Anda di halaman 1dari 54

BAB

2
DASAR DASAR PENELITIAN
SEJARAH
Konsep

heuristik
verifikasi
interpretasi
historiografi
sejarah lisan

Pada Bab ini, kita akan


mempelajari :
Penelitian Sejarah (Heuristi,
Verifikasi, Intepretasi, dan
Historiografi)
Sumber, bukti, dan fakta
sejarah
Jenis-jenis sejarah

54

Prinsip-prinsip dasar
penelitian sejarah lisan

DASAR-DASAR PENELITIAN
SEJARAH

BAB
2
KOMPETENSI DASAR

1.1. Kemampuan memahami hakikat, ruang lingkup, dan prinsip-prinsip dasar ilmu
dan penelitian sejarah.
HASIL BELAJAR DAN INDIKATOR HASIL BELAJAR
Menguraikan dasar-dasar penelitian sejarah.
Mendeskripsikan langkah-langkah dalam penelitian sejarah (heuristik,
verifikasi, interpretasi, dan historiografi).
Mendeskripsikan sumber, bukti, dan fakta sejarah.
Mendeskripsikan jenis-jenis sejarah.
Mendeskripsikan prinsip-prinsip dasar dalam penelitian sejarah lisan.
A. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN SEJARAH
Bagaimanakah kita dapat mengetahui sejarah masa lampau?
Pertanyaan ini sering muncul ketika kita memperoleh pelajaran sejarah. Benarkah
apa yang dikatakan guru kita? Sejarah menyampaikan peristiwa masa lampau yang
benar-benar terjadi. Sejarah tidak dapat mengandaikan berdasarkan khayalan
seseorang. Apa yang disampaikan disampaikan harus berdasarkan bukti. Bukti yang
dipakai harus dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Sejarah harus dapat
dipercaya oleh orang yang membacanya. Untuk mencapai taraf ini, sejarah harus
memiliki unsur ilmiah dalam penyusunannya. Sejarah sebagai ilmu mengharuskan

55

kebenaran penyusunan sejarah diperoleh melalui penelitian sesuai dengan kaidah


keilmuan.
Bagaimanakah sejarah masa lampau disusun oleh sejarawan?
Prosedur yang ditempuh tidak sesederhana yang kita bayangkan. Sejarawan
melakukan penelitian dengan mempelajari sumber-sumber sejarah. Berdasarkan
sumber itu, sejarawan mencoba menjelaskan apa yang sebenarnya telah terjadi pada
masa lampau itu. Pekerjaan sejarawan untuk merekonstruksi peristiwa masa lampau
mirip dengan pekerjaan seorang polisi atau penyidik dalam suatu kasus kejahatan.
Perhatikan gambar ilustrasi pada halaman ini. Polisi akan mencari barang bukti
sebagai petunjuk adanya tindak kejahatan. Berdasarkan bukti-bukti yang diperoleh,
polisi berusaha menemukan pelaku

ma
Seo
neri
e
m
ra
g
n
a
m
emb ng sisw
ed p
s
i
s
a
a
sed
kti,
e tk
poli
ang yangka smu s
bar atang k rang bu
m
a
m
G
ena datan n seo edang
n, d lkan ba kti,
a
r
o
(keh nyak g ke rang
lap umpu ang bu ng
a
r
g
a
a
lain ilanga n apa dukun yang
men olah b tasi bar angka,
y
n
s
g
e
men menga baran ang te untuk
men interpr ukan ter iwa, dan
g
t
t
terj getahu takan b g) dan lah terj
men ,menen si peris
a
i
k
men di dan i perist ukan b ada sis adi
bukt konstru
g
etah meng iwa y egitu wa
e
mer lis BAP
a
ui s
a
c
u
ejar takan ng tela ara
men
ah.
ia ti
h
dak

tindak

kejahatan

dan

merekonstruksi peristiwa yang telah terjadi. Polisi tidak dapat seenaknya menetapkan
pelaku dan memperkirakan terjadinya peristiwa yang telah terjadi berdasarkan naluri
atau bertanya kepada dukun.

Prosedur yang harus ditempuh oleh sejarawan dalam melaksanakan


penelitian dinamakan metode sejarah. Garraghan (1957:33) mendefinisikan metode

56

penelitian sejarah sebagai a systematic body of principles and rules designed to aid
effectively gathering the sourcematerials of history, appraising them critically, and
presenting a synthesis (generally in written form) of the results achieved (suatu
kumpulan yang sistematis dari prinsip-prinsip dan aturan-aturan yang dimaksudkan
(didesain) untuk membantu secara efektif dalam pengumpulan bahan-bahan sumber
sejarah, dalam menilai atau menguji sumber-sumber sejarah itu secara kritis, dan
menyajikan suatu hasil sintesis (umumnya dalam bentuk tertulis) dari hasil-hasil
yang telah dicapai). Secara singkat metode penelitian sejarah adalah a system of right
procedure for the attainment of (historical) truth (suatu sistem dari cara-cara yang
benar untuk mencapai kebenaran sejarah).
KEGIATAN SISWA
1.

JENIS KEGIATAN

: IDENTIFIKASI DAN EKSPLANASI

2.

Topik

: LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
SEJARAH

3.

PETUNJUK

a.

Bacalah definisi tentang metode sejarah dari Garraghan! Berdasarkan


bacaan tersebut, klasifikasikan langkah-langkah penelitian sejarah.

b.

Berilah penjelasan secara singkat dari tiap langkah yang telah ditemukan!

Metode Sejarah adalah Suatu kumpulan yang sistematis dari prinsip-prinsip


dan aturan-aturan yang dimaksudkan (didesain) untuk membantu secara efektif
dalam pengumpulan bahan-bahan sumber sejarah, dalam menilai atau menguji
sumber-sumber sejarah itu secara kritis, dan menyajikan suatu hasil sintesis
(umumnya dalam bentuk tertulis) dari hasil-hasil yang telah dicapai.
LANGKAH
POKOK

NAMA KEGIATAN

Pertama

57

PENJELASAN

Kedua

Ketiga
Agak berbeda dengan pendapat Garraghan di atas, Louis Gottschalk
(1975) merumuskan tahapan metode penelitian sejarah menjadi 4 langkah , yaitu : (1)
mengumpulkan sumber, (2) kritik sumber, (3) interpretasi,
dan

Fact File

(4)

historiografi.

Langkah-langkah

yang

dikemukakan Gottschalk ini sejalan dengan pendapat Von

Menurut Wood Gray (1964)


dijelaskan bahwa prosedur
penelitian sejarah umumnya
melalui 4 tahapan : (1) menentukan
judul penelitian, (2) mencari
bukti-bukti, (3) menilai atau
menguji bahan-bahan sumber, dan
(4) konstruksi dan komunikasi.
Kuntowijoyo menyarankan
pemilihan topik didasarkan
kedekatan emosional dan
kedekatan intelektual.

Humboldt. Hanya saja Von Humboldt menamai langkah


ketiga dan keempat dengan istilah pandangan dan
ciptaan. Pendapat yang terakhir ini lebih menegaskan
langkah interpretasi dari sumber setelah dilakukan kritik
sumber.
Sebelum melakukan langkah pencarian
sumber, sejarawan harus menentukan judul atau topik
penelitian (choice of subject). Pemilihan judul atau topik
sangat penting karena dapat memfokuskan perhatian dan

pencarian sumber sejarah. Wood Gray (1964) memberi rambu-rambu dalam memilih
judul atau topik penelitian sebagai berikut :

Nilai

Judul atau topik harus mempunyai nilai atau arti tertentu,


misalnya dengan menunjukkan hubungannya dengan
gerakan atau kejadian sejarah yang lebih luas.

Asli (Orisinil)

: Judul atau topik penelitian mempunyai keaslian tertentu,


misalnya belum pernah diteliti oleh sejarawan yang lain
atau jika pernah diselidiki sebaiknya ditunjukkan buktibukti baru, penafsiran baru, atau penemuan-penemuan
baru.

Praktis

Judul atau topik yang diteliti harus memperhatikan


kemampuan peneliti, misalnya kemampuan mencari
58

sumber-sumber sejarah, kemampuan penguasaan bahasa


yang digunakan dalam sumber sejarah, dan kemampuan
dana penelitian.

Kesatuan

Judul atau topik penelitian harus didasarkan pada satu


pokok atau tema yang mempersatukan seluruh usaha
penelitian dan menjadi pengarah dalam mengambil
kesimpulan-kesimpulan.

Heuristik
Apakah kita pernah diminta untuk membuat sebuah karangan yang
Gambar ilustrasi seseorang
yang sedang membawa
banyak buku sumber untuk
menulis sampai terlihat
kedodoran.

bersifat nyata (non-fiksi)? Apakah langkah pertama yang


kita lakukan untuk memulai menulis karangan tersebut?
Kita tentu akan mengumpulkan berbagai sumber sesuai
dengan tema yang kita pilih. Cara ini sebenarnya mirip
dengan kerja sejarawan dalam melaksnakan penelitian
sejarah. Kegiatan mencari dan menemukan sumber
sejarah itu disebut dengan heuristik( persuit of evidence).
Heuristik berasal dari bahasa Yunani heuriskein yang

secara harfiah berarti mencari atau menemukan. Heuristik sejarah adalah mencari
dan menemukan sumber-sumber sejarah sesuai dengan topik yang sedang ditelitinya.
Di manakah sejarawan dapat menemukan sumber sejarah? Perhatikan
gambar di bawah pada halaman ini! Proses pencarian sumber merupakan pintu
gerbang yang sangat penting untuk menentukan keberhasilan penelitian. Sejarawan
dapat mencari sumber-sumber di lapangan atau museum sepanjang menggunakan
material yang bersifat arkeologis, epigrafis, dan numismatik. Pencarian di lapangan
terutama berkaitan dengan sumber sejarah
yang

berupa

benda

n
Gedu
Gedung

Arsip N
asi

59
Team Arkeologi Nasional sedang melaksanakan
penelitian lapangan.

onal

l
siona
a
N
um
Muse

yang diduga masih tersimpan atau telah ditemukan di tempat tertentu. Tempat yang
mengandung atau diduga mengandung sumber sejarah ini disebut situs sejarah.
Adakah situs-situs sejarah di sekitarmu?
Jika bahan-bahan itu berupa dokumen resmi, maka sejarawan harus
mencari arsip di pengadilan-pengadilan, Arsip Nasional, dan perpustakaan
pemerintah. Tetapi jika bahan-bahan tersebut bukan dokumen resmi, maka sejarawan
harus mencarinya di dokumen-dokumen perusahaan,
koleksi kraton-kraton, kolektor, atau dokumen tempat
ibadah.

Untuk

memudahkan

pencarian

sumber,

pembatasan topik yang menyangkut peristiwa, orang,


wilayah, dan waktu harus ditetapkan secara jelas.
Sehebat apapun sejarawan pasti memiliki
keterbatasan. Inilah pentingnya ilmu bantu sejarah.
Beberapa ilmu bantu sejarah itu adalah :
1. Ilmu Filologi
Filologi menyediakan informasi tentang
bahasa-bahasa yang dipakai oleh suku bangsa pada masa
lampau. Pengetahuan tentang persamaan kosa kata dan
akar kata yang dipakai oleh berbagai suku bangsa dapat
memberi informasi tentang pola penyebaran manusia dan

Fact File
Menurut Von Humboldt, ilmu
bantu sejarah meliputi :
Filologi, Palaeografi, Ilmu
Piagam, Heraldik (Ilmu yang
mempelajari lambanglambang kuno), dan
Numismatik. Selain lima ilmu
bantu tersebut, Louis
Gottschalk menambahkan
ilmu bantu lainnya, yaitu :
Kronologi, Epigrafi,
Sigillografi/Sfragistik (ilmu
yang mempelajari keaslian
dokumen bermaterai,
Geneologi, Bibliografi,
Lexikografi, dan Arkeologi.

budaya suatu bangsa.


