Anda di halaman 1dari 25

KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT DALAM 2016

PRESENTASI KASUS oleh Bernard Jonathan (406151079)

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KASUS

Seorang Perempuan 37 Tahun Dengan Chronic Heart Faillure


NYHA Kelas 3 Stage C Dengan Rheumatic Heart Disease
Telah didiskusikan tanggal:
5 April 2016
Pembimbing

dr. Agus Probo Suyono, Sp. JP


Pelapor

Mengetahui

Bernard
406151079

dr. Amrita, Sp. PD

PRESENTASI KASUS ILMU PENYAKIT DALAM


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Loekmono Hadi Kudus
Pembimbing: dr. Agus Probo Suyono, Sp. JP
Disusun oleh: Bernard Jonathan (406151079)

I.

IDENTITAS PASIEN
a. Nama
b. Umur

: Ny. Muslikhah
: 36 tahun
1

KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT DALAM 2016


PRESENTASI KASUS oleh Bernard Jonathan (406151079)
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
II.

Jenis kelamin
: Perempuan
Tempat / tanggal lahir : Karang Ampa 1/5 Kaliwangi/ Kudus
Pendidikan
: SMP
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Kewarganegaraan
: Warga Negara Indonesia (WNI)
Status pernikahan
: Menikah
Pekerjaan
: Pedagang
Alamat
: Kaliwangi Kudus
Tanggal masuk RS : 29 Februari 2016
Tanggal dikasuskan : 1 Maret 2016
Tanggal kepulangan : 2 Maret 2016

RIWAYAT MEDIS
Autoanamnesis dilakukan pada tanggal 1 Maret 2016 di Bangsal
Bougenville 1 kamar F1

A. Keluhan Utama
Sesak nafas
A. Keluhan tambahan
Sesak nafas disertai dengan nyeri dada dan batuk kering.
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan Utama

: Sesak nafas

Lokasi

: Pada seluruh dada.

Onset

: Dirasakan secara terus menerus sampai di rumah


sakit masih terasa sesak.

Kualitas

: Sesak nafas yang dirasakan pada seluruh lapang


paru.

Kuantitas

: Sesak yang dirasakan terus menerus.

Faktor memperingan

: Sesak berkurang saat pasien duduk.

Faktor memperberat

: Sesak bertambah bila pasien melakukan aktifitas.


Jika pasien berjalan (500M) pasien mengeluh
sesak, dan nafasnya ngos ngos an.

KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT DALAM 2016


PRESENTASI KASUS oleh Bernard Jonathan (406151079)
Keluhan tambahan

: Nyeri dada terutama di bagian kiri bawah dada.


Pasien juga mengeluh adanya rasa berdebar debat
dan berkeringat dingin bila nyeri dada makin
memberat. Edema pada kedua tungkai.

C. Riwayat Asupan Gizi


Pasien memiliki nafsu makan baik, 3x sehari, porsinya cukup, dan makan secara
teratur. Untuk minumnya pada pasien ini dikurangi karena adanya edema pada kedua
tungkai.
D. Riwayat BAK
Meningkat karena efek obat Loop Diuretik, BAK berwarna kuning jernih,
darah(-), nyeri waktu berkemih (-).
E. Riwayat BAB
Teratur, sehari sekali, berwarna coklat, konsistensi lunak, nyeri (-),darah segar (-),
lendir (-).

F. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat penyakit kencing manis disangkal

Riwayat penyakit jantung disangkal

Riwayat penyakit demam rematik


Pasien mengatakan bahwa 5 tahun yang lalu ia mengatakan pernah
didagnosa sakit tulang namun oleh dokter tersebut telah diberikan obat
minum Penicillin secara oral selama kurang lebih 1 bulan. Lalu setelah
sebulan pasien minum obat tersebut pasien merasa sembuh.

