2
DASAR DASAR PENELITIAN
SEJARAH
Konsep
heuristik
verifikasi
interpretasi
historiografi
sejarah lisan
54
Prinsip-prinsip dasar
penelitian sejarah lisan
DASAR-DASAR PENELITIAN
SEJARAH
BAB
2
KOMPETENSI DASAR
1.1. Kemampuan memahami hakikat, ruang lingkup, dan prinsip-prinsip dasar ilmu
dan penelitian sejarah.
HASIL BELAJAR DAN INDIKATOR HASIL BELAJAR
Menguraikan dasar-dasar penelitian sejarah.
Mendeskripsikan langkah-langkah dalam penelitian sejarah (heuristik,
verifikasi, interpretasi, dan historiografi).
Mendeskripsikan sumber, bukti, dan fakta sejarah.
Mendeskripsikan jenis-jenis sejarah.
Mendeskripsikan prinsip-prinsip dasar dalam penelitian sejarah lisan.
A. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN SEJARAH
Bagaimanakah kita dapat mengetahui sejarah masa lampau?
Pertanyaan ini sering muncul ketika kita memperoleh pelajaran sejarah. Benarkah
apa yang dikatakan guru kita? Sejarah menyampaikan peristiwa masa lampau yang
benar-benar terjadi. Sejarah tidak dapat mengandaikan berdasarkan khayalan
seseorang. Apa yang disampaikan disampaikan harus berdasarkan bukti. Bukti yang
dipakai harus dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Sejarah harus dapat
dipercaya oleh orang yang membacanya. Untuk mencapai taraf ini, sejarah harus
memiliki unsur ilmiah dalam penyusunannya. Sejarah sebagai ilmu mengharuskan
55
ma
Seo
neri
e
m
ra
g
n
a
m
emb ng sisw
ed p
s
i
s
a
a
sed
kti,
e tk
poli
ang yangka smu s
bar atang k rang bu
m
a
m
G
ena datan n seo edang
n, d lkan ba kti,
a
r
o
(keh nyak g ke rang
lap umpu ang bu ng
a
r
g
a
a
lain ilanga n apa dukun yang
men olah b tasi bar angka,
y
n
s
g
e
men menga baran ang te untuk
men interpr ukan ter iwa, dan
g
t
t
terj getahu takan b g) dan lah terj
men ,menen si peris
a
i
k
men di dan i perist ukan b ada sis adi
bukt konstru
g
etah meng iwa y egitu wa
e
mer lis BAP
a
ui s
a
c
u
ejar takan ng tela ara
men
ah.
ia ti
h
dak
tindak
kejahatan
dan
merekonstruksi peristiwa yang telah terjadi. Polisi tidak dapat seenaknya menetapkan
pelaku dan memperkirakan terjadinya peristiwa yang telah terjadi berdasarkan naluri
atau bertanya kepada dukun.
56
penelitian sejarah sebagai a systematic body of principles and rules designed to aid
effectively gathering the sourcematerials of history, appraising them critically, and
presenting a synthesis (generally in written form) of the results achieved (suatu
kumpulan yang sistematis dari prinsip-prinsip dan aturan-aturan yang dimaksudkan
(didesain) untuk membantu secara efektif dalam pengumpulan bahan-bahan sumber
sejarah, dalam menilai atau menguji sumber-sumber sejarah itu secara kritis, dan
menyajikan suatu hasil sintesis (umumnya dalam bentuk tertulis) dari hasil-hasil
yang telah dicapai). Secara singkat metode penelitian sejarah adalah a system of right
procedure for the attainment of (historical) truth (suatu sistem dari cara-cara yang
benar untuk mencapai kebenaran sejarah).
KEGIATAN SISWA
1.
JENIS KEGIATAN
2.
Topik
: LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
SEJARAH
3.
PETUNJUK
a.
b.
Berilah penjelasan secara singkat dari tiap langkah yang telah ditemukan!
NAMA KEGIATAN
Pertama
57
PENJELASAN
Kedua
Ketiga
Agak berbeda dengan pendapat Garraghan di atas, Louis Gottschalk
(1975) merumuskan tahapan metode penelitian sejarah menjadi 4 langkah , yaitu : (1)
mengumpulkan sumber, (2) kritik sumber, (3) interpretasi,
dan
Fact File
(4)
historiografi.
Langkah-langkah
yang
pencarian sumber sejarah. Wood Gray (1964) memberi rambu-rambu dalam memilih
judul atau topik penelitian sebagai berikut :
Nilai
Asli (Orisinil)
Praktis
Kesatuan
Heuristik
Apakah kita pernah diminta untuk membuat sebuah karangan yang
Gambar ilustrasi seseorang
yang sedang membawa
banyak buku sumber untuk
menulis sampai terlihat
kedodoran.
secara harfiah berarti mencari atau menemukan. Heuristik sejarah adalah mencari
dan menemukan sumber-sumber sejarah sesuai dengan topik yang sedang ditelitinya.