2.

Ilmu Tulisan Kuno (Palaeografi)


Palaeografi memberi informasi kepada sejarawan tentang kehidupan

manusia masa lampau yang diabadikan dalam tulisan-tulisan kuno. Sebagai contoh,
keberhasilan J.F. Champollion (1882) membaca tulisan Hieroglif dan Sir Henry
Rawlenson (1847) membaca tulisan Kuneiform (Tulisan Paku) sangat membantu
sejarawan dalam mengungkapkan kehidupan masyarakat Mesir dan Babilonia pada
masa lalu.
3. Ilmu Piagam (Dokumen)
Ilmu Piagam memberi bantuan kepada sejarawan berupa informasi
tentang isi, tujuan, dan keaslian piagam yang ditinggalkan pada masa lampau.

60

Piagam merupakan kesaksian berkekuatan hukum yang bersifat tertulis dan memiliki
nilai yang penting bagi sejarawan.

4. Arkeologi (Ilmu Purbakala)


Arkeologi memberi bantuan kepada sejarawan berupa informasi dari
artefak masa lampau, baik yang ada di atas maupun di dalam tanah. Artefak
diperoleh melalui kegiatan ekskavasi (penggalian).
5. Ilmu Prasasti (Epigrafi)
Epigrafi membantu sejarawan dalam memahami tentang tata cara
penulisan dalam prasasti, kaidah-kaidah penulisan, dan

keasliannya. Ahli-ahli

epigrafi menyediakan pembacaan teks-teks prasasti sehingga memudahkan sejarawan


dalam merekonstruksi kehidupan masyarakat masa lampau.
6.

Ilmu Mata Uang (Numismatik)


Numismatik mempelajari tentang mata uang kuno yang ditinggalkan

manusia masa lalu. Numismatik memberi informasi kepada sejarawan tentang


kemajuan perekonomian suatu masyarakat, hubungan dagang, petunjuk penanggalan,
dan teknologi pembuatan bahan yang digunakan untuk membuat mata uang.
7. Ilmu Hitungan Waktu (Kronologi)
Kronologi membantu sejarawan dalam memecahkan masalah
pengukuran waktu. Informasi tentang sistem penanggalan yang digunakan dalam
tulisan atau prasasti mempermudah sejarawan menentukan terjadinya suatu
peristiwa. Prasasti-prasasti Indonesia biasanya menggunakan sistem penanggalan dan
hitungan waktu yang disebut Sengkalan. Sengkalan adalah satuan hitungan waktu
dengan menggunakan ungkapan-ungkapan verbal atau gambar-gambar. Hasil analisis
sengkalan dikonversikan dengan penanggalan masehi atau hijrah.
8. Ilmu Geneologi(Keturunan)
Geneologi memberi informasi kepada sejarawan tentang asal-usul
keturunan suatu bangsa dengan memperhatikan bentuk anatomi, ikatan-ikatan
keturunan, adat-istiadat, dan status sosial. Informasi ini dapat membantu sejarawan
dalam menggambarkan pola penyebaran manusia zaman dulu, perkembangan adatistiadat, norma-norma dan pola-pola kehidupan sosialnya.

61

9. Ilmu-Ilmu Sosial (Geografi, Antropologi, Sosiologi, Ekonomi, dan Hukum)


Ilmu-Ilmu Sosial membantu sejarawan dalam menganalisis peristiwa
masa lampau melalui teori-teorinya. Geografi memberi sumbangan pada pola
keruangan yang berkaitan dengan pola interaksi antara manusia dan tempat
tinggalnya, Antropologi memberi bantuan dalam mengkaji manusia dan kebudayaan
masa lalu, Sosiologi memberi dukungan dalam mengkaji interaksi manusia pada taraf
perkembangan kehidupan yang lebih maju, Ekonomi memberi sumbangan dalam
memahami motivasi manusia dalam mempertahankan hidup, dan Hukum memberi
bantuan dalam mengkaji penggunaan norma-norma hukum yang telah diterapkan
oleh manusia zaman dulu.
KEGIATAN SISWA
1.

JENIS KEGIATAN

: MATCHING OF SOURCES

2.

Topik

: HERUISTIK

3.

PETUNJUK

a. Pencarian sumber secara cepat dapat dilakukan jika kita mengetahu di mana
sumber tersebut diperoleh. Kegiatan berikut ini melatih kita untuk mencari
sumber berkaitan dengan topik yang diteliti.
b. Cocokkan bukti-bukti sejarah berikut dengan kemungkinan asal sumber
secara tepat!
A.

Heuristik
PRASASTI TUGU TARUMANEGARA

CANDI BOROBUDUR

DOKUMEN PERJANJIAN KALIJATI

CATATAN SEJARAH IPTN

SUMBER SEJARAH

ASAL SUMBER SEJARAH

SITUS MAGELANG
MUSEUM ARKEOLOGI DAN
BENDA PURBAKALA

62

TOPIK PENELITIAN

ARSIP NASIONAL

ARSIP PERUSAHAAN

B.

Ilmu Bantu Sejarah


EPIGRAFI

PALAEOGRAFI

ARKEOLOGI

NUMISMATIK

ILMU BANTU SEJARAH

OBJEK PENELITIAN

(GAMBAR

MATA

UANG

KUNO)

(GAMBAR TULISAN KUNO


MESIR)

(GAMBAR
BOROBUDUR)

63

CANDI

PENJELASAN

Verifikasi
Kita tentu pernah mendengar istilah verifikasi. Apakah maksud
kalimat Komisi Pemilihan Umum (KPU) melakukan verifikasi parpol-parpol calon
peserta pemilu? Verifikasi pada kalimat di atas dimaksudkan sebagai kegiatan
penelitian berkas-berkas. Kegiatan ini mirip
Gambar ilustrasi seseorang yang
membawa berbagai macam sumber
kepada dipilah-pilah yang akan
digunakan dan tidak digunakan.

dengan

kerja

sejarawan

dalam

melaksanakan penelitian. Berbagai sumber


yang telah dikumpulkan perlu diteliti secara
cermat.

Proses

pemilahan

atau

penyeleksian sumber untuk memperoleh


data yang akurat kebenarannya dari
sumber sejarah tersebut dinamakan proses
atau tahap Verifikasi . Proses verifikasi
dimaksudkan untuk meyakinkan sejarawan
apakah semua sumber sesuai dengan topik,
bagaimana keaslian sumber, dan keakuratan
isinya.
Beberapa ahli sejarah, seperti Louis
Gottschalk menamai tahap ini dengan kritik sumber
atau kritik sejarah. Kritik sumber adalah penerapan
sejumlah aturan atau prinsip-prinsip untuk menilai,
menguji, atau menyeleksi kebenaran dan otentisitas
(kesejatian) sumber sejarah. Proses ini diharapkan
memperoleh sumber yang benar-benar asli, relevan, dan
dapat dipercaya sesuai dengan yang diperlukan. Jika
kita perhatikan secara cermat, maka kritik sumber

64

Fact File
Menurut Garraghan (1957)
kritik luar berusaha
menjawab tentang kapan, di
mana, siapa,bagaimana
bentuk aslinya, dan dari
bahan apa sumber sejarah
itu ditulis. Kritik intern
berusaha menetapkan
kesahihan dan kredibilitas isi
dengan menjawab
pertanyaan bagaimana nilai
pembuktian yang sebenarnya
dari isinya.

meliputi 2 kegiatan, yaitu : (1) memastikan keaslian bahan dari sumber sejarah dan
(2) memastikan kebenaran isi yang dimuat dalam sumber sejarah. Kegiatan pertama
disebut kritik ekstern dan kegiatan yang kedua disebut kritik intern.
Dilihat dari aspek bahan (kritik ekstern), sejarawan harus dapat
memastikan apakah sumber sejarah tersebut asli. Jika dokumen berupa tiruannya,
Gambar seorang ahli kimia
sedang menguji keaslian kertas
untuk membantu sejarawan
dalam meneliti keaslian
bahan/dokumen sejarah.

sejarawan harus dapat memastikan apakah


tiruannya itu sesuai dengan aslinya atau salinan
itu masih utuh atau telah diubah. Hal ini sangat
penting untuk diperhatikan karena sumbersumber kuno hanya dapat diperbanyak dengan
cara menyalin. Dalam proses menyalin kadang
isinya diubah atau ada tambahan informasi
sehingga dokumen itu tidak lengkap atau tidak
asli lagi.

Misalnya, sejarawan ingin melihat

keaslian bahan teks proklamasi. Kritik ekstern


dapat dilakukan dengan menguji apakah kertas,
tinta, dan pita karbonnya yang dipakai merupakan produk sezaman pada saat
kejadian.
Setelah langkah kritik ekstern dilakukan, ahli sejarah dapat melakukan
langkah kritik intern. Kritik intern dilakukan untuk membuktikan bahwa kesaksian
(isi) yang diberikan oleh suatu sumber sejarah
memang dapat dipercaya. Dengan kata lain, kritik
intern dilakukan untuk memperoleh otentisitas atau
kebenaran dari isi sumber sejarah. Bagaimanakah

Gambar seorang hakim


membawa barang bukti dan
menanyai saksi untuk
membuktikan kebenaran
kesaksian lain.

cara melakukan kritik intern? Pernahkah kita melihat


hakim menguji barang bukti di sebuah sidang
pengadilan? Saksi-saksi dihadirkan untuk dimintai
keterangan berkaitan dengan barang bukti yang
hadirkan oleh jaksa. Apa yang dilakukan oleh hakim
pada hakekatnya adalah menguji apakah keteranganketerangan para saksi dapat memperkuat atau
melemahkan pernyataan terdakwah. Jika kita ibaratkan keterangan terdakwah

65

merupakan isi dari sebuah sumber sejarah, maka kebenaran isi tersebut diuji dengan
dibanding-bandingkan dengan sumber (kesaksian) lain yang sejenis (mengetahui isi
kesaksian). Uji silang (cross check) dari berbagai sumber merupakan salah satu cara
untuk membuktikan kebenaran isi sumber sejarah.
Cara lain untuk menguji kebenaran isi sumber sejarah adalah
mempertanyakan apakah benar apa yang dikatakan dalam sumber sejarah. Nugroho
Notosusanto menamainya dengan penilaian intrinsik sumber. Penilaian intrinsik
sumber dilakukan dengan menyoroti dari pembuat sumber (pengarang sumber). Isi
sumber sejarah dapat dipercaya jika saksi benar-benar mampu memberi kesaksian.
Kemampuan itu dipengaruhi waktu dan tempat seoarang saksi dari peristiwa. Sebagai
contoh, seseorang menulis kesaksian tentang peristiwa peledakan bom di Hotel
Marriot tetapi pada saat kejadian ia sedang berada Bandara Soekarno-Hatta. Apakah
kesaksiannya dapat dipercaya isinya?
Selain aspek geografis dan waktu, pengujian isi sumber harus
mempertimbangkan apakah pembuat sumber memang mampu memberikan
kesaksian yang benar. Seorang prajurit bahwahan tentu kurang mampu menjelaskan
apa yang terjadi pada peristiwa G 30 S / PKI walaupun pada saat kejadian ia berada
di Jakarta. Kemampuan saksi menjelaskan suatu peristiwa dipengaruhi dari
keahliannya, keadaan kesehatan mental dan fisik, usia, pendidikan, ingatan, tingkat
perhatiannya, dan ketrampilan bercerita atau menulis dari suatu kejadian.
KEGIATAN SISWA
1. JENIS KEGIATAN

