: Supriadi
Nim
: 101304026
Kelas/kelompok
: A/VII
Jurusan
: Pend.Kimia
telah diperiksa dan dikoreksi oleh Asisten atau Koordinator Asisten, maka
dinyatakan diterima.
Asisten
A. JUDUL PERCOBAAN
Identifikasi Gugus Fungsi Senyawa Organik
B. TUJUAN PERCOBAAN
pada akhir percobaan mahasiswa diharapkan mampu memahami mengenai
hal-hal berikut:
1. Membedakan senyawa organik jenuh dan senyawa organik tidak jenuh.
2. Membedakan alkohol primer, alkohol sekunder, dan alkohol tersier.
3. Membedakan aldehid dan keton.
OH
Alkohol dan fenol merupakan senyawa kimia yang memiliki gugus fungsi hidroksil
dan kedua senyawa ini memungkinkan terjadinya ikatan hydrogen antara molekulmolekulnya dan seyawa lain yang sejenis dengan air.itulah sebabnya, kedua senyawa
ini mempunyai kelarutan yang besar dalam air, terutama sekali senyawa homolog
yang rendah dari golongan tersebut. Fenol lebih asam daripada alkohol dan dapat
diubah menjadi garam. Natrium bila direaksikan dengan NaOH. Garam natrium ini
biasanya larut baik dalam air. Atom hydrogen dari gugus hidroksil dalam alkohol dan
fenol dapat disingkirkan oleh natrium yang persamaannya:
2 Ar-OH
2 Ar-O-Na+ + H2O
Alkoksida yang dihasilkan ialah basa kuat yang berguna sebagai katalis dalam reaksireaksi organik.
CH atau CHO
HCH
RCH
ArCH
(Gugus aldehid)
( formaldehid)
(aldehid alifatik) (aldehid aromatik)
Pada keton karbon dan karbonildihubungkan dengan dua atom karbon lain.
O
O
O
=O
RCR
RCAr
ArCAr
(keton alifatik)
(alkil aril keton)
(keton aromatik)
(keton siklik)
(Hart, 1983: 200).
Aldehid dan keton ialah 2 golongan senyawa organik yang mesing-masing
tersusun dari unsur-unsur C, H, dan O serta mempunyai gugus karbonil C=O.
Aldehid dan keton umumnya mengalami reaksi pada gugus karbonil. Rumus
umumnya mengalami reaksi pada gugus karbonil. Rumus umum aldehid adalah
RC=O dan rumus umum keton ialah RC=O.
Kedua golongan senyawa tersebut mempunyai gugus karbonil, tetapi berbeda rumus
umumnya, sehingga terdapat perbedaan dan persamaan pada keduanya ( Rasyid,
2009: 147).
a. Alat
- Tabung reaksi besar 10 buah dan rak
- Thermometer 100 0C
- Erlenmeyer 50 mL, 100 mL, 2 buah
- Gelas ukur 10 mL 2 buah
- Pembakar spiritus
- penangas
b. Bahan
- Asetaldehid
- Aseton
- Formaldehid
- Sikloheksanol
- Reagen fehling
- Larutan NaOH 5 % DAN 10 %
- Larutan perak nitrat 5 %
- Larutan NH4OH 2 %
- Fenilhidrazin
- N-heptaldehid
- etanol
E. PROSEDUR KERJA
1. Senyawa Jenuh dan Tak Jenuh
a. Reaksi Hidrokarbon dengan Larutan Permanganat
- Menambahkan 5 tetes alkan kedalam tabung I dan 5 tetes sikloheksena kedalam
-
2.
a.
-
benzene.
Mengocok setiap tabung dengan baik.
Alkohol Primer, Alkohol Sekunder, dan Alkohol Tersier
Uji Kelarutan
Memasukkan 0,5 Ml larutan etanol, n-butil alkohol, tertier-butil alkohol,
sikloheksanol, etilen glikol, dan fenol kedalam masing-masing 6 tabung yang
telah tersedia.