Riwayat penyakit ginjal disangkal

Riwayat penyakit tekanan darah tinggi disangkal

Riwayat penyakit liver disangkal


3

KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT DALAM 2016


PRESENTASI KASUS oleh Bernard Jonathan (406151079)

Riwayat penyakit gondok disangkal

Riwayat penyakit paru disangkal

Riwayat alergi terhadap obat atau makanan disangkal

Riwayat dalam mengkonsumsi jamu jamuan disangkal

G. Riwayat Penyakit Dalam Keluarga

Riwayat penyakit kencing manis diakui

Riwayat penyakit jantung diakui

Riwayat penyakit ginjal disangkal

Riwayat penyakit tekanan darah tinggi diakui

Riwayat penyakit liver disangkal

Riwayat penyakit gondok disangkal

Riwayat penyakit paru disangkal

Riwayat alergi terhadap obat atau makanan disangkal

H. Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien adalah seorang pria separuh baya dengan pekerjaan sebagai petani.
Biaya perawatan pasien selama perawatan di Rumah Sakit dengan Pribadi kelas 2.
Kesan sosial ekonomi

: Cukup

I. Riwayat Kebiasaan
Pasien menyangkal konsumsi rokok
Pasien menyangkal mengkonsumsi jamu, maupun minuman beralkohol.

KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT DALAM 2016


PRESENTASI KASUS oleh Bernard Jonathan (406151079)

PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan pada tanggal 1 Maret 2016
A. KEADAAN UMUM
Keadaan umum tampak sesak, kesadaran compos mentis.
B. TANDA VITAL
Tekanan darah

: 110/70 mmHg

Nadi

: 115x/menit, reguler, kuat angkat, isi cukup.

Pernapasan

: 20 x/menit, thorakoabdominal

Suhu

: 37,2 C
5

KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT DALAM 2016


PRESENTASI KASUS oleh Bernard Jonathan (406151079)
Saturasi oksigen

: 98%

Berat badan

: 51 kg

Tinggi badan

: 160 cm

Status Gizi

: IMT = BB ( kg )
TB2(m)

= 51 = 19.92 Normal
(1.60)2

C. STATUS INTERNUS
KULIT

: Warna kulit kuning langsat, ikterus (-), sianosis (-), kering (-), turgor
kulit baik

KEPALA : Bentuk dan ukuran normal (normocephali), tidak teraba benjolan


LEHER

: Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening, nyeri tekan(-), pembesaran


tiroid (-), deviasi trakea (-), JVP 5+3,4 cm H2O

THORAX
Paru depan
Inspeksi

Palpasi

Perkusi
Auskultasi

Kanan
Simetris pada posisi statis dan

Kiri
Simetris pada posisi statis dan

dinamis

dinamis

Retraksi interkostal (-)


Nyeri tekan (-)

Retraksi interkostal (-)


Nyeri tekan (-)

Stem fremitus normal, sama kuat

Stem fremitus normal, sama kuat

dengan kiri
Sonor
Suara dasar vesikuler

dengan kanan
Sonor
Suara dasar vesikuler

Wheezing (-), Ronki (-)

Wheezing (-), Ronki (-)


6

KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT DALAM 2016


PRESENTASI KASUS oleh Bernard Jonathan (406151079)

Paru Belakang
Inspeksi

Palpasi

Perkusi
Auskultasi

Kanan
Simetris pada posisi statis dan

Kiri
Simetris pada posisi statis dan

dinamis

dinamis

Retraksi interkostal (-)


Nyeri tekan (-)

Retraksi interkostal (-)


Nyeri tekan (-)

Stem fremitus normal, sama kuat

Stem fremitus normal, sama kuat

dengan kiri
Sonor
Suara dasar vesikuler

dengan kanan
Sonor
Suara dasar vesikuler

Wheezing (-), Ronki (-)

Wheezing (-), Ronki (-)

JANTUNG
Inspeksi
Palpasi

: Tampak ictus kordis


: Iktus cordis teraba di sela iga VI di

Perkusi

garis Mid Clavicula Line Kiri, kuat angkat.