: IDENTIFIKASI KESALAHAN DAN ASBQ

2. Topik

: VERIFIKASI

3. PETUNJUK

a. Kegiatan berikut ini melatih kita untuk mengkritisi isi teks.


b. Sumber teks kegiatan pertama diambil dari artikel di Kompas, tanggal 6
September 2003 dengan sedikit perubahan data. Pada kegiatan kedua diambil
dari Kompas, tanggal 15 Agustus 2000.
c. Cermatilah isi teks! Pada kegiatan pertama terdapat empat kesalahan pada
bacaan tersebut. Tandailah kesalahan itu dengan garis bawah dan betulkan!
d. Pada kegiatan kedua, jawablah pertanyaan berdasarkan bacaan yang telah
disediakan.
66

A. Identifikasi Kesalahan

ISI TEKS

PEMBETULAN

Dari Banceuy ke Sukamiskin


Bangunan 2 lantai berukuran 18 meter
persegi itu tampak berdiri agak aneh di tengah
lingkungannya yang penuh dengan rumah toko
(ruko). Di sekitar jalan Banceuy tidak ada
petunjuk apapun yang menandakan bahwa di
kawasan itu dahulu bekas penjara.
Banceuy menjadi saksi pemerintah Jepang
memenjarakan Soekarno pada tanggal 29
Desember 1929. Beliau menempati bui nomor 5
blok F selama empat setengah bulan. Di tempat
itu pula Soekarno menyusun pembelaan yang
berjudul Merdeka atau Mati. Pledoi ini
disampaikan di muka sidang pengadilan di
Gedung Landraad, Bogor pada tanggal 18
Agustus 22 Desember 1930.
Bersama tokoh lainnya, yaitu Gatot
Mangkupraja, Maskun, dan Ki Hajar Dewantara
dinyatakan bersalah. Soekarno dihukum selama 4
tahun dan dipindahkan ke penjara Sukamiskin.
Beliau menempati sel nomor 233 lantai II. Ruang
berukuran 1,5 m x 2,5 m itu hanya dilengkapi
meja kecil, kursi, almari, dan tempat tidur. Tidak
ada kamar mandi dan WC.

67

B. ASBQ

(Teks dari Kompas berjudul Ganti Rugi Indonesia untuk Belanda)

Pertanyaan :
1. Apakah pendapat Giebels pada topik di atas?
2. Berapa jumlah ganti rugi yang harus dibayar Indonesia kepada Belanda
berdasarkan perjanjian KMB?
3. Bagaimanakah pendapat Prof. Jan Breman tentang penjajahan Belanda?
68

Interpretasi
Apakah sejarawan hanya cukup melakukan kritik terhadap sumber
sejarah? Mengapa sejarawan harus mengintepretasikan fakta-fakta yang diperoleh
dari hasil kritik sumber? Sejarawan tidak boleh berhenti pada tahap kritik sumber.
Sejarawan belum merasa puas hanya mengambil data dan fakta dari kritik sumber
karena hasil itu tidak mampu menggambarkan peristiwa yang sebenarnya terjadi.
Sejarawan perlu menafsirkan suatu fakta yang terdapat dalam sumber sejarah untuk
memperoleh gambaran yang lebih lengkap tentang peristiwa masa lampau. Kegiatan
inilah yang disebut dengan interpretasi.
Interpretasi menjadi sangat penting karena sumber sejarah tidak
mampu mewakili peristiwa secara utuh. Lebih-lebih sumber sejarah yang tidak
tertulis sangat terbatas dalam merekam peristiwa yang sebenarnya terjadi. Ia hanya
menjadi saksi bisu dari semua peristiwa. Manusia mencoba mengingat peristiwa
yang dialami dengan

menuangkannya dalam bentuk sumber-sumber sejarah.

Permasalahan yang timbul adalah keterbatasan ingatan manusai. Ingatan manusia


sangat terbatas sehingga tidak mampu menghadirkan kembali
semua pengalaman masa lampau.
Upaya menghadirkan kembali masa lampau
dibatasi sifat peristiwa sejarah yang terjadi hanya satu kali
dan tidak berulang. Peristiwa hanya meninggalkan jejak-jejak
atau bukti-bukti sejarah. Jejak-jejak sejarah itu tidak
berangkai dan tidak mampu merangkaikan sendiri untuk
membentuk gambaran sebuah peristiwa. Oleh karena itu,
fakta-fakta yang diperoleh sebagai hasil ingatan manusai
yang terbatas harus ditafsirkan untuk menggambarkan
peristiwa yang pernah terjadi. Penafsiran atas fakta
diharapkan memperoleh rangkaian yang bermakna atas
peristiwa masa lampau.

69

Fact File
Menurut Polard (seperti
dikutip Widja, 1988)
dijelaskan pentingnya
interpretasi karena faktafakta dan angka-angka itu
bagaikan tulang belulang.
Semua itu memerlukan
imajinasi untuk memberi nilai
hidup dan arti darinya.
Seorang belum pantas
disebut ahli sejarah jika
tidak memiliki kemampuan
untuk menginterpretasikan
fakta-fakta

Mengapa penafsiran ahli sejarah beraneka ragam? Bukankah mereka


menafsirkan atas bukti yang sama? Untuk memahami perbedaan penafsiran atas
bukti yang sama dapat digambarkan seperti gambar ilustrasi di bawah ini.
Gambar ilustrasi 2 musikus yang memainkan karya Mozart dengan partitur dan
alat musik yang sama tetapi menghasilkan musik yang berbeda.

Dari ilustrasi di atas terlihat bahwa dua musikus yang memainkan


karya gubahan lagu sama dapat menghasilkan musik yang berbeda. perbedaan musik
yang dihasilkan disebabkan oleh perbedaan interpretasi antara keduanya. Kritikus
musik tidak akan membenarkan salah satu interpretasi. Jika musikus diibaratkan
sejarawan dan musik karya Mozart adalah sumber sejarah, maka perbedaan
interpretasi sejarah merupakan hal yang wajar.
Menurut W.H. Walsh (1970) dalam bukunya An Introduction to
Philosophy of History dijelaskan bahwa perbedaan interpretasi sejarawan
dilatarbelakangi 4 faktor, yaitu : (1) Kecenderungan pribadi karena adanya rasa
senang atau tidak senang yang dimiliki oleh peranan pribadi pelaku sejarah. Orang
yang menyukai terhadap pelaku sejarah tertentu tentu akan memiliki interpretasi
yang berbeda dengan orang yang tidak menyukai peranan tokoh tersebut; (2)
Prasangka kelompok (group prejudice), yaitu masuknya sejarawan menjadi anggota
kelompok tertentu. Perbedaan interpretasi lahir karena prinsip-prinsip, watak,
karakter, atau idiologi yang dibangun oleh kelompok tersebut. Kelompok atau ras
kulit hitam tentu memiliki prasangka kelompok yang berbeda dengan kelompok kulit
putih dalam menyikapi masalah diskriminasi ras (politik apartheid); (3) Teori-teori

70

yang bertentangan mengenai interpretasi sejarah (conflicting theories of historical


intepretation), yaitu tafsiran-tafsiran mengenai apa yang sesungguhnya paling besar
pengaruhnya terhadap terjadinya suatu peristiwa. Seorang Marxist akan memiliki
penafsiran yang berbeda dibandingkan dengan sejarawan yang menganut teori
hukum fatum; dan (4) Keyakinan moral yang berlainan dasarnya, pendapat tentang
alam atau hakekat manusia, atau pandangan hidupnya. Penafsiran orang yang
memiliki keyakinan filsafat atau agama tentu akan berbeda dengan orang yang
berpandangan rasionalis.
KEGIATAN SISWA
1. JENIS KEGIATAN : THE HISTORY PROJECT
2. Topik

: INTERPRETASI

3. PETUNJUK

a. Kegiatan berikut ini melatih kita menafsirkan suatu sumber. Dalam kegiatan
ini diberikan data dan fakta dari peristiwa yang telah terjadi.
b. Cermatilah gambar, data, dan fakta dari sumber. Interpretasikan sesuai
dengan pemahamn masing-masing!
A.

Menyusun penafsiran atas fakta


(Gambar Sisa Bangunan Bom Bali)

(Suasana korban Bom Bali di Rumah


Sakit Sanglah Denpasar Bali)

(Gambar seorang ahli Australia sedang (Gambar monumen peringatan Bom


menyelidiki kasus Bom Bali di bekas Bali)
ledakan)

71

CATATAN INTERPRETASI
CATATAN INTERPRETASI

Perhatikan
Perhatikangambar-gambar
gambar-gambardidiatas!
atas!Tafsirkan
Tafsirkanapa
apayang
yangtelah
telah
terjadi
terjadidari
darirangkaian
rangkaiangambar
gambaryang
yangtelah
telahdisebutkan
disebutkandidi
atas.Tuliskan
atas.Tuliskantafsiran
tafsiranitu
itukekedalam
dalamcatatan
catatanini!
ini!
B.

Catatan
CatatanHarian
Hariandari
dari : :..
..
Tanggal
: :.
Tanggal
.
.
.
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..

M
e
m
b
a
n
di
n
g
k
a
n
2

penafsiran yang berbeda atas peristiwa yang sama

72

a
tulis
n
a
k
i
Cupl t ABRI)
a
(Dap

n pe

la

/P
30 S
G
u
k

KI
Cup
li
(Dap kan tulis
at Su
a
lami n pelaku
dkk)
G 30
S/PK
I

Pertanyaan:
Apakah yang menyebabkan penafsiran 2 artikel di atas berbeda? Jelaskan
pendapatmu!
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................

Interpretasi fakta menimbulkan permasalahan mengenai subjektivitas


sejarah. Hal ini menimbulkan polemik karena sejarah sebagai ilmu harus objektif.
73

Bagaimanakah pendapat kita mengenai permasalahan ini? Fakta dari suatu peristiwa
merupakan objek kajian sejarah yang bersifat objektif. Artinya, setiap orang akan
menyatakan sama terhadap sumber sejarah sebagai objek. Sementara subjektivitas
sejarah terletak pada penafsiran atas fakta. Karena penafsiran tergantung pada subjek
(sejarawan), maka hasil tafsirannya bersifat subjektif. Keadaan ini tidak dapat
dihindarkan karena objek tidak dapat berbicara sendiri. Subjeklah yang membuat
objek dapat berbicara mengenai peristiwa masa lampau.
Keadaan yang demikian di atas menyebabkan ilmu sejarah kadang
diberi sifat sebagai ilmu yang objektif tetapi subjektif atau ilmu yang subjektif tetapi
objektif.

