Anda di halaman 1dari 30

ENVIRONMENTAL RISK

ASSESMENT
OF MARINE PORT
Zulfikar Afandy
C252140141

PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR DAN LAUT


SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015

1. Pendahuluan
Presiden berambisi untuk menjadikan Indonesia
sebagai poros maritim dunia lewat konsep tol laut
Salah satu fasilitas yang sangat berperan dalam
konsep tol laut adalah Pelabuhan

Pelabuhan merupakan tempat yang terdiri


dari daratan dan perairan disekitarnya
dengan batas-batas tertentu sebagai tempat
kegiatan pemerintahan dan kegiatan
ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat
kapal bersandar, berlabuh, naik/turun
penumpang dan/atau bongkar muat barangbarang yang dilengkapi dengan fasilitas
keselamatan pelayaran dan kegiatan
penunjang pelabuhan serta sebagai tempat
perpindahan intra dan antar moda
transportasi (PP No 70 Tahun 1996 tentang
Kepelabuhan)

Siapkah Infrastruktur Pelabuhan kita?

World Port Traffic

Rodrigue (2010)

World Port in term of


Contenerization: 2009
1.
2.
3.
4.
13.
20.
24.
26.
37.

Singapura
Shanghai
------------Port Kelang
Bremen
India
Indonesia
Manila

Sumber:
Containerization International online

World Port Ranking: 2009


1.
2.
3.
4.
14.
21.
33.
55.
77.
87.
91.

ShanghaiChina
Singapura
RotterdamBelanda
----ZhenzhenChina
Port KelangMalaysia
Tanjung PelepasMalaysia
Madras---India
Laem ChabangThailand
ManilaPhiliphina
Tanjung Priok--Indonesia

Sumber:Agncia Nacional de Transportes Aquavirios ANTAQ(Brazil), Institute of Shipping Economics & Logistics,
Containerisation International Yearbook 2011; U.S. Army Corps of
Engineers' Waterborne Commerce Statistics Center, Secretariat of
Communications and Transport (Mexico), Waterborne Transport
Institute (China); AAPA Surveys ; various port internet sites

STRUKTUR PELABUHAN DI
INDONESIA
1129 PELABUHAN NON
KOMERSIAL YG DIKELOLA

TOTAL PORT DAN


TERMINAL : 2000

111 PELABUHAN
KOMERSIAL (TERMASUK 25
PELABUHAN STRATEGIS)
DIKELOLA OLEH PT.
PELABUHAN INDONESIA

PEMERINTAH (YG LAYAK


SECARA KOMERSIAL AKAN
DITENDERKAN KE PIHAK
SWASTA, UNTUK DIKELOLA
DAN DIKEMBANGKAN OLEH
OPERATOR SWASTA)

LEBIH DARI 800 TERSUS


DAN TUKS
(PERTAMBANGAN, MINYAK
DAN GAS, PERKEBUNAN,
PERIKANAN, BAHAN KIMIA
DSB)

800
700
600
500
400
300
200
100
0

741

726

217249

2011

262
223
51

49
2015

704

262
225

240235
39

33

704

2020

2030

PELABUHAN UTAMA

PELABUHAN PENGUMPUL

PENGUMPAN REGIONAL

PENGUMPAN LOKAL

BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NO. KP. 414/2013 TENTANG PENETAPAN RIPN

Bagaimana dengan resiko-resiko yang


muncul terkait dengan peningkatan
peran pelabuhan??