- Batas atas : sela iga II garis parasternal kiri
- Batas kanan : sela iga IV garis parasternal kanan
- Batas kiri : sela iga VI garis Mid clavicula Line kiri
Auskultasi : S1 S2 reguler, HR = 115 x/menit,
murmur (+) di katup mitral, aorta, dan trikuspid, gallop (-),

ABDOMEN
-

Inspeksi

: flat, massa (-), hernia umbilicalis (-), striae (-),


7

KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT DALAM 2016


PRESENTASI KASUS oleh Bernard Jonathan (406151079)
scar (-), dilatasi vena (-)
-

Palpasi

supel, nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), defans

muscular (-),
ballotement (-), hepar tidak teraba, limpa tidak teraba
-

Perkusi

redup, Shifting Dullness dan fluid wave (-),

nyeri ketok CVA -/-

Auskultasi : bising usus (+) normal

Ascites

: tes undulasi (-), shifting dullness (-)

EKSTREMITAS
Ekstremitas
Petekie

Superior
-/-

Inferior
-/-

Sianosis
Edema

-/-/-

-/+/+

Akral hangat
Pembesaran kelenjar

+/+
-/-

+/+

limfe aksila
Pembesaran kelenjar

-/-

limfe inguinal
Kekuatan motorik

5/5

5/5

Refleks fisiologis

N/N

N/N

Refleks patologis

-/-

-/-

Tonus

N/N

N/N

Tremor

-/-

-/-

MUSKULOSKELETAL
Tidak tampak adanya kelainan.

STATUS NEUROLOGIS
Dalam batas normal
8

KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT DALAM 2016


PRESENTASI KASUS oleh Bernard Jonathan (406151079)

ANUS DAN GENITALIA


Tidak dilakukan pemeriksaan

PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Pemeriksaan EKG tanggal 1 Maret 2016

KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT DALAM 2016


PRESENTASI KASUS oleh Bernard Jonathan (406151079)
Interpretasi gambaran EKG:
1. Irama

: Sinus

2. Frekuensi (Heart Rate)

: 116 x/menit, irregular

3. Axis

: Right Axis Deviation

4. Gelombang P

: Normal

5. Interval PR

: Normal

6. Kompleks QRS

: Q Patologis di V1,V2,V3.

7. ST segmen

: ST Depresi di V6

8. Gelombang T

: Normal

Kesan

: Old Miocard Infark Anteroseptal.

B. Pemeriksaan Laboratorium tanggal 1 Maret 2016 pukul 07.05 WIB


PEMERIKSAA

HASIL

SATUAN

NILAI RUJUKAN

13,1
4,17
38,7
171
6,1
71,9
15,2
10,6
1.3
0,3
31,4
33,9
92,8
15,1
10,3
11,1
25,3
0,6
102
27
55
100
77

g/dL
jt/uL
%
10^3/uL
10^3/uL
%
%
%
%
%
Pg
g/dL
fL
%
fL
fL
mg/dL
mg/dL
mg/dL
mg/dL
mg/dL
mg/dL
mg/dL

12,0 15,0
4,0 5,1
36 47
150 400
4,0 12,0
50 70
25 40
28
24
01
27,0 31,0
33,0 37,0
79,0 99,0
10,0 15,0
6,5 11,0
10,0 18,0
19 44
0,6 1,3
<=200
27 67
<150
<160
70-140

N
Hemoglobin
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
Lekosit
Netrofil
Limfosit
Monosit
Eosinofil
Basofil
MCH
MCHC
MCV
RDW
MPV
PDW
Ureum
Kreatinin
Kolesterol
HDL Kolesterol
LDL Kolesterol
Trigliserida
Gula Darah
Sewaktu

10

KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT DALAM 2016


PRESENTASI KASUS oleh Bernard Jonathan (406151079)

C. Pemeriksaan Ekokardiogram.

11

KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT DALAM 2016


PRESENTASI KASUS oleh Bernard Jonathan (406151079)