Fact File
Menurut Gottschalk (1975)
dijelaskan bahwa untuk
menjaga objektivitas,
sejarawan harus melakukan 5
hal, yaitu : (1) wajib
mengumpulkan semua data yang
relevan, (2) berusaha memberi
penilaian yang penuh terhadap
kesaksian di dalam data yang
dikumpulkan, (3) menghindari
sikap berat sebelah, (4)
berhati-hati memberi jawaban
terhadap data yang dirasakan
kurang, dan (5) berusaha
menghindari simpulan yang
tidak berdasar kecuali dengan
bukti.

kendali

Artinya, Subjek sebagai pemegang


penafsiran

tidak

dapat

seenaknya

memperlakukan objek sesuka hatinya. Dalam


lingkup keilmuaan harus diusahakan seobjektif
mungkin walaupun disadari tidak mungkin ada
penafsiran menurut kreteria objektif mutlak. Oleh
karena

itu,

mengembangkan
dipermainkan

sejarawan

diharapkan

kemampuannya,
prasangka,

terus
tidak

diperbudak

kesewenanganya. Sejarawan harus jujur bahwa ada


subjektivitas dalam karyanya. Sejarawan tidak
boleh menganggap interpretasinya sebagai dogma
yang harus diikuti dan yang paling benar.
Kejujuran itu membuat kita menjadi arif untuk
mengkaji sejarah secara objektif.

74

Historiografi
Setelah menyelesaikan tahap interpretasi, sejarawan telah memiliki
bahan yang lengkap. Gambaran tentang peristiwa yang diteliti semakin jelas. Hanya
saja, gambaran-gambaran hasil penafsiran itu masing berserakan. Sejarawan harus
merangkai seluruh hasil penafsiran atas data dan fakta tersebut ke dalam tulisan.
Upaya penulisan sejarah itu disebut dengan historiografi. Historiografi berasal dari
kata history (sejarah) dan graphien(melukis, mencitra, atau menggambarkan).
Penulisan sejarah (historiografi) merupakan usaha menulis kembali (rekonstruksi)
peristiwa lampau sesuai dengan pokok permasalahan yang telah dirumuskan. Tujuan
akhir penulisan sejarah adalah mencoba menangkap dan memahami kenyataan yang
pernah terjadi untuk diungkapkan dalam bentuk tulisan yang mudah dimengerti.
Tahap historiografi pada hakekatnya merupakan tahap sintesis
(konstruksi) dan komunikasi dalam bentuk tertulis. Menulis sintesis dalam bentuk
karangan sejarah ilmiah (kritis) perlu memperhatikan urutan kronologis atau tematis
yang jelas dan mudah dimengerti. Urutan itu ditunjukkan
dalam pengaturan urutan bab yang logis dan tidak
melompat-lompat. Selain itu, bahasa yang digunakan
harus mengikuti aturan penulisan ilmiah. Penulis sejarah
harus mampu memberikan pembuktian dan referensi
(sumber

kepustakaan)

yang

dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penulisan sejarah


merupakan puncak kerja sejarawan dalam membuat
sejarah sebagai kisah (histoire-recite). Pengkisahan
sejarah diharapkan mendekati sejarah sebagai peristiwa
yang sesungguhnya (histoire-realite).

75

Fact File
Louis Gottschalk (1957)
menjelaskan bahwa penulisan
sejarah sekurang-kurang
memuat 4 hal, yaitu :
memuat detail faktuil yang
akurat, (2) kelengkapan
bukti yang cukup, (3)
struktur yang logis, dan (4)
penyajian yang terang dan
halus.

KEGIATAN SISWA
1. JENIS KEGIATAN : THE HISTORY PROJECT
2. Topik

: HISTORIOGRAFI

3. PETUNJUK

a. Kegiatan berikut ini melatih kita untuk memeiliki kemampuan merangkai


fakta dan interpretasi menjadi tulisan yang bermakna.
b. Rangkailah fakta-fakta yang tersedia dengan memberi tafsiran sehingga
membentuk tulisan (karangan) sejarah yang bermakna. Perhatikan urutan
kronologisnya!
Coretan pada
naskah tertulis
bertujuan
untuk
menghindari
sikap
reaksioner
Jepang
Fatmawati
menjahit
bendera merah
putih
yang
akan
dikibarkan
pada
proklamasi 17
Agustus 1945

Ada rekaman
gambar
mikrofon kuno
sebagai
alat
pengeras
suara
pada
tanggal
17
Agustus 1945
Kantor Berita
Domei
menyiarkan
berita
proklamasi di
bawah tekanan
tentara
Jepang.

Soekarno
Hatta
membacakan
teks
proklamasi
didampingi
Muh. Hatta.

Kaisar Hirohito
menyerah
kepada Sekutu
pada tanggal 14
Agustus 1945.

Muh.
Hatta
datang pukul
10.00 WIB di Jl.
Pegangsaan
Timur
56
Jakarta.

Soekarno
dan
Hatta
dibawa
oleh
para
pemuda
ke
Rengasdengklok
tanggal
16
Agustus
1945
setelah
tidak
terjadi
kata
sepakat tentang
proklamasi.

76

Rangkailah fakta-fakta di atas menjadi karangan sejarah. Berilah


judul yang sesuai!
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
B. SUMBER, BUKTI, DAN FAKTA SEJARAH

Sumber Sejarah
Peristiwa sejarah hanya dapat diketahui jika ada sumber untuk
mengungkapkan peristiwa masa lampau. Penulisan sejarah harus didasarkan pada
sumber yang dapat dipercaya. Jika tidak ada sumber, maka sejarah hanyalah dongeng
semata. Apakah yang dimaksud dengan sumber sejarah? Beberapa gambar di
halaman ini dapat digunakan untuk memahami tentang sumber sejarah. Gambar
Jugun Ianfu, arsip pemerintah Jepang, tulisan orang Jepang tentang pendudukan
Jepang di Indonesia, dan gua Jepang merupakan contoh-contoh sumber sejarah.
Sejarawan dapat menggunakan sumber tersebut untuk bahan menulis masa penduduk
Jepang di Indonesia.
(Gambar Jugun Ianfu
(Arsip pemerintah
Jepang)
epang
Gua J

Tulisa
n
tentan orang Jep
g
a
Jepan penduduk ng
g di I
a
ndone n
sia.

77

Sumber sejarah (historical sources) adalah segala bahan yang dapat


digunakan untuk penulisan atau penceritaan kembali peristiwa sejarah. Sejarawan
menghadapi beraneka ragam sumber sejarah. Untuk memudahkan kerja sejarawan,
sumber sejarah dapat diklasifikasikan menurut bentuknya, sifat kesaksian, tujuan
pembuatannya, dan waktu pembuatannya. Klasifikasi sumber juga dimaksudkan
untuk menentukan derajat kepercayaan sebuah sumber sejarah sebagai bahan
pengungkapan peristiwa sejarah.
Salah satu dasar yang digunakan untuk mengklasifikasikan sumber
sejarah adalah menurut bentuknya (types of sources). Berdasarkan bentuknya ini,
sumber sejarah dapat dibagi menjadi 3 kategori , yaitu:
(1)

Sumber tertulis (written sources)


Sejarawan sangat menyukai sumber tertulis karena sumber ini
memiliki nilai informasi yang lebih akurat dibandingkan sumber lainnya.
Sebagai contoh, Surat kabar yang terbit pada tahun 1945. Tulisan-tulisan yang
dimuat dalam surat kabar tersebut dapat digunakan

Fact File

untuk mengetahui suasana yang terjadi pada masa itu.

Cont
o
1945 h potonga
.
n

surat
k

abar

Menurut
Arthur Marwick dokumen
tertulis yang dapat diterima
sebagai
sumber
sejarah
dengan
derajat
penerimaannya baik adalah :
(1) surat kontemporer, (2)
laporan tidak resmi, (3)
deposisi,
(4)
laporan
parlemen dan pers, (5)
penelitian sosial, dan (6)
buku harian dan otobiografi.

tahun

Sumber tertulis
dapat

berupa

dokumen

pemerintah, seperti surat-surat


Piagam Perjanjian Giyanti
disimpan di Arsip Nasional.

1755

yang

keputusan, berita-berita pemerintah,


naskah-naskah perjanjian, notulen

rapat pemerintah, dan surat-surat resmi pemerintah. Sumber tertulis dapat juga
berupa dokumen non-pemerintah, seperti surat kabar, majalah, laporan

78

perusahaan, dan arsip-arsip organisasi non-pemerintah. Selain itu, sumber


tertulis dapat berupa dokumen pribadi, seperti buku harian, e-mail yang kita
kirim ke orang lain, dan dokumen keluarga.
(2)

Sumber lisan (oral sources)


Pernahkah orang tua kita bercerita tentang peristiwa yang terjadi
pada saat kita masih kecil? Jika cerita tersebut berhubungan dengan peristiwa
sejarah masa lalu, maka cerita orang tua kita tersebut dapat menjadi sumber
lisan. Sumber lisan adalah kesaksian masa lampau yang berbentuk lisan.
Semula yang dianggap sumber lisan terbatas pada cerita-cerita yang
disampaikan orang dari mulut-ke mulut. Kebenaran cerita tersebut masih
diragukan, misalnya cerita rakyat, mitos, legenda, dan dongeng. Bentuk cerita
lisan ini sering disebut sebagai tradisi lisan. Cerita yang disampaikan kadang

Gambar ilustrasi orang tua sedang


memberi cerita kepada anak-anaknya
menjelang tidur.

ditambah dengan cerita-cerita yang tidak


masuk akal. Oleh karena itu, sumber lisan
dianggap

sebagai

sumber

pelengkap.

Dapatkah kamu memberi contoh sumber


lisan di daerahmu?
Dalam
dewasa

ini,

tidak

perkembangan
setiap

peristiwa

meninggalkan catatan tertulis. Para pelaku


dan saksi sejarah masih hidup dan dapat
menjadi sumber sejarah. Cerita dari pelaku dan saksi sejarah telah menjadi
sumber lisan yang sangat bernilai. Sebagai contoh, untuk mengetahui suasana
menjelang jatuhnya kekuasaan Orde Baru, tanggal 21 Mei 1998 kita
membutuhkan keterangan lisan dari orang-orang yang terlibat saat itu. Suasana
itu tidak mungkin diabadikan secara tertulis. Kita dapat memperoleh informasi
dari tokoh Nurkholis Majid, Emha ainun Najib, atau Yusril Ihya Mahendra.
Gambar keramik-keramik cina
atau yang lainnya.

(3)

Sumber benda (artifact)


Sumber

benda

adalah

semua

bahan

peninggalan masa lampau yang berbentuk benda atau


bangunan. Bahan-bahan ini menjadi perhatian dari disiplin
arkeologi. Oleh karena itu, sejarawan dapat memperoleh

79

bahan-bahan ini dari ahli arkeologi. Sumber sejarah yang berupa benda,
misalnya candi, alat-alat kehidupan rumah tangga, keramik, lukisan, uang, dan
sebagainya.
Semua benda hasil aktivitas manusia masa lampau yang
berwujud benda disebut artefak. Berdasarkan fungsinya, artefak dibedakan
menjadi 2 macam yaitu artefak yang berfungsi sakral dan artefak yang
berfungsi profan. Artefak sakral adalah sisa-sisa benda peninggalan manusia
yang dulu digunakan untuk tujuan-tujuan ibadah, mengandung nilai magis, dan
dikeramatkan, misalnya candi, masjid, benda-benda pemujaan, dan alat-alat
kubur. Artefak profan adalah sisa-sisa benda peninggalan yang digunakan
sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, misalnya alat-alat rumah
tangga, alat-alat berburu, bercocok tanam, dan alat-alat perdagangan.
Klasifikasi lain yang sering digunakan seperti yang dikemukakan
Louis Gottschalk (1957) yaitu berdasarkan kedekatan saksi dengan peristiwa.
Berdasarkan klasifikasi ini, sumber dapat dibagi menjadi 2, yaitu
sumber primer dan sumber sekunder.