Di manakah sejarawan dapat menemukan sumber sejarah? Perhatikan
gambar di bawah pada halaman ini! Proses pencarian sumber merupakan pintu
gerbang yang sangat penting untuk menentukan keberhasilan penelitian. Sejarawan
dapat mencari sumber-sumber di lapangan atau museum sepanjang menggunakan
material yang bersifat arkeologis, epigrafis, dan numismatik. Pencarian di lapangan
terutama berkaitan dengan sumber sejarah
yang
berupa
benda
n
Gedu
Gedung
Arsip N
asi
59
Team Arkeologi Nasional sedang melaksanakan
penelitian lapangan.
onal
l
siona
a
N
um
Muse
yang diduga masih tersimpan atau telah ditemukan di tempat tertentu. Tempat yang
mengandung atau diduga mengandung sumber sejarah ini disebut situs sejarah.
Adakah situs-situs sejarah di sekitarmu?
Jika bahan-bahan itu berupa dokumen resmi, maka sejarawan harus
mencari arsip di pengadilan-pengadilan, Arsip Nasional, dan perpustakaan
pemerintah. Tetapi jika bahan-bahan tersebut bukan dokumen resmi, maka sejarawan
harus mencarinya di dokumen-dokumen perusahaan,
koleksi kraton-kraton, kolektor, atau dokumen tempat
ibadah.
Untuk
memudahkan
pencarian
sumber,
Fact File
Menurut Von Humboldt, ilmu
bantu sejarah meliputi :
Filologi, Palaeografi, Ilmu
Piagam, Heraldik (Ilmu yang
mempelajari lambanglambang kuno), dan
Numismatik. Selain lima ilmu
bantu tersebut, Louis
Gottschalk menambahkan
ilmu bantu lainnya, yaitu :
Kronologi, Epigrafi,
Sigillografi/Sfragistik (ilmu
yang mempelajari keaslian
dokumen bermaterai,
Geneologi, Bibliografi,
Lexikografi, dan Arkeologi.
manusia masa lampau yang diabadikan dalam tulisan-tulisan kuno. Sebagai contoh,
keberhasilan J.F. Champollion (1882) membaca tulisan Hieroglif dan Sir Henry
Rawlenson (1847) membaca tulisan Kuneiform (Tulisan Paku) sangat membantu
sejarawan dalam mengungkapkan kehidupan masyarakat Mesir dan Babilonia pada
masa lalu.
3. Ilmu Piagam (Dokumen)
Ilmu Piagam memberi bantuan kepada sejarawan berupa informasi
tentang isi, tujuan, dan keaslian piagam yang ditinggalkan pada masa lampau.
60
Piagam merupakan kesaksian berkekuatan hukum yang bersifat tertulis dan memiliki
nilai yang penting bagi sejarawan.
keasliannya. Ahli-ahli
61
JENIS KEGIATAN
: MATCHING OF SOURCES
2.
Topik
: HERUISTIK
3.
PETUNJUK
a. Pencarian sumber secara cepat dapat dilakukan jika kita mengetahu di mana
sumber tersebut diperoleh. Kegiatan berikut ini melatih kita untuk mencari
sumber berkaitan dengan topik yang diteliti.
b. Cocokkan bukti-bukti sejarah berikut dengan kemungkinan asal sumber
secara tepat!
A.
Heuristik
PRASASTI TUGU TARUMANEGARA
CANDI BOROBUDUR
SUMBER SEJARAH
SITUS MAGELANG
MUSEUM ARKEOLOGI DAN
BENDA PURBAKALA
62
TOPIK PENELITIAN
ARSIP NASIONAL
ARSIP PERUSAHAAN
B.
PALAEOGRAFI
ARKEOLOGI
NUMISMATIK
OBJEK PENELITIAN
(GAMBAR
MATA
UANG
KUNO)
(GAMBAR
BOROBUDUR)
63
CANDI
PENJELASAN
Verifikasi
Kita tentu pernah mendengar istilah verifikasi. Apakah maksud
kalimat Komisi Pemilihan Umum (KPU) melakukan verifikasi parpol-parpol calon
peserta pemilu? Verifikasi pada kalimat di atas dimaksudkan sebagai kegiatan
penelitian berkas-berkas. Kegiatan ini mirip
Gambar ilustrasi seseorang yang
membawa berbagai macam sumber
kepada dipilah-pilah yang akan
digunakan dan tidak digunakan.
dengan
kerja
sejarawan
dalam
Proses
pemilahan
atau
64
Fact File
Menurut Garraghan (1957)
kritik luar berusaha
menjawab tentang kapan, di
mana, siapa,bagaimana
bentuk aslinya, dan dari
bahan apa sumber sejarah
itu ditulis. Kritik intern
berusaha menetapkan
kesahihan dan kredibilitas isi
dengan menjawab
pertanyaan bagaimana nilai
pembuktian yang sebenarnya
dari isinya.
meliputi 2 kegiatan, yaitu : (1) memastikan keaslian bahan dari sumber sejarah dan
(2) memastikan kebenaran isi yang dimuat dalam sumber sejarah. Kegiatan pertama
disebut kritik ekstern dan kegiatan yang kedua disebut kritik intern.
Dilihat dari aspek bahan (kritik ekstern), sejarawan harus dapat
memastikan apakah sumber sejarah tersebut asli. Jika dokumen berupa tiruannya,
Gambar seorang ahli kimia
sedang menguji keaslian kertas
untuk membantu sejarawan
dalam meneliti keaslian
bahan/dokumen sejarah.