Port Marine Safety Code mengharuskan semua


otoritas pelabuhan untuk memastikan bahwa Risk
Assessment dilakukan untuk mengidentifikasi dan
meminimalkan risiko yang dapat mengakibatkan
cedera, atau kerusakan properti atau lingkungan

Risk Assessment
Adalah mengkaji hubungan antara
Frekwensi/Probability dan
keparahan(Consequence) resiko
Outputnya adalah satu keputusan :
Acceptable Risk
or
Unacceptable Risk

13

2. Identifikasi Aktivitas
Kegiatan yang Dikaji
Fungsi pelabuhan laut: sebagai
tempat kegiatan pemerintahan
dan kegiatan ekonomi yang
dipergunakan sebagai
Tempat Kapal Bersandar
Berlabuh
Naik/Turun Penumpang
Bongkar muat barang-barang

Selain identifikasi aktivitas, juga


dilakukan pengumpulan data berupa :

Vessel sizes and types using the port or harbour


Nature of leisure activities
Passenger movements
Traffic density and types of traffic involved at busiest times or at key locations for
crossing
The tidal regime, wave height and periodicity
Non tidal oceanography (long period waves; surging, etc.)
Navigational channel width, depth and route/heading needed for each transit;
Hydrographic information and sea bed morphology
Weather limitations
Types of berths/securing and fendering arrangements
Types of cargoes being handled (Oil products; IMDG; chemicals in bulk; gasses; etc.)
Disposition of navigational aids
Communication or radar blackspots
Pilotage system and pilotage criteria; training systems and competence assurance
systems in place
Status of operating manuals and limitations on movements
Available incident and accident data

3. Identifikasi hazard (potensi bahaya


pada setiap aktivitas)
Hazard bisa didefinisikan sebagai sesuatu yang
berpotensi menyebabkan kerusakan terhadap :
Manusia
Lingkungan
Proverty
Harbour Stakeholder

Hazard pada pelabuhan laut, dapat berupa :


Tabrakan
Tenggelam
Kebakaran
Ledakan
Kegagalan kerja alat (ex kerusakan crane)

4. Penilaian tingkat risiko


Resiko merupakan kombinasi dari :
Probability: nilai peluang atau kemungkinan
terjadinya potensi bahaya menjadi bahaya
Consequences: nilai efek yang terjadi jika potensi
bahaya berubah menjadi bahaya

Hasil penilaian tingkat resiko awal

Berdasarkan hasil penilaian resiko


awal, kategori aktivitas/hazard
adalah :
1. High Risk
Aktivitas bunkering pada semua tipe kapal dengan
sumber hazard berupa Bahan Bakar Minyak (BBM)

Aktivitas menaikkan dan menurunkan penumpang


pada kapal penumpang dengan sumber hazard
berupa berdesakan dan pembungan sampah serta
limbah
Total 4 Aktivitas

2. Medium Risk
Aktivitas bunkering pada semua tipe kapal dengan
sumber hazard berupa tumpahan minyak yg berasal
Bahan Bakar Minyak (BBM)
Aktivitas bunkering pada semua tipe kapal dengan
sumber hazard berupa kerusakan Crane dan
kelebihan muatan
Aktivitas berlabuh pada semua tipe kapal dengan
sumber hazard berupa kerusakan pipa bawah laut,
batas waktu berlabuh dan cuaca buruk
Total 6 Aktivitas sumber hazard

3. Low Risk
Aktivitas Landing Catch pada tipe kapal ikan dengan
sumber hazard berupa sisa hasil tangkapan
Aktivitas berlabuh pada semua tipe kapal dengan
sumber hazard berupa kerusakan kabel bawah laut
Total 2 Aktivitas sumber hazard

5. Penetapan Control (kendali) untuk


mitigasi risiko

Untuk Medium Risk dan High Risk diperlukan


kontrol dan mitigasi

Penerapan kontrol dan mitigasi akan menurunkan tingkat resiko

6. Penentuan residual risk setelah


penerapan control

Setelah penerapan Control dan Mitigasi


terhadap resiko, terdapat perubahan level
resiko
High Risk dari 4 potensi hazard, menjadi
nihil
Medium Risk dari 6 potensi turun menjadi
5 potensi
Low Risk dari 2 potensi menjadi 7
potensi

Penerapan Risk Assessment pada setiap


pelabuhan laut merupakan hal yang mutlak
dilaksanakan dalam rangka menerapkan
efisiensi, efektivitas dan safety pada sistem
pengelolaan pelabuhan.

Terima kasih..

Anda mungkin juga menyukai