Contoh sumber primer

Sumber primer adalah

kesaksian (benda atau orang) yang melihat atau


berhubungan langsung dengan peristiwa yang telah
terjadi, misalnya bukunya Muh. Hatta tentang
Sekitar Proklamasi dan bukunya Iwan Simatupang

sumber
Contoh
er
sekund

tentang Laporan dari Banaran, dan benda-benda


peninggalan sezaman. Sebaliknya, kesaksian dari
siapapun yang tidak melihat langsung terjadinya
suatu peristiwa atau peninggalan tidak sezaman
disebut sumber sekunder. Sumber sekunder dibuat
setelah mempelajari sumber primer, misalnya buku
J.C. Van Leur tentang Kolonialisme VOC abad XVIII.
Penggolongan sumber sejarah di atas merupakan klasifikasi yang
sangat umum dilakukan oleh sejarawan. Selain itu, kita dapat menjumpai klasifikasi
sumber sejarah dalam bentuk yang lain, misalnya didasarkan tujuan dibuatnya
sumber sejarah (sumber sengaja dan tidak disengaja), menurut kepentingan
sejarawan terhadap topik yang diteliti (sumber historis dan ahistoris), keterlibatan

80

dengan peristiwa (sumber langsung dan tidak langsung). Dapatkah kita memberi
contoh macam-macam sumber berdasarkan klasifikasi tersebut? Monumen
peringatan merupakan sumber yang disengaja, dokumen jumlah pekrja romusya
merupakan sumber historis untuk penulisan kebijakan pemerintah pendudukan
Jepang di Indonesia, dan naskah perjanjian merupakan sumber langsung.
KEGIATAN SISWA
1.

JENIS KEGIATAN

: TRIPLE O (ODD ONE OUT)

2.

Topik

: SUMBER SEJARAH

3.

PETUNJUK

a. Dalam deretan kotak memiliki persamaan berdasarkan ukuran


tertentu. Ada satu kotak yang tidak dalam klasifikasi itu. Pilihlah salah
satu kotak yang tidak sesuai dengan ukuran itu.
b. Berilah alasan mengapa kotak itu yang diambil!
1.
PRASASTI

CANDI

GERABAH

PERHIASAN

2.
ARSIP VOC

BUKU

BUKU SEJARAH

NASKAH

AUTOBIOGRAFI

NASIONAL

PERJANJIAN

KRONIK

LEGENDA

MITOS

3.
DONGENG

81

Bukti Sejarah
Apakah perbedaan antara sumber sejarah dan bukti sejarah? Kedua
istilah ini kadang digunakan secara bersama-sama yang menunjukkan arti sama atau
sepadan. Jika sejarawan menggunakan catatan harian tawanan perang untuk menulis
Monumen Lubang Buaya
sebagai bukti terjadinya G 30 S

tentang

kehidupan

pendudukan

masyarakat

Jepang, maka

selama

catatan

itu

masa
sering

dikatakan sebagai sumber sejarah sekaligus bukti


sejarah. Jika seseorang ingin meneliti peristiwa
Gerakan

30

September

menggunakan sumber buku

(G

30

S)

dengan

karangan Hermawan

Sulistyo (The Forgotten Years: The Indonesis


Missing History of Mass Slaughter : JombangKediri, 1965-1966), apakah sumber tersebut dapat
disebut sebagai bukti sejarah? Buku tersebut bukan bukti terjadinya peristiwa
Gerakan 30 September (G 30 S) tetapi sebuah sumber yang dapat dipakai untuk
mempelajari sejarah Gerakan 30 September (G 30 S).
Dari perbandingan 2 sumber di atas, tidak semua sumber sejarah
merupakan bukti sejarah. Bukti sejarah atau jejak sejarah (traces atau relics) adalah
semua yang ditinggalkan oleh peristiwa masa lampau yang menunjukkan benarbenar telah terjadi suatu peristiwa sejarah. Bukti sejarah bukan sesuatu yang
dihasilkan (kreasi) dari sejarawan karena bukti sejarah ada bersamaan dengan adanya
peristiwa. Bukti merupakan kesaksian sezaman ketika peristiwa itu terjadi. Sebagai
contoh, naskah pernyataan lengsernya Soeharto menjadi bukti berakhirnya Orde
Baru.
Dalam bukti sejarah terdapat data-data sejarah. Pencarian data pada
bukti tertulis akan lebih mudah dibandingkan dengan data pada bukti yang berbentuk
benda (artefak). Sebagai contoh, dari Catatan I Ching tahun 671 M, seorang

82

pendeta Budha dari Cina yang pernah tinggal di Sriwijaya untuk mendalami agama
Budha dan bahasa Sansekerta dapat diperoleh data-data sebagai berikut: menjadi
buktidan sumber mempelajari sejarah Sriwijaya. Dari catatan-catatan itu dapat
diperoleh data-data sejarah sebagai berikut: ibu kota Sriwijaya bila tengah hari orang
beridiri di tanah lapang, maka ia tidak mempunyai bayangan. Ibu kotanya terletak di
tepi

Route perjalanan I-Ching tahun 671 685 M.

air,

penduduknya terpencar di luar kota atau tinggal di atas rakit-rakit yang beratapkan
daun alang-alang. Jika rajanya keluar, ia naik perahu dengan dilindungi oleh payung
sutra dan iringan tentara yang membawa tombak emas. Tentaranya panda dan
tangkas dalam peperangan, baik di air maupun di darat.

83

Dari penjelasan di atas, semakin teranglah bahwa setiap yang


ditinggalkan oleh peristiwa masa lampau menjadi bukti adanya peristiwa tersebut.
Bukti-bukti sejarah mengandung data-datang sejarah memberi petunjuk adanya
peristiwa masa lampau. Bukti dan data menjadi sumber yang sangat penting dalam
penulisan sejarah. Data, bukti, dan sumber merupakan bahan mentah bagi sejarawan
dalam menulis kisah sejarah masa lampau.
KEGIATAN SISWA
1.

JENIS KEGIATAN

: MATCHING OF TRACES AND EVENT

2.

Topik

: BUKTI SEJARAH

3.

PETUNJUK

a. Kegiatan ini untuk melatih kemampuan kita dalam menghubungkan


antara peristiwa dan bukti sejarah.
b. Tempatkan nama peristiwa pada kotak di atas sejajar dengan bukti
sejarahyang telah disediakan.

PENANDATANGANAN PERJANJIAN

PELAKSANAAN PROKLAMASI 17

BONGAYA

AGUSTUS 1945 DI JAKARTA

INVASI AMERIKA SERIKAT KE IRAK TAHUN

PELANTIKAN GUS DUR DAN

2003

MEGAWATI SEBAGAI PRESIDEN DAN


WAKIL PRESIDEN RI

PERISTIWA

BUKTI SEJARAH

84

PENJELASAN

Fakta Sejarah
Perhatikan gambar-gambar pada halaman ini! Kenyataan apa yang
dapat kita bayangkan dengan melihat gambar-gambar tersebut?
Gambar perahu di Candi
Borobudur

Gambar kerajinan gerabah


kuno

Gam
dem bar ma
h
onst
rasi asiswa

85

Dari gambar-gambar di atas, kita mungkin membayangkan kenyataan


yang pernah terjadi pada masa lampau, seperti: nenek moyang kita memiliki
kemampuan yang luar biasa dalam mengarungi samudra, kehidupan maritim telah
dijalankan oleh nenek moyang sejak dulu, nenek moyang kita telah mengusai
teknologi perkapalan yang mampu digunakan untuk pelayaran samudra, gerabah
menjadi bahan perdagangan yang bernilai tinggi, nenek moyang kita telah menguasai
teknik pembuatan gerabah dengan baik, atau mahasiswa tidak puas terhadap
kebijakan pemerintah tentang kenaikan harga-harga pangan. Pernyataan-pernyataan
tersebut didasarkan pada bukti dan sumber visual di atas. Pernyataan tersebut tidak
terdapat dalam bukti atau sumber tersebut. Apa yang kita bayangkan itu jika sesuai
dengan bukti-bukti, maka pernyataan itu dinamakan fakta.
Fakta sejarah adalah pernyataan tentang kenyataan yang sungguhsungguh telah terjadi. Pernyataan itu merupakan kesimpulan yang ditarik sejarawan
berdasarkan bukti atau sumber sejarah. Fakta tidak ditemukan dalam bukti atau
sumber tetapi diadakan dari sumber atau bukti sejarah, tidak tersedia dalam sumber
tetapi dieksploitasi melalui kritik sejarah. Karena diadakan oleh sejarawan,
kebenaran pernyataan itu bersifar relatif. Kebenaran itu dapat diterima selama tidak
ada bukti baru yang ditemukan atau cara pandang lain yang mengoreksi pernyataan
(fakta) terdahulu.
Fakta sejarah merupakan hal yang sangat penting dalam penyusunan
sejarah karena dengan adanya fakta-fakta sejarah akan tergambar peristiwa masa

Fact File
Gottschalk (1957) menyebut
fakta sebagai keterangan
yang disimpulkan dari bahanbahan sejarah lewat kritik
sejarah. Fakta sejarah tidak
terdapat dalam sumber
tetapi digali dan dikeluarkan
dari sumber sejarah yang
pada gilirannya menjadi
bahan sejarah.

lampau. Peristiwa sejarah yang hanya sekali terjadi itu


direkonstruksi dengan merangkai beberapa fakta sejarah.
Rangkaian

fakta-fakta

sejarah

sebagai

upaya

untuk

menggambarkan peristiwa sejarah tidak lagi merupakan


pernyataan biasa tetapi

pernyataan yang menunjuk pada

bukti-bukti pada sumber sejarah. Upaya merangkai faktafakta

ini

diibaratkan

mengumpulkan

dengan

sumber,

kerja

seorang

detektif.

Setelah

detektif

akan

memperkirakan apa yang sebenarnya terjadi. Kesimpulan

86

sementara itu akan dibuktikan dengan bukti-bukti yang tersedia. Jika ditemukan
buktinya, maka pernyataan itu diyakini benar dan itulah faktanya.
Gambar ilustrasi seorang detektif seperti kerja sejarawan dalam menentukan
fakta dari bukti-bukti yang ditemukan.

Fakta-fakta sejarah yang dibuat oleh sejarawan beraneka ragam.


Fakta-fakta sejarah kadang terus berkembang sampai sekarang. Fakta sejarah dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu (1) fakta mental dan (2) fakta sosial. Fakta mental
merupakan pernyataan tentang kenyataan masa lalu yang ditarik dari bukti atau
sumber sejarah yang menggambarkan alam pikiran, pandangan hidup, sikap,
perasaan, kemampuan, dan kepercayaan seseorang atau masyarakat. Dapatkah kamu
memberi contoh fakta mental? Sebagai contoh, ketika penggalian arkeologi
ditemukan fosil dan benda-benda bekal kubur. Fakta apakah yang dapat kita tarik
dari penemuan benda-benda bekal kubur itu? Dari bukti tersebut, fakta yang dapat
kita kemukakan adalah masyarakat zaman dulu mengakui adanya kemudian setelah
mati. Kehidupan manusia setelah mati diibaratkan dengan kehidupan manusia di
dunia

sehingga

perlu

dibekali

untuk

hidup

kemudian.