65
merupakan isi dari sebuah sumber sejarah, maka kebenaran isi tersebut diuji dengan
dibanding-bandingkan dengan sumber (kesaksian) lain yang sejenis (mengetahui isi
kesaksian). Uji silang (cross check) dari berbagai sumber merupakan salah satu cara
untuk membuktikan kebenaran isi sumber sejarah.
Cara lain untuk menguji kebenaran isi sumber sejarah adalah
mempertanyakan apakah benar apa yang dikatakan dalam sumber sejarah. Nugroho
Notosusanto menamainya dengan penilaian intrinsik sumber. Penilaian intrinsik
sumber dilakukan dengan menyoroti dari pembuat sumber (pengarang sumber). Isi
sumber sejarah dapat dipercaya jika saksi benar-benar mampu memberi kesaksian.
Kemampuan itu dipengaruhi waktu dan tempat seoarang saksi dari peristiwa. Sebagai
contoh, seseorang menulis kesaksian tentang peristiwa peledakan bom di Hotel
Marriot tetapi pada saat kejadian ia sedang berada Bandara Soekarno-Hatta. Apakah
kesaksiannya dapat dipercaya isinya?
Selain aspek geografis dan waktu, pengujian isi sumber harus
mempertimbangkan apakah pembuat sumber memang mampu memberikan
kesaksian yang benar. Seorang prajurit bahwahan tentu kurang mampu menjelaskan
apa yang terjadi pada peristiwa G 30 S / PKI walaupun pada saat kejadian ia berada
di Jakarta. Kemampuan saksi menjelaskan suatu peristiwa dipengaruhi dari
keahliannya, keadaan kesehatan mental dan fisik, usia, pendidikan, ingatan, tingkat
perhatiannya, dan ketrampilan bercerita atau menulis dari suatu kejadian.
KEGIATAN SISWA
1. JENIS KEGIATAN
2. Topik
: VERIFIKASI
3. PETUNJUK
A. Identifikasi Kesalahan
ISI TEKS
PEMBETULAN
67
B. ASBQ
Pertanyaan :
1. Apakah pendapat Giebels pada topik di atas?
2. Berapa jumlah ganti rugi yang harus dibayar Indonesia kepada Belanda
berdasarkan perjanjian KMB?
3. Bagaimanakah pendapat Prof. Jan Breman tentang penjajahan Belanda?
68
Interpretasi
Apakah sejarawan hanya cukup melakukan kritik terhadap sumber
sejarah? Mengapa sejarawan harus mengintepretasikan fakta-fakta yang diperoleh
dari hasil kritik sumber? Sejarawan tidak boleh berhenti pada tahap kritik sumber.
Sejarawan belum merasa puas hanya mengambil data dan fakta dari kritik sumber
karena hasil itu tidak mampu menggambarkan peristiwa yang sebenarnya terjadi.
Sejarawan perlu menafsirkan suatu fakta yang terdapat dalam sumber sejarah untuk
memperoleh gambaran yang lebih lengkap tentang peristiwa masa lampau. Kegiatan
inilah yang disebut dengan interpretasi.
Interpretasi menjadi sangat penting karena sumber sejarah tidak
mampu mewakili peristiwa secara utuh. Lebih-lebih sumber sejarah yang tidak
tertulis sangat terbatas dalam merekam peristiwa yang sebenarnya terjadi. Ia hanya
menjadi saksi bisu dari semua peristiwa. Manusia mencoba mengingat peristiwa
yang dialami dengan
69
Fact File
Menurut Polard (seperti
dikutip Widja, 1988)
dijelaskan pentingnya
interpretasi karena faktafakta dan angka-angka itu
bagaikan tulang belulang.
Semua itu memerlukan
imajinasi untuk memberi nilai
hidup dan arti darinya.
Seorang belum pantas
disebut ahli sejarah jika
tidak memiliki kemampuan
untuk menginterpretasikan
fakta-fakta
70
: INTERPRETASI
3. PETUNJUK
a. Kegiatan berikut ini melatih kita menafsirkan suatu sumber. Dalam kegiatan
ini diberikan data dan fakta dari peristiwa yang telah terjadi.
b. Cermatilah gambar, data, dan fakta dari sumber. Interpretasikan sesuai
dengan pemahamn masing-masing!
A.
71
CATATAN INTERPRETASI
CATATAN INTERPRETASI
Perhatikan
Perhatikangambar-gambar
gambar-gambardidiatas!
atas!Tafsirkan
Tafsirkanapa
apayang
yangtelah
telah
terjadi
terjadidari
darirangkaian
rangkaiangambar
gambaryang
yangtelah
telahdisebutkan
disebutkandidi
atas.Tuliskan
atas.Tuliskantafsiran
tafsiranitu
itukekedalam
dalamcatatan
catatanini!
ini!
B.
Catatan
CatatanHarian
Hariandari
dari : :..
..
Tanggal
: :.
Tanggal
.
.
.
