Anda di halaman 1dari 33

CHOICE OF REACTOR part 1:

REACTOR PERFORMANCE

Robin Smith, 2005, Chemical Process Design and Integration,


Chapter 5

Process design start with the reactor


Mendesain suatu proses dimulai dengan memilih reaktor.
Pemilihan jenis reaktor merupakan tahap paling penting dan akan
menentukan desain proses secara keseluruhan.
Ketika spesifikasi produk sudah ditentukan, maka reaksi harus

dipilih (misal ethanol dapat dibuat dari beberapa alternatif bahan


baku: dari etilen, dari metanol, atau dari fermentasi karbohidrat).
Setiap pilihan akan memiliki kemungkinan jenis reaktor yang
digunakan.

Performa reaktor yang baik akan menentukan kelayakan suatu


proses secara ekonomi dan dampak lingkungan yang sesedikit
mungkin.

Secara umum, hal-hal yang harus diperhatikan dalam


perancangan suatu reaktor meliputi:
1. Tipe reaktor

2. Katalis yang digunakan


3. Dimensi/ukuran reaktor
4. Kondisi operasi
5. Fasa reaksi
6. Kondisi umpan

Reaction Path
Ketika diinginkan untuk membuat suatu produk tertentu, maka

seringkali terdapat beberapa alternatif reaksi.


Reaksi yang dipilih adalah reaksi dengan bahan baku paling murah dan
menghasilkan sesedikit mungkin produk samping.
Namun, kadang terdapat beberapa faktor lain yang harus diperhatikan

seperti misalnya faktor fluktuasi harga bahan baku di masa yang akan
datang, atau faktor teknis seperti keselamatan dan konsumsi energi.
Perlu diketahui bahwa kadang suatu produk dapat dibuat dari berbagai

macam pilihan reaksi, namun kadang informasi mengenai jenis katalis


yang sesuai untuk suatu reaksi sangat sedikit.

Contoh:
Vinyl chloride (C2H3Cl) dapat dibuat melalui 3 kemungkinan
reaksi berikut ini:
Path 1
C2H2 +
HCl
C2H3Cl
asetilen asam klorida

Path 2
C2H4 +
Cl2 C2H4Cl2
Etilen
klorin
dikloroetana
C2H4Cl2 C2H3Cl + HCl
Path 3
C2H4 + O2 + HCl C2H4Cl2 + H2O
C2H4Cl2 C2H3Cl + HCl

Berat molekul dan harga untuk setiap komponen dapat


dilihat pada tabel berikut ini:
Komponen

Berat molekul
kg/kmol

Harga
$/kg

Asetilen
Klorin
Etilen
Asam klorida
Vinyl chloride

26
71
28
36
62

1,0
0,23
0,58
0,39
0,46

Oksigen diperoleh secara gratis dari atmosfer.


Berdasarkan pertimbangan ekonomi, reaksi manakah yang
sebaiknya dipilih?

Penyelesaian:
Pengambilan keputusan untuk kasus ini dapat dilakukan dengan
menganalisis economic potential (EP) dari masing-masing komponen
yang terlibat dalam reaksi.
EP = (value of products) (raw material costs)
Path 1
Path 2

Path 3

Paths 1 and 3 are clearly not viable. Only Path 2 shows a positive
economic potential when the by-product HCl can be sold. In practice,
this might be quite difficult, since the market for HCl tends to be
limited. In general, projects should not be justified on the basis of the
by-product value.
The preference is for a process based on ethylene rather than the
more expensive acetylene, and chlorine rather than the more
expensive hydrogen chloride. Electrolytic cells are a much more
convenient and cheaper source of chlorine than hydrogen chloride. In
addition, it is preferred to produce no by-products.

A study of the stoichiometry of the three paths shows that this


can be achieved by combining Path 2 and Path 3 to obtain a
fourth path.

Type of Reaction System


Terdapat 6 (enam) tipe dari sistem reaksi yang umum
dijumpai:
1. Single reaction
2. Multiple reactions in parallel producing byproducts

3. Multiple reactions in series producing byproducts


4. Mixed

parallel

and

byproducts
5. Polymerization reactions
6. Biochemical reactions

series

reactions

producing

Type of Reaction System

1. Single reaction
Suatu sistem reaksi umumnya melibatkan banyak reaksi.
Namun untuk beberapa sistem, reaksi samping dapat
diabaikan sehingga praktis hanya ada reaksi tunggal (single
reaction) yang diperhitungkan.
Reaksi tunggal dapat terjadi dengan beberapa kemungkinan
berikut:

FEED PRODUCT
atau

FEED PRODUCT + BYPRODUCT


atau

FEED 1 + FEED 2 PRODUCT


dan lain sebagainya

Reaksi tunggal yang tidak menghasilkan produk samping


(byproduct) adalah reaksi isomerisasi, misalnya reaksi
propylene oxide menjadi allyl alcohol

H3C HC

CH2

H2C

CH CH2 OH

propylene oxide

allyl alcohol

Contoh reaksi yang menghasilkan produk samping adalah


reaksi untuk menghasilkan aseton dari isopropil alkohol
dengan produk samping gas hidrogen.

