Anda di halaman 1dari 9

BAB V

KOLOID , SUSPENSI DAN LARUTAN SEJATI


Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya
terletek antara larutan dan suspensi (campuran kasar ). sistem koloid
terdiri atas dua fase yaitu fase terdispersi dan medium pendispersi . Contoh
koloid yang sering kita temui : protein ,karbohidrat ,lemak, susu, krim salep
dan lain lain. Jadi sistem koloid berguna bagi manusia .
A. Komponen Dan Pengelompokan Sistem Koloid
1. Pengertian sistem koloid, larutan dan suspensi
Sistem koloid adalah suatu sistem yang bila diamati secara
makroskopis bersifat homogen tetapi saat diamati dengan mikroskop ultra
maka besifat heterogen. Contoh susu dengan air. Larutan adalah
campuran yang bersifat homogen dan tidak dapat dibedakan meskipun
menggunakan mikroskop ultra . Contoh : gula dengan air. Suspensi adalah
campuran yang bersifat heterogen artinya tidak dapat larut. Contoh :
tepung dengan air.

2. Jenis jenis koloid


Sistem koloid digolongkan berdasar pada jenis fase terdispersi dan
medium terdispersinya
koloid yang mengandung fase terdispersi padat disebut SOL
koloid yang mengandung fase terdispersi cair disebut EMULSI
koloid yang mengandung fase terdispersi gas disebut BUIH
sistem koloid yang jika partikel padat atau cair terdispersi gas
disebut AEROSOL
zat yang dapat menstabilkan emulsi dan zat cair disebut EMULGATOR
koloid liofil yang setengah kaku disebut GEL

B. SIFAT SIFAT KOLOID


1. Efek Tyndall dan Gerak Brown
a. Efek Tyndall
Efek tyndall adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid,
dengan kata lain larutan sejati meneruskan cahaya sedangkan koloid
menghamburkannya.
Contoh : di daerah berkabut ,sorot lampu mobil terlihat lebih jelas .
b. Gerak Brown

Gerak brown adalah gerak acak (gerak zig zag ) ,gerak tidak beraturan
dari partikel koloid. Sifat kinetik dapat terjadi karena disebabkan oleh
gerakan termal dan gravitasi. Gerak brown menunjukan kebenaran teori
kinetik molekul yang mengatakan bahwa molekul molekul dalam zat
cair senantiasa bergerak ,makin tinggi suhu makin cepat gerak brown
karena energi kinetik molekul medium meningkat sehingga
menghasilkan tumbukan yang lebih kuat.
2. Muatan koloid
a. Elektroforesis
Elektroforesis merupakan peristiwa pergerakan partikel koloid yang
bermuatan salah satu elektroda dalam suatu sistem sejenis
elektrolis,elektrolisis dapat digunakan untuk mendeteksi muatan suatu
sistem koloid
b. Adsorbsi
Partikel koloid mempunyai kemampuan menyerap ion atau muatan
listrik pada permukaannya . Penyerapan pada permukaan ini disebut
adsorbsi. Partikel koloid dapat mengadsorbsi ion muatan listrik dan zat
yang berupa molekul netral .
c. Koagulasi
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk
endapan koloid dapat distabilkan muatannya,jadi koloid yang bermuatan
negatif akan digumpalkan dianoda , sedangkan koloid yang bermuatan
positif digumpalkan di katoda. Koagulasi atau pengendapan yang
disebabkan oleh gaya gravitasi akan terjadi jika sistem tidak bermuatan.
3. Koloid pelindung
Suatu koloid dapat distabilkan dengan menambahkan koloid lain yang
disebut koloid pelindung. Koloid pelindung ini akan membungkus
partikel zat terdispersi sehingga tidak ada lagi yang mengelompok.
4. Dialisis
Dialisis merupakan proses pemurnian dalam suatu sistemkoloid dari
partikel partikel bermuatan yang menempel pada permukaan ,dialisis
dapat menghilangkan ion ion pengganggu, pada proses ini digunakan
selaput semipermeabel.
C. Koloid Liofil Dan Koloid Liofob