Menambahkan 2 mL H2O kedalam tiap-tiap tabung reaksi, kemudian
mengocoknya.
b. Reaksi dengan Alkali
- Memasukkan 0,5 mL masing-masing senyawa n-butil alkohol, sikloheksanol,
-
c. Uji Lucas
- Memasukkan reagen lucas kedalam 3 tabung reaksi yang berbeda
- Menambahkan masing-masing dari; 2-butanol, sikloheksanol, dan tertier-butil
-
menjadi keruh.
d. Uji Brodwell-wellman
- Meletakkan 1 mL aseton didalam 3 tabung reaksi yang berlainan.
- Menambahkan 1 tetes: 2-butanol (tabung I), tertier-butil alkohol (tabung II), dan
e.
-
3.
a.
-
digoyang).
Memasukkan reagen benedict yang telah didapat kedalam empat tabung reaksi
yang berlainan.
Menguji benzaldehid, aseton, sikloheksanon, dan formaldehid dengan cara
b.
-
F. HASIL PENGAMATAN
1. Senyawa Jenuh dan Tak Jenuh
Reaksi Hidrokarbon dengan Larutan Permanganat
Tabung I = 1 mL KMnO4 0,5 % + 5 tetes alkana
larutan bening
2 lapisan (atas:
2
larutan
larutan bening
larutan keruh (14
larutan keruh
detik)
d. Uji Brodwell-Wellman
Tabung I = 1 mL aseton + 1 tetes 2-butanol + 1 tetes Brodwell wellman
Larutan biru muda dan ada endapan
Tabung II = 1 mL aseton + 1 tetes tert-butil alkohol + 1 tetes Brodwell wellman
Larutan orange dan ada endapan
Tabung III = 1 mL aseton + I tetes kolesterol + 1 tetes Brodwell wellman
larutan hijau dan ada endapan
e. Reaksi Fenol dengan Besi (III) klorida
Tabung I = 5 mL H2O + 2 tetes fenol
larutan bening + FeCl 3 1 %
dikocok
bening kekuning-kuningan
Tabung II = 5 mL H2O + 2 tetes 2-propanol
bening kekuning-kuningan
Tabung III = 5 mL H2O + 2 tetes resorsinol
larutan coklat
3. Aldehid dan Keton
a. Uji Cermin Kaca Tollens
Tabung I = 2 tetes Tollens + benzaldehid
cermin perak
Tabung II = 2 tetes Tollens + formaldehid
endapan + cermin perak
Tabung III = 2 tetes Tollens + sikloheksanon
endapan + cermin perak
Tabung IV = 2 tetes Tollens + aseton
larutan bening
b. Uji Benedict
5 mL benedict + formaldehid
larutan biru
5 mL benedict + 1 mL n-heptaldehid
larutan biru
5 mL benedict + 1 mL aseton
larutan biru
5 mL benedict + 1 mL sikloheksanon
larutan biru
c. Pengujian dengan Fenilhidrazin
Tabung I = 5 mL fenilhidrazin + 10 tetes benzaldehid
larutan berwarna
kuning(panas) dan ada endapan Kristal kuning
Tabung II = 5 mL fenilhidrazin + 10 tetes sikloheksanon
d. Kondensasi Aldol
4 mL NaOH (bening) + 0,5 mL aldehid (bening)
tengik)
3 menit
G. PEMBAHASAN
1. Senyawa jenuh dan tak jenuh
a. Reaksi hidrokarbon dengan larutan permanganat
+ MnO2 + KOH
OH
(sikloheksena)
(1,2-sikloheksanadiol)
Adapun pada benzena yang dioksidasi oleh KMnO4 tidak terjadi reaksi. Hal ini sesuai
dengan teori yang menyatakan bahwa pada benzena tidak terjadi reaksi oksidasi oleh
KMnO4 karena adanya delikalisasi elektron yang menyebabkan terjadinya resonansi
pada cincin benzena sehingga benzena versifat stabil.
+
KMnO4
(Benzena)
2. Alkohol primer, sekunder, dan tersier
a. Uji kelarutan
Kelarutan suatu senyawa alkohol dalam air dipengaruhi oleh berat jenisnya.
Pada etanol, fenol, dan etilen glikol terdapat OH dan memiliki hidrokarbon yang
pendek sehingga mudah larut dalam air. Air yang merupakan media kelarutan
merupakan cairan yang mempunyai ikatan hidrogen. Alkohol dengan bobot molekul
rendah dapat dengan mudah mengganti molekul-molekul air dalam jaringan ikatan
hidrogen.