CH3
HC OH

H3C CH2 O CH3 + H2

CH3

isopropil alkohol

aseton

Type of Reaction System

2. Multiple reactions in parallel producing byproducts


FEED PRODUCT

FEED BYPRODUCT
atau

FEED PRODUCT + BYPRODUCT1


FEED BYPRODUCT2 + BYPRODUCT3
atau

FEED 1 + FEED 2 PRODUCT

FEED 1 + FEED 2 BYPRODUCT


dan lain sebagainya

Contoh reaksi paralel adalah pada produksi etilen oksida dari


etilen dan oksigen dengan reaksi pembakaran sebagai reaksi
paralelnya
H2C CH2 + 1/2 O2

ethylene
H2C CH2 +

ethylene

oxygen
3 O2

oxygen

H2C

CH2

O
ethylene oxide
2 CO2 + 2 H2O

carbon
water
dioxide
Adanya reaksi multiple berupa reaksi paralel mungkin tidak
hanya mengurangi perolehan produk utama, namun bisa jadi
menimbulkan deposit atau bahkan meracuni katalisator
(poisoning)

Type of Reaction System

3. Multiple reactions in series producing byproducts


FEED PRODUCT
PRODUCT BYPRODUCT
atau

FEED PRODUCT + BYPRODUCT1


PRODUCT BYPRODUCT2 + BYPRODUCT3
atau

FEED 1 + FEED 2 PRODUCT


PRODUCT BYPRODUCT + BYPRODUCT2
dan lain sebagainya

Contoh reaksi seri adalah produksi formaldehid dari methanol


H3C OH + 1/2 O2

methanol

oxygen

H2C

O
+

H2O

formaldehyde

water

Formaldehid yang terbentuk dapat mengalami reaksi lanjutan


O
H2C
CO + H2

formaldehyde

carbon hydrogen
monoxide

Sama halnya seperti reaksi paralel, adanya reaksi multiple


berupa reaksi seri mungkin tidak hanya mengurangi
perolehan produk utama, namun bisa jadi menimbulkan
deposit atau bahkan meracuni katalisator (poisoning).

Type of Reaction System

4. Mixed parallel and series reactions producing byproducts


FEED PRODUCT
FEED BYPRODUCT
PRODUCT BYPRODUCT
atau
FEED PRODUCT
FEED BYPRODUCT1
PRODUCT BYPRODUCT2
atau

FEED 1 + FEED 2 PRODUCT


FEED 1 + FEED 2 BYPRODUCT1
PRODUCT BYPRODUCT2 + BYPRODUCT3
dan lain sebagainya

Contoh reaksi seri adalah produksi ethanolamines dari ethylene


oxide dan ammonia
H2C

CH2 + NH3

O
ethylene oxide

H2N CH2 CH2 OH

ammonia

H2N CH2 CH2 OH + H2C

monoethanolamine
CH2

NH(CH 2CH2OH) 2

monoethanolamine

ethylene oxide

NH(CH 2CH2OH) 2 + H2C

CH2

diethanolamine
N(CH2CH2OH) 3

diethanolamine

ethylene oxide

triethanolamine

Type of Reaction System

5. Polimerization reactions
a. Polimerisasi adisi

Inisiasi

Propagasi

Terminasi

Type of Reaction System

6. Biochemical reactions
a. Dengan bantuan mikroorganisme

b. Dengan bantuan enzim

Konversi, Selektivitas, Yield


Performa reaktor dapat diukur dari tiga parameter berikut:

reaktan yang bereaksi di dalam reaktor


Konversi
reaktan umpan masuk reaktor
Selektivitas

produk yang dihasilkan


xfaktor stoikiometri
reaktan yang bereaksi di dalam reaktor

produk yang dihasilkan


Yield
x faktor stoikiometri
reaktan umpan masuk reaktor
Faktor stoikiometri : banyaknya mol reaktan yang dibutuhkan per
mol produk

Contoh:
Benzene dapat dibuat dari toluene menurut reaksi:
C6H5CH3 +
H2
C6H6 + CH4
sebagian benzene yang terbentuk mengalami
menghasilkan dyphenil dan hidrogen
2C6H6
C12H10 + H2

Komponen

reaksi

inlet flowrate

outlet flowrate

kmol/jam

kmol/jam

H2
CH4

1858

1583

804

1083

C6H6

13

282

C6H5CH3
C12H10

372

93

Hitung konversi, selektivitas, dan yield dengan basis :


a. toluen
b. hidrogen

lanjutan

Idealized Reactor Model


1. Ideal batch reactor

: pada saat awal proses, reaktan

dimasukkan ke dalam reaktor. Reaksi dijalankan di dalam reaktor

dengan pengadukan sampai waktu tertentu, dan pada saat akhir


proses, reaktor dikosongkan. Pada saat reaksi berlangsung, tidak ada
arus masuk maupun arus keluar reaktor.

2. Mixed-flow reactor

: terjadi pengadukan sempurna di dalam

reaktor. Ada arus umpan dan arus produk yang mengalir kontinyu
selama reaksi berlangsung.