1. Koloid liofil (suka cairan). Koloid dimana terdapat gaya tarik menarik
yang cukup besar antara fase terdispersi dengan medium pendispersi .
Contoh : sabun, kanji dan deterjen
2. Koloid liofob (tidak suka cairan). Koloid dimana terdapat gaya tarik
menarik antara fase terdispersi dengan medium pendispersi yang cukup
lemah atau bahkan tidak ada sama sekali . Contoh : dispersi emas ,
belerang dalam air.
D. Pembuatan Sistem Koloid
1. Kondensasi
Merupakan cara kimia . Terjadinya kondensasi partikel molekul atau ion
bergabung membentuk partikel koloid. Reaksi kimia untuk menghasilkan
koloid meliputi :
a. Reaksi redoks
2H2S(g) + SO2 (aq)
3S(s)(koloid) + 2H2O(l)
b. Reaksi hidrolisis
FeCl3(aq) +3 H2O(l)
Fe(OH)3(s)(koloid) +
3HCl(aq)
c. Reaksi substitusi
2H3AsO3(aq) + 3H2S(g)
As2S3(s) (koloid) + 6H2O(l)
2. Dispersi
Dengan cara dispersi , partikel kasar dipecah menjadi partikel koloid dan
dapat dilakukan dengan cara mekanik maupun kimia
Yang termasuk cara dispersi :
a. Cara mekanik
Cara ini dilakukan dari gumpalan partikel yang besar kemudian
dihaluskan dengan cara
penggilingan sampai memperoleh tingkat kehalusan tertentu ,
kemudian diaduk dengan medium pendispersi
b. Cara busur bredig
Digunakan untuk membuat sol sol logam dengan loncatan bunga
listrik .cara busur ini merupakan gabungan cara disperse dan cara
kondensasi.
c. Cara Peptisasi
Cara peptisasi adalah pembuatan koloid dari butir butir kasar atau
dari suatu endapan dengan bantuan pemeptisasi (pemecah)
3. Koloid asosiasi

Berbagai jenis zat , seperti sabun dan deterjen larut dalam air tetapi
tidak membentuk larutan melainkan koloid . Molekul sabun atau deterjen
terdiri atas bagian yang polar dan yang non polar . Sebagai bahan pencuci
,sabun dan deterjen bukan saja berfungsi sebagai pengelmusi tetapi juga
sebagai pembasah atau penurun tegangan permukaan. Air yang
mengandung sabun mempunyai tegangan permukaan yang lebih rendah
sehingga lebih mudah meresap pada bahan cucian.

BAB VI
PEMISAHAN DAN ANALISIS CAMPURAN
A. Campuran
Campuran adalah materi yang terdiri dari beberapa zat yang berbeda dan
setiap zat penyusun masih tetap mempunyai sifat-sifat zat asalnya Sifatsifat campuran sebagai berikut :
1) terdiri dua macam zat atau lebih
2) perbandingan jumlah setiap zat dalam suatu campuran bervariasi
3) tiap-tiap zat penyusun tetap memilki seperangkat sifat-sifatnya yang
khas
4) campuran dapat heterogen atau homogen . Campuran homogen
disebut larutan
5) campuran dapat dipisahkan atas komponen-komponennya secara fisis
Contoh :
Air garam merupakan campuran air dan garam
Sifat-sifat campuran air garam sebagai berikut:

Terdiri dari dua jenis zat tunggal atau lebih, air garam terdiri dari air dan
garam.
Mempunyai sifat asal, sifat rasa asin pada air garam tidak hilang
Tidak mempunyai komposisi tetap, larutan garam dapat dibuat dengan
berbagai macam perbandingan antara air dan garam
Komponen-komponen dapat dipisahkan secara fisis, garam dapat
dipisahkan dari air garam dengan penguapan (pengristalan).
Campuran dapat dibedakan menjadi dua macam sebagai berikut:
Campuran homogen (disebut juga larutan), komponen-komponen
penyusun bercampur secara merata , tidak memiliki bidang batas
antara zat penyusunnya, dan mempunyai sifat yang sama di seluruh
bagian .contoh: udara dan air gula
Campuran heterogen, komponen-komponen penyusun campuran tidak
mengalami perubahan sehingga dengan mudah dapat dilihat atau
dibedakan. Contoh: tepung beras dan air, minyak dengan air, dan pasir
dengan kapur.
B. Pemisahan Campuran
Pemisahan campuran suatu zat dapat dilakukan dengan cara:
1. Destilasi adalah merupakan suatu proses pemurnian untuk suatu
senyawa cair yang didahului dengan penguapan senyawa cair dengan
cara memanaskannya atau memisahkan suatu zat dari campuran
berdasarkan perbedaan titik didih. Contoh: memisahkan air murni dari air
laut, penyulingan minyak kayu putih, penyulingan minyak bumi,
memisahkan alkohol dari campurannya dengan air, memisahkan air dari
air teh.
2. Kromatografi adalah cara pemisahan campuran didasarkan perbedaan
migrasi dan distribusi senyawa atau ion-ion tersebut di dalam dua fase
yang berbeda (fase gerak dan fase diam). Kromatografi dapat digunakan
untuk menentukan konsentrasi suatu zat sampel menentukan komponenkomponen yang terdapat dalam suatu zat sampel dengan menghitung
harga Rf tiap komponen, menentukan kemurnian zat sampel, memisahkan
komponen-komponen yang terdapat dalam suatu zat.
3. Sublimasi adalah proses perubahan zat dari fase padat langsung
menjadi uap dan uap yang
dihasilkan dikondensasi langsung menjadi padat tanpa melewati fase cair.