CH 3
CH 2
OH +
H2 O
etanol
CH 3
CH 3
OH +
H2 O
CH 3
CH 2
CH 2
OH +
H2 O
n butil alkohol
OH
+
H2 O
sikloheksanol
CH 2
CH 2 +
H2 O
OH OH
etilen glikol
OH
+
H2 O
fenol
Hal ini menyebabkan bercampurnya alkohol seperti etanol dalam air dengan
sempurna. Namun dengan bertambah panjang rantai alkohol, sifatnya cenderung
menyerupai hidrokarbon sehingga selarutannya dalam air berkurang.
b. Reaksi dengan alkali
Pada percobaan ini, fenol, sikloheksanol, n-butil alkohol, dan 2-naftol
direaksikan dengan larutan NaOH. Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa fenol
direaksikan dengan NaOH menghasilkan warna bening yang menandakan adanya
reaksi. Pada sikloheksanol dan n-butil alkohol didapatkan warna tetap bening, hanya
saja terbentuk 2 lapisan, dan pada 2 naftol menghasilkan warna larutan menjadi
coklat muda yang menandakan telah terjadi reaksi. Pada senyawa sikloheksanol dan
n-butil alkohol terjadi pelapisan antara sampel dengan NaOH (tidak terjadi reaksi).
Hal ini sesuai dengan teori bahwa alkohol mempunyai sifat keasaman yang jauh lebih
lemah daripada air sehingga sulit untuk bereaksi dengan larutan basa.
OH
+ NaOH
(sikloheksanol)
CH3CH2CH2CH2OH
+ NaOH
(n-butil alkohol)
Fenol memiliki keasaman 10.000 kali lebih kuat daripada air sehingga dapat dengan
mudah bereaksi dengan larutan basa. Mekanisme reaksinya, yaitu:
OH
ONa
+
NaOH
(fenol)
H2O
(natrium fenoksida)
Pada 2-naftol, terjadi perubahan warna menjadi coklat muda. Hal ini sesuai
dengan teori bahwa fenol sangat mudah bereaksi dengan larutan basa. Persamaan
reaksinya, yaitu:
OH
ONa
+ NaOH
+ H2O
c. Uji Lucas
Uji lucas dilakukan untuk membedakan alkohol primer, alkohol sekunder,
alkohol dan tersier berdasarkan kecepatan reaksi. Reagen yang digunakan adalah
larutan seng klorida dalam HCl pekat. Pada percobaan ini, larutan yang diuji adalah 2
butanol, sikloheksanol, dan tertier butanol. Setelah penambahan reagen lucas pada
masing masing larutan menghasilkan larutan keruh dengan kecepatan yang berbeda.
Hasil yang diperoleh yaitu tertier butanol yang paling cepat bereaksi kemudian 2
butanol dan sikloheksanol. Hal ini karena tertier butanol merupakan alkohol tersier
yang menurut teori lebih cepat bereaksi dibandingkan alkohol sekunder dan alkohol
primer. Sedangkan 2 butanol dan sikloheksanol merupakan alkohol sekunder.
Namun, sikloheksanon memiliki rantai karbon yang lebih panjang dibandingkan 2
butanol yang menyebabkan lebih lambat bereaksi dibandingkan 2 butanol. Adapun
reaksinya :
CH 3 CH
CH 2
CH 2
CH 3
OH
2 butanol
OH
+ HCl
sikloheksanol
CH 3
CH 3 C
CH 3
H2
+ HCl
ZnCl 2
CH 3 CH
O
Cl
sec butil klorida
Cl
ZnCl 2
1 klorosikloheksana
OH + HCl
ZnCl 2
H2 O
CH 3
CH 3 C
Cl +
CH 3
CH 3
H2 O
O
3
FeCl3
(Fenol)
O
Fe
O
+ 3HCl
(Senyawa kompleks)
Sedangkan pada percampuran antara 2-propanol denan FeCl 3 tidak terjadi perubahan
warna (tidak beraksi). Hal ini sesuai dengan teori bahwa alkohol tidak dapat bereaksi
dengan FeCl3 karena alkohol (2-propanol) merupakan senyawa karbon yang tidak
memiliki ikatan rangkap (jenuh).