Hasil Echocardiography
Dimensi ruang jantung : LA Dilatasi
12

KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT DALAM 2016


PRESENTASI KASUS oleh Bernard Jonathan (406151079)
LVH Konsentris, Trombus tak tampak, PE (+)
IVS Paradox, Global Normokinetik
Fungsi Sistolik LV, LVEF 44% (Teich) IVS Paradoks
Katup katup :

AS Severe, AR Moderate Severe

MS Severe, MR Severe

TR Severe, PH Mild

KESAN :
MULTIVALVULAR RHEUMATIC HEART DISEASE

PROBLEM
A. DATA ABNORMALITAS
1. Sesak napas memberat dengan aktifitas.
2. Nyeri dada
3. Murmur.
4. Iktus Kordis kuat angkat.
5. Edema tungkai.
6. Riwayat pernah mengalami demam rematik 5 tahun lalu
B. PROBLEM AKTIF
a. Old Miocard Infark di anterorseptal.
b. Multivalvular Rheumatic Heart Disease.
C. RENCANA PEMECAHAN MASALAH

13

KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT DALAM 2016


PRESENTASI KASUS oleh Bernard Jonathan (406151079)
a. Sesak nafas dan nyeri dada yang memberat dengan aktifitas, edema tungkai,
iktus kordis kuat angkat, Gambaran OMI di anteroseptal, JVP 5 + 3,4
cmH20
Initial Assesment

: Chronic Heart Faillure NYHA Kelas III


Stage C

Initial Plan Diagnostic

1. Elektrokardiografi (EKG)
2. Foto Thorax
Initial Plan Monitoring

1. Ulangi pemeriksaan EKG dalam 6 jam


2. Tanda tanda vital
3. Keluhan subjektif
Initial Plan Terapi

1. Furosemide 2x 40 mg
2. Spironolaktone 1x100mg
3. Digoxin 2 x 0,25 mg

Initial Plan Edukasi

1. Menjelaskan kepada pasien dan keluarganya tentang penyakit yang


di alaminya dan komplikasi yang dapat terjadi.
2. Menjelaskan kepada pasien tanda dan gejala kegawatdaruratan
sesak nafas dan nyeri dada
3. Menjelaskan kepada pasien mengenai terapi yang diberikan.
4. Membatasi asupan cairan (maksimal 500 cc/hari)
5. Diet rendah garam (maksimal 6 gram/hari)
b. Murmur, Riwayat demam rematik 5 tahun lalu, Hasil Echocardiogram
Rheumatic Heart Disease
Initial Assesment
Initial Plan Diagnostic

: Rheumatic Heart Disease


:
14

KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT DALAM 2016


PRESENTASI KASUS oleh Bernard Jonathan (406151079)
1. Elektrokardiografi (EKG)
2. Foto Thorax
3. Echocardiogram (ECG)
Initial Plan Monitoring

1. Ulangi pemeriksaan EKG dalam 6 jam


2. Tanda tanda vital
3. Keluhan subjektif
Initial Plan Terapi

1. Pembedahan untuk memperbaiki katup.


Initial Plan Edukasi

1. Menjelaskan kepada pasien dan keluarganya tentang penyakit yang


di alaminya dan komplikasi yang dapat terjadi.
2. Menjelaskan kepada pasien tanda dan gejala kegawatdaruratan
sesak nafas dan nyeri dada
3. Menjelaskan kepada pasien mengenai terapi yang diberikan.

ALUR PIKIR

Perempuan 36
tahun
Sesak nafas dirasakan secara terus
Anamnesis

menerus pada seluruh lapang


paru. Sesak berkurang pada saat
pasien duduk.
Sesak bertambah jika pasien
melakukan aktifitas seperti
berjalan 500m.
Nyeri dada di bagian kiri bawah
dada
Rasa berdebar debar
Berkeringat dingin bila nyeri dada
makin berat.
Edema pada ketua tungkai namun

Pemeriksaan Fisik
COR Palpasi : Iktus cordis
teraba di sela iga VI di garis
midklavikula kiri
COR Perkusi : Batas kiri
sela iga VI garis Midklavikula
line kiri
15

KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT DALAM 2016


PRESENTASI KASUS oleh Bernard Jonathan (406151079)

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Penunjang
Kesan EKG I (29/11)

Neutrofil

71,9

Limfosit

15,2

Monosit

10,6

Eosinofil

1,3

MCH

31,4

RDW

15,1

Adanya Old Miokard Infark


Anteroseptal jantung.