3. Plug-flow reactor

: terjadi pergerakan aliran secara seragam

tanpa pengadukan di dalam reaktor. Ada arus umpan dan arus produk

yang mengalir kontinyu selama reaksi berlangsung.

Design Equation for Idealized Reactor Model


1. Ideal batch reactor
X

dX
, untuk V tetap
rA V
0

t NA0
X

dX
, untuk V berubah terhadap waktu
rA
0

V t dt NA0
0

2. Mixed-flow reactor
FA0 X out X in
V
rA out
3. Plug-flow reactor

V FA0

X out

X in

dX
rA

Choice of Idealized Reactor Model


1. Single reaction
Misal untuk reaksi

FEED PRODUCT dengan

rFEED kC FEED

dari persamaan laju reaksi dapat dipahami bahwa untuk


menjaga agar reaksi berlangsung dengan cepat, konsentrasi
umpan harus diusahakan tetap tinggi. Keadaan ini dapat
dicapai dengan penggunaan ideal bacth reactor atau plugflow reactor.
Jika yang digunakan adalah mixed-flow reactor, umpan akan
langsung tercampur dengan produk begitu memasuki reaktor
sehingga konsentrasinya rendah. Hal ini akan menyebabkan
volume reaktor lebih besar.

Choice of Idealized Reactor Model

2. Multiple reactions in parallel producing byproducts


Misal untuk reaksi paralel berikut:

FEED PRODUCT
FEED BYPRODUCT

1
r1 k1C FEED
2

r2 k2C FEED

Rasio laju reaksi antara reaksi samping dengan reaksi utama:

r2 k2 C
FEED
r1 k1
2

Jika
2 < 1 gunakan ideal-bacth reactor atau plug-flow reactor
2 > 1 gunakan mixed-flow reactor

Choice of Idealized Reactor Model

3. Multiple reactions in series producing byproducts


Misal untuk reaksi seri berikut ini:
1
r1 k1C FEED

FEED PRODUCT
PRODUCT BYPRODUCT

r2 k2CPRODUCT

Untuk mencapai konversi dan selektivitas tertentu, agar

produk

yang

dihasilkan

semaksimal

mungkin,

maka

konsentrasi umpan harus diusahakan agar tetap tinggi.


Dengan demikian yang lebih sesuai adalah ideal batch reactor
atau plug-flow reactor.

Choice of Idealized Reactor Model

4. Mixed parallel and series reactions producing byproducts


Misal untuk reaksi seri-paralel berikut

FEED PRODUCT

FEED BYPRODUCT
PRODUCT BYPRODUCT

1
r1 k1C FEED
2
r2 k2C FEED
3
r3 k3CPRODUCT

Jika
2 < 1 gunakan ideal-bacth reactor atau plug-flow reactor
2 > 1 gunakan
mixed-flow reactor yang disusun seri, atau
plug-flow reactor dengan recycle, atau
kombinasi antara plug-flow dan mixed flow

mixed-flow reactor
yang disusun seri

plug-flow
reactor
dengan recycle

kombinasi
antara
plug-flow dan mixed
flow

Catatan:
Tujuan perancangan reaktor secara umum (walaupun tidak selalu)
adalah untuk membuat reaktor yang mampu memberikan konversi
yang tinggi namun ukuran reaktor tidak terlalu besar sehingga biaya
pembuatan reaktor seminimal mungkin.

Pada saat merancang, penting untuk menentukan berapa konversi


yang ingin dicapai. Berikut adalah beberapa hal terkait penentuan
konversi saat perancangan
Untuk reaksi tunggal (single reaction), setting awal konversi yang
optimum adalah 95 % untuk reaksi searah dan untuk reaksi bolakbalik adalah 95% dari konversi kesetimbangannya.
Pada reaksi paralel, jika order reaksi samping lebih besar dibanding
reaksi utama, selektivitas akan naik jika konversi naik. Untuk kasus
ini pilih setting awal konversi sama dengan untuk reaksi tunggal.
Namun jika order reaksi samping lebih kecil dibanding reaksi
utama, pilih setting awal konversi sebesar 50% jika reaksi searah
dan 50% dari konversi kesetimbangan jika reaksinya adalah bolakbalik.
Jika produk samping dihasilkan melalui reaksi seri, maka
selektivitas akan menurun dengan naiknya konversi. Pilih setting
awal konversi sebesar 50% jika reaksi searah dan 50% dari konversi
kesetimbangan jika reaksinya adalah bolak-balik.

QUIZ 2
1.Identifikasi reaksi berikut ini termasuk dalam reaksi seri, paralel, atau gabungan
seri-paralel
a)

AB
AC

d)

A+BP
BQ

b)

AB
BC
CD

e)

P+QX
P+XZ

c)

M+NP
P+QR

f)

A+BC
A+BD

2. Diketahui reaksi, A + B 2C (reaksi 1) , dan C + 2A D (reaksi 2)


(dengan C adalah produk yang diinginkan dan D adalah produk samping)
Senyawa

Mula-mula, mol

Setelah reaksi, mol

30

20

28

Hitung konversi, selektifitas dan yield masing-masing produk dengan basis


senyawa B dan A

Anda mungkin juga menyukai