Fakta-fakta

ini

menggambarkan pandangan hidup dan kepercayaan masyarakat zaman dahulu.


Fakta sosial merupakan pernyataan tentang kenyataan masa lalu yang
ditarik dari bukti atau sumber sejarah yang menggambarkan pola hubungan
kemasyarakatan, kekerabatan, kelembagaan, dan tradisi-tradisi kemasyarakatan,
aktivitas sosial, suasana lingkungan, keadaan masyarakat, dan kebiasaan-kebiasaan
masyarakat sebagai pengatur pola hubungan kemasyarakatan. Dapatkah kalian
87

menyebutkan contoh fakta ini? Sebagai contoh, ketika kita mendengar cerita lisan
tentang pembuatan Candi Muara Takus, maka kita dapat menyimpulkan fakta sosial
yaitu tradisi gotong royong telah dikenal luas oleh masyarakat Sriwijaya.
KEGIATAN SISWA
1.

JENIS KEGIATAN

: ANALITIC SOURCES-BASED QUESTIONS


(ASBQ)

2.

Topik

: FAKTA SEJARAH

3.

PETUNJUK

a. Kegiatan ini untuk melatih memahami isi sebuah sumber.


b. Bacalah sumber yang telah disediakan pada kotak informasi !
c. Kegiatan pertama, buatlah fakta sejarah berdasarkan bukti yang tersedia!
d. Kegiatan kedua, tentukan apakah pernyataan yang dibuat merupakan fakta
atau opini!

88

A. Fakta dari Sumber Sejarah

Gambar prasasti
Tugu

ISI PRASASTI TUGU


Dulu kali (yang bernama) Candrabhaga digali oleh maharaja
yang mulia dan mempunyai lengan kencang dan kuat, (yakni raja
Purnawarman) buat mengalirkannya ke laut, setelah (kali ini) sampai di istana
kerajaan yang termashur. Di dalam tahun ke duapuluh duanya dari tahta yang
mulai raja Purnawarman yang berkilau-kilauan karena kepandaian dan
kebijaksanaannya serta menjadi panji segala raja, (ma sekarang) beliau
menitahkan pula menggali kali yang permai dan berair jernih, Gomati
namanya, setelah sungai itu mengalir di tengah-tengah tanah kediaman yang
mulia Sang Pendeta nenek-da (Sang Purnawarman). Pekerjaan ini dimulai pada
hari yang baik, tanggal 8 paro petang bulan Phalguna dan disudahi pada hari
ke 13 paro terang bulan Caitra, jadi hanya 21 hari saja, sedangkan galian itu
panjangnya 6122 tumbak. Selamatan baginya dilakukan oleh para brahmana
disertai 1000 ekor sapi yang dihadiahkan.
Sumber : Sejarah Nasional II, M.D. Poesponegoro dan Nugroho N.

Pertanyaan :
Fakta apakah yang dapat dikemukkan berdasarkan sumber di atas?
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................

89

B. Fakta atau opini?

PERNYATAAN

FAKTA ATAU OPINI

Invasi USA ke Irak tahun


2003

lebih

ekonomi
daripada

bermotif

dan

politik

menyelamatkan

dunia dari bahaya nuklir.

Seandainya para pemuda


tidak

mengamankan

Soekarno dan Hatta, maka


proklamasi

dapat

dilaksanakan pada tanggal


16 Agustus 2003

Kebijakan

pemerintah

pendudukan

Jepang

di

Indonesia dalam bidang


ekonomi
kehidupan

membuat
masyarakat

semakin menderita.

90

PENJELASAN

C. JENIS-JENIS SEJARAH
Istilah jenis-jenis sejarah menunjuk pada sifat proses dan hasil akhir
dari penelitian sejarah. Jenis-jenis sejarah tidak dihubungkan dengan kontroversi
intepretasi terhadap suatu fakta yang menghasilkan sejarah yang berbeda-beda. Jenisjenis sejarah juga bukan dikaitkan dengan keberpihakan sejarah terhadap kelompok
tertentu dan menyalahkan kelompok yang lain.
Jenis-jenis sejarah pada hakekatnya berkaitan erat dengan jenis-jenis
penelitian yang dilakukan oleh sejarawan. Jenis-jenis penelitian sejarah yang
dilakukan para peneliti sejarah sangat beraneka ragam sehinggal menghasilkan
bentuk akhir penulisan sejarah yang bermacam-macam pula. Jenis-jenis sejarah dapat
diklasifikasikan menurut penggunaan metode sejarah, teori metodologis, sudut
pandang kebangsaan, ruang lingkup geografis, sumber sejarah yang digunakan, dan
bidang kajiannya.

Jenis Sejarah menurut Penggunaan


Metode Sejarah
Berdasarkan penggunaan metode dalam penulisan sejarah, sejarah
dapat dibagi menjadi dua, yaitu sejarah tradisional dan sejarah ilmiah.
Sejarah Tradisional
Sejarah tradisional atau disebut sejarah pra-kritik adalah sejarah yang
disusun tanpa telaah sumber secara kritis (metode sejarah). Penulisan sejarah
Ilustrasi seseorang yang
bertuliskan sejarah tradisional
sedang menelan semua
sumber tanpa seleksi sehingga
bentuk mukanya setengah
manusia setengah dewa.

cenderung menerima apa adanya tanpa kesangsian


terhadap sumber. Kebenaran akan peristiwa masa
lampau bukanlah hal yang penting karena sejarah
tradisional dimaksudkan untuk mengangungkan raja
dan memberi pesan moral-agama. Untuk mencapai
maksud itu, sejarah tradisional memasukkan unsur
kosmologis-magis. Hal ini terlihat dalam penyusunan
sejarah tradisonal yang menekankan urutan asal-usul
(geneologis) yang bersifat irrasional dan lemah

dalam kronologinya. Dapatkah kita memberi contoh sejarah tradisional denganciri-

91

ciri tersebut? Buku Pararaton merupakan salah satu contoh sejarah tradisional yang
memuat kisah sejarah Singasari.
Sejarah Ilmiah
Sejarah ilmiah atau sejarah kritis atau sejarah empiris adalah sejarah
yang disusun dengan menggunakan kritik sumber atau metode sejarah. Penulisan
sejarah ilmiah ditandai dengan ciri kesangsian

Milestones of
Reflection
(Gambar
Ilmuwan)

tapakah sumber tersebut dapat dipercaya. Sumber


yang meragukan akan disingkirkan, sedangkan yang
dapat dipercaya digunakan sebahan untuk menulis

Sejarah
kritis
merupakan
puncak dari pencapaian sejarah
sebagai
ilmu.
Kebenaran
menjadi tujuan dari penulisan
ilmiah.
Pengembangan
metodologinya terus dilakukan.
Apakah yang akan kita lakukan
jika ada sejarah yang ditulis

sejarah. Apa yang disampaikan merupakan sesuatu


yang benar-benar terjadi. Penulisan sejarah ilmiah
didorong adanya keraguan terhadap dokumendokumen penting di Eropa. Puncak perkembangan
sejarah ilmiah dicapai setelah Leopold Von Ranke
memperkenalkan pengujian sumber secara kritis.

Contoh karyanya adalah The History of Popes 1834 1836. Karyanya ini dapat
kalian akses melalui internet dengan situs www.questia.com pada bagian library.

Jenis

Sejarah

menurut

Teori

Metodologi
Menurut teori metodologinya, sejarah dapat digolongkan menjadi dua,
yaitu sejarah konvensional dan sejarah struktural.

Sejarah Konvensional
Sejarah

konvensional

adalah

sejarah

yang

disusun

tanpa

menggunakan pendekatan teori metodologis layaknya ilmu sosial. Istilah ini muncul
untuk membedakan penulisan sejarah abad XX yang menggunakan teori sosial.
Dilihat dari segi penuturannya, sejarah konvensional disusun secara deskriptif naratif
untuk menjelaskan asal-usul kejadian dari awal hingga akhir. Sifat deskriptif naratif
ini dapat dilihat dari cara menyusun cerita dengan merangkai fakta-fakta yang
masing-masing menunjuk kepada kejadian-kejadian sehingga terbentuk struktur

92

naratif yang merupakan satu-kesatuan. Cara penyusunan ini diharapkan akan


terbentuk gambaran secara verbal bagaimana peristiwa itu terjadi secara kronologisprosesual. Sejarah konvensional tidak mampu menjawab masalah sebab-akibat
secara memuaskan.

Sejarah Struktural
Sejarah struktural atau sejarah sosial adalah sejarah yang disusun
dengan menggunakn pendekatan ilmu-ilmu sosial. Dilihat dari segi penuturannya,
sejarah konvensional disusun secara deskriptif analitis dengan mengedepankan
urutan sebab-akibat (causal sequences of events). Peristiwa dikaji dari berbagai
disiplin ilmu (mulitidisiplin) untuk memperoleh pemaparan yang komprehensif.
Sejarah struktural dipengaruhi teori-teori ilmu sosial sehingga diharapkan sejarah
menjadi bagian dari ilmu sosial.

Jenis Sejarah menurut Cara Pandang


Kebangsaan
Menurut klasifikasi cara pandang kebangsaan, sejarah dapat dibagi
menjadi 2, yaitu sejarah kolonial dan sejarah nasional. Sejarah kolonial disusun
menurut sudut pandang kepentingan kolonial dengan peran penjajah secara dominan.
Sejarah nasioanal disusun menurut sudut pandang kepentingan nasional suatu
bangsa. Sejarah nasional memberi peran yang proporsional kepada bangsa sendiri.
Jika kita memiliki kesempatan untuk berkunjung ke perpustakaan yang memiliki
koleksi buku lengkap, kita dapat membedakan sejarah yang dikarang oleh bangsa
Indonesia, misalnya Sejarah Nasional Indonesia dan pengarang bangsa Indonesia,
misalnya Sejarah Indonesia karangan J.J. Meninsma.
Ilustrasi dua tokoh, nasioan dan penjajah yang menunjuk seorang tokoh dengan
sebutan yang berbeda.

93

Jenis

Sejarah

menurut

Ruang

Lingkup Geografis
Berdasarkan ruang lingkup geografis, sejarah dapat dibedakan
menjadi 2 macam, yaitu : sejarah lokal dan sejarah nasional. Dalam klasifikasi ini
kadang dimasukkan kategori sejarah dunia yaitu sejarah di luar Indonesia atau yang
memiliki

pengaruh

dalam

perkembangan

dunia.