Chronic Heart Faillure et


causa Rheumatic Heart
Disease

TEORI
PENYAKIT JANTUNG REMATIK
DEFINISI DAN ETIOLOGI
Suatu penyakit sistemik non supuratif yang digolongkan pada kelainan vaskular dan jaringan
ikat. Ini disebabkan oleh infeksi bakteri Streptococcus Grup A Beta Hemolitikus biasanya pada
tonsilofaringitis, faringitis, bisa juga pada infeksi impetigo, selulitis, dan lain lain.
Lamanya infeksi faringitis pada bakteri Streptococcus Grup A Beta Hemolitikus ini biasanya 1
3 minggu namun dapat juga bertahan lama hingga 6 bulan. Lebih sering mengenai pada anak
anak rentang usia 5 sampai 15 tahun.

16

KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT DALAM 2016


PRESENTASI KASUS oleh Bernard Jonathan (406151079)
PATOFISIOLOGI
Demam Rematik akut ditandai dengan adanya lesi inflamasi non supuratif pada jaringan sub
kutan. Terjadi setelah infeksi faringitis oleh bakteri Streptococcus Grup A Beta Hemolitikus.
Namun setelah penyakit demam rematik ini sembuh, maka dapat terjadi reaksi penyakit auto
imun yang disebabkan oleh adanya molecular mimikri (kemiripan sel) pada protein bakteri
terutama M- Protein Bakterial dengan Human Cardiac Antigen seperti myosin dan valvular
endothelium, maka sel imun terutama sel T- Helper dan sel Humoral tidak dapat membedakan
antara mikroba dengan jaringan penjamu.
Katup katup jantung yang sering terkena adalah katup mitral. Pada keadaan akut didapatkan
katup akan memerah, menebal, dan edema dengan vegetasi yang sering disebut sebagai
Verruccae. Pada tahap kronik katup akan menjadi fibrosis, pendek, dan tumpul, akibatnya katup
tersebut tidak dapat menutup secara sempurna maka dapat terjadi Stenosis dan Regurgitasi.
MANIFESTASI KLINIS KRITERIA MAYOR DAN KRITERIA MINOR
Manifestasi klinis Demam Rematik dan Penyakit Jantung Rematik.

Nyeri Tenggorokkan (Faringitis) manifestasi ini tidak banyak diingat oleh pasien

terkena ISPA
Artritis / Poliartritis Gejala mayor paling sering ditemukan pada demam rematik akut,
biasanya bersifat simetris dan melibatkan sendi besar seperti lutut, mata kaki, sikut dan

pergelangan tangan. Selama 2 3 minggu setelah ISPA.


Carditis Takikardi, Kardiomegali, adanya bunyi jantung 3. Yang paling sering adanya
Regurgitasi Mitral, ronki basah, dan bunyi jantung Carrey Combs (Bising Mid-

Diastolik)
Chorea Syndrome Gangguan neurologis dengan gerakan involunteer, kelemahan
muscular, iritabilitas emosi dan perubahan kepribadian. Gerakan involunteer tersebut
menghilang saat tidur. Kejang pada wajah tangan dan kaki. Hal ini disebabkan oleh

karena autoimun dengan ganglion otak.


Eritema Marginatum Erupsi eritematosa pada batang tubuh tidak gatal dan tidak nyeri.