e. Uji Brodwell-Wellman
Pada 3 tabung yang berisi aseton direaksikan dengan 2-butanol (tabung 1),
tert-butil alkohol (tabung 2), dan kolesterol (tabung 3). Kemudian pada masingmasing tabung tersebut direaksikan dengan larutan Brodwell-Wellman. Tabung 1 dan
3 setelah direaksikan dengan larutan Brodwell-Wellman menghasilkan perubahan
warna berturut-turut biru muda dan hijau disertai dengan terbentuknya endapan yang
berarti bahwa terjadi reaksi. Karena menurut teori bahwa alkohol primer (kolesterol)
dan alkohol sekunder (2-butanol) mudah dioksidasi oleh asam kromat. Sedangkan
pada tabung 2 (tert-butil alkohol ) yang dicampurkan dengan larutan BrodwellWellman terjadi perubahan warna menghasilkan warna orange dan terbentuknya
endapan. Hal ini tidak sesuai dengan teori bahwa alkohol tersier (tert-butil alkohol)
tidak dapat bereaksi (tidak dapat dioksidasi). Hal ini dikarenakan pada saat percobaan
tabung reksi yang digunakan (pada tabung reaksi 2) kotor (terdapat endapan
orange)di dinding tabung sehingga pada saat digunakan, maka endapam tersebut akan
ikut bereaksi menghasilkan larutan orange dan endapan yang seharusnya tidak terjadi
reaksi. Persamaan reaksinya, yaitu:
CH3CHCH2CH3 + CrO3- + 4H+
OH
(2-butanol)
CH3
CH3C-OH + CrO3- + 4H+
CH3
(Tert-butil alkohol)
3. aldehid dan keton
a. uji cermin kaca tollens
dari hasil percobaan pada tabung 1 dan 2 (larutan tollens) direaksikan
berturut-turut dengan benzaldehid dan formaledhid menghasilkan cermin perak
(tabung 1) dan cermin perak+endapan (tabung 2) yang menandakan campuran tersebu
bereaksi. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa senyawa aldehid dapat
bereaksi dengan pereaksi tollens membentuk cermin perak. Sementara pada tabung 3
(laruta tollens) direaksikan dengan sikloheksanon membentuk endapan dan cermin
perak. Seharusnya campuran tersebut tidak bereaksi karena menurut teori bahwa jika
keton (sikloheksanon) direaksikan dengan ,pereaksi tollens tidak akan bereaksi. Hal
ini dikarenakan pada saat percobaan, mungkin pipet yang digunakan telah
terkontamnasi dengan senyawa aldehid sehingga larutan tersebut (sikloheksanon)
bereaksi dengan pereaksi tollens menghasilkan cermin peran dan endapan. Reaksinya,
yaitu:
CHO
COONH4
+ 2Ag(NH3)OH
(Benzaldehid)
(Ammonium
benzoat)
CH2O + 2Ag(NH3)OH
(formaldehid)
(tollens)
O
2Ag(NH3)OH
(tollens)
(sikloheksanon)
+ 2Ag
+ 3NH3 + H2O
(cermin perak)
H3CCCH3 + 2Ag(NH3)OH
(aseton)
(tollens)
b. Uji benedict
Dari hasil percobaan pada tabung 1 (formaldehid) dan tabung 2 (nheptaldehid) direaksikan dengan larutan benedict kemidian dipanaskan, tidak terjadi
reaksi yang ditandai dengan tidak terjadinya perubahan warna. Seharusnya pada
kedua tanbung tersebut dapat bereaksi karena menurut teori bahwa senyawa aldehid
(formaldehid dan n-heptaldehid) jika direaksikan dengan benedict akan bereaksi
menghasilkan larutan orange terbentuk endapan merah bata karena senyawa aldehid
akan mereduksi larutan benedict (tembaga II) menjadi endapan tembaga I yang
berwarna merah bata. Kemungkinan hal ini terjadi karena larutan benedict rusak
(tidak lagi digunakan). Persamaan reaksinya seharusnya:
CH2O + 2Cu2+ 5OH(formaldehid)
sitrat
+ 2Cu2+ + 5OHH3CCCH3
(aseton)
sitrat
+ 2Cu2+ + 5OH-
sitrat
(sikloheksanon)
c. Pengujian dengan fenil hidrazin
Pada tabung reaksi 1 (fenil hidrazin) ditetesi dengan benzaldehid
menghasilkan larutan panas dan terdapat endapan kristal kuning. Hal ini sesuai
dengan teori bahwa senyawa aldehid jika direaksikan dengan fenil hidrazin akan
bereaksi membentuk hablour dan larutannya panas. Reaksinya, yaitu:
CHO
NNH2
+ H2N NH2
(benzaldehid)
+ H2O
(fenilhidrazin)
(fenil hidrazon)
+ H2N_NH2
(sikloheksanon)
d. Kondensasi aldol
Pada percobaan ini larutan NaOH ditambahkan dengan senyawa asetaldehid
kemudian dikocok dan dipanaskan selama 3 menit menghasilkan bau tengik khas dari
asetaldehid dan warna larutan berubah dari bening menjadi orange kecoklatan. Hal ini
berarti bahwa aldehid yang menajlankan kndensasi aldol dan membentuk keton.