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
M
e
m
b
a
n
di
n
g
k
a
n
2
72
a
tulis
n
a
k
i
Cupl t ABRI)
a
(Dap
n pe
la
/P
30 S
G
u
k
KI
Cup
li
(Dap kan tulis
at Su
a
lami n pelaku
dkk)
G 30
S/PK
I
Pertanyaan:
Apakah yang menyebabkan penafsiran 2 artikel di atas berbeda? Jelaskan
pendapatmu!
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
Bagaimanakah pendapat kita mengenai permasalahan ini? Fakta dari suatu peristiwa
merupakan objek kajian sejarah yang bersifat objektif. Artinya, setiap orang akan
menyatakan sama terhadap sumber sejarah sebagai objek. Sementara subjektivitas
sejarah terletak pada penafsiran atas fakta. Karena penafsiran tergantung pada subjek
(sejarawan), maka hasil tafsirannya bersifat subjektif. Keadaan ini tidak dapat
dihindarkan karena objek tidak dapat berbicara sendiri. Subjeklah yang membuat
objek dapat berbicara mengenai peristiwa masa lampau.
Keadaan yang demikian di atas menyebabkan ilmu sejarah kadang
diberi sifat sebagai ilmu yang objektif tetapi subjektif atau ilmu yang subjektif tetapi
objektif.
Fact File
Menurut Gottschalk (1975)
dijelaskan bahwa untuk
menjaga objektivitas,
sejarawan harus melakukan 5
hal, yaitu : (1) wajib
mengumpulkan semua data yang
relevan, (2) berusaha memberi
penilaian yang penuh terhadap
kesaksian di dalam data yang
dikumpulkan, (3) menghindari
sikap berat sebelah, (4)
berhati-hati memberi jawaban
terhadap data yang dirasakan
kurang, dan (5) berusaha
menghindari simpulan yang
tidak berdasar kecuali dengan
bukti.
kendali
tidak
dapat
seenaknya
itu,
mengembangkan
dipermainkan
sejarawan
diharapkan
kemampuannya,
prasangka,
terus
tidak
diperbudak
74
Historiografi
Setelah menyelesaikan tahap interpretasi, sejarawan telah memiliki
bahan yang lengkap. Gambaran tentang peristiwa yang diteliti semakin jelas. Hanya
saja, gambaran-gambaran hasil penafsiran itu masing berserakan. Sejarawan harus
merangkai seluruh hasil penafsiran atas data dan fakta tersebut ke dalam tulisan.
Upaya penulisan sejarah itu disebut dengan historiografi. Historiografi berasal dari
kata history (sejarah) dan graphien(melukis, mencitra, atau menggambarkan).
Penulisan sejarah (historiografi) merupakan usaha menulis kembali (rekonstruksi)
peristiwa lampau sesuai dengan pokok permasalahan yang telah dirumuskan. Tujuan
akhir penulisan sejarah adalah mencoba menangkap dan memahami kenyataan yang
pernah terjadi untuk diungkapkan dalam bentuk tulisan yang mudah dimengerti.
Tahap historiografi pada hakekatnya merupakan tahap sintesis
(konstruksi) dan komunikasi dalam bentuk tertulis. Menulis sintesis dalam bentuk
karangan sejarah ilmiah (kritis) perlu memperhatikan urutan kronologis atau tematis
yang jelas dan mudah dimengerti. Urutan itu ditunjukkan
dalam pengaturan urutan bab yang logis dan tidak
melompat-lompat. Selain itu, bahasa yang digunakan
harus mengikuti aturan penulisan ilmiah. Penulis sejarah
harus mampu memberikan pembuktian dan referensi
(sumber
kepustakaan)
yang
dapat
75
Fact File
Louis Gottschalk (1957)
menjelaskan bahwa penulisan
sejarah sekurang-kurang
memuat 4 hal, yaitu :
memuat detail faktuil yang
akurat, (2) kelengkapan
bukti yang cukup, (3)
struktur yang logis, dan (4)
penyajian yang terang dan
halus.
KEGIATAN SISWA
1. JENIS KEGIATAN : THE HISTORY PROJECT
2. Topik
: HISTORIOGRAFI
3. PETUNJUK
Ada rekaman
gambar
mikrofon kuno
sebagai
alat
pengeras
suara
pada
tanggal
17
Agustus 1945
Kantor Berita
Domei
menyiarkan
berita
proklamasi di
bawah tekanan
tentara
Jepang.
Soekarno
Hatta
membacakan
teks
proklamasi
didampingi
Muh. Hatta.
Kaisar Hirohito
menyerah
kepada Sekutu
pada tanggal 14
Agustus 1945.
Muh.
Hatta
datang pukul
10.00 WIB di Jl.
Pegangsaan
Timur
56
Jakarta.
Soekarno
dan
Hatta
dibawa
oleh
para
pemuda
ke
Rengasdengklok
tanggal
16
Agustus
1945
setelah
tidak
terjadi
kata
sepakat tentang
proklamasi.
76
Sumber Sejarah
Peristiwa sejarah hanya dapat diketahui jika ada sumber untuk
mengungkapkan peristiwa masa lampau. Penulisan sejarah harus didasarkan pada
sumber yang dapat dipercaya. Jika tidak ada sumber, maka sejarah hanyalah dongeng
semata. Apakah yang dimaksud dengan sumber sejarah? Beberapa gambar di
halaman ini dapat digunakan untuk memahami tentang sumber sejarah. Gambar
Jugun Ianfu, arsip pemerintah Jepang, tulisan orang Jepang tentang pendudukan
Jepang di Indonesia, dan gua Jepang merupakan contoh-contoh sumber sejarah.