KRITERIA MINOR
Poliatralgia
Demam
LED dan CRP meningkat
17

KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT DALAM 2016


PRESENTASI KASUS oleh Bernard Jonathan (406151079)

Interval PR memanjang (Blok AV tipe 1 yang paling sering)


Titer ASTO + dan anti DNAse + (Antistreptotoksin O atau Antideoksiribonuklear B)
Kultur tenggorkan + adanya streptococcus grup A Beta Hemolitikus
Riwayat scarlet fever

DIAGNOSA
Dapat ditegakkan dengan adanya 2 gejala mayor atau 1 gejala mayor ditambah dengan 2 gejala
minor dan bukti adanya riwayat demam rematik dan adanya pemeriksaan ASTO dan anti
DNAse+.

TATALAKSANA
PRIMER
Penicillin G Benzatin untuk dibawah atau

SEKUNDER
Penicillin G Benzatin untuk dibawah atau

sama dengan 27 kg menggunakan 600000 unit

sama dengan 27 kg menggunakan 600000 unit

untuk di atas 27 kg menggunakan 1200000

tiap 4 minggu

unit

untuk di atas 27 kg menggunakan 1200000

Amoksisilin 50mg/kgBB/hari selama 10 hari

unit tiap 4 minggu


Sulfadsalizin untuk dibawah atau sama
dengan 27 kg menggunakan 0,5g PO 1x/hari
untuk diatas 27 kg menggunakan 1g PO

Penicillin V Kalium untuk dibawah atau

1x/hari.
Penicillin V Kalium 250 mg PO 2x/hari.

sama dengan 27 kg menggunakan 250 mg PO


2-3x/ hari selama 10 hari
untuk diatas 27 kg menggunakan 500mg PO
2-3x/hari selama 10 hari

18

KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT DALAM 2016


PRESENTASI KASUS oleh Bernard Jonathan (406151079)
Terapi primer ini ditujukan sebagai terapi yang digunakan untuk menghindari keparahan dari
penyakit demam rematik. Namun jika pasien sudah sembuh, semua pasien dianjurkan untuk
melakukan terapi sekunder. Terapi sekunder ini bertujuan untuk mencegah terjadinya serangan
berulang demam rematik.
Menurut penelitian Irrington House tahun 1954 Obat yang sering digunakan yaitu Penicillin
Benzatin G diberikan secara IM, Penicillin oral,dan Sulfadsalizin. Dan menurut American Heart
Association semua pasien yang sudah sembuh dari demam rematik harus diberikan terapi
sekunder baik dengan karditis maupun tidak.
Tatalaksana Akut ;

Penicillin atau Eritromisin merpakan Drug of Choice penyakit demam rematik.


Aspirin untuk karditis ringan dan sedang, dosis : 100mg/kgBB/hari dibagi dalam 4-5x /

hari dengan dosis maks 125 mg/kgBB/hari atau 6-8x/hari


Prednisolon untuk karditis berat (CHF) atau blok AV derajat III. Dosis 1-2 mg /kgBB/hari

dengan dosis maks 80 mg/hari.


Digoksin, Diuretik terutama Loop Diuretik dan Diuretik hemati kalium.
Fenobarbital untuk mengatasi Chorea Syndrome.

PROGNOSIS
Prognosa penyakit jantung rematik dipengaruhi oleh demam rematik, jika infeksi diatasi makan
demam rematik tidak akan terjadi dan penyakit jantung rematik juga tidak terjadi. Prognosa akan
buruk bila karditis tidak sembuh, kerusakan katup lebih dari 5 tahun sangat mempengaruhi angka
kematian, maka dari itu jika pasien sudah sembuh maka harus diberikan terapi pencegahan
sekunder.