Mekanisme reaksinya, yaitu:
CH3CHO
IOH
H2C-
CHO + H2O
(asetaldehid)
CH3CHO + H2C- CHO
H3C_CH_CH2_CHO + H2O
(Aldol)
H3CO CH2CH2CHO
panaskan
H3C_CH=CH_CHO
(Krotonaldehid)
H. PENUTUP
1. Kesimpulan
a. Hidrokarbon jenuh dan tak jenuh dapat diidentifikasi dan dibedakan melalui
reaksinya dengan larutan permanganat (KMnO4).
b. Alkohol primer, sekunder, dan tersier dapat diidentifikasi dengan uji kelarutan
dan uji lucas.
c. Alkohol biasa dan fenol beserta turunannya dapat diidentifikasi dengan reaksi
fenol terhadap FeCl3 dan uji brodwell-wellman.
d. Aldehid dan keton dapat diidentifikasi dengan reaksi uji benedict, pengujian
dengan fenil hidrazin, dan kondensasi aldol.
2. Saran
a. Prantikan lebih memperhatikan kebersihan pipet tetes agar zat yang mungkin
masih tertinggal di dalamnya tidak mempengaruhi larutan lain.
b. Praktikan lebih memperhatikan teguran asisten sehingga hasil yang didapat lebih
maksimal
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. aldehid dan Keton. http://www.wikipedia.com. Diakses pada 3 Juni
2011.
Fessenden. 1986. Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Hart, Harold. 1983. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
Rasyid, Muhaedah. 2009. Kimia Organik 1. Makassar: Jurusan Kimia FMIPA UNM.
Tim Dosen Kimia Dasar. 2008. Penuntun Praktikum Kimia Dasar Lanjut. Makassar:
Jurusan Kimia FMIPA UNM.
Tim Dosen Kimia Organik.2011. PenuntunPraktikum Kimia Organik 1. Makassar:
Jurusan Kimia FMIPA UNM.
+ MnO2 + KOH
OH
(sikloheksena) (1,2-sikloheksanadiol)
NaOH
(fenol)
H2O
(natrium fenoksida)
sitrat
H
+ H2N NH2
NNH2
+ H2O
(benzaldehid)
(fenilhidrazin)
(fenil hidrazon)
+ HN_OH
h. Pengujian iodoform terhadap 2 pentanon.
3I_I + CH3_COC3H7
CH3_COC3H4I2 + 3I- + 3H+
8. Kondensasi aseton dengan benzaldehid yang dikatalis oleh basa. Persamaan
reaksinya:
CH3COCH3
OH-
O
O
CH3C_H_CH2_C_H
CH3
CH3CH2C2H4_C_CH2_OH
CH3
9. Penggunaan praktis dari reaksi tollens ialah untuk pemurnian logam perak (Ag).
a. Untuk membedakan 3 pentanol dengan pentanol dilakukan dengan cara mengui
dengan reagen lucas, sebab itu merupakan alkohol sekunder sedangkan pentanol
hanya akan bereaksi jika suhu dinaikkan dengan pemanasan.
b. Untuk membedakan benzaldehid asetofenon cukup dengan uji cermin kaca tollens
sedangkan asetofenon tidak akan bereaksi dengan reagen tollens.