Sejarawan dapat menggunakan sumber tersebut untuk bahan menulis masa penduduk
Jepang di Indonesia.
(Gambar Jugun Ianfu
(Arsip pemerintah
Jepang)
epang
Gua J
Tulisa
n
tentan orang Jep
g
a
Jepan penduduk ng
g di I
a
ndone n
sia.
77
Fact File
Cont
o
1945 h potonga
.
n
surat
k
abar
Menurut
Arthur Marwick dokumen
tertulis yang dapat diterima
sebagai
sumber
sejarah
dengan
derajat
penerimaannya baik adalah :
(1) surat kontemporer, (2)
laporan tidak resmi, (3)
deposisi,
(4)
laporan
parlemen dan pers, (5)
penelitian sosial, dan (6)
buku harian dan otobiografi.
tahun
Sumber tertulis
dapat
berupa
dokumen
1755
yang
rapat pemerintah, dan surat-surat resmi pemerintah. Sumber tertulis dapat juga
berupa dokumen non-pemerintah, seperti surat kabar, majalah, laporan
78
sebagai
sumber
pelengkap.
ini,
tidak
perkembangan
setiap
peristiwa
(3)
benda
adalah
semua
bahan
79
bahan-bahan ini dari ahli arkeologi. Sumber sejarah yang berupa benda,
misalnya candi, alat-alat kehidupan rumah tangga, keramik, lukisan, uang, dan
sebagainya.
Semua benda hasil aktivitas manusia masa lampau yang
berwujud benda disebut artefak. Berdasarkan fungsinya, artefak dibedakan
menjadi 2 macam yaitu artefak yang berfungsi sakral dan artefak yang
berfungsi profan. Artefak sakral adalah sisa-sisa benda peninggalan manusia
yang dulu digunakan untuk tujuan-tujuan ibadah, mengandung nilai magis, dan
dikeramatkan, misalnya candi, masjid, benda-benda pemujaan, dan alat-alat
kubur. Artefak profan adalah sisa-sisa benda peninggalan yang digunakan
sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, misalnya alat-alat rumah
tangga, alat-alat berburu, bercocok tanam, dan alat-alat perdagangan.
Klasifikasi lain yang sering digunakan seperti yang dikemukakan
Louis Gottschalk (1957) yaitu berdasarkan kedekatan saksi dengan peristiwa.
Berdasarkan klasifikasi ini, sumber dapat dibagi menjadi 2, yaitu
sumber primer dan sumber sekunder.
sumber
Contoh
er
sekund
80
dengan peristiwa (sumber langsung dan tidak langsung). Dapatkah kita memberi
contoh macam-macam sumber berdasarkan klasifikasi tersebut? Monumen
peringatan merupakan sumber yang disengaja, dokumen jumlah pekrja romusya
merupakan sumber historis untuk penulisan kebijakan pemerintah pendudukan
Jepang di Indonesia, dan naskah perjanjian merupakan sumber langsung.
KEGIATAN SISWA
1.
JENIS KEGIATAN
2.
Topik
: SUMBER SEJARAH
3.
PETUNJUK
CANDI
GERABAH
PERHIASAN
2.
ARSIP VOC
BUKU
BUKU SEJARAH
NASKAH
AUTOBIOGRAFI
NASIONAL
PERJANJIAN
KRONIK
LEGENDA
MITOS
3.
DONGENG
81
Bukti Sejarah
Apakah perbedaan antara sumber sejarah dan bukti sejarah? Kedua
istilah ini kadang digunakan secara bersama-sama yang menunjukkan arti sama atau
sepadan. Jika sejarawan menggunakan catatan harian tawanan perang untuk menulis
Monumen Lubang Buaya
sebagai bukti terjadinya G 30 S
tentang
kehidupan
pendudukan
masyarakat
Jepang, maka
selama
catatan
itu
masa
sering
30
September
(G
30
S)
dengan
karangan Hermawan
82
pendeta Budha dari Cina yang pernah tinggal di Sriwijaya untuk mendalami agama
Budha dan bahasa Sansekerta dapat diperoleh data-data sebagai berikut: menjadi
buktidan sumber mempelajari sejarah Sriwijaya. Dari catatan-catatan itu dapat
diperoleh data-data sejarah sebagai berikut: ibu kota Sriwijaya bila tengah hari orang
beridiri di tanah lapang, maka ia tidak mempunyai bayangan. Ibu kotanya terletak di
tepi
air,
penduduknya terpencar di luar kota atau tinggal di atas rakit-rakit yang beratapkan
daun alang-alang. Jika rajanya keluar, ia naik perahu dengan dilindungi oleh payung
sutra dan iringan tentara yang membawa tombak emas. Tentaranya panda dan
tangkas dalam peperangan, baik di air maupun di darat.
83
JENIS KEGIATAN
2.
Topik
: BUKTI SEJARAH
3.