19

KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT DALAM 2016


PRESENTASI KASUS oleh Bernard Jonathan (406151079)

CHRONIC HEART FAILURE


DEFINISI
Gagal jantung adalah sindrom klinis (Sekumpulan tanda dan gejala) yang ditandai oleh sesak
nafas dan fatik (saat istirahat atau aktifitas) yang disebabkan oleh kelainan struktur atau fungsi
jantung. Gagal jantung akut ditandai dengan adanya penurunan curah jantung secara tiba tiba
menurunkan tekanan darah tanpa disertai edema perifer. Gagal jantung kronik ditandai dengan
adanya kardiomiopati dilatasi atau kelainan katup yang terjadi secara perlahan lahan, kongestif
sangat nyata namun tekanan darah masih terkontrol dengan baik. Sementara itu ada juga istilah
Gagal jantung kiri yang ditandai dengan adanya Dispneu, Paroksimal Nocturnal Dispneu, dan
Ortopneu, dan Gagal jantung kanan ditandai dengan adanya, Edema ekstremitas, JVP meningkat,
Hepatomegali dan Asites. Disebut sebagai gagal jantung kongestif bila ada gagal jantung kanan
dan kiri.
ETIOLOGI
Heart Failure Reduced Ejection Fraction (<40%) :
Penyakit arteri coroner seperti : Infark Miokard dan Iskemi Miokard.
Overload tekanan kronis seperti Penyakit katup obstruktif dan Hipertensi.
20

KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT DALAM 2016


PRESENTASI KASUS oleh Bernard Jonathan (406151079)
Overload volume kronis seperti Penyakit katup regurgitasi. Shunt intra kardiak, Shunt
Ekstrakardiak.
Heart Failure Preserved Ejection Fraction (40-50%) :
Hipertrofi patologis : Hipertensi dan Kardiomiopati hipertrofi
Penuaan.
Fibrosis Jantung
PATOFISIOLOGI
Dimulai dengan terjadinya penurunan cardiac output. Penurunan ini direspon dengan pengaktifan
beberapa neurohormonal yaitu :

Saraf Simpatis
Penambahan katekolamin dalam darah (menyebabkan peningkatan heart rate dan
tekanan darah dengan vasokonstriksi) sementara katekolamin ini memperberat iskemi,

dapat membuat menjadi aritmia, dan membuat cardiac remodeling.


Sistem Renin Angiontensin Aldosterone
Angiontensin merupakan vasokonstriksor poten , selain itu hormone ini juga
mereabsorbsi sodium dan melepaskan hormone norepinephrine, dan membantu proses
sintesis hormone aldosterone. Aldosterone merupakan hormone vasokontriksor poten dan
hormone ini menyebabkan retensi cairan dengan cara meningkatkan uptake sodium.
Peningkatan aldosterone ini akan menyebabkan retensi sodium dan air, disfungsi endotel

dan fibroris organ. Sistem ini diaktifkan karena kurangnya aliran darah ke ginjal.
Hormon Anti diuretic
Hormon ini dirangsang dengan rendahnya cardiac output dan dibantu dengan angiotensin
II. Hormon ini meningkatkan rasa haus, membantu reabsorbsi air pada ginjal, dan
membantu retensi air.

GEJALA
Gejala gagal jantung menurut kriteria Framingham:

Kriteria Major
Paroksimal Nokturnal Dispneu Pada malam hari terbangun karena sesak
Distensi vena leher
Ronki Paru
Peningkatan JVP
Kardiomegali
21

KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT DALAM 2016


PRESENTASI KASUS oleh Bernard Jonathan (406151079)
Edema Paru Akut
Gallop bunyi S 3 jantung
Refluks Hepato jugular positif
Kriteria Minor
Edema ekstremitas
Batuk malam
Sesak pada aktifitas
Hepatomegali
Efusi pleura
Takikardia
Diagnosa ditentukan minimal adanya 1 gejala mayor ditambah dengan 2 gejala minor.
KLASIFIKASI (MENURUT NYHA DAN AHA)

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium
Darah tepi lengkap, elektrolit, ureum, kreatinin, SGOT, SGPT, Albumin, profil lipid, gula

darah I dan gula darah 2 Post prandial, dan kelainan tiroid


Pemeriksaan EKG
22

KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT DALAM 2016


PRESENTASI KASUS oleh Bernard Jonathan (406151079)