Contoh: memurnikan kapur barus (naftalena) kotor, memurnikan iodium


kotor
4. Ekstraksi adalah distribusi suatu zat terlarut (solut) di antara dua fase
cair yang tidak saling
bercampur. Contoh: memisahkan dua zat pelarut yang tidak
bercampur(campuran air dan minyak)
5. Rekristalisasi adalah cara pemurnian zat padat dari campuran atau
pengotornya dengan cara mengkristalisasikan kembali setelah dilarutkan
dalam pelarut yang cocok. Contoh: memurnikan garam dapur.
Penentuan kadar suatu unsur atau senyawa dapat dilakukan dengan cara
gravimetri dan volumetri. Analisis gravimetri adalah analisis yang didasarkan
pengukuran berat dalam analisisnya. Analisis volumetri adalah analisis yang
didasarkan pada pengukuran volum dalam pelaksanaan analisisnya.
Berdasarkan fase zat yang akan dianalisis terbagi menjadi gasometri dan
titrimetri.
A. Analisis gravimetri
B. Analisis volumetri
A. Analisis gravimetri
Gravimetri merupakan analisis kuantitatif yang menggunakan massa (berat)
sebagai langkah utama dalam melaksanakan analisanya
Cara gravimetri :
a.
Penguapan
b.

Elektrolisis

c.

Pengendapan

a. Gravimetri cara penguapan :


Untuk menentukan kadar air (air kristal atau air yang berada dalam suatu
spesies)
b. Gravimetri elektrolisis :
Zat yang dianalisis ditempatkan di dalam sel elektrolisis , setelahdilakukan
elektrolisis , maka logam yang mengendap pada katoda selanjutnya dapat
ditimbang
c. Gravimetri metode pengendapan :
Menggunakan pereaksi yang kan menghasilkan endapan dengan zat yang
akan dianalsis , sehingga mudah untuk dipisahkan dengan cara penyaringan.
Misalnya:

o
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Misalnya : Ag+ diendapkan sebagai AgCl; ion besi (Fe3+) diendapkan


sebagai Fe(OH)3 yang setelah dipisahkan dipijarkan dan ditimbang sebagai
Fe2O3
Syarat-syarat umum gravimetri pengendapan :
- Kelarutan endapan harus kecil
- Endapan mudah disaring
- Harus dapat diubah menjadi senyawa murni dengan susunan kimia yang
tepat
Langkah-langkah analisis gravimetri:
Cuplikan ditimbang dan dilarutkan
Ditambahkan pereaksi agar terjadi endapan
Proses pemisahan/penyaringan endapan
Mencuci endapan dan mengeringkan
Mengabukan kertas saring dan memijarkan endapan
Menimbang sampai mendapatkan berat konstan
Perhitungan stoikiometrik :
Berat suatu komponen dari pemijaran endapan dihitung menurut metode
perbandingan , yaitu dengan menggunakan faktor kimia atau faktor
gravimetri
Faktor Gravimetri :
Senyawa yang dihitung
Senyawa yang dcari
Faktor
CuO
Cu
Cu/CuO
Mg2P2O
P
2P/Mg2P2O7
BaSO4
Ba
Ba/BaSO4
Alat-alat gravimetri:
Cawan krus porselin dan desikator
Penentuan kadar statu unsur atau senyawa :
Misalnya: cuplikan terdiri atas zat A, B, C yang beratnya x gram. Dicari dan
ditentukan berat zat C, misalnya y gram , maka :
y
Kadar zat Cdalam cuplikan = ___ = 100 %
x
berat senyawa
Kadar senyawa = ------------------------- x 100 %
berat mineral