PETUNJUK
PENANDATANGANAN PERJANJIAN
PELAKSANAAN PROKLAMASI 17
BONGAYA
2003
PERISTIWA
BUKTI SEJARAH
84
PENJELASAN
Fakta Sejarah
Perhatikan gambar-gambar pada halaman ini! Kenyataan apa yang
dapat kita bayangkan dengan melihat gambar-gambar tersebut?
Gambar perahu di Candi
Borobudur
Gam
dem bar ma
h
onst
rasi asiswa
85
Fact File
Gottschalk (1957) menyebut
fakta sebagai keterangan
yang disimpulkan dari bahanbahan sejarah lewat kritik
sejarah. Fakta sejarah tidak
terdapat dalam sumber
tetapi digali dan dikeluarkan
dari sumber sejarah yang
pada gilirannya menjadi
bahan sejarah.
fakta-fakta
sejarah
sebagai
upaya
untuk
ini
diibaratkan
mengumpulkan
dengan
sumber,
kerja
seorang
detektif.
Setelah
detektif
akan
86
sementara itu akan dibuktikan dengan bukti-bukti yang tersedia. Jika ditemukan
buktinya, maka pernyataan itu diyakini benar dan itulah faktanya.
Gambar ilustrasi seorang detektif seperti kerja sejarawan dalam menentukan
fakta dari bukti-bukti yang ditemukan.
sehingga
perlu
dibekali
untuk
hidup
kemudian.
Fakta-fakta
ini
menyebutkan contoh fakta ini? Sebagai contoh, ketika kita mendengar cerita lisan
tentang pembuatan Candi Muara Takus, maka kita dapat menyimpulkan fakta sosial
yaitu tradisi gotong royong telah dikenal luas oleh masyarakat Sriwijaya.
KEGIATAN SISWA
1.
JENIS KEGIATAN
2.
Topik
: FAKTA SEJARAH
3.
PETUNJUK
88
Gambar prasasti
Tugu
Pertanyaan :
Fakta apakah yang dapat dikemukkan berdasarkan sumber di atas?
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
89
PERNYATAAN
lebih
ekonomi
daripada
bermotif
dan
politik
menyelamatkan
mengamankan
dapat
Kebijakan
pemerintah
pendudukan
Jepang
di
membuat
masyarakat
semakin menderita.
90
PENJELASAN
C. JENIS-JENIS SEJARAH
Istilah jenis-jenis sejarah menunjuk pada sifat proses dan hasil akhir
dari penelitian sejarah. Jenis-jenis sejarah tidak dihubungkan dengan kontroversi
intepretasi terhadap suatu fakta yang menghasilkan sejarah yang berbeda-beda. Jenisjenis sejarah juga bukan dikaitkan dengan keberpihakan sejarah terhadap kelompok
tertentu dan menyalahkan kelompok yang lain.
Jenis-jenis sejarah pada hakekatnya berkaitan erat dengan jenis-jenis
penelitian yang dilakukan oleh sejarawan. Jenis-jenis penelitian sejarah yang
dilakukan para peneliti sejarah sangat beraneka ragam sehinggal menghasilkan
bentuk akhir penulisan sejarah yang bermacam-macam pula. Jenis-jenis sejarah dapat
diklasifikasikan menurut penggunaan metode sejarah, teori metodologis, sudut
pandang kebangsaan, ruang lingkup geografis, sumber sejarah yang digunakan, dan
bidang kajiannya.
91
ciri tersebut? Buku Pararaton merupakan salah satu contoh sejarah tradisional yang
memuat kisah sejarah Singasari.
Sejarah Ilmiah
Sejarah ilmiah atau sejarah kritis atau sejarah empiris adalah sejarah
yang disusun dengan menggunakan kritik sumber atau metode sejarah. Penulisan
sejarah ilmiah ditandai dengan ciri kesangsian
Milestones of
Reflection
(Gambar
Ilmuwan)
Sejarah
kritis
merupakan
puncak dari pencapaian sejarah
sebagai
ilmu.
Kebenaran
menjadi tujuan dari penulisan
ilmiah.
Pengembangan
metodologinya terus dilakukan.
Apakah yang akan kita lakukan
jika ada sejarah yang ditulis
Contoh karyanya adalah The History of Popes 1834 1836. Karyanya ini dapat
kalian akses melalui internet dengan situs www.questia.com pada bagian library.
Jenis
Sejarah
menurut
Teori
Metodologi
Menurut teori metodologinya, sejarah dapat digolongkan menjadi dua,
yaitu sejarah konvensional dan sejarah struktural.
Sejarah Konvensional
Sejarah
konvensional
adalah
sejarah
yang
disusun
tanpa
menggunakan pendekatan teori metodologis layaknya ilmu sosial. Istilah ini muncul
untuk membedakan penulisan sejarah abad XX yang menggunakan teori sosial.