Melihat apakah adanya infark atau tidak, dan mencari apakah ada hipertrofi ventrikel kiri
Rontgen Toraks
Untuk menilai ukuran dan bentuk jantung
Pemeriksaan fungsi ventrikel kiri
Ekokardiogram untuk menilai ukuran dan fungsi ventrikel kiri, serta kondisi katup dan
gerakan dinding jantung, yang paling penting adalah fraksi ejeksi, normal bila diatas 50%
Pemeriksaan biomarker
BNP dan pro BNP sensitive untuk mendeteksi gagal jantung. Dikatakan gagal jantung
kalau BNP >100 pg/mL atau pro bnp > 300 pg/mL

TATALAKSANA
Tatalaksana Gagal jantung Akut

Terapi :
Untuk profil A (Warm and Dry) : hemodinamik normal.
Untuk profil B (Warm and Wet) : Diuretik dan atau Vasodilator
Untuk profil C (Cold and Wet) : Syok kardiogenik. Diuretik dan atau vasodilator

ditambah dengan inotropic


Untuk profil L (Dry and Cold) : Syok hipovolemik, berikan terapi cairan
23

KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT DALAM 2016


PRESENTASI KASUS oleh Bernard Jonathan (406151079)
Tatalaksana Chronic Heart Faillure berdasarkan kriteria NYHA
Kriteria
NYHA I

Untuk Survival/Morbiditas
ACE Inhinbitor / ARB jika

Untuk Gejala

toleran ACE inhibitor, jika


pasca MI bisa ditambah Beta
NYHA II

bloker
ACE Inhibitor, bisa dengan

Diuretik tergantung cairan

ARB jika toleran ACE


inhibitor, tambah beta bloker
dan antagonis aldosterone
NYHA III

pasca MI
ACE Inhibitor + ARB, Beta

Diuretik dan Digitalis

bloker, tambah antagonis


NYHA IV

aldosterone
ACE Inhibitor / ARB
Beta bloker
Antagonis Aldosterone

Diuretik, Digitalis support


inotropic sementara.

Obat yang dipakai untuk Gagal jantung


Angiontensin Converting Enzyme Inhibitor Lisinopril 2,5 mg
Diuretik Loop diuretic seperti Furosemid 20 mg, Tiazid seperti Hidroklortiazid 25 mg,

dan Antagonis aldosterone seperti Spironolactone 25 mg.


Beta Bloker Bisoprolol 1,25 mg , Carvedilol 25 mg
Angiontensin Reseptor Bloker Valarsatan 80 mg.
Calcium Channel Bloker untuk hipertensi bisa menggunakan amlodipine 10mg
Nitrat Isosorbid dinitrat 5 mg dianjurkan bila ada angina.
Anti trombotik terutama jika adanya fibrilasi atrium, riwayat fenomena tromboemboli
dapat menggunakan obat antiplatelet. Namun aspirin tidak boleh digunakan pada gagal

jantung kronik.
Anti aritmia Kelas I tidak dianjurkan, kelas II (beta bloker) dianjurkan, kelas III
(Amiodaron) efektuf untuk supraventrikel dan ventrikel aritmia.

DAFTAR PUSTAKA
1. Kasper Dennis, Harrison Tinsley Randolph. 2005. Harrison Principles of Internal
Medicine 16th. New York: Mc Graw Hills Publishing. 1880-1890.

24

KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT DALAM 2016


PRESENTASI KASUS oleh Bernard Jonathan (406151079)
2. Lesmana, L. 2000. Demam Rematik dan Penyakit Jantung Rematik. Buku ajar penyakit
dalam. Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
3. Lesmana, L. 2000. Gagal Jantung Kronik. Buku ajar penyakit dalam. Edisi 2. Jakarta:
Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
4. Mansjoer, A. 1999. Kapita selekta kedokteran. Jilid I. Edisi 3. Jakarta: Penerbit Media
Aesculapius FKUI.

25

Anda mungkin juga menyukai