Contoh :
1. Berat cuplikan yang mengandung CuO adalah 8,1 gram, jika berat Cu
dalam cuplikan tersebut 0,9 gram tentukan kadar Cu dalam cuplikan
tersebut!
Penyelesaian : Menggunakan faktor gravimetri : Cu/CuO
berat Cu
0,9
Kadar Cu dalam cuplikan = -----------------------x 100 % =
----------- x 100 % = 11 %
berat CuO
0,81
2. Sampel yang mengandung Mg2P2O7 beratnya 20 gram, tentukan kadar P
dalam sampel tersebut! (Ar-Mg =24 , P=31;O=16)
Penyelesaian : menggunakan faktor gravimetri 2P/Mg2P2O7
2P
2.31
62
Kadar P dalam senyawa = ------------------ x 100 % = ---------------- x 100 % =
-------------x 100 % = 27.9 %
Mg2P2O7
222
222
3.
Suatu mineral beratnya 30 kg mengandung senyawa Fe2O3 sebesar 21
kg.Tentukan kadar Fe2O3 dalam mineral tersebut!
Penyelesaian :
berat Fe2O3
21
Kadar Fe2O3 = --------------------- x 100 % = ------------ x 100 % = 70 %
berat mineral
31
v Analisis volumetri
o Volumetri merupakan analisa yang didasarkan pada pengukuran volume
o Analisis volumetri dapat dilakukansecara titrasi (titrimetri).
o Titrasi adalah volumetri dalam larutan baku yang duperlukan untuk bereaksi
sempurna dengan sevolume tepat atau sejumlah berat zat yang akan
ditentukan.
o Analisis volumetri didasarkan pada reaksi kimia yang terjadi.
o Misalnya zat X direaksikan dengan sejumlah zat Y menghasilkan suatu
produk:
o X + Y
--------->
produk
o X adalah titran (penitrasi) , cairan yang dialirkan dalam buret.
o Y adalah titrat ( zat yang dititrasi), larutan pada wadah yang digunakan
dalam titrasi seperti labu erlemeyer.
o Keadaan ketika terjadi kesetaraan antara zat yang dititrasi dan zat penitrasi
disebut titik ekivalensi (titik akhir titrasi teoritis), sedangkan titik akhit titrasi

adalah keadaan saat titrasi dihentikan yang ditandaio dengan perubahan


warna indikator yang digunakan.
o Bahan dan alat:

Larutan baku adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui secara


pasti

Pipet gondok disebut pipet volume

Buret adalah alat yang digunakan untuk memindahkan cairan dengan


variasi volume. Buret merupakan alat yang biasa digunakan dalam titrasi.
Contoh penentuan kadar asam cuka perdagangan :
Diambil 10 mL cuka perdagangan kemudian diencerkan dengan aquades
sampai volume 200 mL. Dari larutan encer tersebut diambil 10 mL,
kemudian dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 M dengan indikator PP. Titik
akhir titrasi tercapai pada saat volume NaOH 25,4 mL. Berapa persen kadar
cuka tersebut , bila kadar cuka murni 17,4 M.
Penyelesaian :
Reaksi: CH3COOH (aq) + NaOH (aq) -----------> CH3COONa (aq) + H2O
(l)
NaOH terpakai pada titrasi = 0,1 mol.L-1 x 0,0254 L
= 0,00254 mol
Berdasarkan persamaan reaksinya CH3COOH yang ada dalam 10 mL larutan
cuka yang telah diencerkan = 0,00254 mol.
Jadi asam cuka yang ada pada cuka sebelum diencerkan adalah
200
= --------- x 0,00254 mol = 0,0508 mol
10
Kadar cuka perdagangan = 0,0508 mol/0,001 L
= 5,08 mol.L-1
= 5,08 M
5,05
Kadar cuka dalam persen =------------ = 29,19 %
17,4

Anda mungkin juga menyukai