Dilihat dari segi penuturannya, sejarah konvensional disusun secara deskriptif naratif
untuk menjelaskan asal-usul kejadian dari awal hingga akhir. Sifat deskriptif naratif
ini dapat dilihat dari cara menyusun cerita dengan merangkai fakta-fakta yang
masing-masing menunjuk kepada kejadian-kejadian sehingga terbentuk struktur
92
Sejarah Struktural
Sejarah struktural atau sejarah sosial adalah sejarah yang disusun
dengan menggunakn pendekatan ilmu-ilmu sosial. Dilihat dari segi penuturannya,
sejarah konvensional disusun secara deskriptif analitis dengan mengedepankan
urutan sebab-akibat (causal sequences of events). Peristiwa dikaji dari berbagai
disiplin ilmu (mulitidisiplin) untuk memperoleh pemaparan yang komprehensif.
Sejarah struktural dipengaruhi teori-teori ilmu sosial sehingga diharapkan sejarah
menjadi bagian dari ilmu sosial.
93
Jenis
Sejarah
menurut
Ruang
Lingkup Geografis
Berdasarkan ruang lingkup geografis, sejarah dapat dibedakan
menjadi 2 macam, yaitu : sejarah lokal dan sejarah nasional. Dalam klasifikasi ini
kadang dimasukkan kategori sejarah dunia yaitu sejarah di luar Indonesia atau yang
memiliki
pengaruh
dalam
perkembangan
dunia.
Pembagian
ini
ternyata
Jenis
Sejarah
menurut
Sumber
Sejarahnya
Jenis-jenis sejarah dilihat dari sumber sejarah dapat dibedakan
menjadi 2, yaitu : sejarah dokumen dan sejarah lisan. Sejarah dokumen adalah
sejarah yang disusun berdasarkan sumber-sumber sejarah yang bersifat tertulis
(dokumen). Sejarah tertulis memandang bahwa sumber tertulis merupakan sejarah
yang memiliki derajat kepercayaan yang tinggi
Sumber sejarah yang lain, baik benda maupun lisan dipandang sebelah mata. Charles
Victor Langois dan Charles Seignobos mengatakan bahwa sejarawan bekerja
dengan dokumen-dokumen. Tidak ada pengganti untuk dokumen. Tidak ada
dokumen, maka tidak ada sejarah. Sumber lisan hanya disisakan kepada masyarakat
non-Eropa atau masyarakat primitif.
Sejarah Lisa menggunakan sumber lisan sebagai bahan utama
penyusunan cerita sejarah. Pada abad ke-20, sejarah lisan memperoleh tempat dalam
penelitian sejarah, khususnya di Amerika Serikat. Mengingat pentingnya sejarah
lisan, topik ini akan dibahas secara khusus pada uraian tersendiri.
Jenis
Sejarah
menurut
Bidang
Kajiannya
Berdasarkan bidang kajiannya, jenis sejarah dapat dibedakan menjadi
4 macam, yaitu : (1) sejarah politik-militer, (2) sejarah ekonomi, (3) sejarah sosial,
dan (4) sejarah budaya. Masing-masing sejarah ini kemudian berkembang menjadi
cabang-cabang ilmu sejarah yang tidak hanya dikaji oleh sejarawan saja, tetapi juga
dikaji oleh ahli-ahli di bidangnya masing-masing.
Sejarah politik Sejarah politik adalah sejarah yang menceritakan
tentang peristiwa politik dan perang masa lalu. Pada awalnya penulisan sejarah
berkembang dari sejarah politik yang bersifat elit (penguasa). Sejarah Ekonomi yaitu
sejarah yang menceritakan perkembangan kehidupan ekonomi masyarakat atau
Gambar 45
JENIS KEGIATAN
: MATCHING OF EVENTS
(ASBQ)
95
2.
Topik
: JENIS-JENIS SEJARAH
3.
PETUNJUK
SEJARAH STRUKTURAL
SEJARAH NASIONAL
SEJARAH TRADISIONAL
SEJARAH LOKAL
JENIS SEJARAH
CIRI-CIRI
CONTOH NASKAH
BUKU
PEMBRONTAKAN
LOKAL
TIGA DAERAH
MENGGUNAKAN
ILMU
TEORI
SOSIAL,
ANALITIS,
MENGUNGKAP
PERAN
MASYARAKAT KECIL
BERSIFAT
MAGIS,
GENEOLOGIS,
ISTANA
SEJARAH
PERANAN
96
DARI
DALAM,
BANGSA
SENDIRI
DITONJOLKAN,
DAN
KEPENTINGAN
PEMBENTUKAN
KESADARAN SEJARAH
Gambar
yang
pertama merupakan contoh dari tradisi lisan (oral tradition). Tradisi lisan adalah
tradisi dan sistem emperik (pengalaman hidup) yang tidak dituliskan, tetapi
dikembangkan, disampaikan, dan dipelajari melalui tradisi bertutur atau bercerita
secara lisan. Melalui cara bertutur inilah pengetahuan emperik tentang masa lalu
dituturkan secara lisan dari generasi ke generasi. Tradisi lisan suatu masyarakat
mencakup berbagai aspek kehidupan dari sebuah masyarakat di masa lampau, yaitu
berupa legenda, epik (sejarah kepahlawanan), peribahasa, teka-teki, mitos, dan
ungkapan-ungkapan.
