondensasi
Merupakan cara kimia . Terjadinya kondensasi partikel molekul atau ion
bergabung membentuk partikel koloid. Reaksi kimia untuk menghasilkan
koloid meliputi :
a. Reaksi redoks
2H2S(g) + SO2 (aq)
3S(s)(koloid) + 2H2O(l)
b. Reaksi hidrolisis
FeCl3(aq) +3 H2O(l)
Fe(OH)3(s)(koloid) +
3HCl(aq)
c. Reaksi substitusi
2H3AsO3(aq) + 3H2S(g)
As2S3(s) (koloid) + 6H2O(l)
2. Dispersi
Dengan cara dispersi , partikel kasar dipecah menjadi partikel koloid dan
dapat dilakukan dengan cara mekanik maupun kimia
Yang termasuk cara dispersi :
a. Cara mekanik
Cara ini dilakukan dari gumpalan partikel yang besar kemudian
dihaluskan dengan cara
penggilingan sampai memperoleh tingkat kehalusan tertentu ,
kemudian diaduk dengan medium pendispersi
b. Cara busur bredig
Digunakan untuk membuat sol sol logam dengan loncatan bunga
listrik .cara busur ini merupakan gabungan cara disperse dan cara
kondensasi.
c. Cara Peptisasi
Cara peptisasi adalah pembuatan koloid dari butir butir kasar atau
dari suatu endapan dengan bantuan pemeptisasi (pemecah)
3. Koloid asosiasi
Berbagai jenis zat , seperti sabun dan deterjen larut dalam air tetapi
tidak membentuk larutan melainkan koloid . Molekul sabun atau deterjen
terdiri atas bagian yang polar dan yang non polar . Sebagai bahan pencuci
,sabun dan deterjen bukan saja berfungsi sebagai pengelmusi tetapi juga
sebagai pembasah atau penurun tegangan permukaan. Air yang
mengandung sabun mempunyai tegangan permukaan yang lebih rendah
sehingga lebih mudah meresap pada bahan cucian.
BAB VI
PEMISAHAN DAN ANALISIS CAMPURAN
A. Campuran
Campuran adalah materi yang terdiri dari beberapa zat yang berbeda dan
setiap zat penyusun masih tetap mempunyai sifat-sifat zat asalnya Sifatsifat campuran sebagai berikut :
1) terdiri dua macam zat atau lebih
2) perbandingan jumlah setiap zat dalam suatu campuran bervariasi
3) tiap-tiap zat penyusun tetap memilki seperangkat sifat-sifatnya yang
khas
4) campuran dapat heterogen atau homogen . Campuran homogen
disebut larutan
5) campuran dapat dipisahkan atas komponen-komponennya secara fisis
Contoh :
Air garam merupakan campuran air dan garam
Sifat-sifat campuran air garam sebagai berikut:
Terdiri dari dua jenis zat tunggal atau lebih, air garam terdiri dari air dan
garam.
Mempunyai sifat asal, sifat rasa asin pada air garam tidak hilang
Tidak mempunyai komposisi tetap, larutan garam dapat dibuat dengan
berbagai macam perbandingan antara air dan garam
Komponen-komponen dapat dipisahkan secara fisis, garam dapat
dipisahkan dari air garam dengan penguapan (pengristalan).
Campuran dapat dibedakan menjadi dua macam sebagai berikut:
Campuran homogen (disebut juga larutan), komponen-komponen
penyusun bercampur secara merata , tidak memiliki bidang batas
antara zat penyusunnya, dan mempunyai sifat yang sama di seluruh
bagian .contoh: udara dan air gula
Campuran heterogen, komponen-komponen penyusun campuran tidak
mengalami perubahan sehingga dengan mudah dapat dilihat atau
dibedakan. Contoh: tepung beras dan air, minyak dengan air, dan pasir
dengan kapur.
B. Pemisahan Campuran
Pemisahan campuran suatu zat dapat dilakukan dengan cara:
1. Destilasi adalah merupakan suatu proses pemurnian untuk suatu
senyawa cair yang didahului dengan penguapan senyawa cair dengan
cara memanaskannya atau memisahkan suatu zat dari campuran
berdasarkan perbedaan titik didih. Contoh: memisahkan air murni dari air
laut, penyulingan minyak kayu putih, penyulingan minyak bumi,
memisahkan alkohol dari campurannya dengan air, memisahkan air dari
air teh.
2. Kromatografi adalah cara pemisahan campuran didasarkan perbedaan
migrasi dan distribusi senyawa atau ion-ion tersebut di dalam dua fase
yang berbeda (fase gerak dan fase diam). Kromatografi dapat digunakan
untuk menentukan konsentrasi suatu zat sampel menentukan komponenkomponen yang terdapat dalam suatu zat sampel dengan menghitung
harga Rf tiap komponen, menentukan kemurnian zat sampel, memisahkan
komponen-komponen yang terdapat dalam suatu zat.
3. Sublimasi adalah proses perubahan zat dari fase padat langsung
menjadi uap dan uap yang
dihasilkan dikondensasi langsung menjadi padat tanpa melewati fase cair.
Elektrolisis
c.
Pengendapan
o
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Contoh :
1. Berat cuplikan yang mengandung CuO adalah 8,1 gram, jika berat Cu
dalam cuplikan tersebut 0,9 gram tentukan kadar Cu dalam cuplikan
tersebut!
Penyelesaian : Menggunakan faktor gravimetri : Cu/CuO
berat Cu
0,9
Kadar Cu dalam cuplikan = -----------------------x 100 % =
----------- x 100 % = 11 %
berat CuO
0,81
2. Sampel yang mengandung Mg2P2O7 beratnya 20 gram, tentukan kadar P
dalam sampel tersebut! (Ar-Mg =24 , P=31;O=16)
Penyelesaian : menggunakan faktor gravimetri 2P/Mg2P2O7
2P
2.31
62
Kadar P dalam senyawa = ------------------ x 100 % = ---------------- x 100 % =
-------------x 100 % = 27.9 %
Mg2P2O7
222
222
3.
Suatu mineral beratnya 30 kg mengandung senyawa Fe2O3 sebesar 21
kg.Tentukan kadar Fe2O3 dalam mineral tersebut!
Penyelesaian :
berat Fe2O3
21
Kadar Fe2O3 = --------------------- x 100 % = ------------ x 100 % = 70 %
berat mineral
31
v Analisis volumetri
o Volumetri merupakan analisa yang didasarkan pada pengukuran volume
o Analisis volumetri dapat dilakukansecara titrasi (titrimetri).
o Titrasi adalah volumetri dalam larutan baku yang duperlukan untuk bereaksi
sempurna dengan sevolume tepat atau sejumlah berat zat yang akan
ditentukan.
o Analisis volumetri didasarkan pada reaksi kimia yang terjadi.
o Misalnya zat X direaksikan dengan sejumlah zat Y menghasilkan suatu
produk:
o X + Y
--------->
produk
o X adalah titran (penitrasi) , cairan yang dialirkan dalam buret.
o Y adalah titrat ( zat yang dititrasi), larutan pada wadah yang digunakan
dalam titrasi seperti labu erlemeyer.
o Keadaan ketika terjadi kesetaraan antara zat yang dititrasi dan zat penitrasi
disebut titik ekivalensi (titik akhir titrasi teoritis), sedangkan titik akhit titrasi