Pembagian

ini

ternyata

menimbulkan masalah karena sejarah pergerakan nasional Indonesia yang memilii


pengaruh di Malaysia dan Singapura tidak dikategorikan sebagai sejarah dunia.
Sejarah Lokal adalah sejarah yang disusun dalam lingkup daerah
tertentu (lokal). Objek penelitiannya adalah proses perkembangan komunitas daerah
tertentu, lingkup geografis daerah tertentu, menggunakan sumber-sumber lokal, dan
bertemakan pada masalah pokok yang bersifat lokal pula. Penulisan sejarah lokal
memungkinkan terangkatnya peran masyarakat dan pemimpin lokal dalam sejarah
suatu bangsa. Penulisan sejarah lokal tidak dimaksudkan untuk menumbuhkan
semangat kedaerah dalam arti sempit tetapi untuk memperkaya sejarah nasional.
Sejarah nasional merupakan sejarah mengenai perjalanan hidup
bangsa secara nasional. Apakah sejarah nasional merupakan kumpulan sejarah lokal?
Sejarah nasional merupakan puncak-puncak terpilih dari sejarah lokal yang memiliki
ciri-ciri umum yang mampu mewakili nasib seluruh bangsa.

Jenis

Sejarah

menurut

Sumber

Sejarahnya
Jenis-jenis sejarah dilihat dari sumber sejarah dapat dibedakan
menjadi 2, yaitu : sejarah dokumen dan sejarah lisan. Sejarah dokumen adalah
sejarah yang disusun berdasarkan sumber-sumber sejarah yang bersifat tertulis
(dokumen). Sejarah tertulis memandang bahwa sumber tertulis merupakan sejarah
yang memiliki derajat kepercayaan yang tinggi

karena jauh dari kebohongan

sumber. Dokumen tertulis merupakan satu-satunya sumber utama penulisan sejarah.


94

Sumber sejarah yang lain, baik benda maupun lisan dipandang sebelah mata. Charles
Victor Langois dan Charles Seignobos mengatakan bahwa sejarawan bekerja
dengan dokumen-dokumen. Tidak ada pengganti untuk dokumen. Tidak ada
dokumen, maka tidak ada sejarah. Sumber lisan hanya disisakan kepada masyarakat
non-Eropa atau masyarakat primitif.
Sejarah Lisa menggunakan sumber lisan sebagai bahan utama
penyusunan cerita sejarah. Pada abad ke-20, sejarah lisan memperoleh tempat dalam
penelitian sejarah, khususnya di Amerika Serikat. Mengingat pentingnya sejarah
lisan, topik ini akan dibahas secara khusus pada uraian tersendiri.

Jenis

Sejarah

menurut

Bidang

Kajiannya
Berdasarkan bidang kajiannya, jenis sejarah dapat dibedakan menjadi
4 macam, yaitu : (1) sejarah politik-militer, (2) sejarah ekonomi, (3) sejarah sosial,
dan (4) sejarah budaya. Masing-masing sejarah ini kemudian berkembang menjadi
cabang-cabang ilmu sejarah yang tidak hanya dikaji oleh sejarawan saja, tetapi juga
dikaji oleh ahli-ahli di bidangnya masing-masing.
Sejarah politik Sejarah politik adalah sejarah yang menceritakan
tentang peristiwa politik dan perang masa lalu. Pada awalnya penulisan sejarah
berkembang dari sejarah politik yang bersifat elit (penguasa). Sejarah Ekonomi yaitu
sejarah yang menceritakan perkembangan kehidupan ekonomi masyarakat atau
Gambar 45

negara. Sejarah Sosial menceritakan tentang perkembangan masyarakat dan


perjuangan mempertahankan mempertahankan hidup dan statusnya. Sejarah sosial
memberi warnai dalam penulisan sejarah yang tidak sekadar sejarah tokoh atau
kalangan atas saja tetapi juga mengungkap peristiwa-peristiwa yang menyangkut
nasib rakyat jelata. Sejarah Budaya mengkaji tentang perkembangan kebudayaan
masyarakat dalam arti luas, mencakup kebudayaan fisik, perkembangan pemikiran,
dan aktivitasnya.
KEGIATAN SISWA
1.

JENIS KEGIATAN

: MATCHING OF EVENTS
(ASBQ)

95

2.

Topik

: JENIS-JENIS SEJARAH

3.

PETUNJUK

a. Kegiatan ini untuk melatih memahami deskripsi sebuah konsep.


b. Tempatkan konsep yang sesuai engan ciri-ciri yang telah disediakan!

SEJARAH STRUKTURAL

SEJARAH NASIONAL

SEJARAH TRADISIONAL

SEJARAH LOKAL

JENIS SEJARAH

CIRI-CIRI

CONTOH NASKAH

BERTEMA LOKAL, SUMBER

BUKU

LOKAL, RUANG LINGKUP

PEMBRONTAKAN

LOKAL

TIGA DAERAH

MENGGUNAKAN
ILMU

TEORI

SOSIAL,

ANALITIS,

MENGUNGKAP

PERAN

MASYARAKAT KECIL

BERSIFAT

MAGIS,

GENEOLOGIS,

ISTANA

SENTRIS, LEMAH DALAM


KRONOLOGI

SEJARAH
PERANAN

96

DARI

DALAM,
BANGSA

SENDIRI

DITONJOLKAN,

DAN

KEPENTINGAN

PEMBENTUKAN
KESADARAN SEJARAH

D. PRINSIP-PRINSIP DASAR DALAM PENELITIAN SEJARAH LISAN


Perhatikan dua gambar pada halaman ini! Apakah perbedaan dan
persamaannya? Gambar dapat digunakan untuk membedakan topik sejarah lisan dan
tradisi lisan.
Gambar orang tua yang sedang
bercerita tentang kejadian yang
tidak dilihatnya secara turuntemurun.
g
yan
h
o
tok a yang
g
n
a
r
tiw
r seo n peris
a
b
Gam ceritaka
men minya
a
dial

Gambar

yang

pertama merupakan contoh dari tradisi lisan (oral tradition). Tradisi lisan adalah
tradisi dan sistem emperik (pengalaman hidup) yang tidak dituliskan, tetapi
dikembangkan, disampaikan, dan dipelajari melalui tradisi bertutur atau bercerita
secara lisan. Melalui cara bertutur inilah pengetahuan emperik tentang masa lalu
dituturkan secara lisan dari generasi ke generasi. Tradisi lisan suatu masyarakat
mencakup berbagai aspek kehidupan dari sebuah masyarakat di masa lampau, yaitu
berupa legenda, epik (sejarah kepahlawanan), peribahasa, teka-teki, mitos, dan
ungkapan-ungkapan.
Karakteristik tradisi lisan adalah berisi kesaksian (testimony)
mengenai masa lampau secara tidak langsung atau berasal dari cerita orang lain dan
97

disampaikan secara lisan dari mulut ke mulut. Bagi masyarakat yang memiliki tradisi
lisan, penuturan ini dimaksudkan sebagai sarana mengungkapkan secara khusus apa
yang terjadi di masa lampau atau sekadar kesenangan untuk mengungkapkan
kebijakan lisan, kearifan, atau cerita mengenai masa lampau
Gambar kedua menunjukkan adanya sejarah lisan (oral history) yaitu
cerita mengenai suatu peristiwa sejarah masa lalu, kenangan langsung mengenai
masa lalu, dan kesaksian dari saksi mata secara langsung. Sejarah lisan dapat
dipandang sebagai perekaman dari kenangan-kenangan yang dikemukakan oleh
pelaku sejarah berdasarkan pengetahuannya secara langsung. Saksi tidak boleh
mengemukakan data-data sejarah hanya berdasarkan kata orang atau menurut
cerita orang lain.
Untuk menghindari kerancuan istilah, James H. Morrison (2000)
lebih menyukai dengan istilah penelitian lisan untuk menghindari kerancuan dengan
istilah sejarah lisan. Penelitian lisan diartikan sebagai kumpulan bahan-bahan
melalui metode wawancara dengan seseorang atau

Fact File

banyak orang mengenai suatu topik yang sedang diteliti.

Herodotus merintis sejarah


lisan

melalui

Persia,

Perang

kisah

walaupun

tidak

sumber pertama.

dari

penulisan

sejarah lisan dengan membuat


perang

dan tradisi lisan dengan tidak mengesampingkan


sumber-sumber sejarah yang lain.

Thucydides

menyempurnakan
laporan

Penelitian lisan meliputi kajian terhadap sejarah lisan

Athena

dan

Penulisan
berkembang

karena

sejarah

dalam

lisan

kenyataannya

semakin
sumber

dokumen tertulis memiliki kelemahan yang melekat pada

Sparta dari prajurit-prajurit

sifat dokumen, yaitu statis, kering, tidak diketahui

yang pernah berperang. Oleh

suasana atau latar belakang lahirnya sebuah dokumen.

karena

itu,

dianggap

Thucydides

sebagai

penulisan sejarah lisan.

pelopor

Memperhatikan sifat ini, sejarah lisan dapat memberi


warna tersendiri bagi penelitian sejarah secara dinamis.
Sejarah menjadi lebih demokratis karena sejarah bukan
monopoli masyarakat yang mengenal tulisan. Sejarah

lisan telah mengubah cara pandang terhadap peran masyarakat pemilik sejarah.
Sejarah bukan lagi milik elit penguasa atau masyarakat tertentu sehingga sejarah
lebih mendekatkan diri dengan masyarakat.

98

Langkah-Langkah Penelitian Sejarah


Lisan
Wawancara merupakan dasar dari penelitian sejarah lisan Dalam
sejarah lisan, peristiwa masa lalu ada dalam ingatan orang atau sekelompok orang.
Dalam penelitian sejarah lisan terdapat 3 prinsip utama yang harus dikuasai oleh
peneliti sejarah lisan, yaitu : (1) penentuan topik sejarah lisan, (2) penerapan metode
penelitian yang mencakup pencarian sumber, data, atau fakta dengan teknik
wawancara yang benar, termasuk pada tahap ini adalah bagaimana menguji
kesahihan data dan fakta yang dikemukakan oleh nara sumber, dan (3) proses
menyusun kembali data yang diperolehnya menjadi suatu kisah yang dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Pemilihan Topik Penelitian


Masih ingatkah kita mengenai syarat-syarat pemilihan topik
penelitian? Syarat-syarat pemilihan topik penelitian sejarah berlaku untuk penelitian
sejarah lisan.

Pemilihan topik penelitian akan menentukan langkah-langkah

selanjutnya, baik dalam pencarian sumber informasi, teknik wawancara yang akan
dilakukan, dan rekonstruksi (historiografi). Dari topik penelitian akan terlihat bentuk
sejarah lisan apakah berupa biografi, pengalaman hidup yang berhubungan dengan
peristiwa sejarah, atau peranan elit.

Pengumpulan Data melalui Wawancara


Sejarah Lisan
Wawancara merupakan inti dari semua penelitian sejarah lisan. Tanpa
wawancara, sejarah lisan tidak ada. Wawancara merupakan proses interaksi dan
komunikasi antara dua orang atau lebih mengenai suatu masalah. Dalam proses
wawancara dapat terjadi pertukaran informasi baik secara terbuka atau tertutup.
Menurut Singarimbun (1998) keberhasilan proses wawancara ditentukan oleh banyak

99

faktor, antara lain : kondisi pewawancara, informan, topik yang diteliti, dan situasi
berlangsungnya wawancara.
Proses wawancara sejarah lisan tergantung dari struktur dan bentuk
wawancara penelitian sejarah lisan

yang

ditetapkan. Ada dua jenis struktur

wawancara sejarah lisan, yaitu wawancara yang menitikberatkan pada topik dan
pendekatan pengalaman hidup (life history). Wawancara yang menitikberatkan pada
Gambar 51. Gambar orang wawancara

topik berusaha mengungkapkan peristiwa dengan


cara

mengorek

informasi

tentang

apa

yang

diketahuinya. Wawancara jenis ini menempatkan


informan bukan sebagai tokoh sentral sebagai satusatunya sumber atau satu-satunya pelaku sejarah.
Wawancara

pengalaman

hidup

menuntut sumber untuk menceritakan kembali


pengalaman pribadinya yang penuh intepretatif
(penuh penafsiran) dan reflektif (penuh nilai)
mengenai peristiwa sejarah. Dalam wawancara
pengalaman

hidup

pewawancara

dan

yang

diwawancarai bersama-sama membangun sebuah cerita peristiwa masa lalu.