Karakteristik tradisi lisan adalah berisi kesaksian (testimony)
mengenai masa lampau secara tidak langsung atau berasal dari cerita orang lain dan
97
disampaikan secara lisan dari mulut ke mulut. Bagi masyarakat yang memiliki tradisi
lisan, penuturan ini dimaksudkan sebagai sarana mengungkapkan secara khusus apa
yang terjadi di masa lampau atau sekadar kesenangan untuk mengungkapkan
kebijakan lisan, kearifan, atau cerita mengenai masa lampau
Gambar kedua menunjukkan adanya sejarah lisan (oral history) yaitu
cerita mengenai suatu peristiwa sejarah masa lalu, kenangan langsung mengenai
masa lalu, dan kesaksian dari saksi mata secara langsung. Sejarah lisan dapat
dipandang sebagai perekaman dari kenangan-kenangan yang dikemukakan oleh
pelaku sejarah berdasarkan pengetahuannya secara langsung. Saksi tidak boleh
mengemukakan data-data sejarah hanya berdasarkan kata orang atau menurut
cerita orang lain.
Untuk menghindari kerancuan istilah, James H. Morrison (2000)
lebih menyukai dengan istilah penelitian lisan untuk menghindari kerancuan dengan
istilah sejarah lisan. Penelitian lisan diartikan sebagai kumpulan bahan-bahan
melalui metode wawancara dengan seseorang atau
Fact File
melalui
Persia,
Perang
kisah
walaupun
tidak
sumber pertama.
dari
penulisan
Thucydides
menyempurnakan
laporan
Athena
dan
Penulisan
berkembang
karena
sejarah
dalam
lisan
kenyataannya
semakin
sumber
karena
itu,
dianggap
Thucydides
sebagai
pelopor
lisan telah mengubah cara pandang terhadap peran masyarakat pemilik sejarah.
Sejarah bukan lagi milik elit penguasa atau masyarakat tertentu sehingga sejarah
lebih mendekatkan diri dengan masyarakat.
98
selanjutnya, baik dalam pencarian sumber informasi, teknik wawancara yang akan
dilakukan, dan rekonstruksi (historiografi). Dari topik penelitian akan terlihat bentuk
sejarah lisan apakah berupa biografi, pengalaman hidup yang berhubungan dengan
peristiwa sejarah, atau peranan elit.
99
faktor, antara lain : kondisi pewawancara, informan, topik yang diteliti, dan situasi
berlangsungnya wawancara.
Proses wawancara sejarah lisan tergantung dari struktur dan bentuk
wawancara penelitian sejarah lisan
yang
wawancara sejarah lisan, yaitu wawancara yang menitikberatkan pada topik dan
pendekatan pengalaman hidup (life history). Wawancara yang menitikberatkan pada
Gambar 51. Gambar orang wawancara
mengorek
informasi
tentang
apa
yang
pengalaman
hidup
hidup
pewawancara
dan
yang
100
biasanya
kurang memiliki
Tidak setiap kasus meninggalkan bukti tertulis, sementara pelaku dan saksi
sejarah yang masih hidup dapat menjadi sumber yang tidak ternilai. Sejarah
101
1.
JENIS KEGIATAN
2.
Topik
3.
PETUNJUK
: PROJECT HISTORY
: SEJARAH LISAN
:
102
SEJARAH KELUARGA
................................
GLOSSARRIES
rekonstruksi
heuristik
: pengumpulan sumber
: menyeleksi sumber.
interpretasi
historiografi
non-fiksi
kuneiform
sengkalan
hokum fatum: hokum kodrat, sesuatu ditentukan oleh alam atau Tuhan.
e-mail
naratif
: bersifat cerita.
INTI SARI
103
Key Points
Penulisan sejarah ilmiah bertumpu pada sumber sejarah, bukti, dan fakta
sejarah. Bukti sejarah merupakan jejak yang ditinggalkan oleh peristiwa yang
telah terjadi. Setiap bukti sejarah merupakan sumber penulisan sejarah. Dari
bukti dan sumber sejarah diperoleh data sejarah. Berdasarkan bukti, sumber,
dan data sejarah akan ditarik kesimpulan adanya fakta. Fakta merupakan
pernyataan tentang kenyataan yang telah terjadi.
104
EVALUASI
A. LENGKAPILAH TTS BERIKUT INI!
5
6
7
Pertanyaan mendatar :
1. Kegiatan menyeleksi sumber sejarah
5. Metode pokok sejarah lisan
6. Menguji kebenaran sumber
105
Pertanyaan MENURUN :
2. Kegiatan menafsirkan fakta
3. Pernyataan tentang kenyataan yang telah terjadi
4. Peninggalan aktivitas manusia masa lampau yang berupa benda
B. Soal Pilihan Ganda
c.
Observasi tidak langsung
d.
Wawancara
e.
Observasi partisipatif
5. Penelitian sejarah lisan pada masa pendudukan Jepang di Indonesia sangat
diperlukan karena .
a.
Kekosongan arsip periode pendudukan Jepang
b.
Periode pendudukan Jepang sangat menentukan nasib bangsa
Indonesia
c.
Banyak orang Jepang menaruh perhatiannya terhadap sejarah
Indonesia.
d.
Hubungan emosional dengan bangsa Jepang sebagai saudara tua
e.
Bantuan penelitian sejarah lisan dari pemerintah Jepang sangat besar
C. Soal Uraian
107