Pewawancara harus memiliki sebuah kerangka penceritaan dan analisisnya dalam
upayanya mengorek informasi, sedangkan pihak yang diwawancarai harus memiliki
kenangan hidup yang dapat diceritakan kepada umum. Hal ini berbeda dengan
wawancara biografi dimana pewawancara tidak berhak memverifikasi kebenaran
suatu cerita.
Bentuk wawancara sejarah lisan dapat berupa wawancara naratif atau
wawancara kelompok. Wawancara naratif adalah wawancara tanpa adanya intervensi
atau uji silang ataupun interogasi seketika. Wawancara kelompok merupakan bentuk
wawancara yang menghadirkan beberapa informan dalam satu tempat dan waktu
bersamaan. Teknik pelaksanaan kedua bentuk wawancara harus memperhatian halhal sebagai berikut : kemampuan mencari nara sumber, penyiapan bahan wawancara
(data pertanyaan), penyediaan alat wawancara (perekam), penentuan waktu, menjaga

100

hubungan emosional, penguasaan teknik mengungkap atau mengklarifikasi


informasi, dan penyalinan hasil wawancara.
Apakah semua data yang direkamnya itu akan ditulis peneliti? Peneliti
sejarah lisan akan melakukan langkah-langkah kritis sebagaimana dilakukan oleh
peneliti sejarah dokumen. Ada dua cara untuk menguji kebenaran informasi, yaitu
menguji struktur intern informasi yang disampaikan dan melakukan uji silang
(cross-check. Menguji struktur intern informasi berarti mengecek seluruh informasi
yang diperoleh apakah memiliki keterkaitan satu sama lain. Cara menguji struktur
intern ini termasuk kritik intern. Informasi yang akurat adalah informasi yang
memiliki saling keterkaitan, tidak dimaksudkan untuk membiaskan informasi
ataupun menyembunyikan informasi.
Uji silang (cross-check) sama dengan kritik ekstern, yaitu dengan
membandingkan informasi yang diperoleh dengan informasi hasil wawancara
lainnya atau dengan membandingkan dengan sumber dokumen yang tersedia. Untuk
menguji silang hasil informasi, peneliti dapat melakukan wawancara ulang atau
mewawancarai informan lain mengenai topik yang disangsikan kebenarannya.

Rekonstruksi Sejarah Lisan


Masih ingatkah kita prinsip-prinsip historiografi sejarah dokumen?
Dalam penulisan sejarah lisan harus diperhatikan prinsip kronologi karena informasi
yang diperoleh tidak memiliki penanggalan waktu. Hal ini berbeda dengan sumber
dokumen yang sebagian besar memiliki data penanggalan secara akurat. Para
informan

biasanya

kurang memiliki

kesadaran waktu. Mereka umumnya

menggunakan sistem waktu berdasarkan ukuran-ukuran perkembangan hidup


mereka, misalnya dengan ungkapan: Ketika proses reformasi berlangsung, Saya
baru duduk di kelas I SMA.

Kegunaan Penulisan Sejarah Lisan

Tidak setiap kasus meninggalkan bukti tertulis, sementara pelaku dan saksi
sejarah yang masih hidup dapat menjadi sumber yang tidak ternilai. Sejarah
101

lisan dapat digunakan untuk mengisi kekosongan dan kelangkaan sumber


tertulis. Sebagai contoh, kita merasa kekurangan sumber tertulis pada masa
pendudukan Jepang (1942 1945). Arsip Nasional telah memelopori penelitian
sejarah lisan sejak tahun 1972. Dalam perkembangannya terlihat bahwa sejarah
lisan ini penting bagi Indonesia ketika tuntutan reformasi menghendaki
penafsiran kembali peristiwa-peristiwa sejarah tahun 1965 melalui wawancara
pelaku sejarah.

Sumber lisan bersifat dinamis sehingga dapat digunakan untuk menggali


suasana psikologis, keadaan masyarakat, dan latar belakang terjadinya
peristiwa. Data ini jarang didapatkan pada sumber tertulis.

Sumber tertulis atau artefak memiliki keterbatasan untuk mengungkapkan


seluruh kejadian yang telah terjadi. Ungkapan tertulis kadang tidak sesuai
dengan yang dimaksudkan oleh pembuat dokumen. Sejarah lisan dapat
digunakan untuk mengoreksi fakta atau tafsiran dari suatu sumber tertulis.

Sebagai bentuk penelitian baru, sejarah lisan diharapkan mampu memperkuat


sejarah sebagai ilmu. Ketika teknologi informasi semakin berkembang, maka
dokumen tertulis mudah dilakukan pembetulan sehingga keaslian dokumen
semakin sulit dilacak.
KEGIATAN SISWA

1.

JENIS KEGIATAN

2.

Topik

3.

PETUNJUK

: PROJECT HISTORY

: SEJARAH LISAN
:

a. Kegiatan ini untuk melatih kemampuan mewawancarai sumber.


b. Lakukan wawancara terhadap teman sekelas sejarah keluarganya!

102

SEJARAH KELUARGA
................................

Laporan Hasil Wawancara


...................................................... ..............................
....................
...................................................... ..............................
.................... ...................................................... .........
......................................... ...........................................
........... .................................................. ......................
................................ .................................................. .
..................................................... ...............................
................... ...................................................... ..........
........................................ ............................................

GLOSSARRIES
rekonstruksi

: pengkisahan kembali peristiwa sejarah.

heuristik

: pengumpulan sumber

kritik sumber: pengujian terhadap sumber.


verifikasi

: menyeleksi sumber.

interpretasi

: penafsiran atas fakta atau bukti sejarah.

historiografi

: penulisan sejarah atau hasil penelitian sejarah secara tertulis.

non-fiksi

: tidak nyata berdasarkan khayalan semata.

kuneiform

: tulisan paku orang Sumeria / Babilonia di Mesopotamia.

sengkalan

: ungkapan yang menunjuk pada tahun atau satuan waktu.

hokum fatum: hokum kodrat, sesuatu ditentukan oleh alam atau Tuhan.
e-mail

: surat elektronik melalui internet.

naratif

: bersifat cerita.

INTI SARI
103

Key Points

Metode penelitian sejarah menandai puncak perkembangan ilmu sejarah.


Penelitian sejarah harus menempuh prosedur heuristik, verifikasi (kritik
sumber), interpretasi, dan historiografi.

Penulisan sejarah ilmiah bertumpu pada sumber sejarah, bukti, dan fakta
sejarah. Bukti sejarah merupakan jejak yang ditinggalkan oleh peristiwa yang
telah terjadi. Setiap bukti sejarah merupakan sumber penulisan sejarah. Dari
bukti dan sumber sejarah diperoleh data sejarah. Berdasarkan bukti, sumber,
dan data sejarah akan ditarik kesimpulan adanya fakta. Fakta merupakan
pernyataan tentang kenyataan yang telah terjadi.

Jenis-jenis sejarah dapat diklasifikasikan menurut ukuran tertentu, misalnya


penggunaan metode sejarah, teori metodologis, sudut pandang kebangsaan,
ruang lingkup geografis, sumber sejarah yang digunakan, dan bidang
kajiannya. Satu hasil karya sejarah mungkin dapat dikategorikan ke dalam
beberapa jenis sejarah.

Penelitian sejarah lisan diperlukan untuk mengisi kekosongan bukti tertulis


dan benda. Karena bertumbu pada sumber lisan, sejarah lisan menggunakan
wawancara sebagai metode utama.

104

EVALUASI
A. LENGKAPILAH TTS BERIKUT INI!

5
6
7

Pertanyaan mendatar :
1. Kegiatan menyeleksi sumber sejarah
5. Metode pokok sejarah lisan
6. Menguji kebenaran sumber
105

7. Paparan sejarah secara deskriptif naratif


8. Tahap pengumpulan sumber sejarah

Pertanyaan MENURUN :
2. Kegiatan menafsirkan fakta
3. Pernyataan tentang kenyataan yang telah terjadi
4. Peninggalan aktivitas manusia masa lampau yang berupa benda
B. Soal Pilihan Ganda

1. Untuk memperoleh kepastian isi bukti sejarah, seorang peneliti mencoba


membanding-bandingkan sumber tersebut dengan sumber lain yang sejenis.
Kegiatan yang dilakukan peneliti tersebut dinamakan .
a.
penetapan topik
b.
heuristik
c.
verifikasi
d.
inteprestasi
e.
historiografi
2. Sampai saat ini lebih dari lima versi mengenai kisah peristiwa G 30 S yang buat
oleh para pelaku sejarah ataupun para ahli. Perbedaan ini disebabkan ..
a.
Pelaku-pelaku yang terlibat masih hidup
b. Sejarawan tidak memiliki kemampuan untuk melakukan kritik sumber
dengan baik
c.
Perbedaan penafsiran terhadap bukti dan data sejarah
d.
Peristiwa berlangsung sangat singkat
e.
Tuntutan reformasi untuk lebih menghargai HAM
3. Para tokoh sejarawan abad XVII mulai menyangsikan penulisan secara yang
kurang dapat dipertanggungjawabkan sumbernya. Penelitian keaslian dokumen
abad pertengahan Eropa menandai era sejarah kritis. Tokoh yang mendapat
julukan bapak sejarah kritis adalah .
a.
Thucyidides
b.
Jean mabillon
c.
Leopold von Ranke
d.
Marc Bloch
e.
Karl Marx
4. Sejak pertengahan abad ke-20 penelitian sejarah lisan mengalami perkembangan
yang pesat di Amerika. Teknik utama dalam penelitian sejarah lisan adalah .
a.
Angket
b.
Check list
106

c.
Observasi tidak langsung
d.
Wawancara
e.
Observasi partisipatif
5. Penelitian sejarah lisan pada masa pendudukan Jepang di Indonesia sangat
diperlukan karena .
a.
Kekosongan arsip periode pendudukan Jepang
b.
Periode pendudukan Jepang sangat menentukan nasib bangsa
Indonesia
c.
Banyak orang Jepang menaruh perhatiannya terhadap sejarah
Indonesia.
d.
Hubungan emosional dengan bangsa Jepang sebagai saudara tua
e.
Bantuan penelitian sejarah lisan dari pemerintah Jepang sangat besar
C. Soal Uraian

1. Apakah yang mempengaruh perbedaan interpretasi fakta sejarah oleh para


sejarawan?
2. Jelaskan hubungan antara bukti, sumber, dan fakta sejarah ?
3. Jelaskan perbedaan dari sejarah konvensional dan sejarah struktural!
4. Jelaskan bagaimanakah melakukan kritik data dari hasil wawancara sejarah lisan!
5. Jelaskan mengapa penulisan sejarah lisan sangat penting bagi Indonesia!

107

Anda mungkin juga menyukai